PROSEDUR DITERBITKAN DIREKTUR OPERASIONAL 1 SEPTEMBER 2018
dr. Hendrik Saranga’, MARS
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pemantauan Setiap respon terhadap pemakaiaan obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosi normal yang digunakan oleh pasien. TUJUAN 1. Menemukan ESO (Efek Samping Obat ) sedini mungkin terutama yang berat,tidak dikenal dan rekuensinya jarang. 2. Menentukan rekuensi dan insidensi ESO yang sudah di kenal sekali, yang baru ditemukan. 3. Mengenal semua faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO. KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RS ElimRantepao No . 043/RSEGT/TU.01/VI/2018. Tentang kebijakan pelayanan instalasi farmasi. PROSEDUR 1. Perawat yang memberikan obat mengamati kejadian/ efek yang timbul setelah pemberian obat. 2. Sebelum memberikan obat,perawat ruangan melakukan edukasi ke pasien mengenai timbulnya efek/reaksi obat yang tidak di inginkan dan perlunya melapor ke perawat jika terjadi efek yang tidak di inginkan tersebut. 3. Jika timbul reaksi obat yang tidak di inginkan (ROTD) perawat segera melapor ke dokter jaga DPJP. 4. Catat efek yang di timbulkan pada lembar rencana dan catatan perkembangan pelayanan terintegrasi di rekam medis pasien. 5. Buat laporan kejadian pada lembar formulir kuning PEMANTAUAN DAN PELAPORAN MONITORING RS ELIM RANTEPAO EFEK SAMPING OBAT (MESO) NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 51/PKPO.VII/VI/2018 1 2/2
STANDAR TANGGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR DITERBITKAN DIREKTUR OPERASIONAL 1 SEPTEMBER 2018
dr. Hendrik Saranga’, MARS
monitoring efek samping obat (MESO). 6. Serahkan formulir kuning MESO ke pelayanan informasi obat (PIO) atau komite farmasi dan terapi (KFT) paling lama 2x24 jam setelah kejadian. 7. KFT menganalisa hasil laporan ESO dan di teruskan ke direktur medik. 8. KFT melaporkan temuan ESO yang berat/fatal dan sering terjadi ke pusat MESO Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.