Anda di halaman 1dari 8

PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice

Bandung, 20 Juli 2017


ISSN- 2252-3936

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA


SAHAM PADA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Maya Melani

Fakultas Bisnis Manajemen Universitas Widyatama


maya.melani@widyatama.co.id
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris dan menemukan kejelasan tentang
pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri dari Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2013-2016 yang secara aktif menerbitkan laporan keuangan
selama tahun pengamatan. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif verifikatif, dengan
analisis regresi data panel menggunakan program Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
adanya hubungan yang signifikan terhadap faktor fundamental yang terdiri dari ROA, DER dan EPS
terhadap harga saham.

Kata kunci : ROA, DER, EPS, Harga Saham

1. PENDAHULUAN

Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu Negara, hal ini dikarenakan
pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Adanya perkembangan pasar modal
yang pesat dapat membuat investor lebih leluasa dalam melakukan aktivitas investasinya baik dalam
pemilihan portfolio investasi pada efek yang tersedia maupun jumlah yang diinvestasikan. Tujuan dan
motivasi investor dalam melakukan pembelian saham adalah meningkatkan kekayaan mereka di masa
mendatang yaitu dengan memperoleh hasil berupa deviden maupun capital gain yang jumlahnya diharapkan
lebih besar dari tingkat return sarana investasi lain seperti deposito dan pembelian obligasi.

Dalam berinvestasi para investor memerlukan informasi yang akurat yang akan digunakan sebagai
pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli saham-saham perusahaan yang menguntungkan.
Informasi yang ada dapat digunakan sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal.
Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan dan informasi yang bersifat
teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik, finansial, dan faktor lainnya. Informasi
fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return,
risiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di
pasar modal. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah
informasi laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai salah satu sumber data dalam analisa fundamental
harus mampu menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu serta hasil operasi pada
waktu tertentu secara wajar. Keadaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemakai untuk
mendukung proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Analisis laporan keuangan ini mencakup
perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, dan evaluasi
kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2006).

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan
keuangan tahunan atau annual report agar adanya transparasi dalam pengungkapan berbagai informasi yang
berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan. Dengan analisis tertentu atas laporan keuangan
masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan yang menurut penilaiannya
memiliki prospek yang menguntungkan misalnya dengan menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari
laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal secara umum menggunakan 2 (dua)

310 Maya Melani |


Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

pendekatan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, secara bersama-sama akan membentuk kekuatan
pasar dengan interaksi antara permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham
perusahaan sehingga harga saham akan mengalami berbagai fluktuasi.

Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang
kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Lev dan Thiagarajan (1993) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis rasio keuangan
merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau
prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan
utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Abarbanell dan Bushee (1997) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan (sinyal fundamental) ikut
bagian dalam keputusan pasar dengan memeriksa perubahan saat ini sebagai sinyal yang berguna terhadap
perubahan pendapatan. Analisis fundamental memfokuskan pada laporan keuangan perusahaan dimana
tujuannya untuk mendeteksi perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Pendekatan
fundamental memberikan dasar teoritis perhitungan nilai intrinsik yang dapat ditentukan berdasarkan faktor
fundamental perusahaan misalnya: laba, deviden, struktur modal, rasio dan potensi pertumbuhan perusahaan.
Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dimana kekuatan pasar ditunjukkan
dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan. Beberapa peneliti sebelumnya sudah banyak
yang menguji pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham seperti Zulkifli (2007), Dengan variabel
yang digunakan adalah ROA, DER, BVS, Beta Saham. Dari hasil tersebut ROA, DER, BVS, Beta Saham
secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya BVS dan Beta
Saham yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA dan DER tidak berpengaruh. Susan (2008),
Dengan variabel yang digunakan adalah ROA, DER, ROE, BVS, Harga Saham. Dari hasil tersebut ROA,
DER, ROE, BVS secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, secara parsial
menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham. Lev dan Thiagarajan (1993), Dari hasil
penelitiannya tersebut menunjukkan ada pengaruh antara sinyal fundamental terhadap harga saham. Romalo
dan Mukhtarudin (2007), Dengan variabel yang digunakan adalah ROA, ROE, ROI, DER, BV, Harga
Saham. Dari hasil tersebut ROA, ROE, ROI, DER dan BV berpengaruh terhadap harga saham. Dan secara
parsial hanya BV yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Abarbanell and Bushee
(1997), Dari hasil penelitiannya tersebut bahwa beberapa kondisi ada pengaruh antara sinyal fundamental
terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental terhadap harga
saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih terdapat ketidakkonsistenan hasil-hasil
penelitian – penelitian tersebut. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan kajian akademik yang semakin jelas mengenai
permasalahan yang dikemukakan diatas. Faktor fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan
digunakan adalah ROA, DER, dan EPS sebagai variabel yang akan diteliti. Penelitian ini akan menguji
pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur pada industri makanan dan
minuman yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Dipilihnya Industri makanan dan
minuman merupakan salah satu industri yang cenderung diminati oleh para investor sebagai salah satu target
investasinya. Hal itu dikarenakan industri makanan dan minuman merupakan sektor industri yang daur
hidupnya lama. Selain itu industri makanan dan minuman juga erat kaitannya dengan kebutuhan pokok
manusia. Industri ini juga mendapat peluang yang besar untuk terus berkembang, bahkan saat krisis
sekalipun. Industri makanan juga terbilang mampu bertahan untuk dapat memenuhi selera konsumen yang
semakin beragam dan memiliki pasar yang begitu luas. Karena begitu besarnya peranan industri makanan
dan minuman pada perekonomian, mendorong para investor untuk melakukan investasi pada industri ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh
ROA, DER dan EPS terhadap harga saham industri makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek
indonesia

