(PETER SENGE)
Dalam lima disiplin ini mental model menjadi salah satu aspek penting yang tidak bisa
terpisahkan dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini menjadikan mental model
berkaitan erat dengan kepemimpinan (Leadership).
Dari gambaran diatas dapat dipahami bahwa Mental Models yang baik dari seorang
pemimpin merupakan aspek yang tidak boleh dikesampingkan dalam pencapaian tujuan
organisasi dan dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan staf atau karyawan.
4. Assumtion (asumsi)
5. Conclutions (kesimpulan-kesimpulan)
6. Beliefs (keyakinan)
7. Action (bertindak)
Kepustakaan lain menyebutkan Model mental ( Mental Model ) adalah suatu prinsip yang
mendasar dari organisasi pembelajar. Model mental adalah suatu aktivitas perenungan
yang dilakukan dengan terus menerus mengklarifikasikan dan memperbaiki gambaran-
gambaran internal kita tentang dunia, dan melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan
dan keputusan kita. Model mental terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan
mendalam tentang mengapa dan bagaimana dia melakukan tindakan atau aktivitas dalam
berorganisasi. Model mental merupakan suatu pembuatan peta atau model kerangka kerja
dalam setiap individu untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah
yang dihadapinya. Dengan kata lain, model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri
seseorang, yang dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan terbaiknya.
Model mental ini kemudian menghasilan cara berfikir atau mindset.
Didalam proses terbentuknya mental model terdapat hal tersebut dibawah ini, yaitu:
a. Konstruksi : menciptakan sesuatu mencari pola dan makna yang paling semua.
b. Penghapusan : memilih dan menyaring pengalaman, menutupi beberapa bagian.
c. Distorsi : pengalaman yang berliku mengubah pengalaman, mengurangi dan
melengkapi bagian memberikan arti yang berbeda dengan kenyataan (reading
different meaning into it).
d. Generalisasi : gambaran umum atas semua kejadian yang sama menciptakan
sesuatu dari pengalaman dan mempresentasikan kelompok.
Selain proses tersebut diatas, didalam pembentukan suatu model mental terdapat Teori
Chris Argyris (Teori Dewasa dan Tidak Dewasa) yang merupakan pengembangan dari
Teori X dan Y. Teori X dan Teori Y oleh Mc.Gregor berdasarkan atas penelitiannya pada
organisasi tradisional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan,
hubungan piramida antara atasan dan bawahan, dan pengendalian kerja ekstrenal, adalah
pada hakikatnya berdasarkan atas asumsi-asumsi mengenai sifat manusia dan
motivasinya. Teori X menyatakan bahwa sebagian besar manusia lebih suka diperintah,
dan tidak tertarik akan rasa tanggungjawab, serta menginginkan keamanan atas
segalanya. Mengikuti falsafah ini maka kepercayaaanya ialah orang-orang hendaknya
dimotivasi dengan uang, gaji, honorarium dan diperlakukan dengan sanksi hukuman.
Untuk menutupi kelemahan dari asumsi teori X itu, maka Mc.Gregor memberikan
alternative teori lain yang dinamakan teori Y. asumsi teori Y merupakan kebalikan dari
teori X.
Teori Argyris menambahkan bahwa ada perbedaan antara sikap dan perilaku pada diri
seseorang. Menurut Argyris, ada tujuh perubahan yang terjadi di dalam kepribadian
seseorang jika ia berkembang ke kedewasaan.
a. Seseorang itu akan bergerak dari suatu keadaan pasif sebagai anak-anak, ke suatu
keadaan yang bertambah aktivitasnya sebagai orang dewasa.
b. Seseorang akan berkembang dari suatu keadaan yang tergantung kepada orang
lain ke suatu keadaan yang relatif merdeka sebagai orang dewasa.
c. Seseorang bertindak hanya dalam cara sedikit sebagai anak-anak, tetapi sebagai
orang dewasa ia akan mampu bertindak dalam berbagai cara.
d. Seseorang itu mempunyai minat yang tidak menentu, kebetulan dan tidak begitu
mendalam dan kuat minatnya sebagai orang dewasa.
e. Persfektif waktu bagi anak-anak adalah singkat, hanya melibatkan waktu kini,
tetapi sebagai orang dewasa maka perspektif waktunya bertambah menjangkau
masa lalu dan masa yang akan datang.
f. Seorang sebagai anak-anak, ia berada di bawah pengendalian setiap orang
(Subordinary to every one).
g. Sebagai anak-anak, seseorang kurang kesadaran akan dirinya, tetapi sebagai orang
yang sudah matang ia tidak hanya sadar, tetapi mampu untuk mengendalikan
dirinya.
Jika organisasi adalah untuk mengembangkan kapasitas untuk bekerja dengan model
mental maka akan diperlukan bagi orang untuk belajar keterampilan baru dan
mengembangkan orientasi baru, dan untuk mereka untuk menjadi perubahan institusional
yang mendorong perubahan tersebut. Mental model yang sudah berdiri kuat
menggagalkan perubahan yang dapat berasal dari sistem pemikiran.