Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KOMPUTASI II

LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI I

I. Nomor Percobaan : V (Lima)


II. Nama Percobaan : Analisa Sinyal Dalam Domain Frekuensi
(Kasus:Kombinasi Sinyal).
III. Tujuan Percobaan : Mengamati frekuensi pada kombinasi beberapa sinyal
menggunakan library FFT yang ada dalam DSP Toolbox
Matlab.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

IV.Dasar Teori
4.1 Definisi Dft
Discrete Fourier Transform atau jug biasa disebut dengan Transformasi Fourier
Diskrit adalah suatu teknik dalam matematika untuk mengubah nilai sekuen atau dengan
urutan nilai diskrit tertentu.Dalam periode tertentu pada domain waktu ke domain
frekuensi. Discrete Fourier Transform bertujuan untuk membawa nilai sinyal kontinyu
analog untuk dijadikan nilai diskrit agar dapat diproses atau dilakukan perhitungan
secara digital menggunakan komputer.Discrete Fourier Transform ialah prosedur
powerful yang digunakan dalam metode pemrosesan sinyal digital dan filterisasi digital.
Discrete Fourier Transform memungkinkan untuk menganalisa dengan memanipulasi
dan mensintesis sinyal yang tidak mungkin dapat dilakukan dalam pemrosesan sinyal
analog.Discrete Fourier dapat mengubah suatu sinyal diskit dalam domain waktu
menjadi spektrum diksrit domain frekuensi (Monado dkk.,2022).
4.2 Definisi Fft
Fast Fourier Transform merupakan salah satu metode algoritma untuk menghitung
transformasi Fourier diskrit.Metode Fast Fourier Transform ialah suatu metode yang
digunakan untuk merepresentasikan sinyal pada suara dalam domain waktu diskrit
menjadi sinyal suara dalam domain yang frekuensi.Terdapat sebuah Salah satu proses
analisa di dalam domain frekuensi dapat dilakukan dengan cara menghitung frekuensi
dari sebuah .Fast Fourier Transform sebuah turunan dari persamaan Discrete Fourier
Transform yang dimana terdapat pada jumlah perhitungan digital.Pada Discrete Fourier
Transform dapat dikurangi dengan secara significant.Sehingga dengan adanya
penemuan Fast Fourier Transform tersebut maka pada perhitungan digital terhadap
spektrum-spektrum frekuensi yang dapat diwujudkan secara sederhana dalam
implementasinya (Irtawaty dkk.,2019).
4.3 Perbedaan Antara Dft Dan Fft
Fast Fourier Transform merupakan suatu algoritma untuk menghitung transformasi
Fourier diskrit Discrete Fourier Transform dengan kecepat dan efisien. Transformasi
Fourier cepat diterapkan dalam beragam bidang mulai dari pengolahan sinyal digital
memecahkan persamaan diferensial parsial, dan untuk algoritma.Fast Fourier Transform
ialah metode yang diamati untuk membuat sebuah proses yang tranformasi fouriernya
dapat dikomputasikan secara cepat.Pada Fast Fourier Transform dilakukan dengan cara

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

membagi pada sinyal domain yang pada waktunya akan ditranformasikan menjadi bagian
sinyal.Discrete Fourier Transform ialah salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk
melakukan kompresi sinyal ataupun gambar.Discrete Fourier Transform digunakan
sebagai untuk menginformasikan sinyal pada domain waktu ke dalam domain frekuensi
(Fitriyah dan Widasari,2017).

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

V.Listing
5.1 Program Kombinasi 2 Sinyal
%script-1 Kombinasi 2 Sinyal
%bangkitkan 2 sinyal sinus dengan frekuensi f1 dan f2

clc;clf;
fs=100;
t=(1:400)/fs;
f1=10;
s1=5*sin(2*pi*f1*t);
f2=30;
s2=3*sin(2*pi*f2*t);
s=s1+s2;
subplot(211)
plot(t,s)
title('Dua Sinyal Sinus')
xlabel('Waktu(s)')
ylabel('x(t)')
S=fft(s,512);
w=(0:255)/256*fs/2;
Sab=abs(S);
subplot(212)
plot(w,Sab(1:256))
title('Sinyal pada domain frekuensi')
xlabel('Frekuensi(Hz)')
ylabel('x(f)')

5.2 Kombinasi 4 Sinyal


%script-2 Kombinasi 4 Sinyal
% bangkitkan 4 sinyal sinus dengan frekuensi f1, f2, f3 dan
f4

clc;clf;

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II
fs=100;
t=(1:100)/fs;
f1=5;
s1=50*sin(2*pi*f1*t);
f2=15;
s2=40*sin(2*pi*f2*t);
f3=25;
s3=30*sin(2*pi*f3*t);
f4=35;
s4=20*sin(2*pi*f4*t);
s=s1+s2+s3+s4;;
subplot(211)
plot(t,s)
title('Empat Sinyal Sinus')
xlabel('Waktu(s)')
ylabel('x(t)')
S=fft(s,512);
w=(0:255)/256*fs/2;
Sab=abs(S);
subplot(212)
plot(w,Sab(1:256))
title('Sinyal pada domain frekuensi')
xlabel('Frekuensi(Hz)')
ylabel('x(f)')

5.3 Kombinasi 6 Sinyal


%script-2 Kombinasi 6 Sinyal
%bangkitkan 6 sinyal sinus dengan frekuensi f1, f2, f3,
f4, f5 dan f6

Fs=100;
t=(1:200)/Fs;
f1=2;

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II
s1=20*sin(2*pi*f1*t);
f2=5;
s2=15*sin(2*pi*f2*t);
f3=15;
s3=10*sin(2*pi*f3*t);
f4=20;
s4=7*sin(2*pi*f4*t);
f5=35;
s5=5*sin(2*pi*f5*t);
f6=45;
s6=3*sin(2*pi*f6*t);
s=s1+s2+s3+s4+s5+s6;
subplot(211)
plot(t,s)
title('Enam Sinyal Sinus')
xlabel('Waktu(s)')
ylabel('x(t)')
S=fft(s,512);
w=(0:255)/256*fs/2;
Sab=abs(S);
subplot(212)
plot(w,Sab(1:256))
title('Sinyal pada domain frekuensi')
xlabel('Frekuensi (Hz)')
ylabel('x(f)')

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

VI.Algoritma
7.1 Program Kombinasi 2 Sinyal

Step 1 : Mulai

Step 2 : Inisialisasi fs=100, vektor waktu t, f1=10, s1, f2=30, s2, s, S, w dan Sab.

Step 3 : Proses membuat vektor waktu t dengan nilai 1 sampai 400 dibagi dengan fs.

Step 4 : Proses membangkitkan sinyal s1= 5 × sin(2 × 𝜋 × f1 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s2= 3 × sin(2 × 𝜋 × f2 × 𝑡).

Proses kombinasi sinyal s = s1+ s2.

Step 5 : Cetak grafik dengan struktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan

baris ke-1 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor waktu t dan sumbu-y

berisikan data dari s, dengan judul “Dua Sinyal Sinus”. Pada sumbu-x

berlabel “Waktu (s)” dan pada sumbu-y berlabel “x(t)”.

Step 6 : Proses mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi dengan

memanggil fungsi fft dari library, S=fft(s,512).

Step 7: Proses untuk mendapatkan vektor frekuensi w pada domain frekuensinya,

w= ((0 sampai 255)/256) × (fs/2).

Step 8: Proses mendapatkan nilai daya spektrum sinyal, Sab= absolute value (S).

Step 9 : Cetak grafik dengan struktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan

baris ke-2 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor frekuensi w dan

sumbu-y berisikan datadari Sab (untuk data 1 hingga 256), dengan judul

“Sinyal pada domain frekuensi”. Pada sumbu-x berlabel “Frekuensi (Hz)”

dan pada sumbu-y berlabel “x(f)”.

Step 10 : Selesai.

7.2 Program Kombinasi 4 Sinyal

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Step 1 : Mulai

Step 2 : Inisialisasi fs=100, vektor waktu t, f1=5, s1, f2=15, s2, f3=25, s3, f4=35, s4,

s,S, w dan Sab.

Step 3 : Proses membuat vektor waktu t dengan nilai 1 sampai 100 dibagi dengan fs.

Step 4 : Proses membangkitkan sinyal s1= 50 × sin(2 × 𝜋 × f1 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s2= 40 × sin(2 × 𝜋 × f2 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s3= 30 × sin(2 × 𝜋 × f3 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s4 = 20 × sin(2 × 𝜋 × f4 × 𝑡).

Proses kombinasisinyal s = s1+s2+s3+ s4.

Step 5 : Cetak grafik dengan struktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan

baris ke-1 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor waktu t dan sumbuy

berisikan data dari s, dengan judul “Empat Sinyal Sinus”. Pada sumbu-x

berlabel “Waktu (s)” dan pada sumbu-y berlabel “x(t)”.

Step 6 : Proses mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi dengan

memanggil fungsi fft dari library, S=fft(s,512).

Step 7: Proses untuk mendapatkan vektor frekuensi w pada domain frekuensinya,

w= ((0 sampai 255)/256) × (fs/2).

Step8: Proses mendapatkan nilai daya spektrum sinyal, Sab= absolute value (S).

Step 9 : Cetak grafik denganstruktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan baris

ke-2 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor frekuensi w dan sumbu-

y berisikan datadari Sab (untuk data 1 hingga 256), dengan judul “Sinyal

pada domain frekuensi”. Pada sumbu-x berlabel “Frekuensi (Hz)” dan pada

sumbu-y berlabel “x(f)”.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Step 10 : Selesai

7.3 Program Kombinasi 6 Sinyal

Step 1 : Mulai

Step 2 : Inisialisasi Fs=100, vektor waktu t, f1=2, s1, f2=5, s2, f3=15, s3, f4=20,

s4,f5=35, s5, f6=45, s6, s, S, w dan Sab.

Step 3 : Proses membuat vektor waktu t dengan nilai 1 sampai 200 dibagi dengan Fs.

Step 4 : Proses membangkitkan sinyal s1= 20 × sin(2 × 𝜋 × f1 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s2= 15 × sin(2 × 𝜋 × f2 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s3= 10 × sin(2 × 𝜋 × f3 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s4 = 7 × sin(2 × 𝜋 × f4 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s5= 5 × sin(2 × 𝜋 × f5 × 𝑡).

Proses membangkitkan sinyal s6 = 3 × sin(2 × 𝜋 × f6 × 𝑡).

Proses kombinasisinyal s = s1+s2+s3+ s4+s5 + s6.

Step 5 : Cetak grafik dengan struktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan

baris ke-1 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor waktu t dan sumbuy

berisikan data dari s, dengan judul “Enam Sinyal Sinus”. Pada sumbu-x

berlabel “Waktu (s)” dan pada sumbu-y berlabel “x(t)”.

Step 6 : Proses mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi dengan memanggil

fungsi fft dari library, S=fft(s,512).

Step 7: Proses untuk mendapatkan vektor frekuensi w pada domain

frekuensinya,w= ((0 sampai 255)/256) × (fs/2).

Step 8: Proses mendapatkan nilai daya spektrum sinyal, Sab= absolute value (S).

Step 9 : Cetak grafik denganstruktur 2 baris 1 kolom pada jendela figure, dengan baris

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

ke-2 mempunyai sumbu-x berisikan data dari vektor frekuensi w dan sumbu-y

berisikan datadari Sab (untuk data 1 hingga 256), dengan judul “Sinyal pada

domain frekuensi”. Pada sumbu-x berlabel “Frekuensi (Hz)” dan pada sumbuy

berlabel “x(f)”.

Step 10 : Selesai

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

VIII.Tugas Pendahuluan
1. Mengapa sinyal dalam domain waktu perlu ditransformasi ke dalam bentuk domain
frekuensi? Apa manfaatnya?
2. Apa perbedaan antara Discrete Fourier Transform dengan Fast Fourier Transform?
3. Berikan 5 buah contoh aplikasi yang menggunakan Transformasi Fourier Diskrit!
Jawab:
1.Sinyal dalam domain waktu perlu ditransformasikan ke dalam bentuk domain
frekuensi karena dalam domain waktu perlu analisis yang panjang dengan melibatkan
turunan dari fungsi. Manfaatnya untuk mempermudah analisis yang dilakukan terhadap
sinyal dan sistemnya.
2.Discrete Fourier Transform adalah prosedur powerful yang digunakan dalam
pemrosesan sinyal digital dan filterasi digital. Sedangkan Fast Fourier Transform
adalah suatu metoda untuk mentransformasikan sinyal, yang memiliki algoritma untuk
menghitung transformasi fourier diskrit (DFT).
3. Contoh aplikasi yang menggunakan Transfromasi Fourier Diskrit:
1. Menentukan periode curah hujan.
2. Pemrosesan sinyal digital.
3. Menyelesaikan persamaan diferensial.
4. Bidang yang terkait untuk menganalisa frekuensi yang terkandung.
5. Melakukan sejumlah operasi misalnya operasi-operasi konvolusi.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Daftar Pustaka

Fitriyah ,H.dan Widasari,R,E.,2017.Dasar-Dasar Komputasi Sinyal Digital Dan


Aplikasinya Menggunakan Matlab.Malang:UB Press.
Irtawaty, A. S., Ulfa, M., dan Rukhyah, S. F., 2019. Implementasi Metode Fast Fourier
Transform (FFT) Dalam Mengklasifikasikan Suara Pria Dan Wanita Di
Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Balikpapan. Jurnal
Teknologi Terpadu, 2 (7) : 70-71.
Monado dkk., 2022. Modul Praktikum Fisika Komputasi II.
Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

LAMPIRAN

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA KOMPUTASI II

Fakultas MIPA – Jurusan Fisika


Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai