Anda di halaman 1dari 47

Ingenida Hadning

a. Bedah (surgary) termasuk transplantasi


organ
b. Terapi kejiwaan (psychotherapy)
c. Terapi fisik (physical therapy)
d. Radiasi
e. Kemoterapi (pengobatan dengan obat) →
sering digunakan dan paling disukai
 memberikan cara pemberian obat yang aman
 ketepatan dosis
 melindungi obat dari pengaruh yang merugikan
(atmospheric oxygen, tablet salut, ampul)
 melindungi obat dari pengaruh asam lambung (enteric-
coated tablets)
 menutupi rasa dan bau dari obat (kapsul, tablet salut,
flavoured syrup)
 menyediakan obat dalam bentuk cair untuk obat tidak
larut atau tidak stabil (suspensi)
 menyediakan obat dalam bentuk sediaan cair jernih (syrup,
solution)
 menyediakan obat dengan kecepatan pelepasan terkontrol
(various controlled-release tablets, capsules, and
suspensions)
 memberikan aksi obat maksimal dari penggunaan secara
topical (ointments,creames,transdermal,and
ophalmic,ear,and nasal preperations)
 menyediakan obat dengan cara penggunaan disisipkan
(supositoria rectal,vaginal)
 pemberian obat langsung pada aliran darah atau jaringan
badan (injection)
 pemberian aksi obat optimal melalui terapi inhalasi
(inhalants and inhalantion aerosols)
1. Mengandung jumlah bahan aktif (Kadar / DOSIS OBAT)
2. Mengandung jumlah yang sama dari bahan aktif
(homogenitas)
3. Bebas dari zat asing (KEMURNIAN)
4. Menjaga potensinya, ketersediaan terapi dan
penampilan sampai digunakan (Stabil)
5. Setelah administrasi, melepaskan zat aktif untuk
ketersediaan biologis penuh
SEDIAAN OBAT, dapat mengalami kehilangan
aktivitas terapi dikarenakan :
 Perubahan dosis (kadar obat)
 Perubahan fisik obat
 Perubahan kimia atau interaksi yang
melibatkan eksipien
 Uji stabilitas fisik
 Uji kimia
 Uji biologi
 Keseragaman dosis obat
 Penerimaan kepada pengguna, baik resep
dan pasien
 Cocok kemasan dan pelabelan
 Dasar pemikiran mengenai dosis
 Metode dari pembuatan produk
 In-proses dan prosedur kualitas kontrol akhir untuk
memastikan bahwa kualitas dirancang dan diproduksi
menjadi produk yang sebenarnya ada
 Kenyamanan dan kemudahan penggunaan produk untuk
memastikan kepatuhan pasien dengan dosis yang
ditentukan
 Faktor bahan obat
 Faktor pasien
Sifat fisiko-kimia bahan obat:
 Bahan obat higroskopis
 Bahan obat tidak larut air diberikan dalam
bentuk padat tidak dalam sediaan cair kecuali
yang digunakan bentuk lainnya misalnya bentuk
ester pada klomfenikol yang sifat larut air.
 Bahan obat dirusak oleh getah lambung maka
diberikan dalam bentuk injeksi
 Bahan obat yang tidak diabsorbsi bila diberikan
melalui oral maka obat akan diberikan melalui
injeksi atau topikal
Hubungan aktivitas/struktur kimia obat (SAR) :
Contoh:
 Derivat barbiturat Thiopental (ultra-shortacting) diberikan
bentuk injeksi
 Derivat barbiturat Fenobarbital (long acting) diberikan
melalui oral dalam bentuk tablet, kapsul dan puyer
Sifat farmakokinetik bahan obat :
 Obat yang mengalami “first pass effect” pada hati kurang
efektif bila diberikan melalui oral misalnya nitrogliserin
dan isosorbid dinitrat maka diberikan tablet sublingual
Bentuk sediaan yang paling stabil :
 Contoh vitamin C tidak stabil dalam bentuk cairan maka
pilihannya adalah bentuk padat yang sifatnya lebih stabil
 Umur pasien :
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Geriatrik
 Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus bekerja :
a. Efek lokal: bentuk sediaan yang dipilih adalah
solutio, mixtura, unguentum, krim, pasta.
b. Penyerapan atau penetrasi obat melalui kulit:
bentuk sediaan injeksi, linimentum, unguentum, krim
c. Efek sistemik : bentuk sediaan injeksi,bentuk
sediaan cair atau padat yang diberikan per oral atau
rektal.
Penggunaan oral lebih mudah digunakan bagi
penderita daripada cara rektal
 Kecepatan atau lama kerja obat yang
dikehendaki:
a. Obat bentuk injeksi lebih cepat diabsorpsi
daripada bentuk sediaan per oral atau per rektal
Contoh: kecepatan penyerapan aminofillin dari
berbagai bentuk sediaan injeksi > solutio >
pulveres > kapsul
b. Obat sustained release (kapsul atau tablet)
bekerja lebih lama daripada tablet atau kapsul
biasa; pemberian obat cukup satu atau dua kali
dalam sehari
 Keadaan umum penderita :
a. Penderita tidak sadar dipilih bentuk sediaan
injeksi atau rektal
b. Penderita sadar maka lebih baik diberikan
bentuk sediaan oral
c. Penderita sadar tetapi tidak dapat diberikan
pengobatan secara per oral seperti pada pasien
hiper-emesis, post-operasi saluran cerna maka
pilihlah bentuk sediaan injeksi atau rektal
 Bentuk terapeutik obat yang optimal dan
efek samping yang minimal bagi penderita:
Emetin HCl, morfin HCl diberikan dalam
bentuk injeksi tidak dalam bentuk oral
 Vitamin C dalam bentuk cair akan lebih
mudah terurai maka diberikan dalam bentuk
padat
 Bentuk sediaan paling enak/cocok bagi
penderita:
a. Sangat pahit (mudah larut) tidak diberikan
bentuk obat minum (cair) atau kecuali bentuk
esternya yang tidak pahit seperti kloramfenikol
b. Berasa “amis” maka dipilih kapsul atau tablet
atau lebih baik lagi dragee, misalnya berbagai
garam Fe2+ bila bentuk solutio akan berasa
seperti “besi karatan” maka diberikan bentuk
kapsul atau tablet
OleumYecoris aseli (amis) lebih baik diberikan
kapsul cangkang lunak atau emulsi
 Serbuk atau powder (pulvis & pulveres)
 Granul (granual atau dry granule)
 Tablet (compressi)
 Kapsul (capsulae)
 Campuran kering bahan obat yang
dihaluskan, untuk pemakaian oral /
pemakaian luar.
 Serbuk terbagi
 Serbuk tak terbagi
a. Serbuk oral tidak terbagi
b. Pulveres adspersorium (serbuk tabur)
c. Powder for injection (serbuk injeksi)
 Dilarutkan/disuspensikan dalam aquadest
 Pulvis adspersorius ditaburkan
 Serbuk injeksi, dilarutkan atau disuspensikan
dalam aqua pro injeksi / pelarut yang sesuai
 Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk
dengan diameter 2-4 µm.

MACAM :
 Bulk granules
 Divided granules
 Sebelum diminum, dilarutkan/disuspensikan
dulu dalam air /pelarut yang sesuai dengan
volume tertentu, menurut petunjuk dalam
brosur yang disediakan.
 Sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi.
 Berdasar teknik pembuatan :
a. Tablet cetak
b. Tablet kempa
 Berdasar penggunaannya :
a. Bolus
b. Tablet triturat
c. Tablet hipodermik
d. Tablet bukal
e. Tablet sublingual
f. Tablet efervesen (tablet buih)
g. Tablet kunyah (chewable tablet)
h. Tablet hisap (Lozenges) :
Lokal
Sistemik
BERDASARKAN FORMULASI :
 release, delayed release, sustained release,
sustained action, prolonged action, prolonged
release, timeTablet Salut Gula (Tsg) (Dragee,
Sugar Coated Tablet)
 Tablet Salut Film (Tsf) (Film Coated Tablet, Fct)
 Tablet Salut Enterik (Enteric Coated Tablet)
 Sediaan Retard (Sustained Released, Form
Prolonged Action, Form Timesapan, Spanful)
Macam-macam sediaan retard, yaitu controlled
release, extended release, slow release,
extended action.
BERDASAR BENTUKNYA:
 Bulat pipih
 Silindris
 Secara umum ditelan utuh kecuali tablet
dengan penggunaan khusus seperti tablet
hisap.
 Sediaan padat terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
 Cangkang umumnya terbuat dari gelatin;
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan
lain yang sesuai.
 Kapsul cangkang keras (Hard capsule)
 Kapsul cangkang lunak (Soft capsule)
 solutiones (larutan)
 suspensiones (suspensi)
 emulsa (emulsi)
 Cocok untuk penderita yang sukar menelan
 Absorpsi lebih cepat dibandingkan sediaan
oral lain
 Homogenitas lebih terjamin.
 Dosis/takaran dapat disesuaikan
 Dosis lebih seragam
 Cocok untuk obat yg mengiritasi mukosa
lambung atau dirusak cairan lambung
(sediaan parenteral)
 Tidak untuk obat yang tidak stabil dalam air
 Obat pahit/baunya tidak enak sukar ditutupi
 Sediaan tidak praktis dibawa
 Takaran obat tidak dalam dosis terbagi kecuali
sediaan dosis tunggal, dan harus menggunakan
alat khusus
 Air merupakan media pertumbuhan bakteri dan
merupakan katalis reaksi.
 Pemberian obat menggunakan alat
khusus/orang khusus (sediaan parenteral)
 Potiones (obat minum)
 Elixir
 Sirup
 Guttae (drop)
 Guttae ophthalmicae (tetes mata)
 Gargarisma (Gargle)
 Mouthwash
 Guttae nasales (tetes hidung)
 Guttae auricularis (tetes telinga)
 Inhalatoines
 Lotion
 Lavament/Clysma/Enema
Selain untuk membersihkan, enema juga
berfungsi sebagai karminativa, emollient,
diagnostik, sedatif, antelmintik, dan lain-lain.
 Douche
 Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, disuntikkan
dengan cara menembus atau merobek
jaringan ke dalam atau melalui kulit atau
selaput lendir.
 Obat harus steril dan disimpan dalam wadah
yang menjamin sterilitas.
 Onset cepat.
 Efek dapat diramalkan dengan pasti.
 Bioavailabilitas sempurna atau hampir
 sempurna.
 Kerusakan obat dalam GE dihindarkan.
 Dapat diberikan pada penderita sakit keras
atau koma.
 Nyeri saat pemberian.
 Efek psikologis bagi yang takut disuntik.
 Kekeliruan obat atau dosis tidak dapat
diperbaiki.
 Obat hanya diberikan oleh tenaga ahli
tertentu.
Keuntungan sediaan setengah padat
dibandingkan sediaan cair :
 Dapat diatur daya penetrasi dengan
memodifikasi basisnya.
 Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
 Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit
tumbuh bakteri.
 Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu.
 Terjadi ketengik terutama untuk sediaan-
sediaan dengan basis lemak tak jenuh.
 Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat
dari basisnya.
 Terjadinya perubahan warna.
 mengandung satu atau lebih bahan obat
 berbentuk emulsi minyak dalam air atau
dispersi mikrokristal
 asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air
 mudah dibersihkan
 jernih & tembus cahaya yang mengandung zat-
zat aktif dalam keadaan terlarut
 lebih encer dari salep, mengandung sedikit/tidak
lilin,
 digunakan pada membran mukosa dan untuk
tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat,
dan umumnya adalah campuran sederhana dari
minyak dan lemak dengan titik leleh rendah
 dapat dicuci karena mengandung mucilago,
gum atau bahan pensuspensi sebagai basis
 mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal.
 konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
 tidak memberikan rasa berminyak seperti
unguentum.
 mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %
- 50 %
 beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:
a. mengikat cairan sekret lebih baik dari
unguentum
b. lebih melekat pada kulit
 untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir.
 bahan obat larut/terdispersi
 homogen dalam dasar salep yang cocok.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai