Anda di halaman 1dari 25

-1-

BUPATI NABIRE
PROVINSI PAPUA
PERATURAN BUPATI NABIRE
NOMOR XXX TAHUN 2022

TENTANG

PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NABIRE
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN NABIRE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NABIRE

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 1 angka


7 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Perangkat Daerah, maka perlu dibentuk
Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Sakit Umum
Daerah yang memberikan layanan secara
profesional;

b. bahwa berdasarkan Pasal 52 Peraturan Bupati Nabi


re Nomor 21 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Ta
ta Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, perlu
di bentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dim


aksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapka
n Peraturan Bupati tentang Pembentukan dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Rumah Sakit
Umum Daerah Nabire pada Dinas Kesehatan Kabup
aten Nabire;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pe


mbentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabup
aten-Kabupaten di Provinsi Irian Barat (Lembaran N
egara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Ta
-2-

mbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom


or 2907);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Oto


nomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negar
a Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tamb
ahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4
151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Un
dang Nomor 2 Tahun 2019 tentang Penetapan Perat
uran Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor
1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Und
ang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusu
s bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lem
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomo
r 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone
sia Nomor 4884);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Peri
mbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan P
emerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik In
donesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembar
an Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kes
ehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
n 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Re
publik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apar
atur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indon
esia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Ne
gara Republik Indonesia Nomor 5494);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pem


erintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indon
esia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran N
egara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
ditelah diubah beberapa kali terakhir dengan Undan
g-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahaan
-3-

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 t


entang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Rep
ublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan L
embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Ten
aga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negar
a Republik Indonesia Nomor 5607);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1996 tentan
g Pembentukan Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten
Paniai, dan Perubahan Nama Kabupaten Paniai menj
adi Kabupaten Nabire di Wilayah Propinsi Daerah Ti
ngkat I Irian Jaya ( Lembaran Negara Republik Indon
esia Tahun 1996 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne
gara Nomor 3648 );

10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2001


Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumah Sakitan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik In
donesia Nomor 4102
11. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentan
g Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Rep
ublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 5542);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentan
g Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indo
nesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaiman
a telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan P
emerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Repu
blik Indonesia Nomor 6402);
13. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Si
stem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republi
k Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
-4-

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1396 tahun


2002 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Nabire menjadi Rumah Sakit
Kelas Tipe C;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 20
15 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Be
rita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2
036);
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2
5 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksa
na Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1845), sebagaimana telah diubah denga
n Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negar
a dan Reformasi Birokasi Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan M
enteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reforma
si Birokasi Nomor 25 Tahun 2016 (Berita Negara Tah
un 2017 Nomor 878);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2016
tentang Pedoman Teknis Pengorganisasian Dinas Ke
sehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun Tahun 2016 Nomor 150
2);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 20


17 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi C
abang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Beri
ta Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 45
1);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 20
18 tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Ne
gara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun


-5-

2018 tentang Pembinaan dan Pengendalian


Perangkat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1539);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun


2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 767);

22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 t


entang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 2020 Nomo
r 21);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 4 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nabire Tahun
2016 Nomor 4);
24. Peraturan Bupati Nabire Nomor 21 Tahun 2019 tent
ang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (Lem
baran Daerah Kabupaten Nabire Tahun 2019 Nomor
21);
25. Surat Keputusan Bupati Nabire Nomor 10 tahun
2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Nabire sebagai Badan Layanan
Umum Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN DAN T


ATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS RUMAH S
AKIT UMUM DAERAH NABIRE PADA DINAS KESEHATA
N KABUPATEN NABIRE

BAB I

KETENTUAN UMUM
-6-

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Nabire.


2. Bupati adalah Bupati Kabupaten Nabire.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Nabire.
4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire.
6. Sekretaris Dinas adalah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire.
7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan unt
uk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preve
ntif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, peme
rintah daerah dan/atau masyarakat.
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
Unit Organisasi yang bersifat khusus pada dinas kesehatan melaksanak
an kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tert
entu pada dinas atau badan daerah.
9. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggara
kan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyedia
kan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
10. Rumah Sakit Umum Daerah Nabire yang selanjutnya disebut UPTD
RSUD Nabire pada Dinas adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pem
erintah Kabupaten Nabire.
11. Kepala UPTD RSUD Nabire yang selanjutnya disebut Direktur adalah Dir
ektur RSUD Nabire.
12. Bagian Tata Usaha adalah Bagian Tata Usaha pada RSUD Nabire.
13. Kepala Bagian Tata Usaha adalah Kepala Bagian Tata Usaha pada RSUD
Nabire.
14. Bidang adalah Bidang pada RSUD Nabire.
15. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada RSUD Nabire.
16. Sub Bagian adalah Sub Bagian pada RSUD Nabire
17. Kepala Sub Bagian adalah Kepala Sub Bagian pada RSUD Nabire
18. Seksi adalah Seksi pada RSUD Nabire.
19. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada RSUD Nabire.
20. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi di bentuk untuk memberikan pertimbangan secara strategis
-7-

kepada pimpinan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan


pengembangan Rumah Sakit.
21. Satuan Pengawas Internal yang selanjutnya di singkat SPI adalah unsur
organisasi yang bertugas melaksanakan audit kinerja internal Rumah
Sakit.
22. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fu
ngsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarka
n pada keahlian dan keterampilan tertentu.
23. Instalasi adalah Unit Pelayanan Non Struktural yang menyediakan
fasilitas dan penyelenggraaan kegiatan pelayanan, pendidikan dan
penelitian pada RSUD Nabire.
24. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disebut BLUD adalah s
istem yang diterapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam memberi
kan pelayanan kepada masyarakat yang fleksibilitas dalam pola pengelol
aan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuang
an daerah pada umumnya.
25. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bid
ang kesehatan yang telah teregistrasi serta memiliki pengetahuan dan/a
tau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk je
nis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehata
n.
26. Tenaga non kesehatan adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang mend
ukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informas
i, dan kegiatan operasional lain di RSUD Nabire.
27. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, t
anggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dala
m rangka memimpin suatu organisasi.
28. Pejabat Fungsional adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara yang mendudu
ki Jabatan Fungsional pada instansi pemerintah.
29. Jabatan Pelaksana adalah sekelompok Pegawai Aparatur Sipil Negara ya
ng bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta a
dministrasi pemerintahan dan pembangunan.
30. Tugas Teknis Operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan te
knis tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan mas
yarakat.
31. Tugas Teknis Penunjang adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan tek
nis tertentu dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas organisasi ind
uknya.
-8-

BAB II

PEMBENTUKAN

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk UPTD RSUD Nabire pada Dinas.

(2) UPTD RSUD Nabire merupakan RSUD Nabire Kelas C.

BAB III

KEDUDUKAN DAN TUGAS

Bagian Kesatu

Kedudukan

Pasal 3

UPTD RSUD Nabire adalah unsur pelaksana teknis yang bersifat khusus
memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
serta bidang kepegawaian pada Dinas yang memberikan layanan secara
profesional dalam penyelenggaraan kesehatan. UPTD RSUD Nabire
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Direktur yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 4

Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan dan
penatausahaan barang milik daerah yang ditetapkan selaku kuasa
pengguna anggaran dan kuasa pengguna barang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
-9-

Tugas

Pasal 5

UPTD RSUD Nabire mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis


operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang melaksanakan upaya kese
hatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan
upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.

BAB IV

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 6

(1) Susunan organisasi UPTD RSUD Nabire, terdiri dari :

a. Direktur;

b. Bagian Tata Usaha, membawahi :

1. Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Rekam Medik;

2. Sub Bagian Perencanaan, Program dan Pelaporan; dan

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pelayanan, terdiri dari :

1. Seksi Pelayanan Medis; dan

2. Seksi Pelayanan Penunjang Medis.

d. Bidang Keperawatan, terdiri dari :

1. Seksi Profesi dan Asuhan Keperawatan; dan

2. Seksi Logistik Keperawatan.

e. Instalasi;

f. Satuan Pengawas Internal (SPI);

g. Staf Medik Fungsional;

h. Komite Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Umum;

i. Staf Medis Fungsional dan Staf Keperawatan Fungsional;

j. Kelompok Jabatan Fungsional.


- 10 -

(2) Bagan Struktur Organisasi RSUD Nabire sebagaimana dimaksud pada a


yat (1), tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

Bagian Kesatu

Direktur

Pasal 7

Direktur UPTD RSUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)


mempunyai tugas dan kewenangan :

a. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang berlaku;

b. menyusun rencana kerja anggaran;

c. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

d. menandatangani surat perintah membayar;

e. mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi tanggungjawabnya;

f. menyusun dan menyampaikan laporan keungan unit yang dipimpinnya;

g. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan pejabat


penatausahaan keuangan;

h. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya dalam rangka


pengelolaan keuangan daerah;

i. menetapkan kebijakan penyelenggaraan rumah sakit sesuai dengan


kewenangannya;

j. menyelenggarakan tugas dan fungsi rumah sakit;

k. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan


fungsi unsur organisasi; dan

l. evaluasi, pencatatan dan pelaporan.

Bagian Kedua

Bagian Tata Usaha


- 11 -

Pasal 8

(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan pelaksanaan


pengelolaan perencanaan program, evaluaasi dan pelaporan kegiatan
rumah sakit, ketatausahaan, pengembangan mutu pelayanan,
penanganan permasalahan hukum, informasi dan hubungan
masyarakat serta ketertiban dan keamanan di lingkungan RSUD Nabire.
(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. penyusun kebijakan teknis dan standar prosedur operasional di
Bagian Tata Usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
b. perencanaan program dan anggaran, pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi;
c. pembinaan dan pemberian layanan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi RSUD;
d. pengkoordinasian permasalahan hukum dan kemitraan,
hubungan masyarakat dan pemasaran;
e. pengkoordinasian dan penyusunan peraturan perundang-
undangan dan bantuan hukum;
f. pengelolaan administrasi, perbendarahaan, akuntasi keuangan
dan barang milik daerah;
g. pengelolaan administrasi kepegawaian dan sumber daya manusia;
h. pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan
pelatihan;

i. pengkoordinasian penyusunan laporan dan evaluasi di lingkungan


RSUD; dan
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Paragraf 1
Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Rekam Medik

Pasal 9
Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Rekam Medik mempunyai tugas :
- 12 -

a. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dan standar prosedur


operasional di Sub Bagian Kepegawaian dan Administrasi Umum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. melaksanakan kerumahtanggaan, ketatausahaan, dan administrasi
umum;
c. melaksanakan penerimaan dan pengiriman naskah dinas serta
pengelolaan dokumentasi dan kearsipan di lingkungan RSUD;
d. menyiapkan bahan permasalahan hukum dan kemitraan, informasi,
hubungan masyarakat dan pemasaran;
e. melaksanakan ketertiban dan keamanan di lingkungan RSUD;
f. menyiapkan perencanaan kebutuhan pegawai, rekrutmen, penempatan
dan pembinaan pegawai;
g. mengelola administrasi kepegawaian;
h. menyiapkan bahan penelitian dan pengembangan sumber daya
manusia, Pendidikan dan pelatihan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

Paragraf 2
Sub Bagian Perencanaan, Program dan Pelaporan

Pasal 10
Sub Bagian Perencanaan, Program dan Pelaporan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dan standar prosedur
operasional di Sub Bagian Perencanaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. menyiapkan bahan perencanaan program dan anggaran;
c. menyiapkan bahan monitoring, dan evaluasi laporan kegiatan dan
laporan kinerja RSUD seperti LAKIP, SPM dan lain-lain;
d. menyiapkan bahan pengembangan mutu pelayanan; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

Paragraf 3
Sub Bagian Keuangan
- 13 -

Pasal 11
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis dan standar prosedur
operasional di Sub Bagian Keuangan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. mengelola administrasi, perbendaharaan dan akutansi keuangan;
c. melaksanakan penelitian, pengujian kebenaran, kelengkapan dan
keabsahan Surat Pertanggunjawaban (SPJ) atau bukti pengeluaran
uang;
d. menyiapkan laporan keuangan atas transaksi keuangan, barang milik
daerah, hutang dan ekuitas dana pada rumah sakit;
e. menyiapkan laporan keuangan rumah sakit yang meliputi realisasi
anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga

Bidang Pelayanan

Pasal 12

(1) Bidang pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur RSUD di


bidang pelayanan medik dan penunjang medik.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bidang Pelayanan menyelenggarakan fungsi :

a. pengkoordinasian semua kebutuhan pelayanan medis dan


Pelayanan Penunjang Medis;

b. pelaksana pemantauan pelayanan medis dan pelayanan penunjang


medis;

c. pelaksana pengawasan fasilitas pelayanan medis dan pelayanan


penunjang medis;

d. pelaksana koordinasi secara internal dan eksternal sesuai tugas;

e. pelaksana tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


tugas pokok dan fungsinya; dan

f. pelaporan hasil kerja kepada atasan.


- 14 -

Paragraf 1

Seksi Pelayanan Medis

Pasal 13

Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas :

a. merencanakan kebutuhan tenaga Dokter Spesialis RSUD;

b. mengatur jadwal dan pembagian tugas Dokter RSUD;

c. merencanakan peningkatan sumber daya manusia, melalui : pendidikan


lanjutan spesialis, pelatihan-pelatihan sesuai bidang keterampilan,
mengadakan seminar, lokakarya dan sebagainya;

d. melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medik;

e. melaksanaan kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien di


bidang pelayanan medik;

f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan medik;

g. melaksanakan koordinasi secara internal dan eksternal;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


tugas pokok dan fungsinya;

i. melaporkan hasil kerja kepada atasan.

Paragraf 2

Seksi Pelayanan Penunjang Medis

Pasal 14

Seksi Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas :

a. merencanakan kebutuhan pelayanan penunjang medis RSUD;

b. mengkoordinir bidang tugas lain : Instalasi Radiologi, Farmasi, Gizi,


Laboratorium, dan penunjang medik lainnya;
- 15 -

c. merencanakan kebutuhan tenaga penunjang medik;

d. merencanakan ketenagaan dan peningkatan mutu sumber daya


manusia sebagai tenaga pelayanan penunjang medik;

e. melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medik;

f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan medik;

g. melaksanakan koordinasi secara internal dan eksternal terkait


pelayanan penunjang medik RSUD;

h. melaksanakan koordinasi secara internal dan eksternal;

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan


tugas pokok dan fungsinya; dan

j. melaporkan hasil kerja kepada atasan.

Bagian Keempat

Bidang Keperawatan

Pasal 15

(1) Bidang Keperawatan mempunyai tugas membantu sebagian tugas


Direktur RSUD dibidang Keperawatan dalam rangka tercapainya
efektifitas dan kualitas optimal pelayanan keperawatan RSUD.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Bidang Keperawatan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusun kebutuhan fasilitas RSUD;

b. pelaksana koordinasi pelayanan keperawatan;

c. pelaksana pelayanan keperawatan;

d. pelaksana koordinasi secara internal dan eksternal sesuai tugas


dan fungsi;

e. pelaksana tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas


pokok dan fungsinya; dan

f. pelaporan hasil kerja kepada atasan.


- 16 -

Paragraf 1
Seksi Profesi dan Asuhan Keperawatan

Pasal 16

Seksi Profesi dan Asuhan Keperawatan mempunyai tugas :

(1) membuat perencanaan mutu pendidikan perawat;

(2) membuat perencanaan asuhan keperawatan;

(3) mengadakan pelatihan dan seminar tentang keperawatan;

(4) menyusun kebutuhan tenaga dan menganalisa kebutuhan tenaga;

(5) melakukan pembinaan perawat dalam tugas dan kedisiplinan


keperawatan;

(6) melaksanakan koordinasi secara internal dan eksternal;

(7) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya; dan

(8) melaporkan hasil kerja kepada atasan.

Paragraf 2

Seksi Logistik Keperawatan

Pasal 17

Seksi Logistik Keperawatan mempunyai tugas :

(1) membuat rancangan standar peralatan medis dan non medis;

(2) membuat rencana kebutuhan keperawatan dasar;

(3) mendistribusikan atau menyimpan kebutuhan keperawatan;


- 17 -

(4) melaksanakan koordinasi secara internal dan eksternal;

(5) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya; dan

(6) melaporkan hasil kerja kepada atasan.

Bagian Kelima

Instalasi

Pasal 18

(1) Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan


fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan
penelitian RSUD;

(2) Pembentukan instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan


oleh Direktur sesuai kebutuhan RSUD;

(3) Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur;

(4) Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-


tenaga fungsional dan atau non medis; dan

(5) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi dilaporkan


secara tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas.

Bagian Keenam

Satuan Pengawas Internal

Pasal 19

(1) Satuan Pengawas Internal merupakan unsur organisasi yang bertugas


melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal RSUD;

(2) Satuan Pengawas Internal berada di bawah dan bertanggung jawab


kepada Direktur;
- 18 -

(3) Dalam melaksanakan tugas Satuan Pemeriksaan Internal


menyelenggarakan fungsi :

a. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit


kerja rumah sakit;

b. penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, dan


pemantauan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur dalam
bidang administrasi;

c. pelayanan, serta administrasi umum dan keuangan;

d. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan interen yang


ditugaskan oleh Direktur;

e. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak lanjut


atas laporan hasil audit; dan

f. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan


dalam pelaksanaan kegiatan operasional RSUD.

Bagian Ketujuh

Komite Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Umum

Pasal 20

(1) komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
Direktur RSUD dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan RSUD;

(2) pembentukan komite sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh


Direktur sesuai kebutuhan RSUD;

(3) komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;

(4) komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur; dan

(5) Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh
Direktur.
- 19 -

Bagian Kedelapan

Staf Medik Fungsional

Pasal 21

(1) Staf medis fungsional merupakan kelompok dokter dan dokter gigi yang
bekerja di instalasi dalam jabatan fungsional dan bertanggungjawab
kepada ketua komite medis;

(2) Staf medis fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis,


pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan latihan serta
peningkatan dan pengembangan;

(3) Dalam melaksanakan tugasnya staf medis fungsional dikelompokkan


berdasarkan keahlian;

(4) Kelompok staf medis fungsional dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih
oleh anggota kelompoknya untuk masa bakti tertentu; dan

(5) Ketua kelompok staf medis fungsional ditetapkan dengan Keputusan


Direktur.

Bagian Kesembilan

Staf Keperawatan Fungsional

Pasal 22

(1) Paramedis fungsional adalah paramedis keperawatan yang bertugas pad


a instansi dalam jabatan fungsional
- 20 -

(2) Dalam melaksanakan tugasnya paramedik fungsional berada di bawah d


an bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi;

(3) Penempatan paramedis perawatan dilaksanakan oleh Direktur atas usul


Kepala Seksi Terkait; dan

(4) Penempatan paramedis non perawatan dilaksanakan oleh Direktur atas


usul Kepala Seksi Keperawatan.

Bagian Kesepuluh

Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 23

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan


sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai
kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan
kompetensinya;

(3) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan


beban kerja;

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan; dan

(5) Perundang-undangan yang berlaku;

BAB V
TATA KERJA

Pasal 24
(1) Direktur secara administratif bertanggungjawab kepada Kepala Dinas m
elalui Sekretaris Dinas.
- 21 -

(2) Direktur Secara teknis opersional bertanggungjawab kepada Kepala Din


as.

(3) Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Direktur.

(4) Kepala Bidang Bertanggung jawab kepada Direktur.

(5) Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinir oleh seorang tenaga fungsiona


l senior yang bertanggungjawab kepada Direktur.

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 25

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organis


asi di lingkungan RSUD wajib menerapkan prinsip koordinasi, integra
si dan sinkronisasi baik di lingkungannya serta dengan instansi lain se
suai tugas masing-masing;

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan dan apa
bila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diper
lukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan ya
ng berlaku;

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin d


an mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya;

(4) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi


dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka p
emberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masi
ng wajib mengadakan rapat berkala.

Bagian Kedua

Pelaporan

Pasal 26
- 22 -

(1) Setiap pimpinan satuan unit organisasi wajib mengikuti dan mem
atuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampai
kan laporan berkala pada waktunya;

(2) Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan unit organisa
si dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk
menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepad
a bawahan;

(3) Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
dan Kepala Seksi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan
masing- masing;

(4) Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan le


ngkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan org
anisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Bagian Ketiga

Hal Mewakili

Pasal 27

Dalam hal Direktur berhalangan menjalankan tugasnya, Direktur dapat me


nunjuk Kepala Bagian Tata Usaha dan dalam hal Kepala Bagian Tata Usaha
berhalangan pula, Direktur dapat menunjuk salah seorang Kepala Bidang d
engan memperhatikan senioritas kepangkatannya dan atau sesuai dengan b
idang tugasnya.

BAB VI
KEPEGAWAIAN

Bagian Kesatu
Pengangkatan dan Pemberhentian
- 23 -

Pasal 28
(1) Direktur dan Pejabat Fungsional pada Kelompok Jabatan Fungsional di
angkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas;
(2) Jumlah Jabatan Fungsional dibentuk berdasarkan kebutuhan dan beb
an kerja;
(3) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai peraturan perunda
ng-undangan.

Bagian Kedua
Eselonisasi

Pasal 29

(1) Direktur RSUD Nabire merupakan jabatan eselon III.a atau jabatan
administrator.
(2) Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada RSUD Nabire merupakan
jabatan eselon III.b atau jabatan administrator.
(3) Kepala Seksi pada RSUD Nabire merupakan jabatan eselon IV.a atau
jabatan administrator.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 30
Pembiayaan UPTD RSUD Nabire bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Nabire dan sumber lainnya yang sah sesuai den
gan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 31
- 24 -

Hal-hal yang belum cukup di atur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati, Surat Keputusan Dinas Kesehatan dan Surat
Keputusan Direktur RSUD Nabire.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Per


aturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Nabire.

Ditetapkan di Nabire
pada tanggal ………………
BUPATI NABIRE,

Ttd

MESAK MAGAI, S.Sos, M.Si

Diundangkan di Nabire
pada tanggal ………………
Plt. SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN NABIRE,

ttd

HERMAN KAYAME, S.T., M.T.

BERITA DAERAH KABUPATEN NABIRE TAHUN …....…

NOMOR ……..

Salinan sesuai dengan aslinya


- 25 -

PLT. KEPALA BAGIAN HUKUM

JULIAN MULIANTO, SH
NIP.

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth :


1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;
2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta;
3. Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri di Jakarta;
4. Gubernur Provinsi Papua di Jayapura;
5. Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua di Jayapura;
6. Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi Papua di Jayapura;
7. Ketua DPRD Kabupaten Nabire di Nabire;
8. Inspektur Kabupaten Nabire di Nabire;
9. Kepala Bappeda Kabupaten Nabire di Nabire;
10. Kepala BPKAD Kabupaten Nabire di Nabire;
11. Kepala BKPSDM Kabupaten Nabire di Nabire;
12. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire di Nabire;
13. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Nabire di Nabire;
14. Direktur UPTD RSUD Nabire.

Anda mungkin juga menyukai