Anda di halaman 1dari 7

TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI DAERAH

“JAWA TENGAH”

Disusun Oleh:

Nama : Wahyu Pradika

NIM : 7203210012

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2023
Pendahuluan

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertumbuhan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi
tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi; pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan produk nasional bruto riil di
negara tersebut.

Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan


pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Struktur Transformasi Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Tengah

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai tambah bruto atau balas jasa
faktor produksi yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul
akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu. Penyusunan PDB
dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
konstan.
PDB pendekatan produksi diperoleh dari selisih nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dikurangi bahan baku yang digunakan sebagai input ditambah pajak
atas
produk dikurang subsidi atas produk. PDB pendekatan pengeluaran diperoleh dari
penjumlahan seluruh pengeluaran barang dan jasa untuk konsumsi rumahtangga,
konsumsi lembaga non profit yang melayani rumahtangga, konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori, dan ekspor dikurangi impor
barang dan jasa. PDB pendekatan pendapatan merupakan penjumlahan balas jasa
faktor produksi yang terdiri dari kompensasi tenaga kerja, surplus usaha bruto, dan
pajak atas produksi dikurangi subsidi atas produksi.
PDB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk
melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan atau
dikenal dengan PDB riil disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan

Lapangan Usaha PDRB

Pertambangan dan Penggalian

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Pertanian. Kehutanan, dan Perikanan

Dari data yang didapatkan sumber terbesar dari pendapatan bruto provinsi
Industri Pengolahan

Pengadaan Listnk dan Gas

Pengadaan Air. Pengelolaan


Sampah. Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi 11.98 11.54 13 50 12.58 12.65

Perdagangan Besar dan Eceran:


Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Jawa Tngah yaitu dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan pesentase
sebesar 21.97%, pada urutan kedua yaitu pengadaan besar dan eceran reparasi
mobil dan sepeda motor dengan presentase 13.41% dan di urutan ketiga yaitu
konstruksi dengan presentase 11.98% dan disusul dengan transportasi dan
pergudangan dengan presentase 10.21%,
STRUKTUR KETANAGAKERJAAN JAWA TENGAH
Penduduk dipandang dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar
tenaga kerj a di suatu wilayah. Namun tidak semua penduduk mampu
melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa
menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua
kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Usia kerja di Indonesia
mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih. Angkatan kerja
sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari
pekerjaan (atau sering disebut sebagai pengangguran terbuka). Sedangkan
kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, mengurus
rumah tangga, pensiunan dan lain-lain. Pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini
menarik karena beberapa alasan. Pertama, kita dapat melihat berapa besar jumlah
penduduk yang bekerja. Kedua, kita dapat mengetahui jumlah pengangguran atau
pencari kerja. Ketiga, apabila dilihat dari segi pendidikan maka hal ini akan
mencerminkan kualitas tenaga kerja.

Berikut merupakan pesebaran data ketenagakerjaan di provinsi

JawahTengah
L KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2022

Dari total penduduk usia kerja wtanyak DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENDUDUK USIA KERJA, FEBRUARI 2022
28,82 juta orang, persentase
penduduk usia kerja yang terdampak SEMENTARA TIDAK
157,59 PENGANGGURAN BEKERJA KARENA 91,73
Covid-19 sebesar 5,19 Persen | COVID-19 Ribu Orang

Keterangan :
• Pengangguran Karena Covid-19
adalah penganggur yang pernah
bertierh bekerja karena Covid-19
sqak Fetruen 2020 YANG TERDAMPAK COVID-19
• Bukan Angkatan Kerja (BAK)
Karena Covid-19 adalah penduduk BUKAN ANGKATAN BEKERJA DENGAN A
usu kerja yang termasik dalam PENGURANGAN JAM
kaiegon bukan angkatan dan 83,00
KERJA (BAK)
KARENA COVID-19 KERJA KARENA COVID-19
1,16
pernah berhenti bekerja karena Ribu Orang Jma Orang
Covri- 19 sejak Februan 2020
• Sementara Tidak Bekerja Karena
Covid- 19 adalah penduduk beker,
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KLASIFIKASI DAERAH (PERSEN), FEBRUARI 2020 - FEBRUARI 2022

') Penghitungan dengan menggunakan penimbang proyeksi penduduk interim hasil pendataan short form SP2O2O
Dari data yang tersaji fluktuasi ketenagakerjaan di Indonesia
mengalami pergerakan naik dan turun. Tingkat partisipan angkatan kerja
(TPAK) pada tahun 2020 laki-laki sebesar 5,1% dengan perempuan sebesar
2,94%. Ditahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 2.30% dimana jumlahya
laki-laki sebanyak 7,31% dan perempuan sebesar 4,14%. Pada tahun 2021
TPAK menurun sebesar 0,43% dimana laki-laki sebanyak 6,88% dan
perempuan sebanyak 4,14%.

Data juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mengalami


pergejolakan naik dan turun dengan presentase keseluruhan di tahun 2020
sebesar 3,42% dan terus mengalami kenaikan hingga nilai yang tertinggi
mencapai 4,98% ditahun 2021. Lalu di tahun 2022 mengalami penurunan
kembali menjadi 3,99%.

Kesimpulan

Perekonomian Provinsi Jawa Tengah memiliki kekuatan yang


didapatkan sumber terbesar dari pendapatan bruto provinsi Jawa Tengah
yaitu dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan pesentase
sebesar 21.97%, pada urutan kedua yaitu pengadaan besar dan eceran
reparasi mobil dan sepeda motor dengan presentase 13.41% dan di urutan
ketiga yaitu konstruksi dengan presentase 11.98% dan disusul dengan
transportasi dan pergudangan dengan presentase 10.21%, Hal ini
menujukkan bahwa sektor primer masih menjadi sektor utama transformasi
ekonomi wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan sektor sekunder sebagai
sektor penyokong yaitu sektor konstruksi.

Daftar Pustaka

https://jateng.bps.go.id/

Anda mungkin juga menyukai