30321-Full Text PDF
30321-Full Text PDF
TESIS
Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
TESIS
Program Studi
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
ST. MURNI Y.S. 2019, Analisis Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
karya Hamka dan Film Badik Titipan Ayah karya Taufik Daraming Tahir
(Representasi Nilai Budaya Sirik Na Pacce). Tesis. Dibimbing oleh Abd.
Rahman Rahim dan Sitti Aida Azis
Kata Kunci; Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Film Badik Titipan
Ayah dan nilai budaya sirik na pacce
vii
viii
KATA PENGANTAR
viii
ix
Penulis
x
MOTTO
Segala apa
tania ni tau,
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS..................................................................... iii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ..................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................................ vi
ABSTRACT............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................................. viii
MOTTO..................................................................................................................... x
DAFTAR ISI............................................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR.............................. 13
A. Kajian Pustaka....................................................................................... 13
1. Penelitian yang Relevan.................................................................. 13
2. Pengertian Nilai Budaya Sirik........................................................ 20
3. Pendekatan Sosiologi Sastra.......................................................... 30
4. Makna Sirik Na Pacce dalam Pandangan Bugis Makassar...... 32
5. Film...................................................................................................... 58
B. Kerangka Pikir........................................................................................ 68
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 72
A. Desain Penelitian.................................................................................. 72
B. Batasan Istilah....................................................................................... 72
C. Data dan Sumber Data......................................................................... 74
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 77
E. Teknik Analisis Data............................................................................. 78
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, oleh karena itu
atur tatanan sikap dan bertingkah laku dalam lingkungannya. Aturan ini
2012: 1).
Nilai adalah hal yang yang sangat dibutuhkan dalam setiap aspek
1
2
dijunjung tinggi sebagai falsafah dalam segala aspek kehidupan, dan hal
hari, baik dalam kaitan pandangan hidup (sirik sebagai falsafah), sebagai
tercela dan mengeratkan rasa kebersamaan yang kuat antara sesama (Ali.
2016).
intelektualitas yang juga sebagai generasi pelanjut bangsa. Ada satu hal
Padahal jika merujuk pada makna asli dari kedua kata tersebut,
Sirik itu sendiri sejatinya merupakan rasa malu yang terurai dalam
Makna sirik hanya sebatas rasa malu dari sifat ego diri para pemuda yang
sesuatu lebih baik, etos kerja, prinsip untuk berbuat yang baik dan tidak
paccenu seng pakania” (kalau tidak ada sirik-mu pacce-lah yang kau
Apabila sirik dan pacce sebagai pandangan hidup tidak dimiliki oleh
melebihi binatang (tidak punya malu/ sirik), tidak memiliki unsur kepedulian
tujuan sirik dan pacce yang sebenarnya mulai terkikis, bahkan dalam
sirik. Misalnya ketika seorang pemuda yang tanpa sebab jelas (dalam
pertahankan harga diri). Hal ini malah akan memperbesar masalah yang
“Eja tompi na doang” (nanti setelah merah baru terbukti udang), yaitu
langsung dibayar, nanti setelah itu baru dipikirkan akibatnya. Hal ini tidak
yang terpenting ialah harga diri yang dibela memang benar dan patut
mempelai wanita (kawin lari), maka hal tersebut dianggap sirik (mema-
tanpa hasil (gagal); dan apabila ada orang yang melanggar aturan agama
(berzina), maka orang tersebut telah melanggar sirik (berbuat hal yang
memalukan)
Islam pun sirik sangat dijunjung tinggi karena berkaitan harga diri dan
jelas dan merasakan malu bila akan melakukan perbuatan yang salah
6
memiliki lagi perasaan malu untuk berbuat apa saja maka segala
norma yang lain akan dilakukannya tanpa beban apapun. Sirik na pacce
deritaan. Pacce yang berarti: pedih, prihatin, merasa iba pada orang lain
“Silariang”. Silariang adalah satu masalah yang sering terjadi dan sangat
selama penulis bertugas sejak tahun 2013 hingga sekarang setiap tahun
dipermalukan (tumasirik).
Andi Tenri dan Firman sepasang kekasih karena mungkin tidak bermoral
masa lalu antara dua orang bersahabat. Persahabatan kedua ayah dari
sepasang kekasih ini yang kemudian bersiteru dalam sebuah bisnis yang
mobil melaju yang disetir oleh Karaeng Parapak (ayah Firman) terjadi
kecelakaan yang menyebabkan mata Karaeng Tiro (ayah Andi Tenri dan
Karaeng Tiro tidak pernah lagi mengungkit masa lalunya tetapi Karaeng
hubungan antara Andi Tenri dan Firman tidak akan pernah direstui oleh
sehingga terjadilah wujud berontak seorang anak gadis pada kedua orang
Andi Aso merasa malu sirik karena Andi Tenri anak gadisnya telah men-
coreng nama baik keluarga dengan melakukan (silariang) lari dengan laki-
8
laki dan kawin tanpa restu keluarga. Kemudian untuk menegakkan sirik,
malu yang sangat besar dia rasakan hanya dapat dihapus dengan
meraih hidup bahagia dunia akhirat. Hal itu antara lain etos kerja dan
falsafah hidup.
Penulis melihat falsafah sirik ini yang dijadikan prinsip oleh masya-
rakat suku Bugis dan Makassar sejalan dengan ajaran atau falsafah yang
“Sirik”. Dia merasa malu untuk kembali ke tanah Makassar sebelum cita-
Makassar dengan Minang yang dikemas begitu hebat oleh penulis Buya
Hamka. Zainuddin tokoh utama film TKVW dihadapkan pada situasi yang
karena ayahnya orang asli Padang dan di tanah Minang dia tidak diterima
(Bulukumba). Perlakuan yang tidak adil atas diri Zainuddin di tanah Minang
Mangkasarak.
yang terjadi di Makassar, tokoh Zainuddin dalam film TKVW berlatar sosial
10
sama dengan tokoh utama dalam film BTA yakni berlatar sosial suku
dan Film Badik Titipan Ayah Karya Taufik Daraming Tahir (Repre-
B. Fokus Penelitian
dalam Film TKVW dan Film BTA berupa: (1) Sirik Nipakasirik
C. Tujuan Penelitian
na pacce dalam film TKVW karya Hamka dan BTA karya Taufik
rasa iba, turut prihatin kepada sesama manusia), dan (5) Latar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis :
2. Manfaat Praktis:
lainnya sebagai salah satu bahan referensi bagi calon peneliti yang
12
sirik na pacce film TKVW karya Hamka dan film BTA karya
manusia.
bagi guru dan siswa tentang nilai Sirik na pacce yang tumbuh dan
Makassar.
13
BAB II
A. Kajian Pustaka
Usman Dilo Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Sultan Amai
13
14
ragu-ragu.
segala-galanya.
lain.
5. Nilai akhlak yaitu suatu sikap dalam jiwa yang darinya lahir
Kapal Van Der Wijck adalah sastra merupakan salah satu sarana ko-
dalam Novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Karya Hamka Uni-
tindak ilokusi berdasarkan fungsi yang tidak ditemukan dalam novel ini,
bertentangan (mengancam).
novel ini, antara lain: Tindak ilokusi berdasarkan fungsi yaitu bekerja
16
Penelitian siri na pace juga pernah dilakukan oleh Tasrif Akib, dkk.
Penelitian lain, dilakukan oleh Riana Dwi Resky, 2014 yang ber-
judul Film Televisi “Badik Titipan Ayah” Sebuah Studi Opini Mahasiswa
Titipan Ayah” ini cukup baik. Pesan FTV sudah disampaikan dengan baik
penafsiran budaya lokal Bugis Makassar dalam film televisi ini. (2)
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Fakultas Dakwah dan Ko-
Ayahnya, motivasi yang tinggi dari diri Zainuddin untuk menulis buku/
menjadi wartawan, Zainuddin dan Muluk percaya diri pada saat tiba di
Kapal Van Der Wijck menggabungkan ketiga sudut pandang kamera, yaitu
objektif, subjektif, dan point of view. Film Tenggelamnya Kapal Van der
18
Penggunaan long shot, medium shot, dan medium close up, medium
pola pikir dan sikap dari kaum kulit putih selatan terhadap ras dan
saat itu.
orang lain.
orang bisa hidup di antara semua budaya dan ras tanpa rasa
lain.
dan keberanian.
hanya melibatkan kulit hitam dan kulit putih, walau tidak dapat di-
pungkiri porsi konflik yang terjadi antara kulit hitam dan kulit putih tetap
Sedangkan Pacce dapat berarti “tidak tega” atau “kasihan” atau “iba”.
21
(Bugis: Masirik-sirik), (3) Sirik Tappelak Sirik (Bugis: Tallao Sirik), dan (4)
pribadi, serta harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Sirik jenis ini
adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya
adalah nyawa. Sebagai contoh dalam hal ini adalah membawa lari
seorang gadis (kawin lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-laki maupun
(gadis yang dibawa lari) karena telah membuat malu keluarga. Contoh
di mana pihak atau keluarga korban yang merasa terlanggar harga dirinya
Dalam keyakinan orang Bugis dan Makassar bahwa orang yang mati
terbunuh karena menegakkan Sirik matinya adalah mati syahid, atau yang
mereka sebut sebagai Mate nisantangi atau Mate nigollai, yang artinya
bahwa kematiannya adalah ibarat kematian yang terbalut santan atau gula.
tetap hidup (eksis), kalau sudah malu tidak ada maka hidup ini menjadi
kaki akan melangkah, pasang tekad “Lebih baik tenggelam daripada balik
harapan.
“Mali’ siparampe, malilu sipakainga”, dan “Pada idi’ pada elo’ sipatuo
sipatokkong” atau “Pada idi pada elo’ sipatuo sipatottong”. Artinya, ketika
nilai-nilai Sirik, ketika berhutang tidak perlu ditagih. Karena, tanpa ditagih
23
dia akan datang sendiri untuk membayarnya. Sirik yang satu ber-
yang mate sirikna adalah orang yang di dalam dirinya sudah tidak ada
rasa malu (iman) sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan
pernah merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai hidup yang
hidup.
busuk akan terasa menyengat. Korupsi, kolusi dan nepotisme, jual beli
dzalik.
Pacce adalah suatu tata nilai yang lahir dan dianut oleh masyarakat
Bugis/Makassar. Pesse lahir dan dimotivasi oleh nilai budaya Sirik (malu).
malu keluarga) maka si anak yang telah membuat malu (sirik) tersebut
dibuang dan dicoret dalam daftar keluarga. Namun, jika suatu saat,
dan hidup terlunta-lunta, si anak pun diambilnya kembali. Malu dan tidak
karena si anak telah membuat malu keluarga, lebih malulah jika melihat
24
anakmu menderita. Jika Anda tidak malu, bangkitkan rasa iba di hatimu
dari dalam hati yang dapat merangsang kepada suatu tindakan untuk
membantu orang lain. Sirik dan Pacce inilah yang mendorong orang
Dengan memahami makna dari sirik dan pacce, ada hal positif yang
adil pada diri sendiri dan terhadap sesama bagaimana hidup dengan
sirik dan pacce ini dengan pandangan keadilan Plato (428-348 SM) yang
Nilai adalah hal yang yang sangat dibutuhkan dalam setiap aspek
Pendapat lain dikemukakan oleh M.Z. Lawang (dalam Budi Juliardi 2014:
141), “Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas,
barharga dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai
tersebut”.
dapat menarik, berguna bagi manusia. Maka sirik na pacce sangat di-
Makassar, dan hal ini juga berlaku dalam aspek ketaatan masyarakat
hukumnya.
26
lah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari karakter orang
De’ni gaga Sirikna, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan
mereka itu sirupai olo’ kolo’e (seperti binatang). Petuah Bugis berkata :
suku maupun dengan suku yang lain. Konsep Sirik na pacce bukan hanya
dikenal oleh kedua suku ini, tetapi juga suku-suku lain yang menghuni
daratan Sulawesi, seperti Mandar dan Tator. Hanya saja kosa katanya
berinteraksi.
yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau
suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok
masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup
dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan
27
diperoleh karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan
digambarkan.
Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam
mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai
seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari pe-
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga
antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketepatan yang
berusaha sedemikian rupa agar lebih baik. Hal ini sejalan dengan
dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).
berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum
tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa
yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran
masyarakat dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu
tersebut dijaga dan dipelihara, kebiasaan ini meliputi norma adat, agama,
dan harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Hal senada dikemu-
kakan Rahim (dalam Latif, 2012: 32). “Adat sebagai kebudayaan, meng-
gariskan ketentuan bagi segenap sikap dan tingkah laku yang diketahui,
melanggar”.
Nilai budaya termasuk norma dan sikap tercermin dalam cara berpikir
contoh wujud nilai budaya hubungan manusia dengan diri sendiri adalah
arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya
kan fenomena kehidupan sosial yang terdapat dalam karya sastra tersebut
kadang tidak sengaja dituliskan oleh pengarang, atau karena hakikat karya
tidak tahu.
berasal dari kata sos (Yunani) yang berarti bersama, bersatu, berkawan,
berikut.
32
Dalam hal ini, informasi tentang latar belakang keluarga, atau posisi
sejarah peradaban.
Secara harfiah pengertian sirik adalah sama dengan rasa malu. Dan,
kata sirik ini akan berarti harkat (value), martabat (dignity), kehormatan
(honour), dan harga diri (high respect) apabila dilihat dari makna
menyebut perkataan sirik karena sirik adalah dirinya sendiri. Sirik ialah
Selain itu, pendapat senada dikemukakan (Faidi 2016: 95) kata “sirik
Dengan demikian, dapat dikatan kata sirik itu sendiri lebih merupakan
sebuah perasaan malu dalam diri seseorang yang cukup erat kaitannya
harga dirinya baik sebagai individu, keluarga, dan masyarakat. Selain itu,
bentuk solidaritas. Hal ini dapat menjadi motif penggerak penting ke-
apa yang mereka katakan sebagai bentuk penerapan sirik yang salah
na Pacce adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari karakter
De’ni gaga Sirikna, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan
mereka itu sirupai olo’ kolo’e (seperti binatang). Petuah Bugis berkata
Dipandang dari sudut Islam, maka menjaga diri itu sama artinya
dengan menjaga syariat. Menjaga harga diri dipandang dari segi ilmu
akhlak adalah suatu kewajiban mulia yang paling tinggi, sehingga
ada syair :”Jika tidak engkau pelihara hak dirimu, engkau me-
ringankan dia, orang lain pun akan lebih meringankannya, sebab itu
35
hormatilah dirimu dan jika satu negeri sempit buat dia, pilih tempat
lain yang lebih lapang. Jikalau orang yang memakai sirik Islam ini
bertemu dengan perbuatan orang lain yang akan merendahkan
martabatnya, jadi hina, dia pasti membalas, di sinilah pepatah yang
terkenal : “Annaar lal aar”. Artinya biar bertikam daripada memikul
malu. Tetapi sirik yang demikian itu menurut Islam harus dipelihara
dari segala seginya. Pertama, meneguhkan iman dan tawakkal
kepada Allah, sebab iman dan tawakkal kepada Allah, sebab iman
dan tawakkal itu menimbulkan nur atau cahaya pada diri seorang
mu’min, sehingga walaupun dia tidak bercakap sepatah jua pun,
cahaya imannya telah memancar dari matanya, sehingga
menimbulkan pengaruh kepada alam yang berada di sekelilingnya.
Sehingga orang yang tadinya ada berniat jahat kepada orang yang
beriman baru melihat matanya sebentar saja, orang yang berniat
jahat itu tidak dapat menentang lama, musti tunduk. Orang yang
teguh imannya itu mempunyai akhlakul karimah, budi pekerti yang
mulia. Menurut Imam Ghazali, sirik yang sejati ialah yang menengah
atau Al Ausath... Malu itu termasuk iman, tegasnya orang yang tidak
bermalu adalah orang tidak beriman. Dan sebuah hadits lain:”
Apabila engkau tidak malu, berbuatlah sesuka hatimu (diriwayatkan
oleh Bukhari).
yaitu:
maka menjadi sirik atau pantang menyentak badik kalau tidak akan
ditikamkan.
Andi Zainal Abidin (1999 :215) membagi Sirik, dalam dua jenis: Per-
tama adalah Sirik Ripakasirik, yang terjadi bilamana seseorang dihina atau
Dignity yang telah dirampas sebelumnya. Jika tidak ia akan disebut Mate
Sirik (mati harkat dan martabatnya sebagai manusia). Kedua adalah Sirik
Pemulihan jenis sirik ini dilakukan dengan membuat prestasi yang hebat.
Misalnya orang yang tidak lulus ujian, belajar dengan sekuat tenaga
dirimu dari lumpur kemiskinan kalau engkau pergi merantau, dan bekerja
keras di sana! Dalam hal demikian bukan orang yang telah menghina
yang lebih tinggi daripada menjaga Sirikna, dan kalau mereka tersinggung
Mate nisantangngi artinya mati diberi gula dan berlumpur santan atau mati
secara manis dan gurih atau mati untuk sesuatu yang berguna.
Makassar:
1) sirik adalah sesuatu yang sangat tinggi, sangat berharga baik bagi
individu maupun masyarakat,
2) sirik adalah modal perjuangan bagi setiap individu maupun
sebagai anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri bagi
manusia pembangunan,
38
karena Sirik melainkan dengan alasan lain dianggap hina. Begitu pula
dengan alasan politik atau ekonomi, atau dengan kata lain semua alasan
dapat menghilangkan kesaktian. Tetapi kita harus mengerti bahwa Sirik itu
tidak bersifat menentang saja tetapi juga merupakan perasaan halus dan
Seorang yang suka mencuri, atau yang tiodak beragama, atau tidak tahu
prestasi yang dilakukan dengan sekuat tenaga dan segala jerih payah
demi Sirik itu sendiri, demi Sirik keluarga dan kelompok. Ada ungkapan
(Kalau kamu pergi merantau janganlah menjadi anak buah, tapi ber-
seorang putera Sultan Abdul Jalil Somba Gowa XIX yang merantau ke
Pahang dan dikenal dengan Toh Tuan, meninggalkan Gowa pada abad
39
saudara.
Sirik jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam falsafah Bugis
tidak punya malu maka pinjamlah kepada orang yang masih memiliki rasa
Jangan jadi pengemis, karena itu artinya membuat keluarga menjadi malu-
malu atau malu hati. Hal yang terkait dengan Sirik Mappakasiriksirik serta
(bangun di pagi hari), arahkan kemudi, tetapkan tujuan ke mana kaki akan
melangkah, pasang tekad yang kuat “Lebih baik tenggelam daripada balik
“Mali’ siparampe, malilu sipakainga”, dan “Pada idi’ pada elo’ sipatuo
sipatokkong” atau “Pada idi pada elo’ sipatuo sipatottong”. Artinya, ketika
maka keluarga yang lain ikut membantu. Dan, kalau seseorang cenderung
saling mengisi, dan tidak dapat dipisahkan yang satu dari lainnya.
Dengan memahami makna dari sirik dan pacce’, ada hal positif yang
pada diri sendiri dan terhadap sesama, bagaimana hidup dengan tetap
tingkah laku binatang, sebab tidak memiliki rasa malu, harga diri, dan
41
kepedulian sosial. Mereka juga hanya ingin menang sendiri dan mem-
budaya sangat abstrak dan sulit untuk didefenisikan karena Sirik na pacce
Sirik adalah rasa malu yang terurai dalam dimensi-dimensi harkat dan
mementingkan diri sendiri dan golongan ini adalah salah satu konsep
yang meliputi:
Layaknya sebuah tradisi, maka secara turun temurun konsep nilai ini
disintegrasi terhadap penafsiran tentang nilai Sirik ini, maka tentunya akan
akan datang, inilah yang menjadi salah satu kekhawatiran banyak pihak
nilai falsafah ini tetap bisa menjadi pedoman, pegangan serta ciri khas
masyarakat Bugi/Makassar.
atau negeri orang lain adalah menjadi manusia yang perkasa dalam
ataupun ujian hidup. Itulah sebabnya maka setiap orang yang mengaku
menghadapi apapun.
massarang” (dua bagian yang tak terpisahkan dan tiga bagian yang tak
Apabila diamati pernyataan nilai sirik ini atau lebih konkritnya meng-
yang katanya dimotivasi oleh sirik, maka akan timbul kesan bahwa nilai
malu-malu, aib, iri hati, kehormatan dan harga diri, dan kesusilaan. Cara
pandang seperti ini jelas merupakan sebuah cara pandang yang kurang
lihat, disintegrasi semacam ini sudah lama terjadi. Bagaimana rasa malu
Jika berkaca pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah ini, mulai dari
44
kumpulan petuah untuk dijadikan sebagai suri teladan. Kata La Toa sen-
yang erat dengan peranan sirik dalam pola hidup atau adat istiadat
dalam lontara’ tersebut: Sirik sebagai harga diri atau pun kehormatan,
hidup.
Kata sirik dapat juga diartikan sebagai pernyataan sikap yang tidak
matan), Palaloi siriknu (tegakkan siriknu), Tau de’ sirikna (orang tak me-
jiwa atas tubuh. Inti budaya Sirik na pacce mencakup seluruh aspek
wanan menjadi lebih kuat, baik dengan sesama suku maupun dengan
suku yang lain. Konsep sirik na pacce bukan hanya dianut oleh kedua
suku ini (Bugis dan Makassar), tetapi juga dianut oleh suku-suku lain yang
mendiami daratan Sulawesi seperti, suku Mandar dan Tator, hanya kosa-
kan lewat kata-kata Taro ada’ taro gau (satu kata satu perbuatan),
merupakan tekad atau cita-cita dan janji yang telah diucapkan pastilah
dipenuhi dan dibuktikan dalam perbuatan nyata. Hal tersebut juga sejalan
harga diri. Sedangkan Pacce dapat berarti tidak tega, peduli, kasihan,
atau iba. Struktur atau jenis sirik dalam Budaya Bugis atau Makassar
Mappakasirik sirik, (3) Sirik Tappelak Sirik (Bugis: Teddeng Sirik), dan (4)
Sirik Mate Sirik. Guna melengkapi keempat struktur Sirik tersebut maka
46
1. Sirik Nipakasirik
“Makna dan tujuan sirik dengan jalan menghilangkan nyawa atau melukai
harga diri pribadi seseorang, serta harga diri atau harkat dan martabat
keluarga. Sirik jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk
membawa lari anak gadis (kawin lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-
perempuan (gadis yang dibawa lari) karena telah membuat malu keluarga.
untuk Bugis-Makassar tidak ada tujuan hidup lebih tinggi daripada men-
menjaga siriknya. Dari pendapat tersebut dipahami bahwa sirik bagi orang
47
harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Sirik jenis ini adalah sesuatu
yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya adalah nyawa.
Sebagai contoh dalam hal ini adalah membawa lari seorang gadis (kawin
lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-laki maupun perempuan, harus
dibunuh, terutama oleh pihak keluarga perempuan (gadis yang dibawa lari)
bunuh. Utang darah harus dibalas dengan darah, utang nyawa harus
Silariang, atau kawin lari kadang menjadi pilihan terakhir dua insan
yang sedang dimabuk cinta tapi tidak mendapat restu keluarga. Baik restu
dari satu keluarga, atau restu dari kedua pihak keluarga. Bagi suku
Bugis/Makassar, anak gadis yang dibawa lari atau kawin lari tanpa restu
dari orang tua berarti aib besar, sebuah perbuatan yang dianggap
pilihan salah yang diambil sepasang kekasih ketika cinta mereka tak
48
mampu menembus tembok restu kedua pihak keluarga. Ketika cinta tak
maut.
1. Silariang atau kawin lari. Kondisi di mana sepasang kekasih yang tak
mendapat restu itu sepakat untuk kawin lari atau dalam artian
2. Nilariang atau dibawa lari. Kondisi di mana si anak gadis dibawa lari
oleh lelaki, entah karena paksaan atau karena si anak gadis dalam
pengaruh pelet.
rahkan dirinya untuk dinikahi meski tanpa restu dari orang tuanya.
Biasanya ini terjadi karena si anak gadis telah hamil di luar nikah dan
pilihan untuk annyala maka seketika itu juga dia dianggap mencoreng
tumate attallasa, orang mati yang masih hidup. Mereka telah dianggap
mati dan tidak akan dianggap sebagai keluarga sebelum mabbajik atau
49
maka wajib bagi mereka untuk melukainya dengan sebilah badik. Ini
sana, karena ada aturan yang menyatakan kalau mereka tak boleh
Selepas acara mabbajik maka lepas juga annyala yang selama ini
tercetak di jidat pasangan kawin lari tersebut. Mereka bisa kembali kepada
keluarga besarnya dan dengan demikian harga diri keluarga besar juga
bunuh karena menegakkan Sirik, matinya adalah mati syahid, atau yang
mereka sebut sebagai Mate Risantangi atau Mate Rigollai, yang artinya
bahwa kematiannya adalah ibarat kematian yang terbalut santan atau gula.
memang orang lain tidak dapat mengerti hal tersebut, kecuali bagi mereka
tetap hidup (eksis), kalau malu sudah tidak ada, maka hidup ini menjadi
2. Sirik Mappakasirik-sirik
Sirik jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam falsafah Bugis
tidak punya malu maka pinjamlah kepada orang yang masih memiliki rasa
51
Jangan jadi pengemis, karena itu artinya membuat keluarga menjadi malu-
(bangun di pagi hari), arahkan kemudi, tetapkan tujuan ke mana kaki akan
“Mali’ siparampe, malilu sipakainga”, dan “Pada idi’ pada elo’ sipatuo
sipatokkong” atau “Pada idi pada elo’ sipatuo sipatottong”. Artinya, ketika
maka keluarga yang lain ikut membantu. Dan, kalau seseorang cenderung
janjinya, itu artinya dia telah mempermalukan dirinya sendiri. Orang Bugis
atau orang Makassar yang masih memegang teguh nilai-nilai Sirik, ketika
berutang tidak perlu ditagih. Karena, tanpa ditagih dia akan datang sendiri
untuk membayarnya.
mempunyai rasa malu, hilang rasa malu, tidak memiliki perasaan malu
agama. Dalam pandangan orang Bugis Makassar, orang yang mate sirik-
nya adalah orang yang di dalam dirinya sudah tidak ada rasa malu (iman)
sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan pernah merasa
malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai hidup yang hidup.
53
Mate sirik juga akan dialami oleh seseorang yang telah nipakasarik/
dihina oleh orang lain dan orang yang dihina tidak dapat memulihkan
kan Sirik-nya atau tidak kuasa memperbaiki harga diri dan martabat dalam
lingkungan masyarakatnya.
sirik juga berkaitan dengan nilai agama secara partikal. Orang yang tidak
malu melanggar perintah Allah, tidak mau menjalankan perintah Allah Swt
antara manusia dengan hewan adalah rasa malu, akal, dan pikiran. Ketika
manusia tidak malu melanggar aturan baik yang datang dari Allah maupun
busuk akan terasa menyengat. Korupsi, kolusi dan nepotisme, jual beli
dzalik.
b. Pacce
54
perasaan (pernyataan) solidaritas yang terbit dari dalam kalbu yang dapat
keluar dari dirinya, sedangkan Sirik diarahkan ke dalam dirinya. Sirik dan
Pacce atau Pesse adalah suatu tata nilai yang lahir dan dianut oleh
(membuat malu keluarga) maka si anak yang telah membuat malu (sirik)
tersebut dibuang dan dicoret dalam daftar keluarga. Namun, jika suatu
derita dan hidup terlunta-lunta, si anak pun diambilnya kembali. Malu dan
karena si anak telah membuat malu keluarga, lebih malulah jika melihat
anakmu menderita. Jika Anda tidak malu, bangkitkan rasa iba di hatimu
bahwa Sirik adalah rasa malu, harga diri, harkat, dan martabat seseorang
55
kadang harus dibayar dengan sangat mahal yakni dengan nyawa. Setiap
mati karena menjaga Sirik-nya ibarat Mate nisantangi atau Mate nigollai,
Selanjutnya Pacce adalah rasa iba yang timbul dari lubuk hati yang
dalam sebagai suatu kepedulian terhadap orang lain akan musibah atau
penderitaan yang dialami atau dirasakan oleh orang lain. Pacce atau rasa
iba ini tidak meminta syarat apapun atau imbalan sedikitpun semata
keprihatinan yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain. Pepatah Makassar
(harga diri, kehormatan) telah hilang kita masih punya Pacce, kita masih
1) Nilai Filosofis.
2) Nilai Etis.
teguh pendirian, setia, tahu diri, jujur, bijak, sopan, cinta dan empati.
3) Nilai Estetis
Nilai estetis dari Sirik na pacce meliputi nilai estetis dalam non insani
yang terdiri atas benda alam tak bernyawa, benda alam nabati, dan benda
alam hewani. Kemudian, satu hal yang perlu diperhatikan disini yakni
kan duduk persoalannya atau jika sudah melewati batas kemanusiaan dan
timbul dari permasalahan yang ada. Sehingga bagi pihak yang terkena
sirik kemudian bersikap bungkam tanpa ada upaya sama sekali, maka
akan dijuluki sebagai orang yang tak punya rasa malu (Tau tena sirikna).
nilai sirik ini bagi sikap hidup masyarakat Bugis/Makassar dan masyarakat
Sulawesi Selatan secara umum. Sehingga nilai sirik ini bagi masyarakat
falsafah hidup, dimana secara garis besar dapat ditarik sebuah benang
57
manusia Bugis/Makassar.
bangsa ini, untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. Untuk itu diperlu-
kan sosok-sosok muda yang memiliki jiwa dan karakter yang mapan
karena pemuda adalah calon pemimpin dan pemilik bangsa ini. Mereka
harus memiliki sirik na pacce dalam diri mereka, dengan adanya budaya
Sirik na pacce anak pemuda bangsa ini akan menjadi lebih peka terhadap
yang memegang prinsip ini akan membawa bangsa ini menuju kearah
yang lebih baik, karena mereka memiliki rasa peka terhadap lingkungan,
saling mengisi, dan tidak dapat dipisahkan yang satu dari lainnya.
58
Dengan memahami makna dari Sirik na pacce’, ada hal positif yang
pada diri sendiri dan terhadap sesama, bagaimana hidup dengan tetap
sebagai falsafah dalam segala aspek kehidupan, dan hal ini juga berlaku
5. Film
a. Pengertian Film
Pengertian Film art adalah seni rupa media yang paling lengkap,
dan bahkan sulit bagi para pakar untuk membuat batasannya ini mampu
telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar–
benar disukai bahkan sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini
film telah memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas lagi
yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi
hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh dengan media ini.
mereka lukis. Dan lukisan–lukisan itu biasa menimbulkan hal yang lucu
dan menarik, karena dapat disuruh memegang peran apa saja , yang tidak
dibuat menjadi ajaib, menghilang, menjadi besar atau menjadi kecil secara
menjadi sebuah film. Tentu bukan hal yang asing jika disinggung
diangkat ke layar bioskop. Dalam hal ini perubahan bentuk (media) atau
pembaca yang aktif akan melahirkan sebuah karya baru sebagai wujud
untuk keperluan fotografi. 2) alat media massa yang mempunyai sifat lihat
sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian, Film sebagai komunikasi
rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan
yang merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi
dewasa ini semakin penting dan setara kebutuhan akan sandang pangan.
Dan lukisan-lukisan itu bisa menimbulkan hal yang lucu dan menarik,
karena dapat disusuruh memegang peran apa saja, yang tidak mungkin
diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat dibuat menjadi
Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah
1) Produser
Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau
Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus menyediakan naskah
yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya yang diperlukan dalam
2) Sutradara
menempati posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja
3) Penulis Skenario
naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan
63
visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan
orang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario
yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwu-
Karena itu, seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mam-
kamera.
5) Penata Artistik
menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum
adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun
6) Penata Musik
penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga
7) Editor
Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan ditentukan
pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar demi gambar
dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau
pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan
atau pihak yang bertanggung jawab dalam menentukan baik atau tidaknya
hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi
Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan
cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film
tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam meme-
65
tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran
c. Sifat Film
dan panduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas (Mc
menjadi:
1. Film cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop
dengan bintang film tenar dan didistribusikan sebagai barang
dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa
cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi,
sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari
segi artistiknya.
2. Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa
yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita maka film yang
disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita. Kriteria
berita itu adalah penting dan menarik.
66
d. Sejarah Film
Perkembangan video art adalah solusi logis yang lahir dari pen-
aliran seni baru, atau, betapa besarnya andil pekerja seni terhadap
alat yahg kapasitas dan batasannya ingin mereka coba sendiri. Ke-
irit. Format film termahal, yakni format 35 mm, tidak bisa dibeli oleh
pun di tahun 70-an dan 80-an terjadi booming gerakan super-8, film video
publik Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film
The Great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S Porter pada tahun
1903, tetapi film The Great Train Robbery yang masa putarnya hanya
situasi secara ekspresif, serta peletak dasar teknik editing yang baik.
sejarah perfilman di Amerika Serikat, karena pada dekade ini lahir film
Feature, lahir pula bintang film dan pusat perfilman yang kita kenal dengan
Hollywood. Periode ini juga disebut dengan The age of Griiith karena
David Wark Griffit-lah yang telah membuat film sebagai media yang
dinamis. Diawali dengan film The Adventures of Dolly (1908) dan puncak-
nya film The Birth of Nation (1915) serta film Intolarance (1916). Grifft
baik, dan yang paling utama mengangkat film menjadi media yang
sudut pengambilan gambar yang baik, dan teknik editing yang baik. Pada
periode ini pula perlu dicatat nama Mack Senettm dan Keyston Company-
nya yang telah membuat film komedi bisu dengan bintang legendaris
Charlie Chaplin.
68
sempurna. Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser
anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang
kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang
e. Fungsi Film
film sejarah objektif atau film dokumenter atau film yang diangkat dari
B. Kerangka Pikir
telah dipaparkan. Untuk itu akan diuraikan secara rinci landasan berpikir
sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi
rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan
terdapat dalam Film dan BTA. Falsafah sirik na pacce yang diamati dalam
film tersebut adalah berbagai jenis sirik dan pacce yang dianut dalam
70
sirik, jenis ini berkaitan dengan etos kerja, bekerja keras, prin-
daya yang terdapat pada Film TKVW karya Dony Dirgantoro dan
Jika teks sastra berasal dari Jerman, kita dituntut pula memahami ke-
BTA, teks dilaog aktor kedua film ini dianalisis makna ungkapan/dialognya
digunakan oleh para aktor, juga dapat diamati dengan aktivitas kese-
tokoh/aktor.
FILM
Tenggelamnya Kapal
Badik Titipan Ayah (TPA)
Van Der Wijck (TKVW)
Analisis
Interpretasi
Temuan/Hasil
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dalam dialog tokoh (aktor) Film TKVW karya Dony Dirgantoro dan Film
dan fungsi acuan (referen) sirik na pacce sesuai dengan apa adanya.
B. Batasan Istilah
istilah dalam tesis ini, terlebih dahulu penulis me n jelaskan maksud dari
judul “Analisis Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Dony
Dirgantoro dan Film Badik Titipan Ayah karya Taufik Daraming Tahir
batasan istilah.
72
73
siran dan terhindar dari kekaburan. Adapun definisi istilah dalam penelitian
1. Sirik Nipakasirik
2. Sirik Mappakasirik-sirik
Sirik tappelak sirik dalam film TKVW dan film BTA adalah
dengan baik.
4. Pacce
74
5. Latar
peristiwa yang dominan film TKVW dan film BTA. Daerah yang
1. Data
pacce dalam film TKVW karya Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik
2. Sumber Data
durasi 01:22:05
penulis dalam penelitian ini, adalah kedua film ini sungguh memikat dan
Makassar dan Padang film TKVW dan budaya sirik silariang film BTA.
yang terhalang oleh perbedaan adat istiadat dua suku Makassar dan
datang kembali dan ditolaknya pula karena rasa sirik atau malu menerima
silariang antara Andi Tenri dan Firman adalah masalah yang sangat
terpaksa silariang karena mereka tahu tidak akan mendapat restu dari
Karaeng Tiro, Karaeng Tiro sakit hati kepada Karaeng Parapak (ayah
kedua belah pihak hampir berduel andai Andi Tenri dan Ibundanya
tugas dari ayahnya Karaeng Tiro membunuh Andi Tenri dan Firman,
badik itu pada pahanya sendiri karena baktinya dan menjunjung adat.
Data adalah subjek yang menjadi asal atau tempat data itu diperoleh
(Arikunto, 1985:90). Oleh karena itu, data penelitian ini adalah data nilai-
nilai sirik na pacce yang bersumber dari dialog Film TKVW karya Dony
Data penelitian ini adalah semua dialog yang terdapat dalam Film
TKVW karya Dony Dirgantoro dan Film BTA karya Taufik Daraming
TKVW karya Dony Dirgantoro dan Film BTA karya Taufik Daraming Tahir.
Hal ini berarti bahwa data yang diperoleh bersumber dari film tersebut
ini adalah :
film TKVW karya Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Dara-
ming Tahir.
TKVW karya Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Daraming
Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Daraming Tahir, dalam bentuk
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Bab ini disajikan hasil penelitian berdasarkan fokus yaitu (1) Sirik
dengan etos kerja, prinsip hidup, dan nilai agama), (3) Sirik
1. Sirik Nipakasirik
dapat dalam film TKVW karya Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik
Daraming Tahir dkk. Data sirik nipakasirik/ripakasirik pada film TKVW dan
SNS 1
79
79
80
SNS 2
SNS 3
Pada kutipan SNS 1, SNS 2, dan SNS 3 tampak nilai sirik nipaka-
tas duduk bersama anak-anak muda suku Minang karena dia dianggap
derajat adat Minangkabau diibaratkan pada pepatah “Adat yang tak lapuk
80
81
SNS 4
SNS 5
SNS 6
Pada kutipan dialog SNS 4, SNS 5, SNS 6 tampak nilai sirik nipa-
81
82
Minang yang dipegang teguh oleh keluarga Hayati melihat garis keturunan
dari Ibu bukan dari garis keturunan bapak, maka Zainuddin dianggap
dari daerah Makassar yang tidak pantas melamar atau meminang perem-
yang memiliki pekerjaan yang baik dan memunyai harta yang banyak atau
menerima lamaran Aziz yang memunyai pekerjaan lebih baik, dan dia
karena dipermalukan.
Sirik adalah harga diri yang harus dijaga dan dipelihara, nipakasirik
kasirik atau direndahkan harkat dan martabat diri dan keluarga (silariang)
82
83
ini dapat dilihat pada kutipan dialog SNS 7, SNS 8, SNS 9, SNS 10,
SNS 11, dan SNS 12 film BTA karya Taufik Daraming Tahir dkk.
SNS 7
“Silariang ini punya risiko besar. Kamu siap Tenri?”, Bukan hanya
saya saja yang harus siap. Tapi kita. Apa kamu siap?
SNS 8
SNS 9
SNS 10
“Kalian berdua silariang” tanya Candra. “Ia Kak, baru kemarin ini
kami menikah di sini, supaya tidak bertambah dosa”, jawab Tenri.
Terpaksa Kak.........(Tenri mengusap perutnya memberikan isyarat
kalau dia telah hamil). “ Berani sekali kalian melakukan hubungan
seperti ini sebelum menikah, dan Kau Firman bukannya
melindungi malah menodai”, bentak Candra. “Maaf Kak Candra
ini ide saya” kata Tenri. Saya tidak mengerti Ndi Tenri, mengapa
kamu jadikan dirimu hamil, kamu merasa dengan cara ini kamu
bisa mendapat restu dari ammakmu. Karena itumi satu-satunya
cara untuk merestui hubungan kita. Saya berharap dengan
lahirnya seorang cucu akan meluluhkan hati mereka. ....Firman
tidak mau, dia ingin saya minta izin telebih dahulu kepada Tetta.
Tapi saya tahu bagaimana kerasnya hati Tetta, Kak Candra.
83
84
SNS 11
Tetta panggil saya? Iya. Duduk
Aso. Iye. Aso sejak Kau kecil
Tetta selalu menasehatimu ten-
tang pentingnya menjaga sirik.
Bukan hanya harkat dan marta-
batmu sendiri tetapi harkat dan
martabat keluargamu. Tenaja nu-
kaluppai? Tidak Tetta, saya tidak
mungkin lupa. Bagus! Sekarang
Andiknu lari bersama laki-laki,
silariang. Tindakannya mappakasirik, mempermalukan. Keluarga
kita nipakasirik, dipermalukan oleh laki-laki itu. (Sambil menge-
luarkan sebuah badik dari bungkusan kain merah) Seandainya
keadaan Tetta memungkinkan, Tetta sendiri yang akan menye-
lesaikan masalah ini. Aso , cari mereka! Selesaikan masalah ini
sesuai adat kita. Ambillah! Ambillah Aso! Ambil! (Karaeng Tiro
mengangkat Badik I La Sanrego penuh hikmad dengan kedua
tangannya menyerahkan pada Aso dan diterima Aso dengan hati-
hati)
(BTA 01. 22. 09 detik)
SNS 12
Tetta, saya akan lakukan apa pun demi nama baik keluarga.
Bagus, bagus Aso! Aso kamu anak laki-laki jangan pernah ke-
cewakan Tetta! Masalah keluarga ini harus diselesaikan dengan
tuntas, untuk selama-lamanya.
SNS 13
84
85
adat perkawinan, misalnya silariang. Bentuk sirik ini terdapat pada kutipan
puan yang dibawa lari anak gadisnya (silariang). Dalam hal ini, Karaeng
Tiro merasa terhina karena anak perempuannya (Andi Tenri) dibawa lari
(nilariang) oleh Firman. Perbuatan Tenri dan Firman kawin lari atau sila-
riang membuat Karaeng Tiro dan kerabatnya merasa terhina dan diper-
malukan oleh kedua orang tersebut. Karena Karaeng Tiro malu, lalu
mereka bila menemukan kedua orang tersebut. Perbuatan Andi Tenri dan
Firman dianggap aib bagi keluarga Karaeng Tiro. Nipakasirik atau anak
bat pada orang yang dipermalukan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan dialog
SNS 9. Limpo merasa terhina atas kelakuan Andi Tenri dan Firman (sila-
riang) bersumpah di depan orang tua Tenri akan mencari Andi Tenri dan
Firman. Wujud keperihatinan Limpo, dia pun mendatangi rumah orang tua
Hal ini dibuktikan dengan ucapan Limpo “….Sekali lagi Kau hina keluarga
85
86
mereka (Tenri dan Firman). Mencari Andiknu Tenri, dan laki-laki yang
(BTA 00. 33. 01). Badik yang diberikan Karaeng Tiro pada Aso, merupa-
kan salah satu bentuk budaya orang Bugis Makassar untuk menye-
luarga.
tahankan harga dirinya daripada hidup tidak memunyai rasa malu (mate
86
87
saja. Akan tetapi pada hakikatnya apa yang kelihatan oleh orang luar
sebagai hal yang sepele dan biasa bagi kelompok masyarakat tertentu
melarikan anak gadis harus dibunuh atau diusir. Mereka yang merasa
derajatnya telah direndahkan karena telah merasa aib, maka dia dituntut
lebih baik mati dalam mempertahankan harga diri daripada hidup penuh
aib. Seseorang akan dipandang mati siriknya apabila tidak berbuat apa-
tidak berguna.
Dialog yang mengandung nilai sirik mate sirik dapat dilihat dari
kutipan dialog SNS 10, bagaimana Andi Tenri dan Firman telah
aib pada diri dan keluarganya sendiri. Orang yang tidak dapat memulihkan
87
88
SNS 14
“Tetta sakit pasti karena saya, saya tidak bisa memaafkan diri saya
kalau terjadi apa-apa pada Tetta. Ya Allah, aku ingin lihat dia, aku
ingin ketemu Tetta, aku ingin Tetta tahu, aku mencintai sepenuh
hati. Kamu ingin ketemu Tettamu, kamu ingin pulang? Kita bisa
pulang kalau kamu mau. Tapi? Bagaimana dengan kamu? Saya
akan minta maaf, mohon ampun, pada Tetta, pada ammak, daeng
Aso. Pada semuanya meskipun aku harus mati menerima semua
akibat itu. Saya akan terima dengan Ikhlas Tenri.
hanya membuat malu keluarga Karaeng Tiro, tetapi keluarga, dan saha-
bat pun turut menanggung malu dari perbuatan yang dilakukannya. Apa
yang dilakukan Andi Tenri membuat Karaeng Tiro malu bahkan tidak mau
keluar rumah, tidak mau bertemu dengan tetangga dan kerabatnya. Rasa
88
89
membuat bapaknya sakit hingga meninggal dunia dan Andi Tenri pun
keluarganya.
lakukan. Dapat dilihat dari ucapannya “Meskipun aku harus mati mene-
rima semua akibat itu. Saya akan terima dengan Ikhlas, Tenri (BTA 01.
02.50 detik).
yang dia lakukan di luar nikah membuat keluarga dan kerabatnya malu.
Keluarga dan kerabat yang merasa terhina dan malu akan melakukan
1. Sirik Mappakasirik-sirik
tidak melakukan yang terbaik untuk kemajuan diri baik berupa pekerjaan,
mencari ilmu pengetahuan yang lebih tinggi, belajar lebih giat dan
89
90
lebih baik dari sebelumnya atau yang sudah ada, sudah dimiliki. Selain
dang sirik sebagai pegangan, perisai untuk tidak melakukan hal-hal yang
buka (bangun di pagi hari), arahkan kemudi, tetapkan tujuan ke mana kaki
90
91
terdapat dalam film TKVW dan film BTA. Data tersebut disimbolkan
SMSS 1
SMSS 2
SMSS 3
SMSS 1 pada film TKVW adalah gambaran budaya orang Makassar yang
91
92
orang tua Zainuddin, juga menemui keluarga dan kerabat Pendekar Sutan
yang ada di Padang. Dari percakapan antara orang tua angkat Zainuddin,
tidak dihiraukan, dan Zainuddin tetap meminta izin kepada Mak Basse
Zainuddin dan Hayati pada kutipan SMSS 2, dan SMSS 3 Hayati mem-
orang yang dia cintai, tetapi tetap teguh dalam pendiriannya mening-
92
93
Hayati akan tetap suci, dan Hayati tetap setia menunggu Zainuddin.
mata, Azimat dalam hidup saya. Dan akan kuletakkan dalam kafanku
kalau aku mati, walaupun barang itu murah “(TKVW durasi 00. 25. 10.
sahabatan.
SMSS 4
SMSS 5
93
94
SMSS 6
SMSS 7
galkan Hayati, tetapi dengan kemauan dan keyakinan yang kuat, kuat
94
95
kutipan SMSS 5 menjadikan dia berada di atas puncak atau orang ter-
pandang. Tekad kuat pantang menyerah, malu tidak berbuat yang terbaik
hal ini dapat dilihat dari percakapan Muluk “Ah, Tuan Zainuddin menjadi
orang terkenal sekarang. Iya, ah, jangan berkata begitu Bang Muluk”
ungkap Zainuddin
SMSS 8
SMSS 9
…Kalau begitu di mana kita bisa beli, Bang Muluk tahu tem-patnya?
Lihat itu, itu tempatnya. ....Mari kita masuk. Tolonglah kawan saya
dipermakh Baju, celana, sepatu, ganti semua model
baru.“Sesudah ini kita beli mobil” kata Muluk. “Mobil” kata
Zainuddin. Zainuddin ini orang sukses, masa mau naik kereta
terus. Tapi saya tidak bisa setir Bang Muluk. Ah, nanti ajar.
(TKVW 01. 17. 20 detik).
95
96
SMS 10
“Saya mau bertanya kenapa rumah sebesar ini begitu murah. Ini
rumah disita bank, pemiliknya melakukan beberapa penipuan.....
Baiklah Pak saya akan beli. Semua urusan Bang Muluk akan urus.
(TKVW 01.23.10 detik).
keras dan pantang menyerah. Keuletan dalam bekerja dan sifat pantang
dalam meraih cita-cita dan kesuksesan sudah terpatri dalam jiwa suku
Pendapat ini sejalan pendapat (A. Moeing AG 1994. 83). “Apa yang
96
97
Allah Swt. tidak akan merubah keadaan seseorang, suku, bangsa selama
Terjemahan: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
97
98
hak orang lain, dan teguh pada pendirian. Sifat ini ditunjukkan pada dialog
SMSS 11
mudah dipengaruhi oleh siapa pun juga. Karaeng Tiro digambarkan sikap
percakapan Karaeng Caya istri Karaeng Tiro dan Andi Tenri “Bagaimana
kalau sujud dan mencium kaki Tetta, apakah hati Tetta akan luluh, Amak.
Tenri tidak ada karang di perairang Bira sampai di Selayar, yang bisa
98
99
dia tidak akan lunak dengan cara apa pun” (BTA. durasi 00.20. 10 Detik).
keputusan yang sudah diambil dan tetapkan tidak akan diubah apa pun
risikonya.
Zainuddin, pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa.
SMSS 12
“Zainnuddin, saya tidak akan pulang, saya tetap tinggal di sini, biar
kamu hina saya, sebagai babu yang hina. Saya tidak butuh uang
berapapun banyaknya, saya hanya mau dekat dengan kamu,
Zainuddin. “Tidak” kata Zainuddin, pantang pisang ber-buah dua
kali, pantang pemuda makan sisa. Awak meski pulang ke
kampung halaman.
(TKVW 02.04.00 detik).
dalam film TKVW. “Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin meng-
kepada Hayati.
99
100
SMSS 13
orang yang Mate sirikna atau hilang rasa malunya adalah orang yang di
dalam dirinya sudah tidak ada rasa malu atau tidak memiliki keimanan
kepada Allah Swt sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan
pernah merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai yang hidup.
SMSS 14
SMSS 15
an Karaeng Caya (ibu Andi Tenri) karena tidak lagi mematuhi keinginan
anaknya Andi Tenri dan Firman yang telah membuat aib keluarga dengan
lakukan, sebagai imam keluarga. Tanpa ada keberatan, tiada juga sebutir
keberatan, apa Tetta inginkan aku juga lakukan, tapi sekarang ini Tetta
untuk perama kalinya perempuan lemah yang sudah memberimu dua biji
Andi Tenri. Keinginan Karaeng Tiro membuang Andi Tenri dan tidak lagi
Karaeng Tiro membuang Andi Tenri karena membuat malu keluarga dan
ditunjukkan ibu Andi Tenri kepada suaminya Karaeng Tiro. Istri Karaeng
karang ini Tetta untuk pertama kalinya perempuan lemah yang sudah
atau membuang Andi Tenri. “Kau marah Tetta aku terima, tapi apa artinya
hidup jika benci yang menjadi raja, Tetta. Apakah puas bisa membuat
darah tumpah, dan nyawa lepas dari orang yang kita benci, apakah pera-
saan itu yang akan kita rawat dan dibawa sampai mati” (BTA 01.17. 04).
SMSS 16
yang tertanam pada jiwa Zainuddin yang meminta izin kepada Mak
kecil. Perempuan tua itu sekalipun bukan ibu kandung Zainuddin namun
Zainuddin kepada Mak Basse dapat dilihat dari ucapan permohonan izin
ku” mohon maaf ibu, Saya mohon izin kepada orang tua saya. Zainuddin
hidup dan sekolah. Mak Basse memberikan uang simpanan orang tua
Padang. Sekalipun uang yang disimpan orang tua Zainuddin tidak begitu
selain sifat terbuka yang ditunjukkan Mak Basse juga sebagai bentuk
ayah Zainuddin.
SMSS 17
103
104
SMSS 18
Hayati Siapa dia lelaki yang kita jumpa diluar tadi (kata Azis),
namanya Zainuddin Lelaki yang saya selalu ceritakan. Itu rupanya
lelaki yang selalu kamu ceritakan Ati? Kawan Anak itu alim,
nonton pacuan kuda saja seperti anak mengaji.
rahan dan penyerahan diri Zainuddin dan Hayati kepada Allah Swt. Hayati
(suami).
Selain penyerahan diri kepada Allah, mate sirik atau nilai agama juga
dalam masyarakat.
SMSS 19
SMSS 20
sirik Zainuddin (mate sirik) bahwa sebelumnya dia tidak bisa menerima
Hayati kembali karena dia adalah sisa orang, sebagaimana pepatah yang
telah diucapkan “Pantang pisang berbuah dua kali, pantang lelaki makan
sisa”
dirinya kepada takdirnya bahwa waktunya telah tiba untuk kembali kepada
meninggal dunia.
3. Tappelak Sirik
pemulihan harga diri yang dipermalukan ). Jadi sirik adalah sesuatu yang
Artinya rasa malu seseorang itu hilang Tappelak sirik karena berbagai
sebab. Misalnya, ketika seseorang memiliki utang dan telah berjanji untuk
dan yang berutang ternyata tidak menepati janjinya maka yang berutang
Bagi orang Bugis Makassar lebih memilih jalan pintas atau berkelahi
menjaga harga dirinya, bahkan tidak jarang mempertahankan harga diri ini
nilai-nilai Sirik, tidak ingin mempermalukan orang lain begitu pun se-
106
107
dihina atau dipermalukan di depan orang banyak. Bukti sirik tappelak sirik
dapat dilihat dari kutipan dialog film pada film TKVW dan film BTA berikut:
TS 1
TS 2
kepada keluarga Karaeng Tiro, Andi Tenri dibawa lari (silariang) oleh
107
108
yang dilakukan Andi Tenri dan Firman bukan saja menghina keluarga
Karaeng Tiro, tetapi kerabat dan handai tolan pun merasa dipermalukan.
Minang karena Pendekar Sutan adalah keturunan Minang dan hanya ibu
menjaga amanah tidak mau mengingkari janji. Prinsip ini dapat dilihat dari
TS 3
TS 4
harap awak lupakan segala yang telah terjadi, maafkan kesalahan dan
memohon maaf kepada Zainudiin dan tidak mengingat lagi masa lalu
keduanya.
maaf, maka Zainuddin pun memaafkan Hayati sekalipun berat hatinya me-
maafkan kesalahan hayati. Salah satu sifat yang dimiliki orang Makassar
adalah memberikan maaf kepada orang salah dan meminta maaf, begitu
menjungjung tinggi adat tidak mau mengganggu rumah tangga orang lain.
TS 5
“Zainuddin. Awak sudah milik orang lain. Awak sudah lepas dari
genggaman saya, haram saya menyentuh tangan
109
110
TS 6
menjadi istri sahabatnya. Hayati sudah menjadi istri orang lain, kedekatan
Zainuddin dengan Hayati hanya sebatas teman yang pernah dikenal sejak
110
111
din pun berjanji memberikan biaya hidup kepada Hayati sampai dia
bersuami.
kebudayaan Bugis. Menurut Rahim (2011: 139), Sirik dapat diartikan malu
sebagai kata sifat atau keadaan, perasaan malu menyesali diri, perasaan
harga diri, noda atau aib, dan dengki. Sirik disejajarkan kedudukannya
dengan akal pikiran yang baik karena bukan timbul dari kemarahan,
4. Pacce
perasaan (pernyataan) solidaritas yang lahir dari dalam hati atau jiwa
turut iba, belas kasih, turut mersakan penderitaan orang lain dan mau
membantu orang lain. Sirik dan Pacce inilah yang mengarahkan tingkah
111
112
perantauan serta disegani. Pacce merupakan sifat belas kasih dan pera-
berlainan suku, agama, dan ras. Budaya Pacce. yang terpatri dalam jiwa
daritas dan rasa empati yang tinggi kepada sesama tanpa memadang
suku, ras, dan agama. Perwujudan Pacce dapat dilihat dari kutipan dialog
PC 1
“Hayati pulanglah dulu pakai payungku ini, ambillah, jangan ditolak
pertolongan orang tidak elok tu...Berangkatlah supaya orang
rumah tidak risau. Terima kasih Zainuddin saya pergi dulu, ucap
Hayati.
(TKVW 00. 08. 20 detik).
PC 2
PC 3
112
113
saan iba Zainuddin kepada Hayati dan Aziz. Zainuddin iba melihat
kepada Hayati untuk melindungi diri dari guyuran hujan yang lebat yang
tak kunjung reda. Zainuddin rela memberikan payung pada Hayati se-
kalipun dia juga membutuhkan payung itu. Zainuddin dan Hayati baru
pertama kali bertemu, lazimnya orang yang baru bertemu segan memin-
jamkan sesuatu begitu pun yang menerima. Tetapi karena rasa iba yang
kepada Aziz dan Hayati, kutipan pada PC 3 TKVW tampak pada per-
bersama istrinya untuk tinggal di rumahnya. Bukan itu saja segala ke-
butuhan kedua suami istri ditanggung oleh Zainuddin selama Aziz belum
mendapatkan pekerjaan. Apa yang dimiliki atau apa yang ada di rumah
PC 4
PC 5
PC 6
dendam pada orang lain, sekalipun orang itu pernah menyakiti atau per-
nah berbuat tidak baik pada dirinya. Hal ini digambarkan Zainuddin
kepada Hayati dan Aziz, apa yang dilakukan Aziz pada Zainuddin meng-
Zainuudin. Begitu pun dengan Hayati yang berjanji akan menunggu ke-
orang itu. Begitulah sifat Zainuddin yang suka memaafkan dan menolong
PC 7
PC 8
Dari hati anak-anakmu, Tenri anak kita, biji matamu yang kau
sayangi yang sudah melakukan kesalahan terbesar, tetapi apa--
kah kita sebagai orang tua tidak memunyai andil dalam memu-puk
dan membesarkan kesalahan itu. “Selama aku hidup dan tinggal
di rumah ini tidak akan ada kebencian bertahta di hati, karena itu
dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang aku nyatakan seluruh perselisihan ini usai di sini” ucap
mama Tenri.
(BTA 01.17. 04 detik).
pemaaf seorang ibu kepada anaknya. Orang tua Andi Tenri merasa iba
saudaranya sendiri Andi Aso. Lalu ia pun berdiri dan menghalangi Andi
Aso membunuh adiknya, ibu Andi Tenri memohon agar jangan ada
115
116
eng Tiro). Lalu ia berkata “Tunggu” kata amma. Tenri, Aso. “Dengar Am-
ma Aso, Tenri, sebentar lagi Amma mau menguburkan Tettanu , tapi, apa
kalian pikir,Amma sanggup menjalani hidup, jika Amma hari ini harus juga
tuskan tidak ada lagi permusuhan di antara kedua keluarga yang selama
ini telah berselisih yakni keluarga Karaeng Tiro dengan keluarga Karaeng
Parappa.
sifat suka memaafkan orang yang bersalah sejalan dengan nilai ajaran
agama Islam.
berbuat kebaikan (QS. Al Imran: 134). Demikian pula pada surat yang lain
anaknya serta memberikan maaf kepada anak yang berbuat salah Allah
berfirman :
116
117
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu
Tenri) “Jangan saya tidak sanggup mengubur suami, anak, cucu, dan
orang pun mengucapkan sepatah kata, termasuk Andi Aso yang sudah
dan iparnya itu. Keputusan yang diambil Karaeng Caya merupakan hal
yang tidak lazim dilakukan oleh orang Bugis Makassar, memaafkan anak
nanggung malu atas perbuatan yang dilakukan Andi Tenri dan Firman.
117
118
Sekalipun apa yang dilakukan orang tua tersebut adalah per-buatan yang
dianggap tabu. Apa yang dilakukan orang tua Andi Tenri juga sudah
yang diambil itu. Karena dia mengetahui bahwa jika anak gadis di
dan membuat malu keluarga, maka pada saat itu pula harga diri akan
terenggut oleh anak gadis mereka sendiri dan mendapat cemohan serta
sia itu begitu juga Andi Tenri pasti pernah melakukan kesalahan dan ke-
khilafan. Terkadang orang lain berbuat kesalahan kepada kita, begitu juga
yang berbuat dosa, lalu mengapa begitu sulit membukakan pintu maaf
untuk orang lain. Memaafkan tidak akan membuat manusia hina, meminta
maaf juga tidak akan meruntuhkan harga diri, justru saling memaafkan
118
119
5. Latar
perahu tersebut:
LT 1
perahu, bukti lain yang dapat mendukung latar daerah tempat terjadinya
119
120
LT 2
memegang adat dan tradisi di daerahnya, ketika harga diri dan keluar-
120
121
balasannya bagi pelaku adalah dibunuh sesuai hukum adat yang berlaku
LT 3
LT 3 pakaian Jas tutup dan baju bodo yang dikenakan Karaeng Tiro
dan Karaeng Caya. Kedua pakaian ini merupakan pakaian adat orang
Karaeng Tiro dan Karaeng Caya memakai pakaian khas Bugis Makassar
baju bodo dan Jas tutup dalam mengahadiri pesta atau resepsi
pernikahan keluarganya.
Pasangan baju bodo dan baju labbu adalah kain sarung atau lipak,
yang terbuat dari benang biasa atau lipak garusuk maupun kain sarung
sutera atau lipak sabbe dengan warna dan corak yang beragam. Namun
121
122
pada umumnya, warna dasar sarung Makasar adalah hitam, coklat tua,
yang dikenakan pada tubuh bagian atas berbentuk jas tutu (jas tutup)
dan baju bella dada (belah dada). model baju yang tampak adalah
serta diberi kancing yang terbuat dari emas atau perak dan dipasang
Busana adat wanita Makasar terdiri atas baju bodo dan sarung atau
lipak berbentuk segi empat, tidak berlengan, sisi samping kain dijahit, dan
LT 4
122
123
LT 5
ini didukung oleh bahasa yang digunakan Zainuddin dan Mak Basse
menggunakan bahasa Derah Makassar. “Oo amma! anjo butta Padang jai
ampaka labbiriki, ...... (TKVW 00. 03. 01 detik). Wahai ibu! Tanah Padang
pintu rumah dan mencari Mande, dari percakapan kedua orang tersebut
123
124
Zainuddin juga ingin belajar agama di sana. Karena kota Padang dikenal
banyak sekolah agama tempat menimba ilmu agama. Kedua hal inilah
B. PEMBAHASAN
manusia.
Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam
2011: 68). Bertolak dari asumsi tersebut penulis berpendapat bahwa nilai
dorong untuk melakukan sesuatu yang lebih, bekerja keras, acuan dalam
berbuat apakah perbuatan itu pantas atau tidak pantas dilakukan. Selain
124
125
yang terpatri dalam jiwa untuk berbuat dan turut merasakan derita orang
lain.
1. Sirik Nipakasirik
kuman mati atau dibunuh, dibuang atau tidak diakui lagi oleh keluarga
perempuan, dan juga dikucilkan dari masyarakat. Hal ini sejalan dengan
pihak keluarga perempuann yang disebut tumasiri’ oleh hukum adat punya
125
126
Perbuatan ini misalnya silariang atau membawa lari anak gadis sese-
ditemukan pada Flm BTA silariang. Andi Tenri membuat malu keluarganya
bersama Firman bukan saja membuat malu keluarga Karaeng Tiro tetapi
lebih dari itu termasuk kerabat. Nipakasirik merupakan aib bagi keluarga,
sejalan dengan pendapat Andaya (dalam Sugira 2010: 63) “Aib ada dua
macam yaitu aib disebabkan oleh serangan orang lain dan nasib buruk
dan Suyahmo (dalam Juliardi 2014: 143) “Nilai berfungsi sebagai daya
berbuat sesuatu”.
seorang gadis (kawin lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-laki maupun
126
127
(anak gadis yang dibawa lari) karena telah membuat malu keluarga.
besar. Kamu Siap Tenri?”, Bukan hanya saya saja yang harus siap. Tapi
kita Apa Kamu siap? Dari percakapan antara Andi Tenri dan Firman
(Andi Tenri). Tujuan hidup yang paling tinggi untuk orang Bugis/Makassar
penting dan dijunjung tinggi. Oleh karena itu orang Makassar dikenal
127
128
dapat dilihat dari keluarga Andi Tenri yaitu Karaeng Tiro merasa diper-
Merasa harga dirinya dihina atau dipermalukan, lalu meminta anak laki-
Rasa malu bukan saja hanya tertuju bagi keluarga perempuan saja,
tetapi kerabat keluarga perempuan pun merasa malu dan ingin membalas
Karaeng Tiro dan Limpo atau permintaan Limpo, kepada Karaeng Tiro,
kata Limpo. Kalau perlu sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu.
harga diri Karaeng Tiro dihina oleh Firman dengan membawa anak
keduanya..
Budaya dapat juga berbentuk benda atau simbol, salah satu simbol
128
129
Penghinaan juga dapat dilihat dari film TKVW, nilai ini nampak
Budaya Minang yang dipegang teguh oleh keluarga Hayati melihat garis
keturunan dari Ibu bukan dari garis keturunan bapak, maka Zainuddin
yang berasal dari daerah Makassar yang tidak pantas melamar atau
sosialnya.
yang memunyai pekerjaan yang baik dan memunyai harta yang banyak
Hayati menerima lamaran Aziz yang memunyai pekerjan lebih baik, dan
129
130
dan juga miskin tidak memunyai harta merupakan sirik bagi Bugis
bat pada orang yang dipermalukan. Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan
Limpo merasa terhina atas kelakuan Andi Tenri dan Firman (silariang).
Limpo bersumpah di depan orang tua Tenri akan mencari Andi Tenri dan
mendatangi rumah orang tua Firman dan menantang orang tua Firman
membunuh kedua orang tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ucapan Limpo
sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu (BTA Durasi 00.05. 12
detik).
Mate Sirik adalah tidak memunyai rasa malu atau hilang harga diri
malu (mate sirik). Banyak terjadi dalam masyarakat Sulawesi Selatan baik
130
131
kelihatan oleh orang luar sebagai hal yang sepele dan biasa bagi
satu alasan lahiriyah saja dari suatu kompleksitas dan sebab-sebab lain
identitas sosialnya.
Itulah sebabnya Limpo menikam dirinya sebagai wujud rasa malu tidak
membunuh Andi Tenri dan Firman ketika datang di rumah Karaeng Tiro
131
132
sebelum dia a’bajik atau kembali baik dengan keluarga besar Karaeng
Tiro.
bertemu dengan orang yang kawin lari (silariang) dan tidak melakukan
dibuktikan oleh Limpo, sekalipun dia tidak bunuh diri karena merasa malu
tetapi dia menikam dirinya sebagai bentuk rasa malu tidak membunuh
Andi Tenri dan Firman. Badik yang sudah dikeluarkan dari sarungnya,
Tanpa rasa takut sekalipun, Andi Tenri maju menghadapi Badik yang
Jika sepasang pria dan wanita kawin lari, maka mereka telah
orang yang berhak menuntut sang pria secara hukum adat karena
keluarganya dibawa kabur (kawin lari). Hukum adat bagi pelaku (silariang)
pendapat Zainal Abidin “Makna dan tujuan sirik dengan jalan meng-
hilangkan nyawa atau melukai orang lain yang merusak atau menodai sirik
132
133
dengan harga diri pribadi seseorang, serta harga diri atau harkat dan
martabat keluarga. Sirik jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang
membawa lari anak gadis (kawin lari). Maka, pelaku kawin lari, baik laki-
perempuan (gadis yang dibawa lari) karena telah membuat malu keluarga.
yang selanjutnya disebut a’bajik. Jika ini belum dilakukan, maka status
(silariang) tadi secara hukum adat sudah terlindungi. Siapa saja yang
hukum adat.
133
134
bukan hanya membuat malu keluarga Karaeng Tiro, tetapi keluarga, dan
Apa yang dilakukan Andi Tenri membuat Karaeng Tiro malu bahkan tidak
mau keluar rumah, tidak mau bertemu dengan tetangga dan kerabatnya.
“Tidak Saya tidak mau pergi. Kita harus pergi Tetta, Karaeng Saguni
kan masih terhitung keluarga kita. Apami kata orang kalau kita tidak ke
dengan Andi Tenri Karaeng , apakah dia sudah kembali Karaeng ? Kapan
ini pestanya Karaeng ? Kurang ajar! (sontak Karaeng Tiro marah sekali
134
135
BTA: 00.59.09
“Tetta sakit apa Daeng, apa perlu saya pulang? Kata ammakta tidak
perlu Ndi. Tetta sakit karena banyak pikiran makanya saya datang ke mari.
“Tetta sakit Fir, kedengarannya parah. Tenri, kita tidak bisa berbuat
pasti karena saya, saya tidak bisa memaafkan diri saya kalau terjadi apa-
apa pada Tetta. Ya Allah aku ingin melihat dia. Aku ingin ketemu Tetta,
aku ingin Tetta tahu bahwa aku mencintainya sepenuh hati. Kau ingin
ketemu Tettanu? Kau ingin pulang? Kita bisa pulang kalau kau mau. Tapi,
bagaimana dengan kau? Saya akan minta maaf, mohon ampun pada
Tetta, ammak, daeng Aso, pada semuanya meskipun saya harus mati
menerima semua akibat itu. Saya akan terima dengan ikhlas, Tenri.
“ ( BTA 01.02 30 )
meninggal dunia dan Andi Tenri pun menyesal dan bertekad pulang me-
pada Andi Tenri dan Firman membuat mereka nekat untuk ingin pulang ke
135
136
kan dapat dilihat dari ucapannya “Meskipun aku harus mati menerima
semua akibat itu. Saya akan terima dengan ikhlas Tenrih” (BTA 01. 02.50
detik). Andi Tenri menyadari bahwa silariang dan hubungan suami istri
yang dia lakukan di luar nikah membuat keluarga dan kerabatnya malu.
Keluarga dan kerabat yang merasa terhina dan malu akan melakukan
bungan dengan etos kerja, dan prinsip atau pegangan hidup orang Bu-
gis/Makassar. Malu tidak melakukan yang terbaik untuk kemajuan diri baik
melakukan dan mendapatkan yang lebih baik dari sebelumnya atau yang
untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar etik, adat dan kebiasaan
tersebut”.
kaki akan melangkah, pasang tekad “Lebih baik tenggelam daripada balik
137
138
terdapat dalam Film TKVW karya Hamka dan karya Taufik Daraming Tahir
dkk.
film TKVW yaitu bekerja atau berusaha keras pantang menyerah sebelum
meraih hasil yang ingin dicapai adalah gambaran budaya orang Makassar
orang lain. Sikap ini dicerminkan oleh Zainuddin yang bersusah payah
orang tua angkat Zainuddin tidak dihiraukan, dan Zainuddin tetap meminta
bapaknya yaitu Mande Jamila salah satu dari keluarga Pendekar Sutan.
dicintai. Hal ini dialami oleh Zainuddin dan Hayati, Hayati memberikan
138
139
Begitu pula dengan Hayati, bahkan bersumpah bahwa kelak nanti setelah
mata, Azimat dalam hidup saya. Dan akan kuletakkan dalam kafanku
kalau aku mati, walaupun barang itu murah “(TKVW durasi 00. 25. 10.
sahabatan.
139
140
“Engku harus bangkit, lihat dunia yang luas di sana dan masuk ke
pan” kata Muluk Motivasi yang diberikan Muluk menjadi awal dari
perantauan.
dia berada di atas puncak atau orang terpandang. Tekad yang kuat dan
dari hasil kerja keras dan pantang menyerah. Keuletan dalam bekerja dan
140
141
yang dianut. Pendapat ini sejalan pendapat (A. Moeing AG 1994. 83).
“Apa yang mendorong seorang warga Bugis Makassar untuk pada suatu
ketika dalam hidupnya berbuat sesuatu yang amat nekat, memilih menye-
ubah pikiran atau tidak mudah dipengaruhi. Hal ini ditunjukkan Karaeng
Tiro pada Film BTA . Sifat ini tergambar pada ucapan “Tenri, tidak ada
Sikap Karaeng Tiro yang tidak mudah dipengaruhi oleh siapa pun
dan kekerasan hati Karaeng Tiro terlihat dari percakapan istrinya dan
Andi Tenri “Bagaimana kalau sujud dan mencium kaki Tetta, apakah hati
Tetta akan luluh, Mak. Tenri tidak ada karang di perairang Bira sampai di
Selayar, yang bisa mengalahkan kekerasan hati Tettanu. Kalau dia sudah
berketetapan hati, dia tidak akan lunak dengan cara apa pun” (BTA.
tersebut adalah keputusan yang sudah diambil dan ditetapkan tidak akan
141
142
dalam Film TKVW. “Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin meng-
kepada Hayati.
yang mate sirikna atau hilang rasa malunya adalah orang yang di dalam
dirinya sudah tidak ada rasa malu atau tidak memiliki keimanan kepada
Allah Swt sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan pernah
merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai yang hidup.
mencoreng nama baik keluarga (mate sirik) dtemukan dalam film BTA.
Perbuatan tersebut dilakukan oleh Andi Tenri dan Firman, mereka mela-
142
143
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al
Perzinahan yang dilakukan Andi Tenri dan Firman dengan dalih agar
orang tua Andi Tenri akan merestui hubugan mereka apabila mereka bisa
143
144
juga sangat bertentangan dengan nilai ajaran agama yang dianut oleh
kiamat, karena zina termasuk golongan dosa besar dan hina di mata Allah
yang mate sirikna atau hilang rasa malunya adalah orang yang di dalam
dirinya sudah tidak ada rasa malu atau tidak memiliki keimanan kepada
Allah Swt sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan pernah
merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai yang hidup.
yang Tetta lakukan, sebagai imam keluarga. Tanpa ada keberatan, tiada
juga sebutir keberatan, apa Tetta inginkan aku juga lakukan, tapi sekarang
ini Tetta untuk perama kalinya perempuan lemah yang sudah memberimu
144
145
kembali Andi Tenri. Karaeng Tiro berkeinginan membuang Andi Tenri dan
tidak lagi mengakui dan menerima sebagai anak tidak dipatuhi oleh
istrinya. Andi Tenri karena membuat malu keluarga dan kerabat orang
dan dijunjung tinggi oleh orang Bugis Makassar, tetapi juga perintah
Terjemahan: Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah
memelihara (mereka) wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka
di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha besar (Q.S. An Nisa ayat 34).
Wanita-wanita yang saleh yang taat kepada Allah, menjaga diri baik
dan memegang amanah yang diberikan oleh suami. Istri yang menjaga
145
146
kehormatan dan harga dirinya akan dijaga oleh Allah ‘azza wa jalla
mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia
ditunjukkan ibu Andi Tenri kepada suaminya Karaeng Tiro. Istri Karaeng
suaminya membuang Andi Tenri dan tidak mengakui lagi sebagai anak-
untuk pertama kalinya perempuan lemah yang sudah memberimu dua biji
bisa mengihklaskan semua yang terjadi Tetta”. Istri Karaeng Tiro rela dan
Tetta aku terima, tapi apa artinya hidup jika benci yang menjadi raja Tetta.
Apakah puas bisa membuat darah tumpah, dan nyawa lepas dari orang
146
147
kita benci, apakah perasaan itu yang akan kita rawat dan dibawa sampai
Selain pada film BTA , nilai agama juga terdapat pada Film TKVW.
Nilai agama tersebut digambarkan pada dialog Zainuddin dan Mak Basse
(TKVW durasi 00.0p. 02 detik). Zainuddin yang meminta izin kepada Mak
kecil. Perempuan tua itu sekalipun bukan ibu kandung Zainuddin namun
Zainuddin kepada Mak Basse dapat dilihat dari ucapan permohonan izin
ku” (TKVW 00.0p. 02 detik) mohon maaf ibu, Saya mohon izin kepada
orang tua saya. Zainuddin mohon pamit kepada orang tua yang telah
Padang.
hidup dan sekolah. Mak Basse memberikan uang simpanan orang tua
Padang. Sekalipun uang yang disimpan orang tua Zainuddin tidak begitu
selain sifat terbuka yang ditunjukkan Mak Basse juga sebagai bentuk
147
148
ayah Zainuddin.
(suami).
Selain penyerahan diri kepada Allah, atau nilai agama juga ter-
kebiasaan orang Bugis Makassar yang menjungjung tinggi nilai adat yang
masyarakat.
Nilai ajaran agama Islam yang paling penting dalam film TKVW
telinganya. Hal ini pun dilakukan oleh Zainuddin “Bacalah dua kalimat suci
itu di telinga saya , Bacakanlah, dua kalimat suci itu di telinga saya, biar
hati kita dirahmati Tuhan. Bacalah dua kalimat suci itu di telinga saya
148
149
tingginya pengamalan nilai ajaran agama Islam bagi Hayati dan Zainuddin.
Saw bersabda:
149
150
dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.”
(HR. Muslim no. 149).
Nilai budaya sirik yang ketiga adalah Tappelak sirik yaitu rasa malu
Tappelak sirik dimaksud pada penelitian ini erat kaitannya dengan tidak
menepati janji. Artinya rasa malu seseorang itu hilang rasa malunya (tap-
dan berjanji akan membayar utangnya. Tetapi sampai waktu yang dise-
pakati dia tidak dapat membayar, maka orang ini disebut tappelak sirikna.
orang lain dianggap tabu oleh orang Bugis/Makassar. Bagi orang Bugis
Makassar lebih memilih jalan pintas atau berkelahi menjaga harga dirinya,
pertumpahan darah/pembunuhan.
nilai-nilai Sirik, tidak ingin mempermalukan orang lain begitu pun se-
Bukti dipermalukan (tappelak sirik) ditemui pada film TKVW dan BTA.
yang dilakukan Firman kepada keluarga Karaeng Tiro, Andi Tenri dibawa
150
151
lari oleh Firman (silariang). Orang Bugis atau orang Makassar apabila
adalah dibunuh. Perbuatan yang dilakukan Andi Tenri dan Firman bukan
saja menghina keluarga Karaeng Tiro, tetapi kerabat dan dan handai
kan kepada Zainuddin bukan saja hanya menimpa dirinya tetapi juga
memaafkan orang lain. Sifat ini dapat dilihat dari kutipan dialog film
151
152
tetapi dengan jiwa besar tetap memaafkan Hayati. Hal ini dapat dilihat dari
Dari ucapan Hayati “Saya harap awak lupakan segala yang telah terjadi,
jangan lagi diingat, Hayati memohon maaf kepada Zainudiin dan tidak
meaafkan kesalahan Hayati. Salah satu sifat yang dimiliki orang Makassar
adalah memberikan maaf kepada orang salah dan meminta maaf, begitu
pun Zainuddin pada Hayati. Sifat pemaaf yang dimiliki Zainuddin sejalan
dan menjungjung tinggi adat tidak mau mengganggu rumah tangga orang
puan yang bukan muhrim, atau perempuan yang sudah menjadi istri
dengan Hayati hanya sebatas teman yang pernah dikenal sejak lama.
Hal lain yang ditunjukkan Zainuddin adalah sirik atau malu dan tidak mau
153
154
Nilai malu/harga diri (Sirik) adalah satu diantara nilai utama kebu-
dayaan Bugis. Menurut Rahim dalam Serly (2018: 139), Siri dapat diar-
tikan malu sebagai kata sifat atau keadaan, perasaan malu menyesali diri,
perasaan harga diri, noda atau aib, dan dengki. Sirik disejajarkan kedu-
dukannya dengan akal pikiran yang baik karena bukan timbul dari
oleh kerakusan.
4. Sirik Na Pacce
adalah suatu panggilan yang dalam dari diri pribadinya, untuk mem-
dihargai dan dimilikinya memunyai arti esensial baik bagi diri, kelompok,
kesusilaan dan hukum serta agama sebagai salah satu nilai utama
Indonesia, Pancasila.
perasaan (pernyataan) solidaritas yang lahir dari dalam hati atau jiwa
turut iba, belas kasih, turut merasakan penderitaan orang lain dan mau
membantu orang lain. Sirik dan Pacce inilah yang mengarahkan tingkah
155
156
meskipun berlainan suku, agama, dan ras. Budaya Pacce. yang terpatri
rakat dengan solidaritas dan rasa empati yang tinggi kepada sesama
tanpa memandang suku, ras, dan agama. Perwujudan sifat Pacce dapat
dari guyuran hujan yang lebat yang tak kunjung reda. Zainuddin rela
tidak risau. Terima kasih Zainuddin saya pergi dulu, ucap Hayati. (TKVW
00. 08. 20 detik). Zainuddin dan Hayati baru pertama kali bertemu,
pun yang menerima. Tetapi karena rasa iba yang besar Zainuddin maka
nya itu.
bersama istrinya untuk tinggal di rumahnya. Bukan itu saja segala ke-
156
157
butuhan kedua suami istri ditanggung oleh Zainuddin selama Aziz belum
mendapatkan pekerjaan. Apa yang dimiliki atau apa yang ada di rumah
rantau. Kita wajib membantu satu sama lain (TKVW 01.40. 59 detik).
Terjemahan: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
Orang tua Andi Tenri merasa iba dan kasihan melihat anaknya terancam
jiwanya akan dibunuh oleh saudaranya sendiri Andi Aso. Lalu ia pun
157
158
keluar dari kamar dan dengan segera menghalangi Andi Aso membunuh
adiknya, ibu Andi Tenri memohon agar jangan terjadi pertumpahan darah
berkata “Tunggu” kata ammak. “Tenri, Aso. Dengar Ammak! Aso, Tenri,
sebentar lagi Ammak mau menguburkan Tettanu, tapi apa kalian pikir,
Ammak sanggup menjalani hidup, jika Ammak hari ini harus juga
bersalah merupakan salah satu sifat orang Bugis Makassar yang masih
Andi Aso yang sudah mencabut badik dari sarungnya pun tidak sanggup
adik dan iparnya. Keputusan yang diambil orang tua Andi Aso merupakan
hal yang tidak lazim, memaafkan anak perempuan yang sudah membuat
malu keluarga dan sahabat (silariang). Apa yang dilakukan orang tua
Andi Tenri yaitu meminta agar jangan lagi ada pertumpahan darah atau
Allah berfirman.
158
159
bentuk implementasi nilai Pacce. Sekalipun apa yang dilakukan orang tua
tersebut adalah perbuatan yang melanggar tatanan nilai yang tumbuh dan
keluarga silariang .masih dianggap tabu. Apa yang dilakukan orang tua
Andi Tenri juga sudah diperhitungkan akibatnya, dia pun siap menang-
gung akibat dari keputusan yang diambil itu. Karena dia mengetahui
melanggar adat dan membuat malu keluarga, maka pada saat itu pula
harga diri akan terenggut oleh anak gadis mereka sendiri dan mendapat
oleh Karaeng Caya ibu Andi Tenri bertentangan dengan budaya ter-
159
160
mohon kepada anak laki-lakinya yaitu Andi Aso agar tidak membunuh
yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh (Q. S. Al-
A'raaf ayat: 199). Perintah memaafkan juga terdapat pada Al Quran Surat
Terjemahan: Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik (Q. S. Al-
Hijr ayat: 85). Sifat Memaafkan merupakan sifat terpuji dan merupakan
akhlaq yang bisa mengangkat martabat manusia di sisi Allah Swt, Karena
tidak semua orang mudah memberikan maaf dan berlapang dada atas
kesalahan orang lain atas dirinya. Kebanyakan manusia ingin orang lain
merupakan sifat yang sangat jarang kita temui dewasa ini. Padahal sifat ini
(H.R. At Thabrani).
5. Latar
Begitu pula Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mengambil latar di
masyarakat dan bahasa yang digunakan pada dialog dalam keduan film
tempat atau daerah film BTA terjadi salah satu di antaranya bahasa dan
aktifitas masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam film BTA adalah salah satu bahasa
yang diucapkan Limpo kepada para pekerja pembuat perahu pinisi meng-
(daerah Bulukumba).
merupakan cermin budaya dan identitas diri penuturnya. Hal ini berarti,
Bahasa dan Budaya adalah dua hal yang saling terkait. Hal ini
162
163
Film TKVW dialog antara Zainuddin dan Mak Basse terlihat bahwa
anjo butta Padang jai ampaka labbiriki, jai tau angkana anjo agama islam
agama. (TKVW durasi 00. 03.01 detik). Bahasa daerah Makassar yang
digunakan kedua orang tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa hal ini
daerah kelahiran Zainuddin. Hal ini didukung oleh bahasa yang digunakan
Selain Makassar, Latar tempat film TKVW adalah Padang hal ini
dapat dilihat dari bahasa yang digunakan antara Zainuddin dan Mande
Jamilah. “Siapa itu? Awak cari siapa malam-malam begini? Maaf saya
Silakan masuk! Tabe (maaf). Apakah tujuan kamu kemari? Apa ada
amanat ayah sebelum meninggal? .... yang perlu kamu sampaikan? Tidak
ada Mande. Saya hanya mau menyambun tali silaturahmi. Saya ingin
163
164
bawa oleh tokoh agama dari Padang. Itulah kedua alasan Zainuddin pergi
ke Padang.
164
165
Karaeng Tiro kepada putranya Andi Aso mencari Andi Tenri dan Firman
saan seperti ini lazim dilakukan oleh orang Bugis Makassar khususnya
yang tinggal di daerah yang masih memegang kuat adat. Karaeng Tiro
kan dan balasannya bagi pelaku adalah dibunuh sesuai hukum adat yang
165
166
Tenri Karaeng , apakah dia sudah kembali Karaeng, kapan pestanya ini
merasa sangat malu dengan pertanyaan tersebut) (BTA Durasi 01. 22.09
detik).
Selain tradisi, hal lain yang dapat menunjukkan ciri khas daerah
adalah pakaian adat. Sulawesi Selatan memiliki ciri khas dalam ber-
pakaian yaitu baju bodo bagi kaum perempuan dan jas tutup untuk kaum
pria. Dalam Film BTA , ciri khas pakaian adat Sulawesi Selatan dapat
dilihat dari pakaian yang dikenakan oleh Karaeng Tiro dan istrinya
Karaeng Caya. Kareang Tiro mengenakan jas tutup dan istrinya Karaeng
Jas tutup dan baju bodo yang dikenakan Karaeng Tiro dan
Karaeng Caya. Kedua pakaian ini merupakan pakaian adat orang Bugis
Pasangan baju bodo dan baju labbu adalah kain sarung atau lipak,
yang terbuat dari benang biasa atau lipak garusuk maupun kain sarung
sutera atau lipak sabbe dengan warna dan corak yang beragam. Namun
166
167
pada umumnya, warna dasar sarung Makasar adalah hitam, coklat tua,
Busana adat pria Makassar terdiri atas baju, paroci (celana), lipak
dikenakan pada tubuh bagian atas berbentuk jas tutup (jas tutup) dan
baju bella dada (belah dada). model baju yang tampak adalah
serta diberi kancing yang terbuat dari emas atau perak dan dipasang
Busana adat wanita Makasar terdiri atas baju bodo dan sarung atau
lipak berbentuk segi empat, tidak berlengan, sisi samping kain dijahit, dan
167
168
BAB V
A. SIMPULAN
TKVW karya Dony Dirgantoro dan Film BTA karya Taufik Daraming Tahir,
tabat dan harga diri dan keluarga. Pada kedua Film TKVW karya Dony
Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Daraming Tahir. Hal tersebut
168
169
Zainuddin lebih rendah daripada Hayati. Begitu juga pada Film BTA ,
puannya (Andi Tenri) dibawa lari oleh Firman (Andi Tenri Firma sila-
dan menikam dirinya sendri karena dia merasa malu tidak bisa
membunuh Andi Tenri dan Firman ketika kedua orang silariang tersebut
kelak.
kerja, prinsip hidup dan nilai ajaran agama . Kedua Film TKVW
karya Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Daraming Tahir. Etos
169
170
dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini dapat dilihat dari uca-
pannya Karaeng Caya, “Tenri tidak ada karang di perairan Bira sam-
eng Tiro). Kalau dia sudah berketetapan hati, dia tidak akan lunak
pada film BTA, hal ini ditunjukkan Karaeng Caya sebagai se-
170
171
171
172
sendiri.
Zainuddin.
ma! anjo butta Padang jai ampaka labbiriki, jai tau angkana anjo
172
173
Karaeng Tiro dan Karaeng Caya jas tutup dan baju bodo
orang lain. Nilai budaya Pacce Pada kedua Film TKVW karya
Dony Dirgantoro dan film BTA karya Taufik Daraming Tahir. Pada Film
terapat pada Film BTA karya Taufik Daraming Tahir.. Hal ditun-
173
174
B. SARAN
adalah harga diri, etos kerja, motivasi untuk berbuat yang lebih baik
an. Budaya sirik na pacce etos kerja, sifat, tekat, prisnsip dan
dan adat yang didorong oleh rasa iba, prihatin, dan solidaritas
jadikan film sebagai salah satu sumber inspirasi. Jika perlu ada
175
176
DAFTAR PUSTAKA
175
176
177
178
179
W.M., Abdul Hadi. 2014. Hermeneutika Sastra Barat & Timur. Jakarta:
Sadra Press.
Wellek & Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Diindonesiakan/
Utama.
179
179
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
1. Korpus Data
KORPUS DATA
SNS 1
“Orang miskin keturunan .... mau mempersunting.... Pergi kau anak miskin.
Negeri kami beradat. Bunga desa itu tak pantas untuk kamu. cerita ini seperti
cerita budak Bugis itu. Saya curiga memang budak Bugis itu pengarangnya,
saya lihat penerbitannya di Batavia. Bukankah dia merantau ke sana kan,
namanya Zainuddin Bang. Jangan terlalu dihina Zainuddin.
(TKVW. Durasi 01.24. 32
SNS 2
“Bukankah kau berjanji ketika saya diusir ninik mamakmu....karena saya
tidak jelas keturunanku, orang hina, bukan darah tulen Minangkabau! Ketika
itu kau antarkan saya ke simpang jalan. …...Namun kamu memilih laki-laki
yang lebih gagah, kaya raya, keturunan Minangkabau. Kamu Kawin dengan
dia. Kamu sendiri yang bilang padaku bahwa perkawinanmu, bukan dipaksa
orang lain, tetapi atas kemauanmu sendiri.
(TKVW durasi 02.0.70 detik)
SNS 3
“Siapakah diantara kita yang kejam. Hayati? Saya kirimkan surat-surat
meratap menghinakan diri. Memohon dikasihani, tiba-tiba kamu balas surat
itu dengan isi yang sangat kejam. Kamu katakan Kita sama-sama miskin,
hidup tidak akan bahagia kalau tidak ada uang. Karena itu kau pilih orang
yang kaya, bangsawan, menteren, bergelimang dengan emas, bersayap
dengan uang. kamu kawin dengan lelaki itu. Siapakah di antara kita yang
kejam Hayati? Tidak Hayati, saya tidak kejam.
(TKVW durasi 02.01. 16 detik)
SNS 4
“Silariang ini punya risiko besar. Kamu Siap Tenri?”, Bukan hanya saya saja
yang harus siap. Tapi kita! Apa Kamu siap?
(BTA Durasi 00.03.19 detik)
SNS 5
“Aso pulang sekarang. Langsung ke terminal. Kau harus ada di rumah
secepatnya. Tapi saya sibuk sekarang Tetta. ..Andiknu lari dari rumah,
silariang”.
(BTA Durasi 00.04. 46 detik).
SNS 6
“….Saya siap menunggu printah Karaeng” kata Limpo. Kalau perlu
sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu.
(BTA Durasi 00.05. 12 detik).
SNS 7
“Silariang ini punya risiko besar. Kamu siap Tenri?”, Bukan hanya saya saja
yang harus siap. Tapi kita. Apa kamu siap?
(BTA 00.03.19 detik).
SNS 8
“Aso pulang sekarang. Langsung ke terminal. Kau harus ada di rumah
secepatnya. Tapi saya sibuk sekarang Tetta. ....Andiknu lari dari rumah,
silariang”.
(BTA 00.04. 46 detik).
181
182
SNS 9
“….Saya siap menunggu printah Karaeng” kata Limpo. Kalau perlu
sekarang juga saya pergi ke keluarga laki-laki itu.
(BTA 00.05. 12 detik).
SNS 10
“Kalian berdua silariang” tanya Candra. “Ia Kak, baru kemarin ini kami
menikah di sini, supaya tidak bertambah dosa”, jawab Tenri. Terpaksa
Kak....(Tenri mengusap perutnya memberikan isyarat kalau dia telah hamil).
“Berani sekali kalian melakukan hubungan seperti ini sebelum menikah, dan
Kau Firman bukannya melindungi malah menodai”, bentak Candra. “Maaf
Kak Candra ini ide saya” kata Tenri. Saya tidak mengerti Ndi Tenri, mengapa
kamu jadikan dirimu hamil, kamu merasa dengan cara ini kamu bisa
mendapat restu dari ammakmu. Karena itumi satu-satunya cara untuk
merestui hubungan kita. Saya berharap dengan lahirnya seorang cucu akan
meluluhkan hati mereka. ....Firman tidak mau, dia ingin saya minta izin
telebih dahulu kepada Tetta. Tapi saya tahu bagaimana kerasnya hati Tetta,
Kak Candra.
(BTA 00.16. 41 detik).
SNS 11
Tetta panggil saya? Iya. Duduk Aso. Iye.
Aso sejak Kau kecil Tetta selalu
menasehatimu tentang pentingnya
menjaga sirik. Bukan hanya harkat dan
marta-batmu sendiri tetapi harkat dan
martabat keluargamu. Tenaja nukalup-pai?
Tidak Tetta, saya tidak mungkin lupa.
Bagus! Sekarang Andiknu lari bersama
laki-laki, silariang. Tindakannya mappaka-
sirik, mempermalukan. Keluarga kita
nipakasirik, dipermalukan oleh laki-laki itu.
(Sambil menge-luarkan sebuah badik dari
bungkusan kain merah) Seandainya keadaan Tetta memungkinkan, Tetta
sendiri yang akan menye-lesaikan masalah ini. Aso, cari mereka! Selesaikan
masalah ini sesuai adat kita. Ambillah! Ambillah Aso! Ambil! (Karaeng Tiro
mengangkat Badik I La Sanrego penuh hikmad dengan kedua tangannya
menyerahkan pada Aso dan diterima Aso dengan hati-hati)
(BTA 01. 22. 09 detik)
SNS 12
Tetta, saya akan lakukan apa pun demi nama baik keluarga. Bagus, bagus
Aso! Aso kamu anak laki-laki jangan pernah kecewakan Tetta! Masalah
keluarga ini harus diselesaikan dengan tuntas, untuk selama-lamanya.
(BTA 00.33.01 detik).
SNS 13
“Aso kamu satu-satunya anak laki-laki Tetta, sudah takdirnya bila I La
Sangrego ini jatuh ke tanganmu. Tetta memberikan badik pada kau untuk
mencari mereka. Mencari Andiknu Tenri, dan laki-laki yang membawanya
pergi. Gunakan badik ini untuk menunaikan tugasmu, bukan untuk tujuan
lain. Bukan untuk menghadapi orang-orang yang tidak ada urusannya,
dengan tugasmu. ....Eeeegh bawa ILaSanrego....
(BTA 00.33.49 detik)
183
SNS 14
“Tetta sakit pasti karena saya, saya tidak bisa memaafkan diri saya kalau
terjadi apa-apa pada Tetta. Ya Allah, aku ingin lihat dia, aku ingin ketemu
Tetta, aku ingin Tetta tahu, aku mencintai sepenuh hati. Kamu ingin
ketemu Tettamu, kamu ingin pulang? Kita bisa pulang kalau kamu mau.
Tapi? Bagaimana dengan kamu? Saya akan minta maaf, mohon ampun,
pada Tetta, pada ammak, daeng Aso. Pada semuanya meskipun aku
harus mati menerima semua akibat itu. Saya akan terima dengan Ikhlas
Tenri.
(BTA 01. 02.50 detik).
SMSS 1
“... O amma angrong katuwo simpirik kurasa linoku punna ammatang kinjaa
ri Mangkasarak, narapimi kutaeng nipas-sukkuk pappasangna tau towaku
angciniki butta passo-longanna cerakku, bata-bata a kusakring kagassing ka
bijangnu ri Padang tena natarima bajiko, teamaki bata-batai ka anak
kalengnaka anne pendekar Sutan tanntu natarima bajika. Pammoporanga
amma tabe Appala kanaa rong ri tau towaku.
(TKVW durasi 00.02.00.detik)
SMSS 2
“Zainuddin jangan pernah bersedih, jangan putus asa. Cinta itu bukan
melamahkan hati bukan membawa tangis, bukan membuat putus asa,
sebaliknya cinta itu menguatkan hati menghidupkan harapan. Zainuddin,
pergilah semoga Tuhan memberikan perlindungan kepada kita berdua
(TKVW 00. 21. 05 detik )
SMSS 3
“Saya tetap menunggu carilah kebahagian kita kemanapun kau pergi saya
tetap untukmu. Dan jika bertemu nanti...saya tetap bersih, dan suci,untukmu
kekasihku. Untukmu. Baiklah Hayati saya akan pergi dengan penuh harapan.
Harapan yang sebelum kamu berdiri di sini sudah habis. Hayati kirimkn
surat untukku, dan kalau tidak berhalangan maka surat itu akan saya balas
pula. .... Berilah saya satu tanda mata, Azimat dalam hidup saya. Dan akan
kuletakkan dalam kafanku kalau aku mati, walaupun baranng itu murah.
(TKVW 00. 25. 10. detik )
SMSS 4
“……….Engku harus bangkit. Coba Engku lihat dunia yang luas di sana dan
masuk ke dalamnya, di sana masih banyak ke-bahagian dan ketenteraman
tersimpan. Engku pasti bisa melakukannya. Cinta bukan mengajarkan kita
menjadi lemah, tetapi cinta mengbangkitkan semangat. Tunjukkan kepada
perempuan itu bahwa Engku tidak akan mati lantaran dibunuhnya
TKVW (Durasi 01. 03.20).
SMSS 5
“.....semangat, ia semangat, banyak orang hebat yang gagal dalam
percintaan. Mereka mengubah hidup, maju dalam politik, mengarang buku,
mengubah puisi dalam perjuangan hidup. Sehingga dia di atas puncak yang
tinggi. Dan perempuan perlu mendongak memandang mereka dari bawah.
Saya tahu Awak pandai mengarang, banyak buku di meja awak. Banyak
karangan dan hikayat, kenapa Engku tidak teruskan itu.....
(TKVW 01.05. 25 detik)
184
SMSS 6
Mulai sekarang saya akan perbaiki jalan pikiran saya kembali. Dan juga
hidup saya. Saya tidak akan mengingat Hayati lagi. Saya akan melupakan
dia. Tetapi, apa Engku. Kalau saya mau maju, mau memperbaiki hidupku
lagi. Saya tidak bisa tinggal di sini selamanya. Saya tidak ingin Kota Padang
ini mengingatkan saya kembali, pada masa lalu saya. Saya akan pindah ke
Pulau Jawa....
(TKVW 1.06.06)
SMSS 7
“Zainuddin dan Muluk Meninggalkan kota Padang menuju Batavia (pulau
Jawa). Batavia Bang Muluk, Batavia Engku. Kita sudah tiba, di surga dan
banyak gadis cantik cepat dapat jodoh Engku.
(TKVW 01. 08.16 detik).
SMSS 8
Ah, tuan Zainuddin menjadi orang terkenal sekarang, iya, ah, jangan berkata
begitu, Bang Muluk. Bang Muluk pun turut membantu saya, Tuan Zainuddin
sudah terkenal, belilah baju baru, masa baju robek begini masih dipakai
Engku. Iya nanti di rumah saya jahit. Bang Muluk. Ah, lebih baik beli baju
baru. Kalau dijahit terus, bisa jadi tangan Zainuddin terluka kena jarum. Nanti
tuan tidak bisa menulis.
(TKVW 01. 15. 57 detik).
SMSS 9
…Kalau begitu dimana kita bisa beli, bang Muluk tahu tempatnya? Lihat itu,
itu tempatnya. ....Mari kita masuk. Tolonglah kawan saya dipermak. Baju,
celana, sepatu, ganti semua model baru.
“Sesudah ini kita beli mobil” kata Muluk. “Mobil” kata, Zainuddin, Zainuddin
ini orang sukses, masa mau naik kereta terus. Tapi saya tidak bisa setir
bang muluk. Ah, nanti ajar.
(TKVW 01. 17. 20 detik).
SMS10
“Saya mau bertanya kenapa rumah sebesar ini begitu murah” ini rumah
disita bank pemiiknya melakukan beberapa penipuan..... Baiklah pak saya
akan beli. Semua urusan Bang Muluk akan urus.
(TKVW Durasi 01.23.10)
SMSS 11
Bagaimana kalau sujud dan mencium kaki Tetta, apakah hati Tetta akan
luluh, Mak. Tenri tidak ada karang di perairang Bira sampai di Selayar, yang
bisa mengalahkan kekerasan hati Tettanu. Kalau dia sudah berketetapan
hati, dia tidak akan lunak dengan cara apa pun.
(BTA 00.20. 10 Detik)
SMSS 12
“Zainnuddin, saya tidak akan pulang, saya tetap tinggal di sini, biar kamu
hina saya, sebagai babu yang hina. Saya tidak butuh uang berapapun
banyaknya saya hanya mau dekat dengan kamu, Zainuddin. “Tidak” kata
Zainuddin, pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa.
Awak meski pulang ke kampung halaman.
TKVW Durasi 02.04.00
185
SMSS 13
“Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin menghormati Enci sebagai istri
orang lain. Meskipun orang itu pernah menya-kitinya. Kata Muluk kepada
Hayati.
(TKVW 01.53. 16 detik).
SMSS 14
“Sebagai orang yang baik hatinya Zainuddin menghormati Enci sebagai istri
orang lain. Meskipun orang itu pernah menya-kitinya. Kata Muluk kepada
Hayati.
(TKVW 01.53. 16 detik).
SMSS 15
“Aku mohon maaf Tetta karena kehendakmu tidak lagi kupatuhi semoga
kamu bahagia di alam sana. Kami yang masih hidup ini akan menjaga
cintamu dengan doa-doa kami”.
(BTA 01.17.55 detik).
SMSS 16
Pammoporanga Amma, tabe appala kanaa rong ri tau towaku. Nia nabolikan
ko doi tau towano sisabbu golodeng ia minjo nipake ampakatuwoko
sikamma sallona siagang ampakalebbaki sikolang-nu. Kipakemi tulusu
a,gang kamma biasa kipag-gannagkamma untuk kaparalluang ilalang
lampaku abbilangganji tu kupake siagang katallasangku ri padang ” ,kata
Zainuddin.
(TKVW 00.03. 02 detik).
SMSS 17
Zainuddin, pergilah semoga Tuhan memberikan perlindungan kepada kita
berdua! ……Biar Tuhan mendengarkannya, Zainuddin yang akan menjadi
suamiku kelak, jika di dunia ini, awaklah suami saya di akhirat. Saya tak
akan khianati janji saya, tidak akan berbohong di hadapan Tuhan, disaksikan
oleh arwah nenek moyangku. Berat sekali sumpahmu Hayati, (ucap
Zainddin). Tidak berat karena itulah hakikatnya.
(TKVW 00. 21.15 detik).
SMSS 18
Hayati Siapa dia lelaki yang kita jumpa diluar tadi (kata Azis), namanya
Zainuddin Lelaki yang saya selalu ceritakan. Itu rupanya lelaki yang selalu
kamu ceritakan Ati? Kawan Anak itu alim, nonton pacuan kuda saja seperti
anak mengaji.
(TKVW 00. 40, 14 detik).
SMSS 19
“Ini saya Zainuddin kekasihmu. Kau akan sembuh. Kita akan pulang. Kita
akan pulang ke Surabaya. Zainuddin....... Hayati ...... Hayati...... Hayati.......
Bang Muluk Surat. Sudah Encik. Zainuddin kekasihku. Aku butuh dekat
dengan kau...... Tidak Hayati, kau akan sembuh......... Kita pulang ke
Surabaya. Kita akan menikah. Kita hidup berdua. Kebahagiaan cinta ada di
depan kita...........Cahaya kematian telah terlihat di mukaku. Jika aku mati
aku bahagia karena aku tahu kau masih mencintaiku. Hidupku hanya
untukmu seorang Hayati. Aku tahu.”
(TKVW 02. 20. 59 detik)
186
SMSS 20
“Bacalah dua kalimat suci itu di telinga saya , Zainuddin. Jangan pergi, awak
perlukan awak di sisi saya. Bacakanlah, dua kalimat suci itu di telinga saya ,
Zainuddin. Saya mencintai awak Zainuddin, biar hati kita dirahmati Tuhan.
Bacalah dua kalimat suci itu di telinga saya “Asyhadu Allah ilaha Illallah, Wa
asyhaduanna Muhammadarrasulullah. Sekali, lagi. Sekali, lagi.
(TKVW 02. 24. 02 detik).
TS 1
Heee bawa ilasanrego.... Tetta, saya
akan lakukan apa pun demi nama baik
keluarga. Bagus, bagus Aso, Aso kamu
anak laki-laki jangan pernah kecewakan
Tetta. Masalah keluarga ini harus
diselesaikan dengan tuntas, untuk
selama-lamanya.
TS 2 “Memalukan saja” kata Datuk. Mau menghina kami. ....Tidak ada gunanya
menerima Zainuddin, ibu kandung Zainuddin bukan orang Minangkabau,
Ayah Zainuddin itu pendekar Sutan, dia juga orang Minang, jangan banyak
bicara kau anak muda, kau tidak mengerti adat, Zainuddin itu akan
mencoreng malu di kening kita. Tidak baik kita menghina orang hanya
karena suku, dan negerinya berbeda dengan kita, karena sesungguhnya
setiap negeri berdiri dengan adat masing-masing.
(TKVW 00.46 01 detik)
TS 4 Hayati “Saya harap awak lupakan segala yang telah terjadi, maafkan
kesalahan dan kelalaian saya, Hayati.
(TKVW Durasi 55.03)
TS 5
“Zainuddin, Awak sudah milik orang lain. Awak sudah lepas dari genggaman
saya, haram saya menyentuh tangan awak. ....Keluar kamu semua,
tinggalkan saya sendiri disini. Saya tidak punya hubungan dengan orang itu.
(TKVW 01 01, 02 detik)
TS 6
Bukankah kamu yang meminta dalam suratmu untuk menghapus dan
melupakan cinta kita? saya hanya mengikuti permintaanmu. ...permintaan
itulah yang saya pegang teguh sekarang. Kamu bukan kekasihku, bukan
tunangangku, bukan istriku, tetapi janda dari orang lain. Maka sebagai
seorang sahabat saya akan memegang teguh janjiku dalam persahabatan
itu. Sebagaimana teguhnya saya memegang cinta saya dulu. Itulah
sebabnya saya dengan segala kerendahan hati, aku bawa Hayati tinggal di
187
rumah ini, untuk menunggu kepulangan suamimu. Tetapi bukan dirinya yang
pulang. Tetapi surat cerai dan kabar yang mengerikan. Maka itu sebagai
sahabat pula kamu akan saya hantar ke kampung halamanmu, ke tanah
asalmu, tanah Minangkabau yang kaya-raya, tanah beradat.
(TKVW 02.02. 02 Detik).
PC 1
“Hayati pulangnla dulu pakai payungku ini, ambillah, jangan ditolak
pertolongan orang tidak elok tu...berangkatlah supaya orang rumah tidak
risau. Terima kasih Zainuddin saya pergi dulu, ucap Hayati.
(TKVW 00. 08. 20 detik).
PC 2
Assalmu alaikum bersama adik saya Ahmad saya kembalikan payung yang
saya pinjam alangkah besar terima kasih saya kepada tuan. Tak dapat disini
saya nyatakan..., tutur Hayati
(TKVW 00. 11. 27 detik).
PC 3
“Jangan segan anggap rumah sendiri, terima Kasih Tuan. Tidak dapat
membayangkan keadaan kami, sekiranya Tuan Zainuddin tidak membantu
saya. Kita ini teman lama. memang Sepatutnya saling membantu. Muluk
akan menunjukkan kamar kamu. Semua yang ada di rumah ini milik kalian
juga. Kecuali satu. Saya minta tolong kamu jangan masuk ke kamar kerja
saya. Nanti kamar itu ditunjukkan sama bang Muluk. Terima kasih Engku
Zainuddin.
(TKVW 01.39.35 detik).
PC 4
Sudah! Makanlah, kalau perut terisi pikiran akan jernih. .....Saudara
Zainuddin, budi baik saudara sangat besar, seminggu saya sakit, dan sudah
sebulan Zainuddin izinkan saya dan istri saya tinggal menumpang di rumah
ini. Lemah benar keadaan saya sekarang. Saya tidak dapat membalas
kebaikan Zainuddin.Saya memohon kepada Tuhan agar tidak melupakan
jasa Saudara Zainuddin dan tertulis di sisi-Nya. Itu bukan jasa. Hanya
kewajiban seorang sahabat, terhadap sahabatanya. Apalagi hidup kita di
rantau. Kita wajib membantu satu sama lain. Belum pernah saya membantu
saudara.....”Mungkin lain waktu saya ditolong Abang” kata Zainuddin.
(TKVW 01.40. 59 detik).
PC 5
Tapi saya risaukan tuan Aziz, karena belum sembuh sepenuhnya. Hanya
karena malu dan mau pergi, lebih baik tahan dahulu, hingga benar-benar
sembuh dari sakitnya. ....Bagaimana kalau Aziz dan Hayati pulang ke
Padang biaya akan saya bayar. ....Nasihat saya hanya satu ubahlah haluan
hidup.
TKVW 01.44.55 detik).
PC 6
“Sekarang ia menjadi seorang yang sangat pengasih, penyayang dan
berbelas kasihan terhadap sesama, yang datang padanya anak muda yang
kekuarangan ongkos, untuk menikah. Meminta bantuan kepada Zainuddin.
Lalu ia berikan uang secukupnya kepada mereka, untuk pernikahan mereka.
Karena katanya “Karena saya merasakan sendiri bagaimana pengaruhnya
terhadap diri saya lantaran harapan hilang”. Kasih yang tidak sampai biarlah
188
anak muda itu tidak menanggung apa yangpernah saya tanggung”. Kata
Muluk. “Cukup Bang Muluk” ucap Hayati. Jangan diteruskan lagi.
(TKVW 01.50 .35 detik).
PC 7
“Tunggu” kata amma. Tenri, Aso. “Dengar Amma! Aso, Tenri, sebentar lagi
amma mau menguburkan Tettanu , tapi, apa kalian pikir, amma sanggup
menjalani hidup, jika amma hari ini harus juga menguburkan anak, menantu,
dan cucuku.
(BTA 01.14.09 detik).
PC 8
Dari hati anak-anakmu, Tenri anak kita, biji matamu yang kau sayangi yang
sudah melakukan kesalahan terbesar, tetapi apakah kita sebagai orang tua
tidak mempunyai andil dalam memupuk dan membesarkan kesalahan itu.
“Selama aku hidup dan tinggal di rumah ini tidak akan ada kebencian
bertathta di hati, karena itu dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih dan maha penyayang aku nyatakan seluruh perselisihan ini usai di
sini” ucap mama Tenri.
(BTA 01.17. 04 detik).
LT 2
“Aso sejak kecil saya selalu
menasihatimu tentang pentingnya
menjaga sirik, bukan hanya harkat dan
martabatmu sendiri. Tapi juga harkat
dan martabat keluar-gamu. Tenaja
nukaluppai? Tidak Tetta” Tutur Andi
Aso! Sekarang Andiknu lari bersama
laki-laki tindankannya itu appakasirik.
Mempermalukan keluar-ga kita
nipakasirik. .......Cari mereka
selesaikan sesuai adat kita.
(BTA Durasi 00. 22. 02 detik).