Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ajeng Sulistyaningrum (0877 8800 5200)
atau Cecilia Nurteta, SKM, M.Kes (0812 1098 9321) atau melalui email Subdit Gangguan
Indera dan Fungsional subditgif.p2ptm@yahoo.com.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran Surat Undangan
Nomor : TM.02.01/C.II/3907/2022
Tanggal : 10 November 2022
DAFTAR UNDANGAN
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
32. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Maluku Utara
33. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat
34. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Papua Barat
35. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
36. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Papua
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
ORIENTASI SKRINNING GANGGUAN PENGLIHATAN BAGI PETUGAS KESEHATAN
DI FKTP
A. Latar Belakang
Penanggulangan Gangguan Indera (penglihatan dan pendengaran) merupakan
amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 95) meliputi
kegiatan yang komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
masyarakat, merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena
83% informasi sehari – hari masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui indera
pendengaran. Berdasarkan data WHO ada lebih dari 285 juta penduduk dunia
mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124
juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan
refraksi yang tidak terkoreksi. 90% para penyandang gangguan penglihatan dan
kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja
tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan
ini akan membengkak menjadi dua kali lipat pada tahun 2020.
Berdasarkan data tersebut, WHO telah menyusun strategi upaya
penanggulangan masalah kesehatan mata beberapa tahun silam, yang menjadi
landasan munculnya program Vision 2020 : The Right to Sight, yakni sebuah gerakan
inisiatif global yang bertujuan untuk mengeliminasi berbagai penyakit kebutaan yang
seharusnya dapat dihilangkan atau dicegah yang lazim disebut avoidable blindnes.
Di tingkat nasional, berbagai penelitian terkait dengan angka gangguan
penglihatan dan kebutaan telah banyak dilakukan, seperti Survei Kesehatan Mata
Nasional tahun 1993 – 1996, Survei Kesehatan Nasional/Survei Kesehatan Rumah
Tangga 2001, Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2013, serta Rapid Assessment of
Avoidable Bindness (RAAB) di berbagai daerah pada kurun waktu 2005 – 2014
menghasilkan angka prevalensi kebutaan rata – rata lebih dari 1%, dimana jika mengacu
kepada kriteria yang ditetapkan WHO, hal tersebut masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan juga masalah sosial.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Program terkait kesehatan mata/pencegahan kebutaan (UKM/PK) di Provinsi dan
Kabupaten/kota difokuskan pada 4 penyebab kebutaan atau masalah penglihatan
seperti katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia dan glaukoma sudah diintegrasikan ke
dalam kegiatan pokok puskesmas. Secara umum, kelainan refraksi yang tidak dapat di
koreksi merupakan penyebab utama gangguan penglihatan. Skrinning gangguan
penglihatan dimaksudkan untuk mencegah kejadian gangguan ketajaman penglihatan
yang lebih serius. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2016
tentang Pelayanan Kesehatan Mata di fasilitas pelayanan kesehatan, bahwa sesuai
pada pelayanan kesehatan primer diharapkan dapat mengukur dan menentukan tajam
penglihatan (visus) dengan atau tanpa koreksi terbaik tergantung pada kondisi pasien.
Untuk menunjang pemeriksaan refraksi tersebut diperlukan alat pemeriksaan
sesuai standar merujuk pada Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Terdapat
beberapa standar alat kesehatan untuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, meliputi
Snellen chart, trial frame dan trial lens diharapkan penatalaksanaan kelainan refraksi di
fasilitas kesehatan pelanayan primer dapat selesai dengan tuntas sampai peresepan
kacamata sesuai kompetensi 4A. Kondisi saat ini masih banyak puskesmas dengan
keterbatasan alat refraksi termasuk dengan keterbatasan tenaga kesehatan yang dapat
melakukan pemeriksaan menggunakan trial lens dan trial frame. Oleh karena itu
diperlukan Orientasi Skrinning Gangguan Penglihatan khususnya kelainan refraksi
dalam penggunaan trial lens dan trial frame sampai peresepan kacamata sesuai
kompetensi bagi dokter di FKTP .
B. Tujuan
1. Meningkatkan dan memperkuat kompetensi tenaga kesehatan (perawat/tenaga
kesehatan pengelola program GIF) di Puskesmas/ FKTP dalam penggunaan trial lens
dan trial frame sebagai salah satu alat untuk pengukuran koreksi kacamata.
2. Refreshing penggunaan trial lens dan trial frame peresepan kacamata bagi dokter di
PKM/FKTP
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dibagi 2 Batch ( Regional Barat dan Regional Tengah-Timur) dilaksanakan
secara virtual pada :
1. Batch 1 (Regional Barat) :
Hari, tanggal : Rabu, 23 November 2022
Pukul : 08.30 WIB – selesai
Link : https://link.kemkes.go.id/OrientasiIndera
D. Narasumber Kegiatan
1. Direktorat P2PTM
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
2. PERDAMI
3. IROPIN
E. Peserta :
1. Dokter
2. Perawat
3. Nakes pengelola program GIF di PKM/FKTP
F. Metode
1. Daring/virtual melalui zoom meeting dan Youtube
2. Paparan dari Narasumber
3. Diskusi dan tanya jawab
G. Biaya
Biaya kegiatan dibebankan pada DIPA Tahun 2022 Satuan Kerja Direktorat Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P Kementerian Kesehatan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
RUNDOWN TENTATIVE
ORIENTASI SKRINING GANGGUAN PENGLIHATAN BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FKTP
TANGGAL 23 & 28 NOVEMBER 2022
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN