Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH BAND GREEN DAY TERHADAP MUSIK

PUNK DI AMERIKA ERA 90AN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar


Sarjana Strata 1 Pada Program Studi Musik

Oleh :
JEREMY KEANE
2150550027

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN


INSTITUT KESENIAN JAKARTA
2020

LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM STUDI SENI MUSIK
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT KESENIAN JAKARTA

Nama : Jeremy Keane


Nomor Induk Mahasiswa : 2150550027
Program Studi : Seni Musik
Peminatan : Gitar Elektrik
Tanggal :

Skripsi ini telah mendapatkan pengesahan dari :

Pembimbingan Karya Akhir Pembimbing Penulisan

(Zendhy Kusuma, S. Sn) (Uus Kusnawan, M. Sn)

Ketua Program Studi Seni Musik Dekan FSP IKJ

(Joko Widdodo, M. Sn) (Pri Ario Damar Siahaan, M.Sn, M.Si, DELF)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus,


karena atas berkat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan program Sarjana di Jurusan Seni Musik S-1 Fakultas
Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta.
Penulis sadar dan memahami betul bahwa tanpa bantuan, doa, dan
bimbingan dari semua orang maka akan sangat sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kontribusi kepada;

1. Kedua orang tua saya, adik saya, dan juga keluarga besar saya,
terima kasih atas doa, dukungan, perhatian serta pengertiannya
kepada penulis selama proses perkuliahaan maupun pengerjaan
skripsi ini;
2. Bapak Zendhy Kusuma S. Sn. selaku dosen mayor dan pembimbing
karya yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk
membimbing serta memberi saran dan motivasi kepada penulis
selama proses perkuliahan berlangsung dan juga dalam pengerjaan
skripsi ini;
3. Bapak Uus Kusnawan, M.Sn selaku dosen pembimbing penulisan
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk
membimbing serta memberi saran dan motivasi kepada penulis
selama pengerjaan skripsi ini;
4. Bapak Joko Widodo, M.Sn selaku kaprodi jurusan seni musik
memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses
perkuliahaan dan proses pengerjaan skripsi ini;
5. Pri Ario Damar Siahaan, M. Sn, DELF selaku Dekan Fakultas Seni
Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta;

6. Untuk seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Seni Musik
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan arahan kepada penulis selama proses
perkuliahaan;
7. Untuk seluruh staf akademik Fakultas Seni Pertunjukan Institut
Kesenian Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam
proses kuliah;
8. Teman-teman Program Seni Musik Angkatan 2016 yang telah
memberikan waktu, dukungan, doa dan bantuan kepada penulis
dari awal perkuliahaan sampai saat ini;
9. Kepada semua pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu
penulis selama proses perkuliahaan dan pengerjaan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.

ABSTRAK

INSTITUT KESENIAN JAKARTA


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
PROGRAM SENI MUSIK

Nama : Jeremy Keane


Nomor Induk Mahasiswa : 2150550027

KAJIAN PENGARUH BAND GREEN DAY TERHADAP MUSIK PUNK DI


AMERIKA ERA 90AN

…. Halaman, … Buku (…..), …. + Lampiran

Skripsi ini membahas sebuah kajian tentang bagaimana pengaruh

dari band punk bernama Green Day terhadap musik punk di Amerika pada

tahun 90an. Green Day merupakan salah satu band punk rock asal

Amerika yang sudah mendunia dan dikenal oleh banyak kalangan. Penulis

beranggapan bahwa Green Day memiliki gaya musik yang unik dan khas

sehingga dapat berdampak besar serta mempengaruhi musik punk di

Amerika pada era 90an. Maka dari itu penulis ingin meneliti dampak dan

pengaruh apa saja yang sudah dilakukan oleh Green Day terhadap musik

punk di Amerika pada era 90an.

Kata-kata kunci : pengaruh, kajian,Green Day


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah


Musik punk lahir di Amerika pada pertengahan tahun 1970an sebagai
sebuah bentuk musik baru. musik ini muncul pertama kali di New York
pada tahun 1974. Musik punk pada dasarnya muncul sebagai reaksi atas
dominasi jeni-jenis musik yang sedang populer pada saat itu seperti rock,
heavy metal, dan juga disco. Seiring dengan perkembangannya, musik
punk ini digunakan oleh kaum muda di Amerika sebagai bentuk unjuk rasa
dan perlawanan mereka terhadap kondisi dan budaya masyarakat pada
umumnya seperti perilaku konsumtif, pengangguran, kehidupan mapan
dan penuh kekayaan, ketimpangan sosial dan bahkan peperangan.
Perlawanan ini juga membuat form musik punk berbeda dari musik-musik
yang sedang populer pada tahun 1970an. Musik punk mendobrak aturan-
aturan yang baku dalam membuat sebuah musik pada kala itu seperti
aransemen yang rumit, teknik permainan instrumen yang sulit, dan juga
lirik yang rapih dan indah. Semua ini dapat dilihat dan didengar dari musik
yang dihasilkan, yaitu berupa musik yang kasar dan cara permainan
instrumen yang berantakan.
Dalam sejarah perjalanannya, band-band punk yang ada lebih sering
memproduksi dan menyebarluaskan hasil karya mereka melalui label
independen kecuali band-band yang sudah terkenal seperti the Ramones
dan Patti Smith. Meskipun begitu, pada tahun 1970an musik punk belum
menjadi musik yang sangat populer di kalangan anak muda dikarenakan
banyaknya musik mainstream pada saat itu terutama musik disco. Tetapi
disaat musik disco mengalami penurunan yang dikarenakan banyak orang
kulit putih menganggap musik ini sebagai simbol kebebasan kaum gay
dan juga kaum minoritas lainnya dan mengakibatkan pertengkaran antara
kaum minoritas dan orang-orang kulit putih, maka banyak anak-anak
muda yang beralih ke musik underground. Punk menjadi salah satu musik
underground yang diniminati setelah menurunnya musik disco dikala itu.
Setiap subkultur tak terkecuali musik punk pasti memiliki dampak
terhadap pengikutnya. dampak-dampak yang dihasilkan oleh genre ini
sangatlah khas terutama pada fashion dan perilaku para
penggemarnya. memakai anting dan tindikan yang banyak di bagian
tubuh, baju dan celana jeans yang tersobek-sobek, serta jaket kulit
hitam dan sepatu boots menjadi fashion andalan para penggemar
musik punk. Fashion yang ditunjukkan merupakan cerminan filosofis
dari musik punk yang mengkritik kehidupan mapan dan kesenjangan
sosial dalam masyarakat. Selain itu, merupakan lambang perlawanan
atau pemberontakan terhadap aturan dan norma yang berlaku.
Musik punk mengalami naik dan turun seiring dekade berlalu
sampai pada pertengahan tahun 1980an sampai pada akhir tahun
1980an nama musik ini mulai benar-benar naik lagi dengan subgenre
baru yaitu grunge. Grunge merupakan tipikal subgenre dari punk yang
memiliki karakteristik lebih gelap dibandingkan genre utamanya. Suara
distorsi gitar yang keras dipadu dengan lirik yang melankolis membuat
musik grunge terkesan “suram” dan serius. Melalui band-band seperti
Nirvana, Pearl Jam, dan Velvet Underground sebagai pentolan musik
aliran grunge, membuat banyak anak muda meminati musik ini dan
juga menginspirasi anak--anak muda lainnya untuk membentuk band
punk dan grunge baru terutama di California. Pada akhir 1980an
sampai awal tahun 1990an, band-band punk baru mulai bermunculan
dan membentuk komunitas band punk di California dengan
menerapkan prinsip dasar punk yaitu, anti mainstream. Seluruh karya
yang dihasilkan selalu diproduksi dan dipublikasikan lewat label
independen juga mereka sangat anti dengan label besar dikarenakan
mereka sangat anti dengan kepopuleran band-band mainstream dan
ingin menjadi berbeda dari mereka.
Green Day merupakan salah satu band punk asal Berkeley,
California yang ikut dalam komunitas punk independen yang bernama
924 Gilman Street club di Berkeley, California. Terbentuk pada tahun
1987 dan beranggotakan tiga orang, yaitu Billie Joe Armstrong, Mike
Dirnt, dan John Kiffmayer sebagai drummer awalnya, ketiga pemuda
California ini bermain dan membangun nama di klub tersebut. Sampai
pada tahun 1994 mereka dilirik oleh major label karena style musik
punk mereka yang unik dan akhirnya mereka menandatangani kontrak
dengan Warner Music. Dookie, album debut mereka dengan major
label langsung menjadi album hits dan meledak. Dari sanapun nama
Green Day meroket sebagai salah satu pionir band punk yang yang
menghidupkan kembali nama punk kepada masyarakat dan bahkan
dunia. Tetapi perjalanan mereka bukan tanpa lika-liku, mereka juga
sempat menghadapi penurunan karir pada awal tahun 2000an sampai
pada tahun 2003 mereka bertekad untuk membuat album yang
terkonsep dan berhasil.
Pada tahun 2004, Green Day melakukan “comeback” dalam karir
mereka melalui album American Idiot. Album yang berkonsep rock
opera ini memberikan sensasi baru sekaligus menghidupkan kembali
rasa punk dalam diri Green Day. Mereka memenangkan grammys
award dan banyak penghargaan lewat album ini. Album ini berhasil
membuat Green Day tetap relevan dengan anak muda pada era
2000an. Tetapi satu album yang membuat nama Green Day meledak
adalah Dookie. Lewat album ini Green Day memberi dampak yang
besar tidak hanya untuk musik punk di era 1990an tetapi juga industri
musik Amerika secara keseluruhan pada tahun 1990an. Pada
penulisan ini, penulis akan memfokuskan penelitian permasalahnnya
kepada musik yang dihasilkan Green Day dan dampaknya terhadap
musik punk di Amerika pada era 1990an.

1.2 rumusan masalah


berdasarkan latar belakang di atas, maka ada pokok masalah yang
akan diangkat dalam penulisan ini, yakni :
1.2.1 Apa yang melatarbelakangi munculnya band Green Day?
1.2.2 bagaimana kemunculan serta perkembangan Green Day sampai
sekarang?
1.2.3 bagaimana dampak musik Green Day terhadap musik punk
Amerika era 1990an?

1.3 alasan pemilihan judul


1.3.1 penulis tertarik dengan band Green Day.
1.3.2 penulis ingin mengkaji tentang dampak yang diberikan oleh Green
Day terhadap perkembangan musik punk di Amerika era 1990an.

1.4 tujuan penulisan

berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat dikemukakan


suatu tujuan penelitian yang dideskripsikan sebagai berikut :
1.4.1 mengetahui latar belakang band Green Day dan perjalanan karir
mereka
1.4.2 mengetahui dampak-dampak apa saja yang telah diberikan Green
Day terhadap musik punk Amerika tahun 1990an

1.5 metodologi penelitian

sebelum melakukan penulisan skripsi, penulis melakukan sejumlah


penelitian sebagai berikut
1.5.1 studi pustaka
penulis mencari sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan
topik skripsi yang dibahas seperti buku(e-book), website dan blog.
1.5.2 audio visual
penulis mendapatkan data-data tentang lagu dengan
mendengarkan rekaman video lagu yang ada di internet.

1.6 sistematika penulisan

untuk memudahkan pembaca untuk memahami jalan pikiran pembuat


karya tulis secara keseluruhan, penyusunan skripsi ini terbagi dalam
tiga bagian yaitu : bagian awal berisi halaman judul, kata pengantar,
halaman pengesahan, daftar isi, dan abstrak. Bagian isi terbagi atas
empat bab dengan rincian sebagai berikut :
bab I, berupa pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi latar belakang Green Day, bagaimana mereka terbentuk
dan perjalan karir mereka.
Bab III, berisi tentang pengkajian terhadap dampak musik Green Day
terhadap musik punk di Amerika pada tahun 1990an.
Bab IV, merupakan penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang
berisi tentang kesimpulan.
Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
BAB 2

SEJARAH MUSIK PUNK ROCK DAN BAND GREEN DAY

2.1 924 Gilman Street


Jauh di lingkungan West Berkeley, diapit di antara bengkel mobil
dan studio Krav Maga terdapat sebuah tempat yang sangat ikonik dari
sejarah punk rock yang dikenal sebagai 924 Gilman Street. Itu adalah
rumah bagi kelompok-kelompok punk East Bay di awal 90-an, dan
band-band seperti Green Day, Rancid dan Operation Ivy semuanya
dimulai di 924 Gilman. Tempat tersebut berfungsi terutama sebagai
organisasi nonprofit: semua keuntungan dari pertunjukan dimasukkan
kembali ke dalam anggaran operasional klub atau didonasikan ke
organisasi lain yang mereka pilih. Klub ini juga mengadakan konser
amal sebagai aksi protes terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitar
Bay Area.
Dari luar, tempat ini nampak sederhana atau bahkan terkesan
kumuh. dinding bata merah
yang tak dicat serta beberapa
graffiti di dindingnya
membuaat tempat ini semakin
meyakinkan menjadi sebuah
naungan bagi band-band punk
gambar . yang ada disekitar East Bay,
California. Masuk kedalam, maka akan disugukan hal-hal yang
mengidentikkan punk rock pada dasarnya. Melalui pintu, dinding hitam
hampir tidak terlihat, ditutupi dengan stiker, tanda, dan gambar grafiti
yang rumit. Di satu sisi ruangan, dicetak dengan huruf hitam kecil,
terdapat daftar semua band yang pernah tampil di tempat tersebut.
Di sudut yang jauh, band-band yang tampil melakukan check sound
satu per satu dan anggota klub berkeliaran, mengobrol satu sama lain
dan anggota band.Setelah panggung siap digunakan, band pertama
berada di atas panggung dan lampu mati. Ada hening sepersekian
detik dan kemudian hilang, digantikan oleh hentakan kick drum.
Segera setelah garis bass bergabung, gitar mengikuti dan ampli
dinaikkan hingga maksimal.
Saat vokal bergabung dengan suara-suara bunyi musik, maka
seluruh penonton yang datang terbawa emosi buny musik sehingga
menyebabkan anggota badan mereka secara tidak sadar terayun-ayun
mengikuti musik dan membentuk lingkaran mosh pit. Sensasi musik
masuk ke jiwa mereka yang datang dan mereka dapat lagi berpikir, itu
semua adalah bagian dari pengalaman yang mereka rasakan.
Walaupun tempat ini berukuran kecil tetapi ini merupakan simbol
dan komunitas 924 Gilman yang membuat terjalinnya hubungan erat
antara band-band di atas panggung dan penonton sehingga memiliki
hubungan khusus yang tidak bisa dipisahkan. Ukuran panggung dua
kaki dari tanah dan beberapa inci dari tangan penggemar yang
antusias, adalah satu-satunya yang jadi pemisah diantara mereka.
Tidak ada yang menyangka bahwa nantinya
klub punk ini akan menjadi saksi bisu
perjalanan Green Day diawal karir mereka
dan berbagai band punk terkenal lainnya.
Sekitar
tahun
1984, muncul sebuah ide untuk
membuat sebuah tempat komunitas
anak-anak band yang diutarakan
oleh Tim Yohannan. Tim adalah
seorang pendiri perusahaan majalah
dan show radio yang bernama Maximum Rocknroll yang dimana
konten-kontennya memfokuskan kepada subkultur punk. Pada tahun
1984, Tim mengutarakan sebuah ide kepada mitra kerjanya di MRR,
yaitu Martin Sprouse untuk membuat sebuah wadah dan komunitas
bagi anak-anak punk untuk bebas mengekspresikan diri mereka,
terutama yang berhubungan dengan musik. Dia ingin tempat ini
dikelola oleh partisipan-partisipannya sendiri dengan menganut konsep
DIY(Do It Yourself) dan tidak menginginkan adanya jarak antara band
dan penonton-penontonnya.
Pada tahun berikutnya, Martin pindah ke San Fransisco untuk
membantu Tim mengkoordinir MRR agar dia dapat fokus terhadap
projek barunya. Tim merupakan seorang yang ahli dalam menarik
orang berkerja-sama. Meski belum menemukan tempat yang pasti
tetapi Tim sudah menemukan orang-orang yang ahli dan bahkan mau
diajak bekerjasama membangun Gilman.

Pekerjaan yang sebenarnya dimulai pada tahun 1985, dengan Tim


Yohannan bergabung dengan temannya Victor Hayden, yang
sebelumnya telah memulai proyek untuk memulai sebuah klub punk di
Berkeley dan yang telah menemukan tempat yang menurutnya
menjanjikan di daerah industri Berkeley. Meskipun Tim awalnya
memiliki keraguan terhadap lokasi 924 Gilman Street yang ditemukan
oleh Hayden, tetapi dia akhirnya diyakinkan bahwa bangunan itu
adalah tempat yang cocok untuk proyek yang dibayangkan.
Negosiasipun dimulai dengan pemiliknya dan pada bulan April 1986
sebuah kontrak sewa ditandatangani. Pada awal pembangunan,
perusahaan MRRlah yang mendanainya, lalu para pekerja voluntirpun
mulai melakukan pembangunan. Pembangunan dimulai, komitmen
ditegaskan, dan aturan-aturan klub Gilman mulai disusun. Pada awal
tahun 924 Gilman Street Club sudah dibuka dan mulai beroperasi.
Semenjak saat itu, 924 Gilman street mulai terdengar namanya
oleh anak-anak band punk disekitar East Bay, San Fransisco,
California. Club mulai ramai dan banyak band yg mendaftarkan diri
untuk bermain disana sekaligus menjadi voluntir klub. Kedekatan yang
terjalin antara pesonil band, penonton, dan penjaga pintu membuat
mereka seperti keluarga dan klub tersebut seperti rumah kedua. Meski
begitu, pada awal-awal klub ini buka banyak terjadi insiden-insiden
perkelahian saat show berlangsung. Pemukul baseball menjadi senjata
yang paling sering digunakan untuk merusuh. Seiring berjalannya
waktu aturanpun diperketat dan setiap orang yang merusuh disana
akan langsung dikeluarkan dari klub. Di Gilman Street juga diadakan
sebuah membership bagi siapapun yang tertarik menjadi bagian dari
klub tersebut dan hanya perlu membayar 2 dollar saja untuk menjadi
anggota tetap untuk selamanya. Tiket untuk memasuki konser
disanapun tidaklah mahal dan tergolong sangat murah untuk
menonton berbagai macam band tampil disana.
924 Gilman Street menjadi tempat dimana banyak band-band punk
ternama lahir. Kebanyakan dari band ini merupakan band-band
independen pada awalnya dan mereka merilis rekaman-rekaman
mereka melalui label independen yang ternama pada saat itu, salah
satunya adalah Lookout Records yang merupakan milik dari Larry
Livermore dan David Hayes yang juga merupakan musisi punk dari
band the Lookouts yang dimana mereka juga sering bermain di 924
Gilman Street. Sebut saja Operation Ivy, Rancid, the Offspring,
Crimpshrine, dan Green Day merupakan jebolan dari 924 Gilman
Street era 90an awal. Pada awal karir band-band tersebut, mereka
sering bermain dan ikut dalam aktivitas klub. 924 Gilman Streetpun
menjadi awal terbentuknya salah satu band punk yang mendunia, yaitu
Green Day.

2.2 Billie Joe Armstrong


Awal mula band ini bisa terbentuk dikarenakan oleh seorang
remaja kelahiran Oakland, California yang bernama Billie Joe
Armstrong. Billie merupakan anak terkecil dari enam bersaudara dari
Ollie Jackson dan Andrew Marciano Armstrong. Dia memiliki lima
saudara-saudari yang lebih tua darinya,yaitu David, Alan, Marci, Hollie,
dan Anna. Ayah Billie merupakan seorang supir truck dan sekaligus
merupakan seorang musisi jazz yang bermain sebagai drummer. Ibu
Billie melahirkan dia pada umur 40 tahun, dan dia bekerja sebagai
seorang pelayan restoran barbekyu. Restoran barbekyu yang bernama
Rod's Hickory Pit ini nantinya akan menjadi tempat bersejarah dalam
awal perjalanan karir Billie Joe dan juga Green Day.
Billie Joe Armstrong sudah memiliki bakat dan kesenangan di
musik sejak kecil. disaat dia berumur lima tahun, dia sudah sering
bernyanyi di rumah sakit anak-anak dan rumah-rumah orang tua. Billie
sangat senang untuk menghibur orang-orang sekitarnya. Richard
Cotton, pemilik restoran Rod's mengatakan bahwa Billie merupakan
anak yang baik dan dia suka bernyanyi untuk para orang tua di ruang
perjamuan. Saat dia masih bersekolah di bangku SD, seorang guru
sekolahnya meilhat bakat menyanyi dalam dirinya dan
mendorong Billie untuk membuat rekaman lagu
sendiri. Debut single Billie keluar pada tahun 1977
yang berjudul "Looking For Love" karya James J.
Fiatarone dan Marie Louise Fiatarone dan diproses
oleh label rekaman kecil di Bay area yang bernama
Fiats Records. Billie Joepun mendapat pujian dari istri
produser rekaman tersebut yang mengatakan bahwa
meski Billie masih kecil tapi dia sangat berkarisma
saat menyanyi.
Pada saat billie masih berusia 10 tahun,
kehidupannya sama seperti anak-anak pada umumnya. dia pergi ke
sekolah dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anak kecil pada
umumnya. Billie sering bermain bersama kakak-kakaknya yang lebih
tua, tetapi meski begitu dia tak pernah dimanjakan. Semua berubah
saat ayahnya meninggal karena kanker pada September 1982 dan
momen itu sangat membuat Billie terpukul. Sepeninggalan ayahnya,
ibunya menikah lagi dengan pria baru yang tidak disukai Billie maupun
kakak-kakaknya. Ibunya menjadi lebih fokus untuk bekerja dan kurang
memperhatikan anak-anaknya dan ini membuat perpecahan didalam
keluarga Armstrong. Saudara-saudara Billie menjadi sering bertengkar
dan dia merasa terlantarkan. Momen kematian ayahnya dan
pernikahan kedua ibunya menginspirasi Billie Joe untuk lebih
memfokuskan diri ke musik.
Meski tak terlalu dekat dengan Billie dan selalu bekerja karena
harus mengurusi enam anaknya, tetapi Andy Armstrong masih dapat
memberi Billie Joe sebuah hadiah sebelum dia meninggal, yaitu
sebuah gitar merah merk Hohner berwarna merah. Gitar ini dibeli oleh
ayahnya dari seorang gitaris jazz yang bermain di club. Dengan gitar
ini Billie mulai belajar gitar dan memfokuskan dirinya kepada musik.
Pada awal waktu Billie mulai belajar gitar, dia juga berkenalan
dengan dua orang bersaudara yang merupakan anak dari tetangganya
yang tinggal bersebrangan dengan rumah Billie. Nama mereka adalah
Matt dan Eric yang merupakan dua bersaudara yang sering
mengunjungi ayah mereka yang merupakan tetangga depan rumah
Billie setiap akhir pekan. Meski mereka lebih tua sedikit dari Billie Joe,
namun mereka menganggap Billie sebagai salah satu dari mereka.
Matt dan Eric senang memperdengarkan rekaman-rekaman musik
milik mereka kepada Billie yang membuat dia semakin tertarik dengan
musik. Setiap minggu mereka berdua datang dengan rekaman-
rekaman yang berbeda-beda, seperti Van Halen, Def Leppard, dan
ada juga ada AC/DC, Judas Priest, dan Ozzy Osbourne. Band-band
tersebutlah yang menginspirasi Billie untuk menulis lagu. Lagu
pertama yang dia tulis menggunakan piano secara tidak sadar
merupakan reintepretasi dari lagu Ozzy Osbourne yang "Crazy Train".
Matt dan Eric kemudian mulai memperdengarkan musik yang keras
namun lebih cepat dalam hal tempo, seperti TSOL, DOA, dan the
Dead Kennedys yang membangkitkan energi bagi yang
mendengarkannya. Selanjutnya ada Sex Pistols, yang merupakan
band andalan asal Inggris sekaligus menjadi pentolan dalam musik
punk, dengan vokalis mereka yang ikonik yaitu John Lydon dan Billie
Joe muda sangat mengaguminya sebagai seorang frontman band.
Band-band tersebut memiliki gaya permainan yang lebih cepat dan
terkesan lebih "marah" dari band-band metal atau hard rock yang
sebelumnya didengar oleh Billie Joe. Genre musik ini terdengar anti
sosial dan murahan tetapi pada saat yang bersamaan sangat
memberdayakan dan menginspirasi, musik ini juga terdengar jelek dan
tak enak didengar tetapi pada saat yang bersamaan sangat melodis
meski bukan musik pop. Billie mengatakan bahwa dia menyukai gaya
pemberontakan dalam musik ini dan mengingatkan dia akan gangster.
Musik ini dinamakn Punk Rock dan musik inilah yang nantinya akan
mengubah hidup Billie Joe bersama bandnya, Green Day.
Billie Joe mengambil les gitar dengan seorang guru gitar lokal yang
bernama George Cole. Cole dengan sabar mengajari Billie yang
menurut dia memiliki bakat musik alami dan diapun tidak terlalu
memaksakan Billie dalam belajar gitar dan musik. Billie lebih suka
bermain lagu-lagu the beatles daripada belajar teori musik dan
akhirnya musik-musik the beatles ini menjadi influence utama Billie
dalam membuat lagu-lagu green day nantinya. Melodi-melodi gaya
John/Paul sangat berpengaruh saat Billie menulis lagu-lagu. Saat Billie
memberi tahu Cole dan memperdengarkan lagu-lagu dari Van Halen,
Cole lalu mengajari Billie cara menggunakan teknik hammer on seperti
Eddie Van Halen. Musik Van Halen ini yang menstruktur Billie untuk
membuat musik punk dengan tiga chord simpel nantinya yang
dipadukan dengan nada-nada khas the beatles. Cole dan Billie sering
melakukan jamming bebas sambil memainkan melodi-melodi antar
keduanya dan ini yang membuat hubungan mereka menjadi dekat. 
Billie Joe sangat menyukai gitar gurunya, karena suara gitar biru
gurunya memiliki sound yang khas seperti Van Halen. Dia sangat
menginginkan gitar tersebut terlebih karena hubungan keduanya yang
dekat dan Armstrong menganggap Cole seperti seorang figur ayah
setelah kepergian ayahnya. Pada akhirnya Ollie Armstrong, ibu Billie
membeli gitar tersebut dari Cole sebagai hadiah natal untuk Billie Joe
muda. Billie sangat senang dan menamainya "blue" dan gitar ini
menjadi gitar andalan Billie Joe dalam merekam lagu-lagu green day
nantinya.
Sebagai seorang yang hidup di keluarga yang memiliki kesukaan di
musik, Billie menyukai hampir semua jenis musik yang diperdengarkan
oleh kakak-kakaknya dirumah. Billie pernah mengikuti konser Van
Halen pada tahun 1984 dan itu merupakan konser musik pertamanya
yang ia datangi. Musik yang menginspirasi Billie dalam membuat
musik dan menulis lagupun beragam jenisnya, mulai dari musik yang
soft pop seperti Patty Smith ke metal 70an seperti Van Halen, dari the
Beatles sampai AC/DC, dan dari folk music ala Bob Dylan sampai
punk rock seperti The Ramones dan Sex’s Pistols. Semua influence
Billie Joe ini sangat berpengaruh pada tone dan gaya musik Green
Day nantinya.

2.3 Michael Ryan Pritchard


Michael Ryan Pritchard atau lebih sering
dipanggil Mike Dirnt, merupakan anak yang
lahir pada tanggal 4 May, 1972 di Oakland,
California. Dia merupakan anak dari seorang
wanita asli amerika yang memiliki kecanduan
terhadap heroin. Saat dia berumur enam
minggu dia ditinggal oleh ibu kandungnya
sendiri. Patrick Pritchard dan Cheryl Nasser
yang merupakan sepasang kekasih muda
mengadopsi dia dan saudari kandungnya,
Mycla untuk tinggal bersama mereka di El Sobrante, California.
Saat masi kecil di sekolah, Mike memilki masalah kesehatan yang
membuatnya suka bolos sekolah dan ini mungkin disebabkan karena
ibu kandungnya yang merupakan pecandu heroin. Ayahnya pada saat
itu sedang mengejar gelar di UC Berkeley, jadi hanya menyisakan
Cheryl yang mengurus Mike dan Mycla. Tetapi tak lama kemudian,
pertengkaran terjadi antara pasangan muda ini dan akhirnya mereka
jadi sering bertengkar terus menerus. Pada akhirnya mereka berpisah
dan Mike ikut tinggal bersama ayahnya di El Sobrante. Mike akhirnya
kangen dengan ibunya dan memutuskan untuk menyusul ibunya ke
Rodeo. Mike yang sebelumnya sangat periang dan suka berbicara
berubah menjadi anak yang pendiam karena masalah keluarganya.

Mike bersekolah di Carquinez Middle School saat dia berjenjanga


SMP. Saat sedang bereada di cafetaria sekolah, dia bertemu Billie Joe
Armstrong dan mereka berduapun langsung meyatu secara cepat.
Billie menerima keanehannya Mike apa adanya dan begitu juga Mike
yang menerima Billie tanpa tuntutan, itulah yang membuat pertemanan
mereka bisa dekat dengan cepat. Anna Armstrong, saudari Billie
berkata bahwa menurutnya mereka berdua saling yaman satu dengan
yang lain dan menjadi diri mereka sendiri disaat sedang berdua.
Meskipun Mike bukan seorang yang memiliki bakat musik natural
seperti Billie, tapi Mike juga memiliki kesenangan di musik terutama di
gitar. Mike terkadang pergi ke rumah Billie untuk bermain musik
dengan gitar "blue" dan mereka berdua mendengarkan album-album
milik Billie dan kakak-kakaknya. Mike sering bermain di rumah Billie
pada saat akhir pekan dari pagi hingga subuh keesokan harinya. Billie
sering mengajarkan Mike beberapa cara basic memainkan gitar
sampai Mike bisa bermain beberapa lagu rock seperti "Crazy Train"
Ozzy Ousborne dan juga lagu-lagu Van Halen.
Sama seperti Billie, Mike juga mengikuti kursus gitar bersama
George Cole. Mereka berdua menghadiri kelas siang bersama Cole
dan mereka terlihat sangat bahagia karena dapat melakukan jamming
bersama sepanjang siang dan bahkan menjadi sesi penulisan lagu.
Billie Joe berkata bahwa bersama Mike membuat dirinya lebih percaya
diri dan begitu juga dengan Mike. Mereke berdua seakan-akan
memiliki telepati dimana Mike selalu tahu apa yang akan dimainkan
Billie dan Mike langsung tahu apa yang harus dilakukannya. Mike
berkata bahwa mereka sangat rajin latihan, dan bahkan selalu berlatih
gitar setiap hari disaat waktu senggang.
Saat dia memasuki tahun SMA, Mike pindah ke Salesians High
School yang meupakan sekolah katolik khusus laki-laki di Richmond,
California sedangkan Billie pindah ke John Sweet High School di
Crokett. Saat awal SMA kelas 10 ini mereke berdua memiliki dua
teman dekat lagi yaitu Sean Hughes dan Jason Relva. Saat ibu Billie
sedang tidak dirumah, mereka berempat sering bermain musik di
ruang tamu rumah Billie dengan sangat kencang. Billie dan Mike
bermain gitar, Hughes bermain bass. Ada seorang anak bernama Rab
Punjabi yang merupakan tetangga Billie, sering datang ke rumahnya
dan menjadi drummer mereka. Jason Relva menjadi penonton yang
suportif sambil memperhatikan mereka. musik-musik yang mereka
mainkan lebih mengarah kepada hard rock, punk, dan juga lagu-lagu
buatan Billie dan Mike. Pada awalnya mereka hanya ingin bersenang-
senang, tetapi seiring waktu mereka mulai berpikir untuk menamai
grup musik mereka ini. Mereka menamai band ini Sweet Children yang
berasal dari judul lagu Billie Joe dengan nama yang sama.
Pada tahun kedua sekolah menengah atas, Mike dan Sean pindah
ke Pinol Valley High School dan begitu juga Billie Joe agar mereka
dapat lebih sering bertemu dan memudahkan mereka untuk bermain
band. Pada tahun kedua ini, situasi keluarga Mike sedang susah dan
untuk mengurangi beban uang jajan, Mike bekerja sebagai chef di
restoran seafood di Crokett. Mike dan Billie juga mulai mendatangi 924
Gilman Street untuk melihat konser punk disana dengan menggunakan
truk bekas yang dibeli Mike dengan uang simpanan hasil kerjanya.
Mereka bekerja sebagai penjaga pintu di Gilman meski dengan badan
mereka yang kurus pada saat itu, tetapi bagi mereka Gilman Street
merupakan sesuatu yang sangat mereka sukai maka merekapun rela
untuk berlama-lama disana meski hanya bekerja sebagai penjaga
pintu sampai pada akhirnya nanti mereka berdua membentuk band.
Mike dan Billie sering menghabiskan waktu bermain musik di
rumah Billie dengan memainkan musik-musik dari Husker Du,
AC/DC,Ozyy Osbourne, Lynyrd Skynryd, Ramones, dan Van Halen.
Bisa dibilang mereka memiliki kesukaan dan rasa yang sama pada
beberapa jenis-jenis musik terutama rock dan ini juga yang membuat
mereka cepat dekat satu sama lain. Kesamaan dan kesukaan mereka
berdua nantinya membuat musik Green Day semakin kental dengan
unsur rocknya.

2.4 Tre Cool


Tre Cool (Frank Edwin Right III) merupakan seorang anak yang
lahir di Frankfurt, Jerman 9 desember 1972 dan merupakan hasil dari
pernikahan antara Frank Edwin Right II, Jr dan Linda Right yang
merupakan pasangan asal Amerika. Tre tinggal di Willits, California
bersaman ayah dan kaka perempuannya, Lori. Tre memiliki keturunan
jerman, dan ayahnya dulu merupakan seorang veteran perang
Vietnam. Setelah ayahnya dibebas tugaskan, dia bersama
keluarganya pindah ke daerah pegunungan mendocino. Sama seperti
ayah Billie, ayah Tre juga menjadi seorang supir truk untuk menafkahi
keluarganya.
Tre memiliki kebiasaan aneh waktu kecil, yaitu
senang membenturkan diri ke batu, pohon, dan
sepeda yang sudah karatan. Gejala-gejala seperti
ini disebabkan karena otaknya yang overactive tapi
kurang terstimulasi dan mungkin juga karena
lingkungan mereka yang terisolasi dikarenakan
berada didaerah pegunungan. Tetapi penyebab
utama Tre berperilaku dan suka bercandaan yang
gelap seperti tersebut adalah karena sang ayah
yang dulu merupakan mantan tentara perang yang memiliki trauma
psikis dan mental. Beruntung Tre dapat mengalihkan masa-masa
gelap tersebut dengan bermain drum ke rumah tetangganya. Sama
seperti Billie dengan gitarnya, dan Mike dengan bassnya, Tre juga
menemukan bermain drum sebagai pengalihan dari segala hal-hal
gelap dalam hidupnya.
Pada umur 12 tahun, Tre direkrut oleh Larry Livermore untuk
bermain di bandnya yaitu The Lookouts sebagai drummer pengganti
tanpa memandang usia Tre yang masih muda. Menurut Larry, Tre
Cool merupakan seorang drummer yang keras, berisik dan sangat
bersemangat dan cocok untuk menggantikan drummer sebelumnya
yang sekaligus merupakan pacar Larry, yaitu Anne. Meskipun Larry
mengakui harus sedikit bersabar dengan tingkah dan kelakuannya
yang sedikit aneh, tetapi dia sangat menikmati bermain musik dengan
Tre dan juga karena Tre sangat antusias bermain musik. Lookout's
sendiri asalnya merupakan sebuah label rekaman kecil yang dibuat
oleh Larry Livermore untuk memproduksikan rekaman bandnya. Nama
band in diambil dari sebuah majalah yang bernama sama yang tenyata
diambil dari landmark yang terkenal di daerah sekitar sana yaitu 5
buah menara pemantau kebakaran di atas gunung. Larry yang
berumur lebih tua dari Tre dan Kain sebagai bassist akhirnya
melanjutkan band yang telah ditinggalkan oleh pacarnya Larry.
The Lookouts sering berlatih di daerah rumah Tre di Willits,
California dimana merupakan daerah pegunungan. Orang-orang yang
tinggal di sana tidak terlalu memperdulikan kebrisikan yang datang
saat band ini sedang latihan dan lebih mementingkan urusan mereka
sendiri. The Lookout memainkan gig pertama mereka di sebuah pom
bensin sekaligus toko kebutuhan sehari-hari yang bernama Grapevine
Station yang berada dekat Highway 101. Meski tidak banyak yang
menonton mereka, tetapi saat Tre menyanyikan lagu "Fuck Religion",
penonton serta Larry dan Kain tertawa karena suara Tre terdengar
seperti anak-anak.
Pada saat Tre berumur 14 tahun, dia semakin dewasa dalam
bermusik dan permainan drumnya semakin menggila. Pada saat Tre
berumur 16 tahun, dia lalu mulai berpikir untuk lebih serius menekuni
musik dan karena itu dia mengambil tes untuk anak kelas 12 meski dia
belum seharusnya kelas 12 SMA lalu setelah mendapat gelarpun dia
ingin segera pergi ke daerah Bay, dimana 924 Gilman Street berada.
Orang tua mereka mendukung Tre sepenuhnya dan akhirnya diapun
menjadi drummer reguler di 924 Gilman Street. Tre sangat terkenal di
perkumpulan anak punk di Gilman karena sering bermain disana, ikut
dalam pesta-pesta yang diadakan, skill yang mumpuni, dan juga
karena rasa humornya yang tinggi dan sering menghibur penonton
disana. Tre juga tahu akan Billie dan Mike yang memiliki band Sweet
Children, tetapi pada saat itu Tre tidak terlalu bersosialisasi dengan
mereka karena menurut dia, Billie dan Mike lebih tua darinya.
Meskipun begitu, disaat ketiganya berpapasan mereka akan saling
menyapa sebagai tanda bahwa mereka saling mengetahui satu sama
lain.
Tre baru benar-benar bermain dengan Green Day nantinya saat the
Lookouts sedang merekam album baru mereka lalu Billie Joe datang
untuk mengisi melodi gitar di beberapa lagu mereka sekaligus menjadi
backing vocal. Billie mengajak Tre untuk ngejam dengannya dan Mike
dengan memainkan beberapa lagu dan dari sejak itu kemistri diantara
ketiganya langsung menyatu dan dari sanalah Green Day yang
sesungguhnya terbentuk.

2.5 Green Day


Pada tahun 1987, Billie joe dan Mike Dirnt mulai sering
mengunjungi 924 Gilman Street dengan menggunakan van bekas milik
Mike. Mereka sering datang untuk menonton pertunjukkan punk disana
dan menambah pertemanan. Mereka berdua juga berusaha untuk
memasukkan band mereka pada saat itu yakni, Sweet Children untuk
bisa bermain di Gilman Street. Sayangnya, band mereka yaitu Sweet
Children tidak diperbolehkan bermain disana oleh Yohannan karena
menurut dia lagu-lagu mereka kurang "punk". Maksud dari perkataan
Tim Yohannan adalah menurutnya lagu-lagu ciptaan Sweet Children
memiliki melodi-melodi yang terlalu lembut dan terkesan lebih seperti
lagu-lagu pop ala The Beatles daripada seperti lagu-lagu punk pada
umumnya yang memiliki melodi-meoldi yang tidak terlalu melodisa dan
sound yang keras dan terkesan rusuh serta vokal yang dinyanyikan
seperti orang marah. Meskipun begitu, Billie dan Mike tidak putus asa
dan tetap melanjutkan band mereka dengan berlatih di rumah Billie.
Di saat yang bersamaan, muncul masalah baru mengenai situasi
keluarga Mike. Ibu mike kesusahan untuk menghidupi dua anak
dengan kondisi sebagai orang tua tunggal, maka dia memutuskan
untuk pindah dari Rodeo. Billie dan Mike berusaha mencari solusi agar
Mike bisa tetap tinggal berdekatan dengan dia agar bisa tetap
melanjutkan band. Billie meminta ijin ke ibunya agar Mike dapat tinggal
bersamanya sementara waktu. Karena Mike merupakan sahabat Billie
dan dia juga merupakan anak yang sopan maka Ollie, ibunya Billie joe
mengijinkan Mike untuk tinggal di rumahnya. Mike tidur di garasi yang
sudah dimodifikasi oleh ayahnya Billie menjadi lebih seperti kamar.
Akhirnya, pada awal tahun pertama mereka di Pinole High School,
Mike tinggal di Rodeo dan ditinggal oleh ibu dan kakak perempuannya.
Mike dan Billie sering menonton salah satu band yang terkenal di
Gilman street, yaitu the Isocracy. John Kiffmeyer merupakan drummer
band tersebut dan berumur 4 tahun lebih tua dari Billie dan juga Mike.
Sweet Children sangat mengagumi the Isocracy dan juga selalu
mendatangi pertunjukkan mereka di Gilman. Sadar mereka butuh
seseorang yang dapat membantu mereka untuk masuk dalam
pertunjukkan di Gilman, Billie dan Mike memberanikan diri untuk
mengajak John bermain di rumah mereka di Pinole.
John akhirnya datang ke rumah
Billie dan mereka melakukan
jamming bersama juga memakan
beberapa makanan beku yang
disimpan di kulkas. John sangat
membantu Sweet Children untuk
menjadi band yang lebih serius
karena pengalamannya bersama the Isocracy sebelumnya. John
memiliki sifat pengatur yang tinggi dan semakin hari dia semakin
menjadi seperti pemimpin band Sweet Children daripada Billie Joe
yang lebih muda darinya. Billie sengaja memberi ruang untuk John
Kiffmeyer untuk mengatur band ini karena dengan adanya Kiffmeyer
yang memiliki membership di Gilman, maka Sweet Children lebih
mudah untuk dapat jatah pertunjukkan disana. Para penggemar
Isocracypun mulai menyukai Sweet Children dan mereka mulai
mendapatkan nama di lingkungan Gilman Street.
Dengan adanya John Kiffmeyer didalam band, Sweet Children
berkembang menjadi band yang lebih serius karena John juga
mengajarkan bagaimana cara mempromosikan dan menjual band
dengan lebih baik. Sean Hughes yang awalnya bermain bass akhirnya
mengundurkan diri karena dia merasa tidak cukup kompetitif untuk
bermain bersama mereka bertiga yang memang memiliki talenta musik
natural. Mike akhirnya berpindah instrumen ke bass elektrik dan dia
dapat mempelajarinya lebih cepat daripada dia belajar gitar. Akhirnya
Sweet Childrenpun mendapatkan pertunjukkan pertama mereka di
Rod's Hickory Pit, tempat dimana ibu Billie bekerja. Kakak-kakak Billie
datang dan ikut menonton bersama anak-anak muda lainnya disana
yang mungkin beberapa dari mereka merupakan anak punk juga.
Sweet Children memainkan beberapa lagu original dan satu cover dari
Chuck Berry yang berjudul "Johnny B Goode". Yang membedakan
Sweet Children dengan band punk lain adalah pengunaan harmonisasi
melodi antara suara satu dan dua yang dinyanyikan oleh Billie dan
Mike, permainan yang rapih dibandingkan dengan band punk lain, dan
juga karena mereka bertiga benar-benar bisa memainkan alat musik
mereka dengan baik.
Pertunjukkan pertama mereka disambut dengan baik oleh orang
banyak dan ini membuat Billie dan Mike senang karena mereka mulai
menemukan titik terang dari band ini. Billie akhirnya memutuskan
untuk berhenti sekolah untuk memfokuskan dirinya seratus persen
kepada band meski menurut dia keputusan ini beresiko karena jika
band ini tidak berhasil maka dia akan bekerja sebagai tukang cuci di
restoran katanya. Mike Dirnt tidak seperti Billie, dia tetap ingin
melanjutkan sekolahnya dan lulus sehingga jika band ini tidak
menghasilkan uang dia masih bisa mencari pekerjaan dengan gelar
SMA yang didapatkannya.
Enam bulan setelah mereka masuk ke Gilman Street, mereka sudah
memiliki banyak fans dan merupakan salah satu band yang ditunggu-
tunggu penampilannya. Meskipun mereka hanya trio, tetapi musik
yang mereka mainkan terdengar rapih dan padat dengan adanya
harmonisasi vokal antara Billie Joe dan Mike. Seiring berjalannya band
dan Mike bermain bass, dia menjadi lebih sering latihan bass. Mike
sering membawa bassnya dengan case ke sekolah dan latihan tanpa
ampli, tetapi karena bass tersebut tidak tercolok maka suara yang
dihasilkan berbunyi " dirnt, dirnt, dirnt...." maka dari itu nama
panggilannya adalah Mike Dirnt. Panggilan ini menjadi panggilan ikonik
sampai akhirnya Dirnt dipakai sebagai nama panggung Mike
dimanapun ia bermain.
Sweet Children memang merupakan
band yang juga disenangi oleh
komunitas Gilman sekarang, tetapi
band yang paling ditunggu-tunggu
adalah Operation Ivy. Op Ivy
merupakan band ska yang diketuai oleh
Tim armstrong sebagai vokalis sekaligus gitaris dan juga merupakan
salah satu band keluaran Lookouts record yang sukses dengan
banyak pengikut diluar Gilman. Yang membuat mereka cepat terkenal
meskipun mereka merupakan band baru adalah karena gaya pakaian
mereka yang nyentrik, lagu-lagu yang menyenangkan, dan mereka
dapat mempengaruhi penonton dan fans mereka lewat lagu dan
pertunjukkan mereka. Billie Joe sangat mengagumi Op Ivy dan merasa
sangat terinspirasi juag termotivasi untuk membuat Sweet Children
lebih maju lagi karena mereka.
Operation Ivy sangat terkenal pada tahun 1980 akhir, mereka
bermain diberbagai tempat selain di Gilman Street, tetapi bayaran
yang mereka terima tergolong kecil. Sangat disayangkan pada Tahun
1989 Op Ivy harus bubar dikarenakan tekanan dari luar yang memaksa
band harus lebih memproduksi lagu lebih cepat. Setelah bubar, Tim
Armstrong membentuk band baru yang lebih sukses secara komersil
dan lebih tahan lama, meskipun kurang influental jika dibandingkan
dengan Op Ivy, yaitu Rancid. Tim mengatakan bahwa terlalu banyak
perhatian menghancurkan band dia yang dahulu, dan dia lebih senang
tetap menjadi band yang tidak terlalu terkenal meski pada akhirnya
sampai sekarang Rancid masih menjadi band yang terkenal
dikalangan anak-anak punk.
Pada tahun 1988, Sweet Children menandatangani kontrak
dengan Lookouts record dan Larry Livermore selaku
pemiliknya tidak mengira bahwa band ini akan menjadi band
yang mengubah dunia nantinya. Pada desember 1988,
mereka merekam mini album pertama mereka bersama
Lookouts record yang bernama 1000 hours, tetapi beberapa
waktu sebelum mereka masuk label, Sean Hughes keluar dari band.
1000 hours dirilis pada 26 May 1989 dan kebanyakan lagu-lagu dalam
EP ini menceritakan tentang keluh-kesah Billie Joe dalam hal
percintaannya yang selalu gagal dan hanya bisa berharap pasrah saja
seperti pada lagu yang berjudul “Only of You” dan “Dry Ice”.
Pada tahun kedua Sweet Children bersama Lookouts record,
mereka membuat studio album pertama yang berjudul 39/Smooth.
Bahkan sebelum mereka terkenal pun mereka sudah memiliki sound
dan ciri khas tersendiri dari segi tone dan melodi lagu. Billie Joe
memiliki peran vital dalam kedua hal ini, karena dia adalah tipikal
gitaris punk yang mengejar tone yang dia inginkan dan tidak
sembarang bermain. Billie juga selalu berkomitmen dalam menulis
lagu dan selalu berusaha mengeksperesikan apa yang dia rasakan
sekaligus apa yang orang banyak rasakan. Itulah sebabnya lagu-lagu
mereka bisa dinikmati hampir semua kalangan. Bagi Billie Joe, lirik
sangatlah penting dan menurutnya itulah yang dapat menarik orang-
orang untuk mendengarkan lagu, yaitu saat lirik lagu tersebut sesuai
dengan keadaan hidup mereka saat itu.
Saat Sweet Children sedang dalam masa perekaman album debut
mereka, mereka mengganti nama menjadi Green Day. Alasan mereka
mengganti nama menjadi Green Day adalah karena mereka merasa
sudah lebih dewasa dan juga mereka sering menghisap ganja. Pada
suatu hari, anak-anak band ini sedang menghisap ganja dan menonton
acara televisi yang berjudul Sesame Street. Salah satu karakter pada
acara tersebut berkata “today is green day”, para personil band yang
sedang dalam pengaruh ganja menganggap bahwa kata itu lucu
sehingga mereka membuat lagu tentang green day. Green day
merupakan kata-kata kiasan asal East Bay tentang menghisap ganja
dan tidak melakukan apa-apa seharian. Nama Green Day diambil dari
lagu buatan Billie Joe yang berjudul sama pada album 39/smooth dan
lagu ini juga menceritakan tentang nikmatnya menghisap ganja dan
bersantai.
Nama Green Day mulai semakin didengar dan dikenal orang-orang
sekitar East Bay saat mereka menjadi band pembuka pada malam
terakhir Operation Ivy bermain di Gilman Street tepatnya pada May 28
1989. Malam itu juga merupakan debut pertama mereka bermain
dengan nama Green Day. Mulai dari pertunjukkan tersebut, sebagian
besar anak-anak muda terutama anak punk mulai mendengarkan dan
menjadi fans Green Day.
Saat liburan natal, Green Day yang berisikan Billie Joe, Mike Dirnt,
dan John Kiffmayer merekam studio album pertama mereka karena
pada saat itu studio rekaman sedang murah karena natal. Meski baru
delapan belas tahun, Billie Joe sudah bisa membuat lagu yang sangat
indah dan mudah diingat dengan perpaduan antara gaya melodi the
Beatles dan ramones yang dibalut dalam musik punk. Perpaduan ini
tidaklah lepas dari banyaknya influence yang didapat Billie dirumahnya
dengan mendengarkan banyak genre musik yang ada temasuk
Beatles. Meskipun cara penulisan lirik dan pembuatan lagu mereka
belum matang, tetapi ciri khas band ini sudah mulai terlihat.
Desember tahun 1989 merupakan bulan liburan natal di seluruh
dunia dan bertepatan dengan bulan tersebut, studio-studio band
memberikan diskon bagi musisi-musisi yang ingin melakukan rekaman.
Billie, Mike, dan John menyewa studio rekaman dan merekam album
debut mereka dibawah naungan Lookout records yang berjuduk
39/smooth. Rekaman dimulai pada 29
Desember dan dirampungkan pada 2
Januari 1990 lalu setelah melalui proses
mixing dan mastering, album pertama
mereka akhirnya dipublikasikan pada
April 1990 dengan format vinyl. Album ini
diterima dengan baik oleh penggemar
musik di East Bay dan sekitarnya dan membuat nama Green Day
mulai dikenal oleh orang-orang disana sekaligus membuat nama
Lookouts naik dari hasil penjualan album. Banyak anak-anak muda
yang saling membicarakan Green Day pada saat itu.
Mulai dari perilisan album tersebut, Green Day bermain di banyak
acara yang diadakan oleh Gilman Street. Tetapi kesuksean lokal
tidaklah membuat mereka puas hati. Sesudah Mike lulus dari bangku
SMA, Green Day mulai melakukan touring untuk mensupport album
barunya. Mereka berkeliling dari kota ke kota untuk bermain di
berbagai acara yang bisa mereka mainkan seperti pesta rumahan, klub
punk, dan bahkan bar. Meskipun touring sangat menyenangkan, tetapi
adakalanya mereka merasa frustasi karena jarak tempuh antar kota
yang jauh menyebabkan mereka telat datang ke tempat acaranya.
Tour debut ini merupakan kesuksesan yang berdampak bagi Green
Day selanjutnya, karena mereka dapat merasakan suasana baru
dalam bermain musik dan juga mereka mendapatkan fans-fans baru
dari berbagai kota. Meskipun begitu, beberapa minggu kemudian
keadaan internal band mulai bermasalah. John Kiffmayer merasa
bahwa ia kurang menyukai kehidupan bermusik sebagai anak band
punk yang harus berpergian terus-menerus, menunggu bayaran
manggung tiba, dan pemberhentian yang terkadang tidak
mengenakkan. John memutuskan untuk masuk ke Humboldt State
College di Arcata, California pada musim gugur.
Bagi Mike, dia belum memutuskan apa-apa setelah lulus sekolah
dan Billie Joe yang tidak lulus sekolahpun sama sekali tidak
memikirkan tentang karir edukasinya. Mereka berdua sekarang ingin
memfokuskan diri ke band yang ada. Mendengar bahwa John ingin
pergi kuliah, Billie merasa bahwa ini dapat membawa ketidakjelasan
didalam band dan ia mulai bergeas mencari drummer tambahan.
Pada tahun 1990, band The Lookouts sudah tidak seaktif dahulu
dan mereka hanya bermain saat acara-acara tertentu saja karena para
personil tinggal di kota yang berbeda-beda. Tre yang merupakan
drummer Lookouts pada saat itu banyak memiliki waktu luang karena
bandnya sedang jarang aktif. Pada Juli 1990, The Lookouts datang ke
studio untuk merekam lagu-lagu baru mereka, dan kebetulan Billie Joe
diajak untuk bermain sebagai lead guitarist. Billie lalu mengajak Tre
untuk ngejam bersama dia dan Mike dengan memainkan lagu-lagu
Green Day. Dari jam tersebut, terlihat bahwa mereka bertiga langsung
memiliki kemistri yang tidak dimiliki band tersebut saat bermian dengan
Kiffmeyer. Pada akhirnya Tre Cool dijadikan drummer tambahan oleh
Billie Joe dan Green Day memainkan pertunjukkan pertama mereka
bersama Tre pada November. Meskipun begitu, John Kiffmayer masih
tetap bermain bersama Green Day dengan sedikti memaksakan
karena menurutnya dia masih merupakan bagian dari band.

Dengan adanya Tre, Green Day menjadi semakin rapih dan tight
dalam bermain. Tre seperti elemen yang selama ini dicari-cari oleh
Green Day. Tre dapat sangat cepat berbaur dengan kedua personil
lainnya karena dia memiliki pribadi yang menyenangkan dan heboh,
sekaligus dia juga suka merokok ganja seperti Billie dan Mike dan tidak
seperti John yang tidak suka dengan hal-hal seperti tersebut. Dari segi
skill Tre juga merupakan seorang musisi yang jauh lebih baik daripada
John, tetapi masalahnya adalah John masih menganggap bahwa
dirinyalah drummer Green Day yang utama meski dia sudah jarang
memiliki waktu untuk bermain dengan band sejak dia masuk kuliah.
Pada saat Green Day melakukan pertunjukkan di Petaluma
bersama Bad Religion, John dan Tre sama-sam datang kesana dan
berpikir bahwa mereka akan bermain sebagai drummer utama pada
malam itu. Ada sedikit perdebatan diantara keduanya tetapi pada
akhirnya John lah yang bermain. Meskipun begitu, pertunjukkan di
Petaluma merupakan pertunjukkan live John bersama Green Day.
John menginginkan agar band tetap berjalan dengan harus menunggu
waktu luang darinya yang sedang kuliah tetapi tidak dengan Billie dan
Mike yang tetap ingin band ini terus berjalan. Seiring berjalannya
waktu, John akhirnya merelakan posisinya diambil Tre dan mulai
bermain dengan band lain di Gilman Street dan selanjutnya pun John
berhenti bermain musik dan menjalani hidup layaknya orang-orang
kantoran pada umumnya. Meskipun sudah keluar, John masi sempat
membantu Green Day dalam merekam album kedua mereka saat dia
masih aktif di Gilman Street.
Dengan adanya Tre Cool di band, Green Day memiliki keunggulan
yang sebelumnya mereka tidak dapatkan bersama Kiffmeyer, yaitu
bahwa mereka bertiga merupakan anak-anak remaja yang sepantaran.
Green Day membawa nuansa baru kedalam Gilman Street yang belum
pernah dirasakan sebelumnya, yaitu anak-anak perempuan. Banyak
anak-anak perempuan sekolahan yang datang untuk menonton Green
Day karena ingin melihat personil-personilnya. Para personil Green
Day memiliki daya tarik tersendiri yaitu bahwa meskipun mereka punk
tetapi mereka tetap terlihat menarik dan tampan. Mereka seperti idola
baru di East Bay atau bisa dikatakan adalah The Beatles cilik.
Beberapa band lain sedikit terlihat sirik karena mereka bisa menarik
perempuan-perempuan sekolahan menjadi fans mereka.
Slappy menjadi nama EP kedua mereka setelah merilis album
39/smooth dan kali ini mereka hanya membutuhkan waktu beberapa
jam untuk menyelesaikan proses
perekamannya. Green Day merekam EP ini
pada 20 April 1990 sebagai pendukung dari
album sebelumnya. Pada 5 Juli 1990, saat
mereka sedang memiliki jeda dari turing
sepanjang musim panas, mereka merekam satu lagi EP yang diberi
nama Sweet Children yang juga direkam dalam waktu yang singkat. Ini
adalah album terakhir Green Day bersama John Kiffmeyer yang
sesudah itu lebih memfokuskan diri untuk kuliah.
Pada Mei 1991, Green Day mulai melakukan
rekaman untuk album kedua mereka yang diberi
judul Kerplunk. Pada album ini musik, lirik, serta
sound yang dihasilkan Green Day menjadi lebih
matang dan semakin kuat dengan adanya Tre
Cool sebagai drummer. Green Day berhasil
memadukan punk rock yang dibalut dengan
nuansa pop yang dimilki Billie Joe dalam
menulis lagu. Kerplunk masuk ke tempat-tempat
penjualan album pada Januari 1992 dan ajaibnya penjualan pada hari
pertama mereka sudah mencapai 10.000 kopi yang merupakan
sebuah pencapaian luar biasa untuk band indie sekelas Green Day
pada saat itu. Lagu-lagu seperti welcome to paradise dan 2000 light
years away terbukti menjadi hits dikalangan anak-anak punk di East
Bay dan sekitarnya pada saat itu. Nama Green Day mulai terdengar di
kota-kota diluar East Bay dan mereka mulai diundang oleh berbagai
radio untuk mempromosikan album baru mereka.
Kesuksesan ini dipengaruhi oleh musik Grunge yang sedang
terkenal pada saat album ini dirilis. Nirvana yang merupakan sebuah
band gunge asal Seattle merilis album kedua mereka yang berjudul
Nevermind. Album ini sangatlah meledak dipasaran dan
mempengaruhi industri musik pada saat itu. Para anak muda
sangatlah menyukai album ini dan musik Grunge jadi patokan musik
anak muda pada tahun itu. Kemunculan Kerplunk dengan nuansa
terang pada musik-musiknya membawa suasana segar sebagai musik
alternatif dari musik Grunge yang berwarna gelap.
Pada bulan-bulan selanjutnya, Green Day mulai bermain di tempat-
tempat pertunjukkan yang berkelas, seperti Whiskey a go go di Los
Angeles dan Slim’s di San Fransisco. Green Day seperti sudah mulai
menemukan jalan yang sudah mereka bangun dengan susah payah
selama ini. Dengan pembayaran royalti yang ada, Billie dan Mike
membeli kendaraan turing baru yaitu sebuah bookmobile. Bookmobile
ini dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat diberikan tempat tidur dan
tempat menaruh barang-barang band. Mereka menggunakan mobil
tersebut untuk melakukan turing ke kota- kota dan terkadang ada ayah
Tre yang ikut membabntu dalam memberikan arahan jalan. Mereka
terkadang harus tinggal menginap di rumah fans mereka beberapa hari
sebelum berangkat ke tempat berikutnya. Dengan segala perjuangan
yang ada, para personil memiliki ikatan yang sama karena mereka
mengalami hal-hal yang baru dan tak terduga bersama selama mereka
melakukan turing selama tiga bulan dari satu kota ke kota lain.
Sepulangnya mereka dari tur yang membawa mereka sampai ke
eropa, Green Day memiliki peningkatan fans yang signifikan. Pada
pertunjukkan-pertunjukkan selanjutnya, Green Day memiliki ratusan
penonton yang menunggu mereka tampil dan semua orang yang
mengenal mereka kaget bahwa mereka bisa sesukses ini. Green Day
tidak pernah puas, mereka selalu ingin berada di level selanjutnya dan
terus berkembang sampai pada akhirnya mereka ditawari kontrak oleh
major label.
Setahun berselang, tepatnya pada tahun 1993 merupakan tahun
yang signifikan bagi karir Green Day. Beredar rumor bahwa mereka
dilirik oleh major label dan ini sangat mengkhawatirkan Livermore dan
kawan-kawan Green Day lainnya karena mereka tidak yakin bahwa
Green Day akan sukses bersama major label dan bisa saja mereka
eksploitasi. Billie, Mike, dan Tre tetap sepakat bahwa mereka tetap
akan mengambil tawaran major label tersebut karena memang inilah
yang mereka inginkan dan mereka sangat yakin dengan diri mereka.
Billie mengatakan bahwa ini merupakan tiket satu jalan dan
merupakan sebuah taruhan untuk hidupnya karena jika mereka gagal,
mereka tidak akan diterima lagi di Gilman Street.
Perlu diketahui bahwa punk merupakan
gerakan anti mainstream maka dari itu mereka
membenci apapun yang berbau mainstream
termasuk major label. Dengan kesepakatan
yang terjalin antara Green Day dan major label
maka mereka bisa dibilang menjual diri mereka
kepada mainstream. Green Day memainkan pertunjukkan terakhir
mereka pada 24 September 1993 dan setelah itu mereka tidak pernah
diundang kembali ke Gilman Street karena mereka sudah berada
dalam naungan Warner Brother Records .
Green Day menandatangani kontrak dengan Warner Brother
Records pada 24 Agustus 1993 setelah berdiskusi dengan banyak
major label yang sangat ingin bekerja sama dengan mereka. Pada
waktu itu Waner Brothers dikenal sebagai rumah produksi rekaman
yang ramah kepada artis-artisnya. Anak perusahaan mereka yang
bernama Reprise Records merupakan rumah produksi rekaman yang
nantinya akan bekerja sama dengan Green Day dalam membuat
album mereka berikutnya. Pada tahun 1993, beberapa artis dalam
naungan Warner Brothers Records sedang mengalami form yang
kurang bagus, maka dari itu mereka sangatlah beruntung bisa
mendapat tanda tangan dari Green Day yang memiliki potensi sebagai
artis pendatang baru yang akan meledak dipasaran.
Rob Cavallo, seorang produser musik yang masih pemula bekerja
di Warner Brothers Records. Ayah rob merupakan seorang manager
Prince di era purple rain dan dia memiliki banyak channel
untuk menjadi musisi terkenal. Meskipun begitu dia lebih
memilih menjadi produser dibandingkan sebagai
perfomer dan akhirnya diapun melamar di Warner
Brothers Records. Rob mulai bekerja pada tahun 1987,
dan selama enam tahun bekerja dia belum benar-benar
memproduksikan musik yang berkelas dan sukses
sampai dia mendengar demo dari Green Day yang
berjudul “basket case” dan “Longview”. Awalnya demo ini diberikan
kepada Katznelson yang juga merupakan seorang produser musik di
Warner, tetapi dia tidak tertarik dan kurang menikmati musik mereka
serta suara Billie Joe. Rob akhrinya setuju untuk memproduseri album
mereka yang bermula dari single mereka yang berjudul “Longview” dan
menjadi debut single pertama mereka bersama Reprise Records.
Beberapa minggu setelah Green Day menekan kontrak dengan
Warner, kabar mulai tersebar ke sekitar East Bay dan sampai ke
Gilman Street. Bagi klub tersebut Green Day sudah menjadi band yang
menjual diri mereka menjadi mainstream dan mereka dilarang untuk
tampil lagi di Gilman Street bahkan untuk menontonpun sudah tidak
diperbolehkan. Green Day dilarang total dan sekarang mereka seakan-
akan dianggap musuh oleh kawan-kawannya di Gilman Street. Billie,
Mike, dan Tre sudah mengetahui konsekuensi ini dan mereka tetap
tidak peduli karena mereka yakin dengan diri mereka sendiri.
Green Day mendapat tekanan beberap saat sebelum mereka
memulai proses rekaman, dan pada saat itu mereka dikucilkan oleh
lingkungan pertemana mereka khususnya oleh teman-teman yang ada
di klub 924 Gilman Street. Para anggota klub merasa bahwa Green
Day telah melanggar kode etik punk yang seharus menolak hal-hal
yang berbau mainstream termasuk major label, membuat banyak uang
lewat major label, dan juga masuk MTV, maka dari itu mereka disebut
menjual diri oleh kebanyakan fans punk yang fanatik. Meskipun begitu,
Billie Joe tidak peduli dan hanya memfokuskan diri dia dalam menulis
lagu-lagu yang dapat merepresentasikan diri mereka secara jujur
kedalam album ketiga mereka ini. Pada saat itu, beberapa band punk
yang masuk ke major label mengalami kegagalan dan maka dari itu
kesempatan ini merupakan pertaruhan bagi karir band ini dan
sekaligus merupakan ajang pembuktian diri bahwa mereka bisa
berhasil di industri musik mainstream meski mereka bergenre punk.
Green Day memulai rekaman
mereka pada september 1993 dan
berlangsung selama tiga minggu.
Rob beroperasi sebagai produser
mereka dan Jerry Fin sebagai
mixer. Materi-materi lagu sudah
ditulis sebelumnya dan hanya perlu dimainkan saja sehingga tidak
butuh waktu lama untuk merekamnya. Billie Joe menginginkan sound
yang kering pada album ini seperti sound yang ada pada album Sex’s
Pistols dan album pertama Black Sabbath. Hasil mixing yang pertama
kurang disukai oleh Green Day dan juga Rob jadi album ini dimixing
ulang di Fantasy Studios, Berkeley, California.

Proses perekaman serta mixing dan mastering selesai pada


Oktober 1993 dan album ini nantinya akan mengeluarkan lima single,
yaitu Longview sebagai lead single, Basket case, When I Come
Around, She, dan Welcome to Paradise. Selanjutnya cover album ini
dibuat dengan gambar yang unik yaitu berupa lingkungan yang penuh
dengan kotoran dan rudal serta anjing-anjing disekitarnya. Green Day
menyewa seorag pelukis lokal yang bernama Richie Butcher untuk
mendesain cover album Dookie. Karena judul album ini berarti kotoran,
maka Richie membuat cover yang berupa lingkungan East Bay yang
berisikan hal-hal yangberbau kotoran seperti anjing, monyet, lalu
ditambah beberap musisi terkenal seperti Angus Young yang
merupakan gitaris AC/DC, juga
yang tidak kalah penting adalah
gambar rudal-rudal yang
menjatuhkan kotoran ke
lingkungan East Bay. Cover
album Dookie bisa dibilang
merupakan cover album yang
unik dan lain dari biasanya.
Dookie dirilis pada 1 Februari
1994 dan pada saat itu Warner
agak meremehkan penjualan
album ini maka dari itu mereka
tidak terlalu banyak
mengeluarkan kopian album ini. Ternyata album ini terjual habis pada
gelombang pertamanya dan membuat Warner harus menambah
pengiriman kopian lagi dan tertunda karena beberapa masalah
menjadikan album ini hanya terjual 9000 kopi pada minggu
pertamanya. Meski begitu pada musim panas tahun 1994, Dookie
menjadi album papan atas diberbagai negara dan bertengger di posisi
dua billbboard top 200 di Amerika Serikat. Single” mereka sangat
terkenal dan membawa mereka masuk nominasi bahkan
memenangkan best alternative album of the year pada tahun 1995.
Faktor pendukung yang membuat mereka cepat terkenal adalah
karena penampilan mereka yang masih sangat belia dan mereka
dengan mudah dapat menarik perhatian anak-anak muda pada jaman
itu terutama para perempuan-perempuan yang menonton pertunjukkan
mereka.
Basket Case menjadi hit single mereka saat itu dan selalu diputar di
berbagai stasiun radio bahkan diberbagai negara. Musik punk yang
dibalut dengan meoldi pop membuat lagu tersebut dengan mudah
disukai oleh banyak kalangan terutama kalangan anak-anak muda.
Salah satu penunjang penjualan
album Dookie juga dikarenakan
Billie Joe menyanyikan lagu She
dengan telanjang saat mereka
melakukan konser di Madison
Square Garden. Billie berpikir
bahwa mereka mungkin tidak
akan bermain lagi di venue
berkelas seperti ini jadi dia ingin
melakukan sesuatu yang memberi kesan tersendiri dengan bernyanyi
sambil bugil. Welcome to Paradise versi Dookie juga terbukti menjadi
salah satu lagu favorit anak-ank muda yang mendengarkan album ini.
Tidak kalah dengan ketiga single sebelumnya, When I Come Around
dan Longview juga mendapat kesempatan sebagai lagu yang paling
serng diputar di stasiun radio pada saat album ini dirilis.

Album ini dibuka dengan solo drum pada awal lagu yang berjudul
“Burnout” yang dimainkan oleh Tre Cool. Lalu dilanjutkan dengan track
kedua yang berjudul “Having a Blast” yang menceritakan tentang
seseorang yang ingin bunuh diri dengan bom di badannya dan hal ini
terkadang terjadi di kalangan remaja pada tahun 1990an. Track ketiga
dan keempat dibuat menjadi medley meski ditulis dengan judul yang
terpisah, yakni “Chump” dan “Longview” yang merupakan lead single
dari Album dookie. Pada lagu “Longview” terdapat bass line Mike Dirnt
pada awal lagu bersamaan dengan drum roll dari Tre Cool. Bass line
ini sangatlah ikonik dan menjadi ciri khas dari lead single ini. Mike
mendapatkan bass line ini saat sedang menghisap ganja bersama
Billie Joe dan Tre cool di rumah Billie lalu Mike mengambil bass dan
memainkan beberapa bass line dan menunjukkannya kepada Billie.
Saat Mike sadar, dia hanya ingat sebagian dari apa yang ia mainkan
dan jadilah bass line seperti yang terdengar di lagu “longview”.
Track kelima merupakan lagu yang sudah pernah muncul di album
sebelumnya, yaitu “Welcome to Paradise” tetapi karena Billie sangat
menyukai lagu ini maka mereka sepakat untuk merekam ulang lagu
tersebut dan menjadikannya single ketiga setelah “Basket Case” pada
track ketujuh. Lagu ini menceritakan tentang perjalanan dan
pengalaman Billie dan Mike saat dahulu mereka sering turing dan
menginap di rumah fans ataupun berkumpul bersama komunitas punk
dimana menurut kebanyakan orang pada umumnya komunitas
tersebut merupakan komunitas yang merusak pergaulan. Berikutnya
merupakan lagu yang berjudul “Pulling Teeth” yang menceritakan
tentang kisah cinta Mike dengan mantannya yang bertengkar secara
perang bantal. “Basket Case” menjadi track ketujuh dalam album
Dookie dan lagu ini merupakan single kedua Green Day dari album ini.
Lagu ini menceritakan tentang penyakit panik yang diderita oleh Billie
Joe dan keluh kesahnya saat serangan panik tersebut datang. Lagu ini
menjadi lagu yang paling hits dari Dookie dan membawa Green Day
masuk nominasi MTV karena ketenarannya. Sampai sekarangpun
Basket Case masih merupakan salah satu lagu andalan Green Day
yang paling dikenal orang banyak.
Berikutnya merupakan “She” yang juga menjadi single album
Dookie yang paling terakhir dan merupakan salah satu yang terkenal
dikalangan penggemar Green Day. Lagu ini menceritakan tentang
kekasih Billie yang meninggalkannya karena harus bertugas dan pergi
jauh. Track ke sembilan berjudul “Sassafras Roots” dan dilanjutkan
dengan “When I Come Around” yang menjadi single keempat dari
album Dookie dan merupakan salah satu single yang paling sering
diputar di stasiun radio bersama dengan Longview dan Basket Case.
Lagu tersebut menceritakan tentang rasa kangen Billie kepada
pacarnya yaitu Adrienne yang saat itu tinggal jauh dari East Bay. Lagu
selanjutnya adalah “Coming Clean” yang menjadi track kesebelas dan
“Emenius Sleepus” sebagai track keduabelas.
Track ketigabelas merupakan lagu bergaya country punk yang
berjudul “In the End” dan kemudian dilanjutkan dengan “F.O.D” yang
diawali dengan nyanyian Billie menggunakan gitar akustik sampai
pertengahan lagu ada hentakan drum Tre dan lagu ini menjadi ramai
ditambah dengan munculnya sound distorsi dari gitar “blue” milik Billie
Joe. Pada bagian penutup album, terdapat satu lagu terakhir yang unik
dari Tre Cool sebagai penyanyinya. Tre menyanyikan sebuah lagu
dengan petikan gitar akustik dan terdengar bahwa dia menyanyikan
lagu tersebut dengan menahan tawa karena memang lagu ini adalah
lagu yang tidak terlalu serius dan merupakan candaan yang khas ala
Tre Cool. Lagu ini berjudul “All by Myself” dan merupakan lagu
penutup album Dookie yang fantastis ini.

