3. PENUTUP ……………………………………………………………………..3
4. LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusunan Laporan Rapat Kerja Daerah VII Ikatan Bidan
Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 dapat kami diselesaikan.
Penyusunan Laporan ini merupakan upaya untuk menghimpun berbagai
kelengkapan administrasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, serta hasil
Pelaksanaan Kegiatan PD IBI Jawa Tengah.
Kami menyadari masih ada kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan
maupun penyusunan laporan, untuk itu kami berharap saran dan kerjasama dari
semua pihak demi kemajuan PD IBI Jawa Tengah.
.
LAPORAN RAPAT KERJA DAERAH VII
IKATAN BIDAN INDONESIA
PROVINSI JAWA TENGAH
I. PENDAHULUAN
Rakerda adalah rapat kerja daerah yang dilaksanakan diantara dua musyawarah
daerah. Rakerda IBI VII Jawa Tengah diselenggarakan merupakan tindak lanjut
dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang sebelumnya telah digelar.
Anggota IBI Jawa Tengah ada sebanyak 33.287 orang bidan. Para bidan
tersebut bekerja diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten
kota di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut sebesar 30 persen diantaranya atau
5.617 orang bidan masih berstatus honorer.
IBI Jawa Tengah merasa prihatin karena jumlah bidan dengan status honorer
sangat banyak. Pengurus IBI Jawa Tengah terus berupaya membantu bidan
dengan status honorer menjadi ASN atau PPPK.
II. TUJUAN
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
III. PELAKSANAAN
A. Rapat Kerja Daerah VII Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2022 dilaksanakan di hotel Best Western Premier Sukoharjo
mulai tanggal 18 sampai 20 Maret 2022. Media yang digunakan
adalah melalui luring dan daring.
Kegiatan Rapat Kerja Daerah VII Ikatan Bidan terdiri atas Sidang
Ilmiah dan Sidang Pleno Organisasi.
4. Sidang Pleno 3 :
a. Penyajian Hasil Komisi Usulan dari PD IBI Jawa Tengah dalam
kegiatan Rakernas VII
b. Penyerahan Berita Acara Hasil Sidang kelompok PD IBI
c. Penyampaian Rekomendasi Rakernas VII
d. Penutupan Rangkaian Sidang Organisasi
B. Peserta
Peserta kegiatan Rapat Kerja Daerah VII Ikatan Bidan Indonesia
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 terdiri atas :
1. Ketua PD IBI dan Pengurus Harian PD IBI Jawa Tengah
2. Ketua PC IBI dan Pengurus Harian PC Kabupaten/Kota se Jawa
Tengah
3. Anggota Ikatan Bidan Indonesia se Jawa Tengah
4. Tamu Undangan
Seluruh jumlah peserta sebanyak 16.500 dalam kegiatan sidang
ilmiah yang dilaksanakan daring dan 205 untuk kegiatan sidang
organisasi yang dilaksanakan secara luring.
C. Hasil
Adapun hasil dari kegiatan sidang ilmiah, sidang organisasi, dan
konsolidasi antar bidang adalah sebagai berikut : terlampir (dalam
notulen).
D. Penutup
Demikian laporan kegiatan Rapat Kerja Daerah VII Ikatan Bidan
Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022. Besar harapan kami
bermanfaat bagi seluruh anggota IBI Provinsi Jawa Tengah
LAMPIRAN
RUNDOWN SIDANG ILMIAH RAKERDA VII IBI JAWA TENGAH
07.00 - 08.00 Registrasi Peserta ilmiah melalui media Zoom dan Webinar: MC: Mutmainah, S.Tr.Keb,
07.30 Peserta Sidang Ilmiah secara luring siap di Hall: M.Kes.
Pemberian cindera mata kepada tamu undangan dan foto bersama Yenni, M.Kes dan
Titik Sapartinah,
M.Kes
10.10 Penutupan acara MC
SIDANG ILMIAH
Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tengah Periode 35 Sekretaris, Sri Puji Astutik, SKM,
PC IBI Kab/Kota M.Kes
Laporan Keuangan PD IBI Jawa Tengah Bendahara Dr. Tri Susilowati, SKM.
M.Kes
Tanggapan pelaksanaan kegiatan Tengah Periode dan Laporan Moderator adalah pimpinan sidang:
Keuangan
Penutupan Sidang Organisasi Pleno 2 Ketua sidang
22.00 – 22.30 Arahan pelaksanaan kegiatan Konsolidasi Antar Bidang MC. Sri Wahyuni, SSiT, M.Kes
untuk kegiatan di hari Minggu Ibu Sri Puji Astutik, SKM, M.Kes
08.00-09.00 Membangun komitmen bersama oleh ketua PD IBI, PH PD MC. Sri Wahyuni S, M.Kes
IBI dan seluruh ketua Cabang Kab dan Kota SeJawa Tengah PJ. Sri Puji Astutik, SKM, M.Kes
09.00 – 12.00 Presentasi penyampaian hasil konsolidasi @ 30 menit ModeratorL: Lestari Puji Astuti, SST,
M.Kes
1. Bendahara: Dr. Tri Susilowati, SKM, M.Kes Notulen: Dr. Fitriani
2. Waket 2 : Dr. Runjati, M.Mid Sri Wahyuni, M.Kes
3. Waket 1 : Nawangsih Zulaikah Pudjiati, SST, MH Dr. Sri Sumarni
4. Sekretaris : Sri Puji Astutik, SKM, M.Kes Lestari Puji Astuti , M.Kes
5. Ketua: Sumarsih, SST, MH Utri
Dhita
Diskusi dan Pembahasan bersama Dr. Fitriani
Ida Aryanti
Titik Sapartinah, M.Kes
Titik Kurniawati, M.Kes
12.30-13.00 Kesimpulan dan Rekomendasi MC. lestari Puji Astuti, SST, M.Kes
Penutup
NOTULEN SIDANG ILMIAH RAKERDA IBI JAWA TENGAH
RESUME :
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung
sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat
kesempurnaan dalam memberikan kepuasan pada pengguna layanan. Mutu pelayanan kesehatan adalah
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelauanan kebidanan dapat
memuaskan pasien. Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu adalah ketersediaan pelayanan
kebidanan (acailable), kewajaran pelayanan kebidanan (appropriate), kesinambungan pelayanan
kebidanan (continue), penerimaan jasa pelayanan kebidanan (acceptable), keterjangkauan pelayanan
kebidanan (affordable), efisiensi pelayanan kebidanan (efficient), dan mutu pelayanan kebidanan (quality).
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta
kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Tujuan akhir kedua
dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut adalah kepuasan pasien yang dilayani bidan.
Masyarakat mempunyai peran yang sangat penting serta ikut bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan regulasi dalam pelayanan kesehatan. Melalui Undang-Undang No 14 Tahun 2008,
tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Fasilitas pelayanan kesehatan wajib membuka informasi
tentang kinerjanya kepada masyarakat melalui media massa, sehingga masyarakat mempunyai pilihan
dalam memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai kinerja yang baik, dan menghindari fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai kinerja buruk. Masyarakat juga dapat melakukan kendali terhadap
sarana pelayanan kesehatan dengan membentuk lembaga independen yang memonitor kinerja fasilitas
pelayanan kesehatan dan memberikan umpan balik guna perbaikan mutu dan kinerja dalam pelayanan
kesehatan.
DISKUSI :
1. Bagaimana implementasi dari layanan primer PMB sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Nomor
21 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, pelayanan kontrasepsi dan pelayanan kesehatan seksual?
c. Masa Persalinan
1) membuat keputusan klinik;
2) asuhan sayang ibu dan bayi termasuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan resusitasi bayi baru
lahir;
3) pencegahan infeksi;
4) pencegahan penularan penyakit dari ibu ke anak;
5) persalinan bersih dan aman;
6) pencatatan atau rekam medis asuhan persalinan; dan
7) rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
d. Masa Pasca Persalinan
1) 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pascapersalinan;
2) 1 (satu) kali pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pascapersalinan;
3) 1 (satu) kali pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan) hari
pascapersalinan; dan
4) 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42 (empat puluh dua)
hari pascapersalinan
e. Pelayanan Kontrasepsi
1) metode kontrasepsi jangka panjang; dan
2) non-metode kontrasepsi jangka panjang.
f. Pelayanan kesehatan seksual
1) kesehatan ibu dan anak;
2) keluarga berencana;
3) kesehatan reproduksi;
4) kesehatan remaja;
5) kesehatan lanjut usia;
6) pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS, Hepatitis B dan infeksi menular seksual (sifilis);
7) pencegahan risiko kanker serviks melalui pemeriksaan IVA; dan
8) kesehatan jiwa.
2. Bagaimana dukungan kemenkes terhadap nakes bidan dalam pelayanan kebidanan terkait formasi
bidan menjadi P3K/ASN untuk bidan yang non ASN di instansi pemerintah?
Mendukung, dan untuk formasi disesuaikan dengan dengan otonomi masing-masing Daerah.
3. Bagaimanakah peran bidan dalam implementasi Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021 tentang
percepatan penurunan stunting karena ada lima pilar dari Strategi Nasional dalam Penanganan
Stunting?
RESUME :
1. Jabatan Fungsional Bidan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan kebidanan.
2. Pejabat Fungsional Bidan yang selanjutnya disebut Bidan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan
asuhan kebidanan sesuai dengan tugas dan kewenangannya berdasarkan peraturan yang berlaku.
3. Pelayanan Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan kebidanan yang didasarkan pada proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
4. Tugas Jabatan : melakukan kegiatan kebidanan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
pengelolaan pelayanan kebidanan
a. Rumpun Jabatan : Kesehatan
b. Ruang Lingkup : PNS Pusat/Daerah
c. Instansi Pembina : Kementerian Kesehatan
5. Jenjang Jabatan Fungsional Bidan kategori keterampilan, terdiri atas:
a. Bidan Terampil;
b. Bidan Mahir; dan
c. Bidan Penyelia.
6. Jenjang Jabatan Fungsional Bidan kategori keahlian, terdiri atas:
a. Bidan Ahli Pertama;
b. Bidan Ahli Muda;
c. Bidan Ahli Madya; dan
d. Bidan Ahli Utama
7. Pengangkatan
a. Pertama
b. Perpindahan dari Jabatan lain
c. Promosi
8. Syarat Pengangkatan Pertama
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah D3 di bidang kebidanan u/ Bidan Keterampilan;
e. berijazah pendidikan profesi Bidan bagi JF Bidan kategori keahlian;
f. memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan;
g. mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural sesuai Standar Kompetensi
yang telah disusun Instansi Pembina (dikecualikan berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2020 dan SE
Menpanrb Nomor B/563/M.SM.02.00/2020); dan
h. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 tahun terakhir;
9. Syarat pengangkatan melalui perpindahan dari jabatan lain
a. memenuhi persyaratan pengangkatan pertama;
b. memiliki pengalaman dlm pelaksanaan tugas di bidang pelayanan Kebidanan paling singkat 2 tahun;
c. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 tahun terakhir;
d. berusia paling tinggi;
1) 53 tahun bagi kat Keterampilan dan Ahli Pertama dan Ahli Muda
2) 55 tahun utk menduduki jenjang Ahli Madya
3) 60 tahun utk menduduki jenjang Ahli Utama
10. Syarat perpindahan kategori
a. memperoleh ijazah pendidikan profesi Bidan
b. tersedia kebutuhan JF Bidan kategori keahlian
c. memiliki pangkat plg rendah sesuai dgn kualifikasi pangkat yg ditentukan utk JF Bidan kategori
keahlian
d. berusia paling tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan
DISKUSI :
1. Bagaimana kebijakan implementasi Permenpan No 36 Tahun 2020 jenjang karir bidan yang asn di
layanan primer, sekunder, dan tersier, serta yang tidak di layanan kesehatan misalnya di dinas
kesehatan /sejenisnya?
a. Pelayanan Kesehatan Ibu;
b. Pelayanan Kesehatan Anak;
c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi
d. Perempuan dan Keluarga Berencana;
e. Pelayanan Kebidanan Komunitas;
f. Mengelola Pelayanan Kebidanan;
g. Melaksanakan Program Pemerintah;
h. Melakukan Inovasi Pelayanan Kebidanan
2. Bagaimana kebijakan terkait formasi bidan untuk P3K/ASN di layanan Kesehatan?
Peraturan Menteri PANRB No. 61/2018 tentang Optimalisasi Pemenuhan Kebutuhan/Formasi Pegawai
Negeri Sipil Dalam Seleksi CPNS Tahun 2018 tidak mengubah atau membatalkan kebijakan
sebelumnya yang tertuang dalam Peraturan Menteri PANRB No. 37/2018 tentang Nilai Ambang Batas
Seleksi Kompetensi Dasar Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018.
3. Saat ini bidan tidak hanya vokasi namun juga ada profesi dan magister mohon dijelaskan bagaimana
formasi jenjang karir bidan untuk bidan kualifikasi profesi dan magister?
a. Akademik, yaitu diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu, yang mencakup sarjana (S1), magister (S2), dan
doktoral (S3)
b. Vokasi, yaitu menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan
Diploma
c. Profesi/spesialis, yaitu bidan memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan
pendidikan profesi akan mendapatkan gelar profesi.
Materi : Jenjang Karir Bidan di Pelayanan
Narasumber : Dr. Emy Nurjasmi, M.Kes
(Ketua PP IBI)
Moderator : Ida Ariyanti, SSiT, M.Kes
Waktu : Jumat, 18 Maret 2022
RESUME :
DISKUSI :
RESUME :
1. Program BPJamsostek
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja
b. Jaminan Kematian (JKM) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang
dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
c. Jaminan Hari Tua (JHT) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib dengan tujuan untuk menjamin agar
peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau
meninggal dunia
d. Jaminan Pensiun (JP) Jaminan yang diberikan berupa manfaat atau penghasilan berupa uang yang
dibayarkan setiap bulan kepada peserta setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat
total, atau meninggal dunia.
e. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) adalah program yang akan memberikan manfaat bagi peserta
BPJS Ketenagakerjaan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam bentuk uang tunai,
akses informasi pasar kerja dan pelatihan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan
2. Harapan :
a. Meningkatkan awareness kepada stakeholders pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi
seluruh tenaga kerja termasuk bidan dan tenaga kesehatan
b. Perluasan Perlindungan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi seluruh Bidan dibawah naungan
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
c. Inisiasi kerjasama dengan IBI untuk perluasan perlindungan dan campaign manfaat program
DISKUSI :
1. Bagaimana implementasi kebijakan bagi bidan di PMB dalam kepesertaan di BPJS Naker?
Bisa dengan menggunakan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari
Tua (JHT)
2. Bagaimana implementasi kebijakan bagi bidan yang diklinik atau di yankes lain coverage untuk
kepesertaan BPJS Naker?
RESUME :
DISKUSI :
1. Mohon dijelaskan tentang perkembangan pembahasan formasi nakes dengan P3 K/ASN serta
peluang bagi nakes sdh di yankes untuk diangkat sebagai tenaga P3K atau ASN?
Sudah proses komunikasi antara Mendagri, Menkes, Menpan, dan Menkeu dibutuhkan agar ada
formasi khusus bagi nakes honorer. Berapa jumlahnya nanti perlu didata. Nah, ini yang masih belum
clear datanya.
2. Bagaimana peluang bagi nakes honorer untuk pengangkatan tahun 2022 dan upaya yang perlu di
lakukan oleh forum nakes untuk kesempatan pembahasan di 2022?
Rekrutmen tahun anggaran 2022 difokuskan pada PPPK terlebih dahulu, khususnya untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan dasar tenaga pelayanan Kesehatan.
NOTULEN SIDANG ORGANISASI RAKERDA VII IBI JAWA TENGAH
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Maret 2022
Ruangan/Kapasitas : Hall/ The Best Western Premier
Seragam : IBI Lapangan
PJ : Ibu Nawangsih, SST, MH
Koordinator : Ibu Dr. Sri Sumarni, M.Mid
Notulen : Ibu Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes
Susunana acara :
1. Pembacaan tatib sidang organisasi oleh Sekretaris PD IBI Jawa Tengah
2. Pemilihan pimpinan siding oleh Sekretaris PD IBI Jawa Tengah
3. Penandatanganan pimpinan sidang, penanggung jawab sidang organisasi
4. Sidang di pimpiin oleh pimpinan sidang organisasi
5. Pemanggilan pengurus harian oleh pimpinan sidang
6. Penyampaian sidang pleno 2 oleh para pengurus harian
7. Tanggapan pelaksanaan kegiatan Tengah periode dan laporan Keuangan : sudah di proses dalam google
form yang sudah dikirim tgl 9 maret , dan diisi sd 13 maret 2022 -- > akan di sampaiakan dalam siding
konsolidasi
8. Penyampaian sidang pleno 3 oleh Sekretaris PD IBI Jawa Tengah → ada 126 slide
Di bacakan inti, sedangakn hasil slide akan di share
9. Penandatangan berita acara selanjutnya penyerahan berita acara dari sekretaris ke ketua sidang dan di
lanjutkan ke Ketua PD IBI Jateng
10. Penyampaian Rekomendasi Rakerda VII
11. Penutupan Rangkaian Sidang Organisasi
Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tengah Periode 35 Sekretaris, Sri Puji Astutik, SST,
PC IBI Kab/Kota M.Kes
Laporan Keuangan PD IBI Jawa Tengah Bendahara Bu Tri Susilowati
Tanggapan pelaksanaan kegiatan Tengah periode dan laporan Moderator adalah pimpinan sidang:
Keuangan
22.00 – 22.30 Arahan pelaksanaan kegiatan Konsolidasi Antar Bidang MC. Sri Wahyuni, SSiT, M.Kes
Terbagi 5 bidang dari 6 karesidenan untuk kegiatan di hari Minggu Ibu Sri Puji Astutik, SST, M.Kes
1. BENDAHARA
Santunan kematian pengajuan → mohon diperpanjang 6 bulan
Iuran anggota, Untuk setor sebagai persyaratan KTA yang menumpuk akhir
Mohon transparansi tentang Fanraising
Tanggapan
Batas maksimal 6 bulan, lebih cepat lebih baik
Besaran dansos Rp. 1.250.000
Sesuai ketentuan, kalua sudah terdaftar sebagai anggota, KTA, wajib untuk membayar iuran/ melunasi
tunggakan,
Apabila anggota sudah tidak menjadi anggota di PC tersebut agar ketua Cabang untuk melaporkan ke
PD
Pihak-pihak yang bisa sebagai mitra dalam Fanraising
BPJS
Aplikasi Bubidan
OP Perempuan → ibu Puan Maharani
2. WAKA II
Ketentuan STR hanya 1 bagi setiap nakes.
Kenyataan di lapangan ada anggota yang dinasnya (ASN) bukan sebagai Bidan
Tanggapan
Ketentuannya nakes hanya bisa mempunyai 1 STR,
3. WAKA I
Anggota yang bekerja di luar bidang, apakah bisa memperpanjang STR, PC dapat memberikan
rekomendasi,
Tanggapan
Apabila anggota tersebut bisa memenuhi ketentuan yang berlaku, pengumpulan 25 SKP maka
pengurus wajib memberikan rekomendasi
4. SEKRETARIS
Sertifikat assessor, apakah masa berlakunya masih tetap 5 tahun
Utk Asessor siapa yang akan menilai
5. KETUA
PC IBI Kota Magelang belum punya Gedung secretariat,
Ketua PC saat ini belum pernah mengikuti pelatihan TOT, sbg kaitannya dengan pengurusan P2KP
Tanggapan
Silakan pendekatan dengan SpoG untuk pengajuan kepengurusan P2KP