1. Analisis kebijakan layanan kesehatan di Amerika?
Peranan sistem pelayanan
kesehatan yang meliputi RS, dokter, obat dan fasilitasnya dengan biaya sangat tinggi ini ternyata tidak memberikan peranan yang berarti bagi kondisi status kesehatan seseorang. Sistem pelayanan kesehatan masih berorientasi pada aspek kuratif (pengobatan) saja. Padahal aspek preventif dan rehabilitatif juga merupakan komponen yang tidak terpisahkan dalam masalah kesehatan. Apakah aspek kebijakan pemerintah amerika menjamin ekuitar? Tidak, Tujuan utama dari sistem kesehatan untuk merespon kebutuhan masyarakat dan harapan dengan memberikan pelayanan secara adil dan merata. Atau mengedapankan kualitas? 2. Analisis tentang jaminan kesehatan melalui HMO, yang dulu kita mau tiru dengan JPKM. Menurut analisis anda film dan tambahan informasi lain yang anda cari apa yang tidak tepat dalam kebijakan HMO tersebut? Dalam Pemeliharaan Kesehatan Organization (HMO) peserta program membayar biaya bulanan. Jika ingin bertemu seorang spesialis pasien harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari dokter. Jika mengunjungi dokter keluar dari jaringan maka harus memenuhi pengeluaran dokter. Seorang anggota diwajibkan untuk membayar co-pembayaran. Jumlah yang dibayar pada saat pengobatan untuk mengimbangi sebagian dari biaya medis. 3. Apa yang salah atau tidak baik dalam kebijakan RS yang jadi tempat film ini? Pasien dipersulit oleh prosedur administrasi formal untuk mendapatkan status kesehatan yang lebih baik. Pembiayaan kesehatan pada sistem pelayanan kesehatan juga dibebankan sepenuhnya kepada pasien secara langsung. Sistem pelayanan kesehatan yang terbentuk tidak memihak masyarakat terhadap institusi kesehatan. 4. Sajikan saran anda untuk menjamin ekuitas apa yang harus di revisi dalam kebijakan pemerintah amerika serikat, kebijakan HMO dan kebijakan rs? da tiga pendekatan yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah kenaikan biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi. Pertama, pendekatan ekonomi yaitu agar semua pihak mempunyai kesadaran terhadap adanya biaya (cost counsciousness). Artinya, pelayanan kesehatan yang diberikan atau diterima memerlukan biaya yang mungkin mahal. Pendekatan ini melibatkan pasien, dengan jalan mereka juga ikut memikul biaya pelayanan kesehatan, meskipun perusahaan asuransi kesehatan menanggung sebagian besar besar biaya. Pendekatan ini akan memberikan batas tertentu atas biaya atau sebaliknya, akan memberikan criteria batas biaya maksimum yang ditanggung perusahaan asuransi kesehatan. Namun metode pendekatan ini sering dikhawatirkan mempengaruhi mutu pelayanan. Kedua, pendekatan structural, yaitu pelayanan kesehatan diberikan pihak ketiga (indirect medical care pattern). Namun kelemahannya, pengawasan yang sulit sehingga terkadang kurang efisien, boros dan kecenderungan overutilization menjadi besar. Keuntungannya, biaya investasi kecil dan dari segi manajemen tidak terlalu sulit Ketiga, pendekatan yang menyangkut hubungan antara pasien dan dokter, sehingga perilaku dokter dan pasien dapat menumbuhkan suatu orientasi pelayanan ke arah pencegahan. Pendekatan ini menerapkan prepaid payment dan capitation basis dalam pemberian imbalan jasa dokter dan RS yang diharapkan mampu menumbuhkan mekanisme control internal yang baik serta upaya efisiensi biaya dan orientasi pencegahan. Namun ketiga pendekatan ini masih berkutat pada masyarakat menegah ke atas untuk mengelola secara bertahap biaya kesehatan yang akan, sedang dan sudah dilakukannya. Pendekatan tersebut tidak berlaku untuk masyarakat bawah dengan kondisi keuangan yang terbatas. Untuk menanggulangi permasalahan kesehatan bagi masyarakat miskin telah diterapkan program kartu sehat dengan biaya negara berupa dana subsidi. Kompleksitas terhadap permasalahan dalam sistem pelayanan kesehatan ini, sebenarnya tidak terlepas dari komitmen negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Kalau saja negara mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongannya serta menerapkan dengan konsisten program pengentasan kemiskinan, tentu akan berdampak lebih baik bagi sistem lain di masyarakat terutama system pelayanan kesehatan. Jika negara mau mengelola subsidi silang biaya kesehatan kalangan atas untuk masyarakat miskin, tentu tidak akan terjadi kisah John Q yang mendatangi institusi kesehatan pelayanan kesehatan untuk mendapatkan hak hidup sehat bagi anaknya. Kalau saja sistem pelayanan kesehatan selalu berorientasi pada kesembuhan pasien, tentu tidak akan terjadi pasien yang terlambat diselamatkan hanya karena masalah prosedur formal yang administrative semata.