Anda di halaman 1dari 94

CRITICAL BOOK REVIEW

EKONOMI MANAJERIAL

Dosen Pengampu : Randeska Manullang SE., M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Devi Ramayani Sembiring 7203210041

Geana Syah Putri 7203210023

Mega Sagak Rotua Lumban Tobing 7202510002

Mutiara Septiani Sihite 7201210011

Samuel Banurea 7193510053

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas CBR (Critical Book Review) ini. Makalah ini di
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan masukan dari semua
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Randeska Manullang, SE,
MSi selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Manajerial yang telah membantu dan
memberikan pengarahan kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga sumber
buku yang dapat kami gunakan, serta yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
sehingga laporan ini dapat selesai tepat waktu.
Laporan Critical Book Review ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan
tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan
kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.

Medan, 26 April 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR..................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan CBR................................................................................................. 1

C. Manfaat CBR............................................................................................................... 1

D. Identitas Buku yang direview ...................................................................................... 2

BAB II. URAIAN ISI BUKU ............................................................................................... 3


A. Ringkasan Buku Utama ............................................................................................... 3

B. Ringkasan Buku Pembanding .................................................................................... 49

BAB III. PEMBAHASAN.................................................................................................. 88


A. Kelebihan dan Kekurangan Buku .............................................................................. 88

BAB IV. PENUTUP ........................................................................................................... 90


A. Kesimpulan ............................................................................................................... 90

B. Rekomendasi ............................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 91

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat Critical Book Review (CBR) pada kami sebagai penulis dapat
menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku, serta membandingkan
buku yang dianalisis dengan buku-buku yang lain sebagai pembanding, mengenal dan
memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca, tetapi hasilnya masih belum
memuaskan, misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu, kami
sebagai penulis membuat Critical Book Review (CBR) Ekonomi Manajerial ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang
ekonomi manajerial.

B. Tujuan Penulisan CBR

Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang Ekonomi Manajerial dengan


buku yang berbeda dengan topik yang sama, untuk penyelesaian tugas dan memenuhi
tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa, meningkatkan kemampuan dalam meriview dan
menganalisa buku, menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa mengenai inti yang
dibahas di dalam buku, dan menguatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan
menganalisis buku.

C. Manfaat CBR

 Terpenuhinya salah satu bentuk penugasan KKNI, yaitu Critical Book Review.

 Semakin kuatnya kemampuan mahasiswa/i dalam memahami dan menganalisa buku

 Menambah wawasan pengetahuan tentang Ekonomi Manajerial

1
 Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.

D. Identitas Buku yang Diriview

1. Buku Utama

1. Judul : Ekonomi Manajerial


2. Edisi : Ke-1
3. Pengarang : Prof. Dr. Seoharno, TS, SU
4. Penerbit : Andi
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tahun Terbit : 2007
7. ISBN : 979-763-686-0
8. Halaman : 320 Halaman

2. Buku Pembanding

1. Judul : Ekonomi Manajerial


2. Edisi : Ke-1
3. Pengarang : DR. Dahlia, SE., M.Si
4. Penerbit : Edu Publisher
5. Kota Terbit : Tasikmalaya
6. Tahun Terbit : 2021
7. ISBN : 978-623-7640-94-3
8. Halaman : 210 Halaman

2
BAB II

URAIAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku Utama

BAB I SIKAP DAN LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL

1. Defenisi dan Lingkup Ekonomi Manajerial

Menurut Evan J. Douglas (1995) Ekonomi manajerial adalah penerapan prinsip-


prinsip dan metodologi ekonomi, proses pengambilan keputusan dalam perusahaan atau
organisasi. Menurut Dominic Salvatore (1996) Ekonomi manajerial adalah pengetahuan
yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan
keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
Ekonomi manajerial juga menunjukkan studi yang bersifat interdisipliner dan terpadu dalam
kurikulum bisnis karena mengandung elemen-elemen akuntansi, pembelanjaan (finansial
management), pemasaran, statistic, dan metode kuantitatif. ekonomi manajerial berisikan
teori ekonomi, khususnya teori mikro- ekonomi, dimana mikro-ekonomi adalah teori
ekonomi yang membahas perilaku variabel-variabel ekonomi individual.

Dalam teori mikro-ekonomi para ekonom beranggapan bahwa pelaku ekonomi


menguasai informasi sepenuhnya atau sudah dalam keadaan pasti. Produsen dengan pasti
mengetahui permintaan produk yang dihasilkan dan biaya produksinya sehingga ia secara
pasti mengetahui berapa jumlah yang diminta pasar sekaligus dengan tingkat harganya.
Dalam dunia usaha, perusahaan-perusahaan bekerja dalam kondisi dimana informasi ysng
diperlukan tidak semuanya dikuasai, sehingga informasi yang diperoleh perusahaan tidaklah
sempurna. Karena informasi yang dimiliki tidak sempurna berarti mereka bekerja dalam
keadaan tidak pasti.

Ekonomi manajerial merupakan ilmu ekonomi normatif karena ekonomi manajerial


mencari aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pengambilan keputusan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ekonomi manajerial banyak memanfaatkan model
matematika, yaitu seperangkat persamaan matematika yang menggambarkan hubungan
variabel-variabel yang ditelaah guna menganalisis perilaku dari variabel-variabel tersebut.

Setidaknya ada tiga tujuan yang diinginkan dalam penyusunan model , yaitu:

3
 Tujuan pendidikan : model sangat berguna untuk mengajarkan bagaiamana suatu
sistem yang kompleks itu bekerja.
 Tujuan penjelasan : dengan menyusun model maka dimungkinkan untuk dengan
mudah menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diamati.
 Tujuan prediksi : untuk memprediksi nilai variabel dalam model sangat ditentukan
oleh kemampuan model untuk menjelaskan perilaku sistem pada masa lalu.

2. Analisis Nilai Sekarang

a. Nilai Sekarang (PV) dan Nilai untuk Masa masa yang akan datang (FV)

Analisi present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas masa yang akan
datang untuk dibandingkan dengan aliran kas masa sekarang dengan tujuan untuk
pengambilan keputusan.

Persamaan dari nilai untuk masa depan (future value) yaitu :

Untuk persamaan Nilai sekarang (Present Value) yaitu:

b. Opportunity Discount Rate

Tingkat bunga diskonto merupakan opportunity dscount rate yang dapat diartikan
asebagai tingkat bunga atau hasil yang tersedia apabila suatu dana didepositkan atau
dipinjamkan, dengan batasan bahwa investasi alternative yang mempunyai risiko yang sama,
atau semuanya tidak berubah (citiris puribus). Opportunity Discount Rate (ODR) adalah
tingkat bunga atau penerimaan yang diterima oleh pengambil keputusan dari penggunaan
dana pada alternative yang paling baik pada tingkat risiko yang sama.

c. Analisis Nilai Sekarang Netto (Net Present Value)

Apabila keputusan yang telah dibuat meliputi penerimaan dan biaya untuk masa yang
akan datang maka kita akan mengurangkan biaya yang dikeluarkan untuk tiap tahun sehigga
diperoleh net presnt value atau net cost. Persamaan dari Net Present Value (NPV) adalah:

4

NPV = Net present value


FV = Future value

= Biaya awal (investasi)


r = Tingkat bunga
t = waktu dimana aliran kas diharapkan

Dalam penggunaan discount rate harian secara umum besarnya NPV dirumuskan dengan:

3. Analisis Nilai yang Diharapkan

Analisis nilai yang diharapkan merupakan usaha untuk meringkas tiap distribusi
kemungkinan dari hasil dalam satu kesatuan sedemikian rupa sehingga keputusan alternative
dapat diperbandingkan dan keputusan yang optimal dapat dipilih.

Dalam membuat keputusan, informasi sangat diperlukan karena informasi ini


mempunyai implikasi yang sangt penting agar keputusan yang diambil dapat membuahkan
hasil yang diharapkan dan dapt diprediksi. Dalam keadaan yang pasti (certainty), pengambil
keputusan hanya dihadapkan pada hasil tunggal yang secara sempurna diketahui.
Ketidakpastian (uncertainty) terjadi apabila keputusan yang diambil dihadapkan pada
beberapa hasil yang secara pasti tidak diketahui lebih jauh, kecuali hanya aka nada distribusi
kemungkinan dari hasil keputusan dimana pengambil keputusan harus mengidentifikasinya.

Probabilitas merupakan rasio antara terjadinya suatu peristiwa dengan banyaknya


peristiwa. Hal tersebut dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

Diamana, P = probabilitas, X= munculnya peristiwa, N = banyaknya kejadian

5
Hasil yang diharapkan (expected value) dari suatu hasil adalah nilai hasil dikalikan
kemungkinan terjadinya hasil tersebut. Karena berbagai hasil adalah mungkin dibawah
kondisi yang berisiko dan ketidak-pastian maka nilai yang diharapkan merupakan
penjumlahan dari semua nilai hasil yang mungkin terjadi.

Dimana, R = penerimaan hasil yang I, I = 1,2,3 … n. P adalah probabilitasdari hasil.

4. Tujuan Perusahaan

Tujuan dasumsikan untuk memperoleh keuntungan jangka pendek yang maksimum.


Dalam analisis ekonomi manajerial, untuk memaksimumkan kekayaan neto sepanjang
operasi perusahaan, dengan dibatasi oleh risiko dan ketidak-pastian. Kekayaan neto
(networth) merupakan selisih antara aset perusahaan (kas, surat berharga, tanah, gedung,
peralatan, mesin-mesin, dan sebagainya)terhadap hutang perusahaan (liabilities).

Fungsi tujuan perusahaan mengandung implikasi adnaya perbedaan keputusan intuk


setiap scenario. Dengan demikian ada empat kombinasi dan empat ketentuan yang berkaitan
dengan usaha untuk memaksimumkan net worh perusahaan. Keempat kombinasi tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Periode sekarang dan keadaan yang pasti


b. Periode pada mas yang akan datang keadaan yang pasti
c. Periode sekarang dengan ketidakpastian
d. Periode masa yang akan datang dengan ketidak-pastian

BAB II KEPUTUSAN YANG MENGANDUNG RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Pengambil keputusan bisnis pada umumnya bersifat enggan risiko, walau tidak berarti
menolak resiko. Mereka bersedia menanggung risiko kalau mereka mengharapkan akan
mendapat imbalan yang memadai. Mana jadi enggan risiko melihat risiko sebagai disutility.
Tingkat risiko dapat diukur dengan menggunakan penyimpangan standar (SD) distribusi
probabilitas dari hasil, tingkat keengganan dapat diukur dengan tingkat kesediaan manajer
untuk melakukan tawar-menawar antara risiko dan keuntungan yang diharapkan.

6
1. Pohon keputusan dan analisis EPV

Analisis EPV (expected present value) diperlukan apabila keputusan yang dibuat
mempunyai implikasi terhadap biaya dan penerimaan pada periode sekarang dan setidak-
tidaknya satu periode yang akan datang. Analisis menjadi lebih kompleks apabila juga
mengandung distribusi probabilitas dari hasil setiap periode, sebab probabilitas hasil periodik
kedua mempunyai join probabilities. Pohon keputusan akan memberikan fasilitas untuk
menganalisis EPV karena mereka akan menyebarkan konsekuensi dari keputusan seperti
cabang pohon dan memudahkan perhitungan join probabilities serta EPV dari keputusan yang
telah diambil. Pohon keputusan juga mempunyai cabang ranting dan anak ranting, di mana
cabang dan ranting tersebut merupakan keputusan alternatif untuk menjawab permasalahan
perusahaan.

2. Analisis risiko keputusan alternatif

Risiko untuk setiap keputusan tertentu diartikan sebagai sebaran hasil. Secara
sederhana sebaran hasil ini ditentukan dengan melihat hasil yang paling kecil hingga yang
paling besar. Kalau jarak antara nilai hasil yang paling kecil dengan yang paling besar cukup
jauh hal itu memperlihatkan bahwa keputusan yang diambil mempunyai risiko tinggi. Untuk
mengukur risiko dari keputusan alternatif tersebut dilakukan dengan membandingkan sebaran
atau diversi hasil yang mungkin terjadi.

Standar deviasi atau penyimpangan baku dari distribusi probabilitas adalah


penyimpangan rata-rata absolut dari semua hasil yang mungkin yang diharapkan. Deviasi dari
nilai yang diharapkan di bobot dengan probabilitas terjadinya hasil tersebut karena yang
dicari adalah standar deviasi maka akan mengabaikan tanda negatif ataupun positif. Rumus
yang kita gunakan adalah :

i = ,2,3…..n

= Hasil yang mungkin kei


Probabilitas terjadinya hasil ke-i

7
VAR = Variasi SD =√

Risk Averson, Risk Preverence, dan Risk Neutrality

Pengertian Risk averson adalah ketidakpuasan psikis sebagai akibat adanya


ketidakpastian. Ketidakpastian yang digambarkan dengan adanya dispersi hasil yang
mungkin terjadi dipandang sebagai ketidaknyamanan. Risk averter, Orang yang enggan
terhadap risiko karena risiko adalah sesuatu yang tidak baik, yang merugikan dan tidak
memuaskan (disulity)

Dalam Risk Preference seseorang akan menganggap bahwa risiko merupakan utility
atau kepuasan. Risk preference bersedia mengorbankan EPV untuk keuntungan risiko yang
tinggi. Untuk mendapatkan EPV sebesar E ia akan memilih kurva indiferen I2 atau I3.
Semakin ke kanan menggambarkan kepuasan yang semakin tinggi.

8
Risk Neutrality adalah seseorang yang merasa sama saja atau tidak merasa berbeda
terhadap risiko baik risiko merugikan ataupun menguntungkan tanpa memperhatikannya.
Kurva indiference seorang risk neutrality adalah horison, arah anak panah menunjukkan arah
preferensi mereka.

3. Penyesuaian Risiko dalam Pengambilan Keputusan

Ada berbagai metode untuk membandingkan keputusan alternatif atas dasar


penyesuaian risiko dalam upaya mendapatkan alternatif yang paling baik, metode-metode
tersebut adalah:

1. Kriteria maksimum
Kriteria keputusan maksimum digunakan untuk membina alternatif yang mengandung
hasil maksimum. Kriteria ini mendasarkan pada hasil yang maksimum yang paling jelek
atau minimum. Dengan perkataan lain, kriteria ini mencari nilai yang paling besar dari
nilai yang paling kecil.
2. Kriteria koefisien variasi
Arti dari koefisien variasi adalah rasio standar deviasi dengan EPV. Koefisien variasi
distribusi probabilitas SD/EPV menunjukkan sejumlah rasio per rupiah hasil yang
diharapkan. Pengambil keputusan yang tergolong risk everter akan memilih keputusan
alternatif dengan koefisien alternatif yang paling rendah.
3. Kriteria EPV dengan Discount Rate yang berbeda
Metode penyelesaian kriteria EPV terhadap risiko yang lain adalah tingkat diskon atau
discount rate yang tinggi untuk keputusan alternatif yang tinggi. Opportunity Discount

9
Rate diartikan sebagai tingkat bunga yang paling baik yang memberikan penerimaan
dengan tingkat risiko yang sama.
4. Kriteria Ekuivalen Tertentu
Ekuivalen tertentu suatu keputusan alternatif adalah sejumlah uang tertentu yang
membuat manajer indiferen antara mengambil keputusan dan menerima sejumlah uang
tertentu. Berdasarkan kriteria ekuivalen tertentu manajer melakukan seleksi atas
keputusan alternatif yang mempunyai ekuivalen tertentu yang paling tinggi.

Untuk memilih mana kriteria keputusan alternatif di atas yang akan dipilih ada tiga faktor
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Frekuensi keputusan dengan tipe yang sama yang dihadapi


b. Besarnya taruhan
c. Perilaku pengambil keputusan

Biaya Mencari Informasi

Kekurangan informasi yang dihadapi oleh perusahaan menyebabkan keputusan


alternatif yang diambil menjadi tidak pasti. Kekurangan informasi dapat diantisipasi dengan
mencari informasi yang tentu memerlukan biaya. Biaya untuk mencari informasi adalah biaya
untuk memperoleh informasi yang diperlukan oleh pembuat keputusan dalam menghadapi
keterbatasan waktu. Nilai informasi merupakan perbedaan apa yang diperoleh dari adanya
keputusan yang didasarkan pada informasi dibanding dengan keputusan sebelumnya. Kalau
biaya yang diperlukan untuk memperoleh informasi lebih besar dari nilai informasi maka
penguat keputusan akan menggunakan dasar informasi yang telah ada dan tidak mencari
tambahan informasi.

BAB III PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN KURVA PERMINTAAN

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen adalah bagaimana Konsumen akan menanggapi atau


akan merespons bila terjadi perubahan determinan permintaan atas barang atau jasa yang
diperlukan atau yang diminta. Yang dimaksud dengan determinan permintaan adalah harga

10
barang yang diperlukan atau diminta, harga barang lain sebagai barang pengganti atau
sebagai barang pelengkap, pendapatannya dan sebagainya.

Seorang manajer perlu memahami perilaku konsumen agar dapat memprediksi


bagaimana respon konsumen apabila manajer memutuskan untuk menaikkan harga produk
yang dihasilkan (dalam pasar non market competation). Determinan permintaan oleh
konsumen bukanlah harga semata-mata, tetapi juga misalnya perubahan kemasan, perubahan
pendapatan konsumen, dan lain sebagainya.

Ada tiga pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen yaitu:

1. Pendekatan melalui kurva permintaan


2. Pendekatan melalui kurva indiferen
3. Pendekatan atribut

2. Pendekatan Melalui Kurva Permintaan


a. Pengertian permintaan suatu barang

Pengertian permintaan adalah berbagai jumlah atau kuantitas suatu barang di mana
konsumen bersedia membayar pada berbagai alternatif harga atas barang itu. Kurva
permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah
yang diminta (Qd).

11
Arah kurva permintaan adalah turun ke kanan yang berarti arah atau lerengnya negatif
sebagai akibat adanya hubungan yang berbalikan antara P dan Qd. Dengan memperhatikan
kurma permintaan maka dapat disimpulkan bahwa pengertian atau definisi permintaan suatu
barang adalah berbagai kuantitas barang di mana konsumen bersedia membayar pada
berbagai alternatif harganya.

b. Elastisitas Permintaan

Sejauh mana respon mereka terhadap perubahan harga barang, harga barang yang
lain, atau pendapatan konsumen, hal ini dapat dilihat dari koefisien elastisitas. Efisien
elastisitas adalah suatu angka yang menggambarkan rasio antara persentase perubahan jumlah
yang diminta dengan persentase perubahan harga. Persamaan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Elastisitas Busur (Are Elasticity)


Elastisitas busur adalah koefisien elastisitas yang dihitung antara dua. Adapun
pembagian elastisitas yaitu:
 EH>1 permintaan elastis artinya konsumen responsif terhadap perubahan harga atau
persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari persentase perubahan
harga.
 EH=1 permintaan unitary elasticity, persentase perubahan jumlah yang diminta
sama dengan persentase perubahan harga.
 EH<1 permintaan unitery elasticity, persentase perubahan jumlah yang diminta
lebih kecil dari persentase perubahan harga.

2. Elastisitas Titik (Point Elasticity)


Elastisitas titik adalah elastisitas yang dihitung pada harga dan kuantitas yang diminta
yang tertentu atau satu. Persamaan nya yaitu:

3. Elastisitas Pendapatan

12
Elastisitas pendapatan adalah reaksi antara presentasi perubahan jumlah yang diminta
(Qd) dengan persentase perubahan pendapatan. Persamaan elastisitas pendapatan yaitu:

4. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Rasio antara persentase perubahan Qd dengan persentase perubahan harga barang lain.

Elastisitas silang : dQ/dPy . Py/Qd

3. Penawaran Produk
a. Pengertian penawaran suatu produk

Penawaran suatu produk adalah berbagai kuantitas produk (Qs) di mana produsen
bersedia menjualnya pada berbagai harga alternatif. Kurva penawaran adalah suatu kurva
yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas yang ditawarkan pada berbagai
alternatif harga. Kurva penawaran mempunyai slope atau kemiringan positif atau ada
hubungan positif antara P dan QS. Kalau P naik Qs juga naik, begitu pula sebaliknya.

13
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah yang
ditawarkan (Q) dengan harga (P). Untuk sederhananya variabel independen nya adalah harga:

Qs = F (P) = a + bP

a dan b merupakan koefisien penawaran, QS dan P masing-masing adalah jumlah yang


ditawarkan dan harga.

b. Elastisitas penawaran

Koefisien elastisitas penawaran merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah


yang ditawarkan (Qs) dengan persentase perubahan harga (P). Dalam hal ini pada P tidak ada
tanda negatif karena antara harga dan jumlah yang ditawarkan mempunyai hubungan positif
(slope positif). Adapun persamaan elastisitas penawaran yaitu:

Cara menghitung koefisien elastisitas sama dengan cara menghitung elastisitas permintaan.
Jadi ada:

a. Elastisitas busur (arch elasticity)

b. Elastisitas titik ( point elasticity)


Eh = dQ/dP . P/Q

4. Harga Pasar

Keseimbangan harga pasar terjadi apabila penawaran sama dengan permintaan:

14
5. Surplus Konsumen

Konsumen surplus adalah perbedaan antara kesediaan konsumen untuk membayar


suatu barang dengan yang secara nyata dibayar apabila ia membeli barang tersebut.

Surplus ∑

6. Pajak Penjualan

Pajak penjualan yang dipungut pemerintah akan meningkatkan biaya produksi


sehingga kurva penawaran akan naik ke arah kiri. Pajak penjualan sebagian dialihkan ke
konsumen. Besar kecilnya beban pajak yang dialihkan ke konsumen tergantung pada
elastisitas permintaan. Kalau permintaan tidak elastis beban pajak yang digeserkan ke

15
konsumen lebih besar dari yang dibebankan pada produsen. Kalau permintaan elastis maka
produsen akan memikul beban yang lebih tinggi.

BAB IV PERAMALAN PERMINTAAN UNTUK MASA DATANG

Peramalan (forecasting) permintaan untuk masa datang merupakan permasalahan


yang bukan saja dihadapi perusahaan-perusahaan tetapi juga oleh lembaga pemerintah, bank.
dan juga berbagai institusi lain. Konsekuensinya, terdapat berbagai aktivitas peramalan baik
secara pegat, regional, maupun tingkat industri.

1. ANALISIS TIME SERIES

Metode ini merupakan peramalan yang didasarkan pada data seri wak Data sen waktu
adalah data yang disusun menurut urutan wak mingguan, bulacan, kuartalan, atau tahunan
Analisis seri wak dilakukan dengan meletakkan nilai variabel yang ingin diramalkan pada
sumbu legak sementara variabel waktu digambarkan pada sumbu data Pada mulicis ini
digunakan asumsi bahwa seri waktu akan terus be kelanjutan tanpa ada perubahan Olch schab
itu analisis seri waktu sering disebut perumala naif, tidak dibuat-buat.

a. Proyeksi Trend (Analisis seri waktu yang sederhana)

Dengan menggambarkan sebagai garis lurus dengan grafik ataupun dengan analisis
regresi umpama analisis seri waktu dengan menggunakan analisis regresi Q1 = Q0 + bt

16
Qt adalah jumlah yang diminta menurut seri waktu yang akan diramalkan Qo adalah
jumlah yang diminta pada periode dasar. Pramalan dengan menggunakan proyeksi trend
mengonsumsikan bahwa perubahan jumlah yang diminta tiap kuartal adalah konstan.

Data seri waktu disajikan dalam table berikut :

Tabel 1 Permintaan musiman Produk x (100 unit)

Tahun Kuartal Jumlah yang diminta


1994 1 200
2 300
3 250
4 280
1995 1 200
2 320
3 310
4 290
1996 1 280
2 350
3 375
4 320
1997 1 300
2 400
3 300
4 350

Hasil regresi yang di proleh dari tabel diatas ialah :

Q1 = 235,25 + 7,801 t

(3,461) R2 = 0,461

Analisis regresi itu menunjukkan hasil yang cukup baik. Nilai statistik koefisien
regresi 3.461 yang signifikan berbeda dengan nol pada taraf signifikansi kurang dari 1 persen.
Nilai R² = 0,461 yang berarti bahwa variasi Q, 46,1 persen disebabkan oleh adanya variasi
waktu (t). (Untuk mengetahui bagaimana analisis regresi dilakukan, lihat Appendix A:2)

Kuartal:

1. Q₁7=235,25+7.8015(17)=367.88

2. Qis = 235,25+7.8015 (18) = 375,68

17
3. Q10-235.25+ 7,8015 (19) = 383,48 4. Q20=235,25 +7.8015 (20) = 391.28

Cara peramalan seperti di atas tidak memperhatikan variasi musiman Untuk


selanjutnya akan dibahas bagaimana kalau variasi musiman (seasonal variation) itu ikut
diperhatikan. Peramalan dengan meng gunakan proyeksi trend mengasumsikan bahwa
perubahan jumlah yang diminta tiap kuartal adalah konstan. Dalam kenyataannya sering
ditemu bahwa perubahan tersebut berada dalam persentase yang tetap. Hal ini tampaknya
lebih cocok.

a. Model Tingkat Pertumbuhan yang Konstan

Q1 = Q0 (1+ g)1

G = tingkat pertumbuhan yang konstan. Untuk mengestimasi, model (6.2) diubah dalam
bentuk logaritma sebagai berikut:

In Q-Im Q+t In.(1+g)

Q₁ = Qu (1 + g)'

Dengan menggunakan data Tabel 1 diperoleh hasil sebagai berikut: Regresi yang
diperoleh menunjukkan hasil yang cukup baik bahwa variasi In Qt, 45.4 persen disebabkan
oleh variasi waktu dar regresi berbeda dengan nol secara signifikan pada taraf kurang dari 1
persen.

b. Variasi Musiman

Peramalan jumlah yang diminta dengan menggunakan garis trend lebih cocok untuk
peramalan jangka panjang. Data yang disajikan pada Tabel 1 tampak diwarnai adanya
perubahan musiman. Untuk memperbaiki peramalan trend, variasi musiman perlu
dipertimbangkan. peramalan permintaan untuk tahun 1998 adalah sebagai berikut:

Kuartal 1: Q7 (234,86 )(0,849) = 119,34

Kuartal 2: Q18 (234,86 )(1,165) = 273,61

Kuartal 1: Q = (234,86 )(1,025) = 240.73

Kuartal 1: Q120 = (234,86 )(1.001) = 235,09

18
2. SMOOTHING TECHNIQUES

Merupakan cara untuk meramalkan data seri waktu yang didasarkan pada nilai rata-rata
observasi yang lalu. Teknik smoothing ini cocok untuk peramalan apabila data seri waktu
tidak banyak bervariasi karena musim, tetapi bervariasi secara tidak teratur atau variasi acak
(random variation).

a. Moving Average

Cara ini merupakan peramalan nilai seri waktu dalam suatu periode tertentu di mana
nilai peramalan tersebut adalah sama dengan rata-rata nilai seri waktu pada berbagai periode.

b. Exponential Smoothing

Untuk mengatasi kelemahan ataupun kekurangan moving average yang sederhana


dalam peramalan market share di atas dilakukan dengan memberi bobot yang sama untuk
setiap observasi penghitungan nilai rata- rata. Exponential smoothing adalah peramalan
periode i + 1 sebagai rata-rata tertimbang dari nilai seri waktu pada periode t. Nilai seri waktu
t (At) diberi bobot (w) antara 0-1, dan untuk periode t. yaitu Ft, diberi bobot 1 - w. Semakin
besar nilai w, semakin besar bobot yang diberikan pada nilai seri waktu t. Dengan demikian
peramalan nilai seri waktu pada t + adalah:

Ft+1 = A1 + (1-w) f1

3. METODE BAROMETRIK

Sejauh ini kita telah membicarakan secular trend, seasonal variation dan variasi
random yang berpengaruh terhadap data seri waktu, tetapi belum membahas cyclical swing
dalam siklus bisnis (business cycle). Salah satu cara untuk meramalkan perubahan jangka
pendek dari aktivitas ekonomi atau titik balik dari siklus bisnis adalah dengan menggunakan
indeks indikator ekonomi panutan (leading economic indicator - LEI). LEI merupakan data
seri waktu sebagai trend yang memimpin perubahan aktivitas ekonomi secara umum. Oleh
karena itu peramalan ekonomi yang menggunakan LEI disebut metode barometer Contoh
peramalan barometrik adalah yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan dan Biro Pusat
Statistik.

19
4. MODEL EKONOMETRIK

Peramalan ekonometrik meliputi model persamaan tunggal single equation model)


dan model persamaan ganda. atau persamaan simultan (simultaniously equation) yang
menggambarkan berbagai sektor industr dalam perekonomian. Dalam hal ini kita hanya
berkepentingan dalam peramalan permintaan. Namun demikian peramalan secara makro
tentang Produk domestik bruto, pendapatan nasional, sering digunakan sebagai input atau
variabel penjelas dalam fungsi permintaan secara sederhana

a. Model Persamaan Tunggal

Variabel yang diramalkan merupakan variabel yang tidak bebas (dependent variable)
dan variabel yang mempengaruhi variabel yang diramalkan disebut variabel bebas atau
independent variable. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan postulat
bahwa jumlah barang X(Qx) dipengaruhi oleh harganya (Px). harga barang Y, Py yang dapat
menggantikan barang X, harga barang komplementer barang X, Pc, pendapatan konsumen I,
jumlah penduduk N. pengeluaran untuk advertensi (A). Fungsi permintaannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Qxa,+a, Px+a Py+a, Pe+a, I+ as A+ a, N+e1

b. Model Persamaan Simultan

Model persamaan sinuluan ekonometrik adalah model peramalan yang lebih dari satu
persamaan Dalam hal ini tidak dikenal variabel dependen dan variabel independen. Pada
persamaan yang sats, suatu varishel dap berstatus sebagai variabel dependen, tetapi pada
penamaan lain dapat berubah menjadi variabel independen Misalnya dalam model my
sederhana seperti berikut :

Cl=c+c, GNP, + c₂ GNP-1

It bo + b + b₂2 Th-1

GNPt=Ct+It+Gt

Persamaan diatas adalah persamaan pengeluaran konsumsi pada periode 1. GNPt=


produk nasional bruto periode t, GNP = produk nasional bruto periode sebelumnya. I, =

20
pengeluaran investasi pada periode t, r₁ = tingkat bunga pada periode t, π tingkat keuntungan
pada periode sebelumnya.

BAB V PERILAKU KONSUMEN PENDEKATAN KURVA INDIFEREN

Pendekatan tradisional terhadap perilaku konsumen dilakukan dengan menggunakan


analisis kurva indiferen, yaitu suatu kurva yang meng- gambarkan berbagai kombinasi barang
yang diminta atau dibeli oleh konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Kepuasan
diperoleh dari barang-barang yang dikonsumsi. Harga produk menentukan jumlah barang
yang dibeli. Dengan demikian pendapatan konsumen yang sudah tertentu menjadi
kendalanya.

1. KEPUASAN TOTAL DAN KEPUASAN MARGINAL


a. Pengertian Kepuasan Total
Dengan mengonsumsi sesuatu barang maka seseorang (konsumen) akan mendapatkan
manfaat (wility) dari barang tersebut..
b. Manfaat/Kepuasan Marginal
Manfaat marginal disebut juga manfaat batas atau kepuasan batas (MU = Marginal
Utility), yaitu tambahan terhadap manfaat/kepuasan total sebagai akibat
ditambahkannya satu unil barang yang dikonsumsi.
c. Hukum Manfaat/Kepuasan Total
Apabila konsumsi suatu barang dilakukan terus maka kepuasan total yang diperoleh dari
barang ferschut mula mula akan naik dan sampai pada titik tertentu kepuasan total
tersebut akan menurun dan akhirnya sampai pada titik jenuh di mana kepuasan total
tersebut sama dengan nol.
d. Kepuasan Maksimum
Kepuasan maksimum yang dicapai oleh konsumen yang mengonsumsi lebih dari satu
barang apabila kepuasan batas dari masing-masing barang yang dikonsumsi sama.
e. Konsumsi Lebih dari Satu Barang
Konsumen yang mengonsumsi barang lebih dari satu, katakanlah 2 barang, X dan Y,
dengan pendapatan dan harga tertentu, orang itu akan berusaha untuk mendapatkan
manfaat atau kepuasan maksimum.
f. Harga Dua Barang Berbeda

21
Pada contoh di atas, harga barang X dan barang Y sama, dan kuantitas barang X dan
barang Y dinyatakan dalam satuan uang. Bagaimana kalau harga barang X dan Y
berbeda dan kuantitas barang yang dibeli dalam satuan unit? Perhatikan tabel dibawah
ini!

Tabel. Kuantitas barang X,Y,MUX dan MUY

Persamaan ini memberikan petunjuk bahwa MUx dari unit (kuantitas) barang X yang
terakhir 2 MUy unit terakhir barang Y. Kuantitas barang X yang memenuhi syarat ini adalah
X - 5 dengan MUX = 20, dan Y=6 dengan MU, 10. Dengan demikian pendapatan sebesar
Rp.16 sm itu untuk memperoleh kepuasan/manfaat yang maksimal akan dibelanjakan untuk
X = 5 unit, dan barang Y = 6 unit. Kepuasan yang diperoleh dari barang X sebesar 150 util,
dan dari barang Y sebesar 120 util Util adalah ukuran kepuasan yang diperoleh dari suatu
barang.

2. KURVA INDIFEREN

a. Pengertian Preference dan Indiference

Scorang yang membeli barang dan kemudian memberikan reaksi terhadap perubahan
variabel ekonomi merupakan masalah kejiwaan yang terletak dalam lubuk hati nuraninya.
Kita tinggalkan segi pandangan psikologi untuk mempelajari proses keputusan konsumen
untuk membeli suatu barang tertentu. Kita kembali pada asumsi tentang perilaku konsumen,
di mana perilaku konsumen dibatasi bagaimana konsumen menanggapi adanya perubahan-
perubahan variabel ekonomi, seperti harga, kualitas, fashion dari barang yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan mereka (kebutuhan ekonomi). Dengan perkataan lain, kita lebih
menitik-beratkan untuk mempelajari proses keputusan konsumen dengan menggunakan

22
model perilaku yang memungkinkan untuk memikirkan apa yang akan dibeli konsumen dan
bagaimana mereka akan bereaksi terhadap perubahan harga barang, pendapatannya,
persediaan barang, promosi oleh produsen dan sebagainya, tanpa menuntut bahwa model
tersebut dapat mewakili bagaimana secara aktual konsumen memutuskan untuk membeli
barang Dengan demikian model kurva indiferen merupakan predictive model dan bukan
model penjelasan (explanatory model) tentang perilaku konsumen.

b. Kurva Indiferen

Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi barang-


barang (barang X dan barang Y) yang memberikan kepuasan yang sama.

3. LAJU SUBSTITUSI MARGINAL

Jika konsumen berkeinginan untuk menambah barang x, dari X1 ke X2 untuk


mendapatkan kepuasan yang sama maka barang y yang dikonsumsi berkurang dari y1 ke Y2
titik dalam hal ini barang x sebesar X1 X2 digantikan dengan barang y sebesar y1 Y2 maka
laju subtitusi marginalnya adalah Y1 Y2/ X1,X2.Dengan menggunakan kaidah diferensial
total, laju subtitusi marginal atau Mrs dapat dicari sebagai berikut:

Umpama U= f(XY) dU,dX,dY = diferensial


total
dU = fx dx + F dYy = 0
Fx3 Fy adalah MUx dan
MU

MUx=Marginal Utility
barang x

4. MEMAKSIMUMKAN KEPUASAN (UTILITY)

a. Cara Substitusi

Untuk menyederhanakan analisis diasumsikan hanya dua barang yang dikonsumsi,


yaitu barang X dan barang Y dengan harga masing-masing P, dan Py. Pendapatan konsumen
sebesar I yang besarnya sudah tertentu yang dibelanjakan untuk barang X dan Y.

23
I= P₂X + P₁Y

Persamaan inin disebut Persamaan garis kendala, atau garis anggaran atau garis yang
mungkin dicapai titik dengan kendala yang dihadapi, konsumen berusaha untuk
memaksimumkan kepuasan.

b. Angka Pengganda Lagrange

Cara mencari kombinasi X dan Y seperti dikemukakan di atas adalah cara substitusi.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan angka pengganda Lagrange. Dengan
menggunakan data yang sama kita cari kombinasi X dan Y dengan menggunakan angka
pengganda Lagrange, yaitu dengan mengubah fungsi obyektif berikut:

L=XY+B (I- Px X - PyY)

L= XY+B (100.000 -5.000X - 10.000Y)

5. DAMPAK PERUBAHAN HARGA

Seandainya harga barang X turun menjadi Px2 dari P, bagaimana dampaknya


terhadap kombinasi barang X dan Y agar tetap diperoleh kepuasan yang maksimum? Dengan
turunnya harga barang X, anggaran untuk barang X akan bertambah dalam arti riil. Ini berarti
dengan anggaran yang sama maka akan lebih banyak barang X yang diperolch.Kalau semua
pendapatan digunakan untuk membeli barang X maka akan diperoleh barang X sebanyak
I/Px2. Garis anggaran atau garis harga akan berubah posisinya dari AB menjadi AB'.
Perhatikan Gambar dibawah.

24
6. DAMPAK PERUBAHAN PENDAPATAN

Secara normal apabila ada perubahan pendapatan maka hal itu akan berpengaruh
terhadap konsumsi barang-barang dan jasa. Perubahan jumlah barang yang dikonsumsi
(diminta) karena perubahan pendapatan discbut dampak pendapatan. Pada umumnya bila
pendapatan naik maka jumlah barang tertentu yang diminta juga akan naik, cetiris paribus.

7. DAMPAK PENDAPATAN DAN SUBSTITUSI

Dampak perubahan harga (price effect) sebenarnya terdiri dari dua hal yang terpisah,
yaitu dampak pendapatan (income effect) dan dampak substitusi (substitution effect). Apabila
harga barang X turun (yang lain tidak berubah) berarti pendapatan konsumen meningkat,
karena dengan pendapatan yang sama ia akan memperoleh barang X yang lebih banyak.
Dengan meningkatnya pendapatan ini konsumen akan membelanjakan baik terhadap barang
X yang harganya turun maupun terhadap barang Y yang harganya tidak berubah.. Seperti
telah dijelaskan di depan, perubahan permintaan barang X yang dikonsumsi sebagai akibat
perubahan pendapatan konsumen disebut income effect.Bagian kedua dampak dari perubahan
harga adalah dampak substitusi. Apabila harga suatu barang turun, konsumen cenderung
menggantinya dengan barang lain yang memiliki kegunaan yang sama tetapi harganya lebih
rendah.

8. PENDEKATAN ATRIBUT

Menurut pendekatan atribut, barang yang diinginkan konsumen adalah atributnya,


bukan barangnya secara fisik. Jadi lebih tepat untuk menelaah permintaan atas atribut
tersebut secara langsung daripada melakukan pendekatan secara tidak langsung atas produk
(barang) tersebut. Syarat untuk melakukan analisis permintaan atribut adalah adanya variasi
atribut secara luas untuk setiap barang.

BAB VI ANALISIS PRODUKSI

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara


mengombinasikan factor – factor produksi, yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi, managerial
skill. Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output. Analisis produksi
dilakukan dengan membedakan analisis jangka pendek dan analisis produksi jangka Panjang.

25
1. Analisis Produksi Jangka Pendek

Analisis produksi jangka pendek adalah analisis yang membedakan antara factor
produksi tetap dan factor produksi variable. Factor produksi tetap misalnya modal (K) dan
factor produksi tenaga kerja sebagai factor produksi variable (L). Fungsi produksi jangka
pendek : TP = f(L) menganggap bahwa K tetap. K tetap dalam 1 unit.

Dalam analisis produksi jangka pendek dikenal konsep produk total (TP), produk
marginal (MP), dan produk rata – rata (AP). Produk marginal tenaga kerja (MP L) adalah
tambahan terhadap TP sebagai akibat ditambahnya penggunaan tenaga kerja sebesar satu
unit. Produk rata – rata (AP) merupakan rasio antara TP dan L, AP = TP/L. Hubungan antara
AP dan MP untuk tingkat output tertentu (Q), AP = MP L dan AP berpotongan dengan MP L
pada AP maksimum.

2. Dampak Teknologi

Tenaga kerja dan teknologi tidak dapat dipisahkan (imbodied). Dengan perkembangan
teknologi computer maka pekerjaan – pekerjaan administrasi dengan cepat dapat
dilaksanakan. Perbaikan teknologi dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sekalipun
dalam proses produksi tidak terhindar dari hukum penurunan produktivitas tenaga kerja.
Dengan penerapan teknologi maju itu maka penurunan produktivitas dapat dihambat.

3. Analisis Produksi Jangka Panjang


a. Kurva Isokuan

Analisis produksi jangka Panjang adalah analisis yang tidak membedakan antara input
tetap dengan input variable. Kurva isokuan merupakan suatu kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi antara K dan L untuk mendapatkan output yang sama. Kurva isokuan
ini menggambarkan kurva produksi jangka Panjang. Hal ini karena dalam analisis jangka
Panjang tidak dibedakan antara input tetap dan input variable.

b. Sifat – sifat Isokuan


1) Turun miring kea rah kanan
2) Cekung terhadap titik O
3) Dua isokuan tidak berpotongan
4) Isokuan yang lebih tinggi menggambarkan output yang lebih tinggi
5) Susunan isokuan disebut isoquant map

26
6) Kemiringan isokuan menunjukkan MRTS (Marginal Rate of Technical
Suibstitution)
MRTS merupakan kemiringan (slope) kurva isokuan.
c. Substitusi Sempurna dan Input Komplementer

Kurva isokuan menggambarkan bahwa antara input K dan L merupakan input yang
dapat saling mengganti (dalam batas – batas tertentu). Sejauh mana antara L dan K dapat
saling mengganti dinyatakan sebagai laju substitusi marginal (MRTS) yang tidak lain
adalah kemiringan kurva isokuan.

4. Garis Anggaran dan Output Maksimum

Efisiensi anggaran akan dicapai apabila dengan anggaran tersebut diperoleh output
yang maksimum. Untuk memaksimumkan output, perusahaan menghadapi kendala.

a. Garis Anggaran
B = PKK + PLL
Ket :
B = anggaran perusahaan
PKK = pengeluaran perusahaan untuk input K
PLL = pengeluaran untuk input L
b. Memaksimumkan Output

Kombinasi antara K dan L memaksimumkan output pada titik E. Isokuan


bersinggungan dengan garis anggaran pada titik E. ini berarti bahwa tidak mungkin lagi
melakukan perubahan kombinasi karena kalua menginginkan isokuan yang lebih tinggi,
hal itu di luar kemampuan anggaran perusahaan.

c. Perubahan Anggaran

Jika perusahaan menambah anggaran perusahaan, maka akan terjadi pergeseran garis
anggaran. Pergeseran ke arah kanan sejajar dengan garis anggaran lama karena harga
input tidak berubah. Kalau salah satu harga input berubah, garis anggaran yang baru tidak
sejajar dengan yang lama. Kalua harga kedua input berubah dengan proporsi yang tidak
sama, garis anggaran yang baru bergeser tidak sejajar dengan yang lama, kecuali kalua
proporsi perubahan harganya sama.

d. Perubahan Harga Input

27
Hal itu akan mengubah titik keseimbangan apabila perusahaan menginginkan tetap
memaksimumkan output.

5. Keterbatasan Kombinasi Input yang Efisien


a. Batas Kombinasi Input

Antara K dan L yang dikombinasikan untuk memperoleh Q tertentu mempunyai


keterbatasan. Tidak semua kombinasi yang terletak pada kurva isokuan merupakan
kombinasi yang efisien. Kombinasi L dan K akan efisien apabila kombinasi itu terletak
pada isokuan yang mempunyai kemiringan negative. Apabila kombinasi itu terletak pada
isokuan yang mempunyai kemiringan positif maka kombinasi itu merupakan kombinasi
yang tidak efisien.

b. Jalur Ekspansi dan Ridge-Line

Titik – titik batas, dimana dua input dapat dikombinasikan secara efisien, bila
dihubungkan akan menjadi kuva yang disebut ridge-line. Bertambahnya anggaran
perusahaan akan menggeser ke arah kanan garis anggaran. Titik – titik keseimbangan
untuk mencapai output maksimum juga bergeser sesuai dengan pergeseran garis
anggaran. Kalua titik – titik keseimbangan ini dihubungkan, merupakan jalur ekspansi
(expantion path).

6. Fungsi Produksi Khusus

Fungsi produksi yang bersifat khusus adalah fungsi produksi homogen (homogeneous
production function).

a. Skala Produksi Konstan (Constant Return to Scale)

CRTS (Constant Return to Scale) merupakan skala produksi dimana apabila


penggunaan input dinaikkan sebesar x kali maka output akan meningkat x kali.

b. Menunjukkan Skala Produksi dengan Hasil yang Meningkat (Increasing Return


to Scale – DRTS)
c. Skala Produksi dengan Tambahan Hasil Meningkat (Increasing Return to Scale
– IRTS)
d. Skala Produksi dengan tambahan Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale –
DRTS)

28
BAB VII ANALISIS BEAYA PRODUKSI

1. Pengertian Beaya Produksi

Beaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Konsep Beaya Produksi


a. Beaya Langsung dan Beaya Tidak Langsung

Beaya langsung adalah beaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang
dihasilkan. Beaya tidak langsung adalah beaya yang dikeluarkan tetapi tidak bisa dihitung
untuk tiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur – unsur beaya penggunaan
fasilitas Bersama.

b. Beaya Eksplisit dan Beaya Implisit

Beaya eksplisit adalah beaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan. Beaya
implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam proses
produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan.

c. Beaya Kesempatan dan Beaya Historis

Beaya kesempatan (Opportunity Cost) adalah nilai dari sumber – sumber ekonomi
dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Beaya historis adalah beaya yang
dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli factor produksi (input).

d. Beaya Incremental

Beaya incremental adalah beaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang
telah dibuat.

e. Beaya Relevan

Beaya relevan adalah beaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan.

f. Beaya Variabel dan Beaya Tetap

Beaya variable adalah beaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan.
Beaya tetap adalah beaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang
dihasilkan.

29
3. Analisis Beaya Produksi
a. Analisis Beaya Produksi Jangka Pendek

Analisis beaya jangka pendek adalah analisis beaya dengan membedakan beaya tetap
(FC = Fixed Cost) dan biaya variable (VC = Variabel Cost).

b. Hubungan Antara AC dan MC


1) Beaya tetap (FC)
2) Beaya variable (VC)
3) Beaya total (TC) = FC + VC
4) Beaya rata – rata (AC) = TC/Q
5) Beaya marginal
6) Q1 adalah output dimana MC paling rendah.
7) Pada Q2, AC mencapai titik terendah.
8) MC berpotongan dengan AC di titik D, dimana pada titik D itu AC terendah
4. Analisis Beaya Jangka Panjang

Analisis beaya jangka Panjang, semua beaya dianggap beaya variable (VC).

BAB VIII KEUNTUNGAN PRODUSEN

1. Pengertian Keuntungan

Keuntungan (π) merupakan selisih antara penerimaan perusahaan dan beaya total.

2. Keuntungan Produsen Monopolis

3. Keuntungan Produsen dalam Pasar Persaingan

30
Para produsen dalam persaingan secara individu tidak dapat mempengaruhi harga,
kecuali kalua seluruh pengusaha dalam industry (pasar) bertindak secara Bersama – sama.
Produsen secara individual sebagai Price Taker. Prinsip untuk memperoleh keuntungan
maksimum sama dengan produsen monopolis, MR = MR, kemiringan (Slope) kurva TR
konstan, tidak berubah untuk setiap Q yang dihasilkan dan yang dipasarkan. Agar dicapai
keuntungan maksimal maka kemiringan kurva TR sama dengan kemiringan kurva TC.

4. Perkembangan TC dan TR Konstan

Dalam praktik, produsen berasumsi bahwa beaya total, beaya variable dan penerimaan
total mengalami perkembangan secara konstan yang diekspresikan dalam bentuk fungsi :

TC = a0 + a1 Q

Ket :

a0 = beaya tetap
a1 Q = beaya variable
TR = b Q
TC = a0 + a1 Q
FC = a0
VC = a1 Q

BAB IX PERSAINGAN SEMPURNA

1. JENIS STRUKTUR PASAR

Pasar merupakan bertemunya penawaran dan permintaan. Pasar tidak dibatasi oleh
batas negara ataupun wilayah tertentu. Secara konvensional, pasar dibedakan atas pasar luar
negeri dan pasar dalam negeri. Pasar sering diidentikkan dengan industri. Industri merupakan
kelompok perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis, seperti industri
tekstil, industri mobil, industri barang elektronika, dan sebagainya.

 Jenis struktur pasar:


 Persaingan Sempurna
 Monopoli

31
 Persaingan monopolistik
 Oligopoli.
2. FAKTOR YANG MENENTUKAN STRUKTUR PASAR
a) Jumlah Penjual/Produsen
Jumlah produsen menentukan jumlah penjual dalam suatu industri/ pasar.
Semakin banyak produsen yang memproduksi barang yang sama maka akan semakin
keras persaingan di dalam pasar. Hal ini akan mendorong produsen untuk bekerja
secara efisien dengan kualitas produk yang semakin unggul. Sekalipun produk yang
dihasilkan sama tetapi orang dapat membedakan karena merek, kualitas, ataupun
kemasan. Stuktur pasar yang demikian ini disebut persaingan monopolistik. Kalau
dalam pasar hanya ada satu penjual/ produsen, pasar itu merupakan pasar monopoli.
b) Jenis/Sifat Barang
Sifat atau jenis barang juga mempengaruhi struktur pasar. Misalnya barang
yang dihasilkan sama dan homogen, atau berbeda, dan tidak dapat diganti dengan
produk yang dihasilkan oleh produsen lain Misalnya para petani yang menghasilkan
beras (petani padi). Barang yang dihasilkan oleh beribu-ribu petani adalah sama, yaitu
beras. Di sini para petani menghadapi pasar beras yang bersaing secara mummi (pure
competition). Dalam hal ini sekalipun konsumen dapat membedakan kualitas beras,
misalnya rojolele, cisedane, atau IR tetapi perbedaan kualitas tersebut sangat kecil
sehingga dianggo tidak ada perbedaan. Jadi bersifat homogen.

3. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA


a) Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
1) Banyak penjual/produsen
2) Barang yang dijual/dihasilkan bersifat homogen.
3) Ada kebebasan untuk masuk ke dalam pasar/industri.

4) Penjual dan pembeli secara individu tidak dapat mempengaruhi harga (price-
taker)
5) Harga ditentukan melalui mekanisme pasar (permintaan penawaran).
6) Penjual atau pembeli mengetahui sepenuhnya informasi pasar.

b) Kurva Permintaan yang Dihadapi Konsumen dan Produsen

32
Dalam persaingan sempurna, banyak perusahaan/penjual barang yang sama,
maka kurva permintaan yang dihadapi produsen individual adala horizontal
seperti tampak pada Gambar 9.1. Kurva permintaan yang horizontal, sejajar
dengan sumbu datar, menunjukkan bahwa perminta yang dihadapi oleh produsen
individu adalah elastis sempurna. Berap tingkat harga yang ada di pasar, produsen
akan tetap memasok selama mereka masih mendapatkan keuntungan.

4. PERILAKU PRODUSEN DALAM PERSAINGAN

Pengertian perilaku produsen adalah tindakan produsen dalam persaingan


sempurna untuk menentukan produk yang dihasilkan (Q) dalam menghadapi harga pasar
yang baginya merupakan datum, dengan struktur beaya yang ditentukan oleh harga faktor-
faktor produksi dan teknologi yang digunakan.

a) Keuntungan Maksimum
Motivasi produsen untuk melakukan kegiatan ekonomi (dalam hal ini
menghasilkan suatu barang atau jasa) adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini
merupakan kepentingan perusahaan individual /pribadi (self interest). Kepentingan
pribadi tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan (yang sebesar-besarnya dari
sumber-sumber ekonomi yang sudah tertentu yang dialokasikan dalam kegiatan
produksi. Dengan demikian tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
(maksimum) merupakan asumsi dalam analisis perilaku produsen (individual
maximization). Perilaku untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, di mana
produsen bekerja dalam kondisi MR MC (penerimaan marginal= beaya marginal).
Syarat untuk memperoleh keuntungan maksimum MR = MC merupakan syarat
keuntungan jangka pendek di mana produsen masih mengenal beaya tetap (FC) dan
beaya variabel (e).

33
b) Keuntungan Normal
Tidak semua produsen akan memperoleh keuntungan ekonomi karena hal i
tergantung pada harga dan struktur beaya. Sekalipun harga sama untuk setiap
produsen, struktur beaya masing-masing produsen berbeda tergantung pada teknologi
yang digunakan dan manajemen di dalam melakukan produksi. Dalam hal ini akan
dijumpai produsen yang hanya memperoleh keuntungan normal (di mana ACP)
sehingga TC-TR. Mengapa dikatakan keuntungan normal karena produsen telah
membebankan keuntungan per unit Q pada harga pasar yang terjadi. Dalam kasus ini
P-AC
c) Kerugian Minimal
Di dalam persaingan, produsen tidak selalu mendapatkan keuntungan, baik
keuntungan ekonomi maupun keuntungan normal. Adakalanya perusahaan ataupun
produsen justru menderita rugi. Kerugian akan dialami apabila beaya rata-rata (AC)
sudah berada di atas harga pasar Namun demikian dalam kondisi seperti ini produsen
akan berusaha agar hanya menderita rugi yang paling kecil. Perhatikan Gambar 94.
Produsen akan menderita rugi paling kecil kalau MR MC tercapai = Pada titik F, MR
MC. Tingginya beaya rata-rata sebesar QE sementara harga produk sebesar QF yang
tingginya sama dengan OP. Dengan demikian beaya rata-rata AC lebih tinggi dari
harga (OC > OP). Kerugian yang diderita (kerugian total) adalah luas segi empat
PFEC.
d) Kurva Penawaran Jangka Pendek
Kurva MC dapat mencerminkan kurva penawaran jangka pendek seperti
perlihatkan pada Gambar 9.5. Kurva penawaran adalah suatu kurva ng
menggambarkan berbagai kuantititas produk di mana produsen bersedia menjual
barangnya pada berbagai alternatif harga. Produsen, sekalipun menderita rugi, masih
tetap berproduksi selama beaya variabel masih tertutup.
5. KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
Pengertian keseimbangan jangka panjang adalah keseimbangan antara jumlah
yang dihasilkan produsen untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dalam jangka
panjang. Dalam analisis jangka panjang, semua beaya merupakan beaya variabel karena
jumlah mesin yang digunakan dapat berubah jumlahnya. Demikian juga gedung untuk
gudang ataupun untuk berproduksi. Kurva beaya rata-rata jangka panjang merupakan kurva
yang menjadi tempat kedudukan beaya rata-rata jangka pendek yang paling rendah sehingga
dalam jangka panjang perusahaan akan memilih skala produksi dengan beaya rata-rata yang

34
paling rendah. Perhatikan Gambar 9.6. Harga pasar yang dihadapi produsen adalah P.
Produsen dalam jangka pendek akan memaksimumkan keuntungan dengan syarat SRMC =
MR. Dalam jangka panjang, keuntungan maksimum akan dapat dicapai pabila dipenuhi
syarat:

P=MR-AR-SRMC=SRAC = LRMC-LRAC

6. SKALA PRODUKSI JANGKA PANJANG

a. Skala Produksi dengan Tambahan Hasil yang Meningkat (Increasing Return to


Scale)

Keterangan Gambar

1. Produksi mula-mula OQ pada skala produksi dengan SRAC dan LRAC, Permintaan
pasar D, dan suplai jangka pendek (SRS) sebesar 00, dengan harga P1
2. Permintaan pasar meningkat menjadi D, karena pasok (supply) tidak berubah, harga
naik menjadi P. Produsen menyesuaikan permintaan pasar dengan memperbesar skala
produksi menjadi SRAC dan LRAC Output menjadi 0Q, dan pasok S. berpongan
dengan De di tirk E. Kalau titik E, dan E₂. dihubungkan maka akan ditemukan
penawaran (supply) jangka gunjung LBS.

Karena biaya produksi menurun dengan bertambahnya output produksi), maka skala
produksi ini disebut skala produksi dengan yang meningkat (increasing return to scale).
Kalau kita bicara sa produksi dengan hasil yang meningkat, hal itu sama dengan lala ka
mengatakan decreasing cost (produksi dengan biaya yang menurun).

35
BAB X MONOPOLI

1. PENGERTIAN MONOPOLI

Suatu pasar disebut monopoli murni apabila di pasar tu hanya (satu-satunya) penjual
atau produsen barang yang tidak ada subs Struktur pasar yang demikian ini hanya memiliki
satu pe produ sehingga tidak dipengaruhi harga dan produk dari produsen lain. Pasar
monopoli murni merupakan keadaan yang idealiskan kepercayaan bahwa dalam sistem
ekonomi ada saling pengaruh satu dengan yang lain. Hal ini dapat dianalogikan seseorang
pergi k melalui jalur darat dengan kereta api. Ia akan ke Jakarta denga menggunakan kereta
api yang harus singgah di Cikampek Olch sel ia harus menggunakan KA yang lewat pantai
utara. Hal in dilakukannya karena tidak ada perusahaan lain yang menyediakan transportasi
dengan kereta api.

Dalam pasar monopoli, misalnya bila sebuah perusahan telah m kan obat flu burung.
Kalau perusahaan yang menemukan ob kemudian memproduksinya dan menjualnya di pasar,
pasar yang dhadapinya adalah pasar monopol karena ohut flu burung yang dapat
menggantinya. Di Indensesta. Pertamina dan PT KAI bel shaga monopolis dalam pasar BBM
dan transporta kereta.

2. TIMBULNYA MONOPOLI

a) Investasi yang sangat besar untuk mendirikan pabrik/perusahaan Di negara-negara


maju, perusahaan swasta dapat melakukan investasi yang besar untuk membangun
infrastruktur. Namun bagi negara-negara yang sedang benar berkembang, monopoli
dilakukan oleh pemerintah karena pihak swasta belum mampu membangun
infrastruktur yang memerlukan investasi yang sangat besar.
b) Karena ada lisensi dari pemerintah ataupun karena ditunjuk oleh pemerintah, hak
paten atas suatu temuan baru.
c) Pengendalian bahan baku. Penguasaan bahan untuk memproduksi suatu barang oleh
suatu perusahaan menjadikan perusahaan yang menguasi bahan tersebut bertindak
sebagai monopolis.
d) Pembuatan merek untuk membuat rival keluar dari pasar.
e) Berbagai faktor yang disebutkan di atas menciptakan rintangan untuk masuk pasar
(trade barrier). Trade barrier ini juga terdapat dalam pasar oligopoli yang akan
dijelaskan pada bab mendatang.

36
3. CIRI-CIRI MONOPOLI

Berdasarkan definisi yang diutarakan di atas, terdapat beberapa ciri pasar monopoli,
yaitu:

a) Hanya terdapat satu penjual/produsen untuk suatu produk yang tidak dapat
disubstitusikan dengan produk dari produsen lain.
b) Produsen lain tidak dapat masuk ke dalam industri/pasar monopoli (tidak ada
kebebasan untuk masuk pasar/industri).
c) Produsen monopolis dapat menguasai harga pasar (price maker).
d) Produsen monopolis dapat melakukan diskriminasi harga.
e) Untuk mendorong pasar, monopolis dapat melakukan promosi atas produk.

4. MENENTUKAN OUTPUT DALAM JANGKA PENDEK

Keuntungan Ekonomi Jangka Pendek

Monopolis berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimu dengan syarat MR MC.


Keuntungan jangka pendek yg dimaksud kalau pondusen monopolis membedakan antara bas
tetap dan beaya variabel.

a) Keterangan Gambar 10.2:


b) Syarat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum sama dengan pasar
persaingan sempurna, MR = MR.
c) Pada titik B, MC = MR. Jumlah output (Q) yang dihasilkan adalah (OQ,) yang
diperoleh dengan menarik garis dari titik B vertikal ke bawah dan ke atas hingga

37
memotong sumbu datar di titik Q dan ke atas memotong kurva permintaan di titik F,
serta memotong kurva AC di titik E.
d) Pada Q sebesar OQ1, tingginya harga adalah Q,F, dan beaya rata- rata (AC) QE.
Dapat dilihat bahwa P = OP dan tingginya beaya rata-rata C = OC. Karena P > C,
monopolis mendapat keuntungan rata-rata per unit Q sebesar P - C = CP.

5. USAHA MENGHINDARKAN KERUGIAN

Memperluas Pasar

Salah satu usaha untuk menghindarkan kerugian bagi produsen monopolis adalah
dengan melakukan promosi guna memperluas pangsa pasar. Usaha promosi ini harus
dipertimbangkan karena kurva permintaan dapat bergeser lebih tinggi sehingga
memungkinkan harga yang telah ditetapkan berada di atas beaya rata-rata. Perhatikan
Gambar 105. Sebelum ada usaha promosi, permintaan produk monopolis adalah AD,
kemudian bergeser menjadi lebih tinggi, menjadi AD, setelah dilakukan promosi.

Meningkatkan Kinerja Keuangan

Meningkatkan kinerja keuangan dengan jalan mengendalikan beaya operasional


perusahaan secara efisien. Seperti beaya yang di-mark-up dikembalikan secara normatif, dan
lain-lain. Dengan demikian beaya total dan beaya rata-rata dapat diturunkan seperti terlihat
pada Gambar 10.6. Penurunan beaya rata-rata dari AC ke AC. Sekalipun kurva permintaan
tidak berubah, tetapi harga yang diinginkan lebih tinggi dari beaya rata-rata. Dengan harga
yang lebih tinggi dari beaya rata-rata produsen akan mendapatkan keuntungan ekonomi
maksimum.

6. DISKRIMINASI HARGA

Diskriminasi Harga Derajat Satu dan Dua

Untuk produk yang sama dikenakan harga yang berbeda pada pasar yang sama.
Praktek penetapan harga untuk produk yang sama pada pasar yang sama pula disebut
diskriminasi harga derajat pertama dan kedua. Kebijaksanaan perusahaan untuk menerapkan
diskriminasi harga tingkat pertama adalah untuk mengambil sebagian besar atau seluruh
surplus konsumen.

38
7. PENETAPAN HARGA PADA MULTIPRODUK

Pada umumnya perusahaan modern tidak hanya menghasilkan satu produk. Produk
yang dijual produsen yang menghasilkan aneka produk, antara produk yang satu dengan yang
lain berkaitan, mungkin bersifat substitusi, dan mungkin komplementer. Misal PT. Pertamina
tidak menghasilkan BBM jenis premium saja, tetapi ada yang lain, seperti solar dan minyak
tanah, dan juga bahan pelumas. Salah satu alasan mengapa melakukan multiproduk adalah
untuk memanfaatkan kapasitas produksi (plan) yang tersisa sehingga tidak ada kapasitas yang
menganggur (idle).

8. DAMPAK MONOPOLI MURNI

a. Perilaku produsen monopolis akan mempengaruhi konsumen dari harang yang


dihasilkannya. Tindakan monopolis seperti yang telah dijelaskan di atas adalah:
b. Menguasai harga pasar. Jadi monopolis selalu berorientasi pada profit sehingga
harga akan ditetapkan menurut kepentingan perusahaan tanpa mempertimbangkan
aspirasi dan kepentingan konsumen.
c. Monopolis sering melakukan diskriminasi harga, baik tingkat pertama maupun
tingkat dua, juga tingkat tiga. Diskrinasi harga tingkat satu adalah diskriminasi harga
pada satu pasar dengan tujuan untuk mengambil surplus konsumen. Hal ini akan
menyebabkan kerugian dan ketidak-adilan bagi konsumen karena harus membeli
barang yang sama dengan harga yang berbeda. Demikian pula yang dilakukan
monopolis dengan diskriminasi tingkat tiga, yaitu diskriminasi harga untuk dua
pasar yang berbeda. Sekalipun mono- polis tidak mengambil surplus konsumen,
namun yang dilakukannya juga menimbulkan ketidak-adilan bagi konsumen karena
harus membayar harga yng berbeda untuk produk yang sama.

9. PENGENDALIAN TERHADAP MONOPOLI

Kebanyakan orang berpikir bahwa monopoli merupakan hal yang tidak baik, terutama
di mana negara atau orang-orang yang mendukung adanya perdagangan bebas. Mereka
memandang monopoli sebagai penghalang adanya ekonomi bebas. Oleh sebab itu tidak
mengherankan bila banyak pihak berusaha mengendalikan adanya monopoli ini melalui
undang- undang atau peraturan yang lain. Dalam hal pengendalian monopoli akan
dibicarakan dua cara, yaitu:

39
a) Pengendalian harga
b) Pengendalian melalui pajak

10. PENETAPAN HARGA DAN OUTPUT JANGKA PANJANG

1) Dalam jangka panjang, di dalam menentukan harga ada beberapa pilihan yang dapat
digunakan oleh monopolis, tergantung pada kondisi pasar dan beaya produksi.
Kemungkinan tersebut adalah Monopolis dalam jangka panjang mendapat keuntungan
ekonomi (super normal profit).
2) Monopois dalam jangka panjang mendapatkan keuntungan normal (normal profit).
3) Monopolis dalam jangka panjang menderita rugi

BAB XI PERSAINGAN MONOPOLISTIK

1. PENGERTIAN PERSAINGAN MONO- POLISTIK


A) Arti Persaingan Monopolistik
Persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang mengandung sifat-sifat pasar
persaingan murni dan pasar monopoli.
Unsur persaingan:
a. Unsur persaingan karena produsen cukup banyak.
b. Kelonggaran untuk memasuki pasar.
Unsur monopoli:
a. Adanya perbedaan produk yang dihasilkan antara produsen satu dengan yang lain dalam
bentuk kualitas, kemasan, fashion (model)
b. Ada kekuatan untuk mengatur harga pasar.
Dengan demikian pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar di mana
terdapat banyak produsen (sekalipun tidak sebanyak produsen dalam persaingan murni) yang
menghasilkan produk yang berbeda karena kualitas, merek, kemasan, dan sebagainya.

B) Ciri-ciri Persaingan Monopolistik


a. Cukup banyak produsen/penjual.
b. Produk yang dihasilkan heterogen karena dibedakan menurut kualitas, merek, kemasan,
dan sebagainya.

40
c. Ada kelonggaran untuk masuk pasar (tidak seketat seperti monopoli).
d. Dalam batas-batas tertentu produsen dapat mempengaruh harga (sekalipun tidak sekuat
dalam monopoli).
e. Diperlukan promosi untuk memperluas pasar.

2. PENETAPAN HARGA DAN OUTPUT

JANGKA PENDEK

Produsen dalam struktur apapun mempunyai prinsip yang sama, yaitu


mengoptimalkan output yang dihasilkan. Optimal berarti berapa ouput yang dihasilkan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimum. Prinsip untuk memaksimumkan keuntungan ini
tetap sama bagi mereka dalam angka pendek. MR = MC.

3. DAMPAK PUNGUTAN PAJAK OLEH PEMERINTAH

Kalau pemerintah mengenakan pajak penjualan produk dalam persaingan


monopolistik maka hal itu akan meningkatkan beaya produksi. Kalau pajak penjualan
dikenakan per unit, maka yang akan meningkat adalah beaya rata-rata dan beaya marginal.
Kurva beaya rata-rata ataupun beaya marginal akan bergeser ke atas. Tetapi kalau pajak
penjualan yang dipungut pemerintah dalam bentuk lamp-sum yang tidak tergantung output,
maka yang bergeser ke atas adalah kurva beaya rata-rata. Kasus pungutan pajak penjualan,
baik pajak per unit ataupun pajak lump- sum, tidak berbeda dengan pasar monopoli.

4. PENENTUAN OUTPUT JANGKA PANJANG

Penentuan output dan harga dalam jangka panjang tidak hanyak berbeda dengan
produsen monopolis. Ada beberapa kemungkinan. Dalam jangka panjang produsen dalam
pasar persaingan monopolistik mendapat keuntungan ekonomi, atau mendapat keuntungan
normal, atau bahkan menderita rugi. Perilaku produsen untuk mendapatkan keuntungan
maksimum sama dengan produsen monopolis, yaitu dengan menyamakan LRMC-SRMC
MR, dan LRAC = SRAC

BAB XII OLIGOPOLI

1. PENGERTIAN OLIGOPOLI

41
a. Definisi Oligopoli

Oligopoli adalah bentuk organisasi pasar dimana hanya terdapat beberapa penjual
produk yang homogen atau berbeda. Perbedaan tersebut dalam bentuk merek, kualitas dan
model/fashion. dalam perekonomian, terutama dalam industri manufaktur, jenis pasar
oligopoli ini yang banyak terjadi. Misalanya dalam industri mobil dan industri elektronik.
Industri mobil di Jepang didominasi beberapa perusahaan saja misalnya Honda, Toyota
Suzuki dan Daihatsu.

b.Ciri ciri pasar obligasi

1. Kalau dalam pasar hanya ada dua penjua Maka disebut duopoly

2. Terdapat kontrak. Karakteristik obligasi selanjutnya, yaitu kontrak atau indenture. ...

3. Nilai Utang Pokok. ...

4. Adanya coupon rate. ...

5. Tindakan seorang produsen dalam pasar oligopoli akan mempengaruhi produsen lain.

C. Timbulnya Oligopoli

Adanya produsen yang beroperasi dengan skala besar dengan sehingga diperlukan
beberapa produsen saja

d. rasio konsentrasi Oligopoli

Rasio konsentrasi rendah dalam suatu industri akan menunjukkan persaingan yang
lebih besar diantara perusahaan-perusahaan di industri. Ini biasanya mengarah pada
persaingan sempurna atau persaingan monopolistik. Sebaliknya, ketika konsentrasi tinggi,
perusahaan akan mengarah pada struktur oligopoli.

2. MODEL OLIGOPOLI

1. 1.Pasar Oligopoli Homogen

42
Pasar oligopoli atau disebut juga pure oligopoli, di mana jenis pasar oligopoli ini
menjual berbagai produk identik dari para produsennya namun sulit untuk dibedakan.
Contoh seperti produk rokok, semen, hingga air mineral.

2. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi

Terdiferensiasi artinya bisa dibedakan. Dalam hal ini, produk yang dijual oleh produsen
bisa dibedakan. Contohnya, harga yang ditawarkan berbeda dengan produsen satu
dengan lainnya.

3. Pasar Oligopoli Non Kolusi

Jenis pasar ini produsennya hanya akan memainkan harga, dengan tujuan untuk
mengembangkan bisnis dan membuat kompetitor tidak bisa bersaing. caranya mereka
akan melihat perkembangan harga produsen lain.

4. Pasar Oligopoli Kolusi

Pasar oligopoli kolusi praktik di mana para produsen akan saling bekerjasama untuk
menaikkan harga untuk membangun bisnis yang bisa berjalan statis. Artinya, kondisi ini
juga bisa dikatakan tidak memiliki persaingan yang terlalu ketat.

4. IMPLIKASI EFISENSI PASAR OLIGOPOLI

Implikasi Efisiensi OligopoliDalam jangka pendek, meskipun merugi seorang


oligopolis lebih baik untuk tetapberproduksi sepanjang P > AVC. Dalam jangka panjang,
perusahaan yang oligopolistik ini akanmeninggalkan industri kecuali jika dia mampu
memperoleh laba (atau paling tidak mencapai titikimpas) dengan mengatur skala pabrik
optimum untuk menghasilkan tingkat output jangka.

panjang alias paling menguntungkan yang diharapkan akan terjadi. Dalam jangka
panjang,oligopoli bisa menimbulkan akibat-akibat yang buruk, yaitu1.Sepertin halnya dalam
monopoli, harga biasanya terjadi di atas LAC sehingga labadalam pasar oligopolistik bisa
tetap ada dalam jangka panjang karena adanya hambatanuntuk masuk ke dalam
pasar;2.Oligopolis biasanya tidak berproduksi pada titik terendah kurva LAC mereka,
tidakseperti perusahaan dalam pasar persaingan sempurna3.Karena kurva permintaan yang
dihadapi oligopolis memiliki kemiringan yang negatif,P>LMC pada tingkat output terbaiknya

43
(kecuali untuk harga bagi perusahaan pengikutdalam model kepemimpinan harga), sehingga
dengan demikian terdapat alokasi sumberdaya ekonomi yang tidak efisien pada perusahaan-
perusahaan dalam industrioligopolistik4.Ketika para oligopolis memproduksi barang-barang
yang terdiferensiasi, mungkin akanterlalu banyak uang dihabiskan untuk pembuatan iklan
dan perubahan model.

BAB XIII PERMINTAAN DAN PENAWARAN FAKTOR PRODUKSI

1. PEMBELIAN DAN PENJUAL FAKTOR PRODUKSI DALAM PERSAINGAN


SEMPURNA

a. Kombinasi faktor produksi dengan biaya yang paling rendah

Dalam persaingan sempurna, pembeli faktor produksi maupun penjual faktor produksi
secara individu tidak dapat mempengaruhi harga pasar faktor. Penentuan harga sungguh-
sungguh terjadi berdasarkan penawaran dari produsen serta permintaan dari konsumen. Di
sisi lain, para pihak yang berada di pasar persaingan sempurna juga sama-sama sudah
mengetahui situasi dan mempunyai informasi yang berhubungan dengan pasar, tanpa ada
campur tangan pemerintah. Jenis pasar ini disebut juga sebagai jenis pasar paling ideal, sebab
dianggap mampu dalam menjamin tercapainya efisiensi pasar.

b. Least Cost CombinatioDan keuntungan maksimum

Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan
biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau
Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan
kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih
dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang
digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang
mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih
menguntungkan.

Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling


murah. Syarat LCC: MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah
satu input maka mengurangi penggunaan input. Dalam rangka untuk menentukan kombinasi
terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui

44
jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan pada masukan dan juga harga
masukan. Anggaplah bahwa produsen telah dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan
bahwa harga dari dua masukan sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja.

2. KURVA PERMINTAAN INPUT UNTUK MENCAPAI KEUNTUNGAN


MAKSIMAL.

Perusahaan menggunakan faktor faktor produksi dalam proses produksi. sepanjang


produksi yang di hasilkan mendatangkan keuntungan. seperti telah di uraikan pada bab yang
lalu. Keuntungan diperloh apabila penerimaan total (TR) lebih besar dari TC (total cost).

PERMINTAAN INPUT : SUATU PERMINTAAN TURUNAN

Kuantitas output yang diproduksi oleh perusahaan (baik jangka pendek maupun
jangka panjang) bergantung pada nilai yang dikenakan pasar pada produk perusahaan. Ini
berarti bahwa permintaan input bergantung pada permintaan output. Dengan kata lain,
permintaan input diturunkan (derived) dari permintaan output. Nilai yang ditetapkan pada
suatu produk dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi produk itu akan menentukan
produktivitas inpu tersebut. Secara formal, produktivitas suatu input adalah jumlah output
yang diproduksi per unit input itu. Ketika sejumlah besar output diproduksi perunit sebuah
input, input tersebut dikatakan memperlihatkan produktivitas tinggi. Ketika hanya sejumlah
kecil output yang diproduksi perunit input, input itu dikatakan memperlihatkan produktivitas
rendah. Input diterima oleh suatu perusahaan hanya jika rumah tangga meminta barang atau
jasa yang diproduksi oleh perusahaan itu. Harga dalam pasar input persaingan bergantung
pada permintaan perusahaan atas input, penawaran input rumah tangga dan interaksi di antara
keduanya

3. PERUBAHAN HARGA INPUT

Diasumsikan harga input L berubah, sedang harga input K tidak berubah dan
produsen menggunakan input dan L . Kita ingat bahwa perubahan harga mempunyai dua
dampak. Dampak substitusi dan dampak pendapatanm dengan menurunnya harga upah ,
anggaran perusahan secara rill meningkatkan.

4. PENAWARAN TENAGA KERJA

45
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang disediakan oleh pemiliki
tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu.Permintaan tenaga
kerja adalah hubungan antara tingkat upah dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh
perusahaan untuk dipekerjakan , permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan perusahaan atau instansi tertentu dimana keuntungan yang didapatkan
akan memberikan hasil yang maksimum.
Secara umum permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh

1. Perubahan tingkat upah

Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal berikut:

a. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan yang selanjutnya
meningkatkan harga per unit barang yang di produksi. Biasanya konsumen akan
mengurangi konsumsi terhadap barang tersebut, akibatnya banyak barang yang tidak
terjual sehingga produsen menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi
mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan.

Apabila upah naik maka pengusaha lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk
proses produksinya dan menggantikan kebutuhan tenaga kerja dengan kebutuhan barang –
barang modal seperti mesin.

2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja:

a. Naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang
bersangkutan. Apabila permintaan produksi meningkat maka produsen cenderung
menambah kapasitas produksinya, sehingga akan menambahkan penggunaan tenaga
kerja.

b. Apabila harga barang-barang modal turun maka biaya produksi akan turun dan
mengakibatkan harga jual per unit turun. Pada keadaan ini produsen cenderung
meningkatkan produksi barangnya karena permintaan bertambah banyak. Permintaan
tenaga kerja dapat bertambah karena peningkatan kegiatan perusahaan.

5. PENYIMPANGAN RENT

46
Pada analisis jangka pendek dibedakan Antara input tetap dan input variabel. Dalam
analisis penentuan harga variabel, return (hasil) dari input tetap menentukan (nilai produk
marginal Tenga kerja= harga output)

6. PRODUSEN MONOPOLIS DALAM PASAR INPUT YANG BERSAING

Pasar ini memiliki banyak penjual yang bersaing seperti pasar persaingan sempurna.
Para penjual rata-rata memiliki ukuran perusahaan yang sama dan tidak satu pun di antara
mereka memiliki perusahaan besar.Perusahaan ini memiliki kekuasaan untuk bertindak
sendiri-sendiri atau tidak berkolusi seperti pasar oligopoli. Keadaan inilah yang menyebabkan
produksi suatu perusahaan relatif sedikit, dibandingkan dengan dalam produksi keseluruhan
pasar. Contohnya di pasar ikan hias. Dalam satu gedung pasar bisa jadi ada puluhan penjual,
namun rata-rata memiliki kapasitas dan kemampuan yang sama.

7. PRODUSEN SEBAGAI MANAPSONIS DALAM PASAR INPUT

Monopsoni adalah pasar yang terdiri dari banyak penjual namun dikuasai oleh
pembeli tunggal, bisa individu maupun kelompok bisnis. Hal ini menyebabkan kondisi tawar
menawar harga yang tidak sehat karena banyak penjual hanya bergantung kepada satu
pembeli. Perbedaan pasar monopsoni dan monopoli terdapat pada pengendali pasar tersebut,
pasar monopsoni dikuasai oleh pembeli tunggal sedangkan pasar monopoli dikuasai oleh
penjual.Produk yang diperdagangkan di pasar monopsoni umumnya adalah barang mentah.
Produk tersebut nantinya akan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi ke pihak lain.
Pembeli dalam pasar monopsoni biasanya bukan konsumen akhir melainkan produsen atau
pedagang

8. TINDAKAN MENCEGAH EKSPLOITASI TENAGA KERJA

Bagi produsen yyang bertindak sebagaimana monopsonis, melakukan eksploitasi


tenaga kerja dengan menetapkan upah dibawah sumbangan Tenaga kerja itu terhadap.
Keuntungan perusahaan maka kepadanya perlu dilakukan tindakan tertentu. Dalam hal ini
ada dua tindakan yang dapat dilakukan.

a. Tindakan pemerintah untuk meningkatkan mobilitas Input atau faktor produksi.


(Meningkatkan sarana prasarana)

47
b. Tindakan pemerintah secara langsung dengan menetapkan harga dasar Input (upah
minimal).

9. DISKRIMINASI HARGA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga dipengaruhi oeh beberapa faktor termasuk criticality of service,


pengembangan dari service customization, elastisitas permintaan, dan karakteristik jasa, sifat
pasar yang dilayani dan persaingan.

10. MONOPOLI BILATERAL

Monopoli bilateral adalah pasar di mana hanya ada satu penjual dan satu pembeli.
Dalam hal ini, pembeli tunggal (monopsonist) berhadapan dengan penjual tunggal
(pemonopoli). Di bawah kondisi ini, harga dan kuantitas ditentukan oleh tawar-menawar
antara kedua pihak, yang masing-masing dapat mengidentifikasi yang lain.

Contoh klasik monopoli bilateral adalah negosiasi upah antara serikat pekerja dan
perusahaan. Serikat pekerja menyukai upah yang lebih tinggi, sementara perusahaan
menyukai upah yang lebih rendah. Karena kedua belah pihak memiliki kekuatan monopoli,
tingkat ekuilibrium akan lebih rendah dari yang ada di pasar tenaga kerja yang kompetitif,
tetapi upah ekuilibrium bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada sisi mana yang
bernegosiasi lebih baik

11. PENDEKATAN DENGAN KURVA INDFEREN.

Pendekatan kurva indiferen (indifference curve) adalah cara menilai perilaku


konsumen dalam suatu bisnis dengan menggunakan kurva. Grafik atau garis lengkung
tersebut menghubungkan titik-titik kombinasi dari beberapa jumlah barang tertentu yang
dikonsumsi, sehingga memberikan tingkat kepuasan yang sama.Secara sederhana, kurva
indiferen memperlihatkan bagaimana perilaku konsumen terhadap dua buah produk yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama.Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen
ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu mencapai kurva indiferen tertinggi dengan
kendala pendapatan yang tersedia. Jadi, dalam satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang
diperoleh adalah sama.

48
B. Ringkasan Buku Pembanding

BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL

A. Pengertian Dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

Menurut Elisabet Pali dkk (2001), mengatakan bahwa Ekonomi manajerial


merupakan suatu teori dan metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan di dunia bisnis
dan administrasi. Berdasarkan kalimat tersebut, dapat dikatakan bahwa ekonomi manajerial
menggunakan alat dan teknis analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan
masalah-masalah manajerial. Ekonomi manajerial memberitahukan kepada kita semua halhal
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Selain itu, ekonomi
manajerial membantu para manajer untuk mengenali bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi
mempengaruhi organisasi dan menjabarkan. Konseku-ensi ekonomi dari perilaku manajerial
dan dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi cara-cara efisien untuk mencapai setiap
sasaran perusahaan. Adapun ruang lingkup dari ekonomi manajerial meliputi: teori
permintaan, perilaku konsumen, teori produksi, teori biaya, ramalan dan perkiraan
permintaan pasar, ramalan dan perkiraan biaya, serta metode penetapan harga dan output
pada berbagai bentuk pasar.

B. Ekonomi Positif Dan Ekonomi Normatif

Ekonomi manajerial ini memberikan aturanaturan dalam pembuatan keputusan untuk


membantu para manajer mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi mereka. Namun
demikian, jika para manajer akan menetapkan aturanaturan pengambilan keputusan yang
valid, maka mereka harus memahami lingkungan bisnis di mana mereka bekerja. Untuk
alasan inilah ekonomi positif dan ekonomi normatif menjadi penting.Ekonomi positif
ditekankan pada diskripsi, yaitu menjelaskan bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi bekerja
apa adanya tanpa memperhatikan bagaimana seyogyanya kekuatan tersebut bekerja.
Sedangkan ekonomi normatif pada dasarnya ditekankan pada pernyataan-pernyataan yang
bersifat prospektif, yaitu dengan menetapkan aturan-aturan untuk mencapai tujuan tertentu
tersebut.

C. Kondisi Kepastian Dan Ketidakpastian

Pada teori ekonomi mikro, asumsi ekonomi memberikan informasi yang menyeluruh
dan pasti. Hal ini menggambarkan bahwa kita dapat melihat dimana letak permintaan dan

49
biaya pada sebuah kurva. Dalam dunia bisnis, perusaha-an sering menghadapi kenyataan
bahwa mereka tidak bisa mendapatkan informasi secara menyeluruh. Kondisi inilah yang
dinamakan perusahaan menghadapi kondisi tidak pasti (ketidakpastian). Hal ini berarti bahwa
dasar untuk memperkira-kan jumlah permintaan dan biaya produksi hanya mendapatkan
informasi yang sedikit dan tidak pasti. Disinilah pentingnya ekonomi managerial, sebab teori
ekonomi manajerial akan membantu pimpinan perusahaan untuk mengambil suatu keputusan
bisnis dalam kondisi ketidakpastian.

D. Model Pengambilan Keputusan

Model analisa adalah suatu presentasi dari situasi atau sistem yang kompleks.
Konsep-konsep yang jika diuraikan secara verbal bisa berkepanjangan, bertele-tele dan
membingungkan, dengan menggunakan diagram atau grafik/kurva akan dapat disarikan lebih
efisien, singkat, padat dan mudah dicerna. Tujuan dari digunakannya model analisa ini
adalah;

a. Untuk memudahkan pembelajaran, artinya dengan digunakannya model tersebut akan


mempermudah seseorang untuk mempelajari suatu sistem yang kompleks.
b. Untuk menjelaskan suatu hubungan secara keseluruhan, artinya dengan menggunakan
model, kita dapat menggambarkan secara keseluruhan hubungan antara variabel pada
suatu kejadian yang logis.
c. Untuk memprediksi, artinya sebuah model dapat digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi kejadian yang akan datang berdasarkan data sebelumnya, dan dapat
digunakan untuk menghubungkan perilaku yang telah lalu dengan akan datang.

Sasaran dari model ekonomi adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Maksimalisasi
nilai ini dapat digambarkan dengan grafik/kurva maupun dengan persamaan.

E. Pengertian Total Utility dan Marginal Utility

Total Utility atau Utilitas Total dapat didefinisikan sebagai total nilai guna atau total
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang/jasa atau sejumlah atribut-
atribut yang melekat pada sebuah barang/jasa.

Marginal Utility (MU) adalah Perubahan terhadap Total Utility setiap terjadi
Pertambahan unit barang/jasa yang dikonsumsi. Secara sederhana dapat dituliskan dengan
rumus seperti berikut ini:

50
F. Pengertian The Law Of Diminishing Marginal Utility

Definisi: Hukum yang menyatakan bahwa Marginal Utility atau Utilitas Marginal
suatu barang yarg dikon-sumsi secara terus menerus akan cenderung menurun. Hukum ini
akan lebih mudah dipahami apabila kita memperhatikan persyaratan agar Hukum in; dapat
diterima oleh logika yaitu; Barang/jasa yang dikonsumsi sama dan Interval waktu
mengkonsumsi relatif pendek.

G. Konsep Kurva Kepuasan sama (Indifferent Curve)

Definisi: Kurva Kepuasan Sama atau Indifferent Curve adalah sebuah kurva atau garis
yang menyatakan tempat kombinasi beberapa barang/jasa "2 buah barang/ jasa" yang
memberikan kepuasan yang sama. Cara memahami definisi:

a. Kombinasi menyatakan bahwa dalam kehidupan seharihari kebutuhan manusia bukan


hanya pada satu jenis barang/jasa. Akan tetapi beragam jenis nya.
b. Penggunaan kata "2 buah barang/jasa" adalah untuk memudahkan kita melihatnya pada
tampilan grafik 2 (dua) dimensi.
c. Sehingga dimanapun letak kombinasi itu, selama masih pada kurva atau garis yang
sama, maka nilai kepuasan yang diberikan adalah sama

Pada hakikatnya Derivasi dari Fungsi Permintaan konsumen adalah didasarkan


kepada Kurva Kepuasan sama atau Indifferent Curve. Kurva ini menyatakan
preferensi/kesukaan/ pilihan konsumen atas beberapa alternatif yang ada. Seandainya
konsumen dihadapkan kepada situasi untuk memilih di antara beberapa pilihan "2 barang"
yaitu X dan Y dengan selalu mengacu kepada ketersediaan anggaran atau "Income" yang
dimilikinya. Maka Utility atau kepuasan yang akan diperoleh dapat dituliskan dalam notasi;

U = f {X,Y}, dimana X dan Y menyatakan jumla'h barang X dan Y yang dikonsumsi.hal


ini juga dibenarkan oleh(,2001) Elisabet Pali dkk.

51
BAB II PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN KESEIMBANGAN

A. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan

Teori permintaan menerangkan tentang ciri huhungan antara jumlah permintaan dan
harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik Kurva
permintaan. Analisis dalam bagian ini akan menerangkan ciri perhubungan antara permintaan
dan harga dan pembentukan Kurva permintaan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Permintaan

Adapun faktor-faktor yan mempengaruhi terjadinya permintaan adalah

1. Harga barang itu sendiri.


2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
5. Cita rasa masyarakat.
6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

C. Harga Dan Permintaan

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang
dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis
yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap
barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan
terhadap barang tersebut.

1. Daftar Permintaan
Pada dasarnya, daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam
angka-angka tentang bubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta masyarakat.
la menggambarkan besarnya permintaan yang wujud pada berbagai tingkat harga.
2. Kurva Permintaan

Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu Kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta
para pembeli. permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan antara

52
harga dan jumlah permintaan. Sedangkan "jumlah barang yang diminta" dimaksudkan
sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Kurva permintaan berbagai
jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang demikian
disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlab yang diminta, yang mempunyai sifat
hubungan yang terbalik.

3. Barang Pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat
menggantikan fungsi barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi
permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah
murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.

4. Barang Pelengkap

Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama dengan barang lainnya, maka
barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut. Cabe adalah

53
pelengkap mengkonsumsi ubi kyu agar makan ubi kayu bisa nikmat untuk dikonsumsi.
Kenaikan atau penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan
perubahan permintaan barang yang digenapinya.

5. Barang Netral

Apabila dua macam barang tidak mempunyai hubungan yang rapat maka perubahan
terhadap permintaan salab satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi permintaan barang
lainnya. Barang seperti itu dinamakan barang netral.

6. Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang
berpendapatan rendah. Kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap
barang-barang yang tergolong barang inferior akan berkurang. Para pembeli yang mengaiami
kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya terhadap barang-barang inferior dan
menggantikannya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya.

7. Barang Esensial

Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Biasanya barang itu terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti
makanan (beras, kopi dan gula) dan pakaian yang utama. Perbelanjaan seperti ini tidak
berubah walaupun pendapatan meningkat.

8. Barang Normal

Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila ia mengaiami kenaikan dalam


permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Ada dua faktor yang menyebabkan
barang-barang seperti itu permintaannya akan mengaiami kenaikan kalau pendapatan para
pembeli bertambah, yaitu (i) pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk
membeli lebih banyak barang, dan (ii) pertambahan pendapatan memungkinkan para pembeli
menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya kepada barang-barang
yang lebih baik.

9. Barang Mewah

54
-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi
termasuk dalam golongan ini. Emas dan berlian, mobil Nissan adalah beberapa contoh barang
mewah.

10. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan juga dapat mempengaruhi corak permintaan terhadap berbagai jenis
barang. Sejumlali pendapa-tan masyarakat yang tertentu besarnya akan menimbulkan corak
permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak distribusinya.

11. Cita Rasa Masyarakat

Cita rasa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan masyarakat
untuk membeli barang-barang.

12. Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan


permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam
kesempatan kerja.

13. Ekspektasi Tentang Masa Depan

Kamalan para konsumen hahwa harga-harga akan menjadi bertambah ringgi pada
masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini, untuk
menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang. Sebaliknya, ramalan bahwa lowongan
kerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi, akan
mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi permintaan.

D. Teori Penawaran Dan Kurva Supply

Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan


transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual
dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan tersebut. Faktor yang mempengaruhi
penawaran adalah sebagai berikut:

1. Harga barang itu sendiri.


2. Harga barang-barang lain.

55
3. Biaya produksi.
4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut.
5. Tingkat teknologi yang digunakan.

E. Ciri Hubungan Harga Dan Penawaran

Harga sesuatu barang selalu dipandang sebagai faktor yang sangat penting dalam
menentukan penawaran barang tersebut. Oleh sebab itu teori penawaran terutama
menumpukan perhatiannya kepada hubungan di antara tingkat harga dengan jumlah barang
yang ditawarkan.

1. Hukum Penawaran

Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan
antara harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual.
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang,
semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleb para penjual. Sebaliknya,
makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.

2. Daftar Penawaran

Berdasarkan kepada hukum penawaran di atas, sekarang dapatlah dibuat suatu


gambaran mengenai jumlah penawaran sesuatu barang pada berbagai tingkat harga.

3. Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah suatu Kurva yang menunjukkan hubungan di antara harga
sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Pada umumnya
Kurva penawaran menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Berarti arah pergerakannya
berlawanan dengan arah pergerakan Kurva permintaan. Bentuk Kurva penawaran bersifat
seperti itu karena terdapat hubungan yang positif di antara harga dan jumlah barang yang
ditawarkan, yaitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan.

F. Pengaruh Faktor Bukan-Harga Terhadap Penawaran


1. Harga Barang Lain

56
Telah diterangkan dalam membahas teori permintaan-bahwa barang-barang ada yang
saling bersaingan (barang-barang pengganti) satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Barang-barang seperti itu dapat memmbulkan pengaruh yang penting kepada
penawaran sesuatu barang.

2. Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi

Pembayaran kepada faktor-faktor produksi merupakan pengeluaran yang sangat


penting dalam proses produksi berbagai perusahaan. Pengeluaran tersebut mempunyai
peranan yang sangat besar dalam meryentukan biaya produksi. Tanpa adanya kenaikan
produktiyitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor-faktor produksi akan menaikkan biaya
produksi.

3. Tujuan Perusahaan

Dalam teori ekonomi seialu dimisalkan perusahaan berusaha memaksimumkan


keuntungan. Dengan pemisalan ini dap perusahaan tidak berusaha untuk menggunakan
kapasitas memproduksinya secara maksimal, tetapi akan menggunakan-nya pada tingkat
kapasitas yang memaksimumkan keuntungan-nya. Tujuan yang berbeda-beda tersebut
menimbulkan efek yang berbeda terhadap penentuan tingkat produksi. Dengan demikian
penawaran sesuatu barang akan berbeda sifatnya sekiranya terjadi perubahan dalam tujuan
yang ingin dicapai-perusahaan.

4. Tingkat Teknologi

Tingkat teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan


banyaknya jumlah barang yang dapat ditawarkan. Kemajuan teknologi telah dapat
mengurangi biaya produksi, mempertinggi produktiyitas, mempertinggi mutu barang dan
menciptakan barang-barang yang baru. Dalam hubungannya dengan penawaran suatu barang,
kemajuan teknologi menimbulkan dua efek berikut: (i) produksi dapat ditambah dengan lebih
cepat , dan (ii) biaya produksi semakin murah.

5. Gerakan Sepanjang Kurva Penawaran Dan Pergeseran Kurva Penawaran

Seperti halnya dengan dalam analisis mengenai permintaan, dalam analisis mengenai
penawaran perlu dibedakan antara pengertian gerakan sepanjang Kurva penawaran dan
pergeseran Kurva penawaran; a) Perubaban harga menimbulkan gerakan sepanjang Kurva

57
penawaran; b) Sedangkan perubahan faktorfaktor lain di luar harga menimbulkan pergeseran
Kurva tersebut.

G. Penentuan Harga Dan Jumlah Yang Diperjualbelikan

Harga sesuatu barang dan jumlah-barang tersebut yang diperjualbelikan, ditentukan


oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Oleh karena itu, untuk menganalisis
mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan, secara serentak
perlulah dianalisis permintaan dan penawaran terhadap sesuatu barang tertentu yang wujud di
pasar. Keadaan di suatu pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium apabila
jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama denganjumlah
yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan demikian harga sesuatu barang dan
jumlah barang yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan
dalam suatu pasar.

H. Menentukan Keseimbangan Secara Angka

Syarat untuk meneapai keadaan keseimbangan ialah: jumlah yang ditawarkan sama
dengan jumlah yang diminta. Dalam contoh ini, jumlah buku tulis yang memenuhi syarat
tersebut adalah 600 buah dan angka tersebut rnerupakan jumlah buku tulis yang
diperjualbelikan Keseimbangan pasaran dicapai apabila kuantitas yang diminta sama dengan
kuantitas yang ditawarkan. Dengan demikian secara matematik, syarat keseimbangan adalah:

Qd = Qs atau c - dP = - m + nP

I. Perubahan Serentak Demand Dan Supply

Ada beberapa kemungkinan perubahan serentak permintaan dan penawaran yang


dapat berlaku. Perubahan mungkin berlaku ke arah yang sama, yaitu sama-sama mengalami
kenaikan atau samasama menurun. Tetapi mungkin pula ia berlaku ke arah yang
bertentangan, yaitu misalnya permintaan turun tetapi penawaran bertambah atau permintaan
bertambah tetapi pena-waran turun. Tiap-tiap perubahan tersebut akan menimbul-kan efek
yang berbeda kepada perubahan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan.

BAB 3 : ELASTISITAS DEMAND DAN SUPPLY

58
Elastisitas permintaan perlu dibedakan kepada tiga konsep berikut: elastisitas
permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan dan elastisitas permintaan silang. Dari
ketiga konsep tersebut yang paling penting adalah elastisitas permintaan harga. Uraian dalam
bab ini terutama berkaitan dengan elastisitas permintaan harga.

A. Sumbangan Analisis Elastisitas Permintaan

Dengan mengetahui besarnya elastisitas dapat diramalkan perubahan yang akan


terjadi di pasar, yaitu bagaimana harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan berubah
apabila terjadi perubahan dalam penawaran

B. Pentingnya Elastisitas Demand

Apabila diketahui sifat responsif permintaan apabila berlaku perubahan harga,


dapatlah perusahaan menentukan apakah perlu menaikkan produksi, atau tidak, untuk
menaikkan hasil penjualannya.

C. Rumus untuk Perhitungan Koefisien Elastisitas

Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan


sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan
perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus di
bawah ini:

Ed =

Misalkan harga berubah dari P menjadi P[ dan jumlah barang yang diminta berubah
dari Q menjadi Qr Dengan pemisalan ini rumus di atas dapat dinyatakan secara berikut:

Ed =

1. Penyempurnaan Koefisien Elastisitasnya

Penyempurnaan untuk memperbaiki kelemahan di atas adalah dengan menggunakan


nilai titik-tengah (nilai di antara sebelum perubahan dan sesudah perubahan) daripada
harga dan jumlah yang diminta di dalam menghitung persentasi perubahan harga dan
persentasi perubahan jumlah yang diminta. rumus yang disempurnakan untuk mencari
koefisien elastisitas berubah menjadi seperti berikut:

59
Ed =

2. Kurva Permintaan dan Elastisitas Permintaan

Sepanjang suatu Kurva permintaan nilai koefisien elastisitasnya berbeda. Walaupun


demikian, dalam analisis umum, Kurva permintaan digolongkan kepada golongan elastis
atau tidak elastis berdasarkan bentuk dari Kurva tersebut.

D. Elastisitas Sepanjang Kurva Permintaan Garis Lurus

Dalam satu Kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya
adalah berbeda-beda di berbagai tingkat harga.

E. Tingkat Elastisitas Permintaan

Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah
nol apabila perubahan harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta
tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun. Kurva permintaan
yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak.

F. Faktor Penentu Elastisitas Demand

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan


berbagai barang. Yang terpenting adalah: pertama; Tingkat kemampuan barang-barang lain
untuk menggantikan barang yang bersangkutan. kedua; Persentasi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang tersebut. Ketiga; Jangka waktu di dalam mana
permintaan itu dianalisis.

G. Koefisien Elastisitas Supply

Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Es =

Untuk tujuan penghitungan rumus di atas perlu di ubah menjadi :

Ed =

60
Dimana Es adalah koefisien elastisitas penawaran, QB jumlah. Baru barang yang
ditawarkan, Q adalah jumlah penawaran yang asal, PB adalah tingkat harga yang baru dan
PA adalah tingkat harga yang asal.

H. Tingkat Elastis Kurva Supply

Terdapat lima tingkat elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak
elastis, dan tidak elastis sempurna.

BAB 4 : TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

5. Teori Nilai Guna

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan,
pendekatannya yaitu: pendekatan cardinal dan pendekatan ordinal. Dalam pendekatan nilai
guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang ridak dikuantifikasi.

6. Pengertian Total Utility (TU)

Total Utility atau Utilitas Total dapat didefinisikan sebagai total nilai guna atau total
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang/jasa atau sejumlah atribut-
atribut yang melekat pada sebuah barang/jasa.

7. Pengertian Marginal Utility (Utilitas Marginal)

Marginal Utility (MU) adalah Perubahan terhadap Total Utility setiap terjadi
Pertambahan unit barang/jasa yang dikonsumsi. Secara sederhana dapat dituliskan dengan
rumus seperti berikut ini :

MU =

Seandainya jumlah unit barang yang kita konsumsi dimisalkan sebagai X maka dapat
juga kita tuliskan seperti berikut ini:

MU =

61
8. Pengertian the Law of Diminishing Marginal Utility

Definisi: Hukum yang menyatakan bahwa Marginal Utility atau Utilitas Marginal
suatu barang yarg dikonsumsi secara terus menerus akan cenderung menurun. Hukum ini
akan lebih mudah dipahami apabila kita memperhatikan persyaratan agar Hukum in; dapat
diterima oleh logika yaitu; 1) Barang/jasa yang dikonsumsi sama. 2) Interval waktu
mengkonsumsi relatif pendek.

Pada suatu saat orang akan merasa jenuh/bosan atau saturated. Pada kondisi inilah
Marginal Utility, kalaupun masih ada, sudah pada nilai yang semakin menurun. Oleh karena
itu perlu ada variasi lain agar rasa bosan atau jenuh tersebut tidak muncul ke permukaan.
Orang yang merasa jenuh/bosan akan suatu barang dapat dipastikan tidak akan berminat
untuk mengkonsumsi barang itu lagi pada saat itu.

9. Konsep Kurva Kepuasan Sama (Indifferent Curve)

Definisi: Kurva Kepuasan Sama atau Indifferent Curve adalah sebuah kurva atau garis
yang menyatakan tempat kombinasi beberapa barang/jasa "2 buah barang/jasa" yang
memberikan kepuasan yang sama. Pada hakikatnya Derivasi dari Fungsi Permintaan
konsumen adalah didasarkan kepada Kurva Kepuasan sama atau Indifferent Curve. Kurva ini
menyatakan preferensi/kesukaan/ pilihan konsumen atas beberapa alternatif yang ada. U = f
{X,Y}, dimana X dan Y menyatakan jumla'h barang X dan Y yang dikonsumsi.

10. Teori Nilai Guna (Utility)

Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam membahas
mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna
marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh
dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal
berartipertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau
pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

11. Hipotesis Utama Teori Nilai Guna

Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh

62
seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang
tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada hakikatnya
hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam mengkonsumsi
suatu barang tidak secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang
mengkonsumsikannya.

12. Nilai Guna Total dalam Angka dan Grafik


Grafik Nilai Guna
Kurva nilai guna total (TU) bermula dan titik 0, yang berarti pada waktu tidak terdapat
konsumsi, maka nilai guna total adalah nol. Pada mulanya kurva nilai guna total adalah
menaik, yang berarti kalau juml&h konsumsi mangga bertambah, maka nilai guna total
bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai rnenbrun pada waktu konsumsi mangga
melebihi delapan buah. Kurva nilai guna marjinal (MU) turun dari kiri atas ke kanan bawah.
Gambaran ini meneerminkan hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun. Kurva nilai
guna marjinal memotong sumbu datar sesudah jumlah mangga yang kedelapan. Berarti
sesudah perpotongan tersebut nilai guna marjinal adalah negative.
13. Pemaksimuman Nilai Guna

Setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari barang - barang
yang dikonsumsikannya. Apabila yang dikonsumsikan-nya hanva satu barang saja, tidak
sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati
barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum. Tingkat itu dieapai pada waktu nilai guna
total mencapai tingkat maksimum. Tetapi kalau barang yang digunakan adalah berbagai-
bagai jenisnya, cara untuk menentukan eorak konsumsi barang-barang yang akan
meneiptakan nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit.

14. Cara Memaksimumkan Nilai Guna

Kalau harga setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang
maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya. Kalau harga
ketiga barang tersebut adalah bersamaan, kepuasan yang maksimum (atau nilai guna yang
maksimum) akan diperoleh orang tersebut apabila mengkon-sumsikan: tiga unit pakaian, lima
unit makanan, dan dua kali menonton film.\

15. Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

63
Syarat yang harus dipenuhi adalah: setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli
unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama
besarnya.

16. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila
harga barang itu mengalami perubahan: efek penggantian dan efek pendapatan. Efek
Penggantian adalah Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah
dan barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Efek Pendapatan adalah Kalau
pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil
menjadi semakin sedikit.

17. Mewujudkan Kurva Permintaan

Andaikan seorang konsumen hanya membeli dua jenis barang, yaitu makanan (m) dan
pakaian (k). Andaikan apabila ia menggunakan 10unit makanan, konsumen itu mencapai
keseimbangan konsumen, vaitu:

BAB 5 TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

Adapun ciri dari kurva indiferens adalah: Bergerak dari kiri atas ke kanan bawah,
Berbentuk Konveks terhadap titik Orgin, dan Tidak akan pernah saling berpotongan. Menurut
tuti Suhartati teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan
untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan
dikonsumsinya.

A. KOMBINASI BARANG YANG MEWUJUDKAN KEPUASAN SAMA

Gabungan manaputi akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Artinya, kalau
konsumen itu mengkonsumsi sebanyak 10 makanan dan 2 pakaian (gabungan A) maka
kepuasan yang diperoleh dari melakukan konsumsi tersebut tidak berbeda dengan apabila ia
mengkonsumsi 7 makanan dan 3 pakaian (gabungan B), atau 5 makanan dan 4 pakaian
64
(gabungan E), atau gabungan makanan dan pakaian lainnya yang terdapat dalam Tabel 5.1.
Oleh karena gabungan barang seperti yang ditunjuk-kan oleh keadaan A, B, E, D, E dan F
masing-masing memberikan kepuasan yang sama besarnya maka dikatakanlah konsumen itu
bersikap "indifference" yaitu bersikap tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.Berdasarkan
sikap ini, dalam bahasa Inggris, analisis ini dinamakan indifference curve analysis.

B. TINGKAT PENGGANTIAN MARJINAL

Perhatikanlah perubahan yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan barang


yang dikonsumsinya dari gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini menaikkan
konsumsi pakaian dari 2 menjadi 3 unit, dan kenaikan ini dimungkinkan oleh pengurangan
konsumsi makanan dari 1 0unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti bahwa untuk
mempertahankan tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut maka kenaikan
konsumsi satu unit pakaian harus dibayar dengan pengurangan 3unit konsumsi makanan.
Penggantian ini menggambarkan besarnya pengorbanan ke atas konsumsi sesuatu barang
(makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan pada waktu yang
samatetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh-nya.

C. KURVA KEPUASAN SAMA

Kurva kepuasan samaadalah salah satu dari sekumpulan kurva kepuasan sama yang
dapat dibuat. Kumpulan kurva kepuasan sama akan memberi gambaran yang lebih lengkap
mengenai keinginan seorang konsumen untuk mengkonsumsi dua barang yang memberi
kepuasan maksimum kepadanya. Kurva U2 menggambar-kan gabungan makanan dan
pakaian.

65
Dengan demikian U1, U2, U3, dan U4 masing-masing menggambarkan suatu tingkat
kepuasan tertentu. Tingkat kepuasan yang digambarkan oleh U4 adalah lebih besar dari pada
kurva-kurva lain. Yang digambarkan oleh U3 lebih besar daripada yang digambarkan oleh
U1 dan U2. Sedangkan yang digambar-kan oleh U2 adalah lebih besar daripada yang di-
gambarkan oleh U2 Bahwa setiap kurva kepuasan sama yang lebih tinggi menggambarkan
tingkat kepuasan yang lebih besar tidak sukar untuk membuktikannya.

D. MENCAPAI KEPUASAN MAKSIMUM DENGAN SATU SYARAT

Cita rasa konsumen (yang ditunjukkan oleh kurva kepuasan sama) dan berbagai
gabungan barang yang mungkin dibeli konsumen (yang ditunjukkan oleh garis anggaran
pengeluaran) dapatlah sekarang ditunjukkan keadaan di mana konsumen akan mencapai
kepuasan yang maksimum. Untuk maksud tersebut, garis anggaran pengeluaran dan peta
kepuasan sama digambar-kan dalam satu grafik

1. Efek Perubahan Pendapatan Dan Harga


Apakah yang terjadi kepada keseimbangan pemaksimuman kepuasan konsumen
apabila pendapatan atau harga mengalami perubahan? Tentunya keseimbangan
tersebut akan mengalami perubahan. Kalau titik-titik keseimbangan yang diwujudkan
oleh perubahan pendapatan dihubungkan maka akan terdapat suatu kurva yang
dinamakan garis pendapatan-konsumsi.
2. Efek Pendapatan Konsumsi
Perubaban pendapatan seperti yang telah diterangkan dapat memindahkan garis
anggaran pengeluaran sejajar dengan yang asal. Pertambahan pendapatan akan
memindahkan garis itu ke atas dan pengurangan pendapatan memindahkan garis itu ke
bawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan terdapat satu kurva kepuasan
sama yang menyinggung garis tersebut.
3. Efek Perubahan Harga-Konsumsi
Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran. Dalam
Gambar 5.7 dimisaikan pada mulanya garis anggaran pengeluaran adalah garis AB.
Garis itu disinggung oleh kurva kepuasan sama U. di titik E yang menunjukkan

66
kedudukan yang meneiptakan kepuasan maksi-mum kepada konsumen.

E. KEPUASAN MAKSIMUM PADA KONSUMEN

Sekiranya konsumen ingin mengkonsumsi gabungan barang seperti yang ditunjukkan


oleh titik A, B, E atau D maka kepuasannya belum rneneapai tingkat yang maksimum.
Karena, kalau konsumen itu bergerak sepanjang garis anggaran pengeluaran masih ada titik
lain yang berada pada kurva kepuasan sama yang lebih tinggi. Titik tersebut adalah titik E
yang terletak pada kurva Uv Tidak ada titik lain yang terletak pada garis anggaran
pengeluaran dan terletak pula pada kurva kepuasan sama yang lebih tinggi dari Uv

F. MEMBENTUK KURVA PERMINTAAN

Telah ditunjukkan bahwa sifat permintaan konsumen, yaitu kalau harga turun - ceteris
paribus - permintaan bertambah dan kalau harga naik permintaan berkurang, dapat
diterangkan dengan menggunakan teori nilai guna. Selain dengan cara itu sifat permintaan
konsumen dapat pula diterangkan dengan menggunakan analisis kurva kepuasan sama. Cara

67
menerangkan sifat permintaan konsumen dengan menggunakan analisis kurva kepuasan sama
adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.9.

Membentuk Kurva Permintaan dengan Bantuan Analisis Kepuasan Sama

Dalam membuat Gambar 5.9 (i) dimisalkan pendapatan konsumen adalah tetap
sebesar Y dan pada permulaannya harga makanan adalah Pm dan harga pakaian adalah P.
Dengan demikian pada permulaannya garis a menggambarkan garis anggaran pengeluaran
konsumen tersebut. Garis a menyinggung kurva kepuasan sama U, di titik E. Oleh karena itu
jumlah pakaian yang dikonsumsi adalah Q unit.

BAB 6 TEORI PRODUKSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

Teori Produksi adalah yang menjelaskan tentang hubungan antara luaran atau output
dengan faktor produksi atau faktor input.Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan
perhatian kepada persoalan penawaran, yaitu melibat dan mempelajari sikap para produsen
dalam menawarkan barang yang diproduksinya.

A. FUNGSI PRODUKSI

Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di
antara faktor- faktor produksi dan ringkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi
dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selaiu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi seialu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut: Q = f (K,
L, R, T) Yang dimaksud K adalah jumlah Kapital, L adalah jumlah Labour dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah Rant, dan T adalah tingkat

68
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh
berbagai jenis faktor- faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Dengan kata lain Fungsi
produksi adalah hubungan teknis antara output dan input.

1. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat


produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut.

The Law of De Minishing Return;

The Law of De Minishing Return atau hukum hasil lebih yang semakin berkurang
adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahpisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut
menjelas-kan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang
digunakan untukmewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang
menyata-kan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus
menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertam-bahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.

2. Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah

Analisis yang baru saja dibuat menggambarkan bagaimana tingkat proddksi akan
mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi, yaitu tenaga kerja, terus
menerus ditambah tetapi faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak
dapat diubah lagi. Dalam analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan
modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat dipertukar-
tukarkan penggunaannya.

Kurva Produksi Sama (ISOQUANT)


Misalkan seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanvak 1000 unit. Untuk
memproduksikan barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang
penggunaannya dapat dipertukarkan. Di dalam Tabel 6.2 digambarkan empat gabungan

69
tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.

Garis Biaya Sama (ISOCOST)

Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus


meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya
produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost. Garis ini menggambarkan gabungan
faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.
Untuk dapat membuat garis biaya sama data berikut diperlukan: (i) harga faktor-faktor
produksi yang digunakan, dan (ii) jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor
produksi

B. MEMINIMUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI


Dalam Gambar 9.4 secara serentak ditunjukkan kurva
produksi sama dan garis biaya sama. Dengan penggabungan kedua kurva ini dapat dijelaskan
hal-hal berikut;
1. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi udah ditentukan, keadaan
yang bagaimanakah yang akan Memaksimumkan produksi?
2. Apabila jumlah prOduksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang meminimumkan biaya? ,

70
Memaksimumkan Produksi
Dalam membicarakan persoalan yang dinyatakan dalam (1) dimisalkan biaya yang
dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp 15000, upah tenaga kerja adalah Rp
10000, dan biaya yang disediakan oleh produsen adalah Rp 300000. Dengan uang sebanyak
Rp 300000 produsen dapat sekiranya ia membeli satu jenis faktor produksi saja-memperoleh
20unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya sama TC3 menggambar-kan gabungan tenaga
kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang tersedia.
Persoalannya seka-rang, manakah gabungan yang akan dapat menghasilkan produ-ksi yang
paling maksimum? Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva produksi sama yang
merupakan titik perpoto-ngan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A, B, C, D,
dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di kurva produksi sama yang paling tinggi, yaitu
kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak 2500 unit.

Meminimumkan Biaya
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalan dalam (2) perlu dibuat pemisalan
mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan produsen ingin memproduksi
sebanyak 1500 unit. Dalam Gambar 9.4 keinginan ini digambarkan oleh kurva produksi sama
IQ. Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung oleh garis-garis biaya sama di 5
titik, yaitu titik A, B, Q, R dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabungan-gabungan tenaga
kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak yang
diinginkan. Dari gabungangabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya yang

71
paling murah? Yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik
yang terletak pada garis biaya sama yang paling rendah.

BAB 7 TEORI BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleb faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
mendaptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang
dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis: biaya eksplisit dan biaya
tersembunyi (imputed cost). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang
berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan
mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Biaya Peluang (Opportunity COST)

Biaya yang relevan didasarkan pada konsep penggunaan alternatif. Sumberdaya


ekonomi mempunyai nilai karena sumberdaya tersebut bisa digunakan untuk memproduksi
barangbarang dan jasa-jasa untukkonsumsi.

Biaya Eksplisit Dan Implisit

Biaya Eksplisit adalah biaya upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik,
pembayaran untuk bahan-bahan baku, bunga yang dibayarkan pada para pemegang obligasi
perusahaan dan sewa bangunan, Sedangkan biaya implisit.

BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK

Telah diterangkan bahwa di dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua
jangka waktu:

(i) jangka pendek, yaitu jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak
dapat ditambah jumlahnya, dan
(ii) (ii) jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi
dapat mengalami perubahan.

Biaya Total Dan Jenis-Jenis Biaya Total

72
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Konsep
Biaya Total dibedakan kepada tiga pengertian: Biaya Total (Total Costs), Biaya Tetap Total
(Total | 135 Fixed Costs), dan Biaya Berubah Total (Total Variable Costs). Berikut
diterangkan arti dari ketiga konsep tersebut.

Biaya Produksi Total Atau Biaya Total (Total Costs)

Didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC dari perkataan Total Fixed Cost)
dan biaya berubah total (TVC dari perkataan Total Variable Cost). Dengan demikian biaya
total dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
TC =

TFC + TVC;

Biaya Tetap Total (TFC)

Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input) yang
tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total.

Biaya Berubah Total (TVC)

Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor produksi yang
dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang digunakan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 50000.

Biaya Rata-Rata Dan Marjinal

Dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya
rata-rata dan marjinal. Biaya rata-rata dibedakan kepada tiga pengertian: Biaya Tetap Rata-
rata (Average Fixed Costs), Biaya Berubah Rata-rata (Average Variable Costs) dan Biaya
Total Rata-rata (Average Total Costs).

aya Tetap Rata-rata (AFC) Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah
barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya
tetap rata-rata.

AFC= TFC

Q
73
Biaya Berubah Rata-rata (AVC)

Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai | 138 yang diperoleh adalah biaya berubah rata-rata.

AVC= TVC

Biaya Total Rata-rata (AC)

Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata.

Biaya Marjinal (MC)

Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambab produksi sebanyak satu
unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan kepada definisi ini, biaya
marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus:

MCn = TCn - TCn-1

Di mana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n, TCn adalah biaya total pada waktu
jumlah produksi adalah n, dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah produksi adalah
n-1.

BENTUK KURVA BIAYA JANGKA PENDEK

Berdasarkan data biaya produksi yang terdapat dalam Tabel 10.1 sekarang dapat
digambarkan berbagai kurva biaya produksi yang telah diterangkan. Mula-mula akan
ditunjukkan kurva-kurva biaya total. Sesudah itu ditunjukkan pula kurva-kurva biaya ratarata
dan marjinal.

74
1. Kurva Biaya-Biaya Total Grafik yang menggambarkan kurva-kurva tersebut akan
dibedakan kepada dua bagian, yaitu yang menggambarkan:
(i) kurva-kurva biaya total dan
(ii) (ii) kurva-kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal. Dalam Gambar 10.1
dilukiskan tiga jenis kurva yang termasuk dalam golongan (i), yaitu:
✓ Kurva TFC, yang mengggambarkan biaya tetap total.
✓ Kurva TVC, yang menggambarkan biaya berubah total.
✓ Kurva TC, yang menggambarkan biaya total. Kurva TFC bentuknya adalah
horisontal karena nilainya tidak berubah walau berapa pun banyaknya barang
yang dipro-duksikan. Sedangkan kurva TVC bermula dari titik O dan semakin
lama semakin bertambah tinggi.
2. Kurva Biaya Rata-Rata Kurva-kurva biaya tetap rata-rata (AFC), biaya berubah
ratarata (AVC), biaya total rata-rata (ATC atau AC), dan biaya marjinal (MC) dapat
dilihat dalam Gambar 7.2, 10.3 dan 7.4. Kurva- kurva dalam Gambar 7.2 dilukis
berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 7.1. Kurva biaya tetap
rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian
disebabkan karena ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi,
semakin kecil biaya tetap ratarata.

75
Menggambarkan Kurva MC Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam
menggambarkan, karena ia menunjukkan pertambahan biava kalau produksi naik satu
unit. Dengan demikian ada dua tingkat produksi | 145 yang berkaitan dengan nilai
tersebut, tingkat produksi scbelum dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh
hal ini, titik-titik yang menggambarkan biava marjinal harus digambarkan di antara
kedua-dua tingkat produksi tersebut. Ini berarti, sebagai contoh, titik yang
menggambarkan biaya marjinal naik dari 0unit menjadi 1unit harus dibuat di tengah-
tengab unit produksi 0 dan i.

BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG

Dalam jangka panjang perusahann dapat menambah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara
biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis
biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan
bukan saja dapat menambah | 146 tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan
peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian)

76
dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnva, dalam jangka panjang
terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.

KURVA BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG

Uraian yang baru saja dilakukan mengenai caranya seorang produsen menentukan
kapasitas produksi yang akan digunakannya akan memberikan petunjuk tentang bentuk kurva
biaya total rata- rata jangka panjang atau kurva LRAC (Long Run Average Cost). Kurva
LRAC dapat didefinisikan sebagai kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang paling
minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan dapat selalu mengubah
kapasitas memproduksinya. Dalam Gambar 10.5 kurva LRAC meliputi bagian kurva
AC1sampai di titik a, kurva AC2, dari titik a ke titik b, dan bagian dari AC3, dimulai dari
titik b.

BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC

Sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan
merupakan faktor yang sangat penting di dalam menentukan jumlah perusahaan di dalam
sesuatu industri. Keadaan ini juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata
jangka panjang yang dihadapi setiap perusahaan. Secara kasar dapat dibedakan tiga bentuk
dari LRAC, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10.7. Dalam grafik (i) kurva
LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami kenaikan.

BAB 8 TEORI PERSAINGAN SEMPURNA

Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna:

1. Terdiri banyak penjual dan banyak pembeli


2. Adanya kebebasan untuk membuka dan menutup perusahaan
3. Barang yang diperjual belikan homogan.
4. Penjual dan pembeli harus mempunyai pengetahuan tentang pasar
5. Mobilisasi Sumber Ekonomi cukup sempurna.

PERMINTAAN PASAR DAN PERUSAHAAN

77
Apakah ciri pertama dari pasar persaingan sempurna yang diterangkan pada bagian
sebelum ini? Sifat tersebut adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga, yaitu sesuatu
perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.

Gambar 8.1 (ii) menunjukkan permintaan dan penawatan ke atas barang yang
dihasilkan perusahaan-perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat
bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp 3000, dan jumlah barang yang diperjualbelikan
adalah 200000 unit. Dalam Gambar 8.1 (i) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu
perusahaan dalam industri tersebut.

Hasil Penjualan Marjinal Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat
penting untuk diketahui dalam analisis penencuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan
Marjinal Revenue), yaitu tambahan hasi penjua-lan yang diperoleh perusahaan dari menjual
satu unit lagi barang yang diproduksikannya. Kalau harga barang tetap Rp 3000, setiap unit
tambahan barang yang dijual akan menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp 3000 juga.

Hasil Penjualan Total

Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang
diproduksikannya dinamakan hasil penjualan total (TR-yaitu dari perkataan Total Revenue).
Telah diterangkan bahwa dalampersaingan sempurna harga tidak akan berubah walau
bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menye-babkan kurva
penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.

JUMLAH PRODUKSI DAN HASIL PENJUALAN

78
Hubungan di antara jumlah produksi dengan hasi! penjualan total, hasil penjualan
rata-rata dan hasil penjualan marjinal ditunjukkan dalam Tabel 8.2. Data dan informasi yang
digambarkan dalam setiap kolom adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini:

1) Data dalam kolom (1), seperti juga dalam Tabel 8.1, menggambarkan jumlah produksi
yang dapat dicapai.
2) Kolom (2) menunjukkan tingkat harga barang yang diproduksi. Harga seunit tetap Rp
150 ribu oleh karena produsen tersebut berada di pasar persaingan sempurna.
3) Kolom (3) menunjukan hasil penjualan total yang akan diterima produsen pada
berbagai tingkat produksi.

MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM

Setelah secara lengkap menjelaskan berbagai angka/data yang terdapat dalam Tabel
8.1 dan 8.2, dapatlah sekarang dilihat caranya perusahaan menentukan tingkat produksi yang
akan menghasilkan keuntungan yang paling maksimum. Telah dinyatakan bahwa terdapat
dua cara untuk menentukan tingkat produksi yang memaksimumkan untung tersebut: (i)
dengan menggunakan pendekatan biaya total dan hasil total, dan (ii) dengan menggunakan
pendekatan hasil marjinal dan biaya marjinal. Kedua pendekatan tersebut diterangkan dalam
uraian berikut.

Hasil Penjualan Total

Biaya Total dan Keuntungan Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk
menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan
keadaan tersebut yang perlu dilakukan adalah: 1) Membandingkan hasil penjualan total dan
biaya total pada setiap tingkat produksi. 2) Menentukan tingkat produksi di mana hasil
penjualan total melebihi biaya total pada jumlah yang paling maksimum.

BAB 9 PASAR MONOPOLI

Menurut Kutsoyiannis, Pasar Monopoli adalah menjelaskan mengenai bagaimana


caranya suatu perusahaan monopoli menentukan tingkat produksi yang akan pemaksimuman
keuntungannya. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu

79
perusa- haan saja. Dan perusabaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat.

A. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI

Uraian berikut menerangkan ciri-ciri monopoli :


1. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada
satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa
yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh
barang lain yang ada dalam pasar.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud, karena tanpa adanya halangan
tersebut pada akhirnva akan terdapat beberapa perusahaan di dalam industri.
B. FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:

1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang- undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

C. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN DALAM MONOPOLI

1. Produksi, Harga Dan Penjualan


Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin
berkurang apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat produksi
tertentu pertambahannya akan menjadi negatif. Pada umumnya hasil penjualan marjinal
nilainya adalah lebih rendah daripada harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit
hasil penjualan marjinal = harga.

80
2. Grafik Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

Seperti juga halnya dengan penggambaran dengan menggunakan angka-angka,


dengan secara grafik pemaksi-muman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat
ditunjukkan dengan dua cara, yaitu:
 Dengan grafik yang menggambarkan biaya total dan basil penjualan total.
 Dengan grafik yang menunjukkan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.

3. Pendekatan Biaya Total-Hasil Penjualan Total

Kurva TC (biaya total), dan TR (hasil penjualan total) dibuat berdasarkan data
yang terdapar dalam Tabe l9.1 dan 9.2. Kurva TC bermula di atas kurva TR, dan ini
terus berlangsung sehingga tingkat produksi hampir 2 unit. Keadaan di mana kurva
TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahva perusahaan mengalamt kerugian.

4. Pendekatan Biaya Marjinal-Hasil Penjualan Marjinal


Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau
kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu; a) Mendapat
untung luar biasa (untung melebihi normal); b) Mendapat untung normal; c)
Mengalami kerugian tctapi masih dapat membayar biaya berubah; d) Dalam keadaan
menutup atau membubarkan perusahaan.

81
Keuntungan Normal Atau Lebih Normal

Keadaan kegiatan perusahaan yang memperoleh untung lebih normal


ditunjukkan dalam Gambar. Dalam gambar juga menggambarkan keadaan di mana
perusahaan mendapat keuntungan biasa atau keuntungan normal. Suatu perusahaan
dikatakan memperoleh keuntungan normal apabila hasil penjualan totalnya adalah
sama dengan biaya total.

D. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN SECARA GRAFIK


Kurva Permintaan, Penjualan Total dan Penjualan Marjinal,Kurva hasil
penjualan total (TR), kurva hasil penjualan rata- rata (D = AR), dan kurva hasil
penjualan marjinal (MR) dalam (Gambar 9.1 dibuat berdasarkan data dalam Tabel 9.1.
Sampai kepada jumlah produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus mengalami
kenaikan, dan kenaikan tersebut adalah pada tingkat yang semakin menurun.
Berdasarkan kepada sifat ini, kalaudipethatikan sifat perhubungan di antara kurva
permintaan DD dan kurva TR pada Gambar 2.1, dapat dibuat kesimpulan yang berikut:
Karena OA menggambarkan hasil penjualan total yang semakin bertambah pada
harga yang semakin menurun, maka bagian kurva permintaan DD yang terletak di
bagian atas titik C (lihat grafik ii) mempunyai elastisitas permintaan >1..2) Karena AB
menggambarkan hasil penjualan total yung semakin berkurang pada harga yang
semakin menurun, maka bagian kurva permintaan yang terletak di bagian yang lebih ke
bawah dari titik C mempunyai elastisitas permintaan < 1. 3) Pada titik C elastisitas
permintaan adalah satu.

E. ADAKAH MONOPOLI KEUNTUNGANNYA BERLEBIHAN?


Mereka menganggap keuntungan luar biasa merupakan suatu fenomena penting
perusahaan monopoli. Ini merupakan pandangan yang kurang tepat. ada empat kemungkinan
dari keadaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna:
mendapat untung melebihi normal, atau untung normal, rugi tetapi masih dapat membayar
kembali sebagian dari biaja tetap, dan mengalami kerugian sehingga biaya
berubabnja pun tidak dapat ditutupnya. Keempat kemungkinan tersebut juga dapat
berlaku dalam suatu perusahaan monopoli.

82
Gambar 9.4 menggambarkan keadaan di mana monopoli mengalami kerugian.
Kerugian adalah yang paling minimum apabila perusahaan monopoli memproduksikan
sebanyak Q1 , karena pada tingkat produksi tersebut MR1 = MC1. Biaya total yang
dikeluarkan adalah OQ1 x OP1. Dengan demikian kerugian yang diderita oleh perusahaan
monopoli tersebut adalah seperti yang ditunjukkan oleh kotak P1 ABC. Kerugian ini
adalah yang paling minimum.

BAB 10 PERSAINGAN MONOPOLISTIS

A. CIRI-CIRI PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang diuraikan
di bawah ini.

1. Terdapat Banyak Penjual


Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun
demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.

2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak

Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan
monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan
sempurna produksiberbagai perusahaan adalah serupa.
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

83
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak
mempunyai kekuasaan dalam mempeng- aruhi harga, perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis dapat mempengaruhi harga.

B. KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis


adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisitasnya tidak sampai
mencapai elastis sempurna-yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar - yang
merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan
sempurna.

1. Keseimbangan Jangka Panjang


Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-
perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menvebabkan
pcrtambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan
menghadapi per-thintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti
kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga
kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri,

Elastis sempurna, kurva hasil penjualan marjinal (MR) tidak berimpit dengan kurva
permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR adalah sama seperti yang
terdapat dalam monopoli, yaitu kurva tersebut terletak di bawah kurvapermintaan.

84
2. Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan
sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan
yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama dengan
di dalammonopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang dihadapi adalab permintaan dari
seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi
peru- sahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.

3. Keseimbangan Jangka Panjang


Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam Gambar 10.1 (i) akan menarik
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan
monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru. Maka
keuntungan yang melebihi normal akan menvebabkan pcrtambahan dalam jumlah perusahaan
di pasar.

Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat


keuntungan normal berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan
sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah: 1) Harga dan
biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggiKegiatan memproduksi di
pasar persaingan monopo-listis belum mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat di
mana Biaya produksi per unit adalah paling rendah).

BAB 11 PASAR OLIGOPOLI

85
Yang dimaksud dengan pasar oligopoly oleh Tati Suhartati adalah pasar yang terdiri
dari hanya beberapa produsen saja. Adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan
saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli. Pasar oligopoli adalah lebih rumit daripada
menerangkan sikap pengusaha di pasar-pasar lainnya. Ini disebabkan karena tidak terdapat
keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri dalam pasar oligopoli. Kelakuan
perusahaan akan sangat berbeda apabila dalam pasar hanya ada tiga perusahaan, dengan
apabila dalampasar terdapat lima belas perusahaan.
Ciri-Ciri Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur
dari industri dalam pasar oligopoli adalah: terdapat beberapa perusahaan raksasa yang
menguasai sebagian besar pasar oligopoli katakanlah 70 sampai 80 persen dari seluruh
produksi atau nilai penjualan dan di samping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil.
Sifat ini menyebabkan sebap perusahaan harus mengambil keputusan yang berhati-hati di
dalam mengubah harga, membuat desain, mengubah teknik memproduksi dan sebagainya.
Sifat saling mempengaruhi (mutual interdependence) ini merupakan sifat yang khusus
dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yangtidak terdapati dalam bentuk pasar lainnya.

BAB 12 KEPUTUSAN INVESTASI

Linkolin mengatakan bahwa, keputusan investasi antara lain perhitungan nilai


sekarang bersih (NPV) dari suatu proyek atau asset berarti nilai sekarang bersih yang
diharapkan dari suatu investasi adalah E(NPV) =E(PVJ)-{(biaya investasi)}
E(NPV)>0 Diterima E(NPV)<0_ Ditolak
Implementasi kaidah ini bisa dilakukan secara langsung yaitu dengan
menggunakan Teknik-teknik yang telah dijelaskan;
1. Peramalan permintaan untuk memperolehpenerimaan yang diharapkan adalah dari
proyek tersebut E (R.j.t)
2. Peramalah estimasi biaya untuk memperoleh estimasi biaya yang diperkirakan
pada masa yang akan dating dari proyek tersebut E(Cj.t)
3. Gabungkan dari permintaan dan biaya yang diharapkan tersebut untuk
memperoleh aturan kas bersih yang diharapakan tersebut (expected net cash untuk
proyektersebut.
4. Tentukan tingkat diskonto yang tepat. rj.t

86
5. Diskontakan aliran kas ber tersebut untuk memperoleh nilai sekarang yang
diharapkan dari proyek tersebut.

6. Kurangkan biaya sekarang dri proyek tersebut untuk memperoleh nilai


sekarang bersih yang diharapkan.
Untuk melihat bagaimana hal ini dicapai, kita lihat contoh berikut ini;

a. Penerimaan yang Diharapkan dari Proyek tersebut

Para staf Lit-Bang perusahaaan tersebut sebelumnya te-lah mempersiapkan


peramalan harga dari produk perusahaan tersebut untuk 5 tahun yang akan datang.
Dengan menggunakan estimasi fungsi biaya untuk fasilitas produksi perusahaan
tersebut (lihat tabel berikutnya), para staf Lit- Bang dapat menentukan output optimal
bagi fasilitas baru tersebut untuk setiap harga yang diramalkan tersebut. Kemudi-an,
dengan mengalikan harga dengan kuantitas, mereka mem-peroleh distribusi
pendapatan untuk setiap tahun. Akhir-nya, dengan menggunakan probabilitas untuk
masing-masing harga, mereka mampu memperoleh nilai penerimaan yang diharapkan
untuk setiap tahun.

b. Expected Costs dari Proyek tersebut

Fungsi AVC untuk setiap peralatan telah diestimasi sebagai AVC = 20 - 3Q +


0,25. Dimana output Q adalah 100.000 unit/tahun. Biaya tetap tahunan adalah Rp3,5
milyar. Dengan menggunakan estimasi tersebut dan dihubungkan dengan tingkat
output yang disajikan di atas, staf Lit-Bang memberikan distribusi probabilitas untuk
biaya tahunan.

87
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

3.1 Kelebihan Buku


 Kelebihan Buku Utama
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), kelebihan dari buku utama yang
direview yaitu memiliki cover yang didesain dengan tampilan yang sangat baik dan
menarik serta menampilkan kesan “Komunikasi Bisnis” dengan jelas, cover buku juga
menampilkan judul buku, nama penulis, serta penerbit dengan jelas.
2. Dari aspek layaout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font kelebihan
buku utama yang direview yaitu menggunakan font dan spasi serta tata letak yang
sesuai dengan standar penulisan sebuah buku sehingga pembaca dapat membaca buku
ini dengan enak dan tidak membuat mata cepat lelah.
3. Dari aspek isi buku, kelebihan dari buku utama adalah penjelasan dan pembahasan
materi yang lengkap dibandingkan buku pembanding, di mana pada tiap-tiap bab
menjelaskan berdasarkan garis besar materi yang dibahas dan dijelaskan secara rinci.
Dengan penjelasan dan pembahasan buku yang lengkap tentunya buku ini sangat
membantu pembaca dalam memahami pendidikan kearganegaraan secara praktik dan
luas.
4. Dari aspek tata bahasa, kelebihan dari buku yang direview adalah memiliki bahasa
yang padu dan penjelasan yang tidak berulang-ulang.
5. Buku ini memberikan soal-soal latihan disetiap bab materinya yang tentunya lebih
membuat pembaca semakin memahami terkait materi yang disajikan oleh buku
tersebut, sehingga dapat dikatakan untuk materi pendukung tidak memerlukan sumber
lain karena di dalam buku ini sudah sangat lengkap dalam pembahasan materi.

 Kelebihan Buku Pembanding


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), kelebihan dari buku pembanding yaitu
memiliki cover yang didesain dengan tampilan yang sangat baik dan menarik serta
menampilkan kesan “Komunikasi Bisnis” dengan jelas, cover buku juga menampilkan
judul buku, nama penulis, serta penerbit dengan jelas.
2. Dari aspek layaout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font kelebihan
buku pembanding yaitu menggunakan font dan spasi serta tata letak yang sesuai

88
dengan standar penulisan sebuah buku sehingga pembaca dapat membaca buku ini
dengan enak dan tidak membuat mata cepat lelah.
3. Dari aspek isi buku, kelebihan dari buku pembanding adalah penjelasan dan
pembahasan materi yang cukup lengkap, di mana pada tiap-tiap bab menjelaskan
berdasarkan garis besar materi yang dibahas dan dijelaskan secara rinci.
4. Dari aspek tata bahasa, kelebihan dari buku pembanding adalah memiliki bahasa yang
padu dan mudah dimengerti, namun juga terdapat beberapa bahasa asing atau istilah
yang tidak disertai dengan arti dalam bahasa Indonesia sehingga membuat pembaca
sedikit kesulitan dalam memahami secara keseluruhan buku ini.
5. Di dalam buku utama ini mencantumkan capaian pembelajaran, kompetensi dasar
pembelajaran, indikator pembelajaran, peta konsep disetiap bab yang membantu
mahasiswa atau pembaca lebih terarah dalam pembahasan materi

3.2 Kelemahan Buku


 Kelemahan Buku Utama
1. Kekurangannya terdapat tata letak yang salah dimana terdapat lembar yang terlihat
kosong tanpa ada penulisan apapun dibagian tengah buku.
2. Terkadang materi yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya diulang
kembali pada pembahasan selanjutnya.
3. Di dalam buku utama ini tidak dilengkapi dengan rangkuman pada tiap akhir bab
sehingga mahasiswa/pembaca sedikit kesulitan mendapat inti dari tiap bab terlebih
pembahasan tiap bab dalam buku ini sangat luas dan kompleks dan juga pembaca
tidak bisa mengasah kemampuan pembaca.

 Kelemahan Buku Pembanding


1. Kekurangan yang terdapat dalam buku ini yaitu tampilan penulisan yang kabur atau
buram serta buku ini tidak disertai dengan rangkuman dan uji kompetensi yang dapat
melatih kemampuan pembaca di setiap bab.
2. Terdapat beberapa bahasa asing atau istilah yang tidak disertai dengan arti dalam
bahasa Indonesia sehingga membuat pembaca sedikit kesulitan dalam memahami
secara keseluruhan buku ini.
3. Kekurangan dari buku yang direview yaitu terdapat kata-kata istilah yang masih
membutuhkan penjelasan namun tidak dijelaskan sehingga membuat pembaca sedikit
kesulitan dalam memahami secara keseluruhan buku ini.

89
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat simpulkan bahwa Critical Book Review
(CBR) merupakan kegiatan untuk mengkritisi dan menganalisa untuk mengetahui intisari dan
pokok bahasan dari buku utama yang telah direview. Buku utama yang berjudul “Ekonomi
Manajerial” karangan Prof. Dr. Seoharno, TS, SU dan Buku Pembanding yang berjudul
“Ekonomi Manajerial” karangan DR. Dahlia, SE., M.Si memberikan dan menjelaskan
pemahaman Ekonomi manajerial secara lengkap dan menguraikan topik - topik penting
dalam mempelajari ekonomi dalam manajemen bisnis yang baik. Di dalam buku Ekonomi
Manajerial ini banyak terdapat penjelasan mengenai bagaimana pemahaman dalam
manajemen bisnis terkhusus bagi mahasiswa yang akan menjadi pelaku bisnis kedepannya,
buku ini juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai buku teks bagi para
mahasiswa/i, akan tetapi hal itu dianggap wajar karena memang sulit untuk menemukan hal
yang nyaris sempurna.

4.2 Rekomendasi

Buku utama karangan Prof. Dr. Seoharno, TS, SU dan buku pembanding karangan
DR. Dahlia, SE., M.Si ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan dan buku
pegangan bagi para mahasiswa/i dan sebagai bahan ajar bagi dosen-dosen dalam mengajar
diperkuliahan dan juga bagi yang membutuhkan informasi referensi mengenai komunikasi
dalam bisnis. Kami berharap dengan siapnya hasil Critical Book Review ini bisa menjadikan
referensi pembelajaran kedepannya supaya ilmu yang didalamnya tidak putus disini aja dan
semoga pembaca bisa saling mengembangkan Critical Book Review ini.

90
DAFTAR PUSTAKA

Dahlia. 2021. Ekonomi Manajerial. Edu Publisher: Tasikmalaya.

Soeharno. 207. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Andi.

91

Anda mungkin juga menyukai