TENTANG
BUPATI LAMANDAU,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 2
Bagian Ketiga
Susunan Organisasi
Pasal 4
Pasal 5
Pada UPT RSUD juga dapat dibentuk satuan organisasi yang bersifat non-
struktural seperti komite-komite, satuan pengawas internal, staf medis,
Instalasi, yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 6
Bagian Kesatu
Direktur
Pasal 7
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a memiliki
membantu Bupati dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan daerah, melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang
pekerjaan UPT RSUD yang meliputi pembinaan administrasi, memimpin,
menyusun kebijakan pelaksana, pembinaan pelaksana,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksana tugas-tugas UPT RSUD
sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tugas membantu Bupati dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
melalui pelaksanaan tugas dan fungsi UPT RSUD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Direktur memiliki fungsi:
a. pengurusan rumah sakit sesuai dengan tujuan rumah sakit yang
telah ditetapkan;
b. penetapan kebijakan operasional rumah sakit;
c. pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja rumah
sakit;
d. pengaturan, pendistribusian dan pengkoordinasian tugas kepada
bawahan;
e. pengevaluasian, pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan
tugas bawahan;
f. pemberian petunjuk dan bimbingan teknis kepada bawahan;
g. pelaksanaan sistem pengendalian intern;
h. penilaian hasil kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil kerja
bawahan;
i. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Kepala
Dinas; dan
j. pelaporan tugas kedinasan lain yang ditugaskan oleh atasan.
(1) Uraian tugas Direktur, terdiri dari:
a. menyusun program kerja, merumuskan dan menetapkan rencana
strategis berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang;
b. menyusun kebijaksanaan pelayanan medis, pelayanan penunjang
medis dan non-medis;
c. menyusun kebijakan pelayanan asuh keperawatan, kebijakan
pelayanan rujukan dan kebijakan peneyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan;
d. melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan kebijakan,
program Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau;
e. melaksanakan penetapan kebijakan teknis dibidang pelayanan
kesehatan rujukan secara paripurna;
f. memimpin, mengkoordinasikan serta mengendalikan dan mengawasi
semua kegiatan rumah sakit;
g. memimpin pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
meningkatkan pencegahan, pelaksanaan rujukan dan melakukan
pengembangan dan pengabdian masyarakat;
h. memberikan informasi mengenai usaha pelayanan kesehatan di
rumah sakit, saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai bahan
untuk menetapkan kebijakan atau membuat keputusan;
i. mempertanggungjawabkan tugas rumah sakit secara teknis
administrasi/operasional medis kepada Bupati melalui dinas
kesehatan;
j. mempersiapkan bahan bagi penetapan di bidang kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
k. mengangkat/menunjuk pegawai rumah sakit dalam jabatan tertentu
di lingkungan rumah sakit;
l. mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lain baik
pemerintah maupun swasta untuk kepentingan/kelancaran
pelaksanaan tugasnya;
m. menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja Rumah Sakit
Umum Daerah Lamandau;
n. mengatur pelaksanaan pemberian perizinan sesuai kewenangan yang
dimiliki;
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
Bagian Kedua
Bagian Tata Usaha
Pasal 8
(1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
b merupakan unsur dari Sub Bagian.
(2) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
kepala bagian dan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
bertanggungjawab kepada Direktur dalam memimpin, menyusun,
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan perencanaan, evaluasi,
pelaporan serta keuangan dalam menjalankan tugas-tugas bidang secara
terpadu dan tugas pelayanan administratif terkait ketatausahaan,
kerumahtanggaan, hukum, humas, pemasaran, barang milik daerah,
perencanaan, keorganisasian dan kepegawaian, pelayanan administrasi
dan teknis, pendidikan dan pelatihan serta kerjasama pendidikan.
(3) Kepala bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memiliki fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja bagian;
b. pengkoordinasian rencana dan program kerja bagian;
c. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
Umum, Tata Usaha, Kearsipan, Kepegawaian, Perencanaan,
Perlengkapan dan Keuangan;
d. pengaturan, pendistribusian dan pengkoordinasian tugas kepada
bawahan;
e. pembimbingan dan pemberian petunjuk kepada kepala sub bagian;
f. pelaksanaan penatausahaan urusan Tata Usaha dan kearsipan;
g. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapannya;
h. pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan;
i. pelaksanaan pengawasan terhadap kebersihan, kenyamanan dan
keamanan kantor, pencucian dan sanitasi rumah sakit;
j. pelaksanaan kegiatan protokoler;
k. penghimpunan dan pembelajaran peraturan perundang-undangan,
kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta pelaksanaan
penyelenggaraan kerjasama dengan pihak pemerintah, swasta atau
lembaga lainnya;
l. pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan
prasarana non medik;
m. pengkoordinasian instalasi terkait lainnya untuk pelaksanaan
pemeliharaan sarana dan prasarana;
n. pelaksanaan sistem pengendalian internal;
o. peniaian prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil kerja
bawahan;
p. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur; dan
q. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan.
Paragraf 1
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Pasal 9
(1) sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana
program kerja sub bagian tata usaha melaksanakan pengelolaan dan
pembinaan administrasi umum dan melaksanakan pengelolaan dan
pembinaan kepegawaian, serta pemberian dukungan administratif unit
organisasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana kerja anggaran pendapatan dan pembiayaan
rumah sakit, penyusunan program, sumber daya kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan pelaporan;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi, dibidang
Umum dan Kepegawaian;
c. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan kebijakan dibidang Umum dan
Kepegawaian;
d. pengelolaan usulan anggaran dan program, sumber daya kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan pelaporan;
e. pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan dan program,
sumber daya kesehatan, pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan
pelaporan; dan
f. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang Umum dan Kepegawaian
kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran sub bagian umum
dan kepegawaian berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan sub bagian umum dan kepegawaian sesuai
dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis agar tugas
segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan sub bagian umum
dan kepegawaian berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan
dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) sub bagian umum dan
kepegawaian;
e. melaksanakan urusan hubungan masyarakat, pemasaran, perjalanan
dinas dan protokol;
f. mengelola, membina dan memberikan pelayanan kesekretariatan yang
meliputi ketatausahaan dan kearsipan, dokumentasi, kepustakaan,
ekspedisi, pengetikan dan penggandaan naskah dinas serta
pengelolaan dan pelayanan kerumahtanggaan di lingkungan UPT
RSUD Lamandau;
g. melaksanakan urusan rumah tangga, inventarisasi, penyimpanan,
pendistribusian, pemeliharaan Barang Milik Daerah yang dikuasai
oleh rumah sakit yang berhubungan dengan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
h. menyiapkan rencana kebutuhan pengembangan dan mutasi pegawai
di lingkungan UPT RSUD Lamandau;
i. melaksanakan Penerimaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan lain-lain
sesuai kebutuhan;
j. mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
perlengkapan di lingkungan UPT RSUD Lamandau;
k. mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
kepegawaian sesuai dengan kewenangan UPT RSUD Lamandau;
l. melaksanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka
pelaksanaan tugas;
m. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 2
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan
Pasal 10
Paragraf 3
Sub Bagian Keuangan Dan Aset
Pasal 11
(1) kepala sub bagian keuangan dan aset mempunyai tugas menyiapkan
bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD Lamandau, mengelola
dan melakukan pelayanan administrasi keuangan dan aset UPT RSUD
Lamandau dan menyiapkan bahan pertanggungjawaban keuangan dan
aset UPT RSUD Lamandau.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sub
bagian keuangan dan aset, menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD
Lamandau;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi,
dibidang Perencanaan dan Keuangan;
c. pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan UPT RSUD
Lamandau; dan
d. penyusunan Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan kebijakan dibidang
Perencanaan dan Keuangan;dan
e. penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan UPT RSUD
Lamandau,
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran sub bagian
keuangan dan aset berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan sub bagian keuangan
dan aset berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) sub bagian keuangan
dan aset;
e. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD
Lamandau;
f. mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja anggaran, Dokumen
Pelaksana Anggaran/Dokumen Pelaksana Perubahan Anggaran;
g. mengembangkan sistem dan prosedur untuk meningkatkan kinerja
keuangan termasuk mengolah data dan informasi dengan sistem
informasi yang berbasis teknologi informasi;
h. mengelola dan memberikan pelayanan administrasi keuangan yang
meliputi pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, penyiapan
administrasi keuangan kegiatan, penerimaan dan penyetoran
pendapatan asli daerah sesuai kewenangan UPT RSUD Lamandau serta
pelayanan administrasi keuangan lainnya;
i. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang untuk
keperluan UPT RSUD Lamandau sesuai dengan peraturan yang berlaku;
j. melaksanakan pencatatan dan pembukuan keuangan dinas sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
k. mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan pemegang kas di
lingkungan UPT RSUD Lamandau;
l. menghimpun bahan penyusunan pertanggungjawaban keuangan;
m. mendistribusikan tugas kepada staf termasuk mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas satuan pemegang kas di lingkungan UPT RSUD
Lamandau;
n. melaksanakan pembinaan dan memberikan arahan dan
penilaian/evaluasi terhadap kinerja staf dalam melaksanakan pelayanan,
termasuk pembinaan administrasi keuangan di lingkungan UPT RSUD
memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan dalam
pelaksanaan tugas;
o. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana dan
program kerja;
p. memberikan saran, informasi dan pertimbangan teknis seksi
keuangan dan aset kepada atasan dalam pelaksanaan tugas;
q. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
Bagian Ketiga
Bidang Pelayanan Medik
Pasal 12
Paragraf 1
Seksi Pelayanan Medik
Pasal 13
Paragraf 2
Seksi Rekam Medik
Pasal 14
(1) Seksi rekam medik mempunyai tugas menyusun rencana kerja seksi
rekam medik, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap semua
kegiatan di seksi rekam medis agar dapat terselenggara dengan baik,
mengelola kebutuhan kerja seksi rekam medis, mengkoordinasikan
kegiatan pada seksi rekam medis, melaksanakan pemantauan,
pengawasan, pengendalian terhadap pelayanan rekam medis dan
melaksanakan pembinaan petugas di rekam medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi
rekam medik menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja seksi rekam medik;
b. pemberian petunjuk kepada bawahan;
c. penyusunan dan pelaksanaan standar prosedur operasional tentang
rekam medis;
d. penyusunan program pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
rekam medik;
e. pengaturan, pendistribusian dan pengoordinasian kegiatan rekam
medik;
f. pelaksanaan sistem pengendalian intern;
g. penilaian prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil
kerja bawahan;
h. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala bidang pelayanan
medik; dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi rekam medik
berdasarkan prioritas target sasaran yang akan dicapai sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi pelayanan medik sesuai dengan
bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis agar tugas segera
diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi rekam medik
berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi rekam medik;
e. mengawasi dan bertanggungjawab terhadap tata tertib, disiplin,
kebersihan dan keamanan di seksi rekam medis;
f. melaksanakan pembinaan petugas di seksi rekam medis sehingga
terjalin kerjasama yang baik;
g. mengkoordinasikan pelaksanaan rekam medis dan sistem informasi
Rumah Sakit yang meliputi penerimaan pasien, pencatatan (recording),
pengolahan data, penyimpanan data dan pengambilan kembali rekam
medik;
h. menyusun dan melaksanakan program pendidikan atau pelatihan bagi
petugas rekam medis;
i. mengadakan koordinasi dengan seksi lain yang terkait untuk
kelancaran tugas di seksi rekam medis;
j. mengkoordinasikan dan melaksanakan administrasi rujukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan;
k. mengatur, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap semua
peralatan dan sarana yang ada diseksi rekam medis;
l. membuat uraian tugas dan mendistribusikan tugas untuk masing-
masing petugas rekam medis;
m. mengevaluasi kebutuhan tenaga peralatan dan sarana untuk
menunjang kelancaran tugas diseksi rekam medis; dan
n. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
Bagian Keempat
Bidang Keperawatan
Pasal 15
Paragraf 2
Seksi Asuhan Keperawatan, Profesi Dan Etika Keperawatan
Pasal 17
Bagian Ketiga
Bidang Pelayanan Penunjang
Pasal 18
Paragraf 1
Seksi Pelayanan Penunjang Medis
Pasal 19
Paragraf 2
Seksi Pelayanan Penunjang Non Medis
Pasal 20
BAB V
DEWAN PENGAWAS, KOMITE MEDIS,
STAF MEDIS DAN INSTALASI
Bagian Kesatu
Dewan Pengawas
Pasal 21
(1) Dewan Pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang
melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal
yang bersifat non teknis perumahsakitan yang melibatkan unsur
masyarakat.
(2) Dewan Pengawas bersifat independen dan bertanggung jawab kepada
Bupati.
(3) Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur rumah sakit,
organisasi profesi, asosiasi Perumah sakitan dan Tokoh Masyarakat.
(4) Dewan Pengawas dari unsur rumah sakit ditetapkan oleh Bupati atas
usul Direktur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan Pengawas diatur
melalui Peraturan Bupati.
Bagian Kedua
Komite Medis
Pasal 22
Bagian Ketiga
Staf Medis
Paragraf 1
Kedudukan dan Jenis Staf Medis
Pasal 23
(1) Staf Medis Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan dokter gigi
maupun dokter spesialis yang bekerja di Instansi dalam jabatan
fungsional dan mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, pendidikan, pelatihan serta penelitian dan
pengembangan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medis Fungsional (SMF)
dikelompokkan sesuai dengan keahliannya.
(3) Kelompok dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggota
kelompoknya, untuk masa bhakti tertentu.
(4) Staf Medis Fungsional (SMF) terdiri dari:
a. Staf Medis Penyakit Dalam;
b. Staf Medis Penyakit Anak;
c. Staf Medis Penyakit Bedah;
d. Staf Medis Penyakit Kebidanan dan Kandungan;
e. Staf Medis Penyakit Mata;
f. Staf Medis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT);
g. Staf Medis Penyakit Gigi dan Mulut;
h. Staf Medis Penyakit Paru;
i. Staf Medis Intensive Care Unit (ICU);
j. Staf Medis Radiologi; dan
k. Staf Medis Gawat Darurat;
Paragraf 2
Tugas Staf Medis
Pasal 24
(1) Staf Medis Penyakit Dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf a mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit dalam, peningkatan kesehatan
dan penelitian.
(2) Staf Medis Penyakit Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf b mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang penyakit anak dan rehabilitasi.
(3) Staf Medis Penyakit Bedah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf c mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang penyakit bedah dan rehabilitasi.
(4) Staf Medis Penyakit Kebidanan dan Kandungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (4) huruf d mempunyai tugas melaksanakan
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan pemulihan kesehatan di bidang penyakit kebidanan dan
kandungan serta rehabilitasi.
(5) Staf Medis Penyakit Mata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf e mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan di
bidang penyakit mata serta rehabilitasi.
(6) Staf Medis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) huruf f mempunyai
tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan
akibat penyakit, peningkatan kesehatan di bidang penyakit Telinga,
Hidung dan Tenggorokan (THT) dan rehabilitasi.
(7) Staf Medis Penyakit Gigi dan Mulut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (4) huruf g mempunyai tugas melaksanakan diagnosa,
pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
kesehatan di bidang penyakit Gigi dan Mulut serta rehabilitasi.
(8) Staf Medis Penyakit Paru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf h mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan di
bidang penyakit Paru dan rehabilitasi.
(9) Staf Medis Intensive Care Unit (ICU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (4) huruf i mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bagi
penderita yang sakit berat dengan pemantauan ketat dan terus menerus
serta tindakan segera baik bagi penderita sakit jantung maupun
penyakit-penyakit lainnya yang masuk ke ICU.
(10) Staf Medis Radiologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf j mempunyai tugas melaksanakan diagnosa terhadap kasus-kasus
yang masuk ke Instalasi Radiologi.
(11) Staf Medis Gawat Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf k mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan terhadap kasus-kasus yang masuk ke Instalasi Gawat
Darurat serta rehabilitasi.
Bagian Keempat
Instalasi
Paragraf 1
Kedudukan dan Jenis Instalasi
Pasal 25
Paragraf 2
Tugas Instalasi
Pasal 26
(1) Instalasi Rawat jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf a mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan dan
penelitian untuk penderita rawat jalan.
(2) Instalasi Rawat Inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf b mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan dan
penelitian untuk penderita rawat inap.
(3) Instalasi farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf c
mempunyai tugas:
a. melaksanakan kegiatan peracikan, penyimpanan dan penyaluran
obat-obatan, gas medis serta bahan kimia yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan; dan
b. melaksanakan kegiatan penyimpanan dan penyaluran alat
kedokteran, alat perawatan dan alat-alat kesehatan yang dilakukan
oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(4) Instalasi Laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf d mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan darah,
urine, feses, cairan tubuh dan jaringan tubuh yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional dengan tujuan diagnosa,
penelitian dan pelayanan transfuse darah.
(5) Instalasi Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (4) huruf e mempunyai tugas melaksanakan :
a. menerima darah yang sudah diuji saring oleh unit transfusi darah;
b. menyimpan darah dan memantau persediaan darah;
c. melakukan uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien;
d. melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan
golongan darah ABO/rhesus ke unit transfuse darah secara
berjenjang;
e. menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di rumah sakit;dan
f. melacak penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat
transfusi darah yang dilaporkan dokter rumah sakit.
(6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (4) huruf f mempunyai tugas:
a. melaksanakan pemeliharaan bangunan instalasi air minum, air panas,
gas teknis serta pembuangan sampah dan cairan yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional;
b. melaksanakan pemeliharaan peralatan listrik, elektromedis yang
dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fongsional;
c. melaksanakan penyucihamaan alat kedokteran dan alat kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional; dan
d. melaksanakan penyediaan air minum, air panas, gas teknis dan listrik
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(7) Instalasi Kamar Jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf g mempunyai tugas menyediakan visum Et Repertum, Bedah
Mayat/Autopsi, merawat jenasah, mengurus jenasah yang tidak dikenal
sampai dengan penguburan yang dikoordinasikan dengan pihak yang
berwenang.
(8) Instalasi Radiologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf
h mempunyai tugas melaksanakn pelayanan radiologi termasuk
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.
(9) Instalasi Gawat Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf i mempunyai tugas melaksanakan pelayanan gawat darurat
termasuk diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit
dan peningkatan pemeliharaan kesehatan serta rehabilitasi.
(10) Instalasi Bedah Sentral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf j mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang bedah dan rehabilitasi serta mengatur jadwal
pasien-pasien yang akan dioperasi.
(11) Instalasi Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf k
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan, penyaluran gizi
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(12) Instalasi Laundry sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf l
mempunyai tugas melaksanakan :
a. mengambil linen kotor dari unit ke unit;
b. memilah bahan linen sesuai jenis atau kondisi bahan;
c. membersihkan serta mencuci linen dan menyetrika; dan
d. menyimpan dan manata linen sesuai bahan dan fungsi.
(13) Intensive Care Unit (ICU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf m mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bagi penderita sakit
berat dengan pemantauan ketat dan terus menerus serta tindakan
segera bagi penderita sakit jantung maupun bagi penderita penyakit
lainnya yang memerlukan.
(14) Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf n mempunyai tugas
melaksanakan pencucihamaan/sterilisasi alat kedokteran, alat
kesehatan dan linen.
BAB VI
KELOMPOK JABATAN
Bagian Kesatu
Jabatan Pelaksana
Pasal 27
Bagian Kedua
Jabatan Fungsional
Pasal 28
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan Fungsional dan atau berkualifikasi yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 29
BAB VII
TATA KELOLA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 30
(1) UPT RSUD harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata
kelola klinis yang baik untuk meningkatkan kinerja layanan secara
profesional kepada masyarakat.
(2) Dalam menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis
yang baik UPT RSUD memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah serta bidang kepegawaian.
(3) Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan dan
penatausahaan barang milik daerah.
(4) Dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang
kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) direktur bertanggung
jawab kepada kepala Dinas melalui penyampaian laporan keuangan,
laporan pengelolaan barang milik daerah dan laporan penglolaan
kepegawaian UPT RSUD.
(5) Penyampaian laporan Keuangan, laporan penggunaan dan
penatausahaan barang milik daerah dan laporan pengelolaan
kepegawaian UPT RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan sekali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Laporan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pengelolaan Keuangan
Pasal 31
(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus, UPT RSUD memiliki otonomi
dalam pengelolaan keuangan.
(2) Otonomi dalam pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan.
(3) Direktur bertanggung jawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja rumah sakit.
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
(1) RKA merupakan Rencana Kerja dan anggaran yang disusun RSUD.
(2) DPA merupakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang di susun RSUD.
(3) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud dalam, Pasal 31
ayat (3) Direktur melaksanakan belanja sesuai DPA sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(4) RSUD dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) juga melaksanakan anggaran pendapatan dan pembiayaan.
Pasal 35
(1) Pagu anggaran belanja RSUD BLUD dalam RKA RSUD yang sumber
dananya berasal dari pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (2) dan surplus anggaran BLUD, dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja.
(2) Rincian lebih lanjut dari pagu anggaran belanja RSUD BLUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA).
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan lampiran dari DPA
RSUD.
(4) Pembiayaan RSUD BLUD merupakan lampiran RKA RSUD selanjutnya
diintegrasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah selaku BLUD.
(5) RSUD BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja yang ada di
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sepanjang tidak melebihi pagu anggaran perjenis belanja di DPA.
Bagian Ketiga
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pasal 37
(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus UPT RSUD memiliki otonomi
dalam pengelolaan barang milik daerah.
(2) Otonomi dalam pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban penggunaan dan penatausahaan barang milik
Daerah.
(3) RSUD berwenang dan bertanggung jawab dalam pengelolaan barang
milik daerah dan merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penatausahaan
dan pengendalian dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi RSUD
dalam lingkup barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya.
(4) Direktur mempunyai wewenang dan bertanggung jawab :
a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik
daerah bagi RSUD yang dipimpinnya;
b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang
diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi RSUD yang dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik
daerah selain tanah dan/atau bangunan;
g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi RSUD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak
lain, kepada Gubernur/Bupati melalui Pengelola Barang;
h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik
daerah;
i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran
dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam
penguasaannya kepada Pengelola Barang; dan
k. Hasil pemanfaatan barang milik daerah merupakan pendapatan
RSUD BLUD.
Bagian Keempat
Pengelolaan Kepegawaian
Pasal 38
(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus RSUD memiliki otonomi dalam
pengelolaan bidang kepegawaian.
(2) Direktur RSUD dapat mengusulkan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai yang berasal dari aparatur sipil negara kepada
pejabat yang berwenang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
(3) Direktur memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan pembinaan
pegawai yang berasal dari aparatur sipil negara dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi dalam jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Direktur memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pembinaan
pegawai di lingkungan RSUD sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
Bagian Kelima
Tata Kelola Klinis
Pasal 39
(1) Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis
yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis
berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme
monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi
rumah sakit.
(2) Dalam menerapkan fungsi manajemen klinis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Direktur wajib menerapkan standar, mengutamakan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
(3) Dalam menerapkan standar, mengutamakan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2), RSUD wajib
mengikuti akreditasi sesuai Peraturan Perundangan yang berlaku.
BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 40
BAB IX
KEPEGAWAIAN DAN ESELON
Bagian Kesatu
Kepegawaian
Pasal 41
(1) Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan
Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul
Sekretaris Daerah selaku Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti
standar kompetensi teknis di bidang Kesehatan yang diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Eselon
Pasal 42
(1) Direktur adalah jabatan struktural eselon III.a atau jabatan pimpinan
administrator.
(2) Kepala Bagian Tata Usaha adalah jabatan struktural eselon III.b atau
jabatan administrator.
(3) Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.b atau jabatan
administrator.
(4) Kepala Sub Bagian adalah jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan
pengawas.
(5) Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan
pengawas.
BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 43
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Ketentuan yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini, akan diatur
dengan Peraturan Bupati tersendiri.
Pasal 45
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Bupati ini, terkait Tugas
dan Kewenangan akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur.
Pasal 46
Pasal 47
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Lamandau
Pada tanggal
BUPATI LAMANDAU,
HENDRA LESMANA
Diundangkan di Lamandau
pada tanggal
MUHAMAD IRWANSYAH
KOMITE PPI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SUB BAGIAN
KOMITE PMKP PERENCANAAN ,EVALUAS SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN
I DAN PELAPORAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN DAN ASET
KOMITE MEDIK
KOMITE KEPERAWATAN
SEKSI PELAYANAN SEKSI REKAM MEDIK SEKSI PENINGKATAN SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN, SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN
MEDIK MUTU DAN SERTIFIKASI PROFESI DAN ETIKA PENUNJANG MEDIS PENUNJANG NON
KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIS
BUPATI LAMANDAU,
Garis Komando :
Garis Koordinasi :
HENDRA LESMANA