Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

NAMA : ANJELIANA TRI AMANDA PUTRI

NIM : P01770022008

Kelas : 1A

1. Pengertian pembayaran kesehatan berbasis Diagnosis Related Group ’s ( DRG ’s)


Jawaban :
Diagnosis Related Group ’s ( DRG ’s) adalah suatu cara mengidentifikasi dan
mengelompokkan pasien yang mempunyai kebutuhan dan sumber yang sama dirumah
sakit berdasarkan alur perjalanan klinis (Clinical Pathway). System Diagnose Related
Group (DRG system) pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang
dialami pasien. Sejak tahun 2008, Indonesia telah membayar rumah sakit yang
melayani program Jamkesmas dengan sistem pembayaran prospektif yang dikemas
dalam bentuk DRG (Diagnosis-Related Group). Sistem ini berlanjut ditahun 2014
melalui program Jaminan Kesehatan Nasional. BPJS Kesehatan akan membayar
Rumah sakit berdasarkan besaran yang sudah ditetapkan sesuai dengan diagnosa
pasien dengan sistem Ina CBG’s (Case Based Group) yang di atur dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 440/MENKES/SK/XII/2012 tentang
tarif rumah sakit berdasarkan INDONESIA Case Based Groups (INA-CBGs) .

2. Sejarah Pengertian pembayaran kesehatan berbasis DRG


Jawaban :
DRG (Diagnosis Related Group) adalah sistem pembayaran kesehatan berbasis
diagnosis yang digunakan di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan
beberapa negara Eropa. Sistem ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat
pada tahun 1980-an sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan
kesehatan yang semakin meningkat.
Pada awalnya, sistem pembayaran DRG dikembangkan oleh para ahli di bidang
kesehatan dan keuangan sebagai cara untuk mengidentifikasi jenis perawatan yang
sama dengan biaya yang sama. Hal ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk
menetapkan harga untuk layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dalam
sistem DRG, setiap pasien diberi kode berdasarkan diagnosis dan tindakan medis
yang diberikan. Kode ini kemudian digunakan untuk menentukan harga layanan
kesehatan yang diberikan.
Sistem DRG awalnya dirancang untuk digunakan oleh Medicare, program pemerintah
AS yang memberikan jaminan kesehatan bagi warga negara yang berusia 65 tahun ke
atas. Namun, sistem ini kemudian digunakan oleh banyak pihak lain, termasuk
perusahaan asuransi kesehatan dan rumah sakit swasta.
Dalam sistem DRG, setiap pasien dikelompokkan ke dalam kategori diagnosis yang
sama, dan biaya perawatan diberikan untuk setiap kategori tersebut. Hal ini
memungkinkan rumah sakit untuk mengetahui biaya rata-rata untuk setiap jenis
perawatan dan membuat perencanaan keuangan yang lebih efektif. Sistem
pembayaran DRG kemudian diadopsi oleh banyak negara lain karena dianggap efektif
dalam mengontrol biaya perawatan kesehatan.
3. Mekanisme Pembayaran berdasarkan DRG
Jawaban :
Mekanisme pembayaran berbasis DRG ini memberikan insentif bagi rumah sakit
untuk memperbaiki efisiensi biaya layanan kesehatan dan meningkatkan kualitas
layanan kesehatan untuk pasien dengan diagnosis atau tindakan medis yang sama. Hal
ini dapat membantu mengontrol biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan dan
meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi pasien.
4. Apa manfaat ICD 10 yang diterbitkan oleh WHO untuk pembayaran DRG
Jawaban :
Salah satu manfaat utama ICD-10 dalam pembayaran DRG adalah menyediakan
sistem klasifikasi standar untuk diagnosis dan tindakan medis yang digunakan untuk
mengelompokkan pasien dalam kelompok DRG yang sama. Dalam pembayaran
DRG, setiap pasien diberikan kode DRG yang sesuai dengan diagnosis atau tindakan
medis yang diterima. Kode ini dapat ditentukan menggunakan sistem klasifikasi ICD-
10.
Selain itu, ICD-10 dapat membantu meningkatkan akurasi dan konsistensi
pengkodean diagnosis dan tindakan medis, sehingga memperbaiki pengelompokan
DRG yang sesuai dengan biaya layanan kesehatan yang diberikan. Hal ini dapat
membantu mengontrol biaya perawatan kesehatan dan memastikan bahwa pasien
menerima perawatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. penggunaan ICD-10
dalam pembayaran DRG dapat membantu meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
kualitas layanan kesehatan bagi pasien, serta membantu mengontrol biaya perawatan
kesehatan secara keseluruhan.
5. Jelaskan Tahap-tahap penentuan pembayaran DRG
Jawaban :
Tahap-tahap penentuan pembayaran DRG (Diagnosis Related Groups) melibatkan
beberapa proses yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan asuransi kesehatan.
Berikut adalah penjelasan mengenai tahap-tahap tersebut:
a) Identifikasi pasien
Tahap pertama dalam penentuan pembayaran DRG adalah mengidentifikasi pasien
dan mendokumentasikan kondisi kesehatannya. Informasi ini mencakup diagnosis,
tindakan medis yang dilakukan, dan durasi perawatan.
b) Pengkodean
Informasi yang diperoleh dari tahap identifikasi pasien kemudian dikodekan
menggunakan sistem klasifikasi standar, seperti ICD-10. Kode yang diperoleh ini
digunakan untuk menentukan kelompok DRG yang sesuai dengan diagnosis atau
tindakan medis yang diterima.
c) Pengelompokan DRG
Setelah informasi dikodekan, rumah sakit menentukan kelompok DRG yang sesuai
dengan diagnosis atau tindakan medis yang diberikan. Kelompok DRG ini akan
digunakan untuk menentukan biaya rata-rata layanan kesehatan untuk pasien dengan
diagnosis atau tindakan medis yang sama.
d) Perhitungan biaya
Setelah kelompok DRG ditentukan, biaya rata-rata layanan kesehatan untuk kelompok
DRG tersebut dihitung. Biaya ini mencakup biaya pelayanan medis, pelayanan rawat
jalan, pelayanan rawat inap, dan lain-lain.
e) Pembayaran
Pembayaran DRG dilakukan berdasarkan biaya rata-rata layanan kesehatan untuk
kelompok DRG yang diberikan kepada pasien. Jika biaya layanan yang diberikan
melebihi biaya rata-rata, rumah sakit harus menanggung selisih biaya tersebut. Namun
jika biaya layanan yang diberikan lebih rendah dari biaya rata-rata, rumah sakit dapat
memperoleh keuntungan dari selisih biaya tersebut.
6. Kelemahan mekanisme pembayaran berdasarkan DRG ‘S
Jawaban :
beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a) Potensi untuk under-treatment atau over-treatment
Sistem pembayaran DRG dapat mempengaruhi praktek medis dan perawatan
kesehatan. Terkadang, rumah sakit dapat merespon sistem pembayaran dengan
menyesuaikan perawatan untuk memenuhi persyaratan DRG, bukan untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Hal ini dapat mengakibatkan under-treatment (pasien menerima
perawatan yang kurang memadai) atau over-treatment (pasien menerima perawatan
yang berlebihan).
b) Kurang akurat dalam menentukan biaya
DRG didasarkan pada biaya rata-rata perawatan kesehatan untuk kelompok pasien
dengan diagnosis atau tindakan medis yang sama. Namun, biaya perawatan kesehatan
dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada banyak faktor, seperti usia pasien,
kondisi medis yang mendasar, dan jenis layanan yang diterima. Oleh karena itu, DRG
mungkin tidak selalu akurat dalam menentukan biaya perawatan kesehatan untuk
setiap pasien secara individual.
c) Tidak mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan
DRG tidak mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi biaya perawatan kesehatan dan kebutuhan pasien. Misalnya, pasien
yang berasal dari daerah pedesaan atau yang memiliki keterbatasan sosial dan
ekonomi mungkin memerlukan perawatan kesehatan yang lebih intensif dan berbiaya
lebih tinggi, namun hal ini tidak terakomodasi dalam sistem pembayaran DRG.
d) Menimbulkan kesulitan administrasi
Sistem pembayaran DRG dapat memerlukan investasi waktu dan biaya untuk
mengimplementasikan sistem, termasuk investasi dalam teknologi informasi dan
pelatihan staf. Selain itu, administrasi DRG memerlukan pengumpulan data yang
akurat dan terus menerus, serta pemantauan dan evaluasi yang ketat.
7. Keuntungan atau manfaat dari sistem pembayaran melalui DRG’S adalah
Jawaban :
Sistem pembayaran melalui DRG (Diagnosis Related Groups) memberikan beberapa
keuntungan di antaranya:
a) Mengontrol biaya perawatan kesehatan
DRG memungkinkan pembayaran yang konsisten untuk setiap pasien dengan
diagnosis atau tindakan medis yang sama, terlepas dari biaya aktual yang dikeluarkan.
Dengan demikian, DRG dapat membantu mengontrol biaya perawatan kesehatan
secara keseluruhan.
b) Mendorong efisiensi dan kualitas perawatan kesehatan
DRG mendorong efisiensi perawatan kesehatan dan dapat memotivasi penyedia
layanan kesehatan untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi dalam waktu yang
singkat. Ini juga dapat meningkatkan koordinasi dan kontinuitas perawatan pasien,
karena DRG memungkinkan kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan yang
berbeda.
c) Memberikan transparansi dan akuntabilitas
DRG memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pembayaran layanan
kesehatan. Karena pembayaran didasarkan pada kelompok diagnosis atau tindakan
medis, pasien, pembayar, dan penyedia layanan kesehatan dapat lebih memahami dan
membandingkan biaya dan hasil perawatan kesehatan.
d) Memfasilitasi analisis data dan pengambilan keputusan
DRG memungkinkan pengumpulan data yang sistematis dan terstandardisasi tentang
pasien dan perawatan kesehatan mereka. Data ini dapat digunakan untuk melakukan
analisis yang lebih baik tentang kebutuhan pasien dan hasil perawatan kesehatan,
yang dapat membantu pengambilan keputusan dan perbaikan kualitas perawatan
kesehatan secara keseluruhan.
e) Mengurangi ketidakadilan dan diskriminasi dalam pembayaran
DRG memungkinkan pembayaran yang sama untuk setiap pasien dengan diagnosis
atau tindakan medis yang sama, terlepas dari faktor-faktor yang tidak relevan seperti
ras atau jenis kelamin. Dengan demikian, DRG dapat membantu mengurangi
ketidakadilan dan diskriminasi dalam pembayaran layanan kesehatan.
8. Apa pengertian pembayaran Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-
CBG’s
Jawaban :
INA-CBG's adalah sistem pembayaran yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi,
mengontrol biaya, dan meningkatkan kualitas perawatan kesehatan di Indonesia.
9. Apa perbedaan pembayaran Indonesia Diagnosis Related Group (DRG) dengan
Pembayaran Case Based Groups/CBGs
Jawaban :
DRG dan CBGs sama-sama dirancang untuk mengontrol biaya dan meningkatkan
kualitas perawatan kesehatan, namun pendekatan yang digunakan oleh kedua sistem
pembayaran ini berbeda. DRG didasarkan pada diagnosis medis dan lama perawatan,
sementara CBGs didasarkan pada kelompok kasus medis. Pemerintah Indonesia saat
ini menggunakan sistem pembayaran CBGs sebagai pengganti sistem pembayaran
DRG.
10. Kekuatan dan kelemahan cara pembayaran pelayanan kesehatan dengan Pembayaran
Case Based Groups (CBGs) melalui fee for service
Jawaban :
Pembayaran pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem pembayaran Case
Based Groups (CBGs) melalui fee for service memiliki kekuatan dan kelemahan
tertentu:
Kekuatan:
a) Meningkatkan efisiensi: Dengan adanya biaya tetap yang telah ditetapkan
untuk setiap kelompok kasus (CBG), sistem pembayaran ini dapat mendorong
penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang lebih efisien
dan memotivasi mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan biaya
yang lebih rendah.
b) Mengontrol biaya: Dalam sistem pembayaran CBGs, batas atas biaya
perawatan kesehatan telah ditetapkan, sehingga dapat membantu mengontrol
biaya dan memastikan bahwa biaya perawatan kesehatan yang dibayarkan
sesuai dengan nilai yang diberikan.
c) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: Dalam sistem pembayaran
CBGs, biaya yang dibayarkan didasarkan pada kelompok kasus (CBG) yang
relevan dengan kondisi medis pasien, sehingga pasien dan pembayar dapat
lebih memahami biaya perawatan kesehatan mereka. Ini juga memungkinkan
untuk mengumpulkan data yang lebih terstandarisasi tentang perawatan
kesehatan, yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dan perbaikan
kualitas perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Kelemahan:
a) Potensi under-provision: Ada kemungkinan bahwa penyedia layanan
kesehatan akan memberikan perawatan yang kurang daripada yang seharusnya
untuk menghemat biaya. Hal ini dapat memengaruhi kualitas perawatan
kesehatan dan hasil pasien.
b) Tidak ada insentif untuk memberikan perawatan terbaik: Dalam sistem
pembayaran CBGs, biaya perawatan kesehatan dihitung berdasarkan CBG
yang relevan dengan kondisi medis pasien, bukan biaya aktual yang
dikeluarkan oleh penyedia layanan kesehatan. Hal ini mungkin mengurangi
insentif untuk memberikan perawatan terbaik dan terlengkap kepada pasien.
c) Keterbatasan dalam mengakomodasi perawatan yang tidak standar: Sistem
pembayaran CBGs didasarkan pada kelompok kasus medis standar. Ini
mungkin tidak dapat mengakomodasi perawatan yang tidak standar atau
pasien dengan kondisi medis yang jarang terjadi.
11. Classification of Diseases (ICD)-10-Clinical Modification (CM) Klasifikasi Penyakit
Internasional modefikasi klinis Apa itu sistem pengkodean ICD-9-CM dan ICD-10-
CM?
Jawaban :
ICD-9-CM (International Classification of Diseases, Ninth Revision, Clinical
Modification) dan ICD-10-CM (International Classification of Diseases, Tenth
Revision, Clinical Modification) adalah sistem pengkodean yang digunakan untuk
mengelompokkan dan mengidentifikasi diagnosa dan prosedur medis.
ICD-9-CM pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dan digunakan di Amerika
Serikat hingga 2015. ICD-9-CM mencakup lebih dari 13.000 kode untuk diagnosis
dan prosedur medis.
Pada tahun 2015, Amerika Serikat beralih dari ICD-9-CM ke ICD-10-CM. ICD-10-
CM mencakup lebih dari 68.000 kode untuk diagnosis dan prosedur medis, yang
membuatnya lebih terperinci daripada ICD-9-CM. ICD-10-CM juga memiliki struktur
kode yang berbeda dari ICD-9-CM, dan lebih fleksibel dalam mengakomodasi variasi
penyakit dan kondisi medis.
ICD-10-CM juga digunakan di negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Inggris,
Kanada, dan Australia. Sistem pengkodean ini membantu para profesional kesehatan
untuk mengidentifikasi dan melaporkan diagnosis dan prosedur medis secara akurat,
serta memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan klinis, analisis data,
dan penelitian medis.
12. Mahasiswa mampu menejelaskan perbedaan
ICD 10 dan ICD 9 CM
Jawaban :
ICD-10-CM (International Classification of Diseases, Tenth Revision, Clinical
Modification) dan ICD-9-CM (International Classification of Diseases, Ninth
Revision, Clinical Modification) adalah dua sistem pengkodean yang digunakan untuk
mengklasifikasikan dan mengidentifikasi diagnosa dan prosedur medis. Berikut
adalah perbedaan utama antara ICD-10-CM dan ICD-9-CM:
a) Jumlah kode: ICD-10-CM memiliki lebih dari 68.000 kode untuk diagnosis
dan prosedur medis, sedangkan ICD-9-CM hanya memiliki sekitar 13.000
kode.
b) Struktur kode: ICD-10-CM memiliki struktur kode yang berbeda dari ICD-9-
CM. Kode ICD-10-CM terdiri dari tiga hingga tujuh karakter alfanumerik,
sedangkan kode ICD-9-CM terdiri dari tiga hingga lima karakter numerik.
c) Detail: ICD-10-CM lebih terperinci daripada ICD-9-CM. ICD-10-CM
mengakomodasi lebih banyak variasi penyakit dan kondisi medis, dan
memiliki lebih banyak subkategori untuk mengklasifikasikan kondisi yang
lebih spesifik.
d) Penerapan: ICD-10-CM digunakan di Amerika Serikat mulai tahun 2015,
sedangkan ICD-9-CM digunakan sebelumnya. Di beberapa negara lain, seperti
Inggris, Kanada, dan Australia, ICD-10-CM telah digunakan lebih awal
daripada di Amerika Serikat.
e) Implementasi: Implementasi ICD-10-CM memerlukan pelatihan dan persiapan
yang lebih intensif daripada ICD-9-CM, karena sistem pengkodean yang lebih
kompleks dan detail.

Anda mungkin juga menyukai