KSM121
MODUL SESI 8
DISUSUN OLEH :
B. Uraian
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah
agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan
kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang
sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif).
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan kesehatan.
Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berdasarkan pengertian ini, maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut :
1) Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider)
Adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan, maka dilihat pengertian ini bahwa biaya kesehatan dari sudut
penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan ataupun pihak
swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan.
Besarnya dana bagi penyedia pelayanan kesehatan lebih menunjuk kepada
seluruh biaya investasi (investment cost) serta seluruh biaya operasional
(operational cost).
2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga sangat mahal, misalnya
pelayanan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan canggih (operasi dan
tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan keadaan sakit jangka panjang yang
tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh masyarakat umum.
3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau pelayanan kesehatan, tetapi juga
lebih membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan terjangkit berbagai
permasalahan kesehatan karena buruknya kondisi gizi, perumahan.
2) Risk pooling
Beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun risiko rendah dan tidak merata)
dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis (jantung koroner)
yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk spreading).
2. Penyebaran
Berupa penyebaran dana yang harus sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang
tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik, niscaya akan menyulitkan
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
3. Pemanfaatan
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika pemanfaatannya tidak
mendapat pengaturan yang optimal, niscaya akan banyak menimbulkan masalah,
yang jika berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
2) Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan berbagai mekanisme
pengawasan dan pengendalian. Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan
efisiensi antara lain:
a. Standar minimal pelayanan
Tujuannya adalah menghindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua macam
standar minimal yang sering dipergunakan yaitu :
b. Kerjasama
Bentuk lain yang diperkenalkan untuk meningkatkan efisiensi ialah
memperkenalkan konsep kerjasama antar berbagai sarana pelayanan
kesehatan.
2. Pengalokasian dana
Alokasi dana dari pemerintah yakni alokasi dana yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15%
dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
3. Pembelanjaan
Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership digunakan
untuk membiayai UKM. Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat
dan Dana Sosial Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.
Cara untuk menanggulangi inflasi yang terjadi adalah dengan melakukan cost
containment yang meliputi setiap upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Upaya cost containment yang dapat dilakukan di rumah
sakit antara lain :
1. Meningkatkan efisiensi
Efisiensi yang dapat dilakukan antara lain :
a. Economic Efficiency yaitu penggunaan input yang biayanya rendah.
b. Technical in efficiency Menghilangkan pemborosan yang bersifat teknis
akibat dari kombinasi sumber daya yang tidak sesuai.
c. Scale Efficiency Efisiensi yang berkaitan dengan besarnya investasi yang
sangat rawan untuk terjadi inflasi.
2. Sistem Pembayaran
Sistim pembayaran prospektif kepada PPK akan mengendalikan kecenderungan
supply induced demand, yakni kecenderungan mendorong tingkat penggunaan
utilisasi pelayanan kesehatan apabila PPK masih dibayar tunai.
3. Standarisasi Pelayanan
Standarisasi pelayanan secara medis dan standarisasi pelayanan administratif
merupakan bagian yang penting dari pengendalian biaya (cost containment, cost
effectiveness, quality control).
6. Intervensi teknis
Mencari peluang-peluang untuk menghemat pengeluaran, yaitu dengan
melakukan cost analysis.
Hal yang tidak lepas dari masalah analisis biaya adalah perhitungan unit cost
yang merupakan kebutuhan bagi rumah sakit yang berguna untuk :
• Penentuan tarif
• Analisis Efisiensi
• Perencanaan anggaran rumah sakit
• Analisis Break even
C. Latihan
Pilihlah satu jawaban yang benar :
1. Beberapa di bawah ini adalah upaya cost containment yang dapat dilakukan di
rumah sakit, kecuali :
a. Meningkatkan efisiensi
b. Sistem pembayaran prospektif
c. Pembelian skala besar
d. Standarisasi pelayanan pembinaan, promosi dan peyuluhan kesehatan
e. Mengembangkan kesadaran akan biaya
E. Daftar Pustaka
1. Wonderling, David; Reinhold Gruen & NickBlack (2005), Introduction to Health
Economics, England: London School of Hygiene & Tropical Medicine (dapat di
download).
2. Stephen Morris, Nancy Devlin, David Parkin (2007): Economic analysis in health
care, England: John Wiley and sons Ltd.
3. Introduction to economics (macro and micro economics): selected topics : John
Sloman ( 2006) Essential of Economics, 4th ed, Prentice Hall.
4. Feldstein: Health Care Economics.
5. Ann Mills. Health Economics for Developing Countries, a survival kit.
6. Drummond: Methods for the economic evaluation of health care programmes.
7. Karen L. Rascati. Essential of pharmacoeconomics.
8. Handbook of Health Economics, Anthony J.Culyer & Joseph Newhouse (e-
book).
9. Pengantar Ilmu Ekonomi (MikroEkonomi dan Makroekonomi), Prathama
Rahardja dan Mandala Manurung.
10. Mikroekonomi Edisi keenam jilid 2 oleh Robert S Pindyck and Daniel L
Rubinfeld.
11. Thabrany H, “Asuransi Kesehatan Pilihan Kebijakan Nasional”, FKM UI, Jakarta,
1998. Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook
12. Gani A, “Pembiayaan Kesehatan Di Era Otonomi”, Seminar dan Diskusi Panel
Nasional. Stra-tegi dan Kebijakan daerah dalam optima-lisasi sumber daya
manusia dan pembiayaan kesehatan, 2001.