TORAJA UTARA
i
DAFTAR ISI
A. defenisi ……………………………………………………….…... 1
B. tujuan ……………………………………………………………. 1
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 26
ii
BAB I
DEFENISI
A. Defenisi
Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses peralatan atau penambahan bahan lain.
Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja
yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan
terhadap petugas.
B. Tujuan
Sebagai pedoman bagi dokter apoteker dan tenaga kesehatan dalam melakukan
pencampuran sediaan steril secara septis di ruang lingkup Rumah Sakit Elim Rantepao.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Dalam melakukan pencampuran sediaan steril perlu diperhatikan hal-hal berikut seperti :
perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme, perlindungan petugas dan lingkungan
terhadap paparan, stabilitass sediaan, serta ketidak tercampuran sediaan. Oleh karena itu untuk
mnghindari hal-hal yang tidak diinginkan ,penaganan sediaan harus dilakukan di dalam ruangan
khusus (steril), secara disiplin, secara hati-hati serta di diperlukan pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk mencegah resiko yang tidak diinginkan.
Pencampuran sediaan steril harus memperhatikan perlindungan produk dan kontaminasi
mikroorganisme, kontaminan kemungkinan dapat terbawa ke dalam daerah aseptis dari alat
kesehatan, sediaan obat, atau petugas. Jadi penting untuk mengotrol faktor-faktor ini selama
proses peengerjaan produk aseptis.
3
BAB III
TATALAKSANA
1. Penyiapan
2. Pencampuran
a. Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah –langkah sebagai
berikut :
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
2. Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap
3. Menyiapkan meja kerja khusus untuk pencampuran obat suntik dengan memberi
alas penyerap cairan.
4. Menyiapkan kantong buangan sampah untuk bekas obat.
5. Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.
6. Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
7. Melakukan pencampuran secara aseptis
4
4. Lilitkan kassa sekitar ampul. Pegang ampul dengan posisi 45º, patahkan
bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas. Pegang ampul dengan
posisi ini sekitar 5 detik. Berdirikan ampul.
5. Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan.
6. Pegang ampul dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam ampul, tarik
seluruh larutan dari ampul, tutup needle.
7. Pegang ampul dengan posisi 45º, sesuaikan volume larutan dalam syringe
sesuai yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang
berlebih kembali ke ampul.
8. Tutup kembali needle.
9. Untuk permintaan infus Intra Vena , suntikkan larutan obat ke dalam botol
infus dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih
dan tercampur sempurna.
10. Untuk permintaan Intra Vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai
untuk penyuntikan.
11. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam
kantong buangan tertutup.
pelarut atau obat yang telah direkonstitusi karena adanya tekanan dalam vial
(beberapa vial dibuat dengan tekanan didalamnya). Jika vial tersebut tidak
memiliki tekanan di dalamnya, maka udara perlu dikeluarkan terlebih dahulu
sebelum penambahan pelarut. Jumlah udara yang keluar masuk kedalam syringe
harus sama dengan jumlah pelarut yang ditambahkan. Sebelum mengeliminasi
obat yang telah direkonstitusi dari dalam vial, perbedaan tekanan harus dihitung
lagi. Udara perlu ditambahkan kedalam vial sebanding dengan jumlah obat yang
dieliminasi/ hilang.
2.2.3 Preparasi dari larutan yang memerlukan pelarut tambahan sebelum digunakan
6
- Waktu penggunaan untuk eliminasi dan persiapan
Preparasi ini dapat berupa kantong atau ampul dengan volume kecil yang dapat dibuat
tanpa pelarut tambahan, tapi tetap mengandung larutan obat Untuk dieliminasi ke
dalam syringe untuk pembuatan, contoh : adenosine, gentamisin, metoklopramid. Hal
ini sesuai/ cocok untuk digunakan, namun tetap memiliki kekurangan, antara lain:
Preparasi ini termasuk kantong infus dan syringe yang belum diisikan (pre-filled),
contohnya: NaCl (Sodium Chloride) 0,9% 500 ml, morfin sulfat 60 mg dalam 60 ml
PCA syringe. Keuntungannya adalah :
- Mudah digunakan
- Menghemat waktu
Beberapa vial didesain dengan tekanan di dalamnya, hal ini diperlukan karena berguna
selama proses rekonstitusi. Jika vial tersebut tidak memiliki tekanandi dalamnya, maka
udara harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum penambahan pelarut. Jumlah udara
yang dikeluarkan harus sama dengan jumlah pelarut yang ditambahkan. Sebelum
mengeluarkan obat yang telah direkonstitusi dari dalam vial perbedaan tekanan harus
dihitung lagi, sehingga udara perlu ditambahkan kedalamvial sebanding dengan
jumlah obat yang di keluarkan.
7
2.2.6. Cara Pemberian
Injeksi intravena dapat diberikan dengan berbagai cara, untuk jangka waktu yang
pendek atau untuk waktu yang lama.
a. Injeksi bolus
Injeksi bolus volumenya kecil ≤ 10 ml, biasanya diberikan dalam waktu 3-5 menit
kecuali ditentukan lain untuk obat- obatan tertentu.
b. Infus
Infus singkat diberikan selama 10 menit atau lebih lama. Waktu pemberiaan infus
singkat sesungguhnya jarang lebih dari 6 jam perdosis.
Infus kontinu diberikan selama 24 jam. Volume infus dapat beragam mulaidari
volume infus kecil diberikan secara subkutan dengan pompa suntik (syringe
pump), misalnya 1 ml per jam, hingga 3 liter atau lebih selama 24 jam, misalnya
nutrisi parenteral.
2. Injeksi intratekal
3. Injeksi subkutan
4. Injeksi intramuskular
8
2.2.7 Ketercampuran
9
NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
Kompatibel dengan
10 Cefotaxime NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
Kompatibel dengan
11 Ceftazidime NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
Kompatibel dengan
12 Ceftriaxone NaCl 0.9%,
dekstrosa
13 Chloramphenicol Kompatibel dengan
NaCl 0.9%, dekstrosa,
RL
14 Ciprofloxacine Kompatibeldengan
NaCl 0.9%, dekstrosa
15 Clindamycin Kompatibeldengan
NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
16 Dexamethason Kompatibel dengan
NaCl 0.9%, dekstrosa
17 Diazepam Tidak direkmonedasi
untuk dilarutkan
tapi NaCl 0.9%dapat
digunakan untuk
penggunaan darurat
18 Digoxin Dekstros 5% dan Mungkin terjadi
NaCl 0.9% endapan
19 Dobutamine Kompatibel dengan
NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
Tidak kompatibel
dengan heparin
20 Dopamine Kompatibel dengan
NaCl 0.9%,
dekstrosa,RL
(Gunakan N5 bila
ada heparin)
21 Epinephrine Kompatibel dengan Jangandicampur
NaCl 0.9%, dekstrosa. dengan
Bikarbonat
22 Fentanyl Citrate Kompatibel
denganNaCl 0.9%,
dekstrosa
23 Fluconazole Kompatibel dgn
Dextrosa 5%, 10%
dan RL
24 Furosemide Kompatibel dng NaCl Jangan dicampur
0.9% dengan larutan
10
Lebih disukai dgn asam
RL
25 Ganciclovir Kompatibel dgn
Dextrosa 5%, NaCl
0.9%
dan RL
26 Gentamycin Kompatibel dengan
NaCl 0.9%,
dekstrosa
27 Heparin Kompatibel dengan
NaCl 0.9%,
dekstrosa
28 Imipenem-Cilastatin NaCl 0.9% lebih
disukai meskipun
dekstrose dapat
digunakan pada
kondisi khusus
29 Ketorolac Kompatibel dengan
larutan NaCl 0.9%
dan dekstrose, RL
30 Levofloxacin Kompatibel dengan
larutan NaCl 0.9%
dan dekstrose, RL
31 Lorazepam Lebih disukai dgn
Dekstrosa 5%
Kurang stabil dalam
NaCl
32 MgSO4 Larutan dekstrosa
dan NaCl 0.9%
33 Mannitol Biasanya tdk
dilarutkan tetapi
Dekstrosa 5%, NaCl
telah digunakan
34 Meropenem Lebih disukai NaCl
0.9%, kurang
stabil dalam
dekstrose,
kompatibel
dengan RL
35 Metronidazole Tdk perlu Jangan dicampur
dilarutkan. dgn obat lain
Kompatibel dgn
larutan dekstrosa
dan NaCl 0.9%
36 Midazolam Dekstrose 5%, NaCl
0.9%, RL
37 Morphine Sulphate Larutan dekstrse dan
NaCl 0.9%, bila
diinfus bersama
dengan Heparin
11
gunakan hanya NaCl
0.9%
Ondansentron Larutan dektrosa dan Tidak tercampur
NaCl 0.9% dengan obat dan
larutan bersifat
basa
39 Penicillin G Larutan dekstrosa
dan NaCl 0.9%
40 Phenytoin NaCl 0.9% Jangan dicampur
dgn obat lain
41 Piperacillin-Tazobactam Larutan dekstrosa
dan NaCl 0.9%
tidak tercampur dgn
RL
42 Propranolol Tidak direkomendasi
untuk dilarutkan
tapi NaCl 0.9%dapat
digunakan
43 Ranitidin Kompatibel dengan
larutan NaCl 0.9%
dan dekstrosa, RL
44 Sodium Bicarbonate Larutan dekstrosa
dan NaCl 0.9%
45 Sodium Valproate Dekstrosa 5%,
NaCl0.9%, RL
46 Vancomycin Dekstrosa 5%, NaCl,
RL. Tidak tercampur
dengan heparin
Stabilitas
Pelarut Konsentrasi Setelah
No Golongan Nama Obat Penyimpanan
Sesuai dalam Pelarut Pencampura
n
1 Antibiotik Amikasin D5W, NS dan 0.25-5 mg/ml 24 jam dalam Suhukamar;
Aminoglikosida RL suhu ruangan; lemari
2 hari dalam pendingin.
lemari
pendingin
12
ml D5W, NS suhu ruangan
13
Antibiotik : Sefotaksim NS; D5W 1g/50ml 12-24 Suhu kamar ;
jamdalam Lemari
Sefalosporin suhu pendingin
generasi III kamar
dan 7-10
hari
dalam
lemari
pendingin
14
9 Antibiotik: Ampisilin NS (NaCl 0,9 30 mg/ml 8 jam dalam Suhukamar;
%); D5W NS (NaCl lemari
Penicilin 0,9%) dalam pendingin
suhu kamar
o
25 C, 2 hari
dalam suhu
o
4 C; < 1 jam
dalam D5W
10 Antibiotik Fosfomisin SWFI; NS 1g/10 ml Dalam suhu Suhu ruangan
(NaCl 0,9%); ruangan 25-
golongan lain o
D5W 30 C
Teicoplan SWFI; 400mg/3ml 24 jam dalam Suhu ruangan
suhu ruangan
25oC
11 Antifungal Amfoterisin B SWFI; D5W Dalam 12 ml 24 jam dalam Harus disimpan
SWFI/Vial WFI; 6 jam dalam suhu
dalam D5W pendingin
antara 2-8 oC
12 Antidotum asetilsistein D5W 24 jam Dalam suhu
kamar
13 Elektrolit Kalsium D5W; NS 1g/100 ml 24 jam JANGAN
Glukonat D5W atau disimpan di
NS; KULKAS;
2g/100ml disimpan dalam
D5W;NS suhu ruangan
15
Permasalahan dan cara megatasinya
A. Nyeri
Nyeri yang sangat hebat akibat injeksi timbul bila yang diinjeksikan adalah larutan yang
osmolaritasnya tinggi atau pHnya ekstrim, meskipun banyak obat menyebabkan kekejangan
vena (misalnya, dopamin).
16
Glucose (pH dependent on
3,5-6,5
concentration of solution)
17
Nutrisi Parenteral >290
Fenitoin 12
Adrenalin 2,5-3,6
Aminophylin 8,8-10
Dopamin 2,5-4,5
Furosemida 8,7-9,3
18
B. Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah bocornya obat dari vena ke dalam jaringan di sekitarnya.Hal ini
dapat terjadi karena batang jarum menembus vena, atau karena obat bersifat korosif dan
merusak vena.Larutan yang osmolaritasnya tinggi dan pH larutan yang ekstrim lebih
sering menyebabkan ekstravasasi.Kerusakan jaringan disekitar vena dapat meluas,
contoh setelah pemberian larutan natrium bikarbonat. Tanda-tanda ekstravasasi meliputi:
• Nyeri, rasa kurang enak, rasa terbakar atau bengkak di tempat injeksi
Jika diduga ada ekstravasasi maka tindakan yang dapat dilakukan adalah :
19
• Konsultasikan ke dokter spesialis untuk mengobati efek obat tersebut
C. Tromboflebitis
• Dianjurkan untuk diberikan dengan aliran darah cepat dan aliran infuse cepat
D. Embolisme
Sumbatan dapat disebabkan oleh endapan obat yang mengendap yang kontak dengan
darah atau gumpalan sel-sel darah akibat reaksi obat.Emboli udara (air embolus),
disebabkan oleh udara yang masuk vena, dapat berakibat fatal.
E. Infeksi
Infeksi sering kali masuk pada tempat kateter menembus kulit, dan itu sebabnya banyak
infeksi yang dikatkan infus yang disebabkan bakteri gram positif koagulase-negatif yang
umum terdapat pada kulit.
F. Reaksi alergi
20
neuro muskuler. Reaksi alergi tidak hanya terjadi sebagai respon terhadap bahan aktif
dalam sediaan, tetapi juga terhadap bahan-bahan tambahan dalam produk misalnya
kremafor.Tanda-tanda alergi meliputi bersin-bersin, sesak nafas, demam, sianosis,
pembengkakan jaringan lunak, dan perubahan tekanan darah.Epinefrin merupakan
pengobatan yang paling efektif, dan harus diberikan segera dan di bawah pengawasan
medis yang cermat.Reaksi minor (ruam kulit, reaksi urtikaria) dapat ditangani atau
dicegah dengan hidrokortison atau suatu antagonis histamin seperti Chlorpeniramini
Maleas (CTM).
Tabel 5. Beberapa pendekatan untuk meminimalkan jumlah obat pada plastik selama
pemberian infus
21
Sekretin + Hanya
diberikan
sebagai injeksi
bolus
Interferon + Hanya
diberikan
sebagai injeksi
bolus
22
Nimodipin PVC Gunakan
perangkat
sambungan
polietilen dan
pompa
23
BAB IV
DOKUMENTASI
24
Lampiran
LABEL OBAT
25
Lampiran 2
PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI
I. PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT
a. Alkohol swab
b. Alkohol 70 % dalam botol spray
c. Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat suntik dan pelarut dengan
menyemprotkan alcohol 70 %
B. Mempersiapkan alat yang terdiri dari
a. Mensterilkan alas untuk pencampuranobat suntik
b. Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
c. APD ( sarung tangan , masker, baju, topi)
d. Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
e. Jarum
f. Menyiapkan etiket, label, klip plastik, kantong plastik
26
Lampiran 3
PROTAP PERSIAPAN RUANG SEPTIK
27
Lampiran 4
PROSEDUR TETAP MENANGGALKAN APD
a. Menanggalkan sarung tangan luar
(1). Tempatkan jari-jari sarung tangan pada bagian luar manset.
(2). Angkat bagian sarung tangan luar dengan menariknya ke arah telapak tangan. Jari-
jari sarung tangan luar tidak boleh menyentuh sarung tangan dalam ataupun kulit.
(3). Ulangi prosedur dengan tangan lainnya.
(4). Angkat sarung tangan luar sehingga ujung-ujung jari berada di bagian dalam
sarung tangan.
(5). Pegang sarung tangan yang diangkat dari dalam sampai seluruhnya terangkat.
(6). Buang sarung tangan tersebut ke dalam kantongtertutup.
b. Menanggalkan baju pelindung
(1) Buka ikatan baju pelindung.
(2) Tarik keluar dari bahu dan lipat sehingga bagian luar terletak di dalam.
(3) Tempatkan dalam kantong tertutup.
c. Tanggalkan tutup kepala dan buang dalam kantong tertutup.
d. Tanggalkan sarung tangan dalam, bagian luar sarung tangan tidak boleh
menyentuh kulit. Buang dalam kantong tertutup.
e. Tempatkan kantong tersebut dalam wadah buangan sisa.
f. Cuci tangan.
28
Lampiran 5
PROTAP PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT
29
Lampiran 6
PROTAP MELAKUKAN PERSIAPAN PENCAMPURAN
a. Petugas tidak menggunakan perhiasan
c. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) di ruang khusus pencampuran obat
suntik
30
Lampiran 7
PROTAP MELAKSANAKAN PENCAMPURAN
a. Menyeka obat dan alkes dengan alkohol
b. Meletakkan seluruh obat dan perlengkapan pencampuran diatas alas.
c. Sesudah dioplos, menyeka syringe dan bag infus dengan alkohol kemudian
memberi etiket.
d. Membuang sisa bungkus, syringe jarum, bekas vial kekantong limbah tertutup.
e. Memasukkan obat yang terlindung dari cahaya dalam kantong plastik hitam
31
Lampiran 8
PROTAP PENCAMPURAN SEDIAAN AMPUL/VIAL
a. Mengupayakan tidak ada obat di leher ampul dengan cara mengetuk- ngetuk bagian
atas ampul
b. Membersihkan ampul dengan alkohol 70 %
c. Mematahkan bagian leher dengan arah menjauhi petugas dan gunakan kassa waktu
mematahkan.
d. Pada waktu menarik larutan dari ampul usahakan posisi 45o
e. Membersihkan botol infuse dengan alkohol 70 % dan keringkan
f. Menyuntikkan sediaan obat kedalam botol infus
g. Menutup botol infus dengan sealing
32
Lampiran 9
PROTAP PENCAMPURAN SEDIAAN VIAL KERING
a. Melarutkan sediaan obat berlebih dahulu dengan pelarut yang sesuai sambil
memutar-mutar vial secara perlahan hingga larut sempurna
b. Mengangkat jarum dari vial usahakan pelan-pelan
c. Memastikan tidak ada gelembung udara dalam syringe atau infus
33
34
35
36
37
38
39