Green Day
menjadi sangat
terkenal pada
tahun 1994 dan
mulai bermain
diberbagai
tempat
pertunjukkan
yang besar.
Mereka juga diundang ke acara tv seperti MTV, David Letterman, dan
Conan O’ Brien. Mereka juga memainkan beberapa pertunjukkan yang
menjadi salah satu pertunjukkan ikonik mereka sampai saat ini yaitu
saat mereka bermain di Lolapalloza dan di Woodstock 1994 dimana
mereka harus perang lumpur dengan fans yang saat itu mulai
melempari mereka dengan lumpur yang bercampur tanah basah akibat
hujan yang menguyur area outdoor tempat mereka bermain.
Dookie menjadi hits baru pada tahun 1994 dan mendapat respon
yang sangat baik dan antusias dari berbagai komentator musik serta
majalah-majalah musik yang ada. Banyak yang mengatakan bahwa
album ini membawa nuansa baru dalam musik punk rock dengan
adanya melodi-melodi pop khas ala Billie Joe yang terinspirasi dari the
Beatles dan humor-humor kotor yang disisipkan dalam lirik-lirik lagu
mereka. Dookie dan Green Day menjadi salah satu tombak
kembalinya musik punk rock kedalam industri musik Amerika pada
saat itu dengan gaya musik punk yang khas mereka membawa nuansa
baru kepada musik punk rock yang dahulu terkesan keras, cenderung
tentang pemberontakkan, dan gaya para pemain-pemainnya yang
menakutkan dengan pakaian serba hitam dan juga perhiasan-
perhiasan seperti anting dan tindikan menjadi musik yang lazim
didengar oleh berbagai kalangan terutam anak-anak sekolah serta
remaja-remaja yang cenderung mengisahkan tentang percintaan dan
juga kebiasaan yang sering dilakukan anak muda dengan melodi-
melodi pop yang mudah didengarkan. Mereka juga mengubah
perindustrian musik Amerika pada tahun 1990an dengan
bermunculannya band-band punk baru setelah Green Day yang juga
merasakan kesuksesan maupun kegagalan setelah mengikuti jejak
mereka.
Setelah kesuksesan dengan Dookie dan nama mereka terkenal
diberbagai kota di Amerika Serikat bahkan sampai ke Eropa dan juga
asia, Green Day secara konsisten mengembangkan dan menjaga karir
bermusik mereka agar bisa tetap eksis di industri musik Amerika
sampai sekarang. Insomniac dan Nimrod menjadi dua album
berikutnya yang Green Day hasilkan di dekade 90an dengan beberapa
eksperimen yang dilakukan oleh band, khususnya pad album nimrod
yang memiliki lagu ballad dan juga lagu ska. Lagu ballad yang
dimaksud berjudul “Good Riddance (time of yourlife)” yang menjadi hits
dikalangan anak-anak remaja pada tahun 1997 saat itu. Lagu yang
becerita tentang perpisahan tersebut menjadi salah satu
lagu yang sering dibawakan pada saat acara perpisahan
sekolah. Lagu ini juga menjadi salah satu pendobrak di
dalam sejarah musik punk karena belum pernah ada band
punk yang memebuat lagu akustik ballad dan bahkan
sampai menjadikannya single dari album. Secara
mengejutkan banyak orang yang suka dengan lagu ini dan lagu ini pun
menjadi hits pada kala itu.
Tahun 2000 menjadi tahun yang kurang
menguntungkan bagi Green Day karena
penjualan album baru mereka yaitu
“Warning” tidak sefantastis
album-album sebelumnya.
Meskipun begitu, Green Day
dipuji oleh berbagai komentator dan pengamat musik
karena kedewasaan Billie Joe dalam menulis lagu sudah
terlihat dan gaya musik yang berbeda dari album-album
sebelumnya dengan banyaknya penggunaan gitar akustik
pada lagu-lagu mereka tetapi tetap memiliki gaya dan ciri khas pop ala
Green Day. Pada awal-awal tahun 2000an ini, nama Green Day juga
sudah tidak sementereng dahulu dan mulai disaingi oleh banyak band
punk lainnya, khususnya Blink-182 yang namany sedang naik pada
saat itu.
Tiga tahun berselang, Green Day membuat dobrakan baru pada
musik mereka yang belum pernah mereka lakukan. Setelah
sebelumnya rekaman album “Ciggarettes and Valentine” hilang dan
mereka bingung harus berbuat apa, Rob Cavallo berkata bahwa
mereka belum sepenuhnya berbuat yang terbaik dan dari sanalah
proses pembuatan album “American Idiot” dimulai. Album ini menjadi
salah satu album Green Day yang paling fenomenal setelah Dookie
karena album ini menjadi tombak kembalinya Green Day sebagai band
punk papan atas yang merajai bebagai tangga musik selama
berminggu-minggu. Dengan konsep rock opera yang mengambil
inspirasi dari keadaan politik yang terjadi di Amerika saat itu dengan
adanya peristiwa 9/11 dan juga perang Irak, Billie Joe menulis beberpa
lagu yang berhubungan dengan hal tersebut juga lagu yang mengkritik
pemerintahan George Bush yang dinilai buruk dan dia ingin
mengutarakan suaranya untuk memprotes lewat lagu yang dia buat.
“American Idiot” menjadi nama dari lead single yang dirilis oleh Green
Day dari album yang berjudul sama.
Lagu ini menjadi lagu yang memprotes
sekaligus mengajak orang-orang untuk
membuka mata terhadap kepalsuan
media informasi yang sering dilakukan
pada saat itu . lagu ini berhasil
mengangkat nama Green Day menjadi
yang teratas disetiap tangga musik yang ada. Dengan bantuan
beberapa single berikutnya seperti “Holiday”, Boulevard of Broken
Dream”, “Jesus of Suburbia” dan “Wake Me Up When September
Ends”, album berhasil mengambil hati banyak oramg-orang Amerika
terutama para remaja-remaja yang juga merasakan hal dan
sependapat dengan Billie tentang situasi yang terjadi di Amerika saat
itu. Konsep rock opera yang membawa nuansa baru serta tema yang
kuat menjadi kunci Green Day tetap relevan dengan anak-anak muda
pada awal tahun 2000an pada saat itu.
Album selanjutnya masih memiliki konsep rock opera seperti
American idiot hanya saja dengan kisah dan karakter yang berbeda
dari album sebelumnya. “21st Century Breakdown” merupakan album
selanjutnya dari Green Day yang juga menggunakan konsep rock
opera dan berhasil menjual banyak kopian album dengan adanya
single mereka yang paling terkenal yaitu “21 Guns” yang sampai
sekarang lagunya masih sering perdengarkan di stasiun radio. Pada
2011, Green Day membuat sesuatu yang tidak biasa yaitu
mereka berencana untuk merilis tiga album sekaligus. Kali
ini mereka lepas dari konsep rock opera yang bombastis
dan ingin kembali ke gaya klasik mereka dengan
perpaduan tiga chord yang simpel. Jadilah trilogy album
dengan konsep kembali ke gaya pop punk khas Green Day
yang berjudul “UNO!”, “DOS!”, dan “TRE!”. UNO!
Mengusung gaya power pop yang dicampur dengan gaya
punk rock ala Green Day, lalu DOS! Menagambil gaya garage rock
yang ditujukan untuk berdansa dan berpesta, dan yang terakhir TRE!
Mengambil gaya pop punk khas Green Day tetapi dengan tempo yang
tidak terlalu cepat.
Pada tahun 2015, Green Day dinominasikan ke
Rock and Roll Hall of Fame dengan segala
kesuksesan yang mereka raih. Ajang ini merupakan
pertama kalinya Green Day tampil bersam setelah
sebelumnya ada keluarga member mereka yang sedang mengalami
sakit penyakit seperti Jason White yang merupakan gitaris tambahan
Green Day yang mengalami sakit kanker tonsil dan harus mengalami
operasi. Sama halnya dengan istri dari Mike Dirnt yang mengalami
kanker payudara dan harus mengalami operasi hingga kehilangan
rambutnya. Setelah para anggota keluarga member Green Day pulih
dari penyakit, mereka pun bergegas untuk melakukan rekaman
terhadap materi-materi baru uintuk album mereka yang selanjutnya.
Judul album mereka yang kedua belas adalah “Revolution Radio” dan
kali ini Green Day tidak menggunakan
konsep apapun. Dari dua belas lagu yang
disajikan di album ini, beberapa diantaranya
merupakan lagu protes terhadap
kepemimpinan Donald Trump yang banyak
ditentang oleh masyarakat Amerika pada
saat itu.
Album Green Day yang terbaru merupakan album Green Day yang
terakhir bersama Reprise Records yang berada dinaungan Warner
Brother Studios. Album ini memiliki gaya musik yang berbeda dari
album-album sebelumnya dengan beberapa eksperimen yang
dilakukan Billie terhadap sound-sound yang ada. Beberapa elemen
dan unsur musik baru ditambahkan kepada musik punk rock Green
Day pada album ini, seperti disco, glam rock, soul, dan juga garage
rock yang sudah pernah diusung pada album DOS! Sebelumnya.
Green Day tetap aktif membuat musik sampai sekarang dan masih
aktif dalam melakukan turing juga konser-konser ke berbagi kota,
negara, serta benua untuk membuat punk rock tetap hadir dan eksis
pada jaman sekarang ini.

BAB 3

Dampak Musik Green Day Terhadap Perkembangan


Musik Punk Amerika di Era 90an

3.1 Penjelasan
Pertengahan tahun 90an atau lebih tepatnya pada tahun 1994 menjadi
tahun yang sangat berdampak bagi Green Day karena pada tahun itu
nama mereka menjadi sangat terkenal dan menjadi dampak dalam
industri musik Amerika pada saat itu terutama musik punk dan juga
terhadap budaya punk di Amerika melalui album kesuksesan mereka yang
berjudul Dookie. Band ini menolak gagasan konvensional tentang apa
sebenarnya punk itu. Meski Green Day juga mendapat inspirasi dari band-
band punk tahun 70an seperti Sex Pistols, Ramones dan The Clash,
mereka tidak pernah mencoba meniru suara mereka. Sebaliknya, mereka
membuatnya sendiri. Dengan penjualan album yang fantastis dan juga
hits single yang diputar di berbagai stasiun radio serta stasiun tv baik itu
lokal maupun mancanegara, menjadikan Dookie sebagai salah satu album
favorit pada tahun 1994 dan membawa Green Day memenangkan
berbagai penghargaan. Dengan begitu Green Day berhasil membawa
genre pop punk ini dalam industri musik komersil Amerika dan membuat
genre ini menjadi mainstream di Amerika.
Pop punk sendiri merupakan
subgenre langsung dari punk
rock yang menggabungkan
melodi dan progresi akord
power pop dengan tempo punk
rock yang cepat ditambah dengan permainan drum yang keras serta
sound distorsi dari gitar elektrik yang digunakan. Direktur program
radio K-ROQ, Kevin Weatherly berkata bahwa Green Day merupakan
sebuah gerakan punk baru dan berbeda dengan band-band punk pada
tahun 80an yang kurang menggebrak industri musik Amerika tetapi
Green Day merupakan band punk yang benar-benar menulis lagu-lagu
hits besar.
Green Day mempengaruhi gaya musik punk tahun 90an dengan ciri
khas nuansa pop mereka yang berbeda dari punk tahun 80an. Musik
punk yang dihasilkan oleh Green Day memiliki gaya permainan musik
yang lebih rapih jika dibandingkan dengan musik punk tahun 80an dan
juga mereka memiliki gaya yang kontras jika dibandingkan dengan
pendahulu-pendahulunya seperti Husker Du dan Dead Kennedys.
Pada akhir tahun 70an sampai sepanjang tahun 80an, musik punk di
amerika memasuki era yang lebih keras secara gaya permainan,
sound, lirik, bahkan kostum lewat salah satu genre punk yang populer
pada saat itu yaitu hardcore punk. Definisi genre ini adalah sebuah
bentuk musik punk rock yan keras. Gaya ini merupakan gaya musik
punk yang lebih keras dan lebih cepat dari genre punk rock
sebelumnya dengan
mementingkan
kecepatan tempo dan
agresivitas permainan.
Hardcore punk
memiliki ciri khas
musik yang bertempo
sangat cepat, terkesan mentah dan urakan, dan meledak-ledak
dengan menggunakan drum dengan suara yang kencang, bass, gitar
yang memekik dan gaya vokal yang berteriak-teriak serta terkesan
marah saat bernyanyi. Volume merupakan komponen yang sangat
berdampak dalam musik bergenre hardcore punk ini. Band-band
hardcore punk cenderung bermain dengan volume yang sangat keras
dari masing-masing instrumen mereka sehingga menyebabkan banyak
kebisingan dalam permainan musik mereka. Kebanyakan lagu-lagu
yang bergenre hardcore punk ini berdurasi sangat cepat dan bahkan
sampai ada yang kurang dari dua menit saja. Lirik-lirik dari hardcore
punk ini lebih mengedepankan protes terhadap kefrustrasian dan
kekecewaan politik" dari pemuda-pemuda yang menentang
kemakmuran era 1980-an, konsumerisme, keserakahan, politik dan
otoritas presiden Ronald Reagan pada waktu itu.
Beberapa band yang berdiri dengan mengusung gaya hardcore
punk diantaranya adalah Husker Du dan Dead Kennedys. Dead
Kennedys merupakan band asal San Fransisco yang bergenre
Hardcore punk yang menjadi inspirasi Green Day dalam bermusik
terutama dalam hal penulisan lirik lagu. Dead Kennedys memiliki ciri
khas dalam penulisan lagunya berupa lirik-lirik yang menyindir
pemerintahan dan pemegang kekuasaan secara sinis serta cerita satir
masyarakat dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Billie Joe sendiri
terinspirasi oleh Dead Kennedys saat dia diperdengarkan oleh teman-
temannya, yaitu Matt dan Eric. Band hardcore punk berikutnya yang
menjadi inspirasi dalam
bermusik oleh Green Day
adalah Husker Du yang
merupakan band asal
Minnesota, Amerika Serikat.
Band ini memiliki gaya musik
yang mirip seperti Dead
Kennedys dengan lagu-lagu yang bertempo serta berdurasi cepat
ditambah dengan sahutan-sahutan backing vokalnya. Tetapi satu hal
yang menginspirasi Green Day dari Husker Du adalah progresi
akordnya. Billie Joe mengatakan dalam sebuah interview bahwa
progresi akord Husker Du sangat menginspirasinya dalam membuat
progresi akord pada lagu-lagu Green Day.
Meskipun kedua band tersebut merupakan band-band hardcore
punk yang menginspirasi Green Day dalam pembuatan musiknya,
tetapi ada perbedaan gaya yang kontras antara band-band punk tahun
80an dengan gaya hardcore tersebut dengan Green Day yang berhasil
sukses pada tahun 1994. Green day yang mengusung gaya pop punk
pada awal mereka terbentuk ini sebenarnya kesamaan dengan
hardcore punk yaitu dalam segi tempo lagu yang cepat, teknik power
chord gitar yang terdistorsi, serta permainan drum yang agresif, tetapi
dalam segi gaya lagu Green Day memiliki gaya pembuatan lagu yang
lebih bermelodi serta banyak menggunakan harmonisasi vokal ala the
beatles. Green Day memiliki nuansa pop yang tidak dimiliki oleh band-
band hardcore punk 80an pada umumnya dan ini dsebabkan karena
Green Day juga terinspirasi oleh band-band power pop asal Inggris
seperti the Who, teh Kinks, dan Cheap Trick. Dari segi lirik pun Green
Day merupakan band yang kontras karena mereka lebih banyak
membuat lagu-lagu yang membahas tentang cinta remaja dan hal-hal
keremajaan meski nantinya ada beberapa dari lagu mereka yang
berbau protes terhadap pemerintahan dan nilai-nilai sosial seperti pada
lagu-lagu hardcore punk seperti pada album
mereka pada tahun 2004 yaitu American Idiot.
Tetapi pada awal karir mereka sampai akhir
dekade 90an mereka lebih sering membuat
lagu-lagu yang bertemakan tentang kehidupan
remaja dan ini juga menjadi ciri khas dari genre
pop punk.

Sebagai band punk, Green Day termasuk band yang bermain rapih
dari segi sound dan permainan jika dibandingkan dengan band-band
punk lainnya apalagi yang bergenre Hardcore punk. Gaya vokal yang
diusung Green Day juga berbeda dengan tidak adanya teriakan-
teriakan amarah bersifat provokatif dan kasar yang menghiasi lagu-
lagu hardcore punk, tetapi menggunakan gaya vokal power pop dan
harmonisasi dua suara antara Billie Joe dan Mike Dirnt seperti yang
dilakukan Lennon-McCartney. Jika dibandingkan, gaya dan tone
menyanyi dari vokalis-vokalis band hardcore punk seperti Jello Biafra
lebih kasar daripada gaya menyanyi Billie Joe. Hardcore juga
cenderung menggunakan minor scale sebagai dasar dari vocal lines
dalam bernyanyi dan berbeda dari gaya pop punk yang diusung Green
Day yang lebih menggunakan major scale dalam dasar vocal linesnya.
Harmonisasi vokal dan progresi akord power pop ini memberi nuansa
pop kepada musik punk bertempo cepat dengan suara gitar yang
terdistorsi yang dimainkan oleh Green Day. Banyak lagu-lagu Green
Day yang menggunakan pencampuran harmoni dua suara seperti
pada lagu “Dry Ice” dan “Only of You” yang dirilis dalam album “1000
Hours” lalu “Sassafras Root” dan "Pulling Teeth” yang berasal dari
debut album mereka bersama Reprise Records yaitu “Dookie”. Gaya
harmoni dua suara ini juga menjadi ciri khas Green day yang terus
digunakan sampai sekarang dalam pembuatan lagu-lagu Green Day
oleh Billie Joe dan kawan-kawannya. Dari segi permainan gitar
elektrik,
Green
Day
memiliki
sound
yang
lebih
rapih

dibandingkan dengan Dead Kennedys dan Husker Du. Hardcore biasa


menggunakan teknik power chord yang bertempo cepat,
menggunakan efek distorsi kepada gitar mereka hingga bisa
menimbulkan feedback dan noise kebisingan saat bermain, dan
terkadang menggunakan minor scales seperti vocal lines atau minor
pentatonic scale untuk melakukan solo meskipun solo gitar dalam
genre ini jarang dilakukan sebab solo gitar merepresentasikan
mainstram commercial rock pada saat itu. Green Day pada satu sisi
juga menggunakan teknik strum dan power chord yang bertempo
cepat dengan sound gitar yang terdistorsi tetapi perbedaannya
terdapat pada permainan solo yang lebih menggunakan major scales
dan major pentatonic scales seperti pada vokal linesnya. Green Day
juga jarang menggunakan sound feedback serta mengeluarkan noise
pada saat melakukan live peformance, tidak seperti Dead Kennedys
yang menggunakan sound tersebut sebagai bagian dari agresivitas
serta provokasi mereka dalam melakukan live peformance.

Masuknya Green Day kedalam major label juga merupakan awal dari
perubahan musik punk rock, khususnya pop punk yang merupakan
bagian dari musik underground dengan label independen menjadi musik
mainstream yang sering dirilis oleh banyak major label di Amerika.
Underground yang dimaksud berarti sebuah gerakan yang menolak untuk
berkerja dengan industri musik komersil yang mainstream. Anti
mainstream juga merupakan ideologi punk yang sudah membudaya dari
dahulu, meski mungkin band mereka terkenal diberbagai kota tetapi band-
band punk ini tetap bernaung bersama label independen dan menolak
bekerja sama dengan major label karena mereka menganut ideologi
tersebut. Itu semua berubah sejak Green Day membuat terobosan
beresiko dengan masuk kedalam label besar sampai dikucilkan oleh
komunitas punk Gilman Street yang awalnya merupakan tempat naungan
mereka bersama dengan label independen yaitu Lookout Records. Aturan
di gilman Street menyebutkan bahwa mereka tidak memperbolehkan
band-band major label untuk bermain di sana bahkan hanya untuk
sekedar menontonpun tidak diperbolehkan. Billie joe sendiri merasa tidak
menyesal untuk menandatangani kontrak dengan Warner Brothers
Records karena itu juga merupakan impian mereka sebagai musisi untuk
menjadi sukses dan lebih baik dari sebelumnya. Green Day melihat
Warner Brothers sebagai kesempatan mereka untuk
bisa sukses dan agar musik mereka dapat dikenal dan
didengar banyak orang, maka dari itu mereka
mengambi kesempatan tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh Kevin
Weatherly, Green Dat merupakan band
punk yang benar-benar menulis lagu-lagu
hits besar dalam industri musik di Amerika,
khususnya musik punk. Jika dibandingkan
dengan band-band hardcore punk pada
tahun 80an, Green Day memanglah lebih
berdampak secara
global daripada Husker Du ataupun Dead
Kennedys. Meski “Zen Arcade” dari Husker Du
merupakan studio album yang sukses secara
komersil dan Dead Kennedys mengeluarkan empat
studio album sepanjang tahun 80an, tetapi album-
album tersebut tidak memiliki dampak yang luas
seperti “Dookie” oleh Green Day. Pesan sosio-politik yang menentang
pemerintahan dan gaya hidup materialisme dalam lirik-lirik hardcore,
ditambah dengan perilaku yang anarkis di atas panggung membuat genre
hardcore kurang mendapatkan popularitas di industri mainstream rock di
Amerika pada saat itu. Saat Dookie dirilis pada tahun 1994 hingga
sepanjang tahun 90an, album tersebut tidak hanya mengubah pandangan
orang-orang tentang musik punk rock yang bisa menjadi ceria dan
humoris tetapi juga membuka jalan bagi band-band punk lainnya untuk
membagikan musik punk dengan gaya mereka seperti the Offspring,
Rancid, NOFX, dan yang lainnya.
Rilisnya Dookie sebagai studio album pertama Green Day dengan
major label juga membawa dampak dan perubahan yang sangat
berarti dalam segi sound dan lirik dalam lagu-lagu punk rock
kedepannya. Beberapa orang mengatakan bahwa Dookie datang
diwaktu yang tepat. Disaat punk rock cenderung merupakan musik
yang keras dari segi sound yang dihasilkan dengan efek strumming
distorsi gitar yang sangat agresif, tone dan penggunaan melodi-melodi
yang terkesan suram, serta lirik-lirik yang serius tentang bunuh diri,
masalah sosial politik, serta kemarahan, Dookie datang dengan
sesuatu yang berbeda. Dookie memiliki nuansa album yang ceria,
berorientasi pop, humoris serta menceritakan tentang permasalahan
remaja seperti kebosanan, seksualitas, kegelisahan, serta hubungan
asmara remaja. Berbeda dengan album-album hardcore punk pada
tahun 80an yang lebih mengusung tema seperti sosial politik,
kemarahan, simbol protes, serta anarki.
Nuansa ceria yang dihasilkan dari melodi-melodi yang manis dan
bergaya pop dari lagu-lagu dalam album ini menjadikan Dookie sebuah
kontradiksi dari album-album punk rock sebelumnya. Salah satu
contoh lagu yang memiliki harmoni vokal bergaya power pop adalah
lagu Green Day berjudul “Pulling Teeth” yang menghadirkan duet
harmoni antara Billie Joe dengan Mike Dirnt pada vokal.
Gambar ini
merupakan
sebagian dari
partitur lagu
“Pulling Teeth”
karya Green Day
yang berada dalam
album Dookie.
Lagu ini
merupakan salah
satu contoh
penggunaan
melodi-melodi pop
pada lagu yang
dibuat oleh Green
Day. Perputaran
lagu yang banyak
menggunakan tiga
akord mayor
utama : I, IV, dan V membuat suasana lagu ini lebih
ceria, lalu ditambah dengan pengunaan melodi-melodi
pop serta tempo medium membuat lagu ini lebih santai
dan tidak agresif meski tetap mengunakan efek distorsi
pada gitar elektrik yang dipakai oleh Billie Joe.
Pencampuran antara melodi pop kedalam musik punk
serta lirik-lirik mereka yang bernuansa remaja inilah
yang membuat lagu-lagu Green Day mudah untuk
didengarkan oleh banyak orang dan mendapat
pemutaran yang banyak oleh stasiun radio serta MTV.
Dari segi lirik pun, album ini memiliki ciri khas dengan beberapa
humor toilet dan humor seksual yang disisipkan sebagai lirik di
beberapa lagu dalam album ini. Humor-humor inilah yang membuat
lagu-lagu dalam album ini terkesan “ringan” dan bercanda hingga
membawa nuansa baru setelah Dead Kennedys, Husker Du dan band
hardcore punk lainnya memberi nuansa suram, gelap,dan serius
kedalam musik punk rock. Green Day juga tidak segan memasukkan
lagu-lagu tentang percintaan yang gagal dan kebiasaan-kebiasaan
remaja pada umumnya didalam album Dookie karena Billie Joe ingin
agar album ini tidak hanya dapat merepresentasikan siapa Green Day
itu tetapi juga dapat mewakili perasaan remaja Amerika pada saat itu
seperti merasa kesepian dan bosan dirumah, tidak bisa bertemu
kekasih karena jarak tempat tinggal yang jauh dan susah untuk
berkomunikasi langsung, pacar yang kasar terhadap pasangannya,
serta rasa kegelisahan dan amarah yang kadang dirasakan oleh
remaja-remaja. Disamping ini merupakan contoh lirik tentang
percintaan remaja yang ditulis oleh Billie Joe untuk kekasihnya.

Berikut ini merupakan


sebagian lirik dari single
“Longview” pada bagian
verse yang menceritakan
tentang kebosanan
seorang remaja di rumah
dan kesendirian yang memuakkan dan hanya bisa duduk dan
menonton tv tetapi tidak menemukan acara yang bagus sambil
memutar-mutar jempolnya. Sang remaja berkata bahwa dia bosan
dengan kebiasaannya sehari-hari di rumah dan merasa dirinya menjadi
malas. Cara penulisan lirik oleh Billie Joe ini juga yang membuat
banyak anak-anak remaja menyukai lagu-lagu Green Day. Remaja-
remaja ini merasa perasaan mereka terkait dengan lagu-lagu Green
Day lewat lirik-liriknya yang memang mengusung tema tentang remaja.
Longview berhasil mencapai puncak tangga lagu di billboard modern
rock chart ketika seluruh stasiun radio di seluruh negeri memutarnya
berulan-ulang.
Kesuksesan Green Day di industri musik Amerika pada tahun 1994
tidak hanya mengubah pandangan orang-orang terhadap musik punk
yang dapat menjadi ceria dan berlirik humor seperti Dookie, tetapi juga
membukakan jalan bagi band-band punk lainnya dalam meraih ketenaran
dan kesuksesan scara komersil sekaligus mengubah prinsip-prinsip para
komunitas punk di Amerika. Sebelum Green Day terkenal dan sukses
bersama major label, para komunitas punk di Amerika menganut prinsip
anti-mainstream yang merupakan ideologi komunitas punk. Salah satu
aturan yang berdasarkan ideologi tersebut yang juga dianut oleh 924
Gilman Street adalah dengan menolak sebuah band punk untuk
bergabung dengan label besar karena itu sama saja berarti mereka
“menjual diri” dan tidak lagi menganut ideologi punk yang ada. Tetapi
seiring dengan kesuksesan Green Day bersama label besar seperti
Reprise Records, maka banyak juga beberapa band punk lainnya yang
melihat tawaran dari label besar sebagai kesempatan bagi mereka untuk
dapat sukses yang sama seperti Green Day. Ada NOFX, the Offspring,
dan Rancid yang menjadi band-band yang ikut dalam gelombang punk
rock revival dengan Green Day dan mendapat kesuksesan dalam
perjalanannya.

Pada musim gugur tahun 1994, Dookie sedang merilis single


ketiganya, "Welcome to Paradise," dan album tersebut tetap bertahan
dalam 10 besar tangga album Billboard 200, lebih dari tujuh bulan setelah
dirilis. Keberhasilan Green Day memungkinkan band-band lain seperti
Rancid dan Offspring menemukan keberhasilan mainstream untuk album
mereka seperti And Out Come the Wolves dan Smash dari masing-
masing band, dan tak lama kemudian, kebangkitan punk di pertengahan
tahun 90-an pun berjalan . Meskipun begitu ada beberapa dari band-band
punk tersebut yang justru malah menjadi gagal saat bergabung dengan
label besar karena sebagian besar fans mereka malah membenci mereka
dengan bergabungnya band-band tersebut dengan label besar seperti
Jawbreaker dan Jawbox yang menandatangani kontrak dengan major
label dibawah naungan Warner Brothers juga pada tahun 1995 dan gagal
bersinar karena banyak ditinggal oleh fans-fansnya dan penjualan album
yang kurang bagus.
Jawbreaker merupakan band yang berasal dari
New York, Amerika dan mereka merupakan salah
satu band yang ikut meramaikan musim
kembalinya punk rock ke kancah perinsdutrian
musik di Amerika bersama dengan Green Day,
NOFX, Rancid, dan beberapa band punk lainnya.
Setelah kesuksesan Green Day dengan Dookie,
banyak major label yang berusaha mencari
berbagai band-band punk lainnya yang dianggap
memiliki potensi. Pada Oktober 1993, Jawbreaker menjadi band
pembuka untuk Nirvana yang sudah lebih dahulu terkenal dan
menekan kontrak dengan major label DGC records. Para fans DGC
mengkhawatirkan situasi ini akan membuat Jawbreaker juga masuk ke
major label tersebut tetapi hal ini dibantah oleh gitaris sekaligus vokalis
Jawbreaker yaitu Schwarzenbach bahwa mereka tidak tertarik dan tak
akan masuk ke major label. Pada Februari 1994 para member band
kelelahan danfrustasi setelah melakukan tur untuk studio album
mereka yang berjudul “24 Hours Revenge Theraphy” sehingga
menginginkan band ini dibubarkan. Tetapi pada tahun itu banyak sekali
major label yang menawarkan mereka untuk bergabung dan akhirnya
mereka mengurung kembali niat mereka untuk membubarkan band.
Setelah berbagai tawaran, akhirnya mereka memutuskan untuk
bergabung dengan DGC Records yang merupakan anak perusahaan
dari Universal Records yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan
Nirvana.
Jawbreaker menandatangani kontak satu juta dollar bersama DGC
Records dan merilis studio album perdana bersama DGC Records
yang berjudul “Dear You” pada tanggal 12 September 1995. Tentu saja
tindakan ini dikecam para fans mereka yang sebelumnya mendengar
pernyataan Schwarzenbach tentang ketidaktertarikan Jawbreaker
terhadap major label dan menganggap band ini mengkhianati mereka.
Respon dari perilisan album “Dear You” ini sangat jelek karena banyak
fans yang merasa gaya vokal Schwarzenbach yang berubah serta
gaya musik mereka yang terelalu “rapih” dan terlalu “bersih” sejak
mereka dirpoduseri oleh Rob Cavallo
yang juga merupakan produser Green
Day. Album ini memang memiliki sound
yang terbilang lebih “bersih” dibanding
dengan album-album Jawbreaker
sebelumnya karena Schwarzenbach
dan Cavallo membuat suara gitar dan
vokal lebih jelas dan lebih bright dari
segi tone sehingga menghilangkan sound kasar dan distorsi yang
agresif seperti pada album sebelumnya. Akibatnya penjualan album ini
sangat jelek dan pada saat Jawbreaker melakukan konser, para fans
duduk di lantai dan memalingkan tubuh mereka dari band saat mereka
memainkan lagu-lagu yang berasal dari album “Dear You”. Pada tahun
1996, akhirnya Jawbreaker memutuskan untuk bubar akibat masalah
internal dan kegagalan akan debut album mereka bersama major
label.
Jawbox juga memiliki nasib kegagalan yang hampir sama setelah
mereka bergabung dengan major label Atlantic records setelah
sebelumnya mereka berada dalam salah satu naungan label
independen yang terkenal pada saat itu yaitu Dischord Records.
Jawbox merilis studio album pertama mereka bersama Atlantic
Records pada tahun 1994 yang berjudul “For Your Own Special
Sweetheart” dan kurang mendapat kesuksesan secara komersil
meskipun kedua single mereka yang berjudul “Savory” dan “Cooling
Card” mendapat penayangan di MTV dan diberbagai stasiun radio.
Pada tahun 1996, mereka dikeluarkan dari Atlantics Records karena
hanya mengeluarkan satu single dari album kedua mereka bersama
Altantics Records. Jawbox mengalami kegagalan in karena mereka
tidak punya fondasi fans yang kuat meski mereka terjun kedalam major
label maka dari itu penjualan album mereka berjalan buruk dan
menyebabkan kegagalan untuk menjadi salah satu band punk yang
berdampak pada tahun 1990an.
Meledaknya album Dookie
sebagai album punk di Amerika
juga berdampak pada
kesuksesan berbagai album punk
independen yang dikeluarkan
oleh band-band punk lainnya.
The Offspring, NOFX, dan Rancid merupakan beberapa band yang
terkena imbas kesuksesan dari meledaknya album Dooke di pasaran.
Banyaknya anak-anak muda dan dewasa muda yang bukan
merupakan seorang punk yang mencari lagu-lagu punk selain
dari Green Day menjadi penyebab banyaknya peminat dari
album-album yang mereka keluarkan. Smash menjadi album
keluaran the Offspring pada tahun 1994 meraih kesuksesan
yang tinggi seperti Dookie meskipun mereka berada dalam
naungan label independen yaitu Epitaph Records yang dimiliki oleh
seorang personil band punk Bad Religion, yaitu Brett Gurewitz. The
Offspring juga merupakan band yang memulai karir mereka dari
Gilman Street, dan mereka sudah sering pergi ke Eropa sebelumnya
sebagai band pembuka bagi NOFX. Single utama mereka “Come out
and Play” berhasil disambut dengan cepat oleh radio-radio dan MTV
secepat mereka menyambut single utama Green Day yaitu “Longview”.
Meskipun album “Smash” merupakan album yag dirilis dibawah
naungan label independen, tetapi kesuksesan yag diraih dari album ini
sangatlah besar. Dengan penjualan yang mencapai enam belas juta
kopi menjadikan Smash sebagai album dengan penjualan terbanyak
sepanjang masa oleh band di naungan label independen.
Label independen yang dimaksud merupakan salah satu jalur distribusi
kaset dan CD album dan single bagi band-band yang tidak diterima atau
tidak dapat masuk ke major label. Ini semua dikarenakan adanya
standarisasi dan aturan-aturan tertentu bagi sebuah band untuk bisa
masuk ke dalam major label. Dengan menggunakan label independen,
band-band punk dapat lebih bebas dan memegang kontrol penuh
terhadap bagaiman mengekspresikan musikalitas mereka, memberikan
harga dan cover album mereka, bebas dalam menulis lirik tanpa harus
adanya sensor, kapan dan dimana harus bermain tanpa harus diatur-atur
dan merasa tertekan seperti band-band punk pada tahun 70an yang
masuk ke dalam major label. Banyak band-band punk yang masuk major
label lalu merasa tertekan karena mereka tidak dapat memenuhi
ekspektasi dari major label hingga akhirnya mereka gagal bersinar karena
perilisan materi yang memiliki jadwal maka para anggota band harus
mengejar deadline untuk penulisan lagu-lagu meski mungkin mereka
sedang tidak memiliki inspirasi. Ini berdampak pada kualitas album yang
tidak maksimal sehingga penjualanpun berkurang serta kurang
menguntungkan untuk major label. Akibatnya band-band punk ini bisa
sampai dikeluarkan dari major label dan juga kehilangan fans-fans mereka
karena musik yang mereka hasilkan sudah kurang berkualitas.
Setelah The Offspring meledak, Epitaph Records memiliki band
punk lain dalam naungan mereka yang juga merasakan kesuksesan
yang sama. Rancid yang berada di naungan label yang sama seperti
The Offspring juga meraih kesuksesan yang sama pada tahun 1994
dan 1995 dengan album Let”s Go dan And Out Comes the Wolves
yang memiliki gaya khas antara punk dan ska pada pertengahan tahun
90an dengan pemimpin band yang bernama Tim Armstrong yang
merupakan mantan dari band ska punk, Operation Ivy. Rancid
sebelumnya sudah pernah mengeluarkan studio album bersama
Lookout Records dan mereka akhirnya pindah ke naungan Epitaph
Records untuk merekam album “Let’s Go” pada tahun 1994. Album
“Lets Go” yang ikut dalam arus punk rock revival bersama “Dookie”
dari Green Day berhasil menempatkan Rancid di posisi nomo 97 di
Billboard top 200. Pada tahun 1995, mereka merilis “And Out Come
the Wolves” yang kemudian mendapat setifikat golden record dengan
single seperti “Ruby Soho” dan “Time Bomb”. Rancid membantu
menciptakan jembatan antara musik
punk rock dan ska pada pertengahan
tahun 90an dengan gaya musik
mereka yaitu ska punk yang
menggabungkan beat ska dengan
distorsi dan tempo cepat ala punk
rock.
NOFX juga berhasil menjadi salah satu
band punk independen yang meraih
kesuskesan berkat studio album kelima
mereka yang berjudul Punk in Drublic pada
tahun 1994. Direkam bersama dengan
Epitaph Records dan merilis dua single yang
masing-masing berjudul “Don’t Call Me White” dan “Leave It Alone”,
Punk In Drublic berhasil memuncaki posisi ke 12 dalam Billboard
Heatseeker. Meski album Punk in Drublic tidak dipromosikan lewat
radio ataupun penayangan video musik lewat televisi, album ini
berhasil terjual sampai satu juta kopian di seluruh dunia. Album ini
menjadi salah satu album punk klasik bagi para penggemar musik
punk dan membuat nama NOFX melambung tinggi sampai sekarang
hingga menjadi salah satu band independen tersukses sepanjang
masa.

Green Day juga merupakan band yang menginspirasi band punk


asal Poway yang terletak di California selatan yang bernama Blink 182.
Blink 182 merupakan band punk rock yang meledak di pasaran musik
Amerika bahkan sampai keluar negeri pada akhir tahun 1990an berkat
kesuksesan album mereka yang berjudul “Enema of the State” pada
tahun 1999. Blink 182 memuji Green Day sebagai band yang
mempengaruhi mereka dalam awal mula mereka bermain musik. Mark
Hoppus selaku bassist Blink 182 berkata bahwa pada awal mula dia
memulai band bersama Travis Barker
dan Tom Delonge,
mereka sangat
menyukai Green Day
dan menurut mereka,
Green Day sudah
membukakan pintu bagi band-band punk lainnya serta
menjadi inspirasi dalam bermusik oleh Blink 182.
Single utama mereka yang berjudul “All the Small Things” berhasiil
menguasai modern rock chart dan billboard hot 100 chart di Amerika.
Pengaruh Green Day terhadap band ini dapat dilihat dari lirik-lirik yang
ditulis oleh Mark Hoppus dan Tom Delonge yng merupakan personil-
personil Blink 182. Pengunaan humor-humor toilet dan masturbasi
yang kental pada album “Enema of the State” merupakan inspirasi
yang mereka dapat setelah mendengarkan album Dookie. Album
Enema of the State juga memiliki lantunan nada-nada yang melodis
ala Dookie tetapi dibalut dengan sentuhan yang berbeda dan gaya
yang khas oleh Blink 182. Salah satu contoh lagu Blink 182 yang
terinspirasi dari lagu Green Day adalah “What’s My Age Again?” yang
terinspirasi setelah sang bassist, Mark Hoppus berusaha mengulik
lagu Green Day yang berjudul J.A.R (Jason Andrew Relva) karena
lagu ini memiliki intro bass yang kental dan Mark tertarik terhadap lagu
ini. “Adam’s Song” merupakan lagu yang bercerita tentang seorang
fans yang bunuh diri yang juga terinpsirasi dari tema tentang paronia
dan kesehatan mental remaja yang ada dalam album Dookie.
Dampak dari kesuksesan Green Day pada tahun 1994 bersama
label besar juga membuat banyak klub punk dan label independen
mendapat beberapa keuntungan, seperti salah satunya adalah Gilman
Street dan label Lookouts. Ketenaran musik punk rock yang diangkat
oleh Green Day membuat banyak toko-toko musik yang ingin
menambah stok penjualan album punk rock mereka dan akibatnya
mereka mulai melirik klub-klub punk dan band band punk yang ada
didalamnya. Para pemilik toko penjual album ini ingin membeli album-
album band-band punk yang
sudah memiliki hasil rekaman
album kepada label-label
independen yang ada untuk
dijual kembali di toko rekaman
mereka. Tentu saja ini sangat menguntungkan untuk label rekaman
independen seperti Lookouts Records karena mereka mendapatkan
dana segar berkat penjualan album-album dari band-band yang
berada di dalam naungan mereka. Sebelum Green Day terkenal, label
indie Lookouts ini sangat bergantung dalam penjualan cd kepada fans-
fans lokal dan harus menunggu lama hingga keuntungan dari hasil
penjualan cd album ini datang, tetapi sejak Dookie oleh Green Day
meledak di toko-toko Album di Amerika, maka permintaan cd album-
album punk rockpun meningkat dan cd lebih cepat terjual. Tetapi
seiring dengan terjualnya album-album tersebut maka band-band yang
ada juga mulai meminta hak loyalti mereka dari hasil penjualan album
tersebut yang melonjak duapuluh kali lebih banyak dari biasanya.
Akibat dari meledaknya Album Dookie pada tahun 1994 bersamaan
dengan mulai bermunculannya band-band punk lain yang juga
merasakan kesuksesan setelah Green Day, maka peminat musik punk
di tahun 90an mulai bertambah hingga punk rock menjadi sebuah
genre yang populer di Amerika pada era tersebut. Kevin Lyman yang
merupakan seorang stage manager dan sering bekerja di festival
Lollapalooza pada waktu itu melihat situasi ini sebagai inspirasi untuk
mendekatkan para fans dengan band-band punk kesukaan mereka.
Dia juga terinspirasi oleh event Board Aid yang merupakan sebuah
acara dengan menggabungkan band-band, fans, serta olahraga-
olahraga ekstrim. Lewat kedua inspirasi ini akhirnya Kevin Lyman
mendirikan sebuah festival sebagai wadah bagi tidak hanya musik
punk tetapi musik-musik lain seperti
ska, reggae, dan lain-lain serta
olahraga ekstrim untuk berkumpul.
Festival ini diperuntukkan kepada
musisi, atlet, serta fans-fans yang
ingin bersenang-senang dan menikmati gabungan antara musik dan
olahraga. Festival ini dinamakan Warped Tour yang dimulai dari tahun
1995 hingga berakhir di tahun 2019. Warped Tour sudah banyak
dihadiri oleh musisi-musisi punk terkenal pada
tahun 90an seperti Green Day, the Offspring,
dan weezer. Warped Tour ini juga membantu
berbagai band-band punk baru untuk
menaikkan nama mereka sebagai ajang
promosi seperti Blink 182 yang ikut
berpartisipasi pada Warped Tour 1999 serta
beberapa nama lain seperti Sum 41 dan
Simple Plan yang nantinya terkenal pada
awal tahun 2000an. Warped Tour ini memiliki
konsep touring yang artinya festival ini akan
berpindah-pindah tempat sesuai jadwal yang
ditentukan sehingga dapat mencakup
banyak daerah di Amerika. Akibat dari
Warped Tour ini maka musik punk memiliki komunitas yang lebih luas
dari sebelumnya serta semakin diminati oleh sebagian besar
masyarakat di Amerika terutama para anak-anak mudanya.
Tetapi tidak semua orang senang dengan kesuksesan yang diraih
Green Day dan band-band punk lain yang ikut merasakan
kesuksesannya. Bagi fans musik punk yang fanatik, kesuksesan Green
Day merupakan hal yang menghina nama punk karena mereka
menjual diri mereka dengan masuk major label, membuat banyak uang
dengan major label, serta menjadi band MTV dan ditampilkan
diberbagai stasiun televisi. Banyak band punk yang masuk major label
ikut merasakan dampaknya, salah satu contohnya adalah Jello Biafra
yang merupakan vokalis dari Dead Kennedy’s. Jeff mendapat pukulan
dari beberapa fans yang sedang ikut dalam konser Dead Kennedy’s
dan beberap dari kerumunan penonton berteriak “sell out” dan “pop
star” yang berarti mengejek dan menyindir mereka karena sudah
“menjual diri” mereka kepada major label dan menjadi terkenal. Saat
Green Day menggelar konser di Petaluma, ada beberapa anak punk
berambut mohawk yang memprotes mereka karena mereka masuk
major label. Ada banyak punk rockers selain dari East Bay, fans, dan
juga teman-teman dari Green Day yang merasa kecewa ketika
mendengar bahwa mereka “menjual diri” mereka kepada label besar
dan banyak banner di sekitar East Bay yang bertuliskan “fuck Green
Day” dan “Green Day go home” untuk mengejek Green Day. Dengan
adanya kasus ini, Green Day secara tidak langsung telah membagi
punk rock menjadi dua kubu, yaitu kubu original yang tetap menganut
ideologi punk yang anti mainstream dan kubu yang sudah mulai
terbuka dengan industri musik Amerika yang lebih besar pada saat itu
dan masuk kedalam naungan major label dengan taruhan hilangnya
beberapa fans dan kegagalan yang menghantui.

BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Green day merupakan band asal East Bay, California yang
terbentuk pada tahun 1987 oleh vokalis sekaligus gitarisnya yang
bernama Billie Joe Armstrong dan bassisnya yang bernnama Michael
Ryan Pritchard atau biasa dipanggil Mike Dirnt. Band ini terbentuk karena
Billie Joe merasa terinspirasi dan ingin membentuk sebuah band setelah
mendengarkan berbagai band-band rock dari Inggris dan Amerika seperti
Sex Pistols, The Who, The Kinks, Generation X, The Ramones, Dead
Kennedys, dan Husker Du. Billie Joe dan Mike sama-sama memiliki
passion di bidang musik dan mereka sama-sama ingin serius menekuni
musik sebagai karir mereka. Pada awal terbentuk, band ini bernama
Sweet Children dan mulai bermain di klub punk yang bernama 924 Gilman
Street. Seiring dengan rilisnya EP pertama mereka, band ini berganti
nama menjadi Green Day dan tidak lama kemudian Tre Cool
menggantikan posisi John Kiffmayer sebagai drummer tetap band
tersebut.
Green Day merilis EP pertamanya bersama label indie yaitu
Lookout records yang berjudul “1000 Hours” yang kemudian disusul oleh
studio album pertama mereka yang berjudul “39/Smooth”. Studio album
kedua mereka yang berjudul “Kerplunk” dirilis pada tahun 1992 dan
mendapat respon positif dan menjadi album indie label yang sukses.
Kesuksesan Kerplunk membuat banyak major label tertarik memasukkan
mereka kedalam label mereka, salah satunya adalah Warner Brothers
Records yang akhirnya mendapatkan tanda tangannya. Green Day merilis
studio album ketiga mereka yang merupakan studio album pertama
mereka bersama Major label yang berjudul “Dookie” pada tahun 1994.
Dookie mendapatkan respon yang luar biasa dengan total penjualan
hingga 10 juta kopi di Amerika. Album tersebut juga membuat Green Day
memenangkan Grammy music award dengan kategori best alternative
rock album serta memasukkan Green Day kedalam berbagai nominasi
musik dalam MTV Music Awards.
Green Day tetap produktif dalam membuat musik sejak kesuksesan
Dookie sepanjang tahun 90an hingga sekarang. Green day membuat tiga
studio album lagi setelah Dookie sepanjang tahun 90an serta tujuh studio
album sepanjang tahun 2000an hingga 2020 termasuk album berjudul
“American Idiot” yang meraih kesuksesan jika tidak sama bahkan lebih
dari Dookie. Green day merilis album terbarunya yang berjudul “Father of
All...” yang dirilis pada tahun 2020 dan merupakan album terbaru Green
Day hingga tahun 2020 ini.
Green Day sudah memberi dampak dan pengaruh yang signifikan
terhadap musik punk rock di Amerika, khususnya pada era 90an. Green
Day memberikan warna baru kepada punk rock yang pada era
sebelumnya, yaitu punk rock era 80an. Tone lagu yang cenderung ceria,
bernuansa pop, ringan, serta lirik-lirik yang humoris merupakan ciri khas
Green Day yang membedakan mereka dari band-band punk lainnya yang
bergaya anarkis, provokatif, bernuansa serius, serta lirik-lirik yang berupa
protes terhadap pemerintahan pada tahun 80an. Green Day juga
membukakan jalan bagi band-band punk lainnya untuk bisa merasakan
kesuksesan yang sama dengan mereka sejak mereka bergabung dengan
Major label. Ini semua terbukti dengan kesuksesan beberapa band punk
lain seperti NOFX, The Offspring, dan Rancid. Green Day juga
menginspirasi banyak anak-anak muda untuk membentuk band punk
mereka sendiri seperti band punk Blink 182 dan Good Charlotte. Green
Day memberi dampak yang besar terhadap ketenaran punk rock di
Amerika serta dunia sejak album “Dookie” dirilis sehingga membuat
banyak kalangan, terutama anak muda yang menyukai genre musik ini.

4.2 Saran
Saran yang bisa penulis berikan :
Green day merupakan band punk rock yang cocok untuk dipelajari
dari perjalanan karinya karena mereka merupakan band yang memulai
punk rock revival pada tahun 90an serta memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakan mereka dari band-band punk lain. Green Day juga
merupakan band yang cocok untuk dijadikan inspirasi dalam bermusik dari
segi sound, gaya permainan, serta penulisan lirik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai