Anda di halaman 1dari 38

BUPATI LAMANDAU

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

RANCANGAN PERATURAN BUPATI LAMANDAU


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

PEMBENTUKAN KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN


FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAMANDAU
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMANDAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan dibidang


kesehatan yang profesional dan optimal, Rumah Sakit
Daerah Kabupaten Lamandau sebagai unit pelayanan
kesehatan rujukan tingkat kabupaten perlu
menyesuaikan kebutuhan dan beban kerja organisasi
sehingga memenuhi mutu layanan kepada
masyarakat;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2016 pasal 7 ayat 3 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Lamandau, maka untuk menunjang
kesehatan masyarakat yang optimal sehingga
diperlukannya Peraturan Bupati tentang
Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau;
c. bahwa pelaksanaan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, Rumah Sakit Daerah Kabupaten
adalah sebagai unit organisasi bersifat khusus yang
memberikan layanan secara profesional melalui
pemberian otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah serta bidang kepegawaian;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Pembentukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah
Lamandau Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Lamandau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang


Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten
Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten
Lamandau, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten
Murung Raya, Kabupaten Barito Timur Di Provinsi
Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438;
5. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 90 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5612);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Perangkat Daerah Peraturan Pemerintah Nomor
18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6037), sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6477);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan Dan Pengawasan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036), sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 120
Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1213);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun
2018 tentang Pembinaan Dan Pengendalian Penataan
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1539);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 Tahun 2006 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Dilingkungan
Departemen Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 21);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11
Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran
Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2016 Nomor 6).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI LAMANDAU TENTANG


PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN
ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA
KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LAMANDAU PADA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN LAMANDAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Lamandau.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik lndonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Repurblik
Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Lamandau.
5. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah
RSUD Lamandau.
6. Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat UPT RSUD adalah RSUD Lamandau.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau.
8. Direktur adalah Direktur UPT RSUD Lamandau.
9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah organisasi
yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu pada perangkat dinas.
10. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau.
11. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
12. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Aparatur Sipil Negara yang
melaksanakan tugas khusus sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
13. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan Tata
Kelola Klinis (Clinical Governance) agar staff medis di rumah sakit terjaga
profesinalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
14. Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
15. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah wadah non-struktural rumah
sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga kesehatan lainnya melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
16. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang selanjutnya
disebut Komite PMKP adalah organisasi yang mengelola kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara berkesinambungan di
rumah sakit
17. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disebut
Komite PPI adalah organisasi yang bertugas melaksanakan program
pengendalian dan pencegahan infeksi secara berkesinambungan.
18. Dewan Pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang
melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal yang
bersifat non teknis perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat.
19. Pegawai adalah Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lamandau.
20. Satuan Pengawasan Internal yang selanjutnya disingkat SPI adalah
penyelenggara salah satu unsur pengendalian internal yang penting, yaitu
merupakan aparat pemeriksa/pengawas internal rumah sakit.
21. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan.
22. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha/pembangunan/pekerjaan).
23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

BAB II
PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Pembentukan, Kedudukan,


Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Lamandau.
(2) UPT RSUD Lamandau adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang Kesehatan
sebagai unit organisasi bersifat khusus dan otonom, yang menerapkan
pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
(3) UPT RSUD Lamandau pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki klasifikasi Rumah Sakit
kelas C.
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 3

(1) UPT RSUD merupakan fasilitas pelayanan kesehatan milik daerah


dengan karakteristik dan organisasi yang bersifat khusus yang
memberikan layanan secara profesional untuk mendukung
penyelenggaraan pelayanan kesehatan daerah.
(2) UPT RSUD dipimpin oleh Direktur yang merupakan seorang tenaga
medis dan memiliki kemampuan serta keahlian di bidang
perumahsakitan.
(3) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas yang dilaksanakan melalui penyampaian laporan
keuangan, laporan penggunaan dan penatausahaan barang milik daerah
dan laporan bidang kepegawaian.
(4) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
untuk sinkronisasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan daerah.

Bagian Ketiga
Susunan Organisasi
Pasal 4

(1) Susunan Organisasi UPT RSUD Lamandau terdiri atas:


a. Direktur;
b. bagian Tata Usaha, terdiri atas :
1. sub bagian umum dan kepegawaian;
2. sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan;dan
3. sub bagian keuangan dan aset.
c. bidang pelayanan medik, terdiri atas:
1. seksi pelayanan medik; dan
2. seksi rekam medik.
d. bidang Keperawatan, terdiri atas :
1. seksi peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan; dan
2. seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika keperawatan.
e. bidang pelayanan penunjang, terdiri atas:
1. Seksi pelayanan penunjang medis;
2. Seksi pelayanan penunjang non medis; dan
f. kelompok jabatan fungsional.
(2) Selain susunan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
hal pelayanan UPT RSUD Lamandau didukung oleh unit organisasi
nonstruktural, yang terdiri dari :
a. Dewan Pengawas;
b. Komite Medis;
c. Staf Medis; dan
d. Instalasi.
(3) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dipimpin oleh Kepala Bagian Tata Usaha yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
(4) Masing-masing Subbagian dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
(5) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d dan huruf
e dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur.
(6) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
(7) Bagan Susunan Organisasi UPT RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 5

Pada UPT RSUD juga dapat dibentuk satuan organisasi yang bersifat non-
struktural seperti komite-komite, satuan pengawas internal, staf medis,
Instalasi, yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur.

BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 6

(1) UPT RSUD Lamandau mempunyai tugas:


a. melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan; dan
b. melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar
pelayanan rumah sakit.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
UPT RSUD Lamandau menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan pelayanan medis;
b. penyelenggaraan pelayanan penunjang medis non medis;
c. penyelenggaraan dan pemiliharaan pelayanan dan asuhan
keperawatan;
d. pelayanan rujukan;
e. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
f. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; dan
g. penyelenggaraan administrasi umum, keuangan dan perencanaan.
BAB IV
RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu
Direktur
Pasal 7

(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a memiliki
membantu Bupati dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan daerah, melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang
pekerjaan UPT RSUD yang meliputi pembinaan administrasi, memimpin,
menyusun kebijakan pelaksana, pembinaan pelaksana,
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksana tugas-tugas UPT RSUD
sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tugas membantu Bupati dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
melalui pelaksanaan tugas dan fungsi UPT RSUD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Direktur memiliki fungsi:
a. pengurusan rumah sakit sesuai dengan tujuan rumah sakit yang
telah ditetapkan;
b. penetapan kebijakan operasional rumah sakit;
c. pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja rumah
sakit;
d. pengaturan, pendistribusian dan pengkoordinasian tugas kepada
bawahan;
e. pengevaluasian, pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan
tugas bawahan;
f. pemberian petunjuk dan bimbingan teknis kepada bawahan;
g. pelaksanaan sistem pengendalian intern;
h. penilaian hasil kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil kerja
bawahan;
i. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Kepala
Dinas; dan
j. pelaporan tugas kedinasan lain yang ditugaskan oleh atasan.
(1) Uraian tugas Direktur, terdiri dari:
a. menyusun program kerja, merumuskan dan menetapkan rencana
strategis berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang;
b. menyusun kebijaksanaan pelayanan medis, pelayanan penunjang
medis dan non-medis;
c. menyusun kebijakan pelayanan asuh keperawatan, kebijakan
pelayanan rujukan dan kebijakan peneyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan;
d. melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan kebijakan,
program Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau;
e. melaksanakan penetapan kebijakan teknis dibidang pelayanan
kesehatan rujukan secara paripurna;
f. memimpin, mengkoordinasikan serta mengendalikan dan mengawasi
semua kegiatan rumah sakit;
g. memimpin pelaksanaan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
meningkatkan pencegahan, pelaksanaan rujukan dan melakukan
pengembangan dan pengabdian masyarakat;
h. memberikan informasi mengenai usaha pelayanan kesehatan di
rumah sakit, saran dan pertimbangan kepada Bupati sebagai bahan
untuk menetapkan kebijakan atau membuat keputusan;
i. mempertanggungjawabkan tugas rumah sakit secara teknis
administrasi/operasional medis kepada Bupati melalui dinas
kesehatan;
j. mempersiapkan bahan bagi penetapan di bidang kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
k. mengangkat/menunjuk pegawai rumah sakit dalam jabatan tertentu
di lingkungan rumah sakit;
l. mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lain baik
pemerintah maupun swasta untuk kepentingan/kelancaran
pelaksanaan tugasnya;
m. menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja Rumah Sakit
Umum Daerah Lamandau;
n. mengatur pelaksanaan pemberian perizinan sesuai kewenangan yang
dimiliki;
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Bagian Kedua
Bagian Tata Usaha
Pasal 8

(1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
b merupakan unsur dari Sub Bagian.
(2) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
kepala bagian dan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
bertanggungjawab kepada Direktur dalam memimpin, menyusun,
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan perencanaan, evaluasi,
pelaporan serta keuangan dalam menjalankan tugas-tugas bidang secara
terpadu dan tugas pelayanan administratif terkait ketatausahaan,
kerumahtanggaan, hukum, humas, pemasaran, barang milik daerah,
perencanaan, keorganisasian dan kepegawaian, pelayanan administrasi
dan teknis, pendidikan dan pelatihan serta kerjasama pendidikan.
(3) Kepala bagian Tata Usaha dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) memiliki fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja bagian;
b. pengkoordinasian rencana dan program kerja bagian;
c. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan di bidang
Umum, Tata Usaha, Kearsipan, Kepegawaian, Perencanaan,
Perlengkapan dan Keuangan;
d. pengaturan, pendistribusian dan pengkoordinasian tugas kepada
bawahan;
e. pembimbingan dan pemberian petunjuk kepada kepala sub bagian;
f. pelaksanaan penatausahaan urusan Tata Usaha dan kearsipan;
g. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapannya;
h. pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan;
i. pelaksanaan pengawasan terhadap kebersihan, kenyamanan dan
keamanan kantor, pencucian dan sanitasi rumah sakit;
j. pelaksanaan kegiatan protokoler;
k. penghimpunan dan pembelajaran peraturan perundang-undangan,
kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta pelaksanaan
penyelenggaraan kerjasama dengan pihak pemerintah, swasta atau
lembaga lainnya;
l. pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan
prasarana non medik;
m. pengkoordinasian instalasi terkait lainnya untuk pelaksanaan
pemeliharaan sarana dan prasarana;
n. pelaksanaan sistem pengendalian internal;
o. peniaian prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil kerja
bawahan;
p. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur; dan
q. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan.

(4) Uraian tugas Kepala bagian Tata Usaha, terdiri dari:


a. mempersiapkan bahan bagi penetapan di bidang administrasi umum,
perencanaan dan keuangan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas di bidang
umum, tata usaha, kearsipan, kepegawaian, perencanaan,
perlengkapan dan keuangan;
c. memimpin, mengkoordinasikan serta mengendalikan dan mengawasi
semua kegiatan di bidang administrasi umum, perencanaan dan
keuangan;
d. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan bagian tata usaha
berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
e. membantu Direktur dalam melaksanakan tugasnya di bidang
administrasi umum, perencanaan dan keuangan di rumah sakit;
f. memberikan informasi mengenai administrasi umum, perencanaan
dan keuangan di UPT RSUD Lamandau, saran dan pertimbangan
kepada direktur sebagai bahan untuk menetapkan kebijaksanaan
atau membuat keputusan;
g. menyelenggarakan dan mengadakan koordinasi urusan protokoler,
ketatausahaan dan kearsipan, rumah tangga dan perlengkapannya,
hukum, kehumasan, pendidikan dan pelatihan, kepegawaian,
perencanaan dan keuangan serta pelaporan di rumah sakit;
h. mengembangkan sistem dan prosedur untuk menunjang kelancaran
pelayanan administratif dan teknis kepada semua unsur di
lingkungan UPT RSUD Lamandau;
i. melaksanakan sistem pengendalian internal, monitoring dan evaluasi
organisasi dan tatalaksana;
j. melegalisir fotocopy surat keterangan berbadan sehat dan surat
keterangan lainnya;
k. mempertanggungjawabkan tugas rumah sakit secara teknis
administrasi/kepada Direktur;
l. mengadakan koordinasi di bidang administrasi umum, perencanaan
dan keuangan;
m. memberikan masukan kepada Direktur untuk
mengangkat/menunjuk pegawai rumah sakit dalam jabatan tertentu
di lingkungan rumah sakit;
n. mengadakan hubungan kerja sama dengan instansi lain baik
pemerintah maupun swasta untuk kepentingan dan kelancaran
pelaksanaan tugasnya;
o. menyusun program kerja dalam rangka pelaksanaan tugas di
bidangnya; dan
p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur.

Paragraf 1
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Pasal 9

(1) sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana
program kerja sub bagian tata usaha melaksanakan pengelolaan dan
pembinaan administrasi umum dan melaksanakan pengelolaan dan
pembinaan kepegawaian, serta pemberian dukungan administratif unit
organisasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sub
bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana kerja anggaran pendapatan dan pembiayaan
rumah sakit, penyusunan program, sumber daya kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan pelaporan;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi, dibidang
Umum dan Kepegawaian;
c. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan kebijakan dibidang Umum dan
Kepegawaian;
d. pengelolaan usulan anggaran dan program, sumber daya kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan pelaporan;
e. pengawasan dan pengendalian kegiatan perencanaan dan program,
sumber daya kesehatan, pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan
pelaporan; dan
f. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang Umum dan Kepegawaian
kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran sub bagian umum
dan kepegawaian berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan sub bagian umum dan kepegawaian sesuai
dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis agar tugas
segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan sub bagian umum
dan kepegawaian berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan
dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) sub bagian umum dan
kepegawaian;
e. melaksanakan urusan hubungan masyarakat, pemasaran, perjalanan
dinas dan protokol;
f. mengelola, membina dan memberikan pelayanan kesekretariatan yang
meliputi ketatausahaan dan kearsipan, dokumentasi, kepustakaan,
ekspedisi, pengetikan dan penggandaan naskah dinas serta
pengelolaan dan pelayanan kerumahtanggaan di lingkungan UPT
RSUD Lamandau;
g. melaksanakan urusan rumah tangga, inventarisasi, penyimpanan,
pendistribusian, pemeliharaan Barang Milik Daerah yang dikuasai
oleh rumah sakit yang berhubungan dengan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian;
h. menyiapkan rencana kebutuhan pengembangan dan mutasi pegawai
di lingkungan UPT RSUD Lamandau;
i. melaksanakan Penerimaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan lain-lain
sesuai kebutuhan;
j. mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
perlengkapan di lingkungan UPT RSUD Lamandau;
k. mengelola, membina dan memberikan pelayanan administrasi
kepegawaian sesuai dengan kewenangan UPT RSUD Lamandau;
l. melaksanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka
pelaksanaan tugas;
m. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan; dan
n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi Dan Pelaporan
Pasal 10

(1) Sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas


menyusun rencana kerja anggaran pendapatan dan pembiayaan Rumah
Sakit, penyusunan program, sumber daya kesehatan, pendidikan dan
pelatihan dan pelaporan, mengelola usulan anggaran dan program,
sumber daya kesehatan, pendidikan dan pelatihan dan pelaporan dan
mengawasi dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan program,
sumber daya kesehatan, pendidikan dan pelatihan, rekam medik dan
pelaporan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sub
bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan langkah kerja di bidang perencanaan;
b. pendistribusian tugas kepada bawahan;
c. pemberian pembinaan terhadap bawahan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
d. penyiapan bahan dan merumuskan kebijakan untuk penyusunan
perencanaan kerja rumah sakit;
e. penyusunan konsep perencanaan kerja rumah sakit;
f. pengoordinasian dan pelaksanaan konsultasi dengan pihak terkait
untuk kelancaran pelaksanaan tugas di bidang perencanaan;
g. pemberian saran dan informasi di bidang perencanaan kepada kepala
bagian tata usaha;
h. pengevaluasian pelaksanaan rencana kerja rumah sakit;
i. pengevaluasian pelaksanaan tugas bagian perencanaan;
j. penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan program rumah
sakit kepada kepala bagian tata usaha; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran sub bagian
perencanaan, evaluasi dan pelaporan berdasarkan prioritas target
sasaran yang akan dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan sub bagian
perencanaan, evaluasi dan pelaporan berdasarkan hasil kerja yang
dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) sub bagian
perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
e. menyusun dokumen daftar kebutuhan barang dan jasa dari masing-
masing ruangan;
f. menampung dan membuat daftar prioritas usulan kegiatan yang
diajukan oleh kepala ruangan;
g. menginput pengajuan anggaran melalui eplanning kementerian
kesehatan di dalam Dana Alokasi Khusus (DAK);
h. menyusun Rencana Strategis (RENSTRA);
i. Menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA);
j. mengumpulkan kebutuhan masing-masing ruangan untuk di masuk
kan ke dalam rencana bisnis anggaran (RBA);
k. menyusun besaran pagu, satuan biaya,dokumen dan mencetak
rencana bisnis anggaran (RBA) perubahan;
l. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang
untuk keperluan RSUD sesuai dengan peraturan yang berlaku;
m. mendistribusikan tugas kepada bawahan;
n. memberikan pembinaan terhadap bawahan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
o. menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan untuk penyusunan
Perencanaan kerja rumah sakit;
p. menyusun konsep perencanaan kerja rumah sakit;
q. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas di bidang perencanaan;
r. memberikan saran dan informasi di bidang perencanaan kepada
atasan;
s. melakukan evaluasi pelaksanaan rencana kerja rumah sakit;
t. melakukan evaluasi pelaksanaan tugas bagian perencanaan;
u. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
v. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

Paragraf 3
Sub Bagian Keuangan Dan Aset
Pasal 11

(1) kepala sub bagian keuangan dan aset mempunyai tugas menyiapkan
bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD Lamandau, mengelola
dan melakukan pelayanan administrasi keuangan dan aset UPT RSUD
Lamandau dan menyiapkan bahan pertanggungjawaban keuangan dan
aset UPT RSUD Lamandau.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sub
bagian keuangan dan aset, menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD
Lamandau;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi,
dibidang Perencanaan dan Keuangan;
c. pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan UPT RSUD
Lamandau; dan
d. penyusunan Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan kebijakan dibidang
Perencanaan dan Keuangan;dan
e. penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan UPT RSUD
Lamandau,
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran sub bagian
keuangan dan aset berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan sub bagian keuangan
dan aset berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) sub bagian keuangan
dan aset;
e. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran UPT RSUD
Lamandau;
f. mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja anggaran, Dokumen
Pelaksana Anggaran/Dokumen Pelaksana Perubahan Anggaran;
g. mengembangkan sistem dan prosedur untuk meningkatkan kinerja
keuangan termasuk mengolah data dan informasi dengan sistem
informasi yang berbasis teknologi informasi;
h. mengelola dan memberikan pelayanan administrasi keuangan yang
meliputi pembayaran gaji dan tunjangan pegawai, penyiapan
administrasi keuangan kegiatan, penerimaan dan penyetoran
pendapatan asli daerah sesuai kewenangan UPT RSUD Lamandau serta
pelayanan administrasi keuangan lainnya;
i. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang untuk
keperluan UPT RSUD Lamandau sesuai dengan peraturan yang berlaku;
j. melaksanakan pencatatan dan pembukuan keuangan dinas sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
k. mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan pemegang kas di
lingkungan UPT RSUD Lamandau;
l. menghimpun bahan penyusunan pertanggungjawaban keuangan;
m. mendistribusikan tugas kepada staf termasuk mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas satuan pemegang kas di lingkungan UPT RSUD
Lamandau;
n. melaksanakan pembinaan dan memberikan arahan dan
penilaian/evaluasi terhadap kinerja staf dalam melaksanakan pelayanan,
termasuk pembinaan administrasi keuangan di lingkungan UPT RSUD
memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan dalam
pelaksanaan tugas;
o. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana dan
program kerja;
p. memberikan saran, informasi dan pertimbangan teknis seksi
keuangan dan aset kepada atasan dalam pelaksanaan tugas;
q. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
r. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Ketiga
Bidang Pelayanan Medik
Pasal 12

(1) Bidang pelayanan medik melaksanakan tugas mengkoordinasikan


pengelolaan kegiatan pelayanan medik, rekam medik, informasi
kesehatan, mutu pelayanan, pengembangan pelayanan umum, instalasi
rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi bedah sentral, instalasi gawat
darurat (IGD), instalasi intensive care unit (ICU), instalasi bedah sentral,
ruangan verlos kamer (VK), nifas dan perinatalogi dan instalasi lain
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
(2) Kepala bidang pelayanan medik dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan kebijakan dibidang pelayanan medik;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi,
dibidang pelayanan medik;
c. pengelolaan kebutuhan pelayanan medis dan rekam medis.
d. pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan medik;
e. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan dibidang pelayanan medik;
f. penyusunan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kebijakan
dibidang pelayanan medik; dan
g. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan medik kepada
Direktur.
(3) Uraian tugas kepala bidang pelayanan medik, terdiri dari:
a. menyusun rencana kegiatan di seksi pelayanan medis dan seksi
rekam medis;
b. merumuskan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan
bidang pelayanan medik;
c. menyelenggarakan semua kebutuhan pelayanan medik,
mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan medik dan bekerjasama
sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
d. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan bidang pelayanan
medik berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
e. melaksanakan pemantauan, pengawasan dan penggendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan medis dan rekam medis;
f. mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan medis dan rekam medis;
g. mengawasi pemantauan mutu pelayanan yang dilaksanakan oleh
seksi pelayanan medik dan seksi rekam medik;
h. melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerimaan serta
pemulangan pasien;
i. melakukan pembinaan, memberikan arahan dan evaluasi terhadap
hasil kegiatan seksi pelayanan medik dan seksi rekam medik; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 1
Seksi Pelayanan Medik
Pasal 13

(1) Seksi pelayanan medik mempunyai tugas menyusun rencana kerja


seksi pelayanan medik, melaksanakan pemantauan, pengawasan,
pengendalian terhadap pelayanan medis dan pemanfaatan fasilitas
medis pada Instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat (IGD),
perinatal, intensive care unit (ICU) dan anestesi serta instalasi bedah
central,ruangan verlos kamer (VK), nifas dan perinatalogi dan instalasi
lain sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, menganalisa
terhadap perkembangan kebutuhan pelayanan medis dan fasilitas
medis pada instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, perinatal,
intensive care unit (ICU) dan anestesi, serta instalasi bedah central
ruangan verlos kamer (VK), nifas dan perinatalogi dan instalasi lain
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku dan melaksanakan
pemantauan peningkatan mutu pelayanan pada Instalasi rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat (IGD), perinatal, intensive care unit dan
anestesi, serta instalasi bedah central ruangan verlos kamer (VK),
nifas dan perinatalogi dan instalasi lain sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Seksi pelayanan medik menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja seksi pelayanan medik;
b. pemberian petunjuk kepada bawahan;
c. pelaksanaan Penyelenggaraan Pengawasan dan Pengendalian
Pelayanan Medik;
d. pelaksanaan Pemantauan pelaksanaan dibidang Pengawasan dan
Pengendalian Pelayanan Medik; dan
e. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala bidang
pelayanan medik;
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi pelayanan
medik berdasarkan prioritas target sasaran yang akan dicapai
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi pelayanan medik sesuai dengan
bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis agar tugas
segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi pelayanan
medik berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi pelayanan
medik;
e. melaksanakan pemantauan penyelenggaraan pelayanan medis
pada instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat (IGD),
perinatal, intensive care unit (ICU) dan anestesi, serta instalasi
bedah central bedah central ruangan verlos kamer (VK), nifas dan
perinatalogi dan instalasi lain sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku;
f. melakukan pemantauan pemanfaatan fasilitas medis yang tersedia
pada instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, perinatal,
intensive care unit dan anestesi, serta instalasi bedah central
bedah central ruangan verlos kamer (VK), nifas dan perinatalogi dan
instalasi lain sesuai ketentuan perundangan yang berlaku;
g. membuat dan menganalisa kebutuhan dan pelayanan medis dan
fasilitas medis pada instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat (IGD), perinatal, intensive care unit (ICU) dan anestesi, serta
instalasi bedah central,ruangan verlos kamer (VK), nifas dan
perinatalogi dan instalasi lain sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku;
h. melakukan pemantauan mutu pelayanan pada instalasi rawat
jalan, rawat inap, gawat darurat, perinatal, intensive care unit dan
anestesi, serta instalasi bedah central, ruangan verlos kamer (VK),
nifas dan perinatalogi dan instalasi lain sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku;
i. mengadakan rapat evaluasi hasil pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan pada instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
perinatal, intensive care unit dan anestesi, serta instalasi bedah
central, ruangan verlos kamer (VK), nifas dan perinatalogi dan
instalasi lain sesuai ketentuan perundangan yang berlaku;
j. penyusunan dan penyiapan standar prosedur operasional tentang
standar tenaga medis, standar sarana prasarana sebagai pedoman
dan bimbingan pelaksanaan program;
k. pelaksanaan penyusunan prosedur pelayanan medis;
l. penilaian prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil
kerja bawahan;
m. melaksanakan pengaturan, pendistribusian dan pengoordinasian
tugas kepada bawahan;
n. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun
lisan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi
atasan; dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

Paragraf 2
Seksi Rekam Medik
Pasal 14

(1) Seksi rekam medik mempunyai tugas menyusun rencana kerja seksi
rekam medik, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap semua
kegiatan di seksi rekam medis agar dapat terselenggara dengan baik,
mengelola kebutuhan kerja seksi rekam medis, mengkoordinasikan
kegiatan pada seksi rekam medis, melaksanakan pemantauan,
pengawasan, pengendalian terhadap pelayanan rekam medis dan
melaksanakan pembinaan petugas di rekam medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi
rekam medik menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja seksi rekam medik;
b. pemberian petunjuk kepada bawahan;
c. penyusunan dan pelaksanaan standar prosedur operasional tentang
rekam medis;
d. penyusunan program pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
rekam medik;
e. pengaturan, pendistribusian dan pengoordinasian kegiatan rekam
medik;
f. pelaksanaan sistem pengendalian intern;
g. penilaian prestasi kerja bawahan dan pertanggungjawaban hasil
kerja bawahan;
h. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala bidang pelayanan
medik; dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi rekam medik
berdasarkan prioritas target sasaran yang akan dicapai sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi pelayanan medik sesuai dengan
bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis agar tugas segera
diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi rekam medik
berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi rekam medik;
e. mengawasi dan bertanggungjawab terhadap tata tertib, disiplin,
kebersihan dan keamanan di seksi rekam medis;
f. melaksanakan pembinaan petugas di seksi rekam medis sehingga
terjalin kerjasama yang baik;
g. mengkoordinasikan pelaksanaan rekam medis dan sistem informasi
Rumah Sakit yang meliputi penerimaan pasien, pencatatan (recording),
pengolahan data, penyimpanan data dan pengambilan kembali rekam
medik;
h. menyusun dan melaksanakan program pendidikan atau pelatihan bagi
petugas rekam medis;
i. mengadakan koordinasi dengan seksi lain yang terkait untuk
kelancaran tugas di seksi rekam medis;
j. mengkoordinasikan dan melaksanakan administrasi rujukan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan;
k. mengatur, mengawasi dan bertanggungjawab terhadap semua
peralatan dan sarana yang ada diseksi rekam medis;
l. membuat uraian tugas dan mendistribusikan tugas untuk masing-
masing petugas rekam medis;
m. mengevaluasi kebutuhan tenaga peralatan dan sarana untuk
menunjang kelancaran tugas diseksi rekam medis; dan
n. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Keempat
Bidang Keperawatan
Pasal 15

(1) Bidang keperawatan mempunyai tugas melaksanakan tugas


mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan pelayanan keperawatan,
peningkatan mutu, asuhan keperawatan dan etika keperawatan, instalasi
rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi bedah sentral, instalasi gawat
darurat (IGD) dan instalasi intensive care unit (ICU) ruangan verlos kamer
(VK), nifas dan perinatalogi dan instalasi lain sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
(2) Kepala bidang keperawatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsi:
a. penyusunan rencana kerja bidang keperawatan;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi,
dibidang Keperawatan;
c. pengelolalaan kebutuhan keperawatan;
d. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian penggunaan
fasilitas serta kegiatan keperawatan; dan
e. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang Keperawatan kepada Direktur.
(3) Uraian tugas kepala bidang keperawatan, terdiri dari:
a. membuat rencana kegiatan bidang keperawatan;
b. merumuskan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan
bidang keperawatan;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan bidang keperawatan
berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam
pembinaan dan peningkatan karier;
d. mengkoordinasikan pengaturan jadwal dan pembagian tugas perawat
dan bidan;
e. menyiapkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
dan kebidanan serta pengendalian mutu pelayanan di setiap seksi di
lingkungan bidang keperawatan;
f. melaksanakan pemantauan, pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan yang dilaksanakan masing-masing seksi di lingkungan bidang
keperawatan;
g. mengkoordinasikan kebutuhan keperawatan;
h. mengkoordinasikan pelaksanaan asuhan pelayanan keperawatan;
i. mengawasi pemanfaatan mutu pelayanan yang dilaksanakan oleh
masing-masing seksi di lingkungan bidang keperawatan;
j. melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil kegiatan masing-
masing seksi di lingkungan bidang keperawatan;
k. melaksanakan pembinaan asuhan keperawatan dan kebidanan secara
menyeluruh dan berkesinambungan; dan
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Paragraf 1
Seksi Peningkatan Mutu Dan Sertifikasi Keperawatan
Pasal 16
(1) Seksi peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan mempunyai tugas
penyusunan rencana kerja seksi peningkatan mutu dan sertifikasi
keperawatan, pengelolaan kebutuhan kerja seksi peningkatan mutu dan
sertifikasi keperawatan dan pengkoordinasian kegiatan pada seksi
peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan.
(2) Seksi peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
fungsi:
a. penyusunan bahan kebijakan dibidang peningkatan mutu dan
sertifikasi keperawatan;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi
peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan;
c. pelaksanaan penyelenggaraan peningkatan mutu dan sertifikasi
keperawatan;
d. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan peningkatan mutu dan
sertifikasi keperawatan;
e. penyusunan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kebijakan
peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan; dan
f. pelaporan pelaksanaan tugas kepada atasan.
(3) Uraian tugas seksi peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan, terdiri
dari:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi peningkatan
mutu dan sertifikasi keperawatan berdasarkan prioritas target
sasaran yang akan dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi peningkatan mutu dan sertifikasi
keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi peningkatan
mutu dan sertifikasi keperawatan berdasarkan hasil kerja yang
dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi peningkatan
mutu dan sertifikasi keperawatan;
e. mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan;
f. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan pelayanan
keperawatan sesuai dengan kompetensi dan peraturan keperawatan;
g. melaksanakan sosialisasi Undang-Undang tentang Keperawatan dan
kebidanan sebagai upaya pencegahan terjadinya malpraktek;
h. melakukan pemanfaatan mutu pelayanan dan memantau
pemanfaatan fasilitas pada seksi etika dan mutu keperawatan;
i. melaksanakan pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang
seksi peningkatan mutu dan sertifikasi keperawatan;
j. memantau pemanfaatan fasilitas seksi peningkatan mutu dan
sertifikasi keperawatan;
k. melakukan pengelolaan kebutuhan seksi peningkatan mutu dan
sertifikasi keperawatan;
l. melakukan pemantauan mutu pelayanan pada seksi peningkatan
mutu dan sertifikasi keperawatan;
m. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

Paragraf 2
Seksi Asuhan Keperawatan, Profesi Dan Etika Keperawatan
Pasal 17

(1) Seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika keperawatan mempunyai


tugas penyusunan rencana kerja seksi asuhan keperawatan, profesi dan
etika keperawatan, pengelolaan kebutuhan kerja seksi asuhan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan dan pengkoordinasian
kegiatan pada seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika Keperawatan.
(2) Seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika keperawatan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
fungsi:
a. penyusunan bahan kebijakan dibidang keperawatan, profesi dan etika
keperawatan;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi
keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
c. pelaksanaan Pemantauan pelaksanaan keperawatan, profesi dan etika
keperawatan;
d. penyusunan Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan kebijakan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan; dan
e. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang asuhan keperawatan, profesi
dan etika kepada Kepala Bidang Keperawatan.
(3) Uraian tugas seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika keperawatan
terdiri dari:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi asuhan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan berdasarkan prioritas
target sasaran yang akan dicapai sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan kepada
para staf lingkungan seksi asuhan keperawatan, profesi dan etika
keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi asuhan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan berdasarkan hasil kerja
yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi asuhan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
e. melaksanakan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi
keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
f. melaksanakan pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang
asuhan keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
g. memantau pemanfaatan fasilitas seksi penunjang pelayanan
keperawatan;
h. melaksanakan sosialisasi Undang-Undang tentang keperawatan dan
kebidanan sebagai upaya pencegahan terjadinya malpraktek;
i. mengkoordinasikan terkait asuhan keperawatan, profesi dan etika
keperawatan;
j. melaksanakan bimbingan terhadap Penyelenggaraan keperawatan,
profesi dan etika keperawatan;
k. pelaksanaan Penyelenggaraan keperawatan, profesi dan etika
keperawatan;
l. mengadakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatandan
menyampaikan saran terkait asuhan keperawatan, profesi dan etika
keperawatan;
m. mengikiti kegiatan bimbingan dan pembinaan yang berhubungan
dengan keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
n. melakukan pemantauan mutu pelayanan pada seksi asuhan
keperawatan, profesi dan etika keperawatan;
o. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Ketiga
Bidang Pelayanan Penunjang
Pasal 18

(1) Bidang pelayanan penunjang mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas rumah sakit di bidang penyiapan, merumuskan dan melaksanakan
kebijakan teknis, mengkoordinasikan, monitoring dan evaluasi
penunjang medis dan pelayanan penunjang non medis.
(2) Kepala bidang pelayanan penunjang dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana kerja bidang pelayanan penunjang medis dan
non medis;
b. penyusunan bahan kebijakan dibidang penunjang medis dan non
medis;
c. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi,
dibidang penunjang medis dan non medis;
d. pengelolalaan kebutuhan penunjang medis dan non medis; dan
e. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan pengendalian
penggunaan fasilitas medis dan non medis.
(3) Uraian tugas kepala bidang pelayanan penunjang, terdiri dari:
a. membuat rencana kegiatan bidang pelayanan penunjang;
b. merumuskan kebijakan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan;
c. bidang pelayanan penunjang medis dan non medis;
d. mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penunjang medis dan non
medis disemua Instalasi UPT RSUD;
e. melaksanakan pemantauan, pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan yang dilaksanakan seksi pelayanan penunjang medis dan
seksi pelayanan penunjang medis non medis;
f. mengawasi pemanfaatan pelayanan penunjang yang dilaksanakan
oleh seksi penunjang medik dan seksi penunjang non medik dan
menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
g. melaksanakan pembinaan dan memberikan arahan dan penilaian
terhadap kinerja bawahan dalam melaksanakan pelayanan
penunjang;
h. mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan penunjang medis dan non
medis;
i. melakukan pengelolaan kebutuhan penunjang medik dan non medik;
j. melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian penggunaan
fasilitas serta kegiatan penunjang medik dan non medik;
k. melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan pelayanan penunjang
medis dan non medis; dan
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 1
Seksi Pelayanan Penunjang Medis
Pasal 19

(1) Seksi pelayanan penunjang medis mempunyai tugas melaksanakan


perencanaan, pengelolaan, koordinasi, penyusunan standar dan
prosedur pelayanan, dan pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan
penunjang medis yang meliputi pelayanan radiologi, laboratorium,
patologi anatomi, pelayanan darah, sterilisasi instrument, rehabilitasi
medis, fisioterapi, pelayanan penunjang medik dan dan instalasi lain
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, serta melaksanakan
kegiatan administrasi pelayanan penunjang medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seksi
pelayanan penunjang medis menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan kebijakan seksi pelayanan penunjang medis;
b. Penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi, seksi
pelayanan penunjang medis;
c. pelaksanaan penyelenggaraan penunjang medis;
d. pelaksanaan pemantauan pelaksanaan seksi pelayanan penunjang
medis;
e. penyusunan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kebijakan seksi
pelayanan penunjang medis; dan
f. pelaporan pelaksanaan tugas dibidang penunjang medis kepada
kepala bidang pelayanan penunjang.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi pelayanan
penunjang medis berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi pelayanan penunjang medis
sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi pelayanan
penunjang medis berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai
bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi pelayanan
penunjang medis;
e. menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan, pemeliharaan dan
perbaikan penunjang medik berdasarkan laporan masing-masing
instalasi;
f. melaksanakan kegiatan kebutuhan logistik dan perbekalan
kesehatan pada pelayanan pelayanan penunjang medis;
g. melaksanakan pemantauan dan pengawasan distribusi fasilitas
medis dan penunjang medis disemua instalasi UPT RSUD;
h. mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan instalasi pada seksi
pelayanan penunjang non medis;
i. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
pelayanan medis dan penunjang medis disemua instalasi RSUD;
j. melaksanakan pemantauan, pengawasan, pengendalian terhadap
pemantauan fasilitas/peralatan medis;
k. melakukan analisa terhadap perkembangan kebutuhan pelayanan
medis dan fasilitas medis;
l. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

Paragraf 2
Seksi Pelayanan Penunjang Non Medis
Pasal 20

(1) Seksi pelayanan penunjang non medis mempunyai tugas melaksanakan


kegiatan perencanaan, pengelolaan, koordinasi, penyusunan standar dan
prosedur pelayanan, dan pengawasan penggunaan fasilitas pelayanan
penunjang non medis yang meliputi pelayanan farmasi, rekam medik,
pelayanan laundry/binatu, pengolahan makanan/gizi, pemadam
kebakaran, pengelolaan gas medis, sanitasi, incinerator, pengolahan air
limbah, genset, pemulasaran jenasah, dan instalasi lain sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku serta melaksanakan kegiatan
administrasi pelayanan penunjang non medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seksi
pelayanan penunjang non medis menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan bahan kebijakan pada seksi pelayanan penunjang non
medis;
b. penyiapan bahan kebijakan teknis, operasional kegiatan, rencana
kegiatan, pembinaan, bimbingan, pengendalian, administrasi, pada
seksi pelayanan penunjang non medis;
c. pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan penunjang non medis;
d. pelaksanaan Pemantauan pelayanan penunjang non medis;
e. penyusunan Evaluasi dan Monitoring pelaksanaan kebijakan pada
seksi pelayanan penunjang non medis; dan
f. pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang pelayanan
penunjang.
(3) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. merencanakan kegiatan program kerja anggaran seksi pelayanan
penunjang non medis berdasarkan prioritas target sasaran yang akan
dicapai sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
b. membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa hasil pekerjaan
kepada para staf lingkungan seksi pelayanan penunjang non medis
sesuai dengan bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis
agar tugas segera diproses lebih lanjut;
c. menilai prestasi kerja para bawahan lingkungan seksi pelayanan
penunjang non medis berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai
bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;
d. menyusun standar operasional prosedur (SOP) seksi pelayanan
penunjang non medis;
e. melaksanakan kegiatan kebutuhan logistik dan perbekalan
kesehatan pada pelayanan pelayanan penunjang non medis;
f. mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan instalasi pada seksi
pelayanan penunjang non medis;
g. melaksanakan pemantauan dan pengawasan distribusi penunjang
non medis disemua instalasi UPT RSUD;
h. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
penunjang non medis disemua instalasi UPT RSUD;
i. melakukan pengelolaan kebutuhan penunjang non medis;
j. melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan pelayanan penunjang
non medis pada setiap instalasi dan unit organisasi yang ada;
k. melaporkan pelaksanaan kegiatan baik secara tertulis maupun lisan
sesuai hasil yang telah dicapai sebagai bahan informasi bagi atasan;
dan
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.

BAB V
DEWAN PENGAWAS, KOMITE MEDIS,
STAF MEDIS DAN INSTALASI

Bagian Kesatu
Dewan Pengawas
Pasal 21

(1) Dewan Pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang
melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal
yang bersifat non teknis perumahsakitan yang melibatkan unsur
masyarakat.
(2) Dewan Pengawas bersifat independen dan bertanggung jawab kepada
Bupati.
(3) Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur rumah sakit,
organisasi profesi, asosiasi Perumah sakitan dan Tokoh Masyarakat.
(4) Dewan Pengawas dari unsur rumah sakit ditetapkan oleh Bupati atas
usul Direktur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Dewan Pengawas diatur
melalui Peraturan Bupati.
Bagian Kedua
Komite Medis
Pasal 22

(1) Komite Medis adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya


dipilih dari anggota Staf Medis Fungsional (SMF).
(2) Komite Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
membantu Direktur menyusun standar pelayanan memantau
pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi anggota Staf
Medis Fungsional (SMF), mengembangkan program pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
(3) Komite Medis berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Komite Medis dapat dibantu oleh Panitia-Panitia yang anggotanya terdiri
dari SMF dan tenaga profesi lainnya secara ex officio.
(5) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah kelompok kerja
khusus di dalam Komite Medis yang dibentuk untuk mengatasi masalah
khusus.
(6) Pembentukan panitia ditetapkan oleh Direktur.
(7) Pembentukan Komite Medis pada UPT RSUD ditetapkan dengan
Keputusan Direktur.

Bagian Ketiga
Staf Medis

Paragraf 1
Kedudukan dan Jenis Staf Medis
Pasal 23

(1) Staf Medis Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter dan dokter gigi
maupun dokter spesialis yang bekerja di Instansi dalam jabatan
fungsional dan mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, pendidikan, pelatihan serta penelitian dan
pengembangan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medis Fungsional (SMF)
dikelompokkan sesuai dengan keahliannya.
(3) Kelompok dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh Anggota
kelompoknya, untuk masa bhakti tertentu.
(4) Staf Medis Fungsional (SMF) terdiri dari:
a. Staf Medis Penyakit Dalam;
b. Staf Medis Penyakit Anak;
c. Staf Medis Penyakit Bedah;
d. Staf Medis Penyakit Kebidanan dan Kandungan;
e. Staf Medis Penyakit Mata;
f. Staf Medis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT);
g. Staf Medis Penyakit Gigi dan Mulut;
h. Staf Medis Penyakit Paru;
i. Staf Medis Intensive Care Unit (ICU);
j. Staf Medis Radiologi; dan
k. Staf Medis Gawat Darurat;

Paragraf 2
Tugas Staf Medis
Pasal 24

(1) Staf Medis Penyakit Dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf a mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit dalam, peningkatan kesehatan
dan penelitian.
(2) Staf Medis Penyakit Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf b mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang penyakit anak dan rehabilitasi.
(3) Staf Medis Penyakit Bedah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf c mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang penyakit bedah dan rehabilitasi.
(4) Staf Medis Penyakit Kebidanan dan Kandungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (4) huruf d mempunyai tugas melaksanakan
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan pemulihan kesehatan di bidang penyakit kebidanan dan
kandungan serta rehabilitasi.
(5) Staf Medis Penyakit Mata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf e mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan di
bidang penyakit mata serta rehabilitasi.
(6) Staf Medis Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) huruf f mempunyai
tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan
akibat penyakit, peningkatan kesehatan di bidang penyakit Telinga,
Hidung dan Tenggorokan (THT) dan rehabilitasi.
(7) Staf Medis Penyakit Gigi dan Mulut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (4) huruf g mempunyai tugas melaksanakan diagnosa,
pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan
kesehatan di bidang penyakit Gigi dan Mulut serta rehabilitasi.
(8) Staf Medis Penyakit Paru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf h mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan di
bidang penyakit Paru dan rehabilitasi.
(9) Staf Medis Intensive Care Unit (ICU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (4) huruf i mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bagi
penderita yang sakit berat dengan pemantauan ketat dan terus menerus
serta tindakan segera baik bagi penderita sakit jantung maupun
penyakit-penyakit lainnya yang masuk ke ICU.
(10) Staf Medis Radiologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
huruf j mempunyai tugas melaksanakan diagnosa terhadap kasus-kasus
yang masuk ke Instalasi Radiologi.
(11) Staf Medis Gawat Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(4) huruf k mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan terhadap kasus-kasus yang masuk ke Instalasi Gawat
Darurat serta rehabilitasi.

Bagian Keempat
Instalasi

Paragraf 1
Kedudukan dan Jenis Instalasi
Pasal 25

(1) Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medis dan


perawatan, pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian,
pengembangan, pendidikan, latihan dan pemeliharaan sarana rumah
sakit.
(2) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan Non-Struktural.
(3) Perubahan jumlah jenis Instalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan
peraturan perundang-undang yang berlaku.
(4) Instalasi terdiri dari:
a. Instalasi Rawat Jalan;
b. Instalasi Rawat Inap;
c. Instalasi Farmasi;
d. Instalasi Laboratorium;
e. Instalasi Bank Darah Rumah Sakit (BDRS);
f. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit;
g. Instalasi Kamar Jenazah;
h. Instalasi Radiologi;
i. Instalasi Gawat Darurat;
j. Instalasi Bedah Sentral;
k. Instalasi Gizi;
l. Instalasi Laundry;
m. Intensive Care Unit (ICU); dan
n. Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD).

Paragraf 2
Tugas Instalasi
Pasal 26

(1) Instalasi Rawat jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf a mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan dan
penelitian untuk penderita rawat jalan.
(2) Instalasi Rawat Inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf b mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan dan
penelitian untuk penderita rawat inap.
(3) Instalasi farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf c
mempunyai tugas:
a. melaksanakan kegiatan peracikan, penyimpanan dan penyaluran
obat-obatan, gas medis serta bahan kimia yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan; dan
b. melaksanakan kegiatan penyimpanan dan penyaluran alat
kedokteran, alat perawatan dan alat-alat kesehatan yang dilakukan
oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(4) Instalasi Laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf d mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan darah,
urine, feses, cairan tubuh dan jaringan tubuh yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional dengan tujuan diagnosa,
penelitian dan pelayanan transfuse darah.
(5) Instalasi Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (4) huruf e mempunyai tugas melaksanakan :
a. menerima darah yang sudah diuji saring oleh unit transfusi darah;
b. menyimpan darah dan memantau persediaan darah;
c. melakukan uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien;
d. melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan
golongan darah ABO/rhesus ke unit transfuse darah secara
berjenjang;
e. menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di rumah sakit;dan
f. melacak penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat
transfusi darah yang dilaporkan dokter rumah sakit.
(6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (4) huruf f mempunyai tugas:
a. melaksanakan pemeliharaan bangunan instalasi air minum, air panas,
gas teknis serta pembuangan sampah dan cairan yang dilakukan oleh
tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional;
b. melaksanakan pemeliharaan peralatan listrik, elektromedis yang
dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fongsional;
c. melaksanakan penyucihamaan alat kedokteran dan alat kesehatan
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional; dan
d. melaksanakan penyediaan air minum, air panas, gas teknis dan listrik
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(7) Instalasi Kamar Jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf g mempunyai tugas menyediakan visum Et Repertum, Bedah
Mayat/Autopsi, merawat jenasah, mengurus jenasah yang tidak dikenal
sampai dengan penguburan yang dikoordinasikan dengan pihak yang
berwenang.
(8) Instalasi Radiologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf
h mempunyai tugas melaksanakn pelayanan radiologi termasuk
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit,
peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.
(9) Instalasi Gawat Darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf i mempunyai tugas melaksanakan pelayanan gawat darurat
termasuk diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit
dan peningkatan pemeliharaan kesehatan serta rehabilitasi.
(10) Instalasi Bedah Sentral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf j mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan
kesehatan di bidang bedah dan rehabilitasi serta mengatur jadwal
pasien-pasien yang akan dioperasi.
(11) Instalasi Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf k
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan, penyaluran gizi
yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional.
(12) Instalasi Laundry sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf l
mempunyai tugas melaksanakan :
a. mengambil linen kotor dari unit ke unit;
b. memilah bahan linen sesuai jenis atau kondisi bahan;
c. membersihkan serta mencuci linen dan menyetrika; dan
d. menyimpan dan manata linen sesuai bahan dan fungsi.
(13) Intensive Care Unit (ICU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
huruf m mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bagi penderita sakit
berat dengan pemantauan ketat dan terus menerus serta tindakan
segera bagi penderita sakit jantung maupun bagi penderita penyakit
lainnya yang memerlukan.
(14) Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) huruf n mempunyai tugas
melaksanakan pencucihamaan/sterilisasi alat kedokteran, alat
kesehatan dan linen.

BAB VI
KELOMPOK JABATAN

Bagian Kesatu
Jabatan Pelaksana
Pasal 27

(1) Penamaan jabatan pelaksana dirumuskan berdasarkan hasil analisis


jabatan.
(2) Nama-nama jabatan pelaksana ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang–undangan.
(3) Nama-nama jabatan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat disesuaikan dengan kebutuhan Perangkat Daerah.
(4) Penetapan nama-nama jabatan pelaksana dengan Keputusan Bupati.
(5) Dalam hal terjadi perubahan nama-nama jabatan pelaksana
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(6) Setiap PNS yang belum menduduki Jabatan Struktural dan Jabatan
Fungsional, diangkat dalam jabatan pelaksana.
(7) Pengangkatan PNS dalam jabatan pelaksana sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(8) Uraian tugas Jabatan pelaksana ditetapkan oleh Direktur.

Bagian Kedua
Jabatan Fungsional
Pasal 28

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan Fungsional dan atau berkualifikasi yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 29

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :


a. Komite Medik;
b. Komite Keperawatan;
c. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya;
d. Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien; dan
e. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

BAB VII
TATA KELOLA

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 30

(1) UPT RSUD harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata
kelola klinis yang baik untuk meningkatkan kinerja layanan secara
profesional kepada masyarakat.
(2) Dalam menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis
yang baik UPT RSUD memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah serta bidang kepegawaian.
(3) Otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan dan
penatausahaan barang milik daerah.
(4) Dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang
kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) direktur bertanggung
jawab kepada kepala Dinas melalui penyampaian laporan keuangan,
laporan pengelolaan barang milik daerah dan laporan penglolaan
kepegawaian UPT RSUD.
(5) Penyampaian laporan Keuangan, laporan penggunaan dan
penatausahaan barang milik daerah dan laporan pengelolaan
kepegawaian UPT RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan sekali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Laporan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.

Bagian Kedua
Pengelolaan Keuangan
Pasal 31

(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus, UPT RSUD memiliki otonomi
dalam pengelolaan keuangan.
(2) Otonomi dalam pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan.
(3) Direktur bertanggung jawab atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja rumah sakit.

Pasal 32

(1) Direktur dalam pengelolaan keuangan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 31 ayat (3) bertangung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui penyampaian laporan keuangan RSUD.
(3) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Direktur melakukan penyusunan laporan keuangan yang merupakan
bagian dari laporan kinerja sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
(4) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disajikan
sebagai lampiran laporan keuangan Dinas.
(5) Tata cara dan format penyusunan laporan keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

Pasal 33

(1) Dalam melaksanakan otonomi pengelolaan keuangan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3), Direktur ditetapkan selaku kuasa
pengguna anggaran sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
(2) Selain selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Direktur memiliki tugas dan kewenangan :
a. menyusun RKA;
b. menyusun DPA;
c. menandatangani surat perintah membayar;
d. mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi tanggung
jawabnya;
e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit yang
dipimpinnya;
f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan pejabat
penatausahaan keuangan; dan
g. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang dipimpinnya dalam
rangka pengelolaan keuangan daerah.
(3) RKA dan DPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
disampaikan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah melalui Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah untuk diverifikasi sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 34

(1) RKA merupakan Rencana Kerja dan anggaran yang disusun RSUD.
(2) DPA merupakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang di susun RSUD.
(3) Dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud dalam, Pasal 31
ayat (3) Direktur melaksanakan belanja sesuai DPA sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(4) RSUD dalam pelaksanaan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) juga melaksanakan anggaran pendapatan dan pembiayaan.

Pasal 35

(1) Seluruh pendapatan RSUD BLUD dapat digunakan langsung untuk


membiayai belanja rumah sakit.
(2) Pendapatan RSUD BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
seluruh pendapatan BLUD selain dari APBD.
(3) Pendapatan RSUD BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dicantumkan dalam RKA RSUD pada kelompok Pendapatan Asli Daerah,
jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dan obyek pendapatan
BLUD.
Pasal 36

(1) Pagu anggaran belanja RSUD BLUD dalam RKA RSUD yang sumber
dananya berasal dari pendapatan BLUD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (2) dan surplus anggaran BLUD, dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja.
(2) Rincian lebih lanjut dari pagu anggaran belanja RSUD BLUD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA).
(3) RBA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan lampiran dari DPA
RSUD.
(4) Pembiayaan RSUD BLUD merupakan lampiran RKA RSUD selanjutnya
diintegrasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah selaku BLUD.
(5) RSUD BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja yang ada di
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sepanjang tidak melebihi pagu anggaran perjenis belanja di DPA.

Bagian Ketiga
Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pasal 37

(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus UPT RSUD memiliki otonomi
dalam pengelolaan barang milik daerah.
(2) Otonomi dalam pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban penggunaan dan penatausahaan barang milik
Daerah.
(3) RSUD berwenang dan bertanggung jawab dalam pengelolaan barang
milik daerah dan merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penatausahaan
dan pengendalian dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi RSUD
dalam lingkup barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya.
(4) Direktur mempunyai wewenang dan bertanggung jawab :
a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik
daerah bagi RSUD yang dipimpinnya;
b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang
diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang
berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi RSUD yang dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik
daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan barang milik
daerah selain tanah dan/atau bangunan;
g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi RSUD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak
lain, kepada Gubernur/Bupati melalui Pengelola Barang;
h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik
daerah;
i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas
penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran
dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam
penguasaannya kepada Pengelola Barang; dan
k. Hasil pemanfaatan barang milik daerah merupakan pendapatan
RSUD BLUD.

Bagian Keempat
Pengelolaan Kepegawaian
Pasal 38

(1) Sebagai unit organisasi bersifat khusus RSUD memiliki otonomi dalam
pengelolaan bidang kepegawaian.
(2) Direktur RSUD dapat mengusulkan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai yang berasal dari aparatur sipil negara kepada
pejabat yang berwenang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
(3) Direktur memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan pembinaan
pegawai yang berasal dari aparatur sipil negara dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi dalam jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Direktur memiliki kewenangan dalam pengelolaan dan pembinaan
pegawai di lingkungan RSUD sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.

Bagian Kelima
Tata Kelola Klinis
Pasal 39
(1) Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis
yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis
berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme
monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi
rumah sakit.
(2) Dalam menerapkan fungsi manajemen klinis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Direktur wajib menerapkan standar, mengutamakan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
(3) Dalam menerapkan standar, mengutamakan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2), RSUD wajib
mengikuti akreditasi sesuai Peraturan Perundangan yang berlaku.

BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 40

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktur, Kepala Bagian,


Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan kelompok jabatan
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar
satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta instansi lain
diluar pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-
masing.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi
penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasi bawahan masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada
atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat
waktu.
(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahannya.
(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang
secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

BAB IX
KEPEGAWAIAN DAN ESELON

Bagian Kesatu
Kepegawaian
Pasal 41

(1) Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan
Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul
Sekretaris Daerah selaku Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti
standar kompetensi teknis di bidang Kesehatan yang diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Eselon
Pasal 42

(1) Direktur adalah jabatan struktural eselon III.a atau jabatan pimpinan
administrator.
(2) Kepala Bagian Tata Usaha adalah jabatan struktural eselon III.b atau
jabatan administrator.
(3) Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.b atau jabatan
administrator.
(4) Kepala Sub Bagian adalah jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan
pengawas.
(5) Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan
pengawas.

BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 43

(1) Pembiayaan RSUD dapat bersumber dari penerimaan Rumah Sakit,


anggaran Pemerintah, subsidi Pemerintah, anggaran Pemerintah Daerah,
subsidi Pemerintah Daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai
dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Selain sumber pembiayaan RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sumber pembiayaan RSUD BLUD dapat berasal dari pinjaman.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44

Ketentuan yang belum cukup diatur dalam Peraturan Bupati ini, akan diatur
dengan Peraturan Bupati tersendiri.

Pasal 45

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Bupati ini, terkait Tugas
dan Kewenangan akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur.

Pasal 46

Dengan diberlakukannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Nomor


36 Tahun 2008 tentang Tugas dan Pokok Rumah Sakit Umum Daerah
Lamandau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 47
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Lamandau.

Ditetapkan di Lamandau
Pada tanggal

BUPATI LAMANDAU,

HENDRA LESMANA

Diundangkan di Lamandau
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

MUHAMAD IRWANSYAH

BERITA DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2021 NOMOR


STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI LAMANDAU
TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAMANDAU NOMOR : TAHUN 2021
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMANDAU TANGGAL :

DEWAN PENGAWAS DIREKTUR


SATUAN PENGAWAS INTERNAL

BAGIAN TATA USAHA

KOMITE PPI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SUB BAGIAN
KOMITE PMKP PERENCANAAN ,EVALUAS SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN
I DAN PELAPORAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN DAN ASET

KOMITE MEDIK

KOMITE KEPERAWATAN

KOMITE TENAGA KESEHATAN


LAINNYA

BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PELAYANAN PENUNJANG


BIDANG PELAYANAN MEDIK

SEKSI PELAYANAN SEKSI REKAM MEDIK SEKSI PENINGKATAN SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN, SEKSI PELAYANAN SEKSI PELAYANAN
MEDIK MUTU DAN SERTIFIKASI PROFESI DAN ETIKA PENUNJANG MEDIS PENUNJANG NON
KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIS

BUPATI LAMANDAU,
Garis Komando :

Garis Koordinasi :
HENDRA LESMANA

Anda mungkin juga menyukai