Anda di halaman 1dari 7

Nomor : TM.05.01/C.

II/3907/2022 10 November 2022


Lampiran : Enam Lembar
Hal : Undangan Orientasi Skrinning Gangguan Penglihatan

Yth. Daftar Undangan Terlampir

Dalam rangka peningkatan kapasitas bagi dokter/perawat dalam melakukan deteksi


dini dan tata laksana penanganan gangguan penglihatan akan diadakan Orientasi Virtual
Skrinning Gangguan Penglihatan dan tindak lanjut penanganan kasus gangguan penglihatan
di Puskesmas/FKTP. Sehubungan dengan hal tersebut mohon dapat menugaskan
dokter/perawat/nakes lain pengelola program indera untuk mengikuti orientasi virtual pada:

Hari/tanggal : Senin, 28 November 2022


Waktu : 08.00 - selesai WIB
Link zoom : https://link.kemkes.go.id/OrientasiIndera

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ajeng Sulistyaningrum (0877 8800 5200)
atau Cecilia Nurteta, SKM, M.Kes (0812 1098 9321) atau melalui email Subdit Gangguan
Indera dan Fungsional subditgif.p2ptm@yahoo.com.

Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular,

Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran Surat Undangan
Nomor : TM.02.01/C.II/3907/2022
Tanggal : 10 November 2022

DAFTAR UNDANGAN

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali


2. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Bali
3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
4. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
6. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur
7. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
8. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
10. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
11. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
12. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan
13. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
14. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur
15. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
16. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Utara
17. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
18. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara
19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
20. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah
21. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
22. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan
23. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
24. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara
25. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
26. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Gorontalo
27. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
28. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Barat
29. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
30. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Maluku
31. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
32. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Maluku Utara
33. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat
34. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Papua Barat
35. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
36. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Papua

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular,

Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
ORIENTASI SKRINNING GANGGUAN PENGLIHATAN BAGI PETUGAS KESEHATAN
DI FKTP

A. Latar Belakang
Penanggulangan Gangguan Indera (penglihatan dan pendengaran) merupakan
amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 95) meliputi
kegiatan yang komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
masyarakat, merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena
83% informasi sehari – hari masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui indera
pendengaran. Berdasarkan data WHO ada lebih dari 285 juta penduduk dunia
mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124
juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan
refraksi yang tidak terkoreksi. 90% para penyandang gangguan penglihatan dan
kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja
tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan
ini akan membengkak menjadi dua kali lipat pada tahun 2020.
Berdasarkan data tersebut, WHO telah menyusun strategi upaya
penanggulangan masalah kesehatan mata beberapa tahun silam, yang menjadi
landasan munculnya program Vision 2020 : The Right to Sight, yakni sebuah gerakan
inisiatif global yang bertujuan untuk mengeliminasi berbagai penyakit kebutaan yang
seharusnya dapat dihilangkan atau dicegah yang lazim disebut avoidable blindnes.
Di tingkat nasional, berbagai penelitian terkait dengan angka gangguan
penglihatan dan kebutaan telah banyak dilakukan, seperti Survei Kesehatan Mata
Nasional tahun 1993 – 1996, Survei Kesehatan Nasional/Survei Kesehatan Rumah
Tangga 2001, Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2013, serta Rapid Assessment of
Avoidable Bindness (RAAB) di berbagai daerah pada kurun waktu 2005 – 2014
menghasilkan angka prevalensi kebutaan rata – rata lebih dari 1%, dimana jika mengacu
kepada kriteria yang ditetapkan WHO, hal tersebut masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan juga masalah sosial.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Program terkait kesehatan mata/pencegahan kebutaan (UKM/PK) di Provinsi dan
Kabupaten/kota difokuskan pada 4 penyebab kebutaan atau masalah penglihatan
seperti katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia dan glaukoma sudah diintegrasikan ke
dalam kegiatan pokok puskesmas. Secara umum, kelainan refraksi yang tidak dapat di
koreksi merupakan penyebab utama gangguan penglihatan. Skrinning gangguan
penglihatan dimaksudkan untuk mencegah kejadian gangguan ketajaman penglihatan
yang lebih serius. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2016
tentang Pelayanan Kesehatan Mata di fasilitas pelayanan kesehatan, bahwa sesuai
pada pelayanan kesehatan primer diharapkan dapat mengukur dan menentukan tajam
penglihatan (visus) dengan atau tanpa koreksi terbaik tergantung pada kondisi pasien.
Untuk menunjang pemeriksaan refraksi tersebut diperlukan alat pemeriksaan
sesuai standar merujuk pada Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Terdapat
beberapa standar alat kesehatan untuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, meliputi
Snellen chart, trial frame dan trial lens diharapkan penatalaksanaan kelainan refraksi di
fasilitas kesehatan pelanayan primer dapat selesai dengan tuntas sampai peresepan
kacamata sesuai kompetensi 4A. Kondisi saat ini masih banyak puskesmas dengan
keterbatasan alat refraksi termasuk dengan keterbatasan tenaga kesehatan yang dapat
melakukan pemeriksaan menggunakan trial lens dan trial frame. Oleh karena itu
diperlukan Orientasi Skrinning Gangguan Penglihatan khususnya kelainan refraksi
dalam penggunaan trial lens dan trial frame sampai peresepan kacamata sesuai
kompetensi bagi dokter di FKTP .

B. Tujuan
1. Meningkatkan dan memperkuat kompetensi tenaga kesehatan (perawat/tenaga
kesehatan pengelola program GIF) di Puskesmas/ FKTP dalam penggunaan trial lens
dan trial frame sebagai salah satu alat untuk pengukuran koreksi kacamata.
2. Refreshing penggunaan trial lens dan trial frame peresepan kacamata bagi dokter di
PKM/FKTP

C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dibagi 2 Batch ( Regional Barat dan Regional Tengah-Timur) dilaksanakan
secara virtual pada :
1. Batch 1 (Regional Barat) :
Hari, tanggal : Rabu, 23 November 2022
Pukul : 08.30 WIB – selesai
Link : https://link.kemkes.go.id/OrientasiIndera

2. Batch 2 (Regional Tengah dan Timur);


Hari, tanggal : Senin, 28 November 2022
Pukul : 08.00 WIB – selesai
Link : https://link.kemkes.go.id/OrientasiIndera

D. Narasumber Kegiatan
1. Direktorat P2PTM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
2. PERDAMI
3. IROPIN

E. Peserta :
1. Dokter
2. Perawat
3. Nakes pengelola program GIF di PKM/FKTP

F. Metode
1. Daring/virtual melalui zoom meeting dan Youtube
2. Paparan dari Narasumber
3. Diskusi dan tanya jawab

G. Biaya
Biaya kegiatan dibebankan pada DIPA Tahun 2022 Satuan Kerja Direktorat Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan

Jakarta, 7 November 2022


Ketua Tim Kerja Gangguan Indera dan Fungsional

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
RUNDOWN TENTATIVE
ORIENTASI SKRINING GANGGUAN PENGLIHATAN BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FKTP
TANGGAL 23 & 28 NOVEMBER 2022

Waktu Materi Narasumber


08.00 - 08.15 Pembukaan
Doa
Laporan Panitia Ketua Tim Kerja Gangguan Indera
dan Fungsional
Sambutan Direktur P2PTM Direktur P2PTM
08.15 - 08.45 Kebijakan dan Strategi Operasional Penanggulang Ketua Tim Kerja Gangguan Indera
an Gangguan Penglihatan dan Fungsional
08.45 - 09.30 Skrining Tajam Penglihatan IROPIN
09.30 - 10.00 Orientasi Penggunaan Trial Lens IROPIN
10.00 - 10.30 Peregangan
10.30 - 11.00 Tatalaksana Kelainan Refraksi di Fasyankes Prime PERDAMI
r
11.00 - 11.15 Diskusi dan Tanya Jawab
11.15 -11.20 Penutup

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai