Anda di halaman 1dari 5

PENUNTUN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KEBIDANAN

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PENYUSUN
dr.DARMAWANSYIH, M.KES

REVIEWER
Dr.dr.SYATIRAH JALALUDDIN, Sp.A,M.KES

TAHUN 2022
PENYIAPAN OBAT INJEKSI
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui cara persiapan obat suntik
2. Mahasiswa memahami cara penyediaan obat suntik
3. Mahasiswa memahami cara mengoplos obat dari sedian vial dry powder
4. Mahasiswa mampu menghitung dosis obat oplosan

Dasar Teori

Teknik pemberian obat didapati ada berbagai macam cara, diataranya secara oral,
parenteral, dermal, bucal, sublingual, dan sebagainya. Obat terdiri atas beberapa sediaan
diantaranya sediaan tablet, serbuk (dry powder), liquid,dsb. Beberapa obat dalam
pemberiannya terkadang perlu dijadikan atau dirubah dari bentuk serbuk menjadi bentuk
larutan atau dicampur dengan obat lain agar dapat diberikan sesuai dengan tehnik
pemberian sesuai petunjuk.

Alat dan bahan


1. Obat injeksi
2. Spoit 3 cc, 5 cc dan 10 cc
3. Kapas alkohol
4. Handschoen
Langka-langkah :

I. Persiapan obat
1. Memeriksan kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR
(benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian)
2. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch,
tgl kadaluarsa
3. Menghitung kesesuaian dosis.
4. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
5. Menghitung volume pelarut yang digunakan.
6. Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan dan tanggal pembuatan
II. Penyediaan obat
Proses penyediaan obat suntik secara aseptis
1. Lakukan cuci tangan 7 langkah
2. Menggunakan sarungtangan (Handcshoen)
3. Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian
atas ampul atau dengan melakukan gerakan J-motion.
4. Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
5. Lilitkan kassa sekitar ampul.
6. Pegang ampul dengan posisi 45º, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi
petugas. Pegang ampul dengan posisi ini sekitar 5 detik.
7. Berdirikan ampul.
8. Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan.
9. Pegang ampul dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik seluruh
larutan dari ampul, tutup needle.
10. Pegang ampul dengan posisi 45º, sesuaikan volume larutan dalam syringe sesuai
yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kembali
ke ampul.
11. Tutup kembali needle.
12. Untuk permintaan infus Intra Vena , suntikkan larutan obat ke dalam botol infus
dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna.
13. Untuk permintaan Intra Vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk
penyuntikan.
14. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buangan tertutup.
III. Penyediaan obat dari vial sediaan dry powder
Membuka vial larutan obat :
1. Buka penutup vial.
2. Seka bagian karet vial dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
3. Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan tertutup
4. Pegang vial dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam vial.
5. Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial (biasanya mengguakan Aquadest atau
NaCl 0,9%), gerakan perlahan-lahan memutar untuk melarutkan obat.
6. Ganti needle dengan needle yang baru.
7. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai
volume yang diinginkan.
8. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
9. Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan larutan obat ke dalam botol infus
dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna.
10. Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk
penyuntikan.
11. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong
buangan tertutup.
12. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat hasil
pencampuran.

IV. Cara menghitung oplosan yang sesuai kondisi pasien.


Dosis atau jumlah ml obat yang diberikan setelah pengenceran sangat bergatung
pada jumlah pengenceran.
Contoh kasus :
Instruksi dari dokter pemberian obat ampicilin 3 x 250 mg. Dalam 1 vial = 1000 mg.
Hitung berapa ml yang diberikan kepada pasien?
Jawab:
1. Jenis pelarut yang bisa dipakai adalah water for injection/WFI (aquadest/NaCl
0,9%)
2. 1 vial amphicilin = 1000mg. WFI dimasukkan dalam spuit 5cc namun diisi
degan WFI sebanyak 4cc.mKemudian 4cc WFI dimasukkan dalam vial
Amphicilin. Jadi dalam 4cc spuit terdapat 1.000mg. Untuk mencapai dosis
250mg maka cc spuit yang dibutuhkan adalah 1 cc.

Anda mungkin juga menyukai