Pajak Penghasilan III
Pajak Penghasilan III
Perbedaan subjek pajak luar negeri dan dalam negeri sebenarnya terletak pada
pemenuhan kewajiban pajak.
Penghasilan yang dikenai pajak dari subjek pajak luar negeri adalah gabungan
pendapatan dari Indonesia dan dari negara lain. Berbeda halnya dengan subjek pajak
dalam negeri yang pajaknya hanya dikenakan atas sumber penghasilan di Indonesia.
Penetapan jumlah pajak untuk subjek pajak dalam negeri adalah berdasarkan penghasilan
bruto dan menggunakan tarif umum. Untuk subjek pajak luar negeri, jumlah pajak yang
harus dibayarkan adalah berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajaknya sepadan atau
tunggal.
Subjek pajak dalam negeri memiliki kewajiban untuk menyampaikan SPT atau Surat
Pemberitahuan Tahunan mengenai pajak penghasilannya. SPT ini merupakan sarana
wajib pajak untuk bisa menetapkan pajak milik mereka yang terutang selama satu tahun
pajak. Sebaliknya, subjek pajak luar negeri tidak memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT mengenai pajak penghasilan. Pasalnya, kewajiban pajak yang
mereka penuhi akan melalui pemotongan pajak yang bersifat final. Demikian informasi
tentang pengertian subjek pajak luar negeri, dasar hukum, komponen, dan perbedaannya
dengan subjek pajak dalam negeri. Subjek pajak luar negeri adalah mencakup orang tidak
bertempat tinggal di Indonesia atau menetap tidak lebih dari 183 hari dalam 12 bulan.
Selain itu, pajak tersebut juga dikenakan pada bisnis yang tidak didirikan di dalam negeri,
namun beroperasi di Indonesia.
g. Hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun= 20 %, pajak Final
i.Atas penghasilan dari penjualan harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4
ayat (2)=20 %,pajak Final
j.Premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri=20 %.Diatur dalam KMK :
624/KMK.04/1994.pajak Final
k.Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha (BUT) tetap
di Indonesia kecuali ditanamkan kembali di Indonesia (diatur oleh KMK
602/KMK.04/1994)=20 %,pajak Final
Dalam hal terdapat Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), Tarif berdasarkan
P3B antara Indonesia dengan negara domisili penerima hasil yang dipergunakan
3. Siapa Pemotongnya?
b.bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
utang = 20 dan merupakan pajak Final
g. Hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun= 20 %, pajak Final
i.Atas penghasilan dari penjualan harta di Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat
(2)=20 %,pajak Final
j.Premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang kepada
perusahaan asuransi di luar negeri=20 %.Diatur dalam KMK : 624/KMK.04/1994.pajak Final
k.Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha (BUT) tetap di
Indonesia kecuali ditanamkan kembali di Indonesia (diatur oleh KMK 602/KMK.04/1994)=20
%,pajak Final
Dalam hal terdapat Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), Tarif berdasarkan P3B
antara Indonesia dengan negara domisili penerima hasil yang dipergunakan
5. Dasar Hukum?
a. UU No 36 Tahun 2008
b. Per 16 Pj tahun 2016
c. KMK 602/KMK.04/1994
d. PMK No 252/PMK.03/2008