Anda di halaman 1dari 10

Nur Qomariah Hayati et al.

: Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai


Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang ...

Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai


Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang
(Evaluation of Legality Delegation Effectiveness
as a Method of Spreading Potato Breeder Seeds)

Nur Qomariah Hayati1), Rizka Amalia Nugrahapsari1), Hardiyanto2), Saptana3),


Rima Setiani4), Sulusi Prabawati1), Chotimatul Azmi5)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jln. Tentara Pelajar No. 3C,
1)

Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16111


2)
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Jln. Raya Tlekung No, 1, Junrejo, Batu, Jawa Timur, Indonesia 65327
3)
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jln. Tentara Pelajar No. 3B, Kampus penelitian pertanian Cimanggu, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16124
4)
Museum Tanah dan Pertanian, Jln. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor, Indonesia 16123
5)
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jln. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang,Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia 40391
E-mail : Nur_qh@yahoo.com

Diterima: 11 Juli 2020; direvisi: 9 September 2021; disetujui: 7 Januari 2022

ABSTRAK. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) sebagai lembaga penghasil varietas kentang memberikan kewenangan
delegasi legalitas kepada produsen benih kentang yang memenuhi persyaratan untuk memproduksi Benih Sumber kentang kelas
Benih Penjenis. Efektivitas delegasi legalitas sebagai metode penyebaran benih kentang sangat penting untuk dievaluasi, terutama
terkait jangkauan penyebaran dan kontribusinya dalam mengatasi permasalahan ketersediaan benih kentang bermutu di sentra
pengembangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi efektivitas delegasi legalitas kentang sebagai metode penyebaran
benih kentang. Hasil penelitian menunjukkan metode delegasi legalitas efektif dalam penyebaran benih kentang karena memiliki
karakteristik yang dapat melengkapi kekurangan sistem pembelian langsung serta memperluas jangkauan penyebaran benih kentang.
Jika didasarkan pada skema perbanyakan dari planlet hingga setek yang dilakukan oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS),
kontribusi delegasi legalitas dalam produksi kentang dapat mencapai 85,77% pada kondisi optimal, 71,45% apabila kontaminasi
rendah, dan 40,36% apabila kontaminasi tinggi. Kondisi optimal dapat tercapai apabila penangkar memiliki fasilitas produksi yang
menunjang, SDM yang kompeten, pangsa pasar yang besar, dan jaminan ketersediaan lahan.

Kata kunci : Efektivitas; Delegasi legalitas; Benih penjenis; Kentang

ABSTRACT. Indonesia Vegetable Research Institute (Ivegri) is a public institution responsible for generating potato varieties. To
further disseminate these varieties, Ivegri authorizes legality delegation scheme to producers that meet requirements in producing
potato breeder seeds. The effectiveness of this scheme is about time to be evaluated, especially with regards to its distribution coverage
and its contribution to the national potato seeds availability. The objective of this study was to evaluate the effectiveness of legality
delegation scheme in expanding potato seeds distribution. The results show that the scheme is quite effective in distributing potato
seeds, because it has characteristics that can complement the direct purchase scheme, as well as expanding the coverage of potato
seed distribution. Based on the propagation method (from plantlets to cuttings) carried out by UPBS, the scheme can contribute to
the national potato production by an estimated of 85.77% (optimal condition), 71.45% (if contamination is low), and 40.36% (if
contamination is high). Optimal condition is achievable when seed producers’ recipients of legality delegation have the required
supporting production facilities, such as competent human resources, large market share, and guaranteed land availability.

Keyword: Effectiveness; Legality delegation; Breeder seeds; Potatoes

Kentang merupakan sayuran yang menjadi bahan dengan tren 1,71% per tahun, namun produksi
pangan alternatif yang mendukung diversifikasi (Haris kentang berfluktuasi dengan tren peningkatan yang
2010; Utami, Hariani & Setyaningrum 2013), serta lebih kecil, yaitu 1,40% per tahun akibat penurunan
merupakan bahan baku industri olahan, antara lain kentang luas areal sebesar -0,31% selama periode 2016-
goreng dan keripik (Asgar et al. 2011). Kebutuhan kentang 2020. Oleh karena itu diperlukan peningkatan
mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan produktivitas kentang yang sangat tinggi untuk
jumlah penduduk dan pendapatan (Andriyanto, Setiawan mengimbangi penurunan luas areal kentang dan
& Riana 2013). Oleh karena itu kentang (Solanum menjaga keberlanjutan produksi kentang.
tuberosum L) menjadi komoditas yang mendapat prioritas Kendala terpenting dalam pengembangan kentang
pengembangan di Indonesia. adalah produktivitas belum optimal (Basuki, Moekasan
Data BPS (2020) menunjukkan bahwa meskipun & Prabaningrum 2013) akibat kurang terjaminnya
produktivitas kentang mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas benih kentang, tingginya

77
J. Hort. Vol. 32 No. 1, Juni 2022 : 77-86

serangan hama penyakit, dan terbatasnya kultivar Hestina (2012). Hasil penelitiannya menyarankan
kentang yang sesuai untuk kebutuhan pasar dan perlunya didirikan pusat pengembangan perbenihan
lingkungan tumbuh (Nuraini, Rochayat & Widayat kentang atau produsen benih kentang bersertifikat di
2016). Produksi umbi benih dipengaruhi oleh daerah agar kebutuhan petani kentang setempat lebih
penggunaan umbi kentang berkualitas baik dan layak mudah terpenuhi. Saran penelitian tersebut mengenai
tanam dengan potensi hasil tinggi yang diperoleh dari perlunya produsen benih kentang, bersertifikat di
penangkar benih bersertifikat. Selain itu Hartati dan daerah telah diwujudkan melalui pemanfaatan sistem
Setyadji (2012) serta Lestari et al. (2014) menyebutkan delegasi legalitas kentang. Hal ini sependapat dengan
bahwa benih secara nyata berpengaruh terhadap penelitian Kiloes et al. (2019), yang menyarankan
produksi kentang. Faktor dari luar adalah kondisi salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam
lahan, iklim, cuaca, dan teknik budidaya (Muhamad, mengembangkan perbenihan kentang, yaitu dengan
Amarullah & Amarillis 2019). delegasi legalitas kentang untuk penguatan penangkar
Komponen biaya terbesar dalam usahatani kentang dalam memproduksi benih bersertifikat dengan
adalah penyediaan benih (Kiloes, Sayekti & Syah 2016; harga terjangkau secara massal. Suatu kegiatan
Swastika, Saptana & Gunawan 2021), yaitu sekitar disebut efektif apabila mencapai tujuan dan sasaran
35–50% dari total biaya produksi kentang. Sementara akhir (Mardiasmo 2009). Penelitian ini dilakukan
itu, ketersediaan benih kentang bersertifikat nasional berdasarkan pertimbangan tidak saja untuk menutupi
saat ini baru mencapai 6% dari kebutuhan total 28,6 kesenjangan pengetahuan/informasi tentang sistem
delegasi legalitas, tetapi juga untuk mengkaji
ribu ton benih per tahun (Dianawati 2013).
jangkauan penyebaran dan kontribusi sistem dalam
Tersedianya benih bermutu dalam jumlah cukup mengatasi permasalahan terbatasnya ketersediaan
dan harga terjangkau merupakan faktor penunjang benih kentang bermutu di daerah, karena penyediaan
keberhasilan budidaya kentang (Mulyono et al. benih dari pembelian langsung tidak bisa mencukupi
2017). Kurangnya ketersediaan benih bermutu yang kebutuhan benih sehingga perlu skema delegasi
bersertifikat menyebabkan sebagian besar petani legalitas. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan
menggunakan benih tanpa sertifikat yang dibeli rekomendasi kebijakan terkait perbaikan metode
dari produsen dan pedagang benih serta benih yang penyebaran benih kentang bermutu yang sangat
disisihkan dari hasil panen sebelumnya. Hanya dibutuhkan untuk mendukung strategi peningkatan
sebagian kecil dari mereka menggunakan benih produktivitas kentang di Indonesia.
bersertifikat yang dibeli dari penangkar ataupun dari
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
distributor (Kiloes & Anwarudin Syah 2017; Swastika,
efektivitas delegasi legalitas sebagai salah satu
Saptana & Gunawan 2021).
alternatif metode penyebaran benih kentang hasil
Area produksi kentang yang menyebar di berbagai Badan Litbang Pertanian.
kepulauan di Indonesia menyebabkan distribusi Benih
Sumber (BS) memerlukan proses penanganan yang
sangat hati-hati dan cepat, karena dapat merusak BAHAN DAN METODE
fisik planlet sehingga tidak layak ditanam. Kendala
lainnya ialah biaya pengiriman relatif tinggi, terutama Waktu dan Tempat
untuk benih sumber dalam bentuk umbi G0 (Hidayat
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019 di Jawa
2016). Oleh karena itu, selain pembelian langsung,
Barat (Garut, Pengalengan, Lembang) dan Jawa Tengah
Badan Litbang Pertanian melalui Unit Pengelola
(Wonosobo, Temanggung, dan Banjarnegara). Lokasi
Benih Sumber (UPBS) melakukan upaya percepatan
dipilih secara purposive karena merupakan lokasi yang
penyebaran benih kentang melalui delegasi legalitas.
merepresentasikan pelaku penerima delegasi legalitas
Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan
kentang sangat aktif, aktif, dan kurang aktif.
penggunaan varietas kepada produsen benih kentang
dalam memperbanyak BS yang dikeluarkan oleh Prosedur
pemulia, pemilik varietas atau pihak yang diberi kuasa Penelitian diawali dengan Focus Group Discussion
(Ditjen Hortikultura 2014). Benih yang disalurkan (FGD) di Balitsa melibatkan expert judgement dari
melalui sistem delegasi legalitas bermutu tinggi dan pemulia kentang, Kepala UPBS, manajer administrasi,
bersertifikat karena wajib memenuhi persyaratan teknis dan keuangan UPBS, koordinator mutu dokumen,
dan administratif dengan pengawasan Balai Penelitian koordinator kerja sama, dan koordinator program
Tanaman Sayuran (Balitsa). penelitian. FGD dilakukan secara terstruktur berbasiskan
Kajian tentang efektivitas kebijakan perbenihan panduan FGD yang bertujuan untuk menggali aspek
kentang telah dilakukan oleh Sayaka, Pasaribu & metode penyebaran benih unggul kentang yang

78
Nur Qomariah Hayati et al.: Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai
Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang ...

Tabel 1. Indikator untuk menilai anticipated outcome delegasi legalitas (Indicators to assess anticipated
outcome of legality delegation)
Aspek (Aspect) Indikator (Indicators) Metode pengukuran (Measurement method)
Kewenangan penggunaan Jumlah produsen benih kentang Tren jumlah produsen benih kentang penerima delegasi
varietas oleh produsen penerima delegasi legalitas legalitas yang masih melakukan pembelian per tahun
benih kentang

Perbanyakan Benih Sebar Kemampuan delegasi legalitas Keunggulan delegasi legalitas dibandingkan pembelian
melengkapi pembelian langsung langsung secara kualitas dan kuantitas
baik secara kualitas dan kuantitas

Pengembangan Distribusi benih kentang

Produktivitas dan efisiensi Potensi pelipatgandaan kentang melalui delegasi legalitas


dengan kenyataannya di lapangan

Memproporsikan produksi kentang melalui delegasi


legalitas terhadap ketersediaan kentang nasional
melalui dua cara, yaitu kontribusi pada kondisi optimal
(pendekatan dari sisi UPBS Balitsa), skenario kontaminan
rendah, dan kontaminan tinggi

dilakukan oleh UPBS, tata cara perolehan delegasi yaitu menggunakan tabel untuk menjelaskan data
legalitas, indikator keaktifan penerima delegasi legalitas, tentang tingkat penggunaan benih kentang, sebaran
kendala yang dihadapi, tindak lanjut dalam mengatasi benih dan luas pertanaman, alasan penerima delegasi
permasalahan, proses evaluasi delegasi legalitas, dan legalitas dan pembelian langsung memilih varietas
fitur-fitur yang menjadi pertimbangan dalam perakitan kentang, serta peluang pasar varietas kentang
varietas kentang. hasil Badan Litbang Pertanian. Efektivitas kinerja
Tahapan selanjutnya adalah pemilihan responden dilakukan dengan cara mengevaluasi dan melakukan
berdasarkan database penyebaran benih kentang oleh review sampai sejauh mana anticipated outcome dari
UPBS. Berdasarkan data tersebut kemudian dipilih delegasi legalitas berhasil direalisasikan. Aspek yang
secara purposive enam penerima delegasi legalitas untuk digunakan dalam menilai kinerja delegasi legalitas
tiga kategori. Penetapan kategori berdasarkan tingkat adalah didasarkan kepada definisi delegasi legalitas
keaktifan (sangat aktif, aktif, dan kurang aktif). Tingkat yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian
keaktifan kerja sama diukur dari variabel jumlah planlet Republik Indonesia Nomor 20/Kpts/SR.130/IV/2014,
yang dipesan, frekuensi pemesanan, proaktif/tidaknya di mana terdapat dua komponen utama dalam delegasi
mengajukan perpanjangan MOU, inisiatif mengajukan legalitas, yaitu kewenangan memperbanyak benih
permintaan supervisi, dan ketepatan waktu pelaporan. sumber kelas penjenis oleh produsen benih kentang dan
Penentuan responden dan lokasi secara purposive dengan pendistribusiannya. Beberapa variabel untuk mengukur
tetap memperhatikan kaidah keterwakilan ditempuh efektivitas antara lain produktivitas, kualitas, efisiensi,
berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat keunggulan, kepuasan, dan pengembangan (Gibson,
deskriptif dan tidak diarahkan untuk menguji model Ivancevich & Donnelly 1996).
statistika (Adiyoga, Suwandi & Kartasih 2014).
Wawancara terhadap penerima delegasi legalitas HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan menggunakan kuesioner terbuka untuk
menggali aspek karakteristik perusahaan, jumlah planlet
Perkembangan Produsen Benih Kentang Penerima
yang dipesan oleh perusahaan, pelipatgandaan benih
Delegasi Legalitas
yang dilakukan oleh perusahaan, kapasitas perusahaan,
tingkat kerusakan, supervisi yang dilakukan oleh Balitsa, Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
serta kendala dan permasalahan yang dihadapi. jumlah produsen benih kentang penerima delegasi
legalitas yang melakukan pembelian planlet kentang
Analisis Data per tahun, yaitu dari hanya satu perusahaan pada tahun
Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif, 2014 menjadi 11 perusahaan pada tahun 2018. Tercatat

79
J. Hort. Vol. 32 No. 1, Juni 2022 : 77-86

yang membeli planlet kentang 12 melalui dua jalur, yaitu delegasi legalitas dan
Pemegang delegasi legalitas

10 pembelian benih secara langsung. Perbandingan kedua


jalur tersebut sebagaimana pada Tabel 2.
8
Keunggulan pembelian benih langsung yaitu waktu
6 pemesanan benih cepat, tidak membutuhkan investasi
4 fasilitas pendukung, sedangkan kelemahannya
yaitu potensi pelipatan produksi benih lebih kecil
2
karena benih planlet langsung disetek dan ditanam
0 langsung (tidak disubkultur), potensi peredaran benih
2014 2015 2016 2017 2018 tidak berlabel relatif lebih besar jika dibandingkan
Gambar 1. Pemegang delegasi legalitas yang dengan delegasi legalitas. Dalam hal ini, UPBS harus
membeli planlet kentang (Legality melakukan monitoring pembelian benih sumber secara
delegation holders buying potato reguler untuk menjaga kemurnian benih dari sistem
plantlets) delegasi legalitas maupun pembelian langsung.
Delegasi legalitas dapat menutupi kekurangan
sistem pembelian langsung dalam hal peredaran benih
sampai akhir tahun 2019 terdapat 16 perusahaan bersertifikat. Keunggulan kerja sama delegasi legalitas
yang merupakan pemegang delegasi legalitas. Hal ini adalah percepatan ketersediaan benih kentang bermutu
mengindikasikan perbaikan kinerja sistem berkaitan karena diberi hak melakukan perbanyakan dengan
dengan peningkatan jumlah perusahaan yang menjadi subkultur empat kali. Dalam rangka memastikan
kepanjangan tangan Balitsa dalam penyebaran benih kualitas benih kentang maka penerima delegasi
sumber. Namun demikian, menjadi catatan bahwa legalitas (produsen benih) harus memiliki sertifikat
hanya sekitar 68,75% penerima delegasi legalitas yang kompetensi sebagai penangkar/produsen benih,
aktif melakukan pembelian, sedangkan 31,25% sisanya fasilitas pendukung perbanyakan sesuai kelas yang
masih perlu dioptimalkan. dihasilkan seperti laboratorium kultur jaringan dan
peralatannya sesuai persyaratan, serta SDM yang
Kemampuan Delegasi Legalitas Melengkapi kompeten. Jumlah Benih Penjenis (planlet) yang
Pembelian Langsung didistribusikan harus disertai surat keterangan planlet
Distribusi varietas unggul kentang UPBS dilakukan (Benih Penjenis/BS) untuk dijadikan dasar sertifikasi

Tabel 2. Perbedaan karakteristik delegasi legalitas dan pembelian secara langsung (The difference between
legality delegation and direct purchase of potato seed)
Variabel Delegasi legalitas Pembelian langsung benih
(Variable) (Delegation of legality) (Direct purchase of seed)
Harga (Price) PP Tarif Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 (Rp PP tarif Republik Indonesia Nomor 35
30.000 / botol) Tahun 2016 (Rp30.000/botol)

Keterikatan Perjanjian kerja sama diperpanjang 2 tahun sekali Tidak terdapat perjanjian kerja sama
(Attachment)

Supervisi Supervisor Balitsa (pemulia dan manajemen) BPSB


(Supervision)

Perbanyakan Dapat melakukan subkultur penjenis ke penjenis sampai Tidak boleh melakukan subkultur.
(Propagation) sebanyak empat kali Hanya dapat mengembangkan dari benih
penjenis ke benih umbi

Waktu pemesanan Pemesanan dilakukan setahun sebelumnya Pemesanan dilakukan 1 – 1,5 bulan
(Order time) sebelumnya

Fasilitas pendukung Memiliki sertifikat kompetensi sebagai penangkar/ Tidak ada persyaratan
(Supporting facility) produsen benih, laboratorium kultur jaringan, dan
peralatannya sesuai persyaratan dan SDM kompeten

80
Nur Qomariah Hayati et al.: Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai
Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang ...

benih kelas di bawahnya yakni label putih untuk Benih dikalibrasi sehingga sertifikat kalibrasi seringkali
Dasar (BD), label ungu untuk Benih Pokok (BP), dan terlambat diperoleh. Hal ini memperlambat saat
label biru untuk Benih Sebar (BR). proses perpanjangan MOU. Kendala lainnya adalah
Kerja sama delegasi legalitas memerlukan investasi terdapat penerima delegasi legalitas yang memakai
modal untuk fasilitas pendukung sebagai syarat laboratorium milik orang lain dan surat kompetensi
utama tercapainya target produksi. Pemesanan benih atas nama orang lain. Sementara dari sisi penerima
delegasi legalitas menunggu waktu relatif lebih lama delegasi legalitas mengeluhkan tentang adanya
(setahun) jika dibandingkan dengan pembelian benih penangkar nondelegasi yang membeli planlet ke
secara langsung (1-1,5 bulan). Hal ini dilakukan Balitsa. Tindak lanjut pihak Balitsa dalam mengatasi
untuk mengatur waktu pengambilan benih (planlet) permasalahan, yaitu melakukan supervisi secara
dan memprioritaskan lebih awal para delegasi intens pada perusahaan yang bermasalah dan
legalitas dibandingkan dengan pembelian benih proaktif mem-follow up persyaratan yang belum
secara langsung. Peredaran benih kentang baik yang lengkap.
berasal dari delegasi legalitas maupun pembelian benih Distribusi Benih Kentang Delegasi Legalitas dalam
secara langsung didominasi oleh benih kentang yang Melengkapi Pembelian Langsung
telah memiliki posisi (dikenal) di kalangan pelaku
perbenihan kentang. Produksi benih sumber kentang terdistribusi ke
berbagai instansi/perusahaan, baik melalui kerja sama
Namun demikian, masih terdapat kendala dalam delegasi legalitas maupun pembelian benih secara
kerja sama delegasi legalitas, yaitu keterlambatan langsung. Jumlah benih planlet tersebut terdiri atas
penyerahan laporan dan tidak semua perusahaan varietas Granola (189.600 planlet), varietas Medians
memiliki kesadaran dalam melakukan perpanjangan (17.580 planlet), dan varietas lainnya (38.328 planlet)
MOU. Perusahaan yang memiliki kesadaran rata- selama 2016-2018. Planlet varietas Granola dan
rata adalah perusahaan besar. Perusahaan juga tidak Medians yang dibeli melalui skema delegasi legalitas
memiliki kesadaran untuk melakukan kalibrasi mengalami penurunan, baik dari segi jumlah maupun
peralatan laboratorium yang disyaratkan untuk

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0
Granola Granola Granola Medians Medians Medians Varietas Varietas Varietas
2016 2017 2018 2016 2017 2018 lainnya lainnya lainnya
2016 2017 2018

Delegasi legalitas Pembelian langsung

Gambar 2. Distribusi kelas benih penjenis (planlet) tahun 2016-2018 [Distribution of breeder seed (plantlet)
2016-2018]
Distribusi kelas benih G0
(umbi/klon)Tahun 2016-2018

Gambar 3. Distribusi kelas benih dasar (umbi G0/knol) tahun 2016-2018 [Distribution of breeder seed (G0/
knol) 2016-2018]

81
J. Hort. Vol. 32 No. 1, Juni 2022 : 77-86

Tabel 3. Permintaan benih kentang kelas penjenis (planlet) penerima delegasi legalitas benih kentang Balitsa
tahun 2014-2018 [The demand of potato breeder seed (plantlet) of legality delegation 2014-2018]
Instansi/Perusahaan Swasta
Tahun Varietas G0 (planlet) (Varieties of G0)
(Institution)
  (Year) Granola Medians Lainnya (Others) Total
PT Daffa Teknologi Mandiri 5.950 500 1.830 8.280
2014 1.000 0 250 1.250
2015 500 0 480 980
2016 1.750 0 700 2.450
2017 2.000 500 0 2.500
  2018 700 0 400 1.100
PT CHARM /M. Chudori 15.000 12.900 1.500 29.400
2014 2.000 5.000 0 7.000
2015 2.000 500 0 2.500
2016 4.000 1.900 0 5.900
2017 7.000 5.500 1.500 14.000
  2018 0 0 0 0
Balai Pengembangan Benih Kentang
29.600 - 0 29.600
Pengalengan
   2014 9.000 0 0 9.000
2015 6.000 0 0 6.000
2016 7.600 0 0 7.600
2017 4.000 0 0 4.000
  2018 3.000 0 0 3.000
Ewindo East West 6.500 0 6.280 12.780
2015 0 0 100 100
2016 1.000 0 980 1.980
2017 0 0 0 0
  2018 5.500 0 5.200 10.700
Pusat Pengembangan Perbenihan Kentang 1.350
7.000 8.350
Jawa Timur  0
2015 2.500 0 0 2.500
2016 2.000 0 1350 3.350
  2017 2.500 0 0 2.500
Kebun Benih Percobaan Kledung 9.100 50 960 10.110
2016 3.600 0 500 4.100
2017 3.500 50 50 3.600
  2018 2.000 0 410 2.410
UPT BIH Gedung Johor 2016 1.000 0 0 1.000
UPT Pengembangan Benih Hortikultura
2018 300 300
Diperta Jatim 0 0
PD Nugraha 2018 3.000 0 0 3.000
BBPP Lembang 2018 200 0 0 200
PT Agra Intan Makmur S 2018 500 0 0 500
Universitas Muhammadiyah Malang 2018 100 0 0 100
Agritek Nusantara 2018 500 0 0 500
Jumlah (Amount)   78.750 13.450 11.920 104.120

Sumber: Data UPBS Balitsa (diolah)

82
Nur Qomariah Hayati et al.: Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai
Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang ...

proporsi, sedangkan planlet varietas lainnya yang nisbah 5.000 kali dalam periode 7 bulan. Teknik
dibeli melalui skema delegasi legalitas mengalami kultur jaringan didasarkan pada teori totipotensi sel
peningkatan jumlah meskipun proporsinya menurun. yang menyatakan bahwa setiap sel merupakan suatu
Proporsi pembelian planlet varietas Granola didominasi satuan ekonomi dan memiliki kemampuan untuk
oleh skema pembelian langsung yang proporsinya beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali (Ayu
berfluktuasi dengan tren meningkat, yaitu dari 63% et al. 2016). Produksi dan kualitas setek tergantung
pada tahun 2016 menjadi 66 % pada tahun 2018. Hal ini dari pemeliharaan, perawatan tanaman induk, dan
berbanding terbalik dengan proporsi pembelian planlet kontinuitas panen setek maka dalam melakukan panen
varietas Granola melalui skema delegasi legalitas yang setek tidak boleh terlambat (Waluyo & Karyadi 2017).
mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2016 Proses perbanyakan benih sumber kentang dari
menjadi 34% pada tahun 2018. kelas benih penjenis (planlet) ke benih sebar yang
Sementara proporsi pembelian planlet varietas berasal dari Balitsa yang dipindahtangankan ke
Medians didominasi oleh skema delegasi legalitas, konsumen (beli/hibah) dapat diperbanyak menjadi
yaitu 61% pada tahun 2016 dan 65% pada tahun 2017, kelas benih penjenis lagi sebanyak empat generasi
namun pada tahun 2018 sepenuhnya didominasi oleh dalam bentuk planlet (laboratorium) dan atau
skema pembelian langsung. Proporsi pembelian planlet empat generasi dari planlet ke setek (screenhouse).
varietas lainnya pada tahun 2016 masih didominasi Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh
oleh skema delegasi legalitas, yaitu sebesar 54%, laboratorium kultur jaringan UPBS, diketahui jika satu
namun proporsi ini menurun menjadi 21% pada planlet dipotong menjadi empat bagian untuk ditanam
tahun 2018. Distribusi benih sumber kentang tahun kembali di media agar dan perbanyakan dilakukan di
2016-2018 dalam bentuk planlet dapat dilihat pada dalam laboratorium kultur jaringan maka satu planlet
Gambar 2. dapat menghasilkan 256 planlet hasil subkultur.
Pembelian benih langsung ke UPBS berupa umbi/ Perhitungan perbanyakan dari planlet ke planlet
knol sebesar 33.161 umbi/knol. Jumlah benih umbi/ subkultur dapat dilihat pada Gambar 4.
knol terdiri atas varietas Granola (24.508 knol), varietas Setelah itu dari 256 planlet hasil subkultur dibawa
Medians (1.878 knol), dan varietas lainnya (6.775 ke rumah kasa untuk diperbanyak menjadi setek
knol), yaitu varietas Atlantik, GM 05, Kastanum,
kentang dengan skema perbanyakan (empat generasi
Margahayu, Kikondo, Manohara, Merbabu-17, Maglia,
bagi pemegang delegasi legalitas) seperti yang tersaji
AR 7 Agri Horti, dan AR 8 Agri Horti. Distribusi benih
pada Gambar 5.
sumber kentang tahun 2016-2018 dalam bentuk umbi/
knol dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan skema perbanyakan dari planlet
hingga setek yang dilakukan oleh laboratorium UPBS
Produksi benih kentang yang tersebar di beberapa
maka satu planlet setara dengan 256 setek (dengan
daerah sentra pengembangan kentang di Indonesia
asumsi satu planlet dipotong menjadi empat setek), dan
dapat ditelusuri dari kerja sama delegasi legalitas
256 setek setara dengan 1.024 knol (dengan asumsi satu
kentang dan pembelian benih secara langsung ke UPBS
dan selanjutnya menjadi dasar penentuan produksi tanaman menghasilkan empat knol), dan 1.024 knol
benih kentang kelas G0, G1, G2, dan pada akhirnya setara 5.120 kg benih kelas G2 (dengan asumsi satu
ditanam menjadi kentang konsumsi. Dalam 5 tahun tanaman menghasilkan 0,5 kg benih G1 atau 5 umbi
terakhir (tahun 2014-2018), jumlah benih kentang yang G1), dan 5.120 kg kelas benih G2 setara dengan 51.200
tersebar melalui kerja sama delegasi legalitas sebesar kg atau 51,2 ton kentang konsumsi (dengan asumsi
78.750 planlet varietas Granola dan 13.450 planlet satu tanaman menghasilkan 1 kg umbi konsumsi)
varietas Medians (Tabel 3), sedangkan varietas lainnya sehingga produksi benih planlet yang terdistribusi
sebesar 11.920 planlet sehingga total benih kentang melalui skema delegasi legalitas selama tahun
yang terdistribusi melalui delegasi legalitas sebesar 2014 – 2018 sebesar 4.032.000 ton kentang varietas
104.120 planlet. Granola, 688.640 ton varietas Medians, dan 610.304
ton varietas lainnya maka total produksi sebesar
Potensi Pelipatgandaan Benih Kentang, Sebaran 5.330.944 ton. Apabila dilihat dari jumlah produksi
Benih Kentang Melalui Delegasi Legalitas, dan kentang nasional dari tahun 2014 – 2018 sebesar
Kontribusinya terhadap Produksi Kentang 6.229.623 ton maka kontribusi delegasi legalitas
Nasional terhadap produksi kentang diproyeksikan sebesar
Perbanyakan benih secara cepat dapat dimanfaatkan 85,57%. Namun, untuk mencapai kondisi optimal ini
dalam penangkaran benih galur atau kultivar kentang terdapat beberapa kendala yang dihadapi, antara lain
hasil pemuliaan. Perbanyakan benih kentang dengan kontaminasi, varietas tercampur, keterbatasan lahan,
setek batang secara kultur jaringan mampu mencapai pangsa pasar, keterbatasan jumlah penangkar formal,

83
J. Hort. Vol. 32 No. 1, Juni 2022 : 77-86

planlet
MST

planlet planlet planlet planlet planlet MST

planlet MST

planlet MST

planlet MST

MST Minggu Setelah Tanam


planlet
Gambar 4. Perbanyakan dari planlet ke planlet di dalam laboratorium kultur jaringan (The
propagation scheme of plantlet to plantlet in laboratory of tissue culture)

planlet
MST

setek setek setek setek setek MST

setek MST

setek MST

setek MST

MST Minggu Setelah Tanam


setek
Gambar 5. Skema perbanyakan stek planlet ke setek di screen house (The propagation scheme of stek
plantlet to cutting in screen house)

keterbatasan fasilitas (khususnya instansi pemerintah subkultur dibawa ke rumah kasa untuk diperbanyak
yang menjadi penerima delegasi legalitas) dan masih menjadi setek kentang dengan skema perbanyakan.
lemahnya pengawasan UPBS. Dengan demikian, Keterbatasan fasilitas produksi dan SDM kompeten
produksi benih kentang melalui produsen delegasi juga menjadi sumber tingginya kontaminan sehingga
legalitas dinilai efektif karena keberadaan perusahaan produksi kentang tidak dapat mencapai potensi
besar pemegang delegasi legalitas sangat penting untuk optimalnya. Hasil survei menunjukkan tingginya
mendorong pertumbuhan industri benih kentang yang kontaminasi sebelum proses aklimatisasi mencapai
progresif menghasilkan benih bermutu tinggi. 2-10%, kontaminasi setelah cutting mencapai 10-25%,
Metode delegasi legalitas akan efektif diterapkan kehilangan knol di gudang mencapai 5-30%.
oleh penangkar dengan memiliki fasilitas produksi Skenario tingkat kontaminasi rendah, yaitu
yang menunjang, telah memiliki pangsa yang besar, kontaminasi sebelum proses aklimatisasi mencapai
dan jaminan ketersediaan lahan. Keterbatasan lahan 2%, kontaminasi setelah cutting mencapai 10%, dan
dan pangsa pasar menyebabkan tidak semua hasil kehilangan knol di gudang mencapai 5%. Dengan

84
Nur Qomariah Hayati et al.: Evaluasi Efektivitas Delegasi Legalitas Sebagai
Metode Penyebaran Benih Penjenis Kentang ...

kontaminasi sebelum proses aklimatisasi sebesar nasional. Jika didasarkan pada skema perbanyakan
2% maka satu planlet setara dengan 250 setek, dan dari planlet hingga setek yang dilakukan oleh
250 setek setara dengan 1.000 knol. Namun, adanya UPBS, kontribusi delegasi legalitas dalam produksi
kontaminasi setelah cutting yang mencapai 10% maka kentang dapat mencapai 85,77% pada kondisi
hanya dapat dihasilkan 900 knol yang setara 4.500 optimal. Kondisi optimal ini dapat tercapai apabila
kg benih kelas G2. Kontaminasi di gudang mencapai penangkar memiliki fasilitas produksi yang menunjang,
5% sehingga benih kelas G2 tersedia sebesar 4.275 SDM yang kompeten, pangsa pasar yang besar,
kg, setara dengan 42.750 kg atau 42,75 ton kentang dan jaminan ketersediaan lahan. Namun, apabila
konsumsi sehingga produksi benih planlet yang mempertimbangkan besarnya kontaminan maka
terdistribusi melalui skema delegasi legalitas dengan kontribusi delegasi legalitas dalam produksi kentang
mempertimbangkan risiko kontaminan rendah selama menjadi sebesar 71,45% apabila kontaminasi rendah
tahun 2014 – 2018 sebesar 3.366.562,50 ton kentang
dan 40,36% apabila kontaminasi tinggi.
varietas Granola, 574.987,50 ton varietas Medians,
dan 509.580 ton varietas lainnya maka total produksi Produksi benih kentang melalui produsen delegasi
sebesar 4.451.130 ton. Apabila dilihat dari jumlah legalitas dinilai efektif jika didukung oleh keberadaan
produksi kentang nasional dari tahun 2014 – 2018 perusahaan besar pemegang delegasi legalitas untuk
sebesar 6.229.623 ton maka kontribusi delegasi mendorong pertumbuhan industri benih kentang yang
legalitas dengan risiko kontaminan kecil terhadap progresif menghasilkan benih bermutu tinggi.
produksi kentang diproyeksikan sebesar 71,45%. Unit Pengelola Benih Sumber perlu memastikan
Skenario tingkat kontaminasi tinggi, yaitu sebelum bahwa penerima delegasi legalitas tidak hanya siap
proses aklimatisasi mencapai 10%, kontaminasi setelah secara fasilitas, namun juga telah memiliki target
cutting mencapai 25%, kehilangan knol di gudang pasar yang jelas dan ketersediaan lahan untuk
mencapai 30%. Dengan kontaminasi sebelum proses pengembangan.
aklimatisasi sebesar 10% maka satu planlet setara
Mekanisme penyebaran benih kentang melalui
dengan 230 setek, dan 230 setek setara dengan 920
delegasi legalitas disarankan agar dijadikan metode
knol. Namun, adanya kontaminasi setelah cutting yang
mencapai 25 persen maka hanya dapat dihasilkan 690 utama penyebaran benih kentang dengan metode
knol yang setara 3.450 kg benih kelas G2. Kontaminasi penyebaran langsung sebagai komplemen penyeimbang
di gudang mencapai 30 persen sehingga benih kelas dan stabilisator. Penyebaran langsung dilakukan
G2 tersedia sebesar 2.415 kg, setara dengan 24.150 dengan ketentuan: (1) dilakukan hanya di wilayah
kg atau 24,15 ton kentang konsumsi sehingga potensi yang belum dimasuki oleh produk hasil perusahaan
produksi benih planlet yang terdistribusi melalui pemegang delegasi legalitas dan (2) dilakukan
skema delegasi legalitas dengan mempertimbangkan bilamana terjadi kelangkaan pasok dan atau lonjakan
risiko kontaminan selama tahun 2014 – 2018 sebesar harga benih.
1.901.812,5 ton kentang varietas Granola, 324.817,50
ton varietas Medians, dan 287.868 ton varietas lainnya
maka total produksi sebesar 2.514.498 ton. Apabila KONTRIBUSI PENULIS
dilihat dari jumlah produksi kentang nasional dari
Nur Qomariah Hayati adalah kontributor utama
tahun 2014 – 2018 sebesar 6.229.623 ton maka
kontribusi delegasi legalitas terhadap produksi yang berperan sebagai penanggung jawab ROPP,
kentang diproyeksikan sebesar 40,36%. Oleh karena pelaksana penelitian, pengolahan dan analisis data
itu diperlukan pemantauan secara berkala jumlah serta penulis naskah. Rizka Amalia Nugrahapsari
subkultur yang dilakukan serta tingkat kehilangan di adalah kontributor utama yang berperan sebagai
setiap tahapan perbanyakan benih kentang. pelaksana penelitian, pengolahan data, dan
memberikan tanggapan serta saran perbaikan draft
naskah. Hardiyanto adalah kontributor utama
KESIMPULAN DAN SARAN yang berperan sebagai pelaksana penelitian dan
memberikan tanggapan dan saran perbaikan draft
Metode delegasi legalitas efektif dalam penyebaran naskah. Saptana adalah kontributor utama yang
benih kentang. Delegasi legalitas memiliki karakteristik berperan sebagai pembimbing penelitian dan
yang dapat melengkapi kekurangan sistem pembelian memberikan tanggapan serta saran perbaikan
langsung serta perluasan jangkauan penyebaran benih draft naskah. Rima Setiani, Sulusi Prabawati, dan
kentang. Chotimatul Azmi adalah kontributor utama yang
Perbanyakan benih kentang melalui delegasi berperan membantu pelaksanaan penelitian dan
legalitas berkontribusi terhadap penyediaan kentang memberikan saran perbaikan draft naskah.

85
J. Hort. Vol. 32 No. 1, Juni 2022 : 77-86

UCAPAN TERIMA KASIH 13. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
20/Kpts/SR.130/IV/2014 2014, Teknis perbanyakan dan
sertifikasi benih kentang, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
14. Kiloes, AM, Sayekti, AL & Syah, MJA 2016, ‘Evaluasi daya
Puslitbang Hortikultura yang telah mendanai dan
saing komoditas kentang di sentra produksi Pangalengan
memfasilitasi kegiatan penelitian ini. Penulis juga Kabupaten Bandung’, J.Hort., vol. 25, no. 1, pp. 88–96.
mengucapkan terima kasih kepada tim “Analisis 15. Kiloes, AM & Anwarudin Syah, M 2017, ‘Komparasi
dan Sintesis Kebijakan Pengembangan Kawasan penggunaan benih bersertifikat dan tidak bersertifikat
Hortikultura” atas kerja sama yang baik selama proses terhadap keuntungan finansial usahatani kentang di Kabupaten
penelitian. Kerinci’, Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi
Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi
Asean, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, pp. 936–944.
DAFTAR PUSTAKA
16. Kiloes, AM, Puspitasari, Anwarudin Syah, MJ & Udiarto, BK
1. Adiyoga, W, Suwandi & Kartasih, A 2014, ‘Sikap petani 2019, ‘Strategi pengembangan usahatani perbenihan kentang
terhadap pilihan atribut benih dan varietas kentang’, J.Hort., di Kabupaten Kerinci’, Jurnal Agraris, vol. 5, no. 1, pp. 23-31
vol. 24, no. 241, pp. 76–84. 17. Lestari, PWA, Defiani, MR, Astarini, IA. 2014,’Produksi bibit
2. Andriyanto, F, Setiawan, B & Riana, FD. 2013, ‘Dampak kentang (Solanum tuberosum L.) G1 dari stek batang’, Jurnal
impor kentang terhadap pasar kentang di Indonesia’, Habitat, Simbiosis, vol. II, no. 2, pp. 215-225
volume XXIV, no. 1, Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas 18. Mardiasmo, D 2009, Akuntansi sektor publik, Yogyakarta,
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang, pp. 60-70. ANDI.
3. Asgar, A, Kusmana, Rahayu, ST & Sofiari, E 2011, ‘Uji 19. Muhamad, R, Amarullah, S & Amarillis, S 2019, ‘Produksi
kualitas umbi beberapa klon kentang untuk keripik’, J.Hort., dan budidaya umbi bibit kentang (Solanum tuberosum L.) di
vol. 21, no. 1, pp. 51–59. Pangalengan, Bandung, Jawa Barat’, Buletin Agrohorti, vol.
4. Astarini, IA, Chappell, A, Sceuring, D, Thompson, SM & 7, no. 1, pp. 93–99.
Miller JR, JC. 2016, ‘Teknik pemuliaan kentang dan produksi 20. Mulyono, D, M. Jawal Anwarudin, S, Sayekti, AL & Hilman,
bibit kentang bebas virus di Texas, USA’, Prosiding Seminar Y 2017, ‘Kelas benih kentang (Solanum tuberosum L.)
Nasional Biologi, vol. 2, no. 1, pp. 251–256. berdasarkan pertumbuhan, produksi, dan mutu produk’,
5. Badan Pusat Statistik, 2020, Produksi tanaman sayuran 2020, J.Hort., vol. 27, no. 2, pp. 209–216.
https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi-tanaman- 21. Nuraini, A, Rochayat, Y & Widayat, D 2016, ‘Rekayasa
sayuran.html. source–sink dengan pemberian zat pengatur tumbuh untuk
6. Basuki, R, Moekasan, T & Prabaningrum, L 2013, ‘Analisis meningkatkan produksi benih kentang di dataran medium
kelayakan teknis dan finansial teknologi pengendalian hama Desa Margawati Kabupaten Garut’, Kultivasi, vol. 15, no. 1.
terpadu kentang dataran medium’, J. Hort., vol. 23, no. 1, pp. 22. Sayaka, B, Pasaribu, SM & Hestina, J 2012, ‘Efektivitas
91–98. kebijakan perbenihan kentang’, Analisis Kebijakan Pertanian,
7. Dianawati, M 2013, ‘Produksi benih umbi mini kentang vol. 10, no. 1, pp. 31–56.
(Solanum tuberosum L.) secara aeroponik dengan induksi 23. Swastika DKS, Saptana & Gunawan, E 2021,’ The
pengumbian’, Disertasi, Sekolah Pascasarjana Institut feasibility of indonesian potato’s farming and its global
Pertanian Bogor, Bogor. competitiveness,’, Proceeding: IOP Conf. Series: Earth and
8. Ditjen Hortikultura 2014, Teknis perbanyakan dan sertifikasi Environmental Science 892 (2021) 012006 doi:10.1088/1755-
benih kentang, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat 1315/892/1/012006.
Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Jakarta. 24. Utami, U, Hariani, L & Setyaningrum, R 2013, ‘Pengujian
9. Gibson, JL, Ivancevich, JM & Donnelly, JH 1996, Organisasi: potensi bakteri endofit terhadap pertumbuhan populasi
perilaku, struktur dan proses, Bina Rupa Aksara, Jakarta. nematoda sista kuning (Globodera rostochiensis) pada
tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)’, Sainstis, pp.
10. Haris 2010, ‘Pertumbuhan dan produksi kentang pada 104–114.
berbagai dosis pemupukan’, Jurnal Agrisistem, vol. 6, no. 1,
pp. 15–22. 25. Waluyo, N & K Karyadi, A 2017, ‘Produksi benih umbi mini
(G0) kentang (Solanum tuberosum L.) varietas Granola L. dan
11. Hartati, A & Setyadji, K. 2012,’Tingkat efisiensi faktor Atlantik M , pp. 826–833.
produksi pada usaha tani kentang di Kecamatan Karangreja
Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah’, Agrin, vol. 16, no. 1,
pp. 19-26
12. Hidayat, IM 2016, ‘Produksi benih sumber (G0) beberapa
varietas kentang dari umbi mikro’, J. Hort., vol. 21, no. 3,
pp. 197–205.

86

Anda mungkin juga menyukai