Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ayu Suci Ramadani

Nim : 1901043
Kelas : S1-6B
Mata kuliah : Farmasi Sosial

Apa yang dimaksud dengan Universal Cover

Jawab:

Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan


setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.

WHO telah menyepakati tercapainya Universal Health Coverage (UHC), merupakan isu


penting bagi Negara maju dan berkembang saat ini sehingga penting suatu Negara
mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi
seluruh rakyat. Ketentuan ini penting untuk memastikan akses yang adil untuk semua warga
negara, untuk tindakan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif pelayanan kesehatan
dengan biaya yang terjangkau.

 Sebutkan Kelebihan dan kekurangannya!

Kelebihan:

a. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik dan terus meningkat bagi peserta yang menerima
pelayanan
b. Memastikan bahwa biaya pelayanan kesehatan yang digunakan tidak membuat masyarakat
dalam kerugian keuangan/ finansial.
c. Kesamaan akses pelayanan kesehatan setiap orang yang membutuhkan akan mendapatkan
pelayanan kesehatan, bukan hanya  bagi mereka yang mampu membayar saja
Kekurangan :

Kekurangan pada implementasi kebijakan program UHC (Universal Health Coverage) adalah
munculnya fenomena warga yang sengaja tidak membayar iuran BPJS mandirinya agar bisa
masuk pada syarat penerima program yaitu (yang menunggak) padahal warga tersebut masuk
kategori mampu.

 Universal Coverage diduga mengakibatkan moral hazard dan penurunan motivasi


di sisi para penyedia layanan. Apa maksud pernyataan tersebut?
Jawab:

Pengertian Moral Hazard Adalah keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan
karakter manusia yang dapat menambah besarnya kerugian dibanding dengan risiko rata-rata.
Masalah utama yang ditemui biasanya adalah sustainability dari sistem berobat gratis karena
kurang diperhitungkannya kebutuhan anggaran dan lemahnya mekanisme pengendalian biaya.
Kebijakan berobat gratis bahkan dianggap hanya suatu kebijakan yang bersifat politis untuk
memenuhi ‘janji pemilu’ yang justru merugikan sistem kesehatan (Dewi, Shita, 2013).

Peserta mandiri dengan kondisi pre-existing mungkin lebih tertarik segera mendaftar
menjadi peserta BPJS Kesehatan untuk memperoleh manfaat pelayanan kesehatan. Sebaliknya
sebagian dari yang merasa cukup sehat mungkin tidak terdesak untuk segera mendaftar.
Keduanya tidak terkait dengan moralitas maupun etika. Penurunan motivasi di sisi para penyedia
layanan karena dari sistem berobat gratis kurang diperhitungkannya kebutuhan anggaran dan
lemahnya mekanisme pengendalian biaya.

Anda mungkin juga menyukai