Anda di halaman 1dari 2

PEMANTAUAN EFEK SAMPING OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN

RS SARKIES ‘AISYIYAH
KUDUS No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
A 1/2
542/SPO/RSSA/II/2023

SPO Tanggal terbit: Ditetapkan :


Direktur
2 Februari 2023

dr. Hendra Oktavianto


NIP: 2381001

PENGERTIAN Pemantauan efek samping obat yang tidak diharapkan adalah


kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi meliputi
identifikasi, analisa, tindakan akut maupun pencegahan, dokumentasi
dan pelaporan.
TUJUAN 1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang.
2. Mencegah munculnya efek samping yang berulang.
3. Sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan terapi
(rasio manfaat terapi terhadap risiko).
4. Menentukan jumlah kejadian efek samping obat yang sudah
dikenal sekali atau yang baru saja ditemukan.
KEBIJAKAN Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah suatu proses kegiatan
pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadipada dosis lazim yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, atau untuk modifikasi fungsi fisiologik. K
PROSEDUR 1. Petugas farmasi (Apoteker) membuat identifikasi terhadap obat–
obat yang berpotensi atau yang dapat menyebabkan efek
samping.
2. Petugas farmasi (Apoteker) juga membuat identifikasi pasien yang
memiliki risiko terhadap efek samping obat.
3. Perawat diruangan juga ikut mengawasi penggunaan obat pasien.
4. Jika terdapat resiko alergi atau efek samping setelah pemakaian
obat, perawat menghubungi petugas farmasi.
5. Perawat menuliskan reaksi timbulnya efek samping obat pada
formulir monitoring efek samping obat.
6. Petugas farmasi (Apoteker) menganalisa terhadap obat yang
PEMANTAUAN EFEK SAMPING OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN
RS SARKIES ‘AISYIYAH
KUDUS No. Dokumen : No. Revisi: Halaman:
A 1/2
542/SPO/RSSA/II/2023

menyebabkan terjadinya efek samping obat.


7. Petugas farmasi (Apoteker) menghitung angka kejadian timbulnya
efek samping obat setiap bulannya.
8. Petugas farmasi (Apoteker) bersama Kepala Unit Farmasi
melakukan evaluasi terhadap kejadian timbulnya efek samping
obat beserta jumlah kejadian efek samping obat yang terjadi.
9. Petugas farmasi (Apoteker) melaporkan hasil evaluasi terjadinya
efek samping obat kepada Kepala unit Farmasi.
10. Kepala unit Farmasi melaporkan kepada Tim Farmasi dan Terapi
tentang hasil pemantauan efek samping obat yang terjadi.

UNIT TERKAIT 1. Depo IGD


2. Instalasi Rawat Inap
3. Unit Ruang VK;
4. Instalasi Rawat Jalan;
5. Instalasi Bedah Sentral;
6. Hemodialisa;
7. ICU/ PICU/ NICU
8. Tim Farmasi Terapi.

Anda mungkin juga menyukai