Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMSETER

MANAJEMEN ASURANSI KESEHATAN

Dosen : Dr.Drs,Dadang Kusnadi.,MARS

Oleh :
Aji Adhi Nugraha 20090322525

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2023
1. Dalam Asuransi terdapat berbagai resiko pasie dan atau rumah sakit yang mengakibatkan
pelayanan kesehatan terlambat. Seiring dalam pelayanan ada health receiver dan health
provider. Menurut Saudara sistem mana yang paling dominan dalam memanfaatkan
asuransi untuk layanan kesehatan ?
Jawab :

Dalam memanfaatkan asuransi untuk layanan kesehatan, kedua sistem, yaitu health receiver
(pasien) dan health provider (rumah sakit atau dokter), memiliki peran yang dominan. Pasien
memanfaatkan asuransi untuk melindungi diri mereka dari risiko kesehatan dan membantu
membayar biaya perawatan kesehatan. Di sisi lain, rumah sakit atau dokter juga
memanfaatkan asuransi untuk melindungi mereka dari risiko klaim malpraktik dan
membantu membayar biaya operasional dan perawatan pasien.

Kedua sistem saling terkait dan sama-sama penting dalam memanfaatkan asuransi untuk
layanan kesehatan. Pasien memerlukan asuransi untuk mendapatkan akses ke perawatan
kesehatan yang mereka butuhkan, sementara rumah sakit atau dokter memerlukan asuransi
untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan
tanpa terlalu banyak beban keuangan. Oleh karena itu, kedua sistem ini memiliki peran yang
dominan dalam memanfaatkan asuransi untuk layanan kesehatan.

2. Kendali biaya kesehatan ada yang menentukan dengan fee for service ada juga INA CBGs.
Menurut Saudara terlebih dahulu pengembangan system atau penyempurnaan metode
pembayaran. Jelaskan dengan berikan contohnya ?
Jawab :

Pengembangan sistem dan penyempurnaan metode pembayaran dalam kendali biaya


kesehatan saling terkait dan seringkali berkembang secara bersamaan. Fee-for-service
adalah metode pembayaran di mana penyedia layanan kesehatan dibayar berdasarkan
jumlah layanan yang diberikan kepada pasien, sedangkan INA-CBGs (Indonesia Case Base
Groups) adalah suatu sistem pengelompokan pasien berdasarkan diagnosis penyakit untuk
menentukan biaya perawatan.

Dalam konteks ini, pengembangan sistem INA-CBGs dapat dianggap sebagai langkah awal
dalam mengembangkan metode pembayaran yang lebih efisien. Sistem INA-CBGs
memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mengelompokkan pasien berdasarkan
diagnosis penyakit dan menetapkan biaya perawatan yang sesuai dengan kelompok
tersebut. Dengan demikian, hal ini membantu dalam mengendalikan biaya kesehatan
dengan memberikan insentif bagi penyedia layanan kesehatan untuk memberikan
perawatan yang efisien dan berkualitas.

Namun demikian, penyempurnaan metode pembayaran juga merupakan bagian penting


dalam pengendalian biaya kesehatan. Perubahan dalam metode pembayaran seperti fee-
for-service yang lebih terstruktur dan terukur juga dapat membantu dalam mengendalikan
biaya kesehatan dengan mendorong efisiensi dan kualitas layanan.

Dengan demikian, baik pengembangan sistem INA-CBGs maupun penyempurnaan metode


pembayaran seperti fee-for-service merupakan langkah-langkah yang saling mendukung
dalam upaya kendali biaya kesehatan.
3. Management pelayanan rumah sakit memerlukan kendali mutu dan kendali biaya.
Berdasarkan health economic selalu mempertimbangkan supply and demand. Bagaimana
menurut Saudara system asuransi kesehatan dengan pendekatan kaidah Lembaga berbasis
ekonomi ? jelaskan dan berikan contihnya ?
Jawab :

Dalam konteks manajemen pelayanan rumah sakit yang memerlukan kendali mutu dan
kendali biaya, pendekatan kaidah lembaga berbasis ekonomi dalam sistem asuransi
kesehatan memainkan peran penting dalam mempertimbangkan supply and demand.
Pendekatan ini memungkinkan lembaga asuransi kesehatan untuk mengelola sumber daya
secara efisien dan merespons permintaan layanan kesehatan dari peserta asuransi.

Salah satu contoh pendekatan kaidah lembaga berbasis ekonomi dalam sistem asuransi
kesehatan adalah penggunaan manajemen formularium. Manajemen formularium adalah
pendekatan di mana lembaga asuransi kesehatan bekerjasama dengan rumah sakit dan
dokter untuk menetapkan daftar obat-obatan yang disetujui dan direkomendasikan untuk
penggunaan pasien. Dengan menerapkan kaidah ekonomi, lembaga asuransi kesehatan
dapat memilih obat-obatan yang efektif namun terjangkau, sehingga mengendalikan biaya
pengobatan dan memastikan kualitas pelayanan yang optimal.

Selain itu, pendekatan lembaga berbasis ekonomi juga dapat diterapkan melalui kebijakan
manajemen risiko klinis. Misalnya, lembaga asuransi kesehatan dapat menerapkan program
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi angka rawat
inap atau intervensi medis yang mahal. Dengan demikian, lembaga asuransi kesehatan dapat
mengelola demand (permintaan) layanan kesehatan dengan fokus pada pencegahan dan
manajemen penyakit secara proaktif.

Dengan pendekatan kaidah lembaga berbasis ekonomi, sistem asuransi kesehatan dapat
mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengambilan keputusan terkait
manajemen mutu dan biaya pelayanan kesehatan, sehingga menciptakan sistem yang
berkelanjutan dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai