Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kiprah8 (1) (2020) 1-10

http://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah

Model Sharing Reading Literacy Untuk Pembelajaran


Membaca di SMA
Felia Zuliasmi1*, Silvia Marni,2 Indriani Nisja3

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas PGRI Sumatera Barat, Kota Padang, Indonesia

Pengiriman: tgl/bln/thn; Diterima: tgl/bln/thn; Publikasi: tgl/bln/thn (diketik oleh editor, tinggalkan!)
DOI: https://doi.org/10.31629/jg.v3i2.xxx (diketik oleh editor, tinggalkan!)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk validitas model Sharing Reading Literacy dalam pembelajaran
membaca di SMA serta tingkat validitas model Sharing Reading Literacy akan diterapkan di SMA. Dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menyatakan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan
menggunakan angket uji model sharing reading literacy ke penilaian ahli terhadap rancangan model sharing
reading literacy untuk mendapatkan hasil yang valid maka melakukan teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara dan angket (kuisioner). Hasil dari penelitian diperoleh bahwa untuk hasil bentuk validitas
terdiri validitas isi dan konstruk Untuk tingkat validitas sendiri diperoleh bahwa respon guru terhadap rancangan
model sharing reading literacy itu sangat valid serta untuk penilaian ahli terhadap rancangan model sharing
reading literacy dan bisa digunakan tanpa revisi.

Kata Kunci : Model Sharing Reading Literacy;Validitas; Kualitatif;

Abstract
This study aims to see the form of validity of the Sharing Reading Literacy model in learning to read in high
school and the level of validity of the Sharing Reading Literacy model to be applied in high school. In this study
using a descriptive method which states describe a symptom, event, event that is happening at the present time.
This research belongs to the type of qualitative research, using a test questionnaire of the sharing reading
literacy model to an expert assessment of the design of the sharing reading literacy model to obtain valid
results, then carry out data collection techniques by observation, interviews and questionnaires
(questionnaires). The results of the study showed that for the results of the form of validity consisting of content
and For the level of validity itself, it was found that the teacher's response to the design of the sharing reading
literacy model was very valid and for the expert's assessment of the design of the sharing reading literacy model
and could be used without revision.

Keywords: Sharing Reading Literacy Model; Validity; Qualitative;


PENDAHULUAN hari adalah penentu dalam latihan. Tarigan
Nurhadi (2010) menyatakan bahwa (2015) menyatakan bahwa membaca adalah
kemampuan membaca adalah kemampuan suatu proses yang dilakukan serta
yang merupakan hasil latihan, yang barangkali dipergunakan oleh pembaca untuk
di dukung pula oleh faktor-faktor bawaan memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
tertentu. Akan tetapi, kemampuan oleh penulis.
membacanya adalah hasil dari pembiasaan dan Disamping itu menurut Organisasi untuk
latihan, sehingga diperoleh tahap yang tinggi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
keefektifannya. Kebiasaan membaca sehari- (OECD Organization For Economic

1
Cooperation and Development) dalam disertai dengan serangkaian kegiatan. Menurut
Program for International Student Assesment Hamdayana (2016) Sintaks dari suatu model
(PISA) Pengujian literasi pada kemampuan pembelajaran tertentu menunjukkan dengan
membaca yang dilakukan PISA tahun 2012 jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus
diperoleh skor membaca literasi berada dilakukan guru atau peserta didik. Sintaks
diurutan 396 dari skor rata-rata (OECD 496 (pola urutan) dari suatu model pembelajaran
tahun 2013). Skor tersebut menjadikan adalah pola yang menggambarkan tahap-tahap
Indonesia di peringkat ke-64 dari sebanyak 65 keseluruhan, yang pada umumnya disertai
negara yang ikut berpatisipasi dalam PISA dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
2009. Pada tahun 2015 PISA mengadakan Hal ini Sejalan dengan pendapat Trianto
pengujian kembali yang dilaporkan (2012) model pembelajaran yang diberikan
Kemendikbud didapatkan hasil kenaikan yang harus menciptakan situasi belajar yang
cukup baik terkait literasi di Indonesia. Pada menyenangkan (Joyful learning) serta
tahun 2015 dari 72 Negara yang ikut peserta mendorong siswa untuk aktif belajar dan
PISA, Indonesia berada peringkat 58 dengan berpikir kreatif melalui model pembelajaran
skor 397. Hal tersebut menimbulkan yang diterapkan.
optimisme bagi masyakarat untuk terus Perbedaan-perbedaan ini berlangsung di
berupaya mengembangkan kompetensi meski antara pembukaan dan penutup yang harus
pencapaian tersebut masih dibawah rata-rata dipahami oleh guru supaya model-model
OECD pada tahun 2016. pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
Menurut data world’s Most Literate berhasil dalam penelitian ini, model
Nation oleh Central Connecticut State pembelajaran yang digunakan adalah model
University, Indonesia berada pada peringkat ke Sharing Reading Literacy. Model
60 dari 61 negara yang diteliti, Indonesia pembelajaran sharing reading literacy dengan
berada dibawah Malaysia menduduki pendekatan literasi kritis tepat digunakan
peringkat ke-53. karena model ini dirancang atas dasar perlunya
Dalam Kurikulum 2013 mengutamakan desain pembelajaran untuk menopang aktivitas
keterampilan abad ke-21, dimana siswa literasi membaca di sekolah. literasi membaca
mampu berkreativitas dan berinovasi, berpikir dengan menggunakan model pembelajaran
kritis dan problem solving, berkolaborasi, dan sharing reading literacy pada dasarnya tidak
berkomunikasi. Dalam rangka menyiapkan hanya memahami isi bacaan, tetapi bagaimana
peserta didik yang memiliki kecakapan abad dalam pembelajarannya terdapat aktivitas
ke-21 pemerintah akan melakukan asesmen berbagi bacaan yang dilakukan siswa pada saat
kemampuan minimum (AKM) yang meliputi kegiatan membaca berlangsung sehingga siswa
asesmen pada literasi membaca dan numerasi. dapat memaksimalkan daya baca mereka.
Asesmen pada literasi membaca merupakan Selama ini siswa yang memiliki minat baca
kemampuan bernalar menggunakan bahasa belum mampu memaksimalkan daya baca
(literasi membaca). Literasi membaca bukan mereka, lewat aktivitas berbagi (sharing
hanya sekedar kemampuan membaca secara knowledge) dapat memancing rasa ingin tahu
harfiah tanpa mengetahui isi atau makna dari siswa terhadap hal yang sedang mereka bahas
bacaan tersebut, melainkan kemampuan dalam dan berbagi apa saja yang mereka temukan
memahami, menerapkan atau menggunakan , dalam bacaannya yang mana hal ini berefek
mengevaluasi, dan merefleksi suatu bacaan. pada saat kemampuan membaca mereka di
Menurut Lefudin (2017) Model evaluasi berdasarkan indikator capaian AKM
pembelajaran memiliki sintaks (pola urutan literasi.
tertentu) dari suatu model pembelajaran adalah Selain itu Model pembelajaran literasi kritis
pola yang menggambarkan urutan alur tahap- yang juga dapat dikembangkan dengan cara
tahap keseluruhan yang pada umumnya yang dikemukan oleh Mc.Lauglin dan De

2
Vogd (2004) yaitu Pertama, proses menarik validitasan model pembelajaran yang
pembaca untuk berpikir merupakan aktivitas digunakan saat belajar. Sehingga tujuan proses
yang dilakukan sebelum berhadapan dengan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh
teks. Kedua, proses membimbing pembaca sekolah tidak tercapai dengan maksimal.
berpikir merupakan aktivitas yang dilakukan Untuk itu, cara mengatasi kendala yang
untuk mengkaji isi teks dari perspektif literasi dihadapi dari permalasahan guru dalam model
kritis. Ketiga, memperluasproses berpikir pembelajaran diperlukan solusi dengan
pembaca bertujuan mengembangkan sikap menggunakan model sharing reading literacy.
kritis pembaca. Keempat, proses refleksi
dilakukan untuk melihat kembali proses METODE PENELITIAN
pembelajaran yang telah berlangsung, Jenis penelitian ini yaitu data kualitatif.
menyimpulkan isi pembelajaran, dan Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian
mengungkap proses lebih lanjut yang dapat kualitatif adalah metode penelitian yang
dilakukan untuk mengembangkan dan berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
mengaplikasikan sikap kritis dengan digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
menerapkan model pembelajaran literasi kritis. yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
Model Pembelajaran Literasi Kritis ini eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
diadaptasi sehingga menjadi model sharing instrumen kunci, teknik pengumpulan data
reading literacy. dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
Marni (2022) menyatakan bahwa secara analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan
garis besar model ini bermakna berbagi literasi hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
membaca. Inti dari literasi membaca adalah makna dari generalisasi. Model Penelitian ini
berpikir kritis. Berpikir kritis itu sejatinya diadaptasi dari Model Mc Laughlin dan De
berawal dari rasa ingin tahu, peduli berbagi Vogd (2004). Adapun Model yang akan
dan kolaborasi. Inilah yang menjadi dasar diadaptasi untuk model sharing reading
asumsi pengembangan model sharing reading literacy meliputi yaitu Orientasi, eksplorasi
literacy. Pembelajaran membaca dengan Teks Bacaan, membandingkan teks bacaan,
model ini memiliki prosedur atau langkah- berbagi pengetahuan, refleksi dan evaluasi.
langkah pembelajaran. Ada enam tahapan Data tersebut diperoleh dari angket
yang harus dilakukan guru ketika menerapkan penilaian kevalidan oleh respon tim ahli serta
model pembelajaran sharing reading literacy, tanggapan dan saran oleh kedua ahli tersebut
yaitu Pertama, orientasi Kedua, mengenai rancangan model sharing reading
literacy, disamping itu juga memerlukan
mengeksplorasi teks bacaan. Ketiga, membagi
respon guru terhadap rancangan model sharing
pengetahuan. Keempat, refleksi. Kelima,
reading literacy melalui observasi (studi
evaluasi. Masing-masing langkah itu memiliki
lapangan) dan wawancara.
kegiatan yang harus dilakukan baik oleh guru
Angket validasi ahli terdiri dari 5
maupun siswa. Intinya, model pembelajaran
pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),
ini menekankan siswa aktif berkolaborasi
Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS),
untuk mengidentifikasi teks dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skor yang
memanfaatkan teks tersebut untuk
diperoleh dari angket validasi ahli untuk
memecahkan masalah.
Validitas Model Sharing Reading Literacy
Berdasarkan wawancara yang dilakukan
sebesar 93,3% dikategorikan sangat valid.
oleh Guru Bahasa Indonesia kelas X SMA N
Adapun hasil penilaian dari para ahli
15 Padang permasalahan guru dapat
kemudian dikonversi menjadi data kuantitatif
disimpulkan bahwa terdapat beberapa
menggunakan nilai validitas sehingga
permasalahan yaitu model pembelajaran yang
diperoleh bobot untuk masing-masing kategori
diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia kelas X
SS, S, N, TS, STS untuk setiap item
SMA N 15 Padang belum pernah diterapkan

3
selanjutnya menghitung kategori persentase dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
dengan rumus pengumpulan data dan refleksi terhadap data
dalam penelitian kualitatif.
Observasi awal yang dilakukan di SMA
HASIL DAN PEMBAHASAN
Negeri 15 Padang dapat dilihat bahwa model
Hasil dari penelitian Validitas Model
pembelajaran digunakan oleh guru mudah
Sharing Reading Literacy dikatakan sangat
dipahami oleh siswa terutama pada setiap
valid dengan perolehan skor 93,3% yang
indikator yang ada pada sintaks model
dilihat dari validitas isi dan validitas konstruk
pembelajaran hal ini menunjukan bahwa
berdasarkan skor dari tim ahli. Untuk
model pembelajaran dapat disesuaikan dengan
memperoleh hasil yang sejalan dengan tim ahli
metode yang dipakai dalam pembelajaran.
maka diperlukanlah respon dari Guru Bahasa
Akan tetapi, model yang diterapkan itu bisa
Indonesia Kelas X SMA N 15 Padang untuk
disesuaikan dengan keadaan kelas yang ada.
mengetahui Model Sharing Reading Literacy
Validiasi isi ini terbagi atas 7 item
bisa dipakai dalam proses pembelajaran
pernyataan masing-masing pernyataan item
dikelas.
memiliki alasan tertentu. Didalam proses
A. Respon Guru Terhadap Rancangan
pembelajaran model pembelajaran yang
Sharing Reading Literacy
Menurut Moleong (2014) catatan yang diterapkan kepada siswa itu sangatlah sesuai
dibuat di lapangan sangat berbeda dengan dengan teori/konsep yang ada dalam model
catatan lapangan.Catatan itu berupa coretan sharing reading literacy teori atau konsep
seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi yang ada itu berdasarkan dari membaca kritis
kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi dan literasi kritis bukan saja membaca kritis
pembucaraan atau pengamatan, mungkin dan literasi kritis akan tetapi adanya
gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain- pendekatan kritis dengan aspek membaca yang
lain. dapat mendukung proses membaca dari siswa
Sejalan dengan hal tersebut Idrus (2007) tersebut, disamping itu model pembelajaran
juga berpendapat bahwa catatan lapangan disekolah melalui model sharing reading
merupakan catatan yang ditulis secara rinci, literacy dapat diakses melalui secara E-
cermat, luas, dan mendalam dari hasil Learning dan media lainnya seperti goggle
wawancara dan observasi yang dilakukan classroom, Whatsapp dan goggle meet. Model
peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat sharing reading literacy guru bukan saja
berlangsungnya kegiatan tersebut. Selanjutnya sebagai tim fasilitator yang menyediakan
alam bukunya yang berjudul Qualitative semua bahan akan tetapi siswa juga bisa
Research for Education An Introduction to mencari teks yang berkaitan dengan tema dari
Theories and Methods, Bogdan dan Biklen model yang diterapkan, di dalam model
(2007) mengemukakan bahwa setelah peneliti sharing reading literacy dapat membuat siswa
melakukan observasi atau wawancara, peneliti menjadi aktif sesuai dengan sintaks yang ada
harus menulis kembali baik dalam bentuk didalamnya mulai dari orientasi,
tulisan maupun dalam komputer menceritakan mengeksplorasi teks bacaan, berbagai
tentang apa yang terjadi. Peneliti pengetahuan,membandingkan teks bacaan,
mendeskripsikan tentang orang-orang, objek, refleksi, dan evaluasi. Model sharing reading
tempat, kejadian, aktivitas, dan literacy ini dapat membangun pengetahuan
percakapan.Dalam hal ini bisa membantu siswa melalui membaca kritis dengan bahaan
peneliti dalam menuangkan ide-ide, strategi, bacaan yang telah diberikan dalam proses
refleksi yang berupa catatan-catatan.dapat pembelajaran dan dikaitkan dengan kehidupan
disimpulkan bahwa catatan lapangan adalah sehari-hari hasil yang didapatkan dari model
catatan tulisan tentang apa yang didengar, ini membuat siswa lebih giat dalam membaca
secara kritis dan literasi.

4
Validiasi konstruk ini terbagi atas 15 item pelajaran lainnya hal ini dikarenakan bahwa
pernyataan masing-masing pernyataan item melihat sintaks yang digunakan dalam model
memiliki alasan tertentu, aktivitas pada media tersebut yang mudah dipahami alur desaiinya
pembelajaran dapat diakses dimana saja dan dan sintaks yang diterapkan didalamnya.
kapanpun dalam model sharing reading B. Hasil Bentuk Data Penilaian Ahli
literacy ini lebih menggunakan askes ke Terhadap Rancangan Model Sharing
google classroom saja, pada model Reading Literacy
pembelajaran yang digunakan siswa dapat Bentuk Validitas terbagi atas dua yakni
membuat siswa membaca secara kritis dan Validitas Isi dan Validitas Konstruk yang
sistematis ini dapat dilihat pada model sharing dapat dilihat sebagai berikut:
reading literacy pada tahapan-tahapan sintaks a) Validitas Isi
yang digunakan setiap sintaksnya yang dapat 1) Model Yang Dikembangkan Dengan
membuat siswa membaca secara kritis dan Teori/Konsep Yang Jelas
dapat berpikir secara kritis, model sharing Model Sharing Reading Literacy
reading literacy bukan saja menjadikan guru diadaptasi dari model Mc.Laughlin dan De
sebagai fasilitator akan tetapi juga bisa Voogd (2004) mengenai model pembelajaran
membimbing dan membantu siswa dalam literasi kritis terdiri beberapa bagian yaitu (1).
proses pembelajaran dikarenakan guru sebagai Menarik Pembaca Berpikir untuk dapat
tim penyalur materi dalam pembelajaran serta berpikir aktif siswa yang dilakukan sebelum
juga ada aktivitas pembelajaran siswa dalam memulai pembelajaran untuk dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan, untuk memperkenalkan bahan bacaan serta
kesesuaian antara tahapan model pembelajaran memotivasi siswa, (2). Membimbing pembaca
dengan aktivitas siswa di media lainnya itu berpikir, hal ini dilakukan untuk mengkaji isi
sangatlah berkaitan sesuai dengan kegiatan bahaan bacaan dari proses literasi kritis. Hal
yang dilakukan dalam proses pembelajaran ini dilakukan untuk mendorong siswa serta
baik secara whatsapp, google classroom dan mengevaluasi dan menghubungkan bahan
sebagainya. bacaan dari berbagai sudut pandang, (3)
Untuk menghasilkan proses pembelajaran Memperluas proses berpikir, mengembangkan
yang efektif dan menyenangkan maka sikap kritis dalam berpikir. Hal ini dilakukan
penerapan model sharing reading literacy ini untuk agar guru dan siswa dapat melakukan
dapat diakses dimana saja tanpa terhalang oleh diskusi serta bertukar pikiran. serta (4)
jarak dan waktu, serta dapat meningkatkan Merefleksi, melihat kembali proses
kompetensi siswa, tujuan pembelajaran dengan pembelajaran yang dimulai dari awal hingga
mudah, melalui akses yang mudah ini didapat menyimpulkan hasil pembelajaran dan
membantu siswa dalam membaca secara kritis mengembangkan dan mengaplikasikan sebuah
walaupun dilakukan pada media pembelajaran bahan bacaan dalam sebuah penerapan sikap
seperti whatsapp, google classroom dan kritis siswa.
sebagainnya. Melalui model sharing reading Untuk penilaian tim ahli yakni Prof. Dr.
literacy ini juga dapat menghargai setiap Syahrul R,M.Pd dan Prof. Dr. Agustina, M.Pd
pengetahuan yang diperoleh dari orang lain didapatkan model sharing reading literacy
walaupun dilakukan melalui online maupun sangat valid dan sesuai dengan teori yang
offline serta dapat terhubung langsung dengan digunakan.
sumber informasi dan meningkatkan rasa ingin 2) Terdapat Kesesuaian Antara Aspek
tahu siswa yang dicari hal tersebut dapat Pendekatan Kritis dengan Aspek
dilihat pada sintaks yang digunakan dalam Membaca Kritis dalam Model yang
model sharing reading literacy. Model sharing Dikembangkan
reading literacy ini dapat digunakan pada Berdasarkan penilaian ahli terhadap
proses pembelajaran membaca dimata rancangan model sharing reading literacy dari

5
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua pembelajaran menjadikan guru sebagai bahan
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan fasilitator yakni menjadi pusat utama bagi
Prof. Dr. Agustina, M.Pd bahwa model siswa dalam proses pembelajaran berlangsung,
pembelajaran sharing reading literacy walaupun demikian dalam model sharing
diadaptasi dari konsep Mc.Laughlin (2004) reading literacy yang diadaptasi ini juga dapat
terdiri dari 1. Orientasi, langkah awal dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis dan
pembelajaran membaca. Tahap ini literasi siswa.
menstimulasi minat siswa dalam mengikuti 4) Pada Model yang Dikembangkan Guru
proses pembelajaran dengan baik. 2. Hanya Bertindak Sebagai Fasilitator
Mengeksplorasi teks bacaan, mengaktifkan Pada model yang dikembangkan
dan merangsang minat baca siswa dalam berdasarkan penilaian ahli terhadap rancangan
menemukan sebuah informasi. model sharing reading literacy dari segi
3.Membandingkan Teks Bacaan, untuk bentuk validitas isi yang terdiri dari dua orang
mengaktifkan kembali kemampuan berpikir itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan Prof.
kritis siswa. 4. Membagi pengetahuan, pada Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa model
tahapan ini lebih berfokus pada model sharing reading literacy Menurut Sanjaya
membaca kritis dengan menggunakan (2008) Peran Guru sebagai fasilitator yaitu,
pendekatan literasi berbasis e-learning dengan guru berperan memberikan pelayanan untuk
berbagai pengetahuan. Maka akan adanya memberikan pelayanan untuk memudahkan
saling bertukar informasi atau pemahaman peserta didik dalam kegiatan proses
tentang teks bahan bacaan yang telah siswa pembelajaran.
baca. 5. Refleksi dengan cara membuat 5) Tahapan-tahapan pembelajaran pada
kesimpulan dari hasil proses pembelajaran model yang dikembangkan dapat
serta melatih siswa dalam melakukan evaluasi membuat siswa aktif
terhadap dirinya sendiri dan 6. Evaluasi tahap Berdasarkan penilaian ahli terhadap
akhir dari model membaca kritis dengan cara rancangan model sharing reading literacy dari
mengukur kemampuan dengan secara formatif segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
maupun sumatif (Marni,dkk 2022) orang yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
3) Model yang dikembangkan berorientasi Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
pada siswa atau student centered Model Sharing reading literacy sesuai dengan
Berdasarkan penilaian ahli terhadap sintaks model Mc.Laughlin dan De-Voogd
rancangan model sharing reading literacy dari (2004) setiap sintaks pembelajaran
model yang dikembangkan berorientasi pada memberikan dampak yang baik bagi siswa.
siswa segi bentuk validitas isi yang terdiri dari Nampak pada sintaks model pembelajaran
dua orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd bagian mengeksplorasi teks bacaan yang
dan Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan dibagian ini siswa harus bisa mengaktifkan
bahwa model sharing reading literacy sangat dan merangsang minat baca siswa melalui teks
sesuai dengan student centered pembelajaran bacaan yang menarik serta menemukan
yang dipercaya efektif dalam meningkatkan informasi tertentu didalam teks tersebut
kualitas belajar peserta didik. (Marni,dkk 2022) Dapat dipastikan bahwa
Adapun Menurut Muqarramah (2016) penilaian tim validatior dan Guru Bahasa
Pendekatan Student Centered adalah tentang Indonesia sejalan keduannya sama-sama
membantu peserta didik menemukan sendiri memberikan penilaian sangat valid dan bisa
gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dipakai dalam proses pembelajaran.
dan menguasi keterampilan belajar yang 6) Tahapan – tahapan pembelajaran dapat
paling sesuai bagi mereka. Jika dikaitkan membuat siswa membangun sendiri
dengan model sharing reading literacy pengetahuan mereka melalui membaca
nampak bahwa setiap sintaks model kritis.

6
Berdasarkan penilaian ahli terhadap diberikan oleh guru pada google classroom. 5.
rancangan model sharing reading literacy dari Refleksi, online siswa mengungkapkan
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua kesimpulan dari materi pelajaran secara lisan
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan sedangkan offlinenya siswa mengungkapkan
Prof. Dr. Agustina, M.Pd dijelaskan setiap kesimpulan dari materi pelajaran pada menu
siswa dapat membangun sendiri pengetahuan tanggapan di google classroom.
mereka melalui membaca kritis, sesuai dengan b) Validitas Konstruk
pengembangan dari model pembelajaran 1. Aktivitas Pada E-Learning Dapat
sharing reading literacy yang diadaptasi dari Dilakukan Siswa dimanapun dan
model pembelajaran literasi kritis oleh Mc Kapanpun
Laughlid dan De-Voogd (2004) maka dapat Berdasarkan penilaian ahli terhadap
dikembangkan menjadi enam sintaks model rancangan model sharing reading literacy dari
pembelajaran yang sangat sesuai dengan segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
tahapan-tahapan pembelajaran untuk orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
membangun pengetahuan melalui membaca Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
kritis. model sharing reading literacy
7) Terdapat Kesesuaian Antara Dengan hasil tersebut maka dapat
Teori/Konsep Dengan Tahapan- dipastikan bahwa Model Sharing Reading
Tahapan Pembelajaran yang Literacy ini lebih menggunakan google
dihasilkan. classroom dalam penerapannya serta juga
Berdasarkan penilaian ahli terhadap menggunakan Internet sebagai bahan
rancangan model sharing reading literacy dari pendukung dan media laiinya. Nampak pada
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua sintaks model Sharing Reading Literacy
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan nomor 1 dan 2 (Marni,dkk 2022).
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa 2) Tahapan Pembelajaran Dapat
model sharing reading literacy Dalam model Membelajarkan Siswa Untuk Membaca
sharing reading literacy tahapan-tahapan Kritis Secara Sistematis
pembelajaran ini dapat dilihat dari setiap Berdasarkan penilaian ahli terhadap
pengembangan sintaks yang ada terbagi atas 2 rancangan model sharing reading literacy dari
aktivitas yakni di online maupun offline untuk segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
1.orientasi siswa mendengarkan dan orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
memahami tahapan-tahapan pembelajaran Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
dengan model literasi kritis yang disampaikan model sharing reading literacy. Sesuai dengan
oleh guru, pada online siswa membaca dan pengembangan dari model pembelajaran
memahami tahapan-tahapan pembelajaran sharing reading literacy yang diadaptasi dari
dengan model literasi kritis yang dibagikan model pembelajaran literasi kritis oleh Mc
oleh guru pada google classroom, selanjutnya Laughlid dan De-Voog dalam Sultan
2. Eksplorasi teks bacaan pada online siswa (2018:41) maka dapat dikembangkan menjadi
mencari teks bacaan dari buku pelajaran untuk enam sintaks model pembelajaran yang sangat
offlinenya siswa mencari teks bacaan di media sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran
masa online. 3. Membandingkan teks bacaan untuk membaca kritis secara sistematis.
onlinenya siswa mencari teks bacaan dari buku Menurut Marni,dkk (2022) Sintaks model
pelajaran sedangkan untuk online siswa sharing reading literacy.
mencari teks bacaan di media masa online. 4. 3) Tahapan Pembelajaran Dapat
Berbagi pengetahuan, offline siswa Membimbing Siswa Untuk Memahami
mendengarkan materi pengayaan yang Materi Pembelajaran Dengan Optimal
disampaikan ahli untuk online siswa mengikuti Berdasarkan penilaian ahli terhadap
diskusi dengan mengklik link zoom yang rancangan model sharing reading literacy dari

7
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua Selanjutnya Mengeksplorasi teks bacaan untuk
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan mengaktifkan minat baca siswa melalui teks
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa bacaan. Serta Membandingkan teks bacaan
model sharing reading literacy Menurut dengan mengaktifkan berpikir kritis siswa
Nurbaety (2012) mengemukan membimbing melalui bahaan bacaan yang telah mereka baca
adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk dan menemukan teks bacaan lain yang
memberikan bantuan kepada peserta didik memiliki kesamaan topik dengan teks
secara terus menerus dan sistematis. sebelumnya. Membagi pengetahuan
Membimbing bertujuan untuk tercapainya merupakan kegiatan yang inti dalam model
kemandirian dalam pemahaman diri, membaca kritis dengan pendekatan literasi
perwujudan diri dalam mencapai tingkat kritis, siswa akan bisa saling bertukar
perkembangan yang optimal dan penyesuaian informasi atau pemahaman mereka tentang
diri dengan lingkungan. teks yang mereka baca sebelumnya serta dapat
4) Terdapat Kesesuaian Antara tahapan menemukan ide pokok dari bacaan yang
dengan Aktivitas Pembelajaran Siswa dibaca siswa, identintasnya serta argumentasi
Dalam Mencapai Kompetensi (pendapat) mereka tentang bahaan bacaan
Berdasarkan penilaian ahli terhadap yang mereka baca. Refleksi ialah untuk
rancangan model sharing reading literacy dari membuat kesimpulan tentang materi dari
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua proses pembelajaran yang telah dilalui mereka.
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan Dan yang terhakir adalah evaluasi ialah untuk
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa mengevaluasi atau mengukur kemampuan
model sharing reading literacy siswa melalui tes yang akan dilakukan baik
Aktivitas pembelajaran adalah kegiatan yang secara formatif maupun sumatif
dilakukan siswa selama proses pembelajaran 6) Aktivitas Dalam E-Learning Dapat
yang ada aktivitas ini dapat meningkatkan Dengan Mudah Dilakukan Oleh Siswa
motivasi siswa dalam belajar. Menurut Tanpa Terhalang Jarak dan Waktu
Hamalik (2007) Aktivitas belajar siswa dapat Berdasarkan penilaian ahli terhadap
digolongkan menjadi 1.kegiatan visual, 2. rancangan model sharing reading literacy dari
Kegiatan lisan, 3.Kegiatan mendengarkan, segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
4.Kegiatan menulis, 5.Kegiatan mengambar, orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
6.Kegiatan metric, 7. Kegiatan mental dan, 8. Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
Kegiatan Emosional. model sharing reading literacy. Hal ini sesuai
5) Terdapat Kesesuaian Antara Tahapan dengan teori Sejalan dengan pendapat Menurut
Dengan Aktivitas Siswa di E-Learning Maryani (2013) yang mengatakan bahwa
Berdasarkan penilaian ahli terhadap model pembelajaran dengan E-Learning dapat
rancangan model sharing reading literacy dari bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
segi bentuk validitas konstruk yang terdiri dari dan fleksibilitas pembelajaran, melalui E-
dua orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd Learning materi pembelajaran dapat diakses
dan Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan kapan saja dan dimana saja, disamping itu
bahwa model sharing reading literacy materi yang diperkaya dengan berbagai
Menurut Marni, dkk (2022) Hal serupa sumber belajar yang ada. Jika dihubungkan
juga tampak pada model sharing reading dengan model sharing reading literacy model
literacy pada kegiatan desain pembelajaran sharing reading literacy bahwa semua desain
dimulai pada kegiatan awal orientasi orientasi yang dihasilkan semuanya telah menggunakan
yang merupakan langkah awal dari internet dalam pembelajaran dengan
pembelajaran membaca yang menstimulasi menggunakan google classroom , WA Grup
minat siswa dalam proses pembelajaran bisa sebagai pendukung media pembelajaran.
melalui rekamanan audio maupun video.

8
7) Aktivitas dalam mencapai kompetensi model sharing reading literacy. Model
dapat dengan mudah untuk dilakukan Sharing Reading Literacy ini dapat membuat
oleh siswa. siswa mengapai tujan dalam pembelajaran
Berdasarkan penilaian ahli terhadap secara bertahap sesuai dengan sintaks model
rancangan model sharing reading literacy dari yang ada. Menurut Marni, dkk (2022)
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua mengemukan bahwa ada 6 sintaks model
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan sharing reading literacy kegiatan awal
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa orientasi orientasi yang merupakan langkah
model sharing reading literacy. awal dari pembelajaran membaca yang
Menurut Marni, dkk (2022) model sharing menstimulasi minat siswa dalam proses
reading literacy sintaks model sharing reading pembelajaran bisa melalui rekamanan audio
literacy ini diawali dengan kegiatan awal maupun video dalam hal ini siswa dapat
orientasi orientasi yang merupakan langkah mendengarkan dan memahami tujuan
awal dari pembelajaran membaca yang pembelajaran yang disampaikan oleh guru,
menstimulasi minat siswa dalam proses siswa mendengarkan dan memahami tahapan-
pembelajaran bisa melalui rekamanan audio tahapan pembelajaran dengan model literasi
maupun video. Selanjutnya Mengeksplorasi kritis yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya
teks bacaan untuk mengaktifkan minat baca Mengeksplorasi teks bacaan untuk
siswa melalui teks bacaan. Serta mengaktifkan minat baca siswa melalui teks
Membandingkan teks bacaan dengan bacaan. Serta Membandingkan teks bacaan
mengaktifkan berpikir kritis siswa melalui dengan mengaktifkan berpikir kritis siswa
bahaan bacaan yang telah mereka baca dan melalui bahaan bacaan yang telah mereka baca
menemukan teks bacaan lain yang memiliki dan menemukan teks bacaan lain yang
kesamaan topik dengan teks sebelumnya. memiliki kesamaan topik dengan teks
Membagi pengetahuan ini merupakan kegiatan sebelumnya. Membagi pengetahuan ini
yang inti dalam model membaca kritis dengan merupakan kegiatan yang inti dalam model
pendekatan literasi kritis, dimana siswa akan membaca kritis dengan pendekatan literasi
bisa saling bertukar informasi atau kritis, dimana siswa akan bisa saling bertukar
pemahaman mereka tentang teks yang mereka informasi atau pemahaman mereka tentang
baca sebelumnya serta dapat menemukan ide teks yang mereka baca sebelumnya serta dapat
pokok dari bacaan yang dibaca siswa, menemukan ide pokok dari bacaan yang
identintasnya serta argumentasi (pendapat) dibaca siswa, identintasnya serta argumentasi
mereka tentang bahaan bacaan yang mereka (pendapat) mereka tentang bahaan bacaan
baca. Refleksi ialah untuk membuat yang mereka baca. Refleksi ialah untuk
kesimpulan tentang materi dari proses membuat kesimpulan tentang materi dari
pembelajaran yang telah dilalui mereka. Dan proses pembelajaran yang telah dilalui mereka.
yang terhakir adalah evaluasi ialah untuk Dan yang terhakir adalah evaluasi ialah untuk
mengevaluasi atau mengukur kemampuan mengevaluasi atau mengukur kemampuan
siswa melalui tes yang akan dilakukan baik siswa melalui tes yang akan dilakukan baik
secara formatif maupun sumatif. secara formatif maupun sumatif.
8) Tahapan Pembelajaran dapat 9) Tahapan-tahapan dalam model yang
mengarahkan siswa untuk mencapai dikembangkan dapat mengarahkan
tujuan pembelajaran siswa untuk mengikuti pembelajaran
Berdasarkan penilaian ahli terhadap membaca kritis lebih fokus meskipun
rancangan model sharing reading literacy dari dilakukan melalui e-learning
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua . Berdasarkan penilaian ahli terhadap
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan rancangan model sharing reading literacy dari
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua

9
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan model sharing reading literacy.
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa Mengeksplorasi teks bacaan untuk
model sharing reading literacy. E-Learning mengaktifkan minat baca siswa melalui teks
sendiri itu lebih sesuai dengan teori Sejalan bacaan dapat menemukan informasi tertentu
dengan pendapat Menurut Maryani (2013) dalam teks yang ada serta dapat mencari teks
yang mengatakan bahwa model pembelajaran bacaand ari buku pelajaran, membaca teks
dengan E-Learning dapat bermanfaat untuk bacaan dengann sesama dan berulang serta
meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas mengidentifikasi identitas teks bacaan dan
pembelajaran, melalui E-Learning materi mengungkapkan identitas dan ide pokok dari
pembelajaran dapat diakses kapan saja dan teks bacan secara lisan. Sintaks 3.
dimana saja, disamping itu materi yang Membandingkan teks bacaan dengan
diperkaya dengan berbagai sumber belajar mengaktifkan berpikir kritis siswa melalui
yang ada. Jadi dapat dipastikan bahwa model bahaan bacaan yang telah mereka baca dan
sharing reading literacy ini dapat menemukan teks bacaan lain yang memiliki
mengarahkan siswa untuk lebih bisa kesamaan topik dengan teks sebelumnya.
mempunyai kemampuan berpikir dalam Dapat dilihat bahwa penilaian dari tim
mengikuti proses pembelajaran disekolah validator dan Guru Bahasa Indonesia Kelas X
dengan menggunakan model tersebut SMA N 15 Padang sebanyak 2 orang ini
sangat valid didukung dengan teori-teori yang
10) Model pembelajaran dapat melatih sangat memperkuat model sharing reading
siswa untuk menghargai setiap
literacy. (Marni,dkk 2022)
pengetahuan yang diperolehnya dari
orang lain 12) Tersedianya beberapa sumber
Berdasarkan penilaian ahli terhadap informasi dapat meningkatkan rasa
ingin tahu siswa.
rancangan model sharing reading literacy dari
Berdasarkan penilaian ahli terhadap
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
rancangan model sharing reading literacy dari
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
model sharing reading literacy. Menurut
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
Marni, M.Pd sintaks model sharing reading
model sharing reading. Rasa ingin tahu siswa
literacy yang terdiri dari 6 bagian sintaks ini
dapat terjadi dikarenakan adanya
yang sintaks bagian ke menghargai setiap
mengeksplorasi teks bacaan yang ada pada
pengetahuan yang diperolehnya dari orang lain
sintaks model sharing reading literacy.
tahap ke 2 yaitu mengeksplorasi teks bacaan
13) Model yang dikembangkan dapat
dengan cara mengaktifkan dan merangsang dilaksanakan pada pembelajaran
minat baca siswa dan dilanjutkan dengan membaca di mata pelajaran bahasa
tahapan ke-4 yaitu membagi pengetahuan Berdasarkan penilaian ahli terhadap
dengan cara bertukar informasi atau rancangan model sharing reading literacy dari
pemahaman mereka tentang teks yang mereka segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
baca pada tahap sebelumnya. Kegiatan orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
pembelajaran yang dilakukan pada tahapan ini Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
adalah dengan cara diskusi. (Marni,dkk 2022) model sharing reading literacy Model Sharing
11) Siswa dapat terhubung langsung pada Reading Literacy pada sintaks yang
sumber informasi dikembangkan ini bisa digunakan untuk mata
Berdasarkan penilaian ahli terhadap pelajaran membaca mengapa demikian dimulai
rancangan model sharing reading literacy dari pada kegiatan awal orientasi yang merupakan
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua langkah awal dari pembelajaran membaca
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan yang menstimulasi minat siswa dalam proses
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa pembelajaran bisa melalui rekamanan audio

10
maupun video. Selanjutnya Mengeksplorasi Hal sejalan juga dikemukan oleh Priyatni
teks bacaan untuk mengaktifkan minat baca (2010) mengemukan bahwa pendekatan
siswa melalui teks bacaan. Serta literasi kritis memiliki kekhasan dalam
Membandingkan teks bacaan dengan mengarahkan pembaca dalam
mengaktifkan berpikir kritis siswa melalui mempertanyakan cara pandang, asumsi, dan
bahaan bacaan yang telah mereka baca dan tujuan tertentu didalam teks. Kegiatan
menemukan teks bacaan lain yang memiliki membaca ini dilakukan dengan cara
kesamaan topik dengan teks sebelumnya. mengidentifikasi, menganalisis, dan merefleksi
Membagi pengetahuan ini mereka kegiatan praktik, kekuasaan, diskriminasi,
yang inti dalam model membaca kritis dengan ketidakadilan, dan eksploitasi dibalik teks
pendekatan literasi kritis, dimana siswa akan yang digunakan.
bisa saling bertukar informasi atau 15) Alur desain keseluruhan sudah jelas
pemahaman mereka tentang teks yang mereka dan sistematis sesuai dengan aktivitas
baca sebelumnya serta dapat menemukan ide belajar yang telah dirancang di masing-
masing tahapanmata pelajaran lainnya.
pokok dari bacaan yang dibaca siswa,
Berdasarkan penilaian ahli terhadap
identintasnya serta argumentasi (pendapat)
rancangan model sharing reading literacy dari
mereka tentang bahaan bacaan yang mereka
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
baca. Refleksi ialah untuk membuat
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
kesimpulan tentang materi dari proses
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
pembelajaran yang telah dilalui mereka. Dan
model sharing reading literacy Alur desain
yang terhakir adalah evaluasi ialah untuk
yang digunakan dalam model sharing reading
mengevaluasi atau mengukur kemampuan
literacy, menggunakan teori membaca kritis
siswa melalui tes yang akan dilakukan baik
seseorang dapat diperoleh dengan banyaknya
secara formatif maupun sumatif (Marni,dkk
jumlah data maupun literatur yang digunakan
2022).
untuk mengkritisi sebuah bacaan. Serta adanya
14) Model yang dikembangkan juga
E-Learning ialah suatu proses pembelajaran
memungkinkan untuk digunakan dalam
yang dapat memanfaatkan teknologi serta
mata pelajaran lainnya.
informasi dengan komputer yang dilengkapi
Berdasarkan penilaian ahli terhadap
dengan sarana, fasilitas yang mendukung
rancangan model sharing reading literacy dari
seperti internet, audio, video serta gambar
segi bentuk validitas isi yang terdiri dari dua
yang dihasilkan. Media utama yang digunakan
orang itu yakni Prof. Dr. Syahrul, R. M.Pd dan
dalam model sharing reading literacy ini
Prof. Dr. Agustina, M.Pd didapatkan bahwa
penyampaian materi lebih dikaitakan kedalam
model sharing reading literacy Model
guru/dosen dan siswa yang akan diajarkan baik
pembelajaran yang dikembangkan ini pada
siswa atau mahasiswa (Chandrawati, 2010)
mata pelajaran lainnya juga hal ini dapat
dikembangkan melalui inovasi kurikulum yang
KESIMPULAN
disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta,
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka
penguasaan materi yang diberikan kepada
validitas model sharing reading literacy
siswa. Mengapa demikian dalam model
dengan mengambil kesimpulan sebagai
sharing reading literacy ini berkaitan dengan
berikut: Pertama, tingkat validitas penilaian
membaca kritis ialah membaca yang bukanlah
ahli terhadap rancangan model sharing
hanya sekedar saja dalam rangka mencari
reading literacy dan Repon Guru terhadap
kesalahan dari sang penulis baik segala isi
rancangan model sharing reading literacy
bacaan maupun lainnya. Dalam membaca
diperoleh bahwa model sharing reading
kritis seseorang dapat disandarkan dengan
literacy sangat valid dan bisa dipakai tanpa
banyaknya jumlah data maupun literatur yang
ada revisi. Kedua, bentuk validitas model
digunakan untuk mengkritisi sebuah bacaan.

11
sharing reading literacy dapat dilihat menjadi Pembelajaran, Strategi Pembelajaran,
dua aspek yaitu validitas isi dan validitas Pendekatan Pembelajaran Dan Metode
konstruk. Untuk Validitas isi mencangkup
Pembelajaran. CV IRDH. Purwokerto
hasil observasi, wawancara sebaliknya untuk
validitas konstruk mencangkup observasi, Maryani, (2013). Aplikasi E-Learning Sebagai
wawancara dan angket. Model Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi di Jurusan Kesehatan Gigi
UCAPAN TERIMA KASIH
Artikel ini adalah bagian dari publikasi Poltekkes 9 (1), 27-39
penelitian dengan skema penelitian dengan Marni, Silvia, Nisja, Indriani, Sartika, Rina
dosen tahun 2021-2022 bersumber dari DIKTI.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima (2022). Desain Model Sharing Reading
kasih kepada DIKTI, Dosen Pembimbing serta Literacy Berbasis e-Learning. Jurnal
Bapak/ Ibu pimpinan Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas PGRI Sumatera Barat atas 1 (2), 1-6.
dukungan pendanannya demi kelancaran dan McLaughlin, M. & DeVoogd, G. 2004a.
kesuksesan penelitian ini.
Critical Literacy; Enhancing Students’
REFERENSI Comprehension of Text. New York:
Bogdan dan Biklen. (2007). Qualitative Scholastic.
Research for Education: An McLaughlin, M. & DeVoog, G. 2004b.
Introduction to Theory and Methods Critical Literacy as Comprehension.
fifth edition. New York: Pearson Journal of Adolescent & Adult Literacy,
Education. 48 (1), 52–62
Central Connecticut State University. (2016). Muqarramah. (2016). Pendekatan Student
World's Most Literate Nations Rank. Centered Learning: Desain Pembelajaran
New Britain: Central Connecticut State Aqidah Akhlak. Jurnal Tarbiyah (Jurnal
University. Diakses 1 Juni 2022 Ilmiah Kependidikan). 5 (2), 23-43
(www.ccsu.edu) https://jurnal.uin-antasari.ac.id
Chandrawati, Sri, Rahayu. (2010). Moleong, Lexy. J. (2014). Metodologi
Pemanfaatan E-Learning dalam Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
pembelajaran. Jurnal Cakrawala Remaja Rosdakarya.
Kependidikan. 8. (2),172-181. Nurbety, Dini. (2012). Upaya Ibu Pekerja
Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Dalam Membimbing Anak Di Rumah Di
Jakarta : Bumi Aksara. Keluarahan Baros Kecamatan Cimahi
Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Tengah Kota Cimahi. Jurnal
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara Empowement. 1 (2), 25 www.e-
Idrus, Muhammad. (2007). Metode Penelitian journal.stkipsliwangi.ac.id/index.php/em
Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga powement/article/view/612
Lefudin. (2020). Belajar Dan Pembelajaran Nurhadi. (2010). Bagaimana Meningkatkan
Dilengkapi Dengan Model Kemampuan Membaca. Sinar Baru

12
Algensindo Bandung: Alfabeta.

OECD (2016). PISA 2015 Results (I), Tarigan, H. G. (2015). Berbicara Sebagai

Excellence and Equity in Education. Suatu Keterampilan Berbahasa.

Paris: OECD Publisihing. Retrieved Bandung: Angkasa.

December 11, 2016 Trianto. 2010. Pengantar Penelitian

https://dx.doi.org/10/1787/97892642664 Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

90-en Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Priyatni. (2010). Membaca Sastra dengan Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi


Aksara
Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan
Pembelajaran Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana
Sudjono, Anas. (2011). Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B.

13

Anda mungkin juga menyukai