Anda di halaman 1dari 5

Main Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

lik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAHAN DAERAH 2011
TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL
Turunan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH Tahun 2014
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN
2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 tahun


2014 tanggal17 April2014
JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL
1. Tujuan a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan, a. menjamin ketersediaan dan akses terhadap IG
kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah perlu yang dapat dipertanggungjawabkan;
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; didukung oleh ketersediaan data dan informasi pembangunan b. mewujudkan penyelenggaraan IG yang berdaya
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan daerah yang akurat, mutakhir dan dapat guna dan berhasil guna melalui kerja sama,
publik dipertanggungjawabkan; koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi; dan
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan b. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan data dan c. mendorong penggunaan IG dalam
publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; informasi pembangunan daerah, pemerintah daerah perlu penyelenggaraan pemerintahan dan dalam
d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, mengumpulkan dan mengisi data pembangunan daerah dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan Sistem Informasi Pembangunan Daerah;
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup
orang banyak
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa; dan/atau
g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan
Publik untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.
2. Mekanisme masing-masing  Pengumpulan melalui PPID dan belum ada detail pengaturannya ( PP) Tata Cara Pengumpulan dan Pengisian Data PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
kebijakan o PPID bertugas dan bertanggung jawab dalam: (1) Kepala Bappeda provinsi dan kabupaten/kota  Penyelenggaraan IG dilakukan melalui kegiatan:
 a. penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, danv mengkoordinasikan pengumpulan dan pengisian o pengumpulan DG;
pengamanan informasi; data SIPD di wilayahnya.  DG Dasar;
 b. pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang (2) (2) Pengumpulan dan pengisian data SIPD  Pengumpulan DG Dasar
berlaku; sebagaimana dimaksud pada dilakukan oleh sebagaimana dimaksud
 c. pelayanan Informasi Publik yang cepat, tepat, dan koordinator bidang pada ayat (2) huruf a
sederhana;..... Evaluasi Data dilakukan oleh Badan.
 Mekanisme yang diatur hanya mekanisme memperoleh informasi : (UU)  DG Tematik.
o Pasal 21 Pasal 13  Pengumpulan DG
o Mekanisme untuk memperoleh Informasi Publik didasarkan pada Tematik sebagaimana
prinsip cepat, tepat waktu, dan biaya ringan. (1) Kepala Bappeda provinsi dan kabupaten/kota dimaksud pada ayat (2)
o Pasal 22 mengkoordinasikan evaluasi data SIPD di wilayahnya. huruf b dilakukan oleh:
o Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan
(2) Evaluasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: o Instansi
untuk memperoleh Informasi Publik kepada Badan Publik terkait
secara tertulis atau tidak tertulis.
a. evaluasi pengumpulan dan pengisian data SIPD; dan Pemerintah;
o Badan Publik wajib mencatat nama dan alamat Pemohon b. evaluasi terpadu data SIPD. o Pemerintah
Informasi Publik, subjek dan format informasi serta cara (1) Evaluasi pengumpulan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal Daerah;
penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi 13 ayat (2) huruf a dilakukan oleh masing-masing Tim pengelola SIPD dan/atau
Publik. provinsi dan Tim pengelola SIPD kabupaten/kota o Setiap Orang.
o Badan Publik yang bersangkutan wajib mencatat permintaan (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek:  Pengumpulan DG sebagaimana
Informasi Publik yang diajukan secara tidak tertulis. a. kelengkapan dan keterisian data SIPD; dan
o Badan Publik terkait wajib memberikan tanda bukti penerimaan dimaksud pada ayat (2) harus
b. tumpang tindih dan duplikasi data SIPD; sesuai dengan standar
permintaan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (3) berupa nomor pendaftaran pada saat permintaan pengumpulan DG.
diterima.
o Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui Pasal 15 o pengolahan DG dan IG;
surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan o penyimpanan dan pengamanan DG dan
permintaan. (1) Evaluasi terpadu data SIPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
o Dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman IG;
13 ayat (2) huruf b dilakukan secara bersama-sama antara Tim o penyebarluasan DG dan IG; dan
nomor pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan
pengelola SIPD provinsi dan Tim pengelola SIPD kabupaten/kota. o penggunaan IG.
pengiriman informasi.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek:
o Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya a. sinkrosinasi data antar kabupaten/kota; dan
permintaan, Badan Publik yang b. validitasi data. Jaringan IGN berfungsi sebagai sarana berbagi pakai lG
o bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang (3) Dalam melaksanakan evaluasi terpadu dapat melibatkan Tim dan penyebarluasanIG
berisikan .....
pengelola SIPD nasional. Jaringan IGN terdiriatas : a. Jaringan IG pusat;dan b.
Jaringan IG daerah.

Pasal 16 Lembaga tinggi negara, Instansi Pemerintah,


Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian
(1) Evaluasi pengumpulan data SIPD dilakukan paling lambat pada Negara Republik lndonesia sebagaimana
bulan Juni setiap tahun. dimaksud pada ayat(2)dan Pemerintah Daerah
(2) Evaluasi terpadu data SIPD dilakukan paling lambat pada bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertugas
Desember setiap tahun. sebagai Simpul Jaringan.
(3) Hasil evaluasi terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Seluruh Simpul Jaringan diintegrasikan oleh
Penghubung Simpul Jaringan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 17 Untuk melaksanakan tugas Simpuf Jaringan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
(1) Menteri melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Simpul Jaringan menetapkan :
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pengumpulan, a. Unit kerja yang melaksanakan pengumpulan,
pengisian dan evaluasi data SIPD provinsi dan kabupaten/kota pengolahan, penyimpanan, dan
(2) Gubernur melalui Bappeda provinsi melaksanakan pembinaan penggunaan DG dan lG; dan
dan pengawasan terhadap pengumpulan, pengisian dan evaluasi data b. Unit kerja yang melaksanakan penyimpanan,
SIPD kabupaten/kota di wilayahnya. pengamanan, dan penyebarluasan
DG dan lG.
Pasal 18
Dalam hal Simpul Jaringan di Pemerintah
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Daerah, unit kerja sebagaimana dimaksud pada
Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) meliputi: ayat (2) merupakan satuan kerja perangkat
daerah yang ditetapkan oleh pimpinan
a. pemberian pedoman; Pemerintah Daerah
b. bimbingan;
c. supervisi;
d. evaluasi;
e. konsultasi;dan/atau
f. pendidikan dan pelatihan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
3. Kelembagaan KOMISI INFORMASI (BAB VII - UU) BAB III BAB IV PENYELENGGARA INFORMASI GEOSPASIAL
Tim Pengelola SIPD Nasional
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang- 
IG yang berjenis IGD sebagaimana dimaksud
(1) Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
Undang ini danperaturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar dalam Pasal 4 huruf a hanya diselenggarakan
layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui
Pembangunan Daerah membentuk Tim pengelola oleh Pemerintah.
Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi. SIPD nasional. o Penyelenggaraan IGD sebagaimana
(1) Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi provinsi, (2) Tim pengelola SIPD nasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh
dan jika dibutuhkan Komisi Informasi kabupaten/kota. dimaksud ayat (1) terdiri dari: Badan yang disebut Badan Informasi
(2) Komisi Informasi Pusat berkedudukan di ibu kota Negara. a. Pengarah : Menteri Dalam Negeri Geospasial sebagai pengganti Badan
(3) Komisi Informasi provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi dan Komisi b. Penanggungjawab : Direktur Jenderal Bina Pembangunan Koordinasi
Daerah Survei dan Pemetaan
Informasi kabupaten/kotaberkedudukan di ibu kota kabupaten/kota. c. Ketua : Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Nasional sesuai dengan amanat Undang-
Pembangunan Daerah Undang ini.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID –BAB IV PP 61)
d. Wakil Ketua : Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung  IG yang berjenis IGT sebagaimana dimaksud
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau dalam Pasal 4 huruf b dapat diselenggarakan
e. Sekretaris : Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal
pelayanan informasi di badan publik. oleh Instansi Pemerintah, Pemerintah daerah,
Bina Pembangunan Daerah
dan/atau setiap orang.
(1) Pejabat yang dapat ditunjuk sebagai PPID di lingkungan Badan Publik Negara f. Anggota : Pejabat di Lingkungan Kementerian Dalam
yang berada di pusat dan di daerah merupakan pejabat yang membidangi Negeri o Instansi Pemerintah atau Pemerintah
informasi publik. daerah dalam menyelenggarakan IGT
(2) PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk oleh pimpinan setiap Tim pengelola SIPD provinsi berdasarkan tugas, fungsi, dan
Badan Publik Negara yang bersangkutan. Pasal 8 kewenangannya sesuai dengan
(3) PPID di lingkungan Badan Publik selain Badan Publik Negara ditunjuk oleh ketentuan peraturan perundang-
pimpinan Badan Publik yang bersangkutan. undangan.
(1) PPID dijabat oleh seseorang yang memiliki kompetensi di bidang pengelolaan (1) Gubernur melalui Bappeda provinsi membentuk
informasi dan dokumentasi. tim pengelola SIPD provinsi.  Badan dapat mengintegrasikan:
(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh pimpinan (2) Tim SIPD provinsi sebagaimana dimaksud pada o lebih dari satu IGT yang diselenggarakan
Badan Publik yang bersangkutan. ayat (1) yang terdiri dari: oleh Instansi Pemerintah atau
(1) PPID bertugas dan bertanggung jawab dalam: Pemerintah daerah menjadi satu IGT
a. penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi; a Pengarah : Gubernur baru; dan
b. pelayanan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku; . o IGT yang diselenggarakan
c. pelayanan Informasi Publik yang cepat, tepat, dan sederhana; b Penanggungjawa : Sekretaris Daerah provinsi oleh lebih dari satu Instansi
d. penetapan prosedur operasional penyebarluasan Informasi Publik; . b Pemerintah dan/atau Pemerintah
e. Pengujian Konsekuensi; c. Ketua : Kepala Bappeda provinsi daerah menjadi satu IGT baru.
f. Pengklasifikasian Informasi dan/atau pengubahannya; d Sekretaris : Kepala Bidang pada Bappeda provinsi yang
g. penetapan Informasi yang Dikecualikan yang telah habis Jangka Waktu . melaksanakan tugas di bidang  pengelolaan data
Badan dapat menyelenggarakan IGT dalam hal
Pengecualiannya sebagaiInformasi Publik yang dapat diakses; dan e. Koordinator : Kepala SKPD provinsi terkait sesuai kebutuhan
IGT yang belum diselenggarakan oleh Instansi
h. penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk Bidang Pemerintah selain Badan atau yang belum
memenuhi hak setiap orang atas Informasi Publik. diselenggarakan oleh Pemerintah daerah.
(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID dapat Tim pengelola SIPD kabupaten/kota
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan Pasal 10
perundangundangan.
(1) Bupati/Walikota melalui Bappeda kabupaten/kota
membentuk tim pengelola SIPD kabupaten/kota.
(2) Tim SIPD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang terdiri dari:
a Pengarah : Bupati/Walikota
.
b Penanggungjawa : Sekretaris Daerah kabupaten/kota
. b
c. Ketua : Kepala Bappeda kabupaten/kota
d Sekretaris : Kepala Bidang pada Bappeda kabupaten/kota
. yang melaksanakan tugas di bidang pengelolaan
data
e. Koordinator : Kepala SKPD kabupaten/kota terkait sesuai
Bidang kebutuhan

4. cakupan data INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN (2) Data SIPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Data dasar (IGD) disediakan oleh BIG
 Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala kelompok data sekurang-kurangnya meliputi: Peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat
o a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; a. umum; (3) huruf b meliputi:
o b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait; b. sosial budaya; a. Peta Rupabumi Indonesia;
o c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau c. sumber daya alam; b. Peta Lingkungan Pantai Indonesia; dan
o d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang- d. infrastruktur; c. Peta Lingkungan Laut Nasional.
undangan.ketertiban umum. e. ekonomi;
 Informasi yang Wajib Diumumkan secara Serta-merta f. keuangan daerah;
o Badan Publik wajib mengumumkan secara serta-merta suatu g. politik, hukum, dan keamanan; dan Data Thematik dilakukan oleh :
informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan h. insidensial. o Instansi Pemerintah;
ketertiban umum. o Pemerintah Daerah; dan/atau
 Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat 8 kelompok data diuraikan dalam 31 jenis data. o Setiap Orang
o daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah
penguasaannya, tidak termasuk
o informasi yang dikecualikan;
o hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;
o seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
o rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan Badan Publik;
o perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
o informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam
pertemuan yang terbuka
o untuk umum;
o prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat; dan/atau
o laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana
diatur dalam Undang-
o Undang ini.
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum, yaitu
informasi yang dapat:
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas
kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan
negara,
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional:
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri:
 Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta
otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat
seseorang;
 Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat engungkap rahasia pribadi, yaitu:......
 memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan
Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi
Informasi atau pengadilan;
 j. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
5. Nomenklatur  Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang  
mengandung nilai, makan, dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik.
 Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,
dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan
dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai
dengan Undang- Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik.
 Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan
lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri.
 Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan
Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan
petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan
sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi
 Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk
menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik.
 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang
bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik

Anda mungkin juga menyukai