| Maya Melani 311


PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

2. TINJAUAN PUSTAKA

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham dan obligasi dengan
tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat dana perusahaan. Untuk melakukan pengamatan, perhitungan dan analisis secara aktif mengenai
penilaian saham terdapat banyak pendekatan yang dipakai, salah satunya adalah analisis pasar dengan
pendekatan fundamental. Dimana analisis fundamental ini dipergunakan untuk investasi-investasi jangka
panjang.

Analisis fundamental adalah metode analisis berdasarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini
bertujuan untuk memastikan bahwa saham yang dibeli merupakan saham perusahaan yang berkinerja baik,
dengan begitu perusahaan memiliki ekspektasi positif terhadap pertumbuhan harga sahamnya. Analisis
fundamental akan meminimalkan risiko kemungkinan membeli saham yang berpotensi untuk di-delisting dari
papan bursa. Analisis Fundamental juga dipakai untuk menganalisis tingkat kewajaran harga suatu saham
dengan membandingkan rasio-rasio keuangan suatu saham. Fungsi dasar yang paling penting dalam
menggunakan analisis fundamental adalah untuk menilai apakah harga suatu saham mahal atau murah dan
apakah saham perusahaan tersebut berkinerja baik dibandingkan dengan saham-saham di sektornya. Ada
banyak metode analisis untuk mengukur kinerja dan prospek bisnis saham perusahaan. Metode analisis
fundamental yang digunakan untuk menilai bobot harga dan kinerja dari suatu saham pada penelitian ini
adalah Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS).

ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan
menggunakan asset yang dimiliki. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Jika hasil analisis diperoleh ROA yang cukup tinggi,
maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut beroperasi secara efektif. Hal ini merupakan daya tarik
bagi investor yang mengakibatkan nilai saham perusahaan yang bersangkutan naik, dan diminati oleh
banyak investor, sehingga harga saham perusahaan akan naik. Minat yang besar dari investor berdampak
terhadap kenaikan harga saham perusahaan di Pasar Modal. Dengan kata lain ROA akan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan. Dari hasil penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap harga saham. Hasil ini membuktikan bahwa dalam membuat keputusan investasi saham,
investor masih mempertimbangkan ROA.

Hipotesis I : ROA berpengaruh positif terhadap harga saham.

DER digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total ekuitas yang dimiliki
oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debts terhadap total equity.
Perusahaan-perusahaan besar akan menambah hutang untuk mendukung pembayaran dividen. Semakin
tinggi tingkat hutang semakin banyak dana yang tersedia untuk membayar dividen yang lebih tinggi karena
akan memberikan sinyal positif dan menyebabkan nilai perusahaan naik. (Frank dan Goyal, 2003, dalam
Lailatul, 2006) Dengan kata lain, DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan
tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham yang ditawarkan di Pasar Modal. Semakin baik kinerja
perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin tinggi, karena saham tersebut memberikan
prospek yang menjanjikan keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham perusahaan cukup besar,
maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa DER
berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan.

Hipotesis II : DER berpengaruh positif terhadap harga saham.

EPS adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba/keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar
saham. Hubungan antara EPS dan harga saham mempunyai korelasi yang positif, dimana perubahan EPS
akan mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Semakin besar EPS dapat disimpulkan
bahwa kinerja perusahaan semakin efektif / baik. Metode ini juga digunakan untuk memprediksi
kemungkinan dividen yang akan diterima seorang investor. Pada akhirnya, EPS ini dapat digunakan untuk
memprediksi pergerakan harga suatu saham. EPS merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan

312 Maya Melani |


Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

jumlah saham yang beredar, jadi dengan mengetahui EPS investor bisa menilai potensi pendapatan yang akan
diterima. Dengan demikian EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham,
EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham. Semakin tinggi EPS, semakin mahal harga suatu saham
dan sebaliknya. Suatu perusahaan yang mempunyai laba yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban
finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earning
yang tidak stabil akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar
angsuran utangnya pada tahun-tahun keadaan yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa saham dengan
earning yang tinggi akan mempunyai return yang tinggi dibandingkan dengan yang diperkirakan, sedangkan
saham dengan return terendah akan mempunyai earning di bawah perkiraan. Harga saham cenderung dapat
mengantisipasi dengan tepat pengumuman pendapatan dan bergerak kearah yang tepat sebelum pengumuman
dilakukan, sehingga harga saham dapat dikatakan berkorelasi positif dengan adanya pengumuman
pendapatan pada suatu perusahaan.

Ekspektasi pendapatan adalah faktor penentuan harga saham biasa yang paling penting. Jika investor dapat
mengidentifikasi perusahaan yang pasarnya melakukan kesalahan dalam mengestimasi pendapatan masa
depan, investor dapat membeli dan menjual saham dengan tepat untuk menghasilkan return portfolio yang
superior dibandingkan dengan pasar dengan basis penyesuaian resiko. Saham dengan return yang tertinggi
biasanya memilki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan yang diperkirakan. Harga saham
cenderung mengantisipasi dengan tepat pengumuman pendapatan dengan bergerak kearah yang tepat
sebelum pengumuman dilakukan. Jadi EPS mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham, sehingga
apabila jumlah EPS semakin besar maka harga saham akan naik.

Hipotesis III : EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi para investor, karena mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi. Jadi laporan
keuangan merupakan informasi yang dibutuhkan investor dalam menentukan keputusan investasi. Beberapa
variabel yang mempengaruhi harga saham dapat dianalisis dengan melihat laporan keuangan ini.

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif. Penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Variabel Harga Saham dinyatakan sebagai variabel dependen
(Y). Sedangkan ROA sebagai variabel independen 1 (X1), DER sebagai variabel independen 2 (X2) dan EPS
sebagai variabel independen 3 (X3). Data yang digunakan merupkan data sekunder yaitu Harga Saham
seluruh perusahaan-perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode Tahun 2013 - 2016, selain itu juga diteliti laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut
dengan hanya mengambil Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share
(EPS).

Rumus:
ROA : Laba bersih setelah pajak / Total Aset
DER : Total Hutang / Total Ekuitas
EPS : Laba bersih setelah pajak / Jumlah saham yang beredar

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian regresi data panel yang dimana langkah pertama yang
harus dilakukan adalah pengujian model:

Model pertama adalah uji chow yatu ho: common effect dan ha: fixed effect.
Model kedua adalah uji hausman yaitu ho: random effect dan ha : fixed effect
Model ketiga adalah uji lagrange multiplier yaitu ho: commo effect dan ha: random effect
Apabila p-value > 0,05 terima ho dan apabila p-value <0,05 maka tolak ho .
| Maya Melani 313
PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

4. PEMBAHASAN
Tabel 1 dibawah ini merupakan ringkasan nilai korelasi untuk semua variable yang digunakan. Pengujian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi variable yang memiliki korelasi yang lebih dari 0,8. Apabila terdapat nilai
korelasi > 0,8 , maka antar variable terjadi multikolinieritas.

Tabel 1. Pairwise Correlation Matrix of Variables

HARGA_SAHAM ROA DER EPS

HARGA_SAHAM 1.000000000

ROA -0.061404133 1.000000000

DER -0.367054169 0.407830777 1.000000000

EPS -0.091481208 0.269278811 0.098185132 1.000000000


Hasil pengujian pada tabel 1 diatas, seluruh variable memiliki nilai korelasi dibawah 0,8. Hal ini berarti
seluruh variable diatas bebas dari multikolinieritas.

4.1 Pemilihan Model

Pemilihan model dilakukan agar dapat menentukan model regresi data panel yang paling tepat untuk
digunakan, pemilihan model pertama dengan melakukan uji chow yaitu memilih model common atau fixed
effect.

Tabel 2. Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.811503 (13,39) 0.0000


Dari hasil uji Chow diatas menghasilkan nilai probabilitas 0,0000 yang berarti p-value < 0,05 hal ini berarti
ho ditolak, maka diperoleh hasil bahwa model fixed effect adalah model yang terbaik dalam uji chow diatas.
Selanjutnya pemilihan model kedua dengan melakukan uji hausman yaitu memilih model fixed atau random
effect.

Tabel 3. Uji Hausman


Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 6.737158 3 0.0808


Dari hasil uji hausman diatas menghasilkan nilai probabilitas 0,0808 yang berarti p-value > 0,05 hal ini
berarti ho diterima, maka diperoleh hasil bahwa model random effect adalah model yang terbaik dalam uji
hauman diatas.

Karena hasil kedua uji model diatas tidak sejalan, maka perlu dilakukan uji model selanjutnya dengan
melakukan uji lagrange multiplier yaitu memilih model common atau random effect.

314 Maya Melani |


Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

Tabel 4. Uji Lagrange Multiplier


Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 14.65983 0.463709 15.12354


(0.0001) (0.4959) (0.0001)
Dari hasil uji lagrange multiplier diatas menghasilkan nilai probabilitas 0,0001 yang berarti p-value < 0,05
hal ini berarti ho ditolak, maka diperoleh hasil bahwa model random effect adalah model yang terbaik dalam
uji lagrange multiplier diatas.

Dari pengujian ketiga model diatas, maka diperoleh hasil model random effect adalah model yang terbaik
dalam pengujian regresi data panel dalam penelitian ini.

4.2 Hasil Estimasi

Hasil estimasi dibawah ini adalah estimasi pengaruh ROA, DER dan EPS terhadap Harga Saham. Analisis
dilakukan dengan menggunakan data panel yang seimbang dari tahun 2013 – 2016 dari14 perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia dengan jumlah observasi 56. Menurut
White (1980) cross-section digunakan untuk menyesuaikan kesalahan standar untuk potensi terjadinya
heteroskedastisitas. Tabel 5 dibawah ini merupakan ringkasan dari uji common effect, fixed effect, fixed
effect dengan cross-section weigths dan random effect. Dan hasil dari estimasi disajikan pada tabel 5
dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Estimasi


Variabel Dependen : Harga Saham

Variabel Independen Pooled OLS Fixed Effect Fixed Effect Random Effect

Variabel Coeff Prob Coeff Prob Coeff Prob Coeff Prob


C 82453.22 0.0006 14237.67 0.6524 20068.84 0 43967.7 0.0843
ROA 886.8909 0.3745 457.1516 0.8458 45.22127 0.7751 -38.0692 0.9751
DER -58450.7 0.0049 14943.01 0.5489 -234.366 0.8509 -14592.6 0.4481
EPS -31.8899 0.5199 -79.0636 0.0911 -2.75728 0.6642 -56.8751 0.1823

R-squared 0.150933 0.711039 0.867455 0.048415


Durbin-Watson 0.578686 1.061107 1.374866 0.791496
Dummy Variables no yes yes no
GLS-Weights no weights no weights cross-section weights no weights
Berdasarkan hasil uji model sebelumnya maka terpilihlah model terbaik dalam penelitian ini yaitu model
random effect. Dari hasil estimasi random effect diatas ditemukan bahwa tidak adanya pengaruh secara
signifikan antara ROA, DER dan EPS terhadap Harga Saham pada industry makanan dan minuman. Hal ini
dikarenakan banyaknya fundamental yang mempengaruhi harga saham yang tidak diteliti dalam penelitian
ini, dengan bukti nilai goodness of fit yang hanya sebesar 0,048415 yang berarti bahwa ketiga variable

| Maya Melani 315


PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

independen diatas hanya mempengaruhi sebesar 4,84% dan sisanya 95,16% ditentukan oleh variable lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susan (2008), Romalo (2007), Zulkifli (2007) yang menyatakan
bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Susan (2008), Romalo (2007), Zulkifli
(2007) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Dan Kusumadewi
(2009) yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Penelitian ini
memperoleh hasil yang bertolak belakang dari hipotesis yang artinya beberapa teori terbantahkan, ROA,
DER dan EPS merupakan cerminan dari kinerja perusahaan , namun tidak menjadi daya tarik bagi investor
untuk membeli harga saham pada perusahaan industry makanan dan minuman di BEI.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian diatas, ditemukan model terbaik dalam penelitian ini adalah model random effect. Dari
hasil estimasi random effect diatas ditemukan bahwa tidak adanya pengaruh secara signifikan antara ROA,
DER dan EPS terhadap Harga Saham pada industry makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan banyaknya
fundamental yang mempengaruhi harga saham yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dengan bukti nilai
goodness of fit yang hanya sebesar 0,048415 yang berarti bahwa ketiga variable independen diatas hanya
mempengaruhi sebesar 4,84% dan sisanya 95,16% ditentukan oleh variable lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran berikut :

1. Bagi para peneliti selanjutnya, disarankan melakukan penelitian dengan menggunakan periode
dengan jangka waktu yang lebih lama dari pengamatan yang penulis lakukan. Sehingga diharapkan
pada penelitian selanjtnya memperoleh hasil yang lebih baik dengan volatilitas yang lebih stabil.
2. Mengingat variabel ROA , DER dan EPS terbukti pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham, maka peneliti selanjutnya disarankan menggunakan variabel-
variabel lain yang tidak penulis uji atau dengan menambah jumlah variabel sehingga dengan
banyaknya jumlah variabel yang dimasukkan akan membuat temuan baru.
3. Para investor, fund manager dan analis sekuritas yang akan berinvestasi di pasar modal, dalam
mempertimbangkan keputusan investasi sebaiknya investor tidak menggunakan variabel ROA, DER
dan EPS sebagai dasar pertimbangan aksi jual / beli saham.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Abarbanell, Jeffery S., and Brian J, Bushee. 1997. Fundamental Analysis, Futures Earnings and
Stock Price. Journal of Accounting Research. Vol 35 pp.1-24

[2]. Almas, Hijriah. 2007. Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga
Saham Properti Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Pascasarjana

[3]. Benston, George J. 1967. Published Corporate Accounting Data and Stock Price. Journal of
Accounting Research. Vol 5, pp. 1-14

[4]. Brandon, Charles H., and Jeffrey E Jarrett. 1979. Revising Earnings Per Share Forecast: An
Empirical Test. Management Science. Vol. 25, no.3, pp.211-220.

[5]. Brigham, Eugene F, and Joel, F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan
oleh Ali Akbar Yulianto. Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
316 Maya Melani |
Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS
Bandung, 20 Juli 2017
ISSN- 2252-3936

[6]. Bursa Efek Indonesia, www. idx. Com

[7]. Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Penerbit
Alfabeta

[8]. Frank, Murray Z., Vidhan K. Goyal. 2003. Testing the pecking order theory of capital structure.
Journal of Financial Economics. Vol 67.pp 217-248.

[9]. Jensen, Michael C., William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency
Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3,No. 4,pp.305-360.

[10]. Kusumadewi, Andini, 2009. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham. Tesis
Pascasarjana Universitas Padjajaran.

[11]. Lailatul, Amanah. 2007. Analisis Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan
Tobins’Q. Ekuitas. Vol 11. Hal 255-268

[12]. Lev, Baruch., and S. Ramu Thiagarajan. 1993. Fundamental Information Analysis

[13]. Journal of Accounting Research, Vol. 31, No. 2. pp. 190-215

[14]. Piotroski, Joseph. D. 2000. Value Investing: The Use of Historical Financial Statement
Information to Separate Winners from Losers. Journal of Accounting Research. Vol 38.

[15]. Romalo, Desmon King dan Mukhtarudin. 2007. Pengaruh Return On Asset, Return On Equity,
Return On Investment, Debt to Equity Ratio dan Book Value Per Share Terhadap Harga Saham
Properti Di BEJ. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi. Vol.1 No.1

[16]. Shochrul R. Ajija. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Penerbit Salemba Empat.

[17]. Susan, Grace. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Tesis Pascasarjana.

[18]. Syamsudin, Lukman. 1995. Manajemen Keuangan Perusahaan, cetakan ketiga. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

[19]. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, BPFE, Yogyakarta.

[20]. Tahin Wajidi, Farid. 1999. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Tehadap Harga Saham
pada Berbagai Industri di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 1996. Tesis Pascasarjana Universitas
Padjajaran.

[21]. Zulkifli, Harahap, dan Agusni Pasaribu, 2007. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Mepa
Ekonomi.

| Maya Melani 317

Anda mungkin juga menyukai