KELOMPOK 4 :
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga, makalah yang bertemakan banjir ini dapat diselesaikan
dengan baik. Selanjutnya penulis sampaikan shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, pada keluarganya, sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.
Makalah ini secara khusus mendeskripsikan model dan sistem pembiayaan di, sumber
pembiayaan, kelebihan dan kekurangan, strategi pembiayaan kesehatan dalam mengatasi Covid-
19 dan dampak dari kebijakan kesehatan mereka terhadap perkembangan Covid-19 di Jerman.
Makalah ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran
Kesehatan sebagai pengetahuan untuk kita semua dan sebagai langkah untuk mengetahui dan
mempelajari tentang pembiayaan kesehatn di Jerman.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Pembiayaan dan
Penganggaran Kesehatan yang telah banyak memberikan petunjuk dalam pembuatan makalah
imniah ini, Selanjutnya kepada orang tua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
materil maupun moril.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam mencari ilmu dan untuk para
pembaca semua dalam menambah pengetahuan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
14 April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus di keluarkan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang di perluka
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. (Azrul Azwar: 1996) sistem
pembiayaan kesehatn didefenisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang besarnya
alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperluakn perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Makalah ini secara khusus akan membahas tentang model dan sistem pembiayaan
di, sumber pembiayaan, kelebihan dan kekurangan, strategi pembiayaan kesehatan dalam
mengatasi Covid-19 dan dampak dari kebijakan kesehatan mereka terhadap
perkembangan Covid-19 di Jerman.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana model dan sistem pembiayaan kesehatan di negara Jerman ?
2. Dari mana sumber pembiayaan kesehatan di negara Jerman ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pembiayaan kesehatan di Jerman ?
4. Bagaimana strategi pembiayaan kesehatan negara Jerman dalam mengatasi Covid –
19 ?
5. Bagaimana dampak dari kebijakan kesehatan terhadap perkembangan Covid – 19 di
negara Jerman ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui model dan sistem pembiayaan kesehatan di negara Jerman
2. Untuk mengetahui sumber pembiayaan kesehatan di negara Jerman
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembiayaan kesehatan di Jerman
4. Untuk mengetahui strategi pembiayaan kesehatan negara Jerman dalam mengatasi
Covid – 19
5. Untuk mengetahui dampak dari kebijakan kesehatan terhadap perkembangan Covid –
19 di negara Jerman
BAB II ISI
A. MODEL DAN SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Model Pembiayaan Kesehatan
a. Direct Payments by Patients
Ciri utama model direct payment adalah setiap individumenanggung
secara langsung besaran biaya pelayanankesehatan sesuai dengan tingkat
penggunaannya. Padaumumnya sistem ini akan mendorong penggunaanpelayanan
kesehatan secara lebih hati-hati, serta adanyakompetisi antara para provider
pelayanan kesehatan untukmenarik konsumen atau free market.
Meskipuntampaknya sehat, namun transaksi kesehatan padaumumnya bersifat
tidak seimbang dimana pasien sebagai konsumen tidak mampu mengenali
permasalahan dan kebutuhannya, sehingga tingkat kebutuhan dan penggunaan
jasa lebih banyak diarahkan oleh provider.
Sehingga free market dalam pelayanan kesehatan tidak selalu berakhir
dengan peningkatan mutu dan efisiensi namun dapat mengarah pada penggunaan
terapi yang berlebihan.
b. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan
kesehatan baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Perbedaannya
dengan model informal adalah besaran dan mekanisme pembayaran, juga
kelompok yang menjadi pengecualian telah diatur secara formal oleh pemerintah
dan provider. Bentuk yang paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda
setiap kunjungan sesuai dengan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
(biasanya terjadi untuk fasilitas pelayanan kesehatan swasta). Namun model yang
umum digunakan adalah ’flat rate’, dimana besaran biaya per-episode sakit
bersifat tetap.
c. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu namun
tidak terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan
ditanggung oleh individu sesuai dengan tingkat penggunaannya, namun individu
tersebut mendapatkan bantuan dalam mengelola pengumpulan dana (saving) dan
penggunaannya bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan. Biasanya model ini
hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan akut, bukan pelayanan
kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung
oleh setiap individu meskipun dengan mekanisme saving.
Sehingga model ini tidak dapat dijadikan model tunggal pada suatu
negara, harus didukung model lain yang menanggung biaya kesehatan lain dan
pada kelompok yang lebih luas.
d. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh
individu pada provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada
provider kesehatan lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional; tidak
dilakukan secara formal atau tidak diatur besaran, jenis dan mekanisme
pembayarannya.
Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak diatur oleh
provider dan juga dapat berupa pembayaran dengan barang. Model ini biasanya
muncul pada negara berkembang dimana belum mempunyai sistem pelayanan
kesehatan dan pembiayaan yang mampu mencakup semua golongan masyarakat
dan jenis pelayanan.
e. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai perbedaan
utama dimana individu tidak menanggung biaya langsung pelayanan kesehatan.
Konsep asuransi memiliki dua karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko
kesakitan pada satu individu pada satu kelompok serta adanya sharing looses
secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu kelompok individu
mempunyai resiko kesakitan yang telah diperhitungkan jenis, frekuensi dan
besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko tersebut diperhitungkan dan dibagi
antar anggota kelompok sebagai premi yang harus dibayarkan.
Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan biaya pelayanan kesehatan
sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung dari dana yang telah dikumpulkan
bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan yang ditanggung serta mekanime
pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola dana asuransi.
B. SARAN
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Endra, F., & Setyawan, B. (2018). Sistem pembiayaan kesehatan, (March 2017).
https://doi.org/10.22219/sm.v11i2.4206
Heryana, A., Febriyanty, D., & Helmi. (2014). Asuransi Kesehatan Sosial Di Jerman, 1–24.
Irfani, N. (2012). Organisasi Jaminan Sosial di Negara Federal Republik Jerman: Suatu
Perbandingan (Social Security Organization in Federal of Germany: A Comparative Studi).
Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 9(2), 275–298.
Juilita S, Yudia. 2020. Negara lain Guyur Triliunan Perangi Covid-19, RI Berapa Nih?.
[internet] di : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200330103255-4-148378/negara-lain-
guyur-triliunan-perangi-covid-19-ri-berapa-nih
Kartikasari, Bunga. 2020. Cara Jerman Untuk Menekan Jumlah Pasien Virus Corona COVID-19
yang meninggal. [internet] di : https://jogja.tribunnews.com/amp/2020/03/22/cara-jerman-untuk-
menekan-jumlah-pasien-virus-corona-covid-19-yang-meninggal?page=2