Jurnal Review Dwi 06 Jan 2018
Jurnal Review Dwi 06 Jan 2018
net/publication/323185470
CITATIONS READS
0 1,400
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dwi Jayanti Putri Maywontiana on 21 January 2021.
a
Department of Chemistry, Faculty of Science, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
* Corresponding author: djputrim@gmail.com
Keywords: Abstract
ZSM-5
Ratio Si/Al Zeolit merupakan unit tetrahedral AlO2 dan SiO2 yang saling berhubungan melalui atom oksigen
Hidrotermal yang berbentuk rongga, rumus empiris yang dimiliki oleh zeolit sebagai berikut
Kristalinitas Man+[SixAlyOz].mH2O dimana Man+ merupakan sumber kation, [SixAlyOz] merupakan kerangka
Mikropori dan Mesopori
zeolit dan mH2O merupakan molekul yang menyerap air. ZSM-5 memilki struktur unik, stabilitas
termal, keasaman, sifat selektif, ZSM-5 banyak digunakan sebagai adsorben dan katalis. Beberapa
metode dilakukan dalam sintesis ZSM-5, yaitu pemberian template karbon hitam (Han, et al.,
2016) dengan variasi penambahan massa karbon hidrofilik (C0,C4,C5,C6,C8,C10)sebagai template
mesopori yang seragam menghasilkan kondisi optimum distribusi ukuran pori mesopori yang
seragam pada C6 dengan rasio Si/Al 90,luas permukaan 428 m2g-1 yang dapat mengkatalisis toluen
dengan konversi 29,3% dengan selektivitas pembentukan produk xylene 95,8 %. Sekam padi
(Dey, et al., 2013) dengan variasi waktu didapatkan ukuran pori sebesar 3,81 nm (150oC/72 jam)
dan 4,01 nm (150oC/96 jam). ZSM-5 dari kaolinit (Pan, et al., 2014) didapatkan kristalinitas tanpa
template (TF-ZSM-5) 94,2% sedangkan kistalinitas dengan template (TPA-ZSM-5) 98%. ZSM-5
dar palygorskite atau antalpugit (PAL) (Jiang, et al., 2014) variasi waktu dan temperatur, semakin
tinggi waktu maupun temperatur yang diberikan mempengaruhi kristalinitas ZSM-5. Surfaktan C18-
3-18 sebagai template (Wang, et al., 2014), suhu 130oC merupakan suhu yang baik untuk
mendapatkan permukaan, volume mesopori yang tinggi, dan kristalinitas yang baik.
Zeolit merupakan unit tetrahedral AlO2 dan SiO2 yang saling Sintesis ZSM-5 Menggunakan Surfaktan sebagai
berhubungan melalui atom oksigen yang berbentuk rongga, rumus Mesoporogen
empiris yang dimiliki oleh zeolit sebagai berikut Sinteis mesopori ZSM-5 (MZSM-5) dilakukan oleh Wang (2014)
Man+[SixAlyOz].mH2O dimana Man+ merupakan sumber kation, melalui metode hidrotermal dan menggunakan C18-3-18 (95%) sebagai
[SixAlyOz] merupakan kerangka zeolit dan mH2O merupakan molekul template. Komposisi molar yang digunakan adalah
yang menyerap air (Roberie, et al., 2001). Beberapa mineral dan 40SiO2:Al2O3:20NaOH:10TPABr:xC18-318:7000H2O dengan variasi
bahan kimia dapat digunakan untuk mensintesis zeolit yang temperatur dan waktu kristallisasi. Sintesis prosedurnya, 0,26 g
diinginkan, yaitu ZSM-5. ZSM-5, pertama disintesis oleh Argauer dan NaAlO2, 0,8g NAOH, 2,8 g C18-3-18 (x=4). Setelah pencampuran,
Landolt pada tahun 1972 (C. Falamaki, et al., 1997), yaitu zeolit dilakukan proses hidrotermal 150oC selama 36 jam (MZSM-5-A),
dengan ukuran pori medium (∼6Å). ZSM-5 memilki struktur unik, 130oC selama 120 jam (MZSM-5-B), dan sampel awal sinteis 120oC
stabilitas termal, keasaman, sifat selektif, ZSM-5 banyak digunakan selama 48 jam, kemudian 175oC selama 6 jam (MZSM-5-C) . Setelah
sebagai adsorben dan katalis, dan diaplikasikan pada pengolahan kristalinasi, dilakukan sentrifugasi untuk memisahkan filtrat dan
petrokimia, pemisahan cairan dan gas (N. Kumar, et al., 2002). ZSM- padatan, dicuci, dikeringkan pada suhu 120oC selama 12 jam dan
5 umumnya disintesis melalui metode hidrotermal dari larutan induk dikasinasi pada suhu 600oC selama 6 jam. Untuk perbandingan ZSM-
alkalin silika-aluminat yang disintesis dengan senyawa organik 5 konvensional disintesis tanpa penambahan template, kondisi
sebagai template. Banyak hal yang telah dipelajari perihal mengontrol kristalinisasi 175oC selama 48 jam (Wang, et al., 2014).
ukuran, bentuk dan porositas pada ZSM-5 tanpa hirarki, serta
menentukan metode mesopori ZSM-5, yaitu pemberian template Sintesis ZSM-5 Mesopori dengan Template Karbon
karbon hitam (Han, et al., 2016), sekam padi (Dey, et al., 2013) Hidrofilik
kaolinit (Pan, et al., 2014), palygorskite atau antalpugit (PAL) (Jiang, Karbon (Cabot Corporation, BP2000, particles with 12 nm)
et al., 2014), surfaktan sebagai template (Wang, et al., 2014). Rasio dimodifikasi menjadi hidrofilik dengan cara dioksidasi menggunakan
situs asam Bronsted dan Lewis dapat diatur dengan memvariasi nilai NaClO (Alassin, 25%), yaitu karbon ditambahkan dalam larutan
rasio Si/Al, ditambah dengan luas permukaan yang besa membuat NaClO dan diaduk pada suhu ruang selama 24 jam dilakukan oleh
zeolit dapat digunakan sebagai katalis dalam industri petrokimia. Han (2016). Natrium Aluminat dilarutkan dalam TPAOH, kemudian
ditambahkan koloid silika dan dilakukan pengadukkan selama 2 jam.
Setelah itu ditambahkan karbon. Campuran didiamkan selama 24 jam.
Kompoisi gel yaitu 80SiO2:Al2O3:7TPA2O:1775H2O. Proses sintesis
dilakukan menggunkan metode hidrotelmal pada suhu 170oC selama destilat dan dikeringkan pada suhu 100oC semalaman. Produk
48 jam. Produk dicuci dengan air deionisasi hingga pH 7-8, dikalsinasi pada suhu 550oC selama 3 jam dalam muffle furnace
dikeringkan selama 24 jam pada suhu 100oC dan dikalsinasi pada (Jiang, et al., 2014).
suhu 550oC selama 8 jam untuk mendapatan padatan putih. Massa
karbon yang ditambahkan adalah dengan rasio C/SiO2 (C0,C4,C5,
C6,C8 dan C10). HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 6. Fisisorpsi N2 (a) distribusi ukuran pori (b) ZSM-5 konvensional dan MZSM-5 pada variasi suhu kristalisasi
(Wang, et al., 2014)
Gambar 7. (kiri) Pola XRD ZSM-5 variasi massa karbon hidrofilik (Han,et al, 2016) (kanan) Pola XRD ZSM-5 (b) tanpa template (c) TPABr
(Pan, et al., 2014)
Pengaruh Suhu pada Sintesis ZSM-5 Pengaruh Template pada Sintesis ZSM-5
Faktor suhu dapat mempengaruhi kristalinitas pada ZSM-5, pada Sintesis ZSM-5 menggunakan template atau tanpa template tidak
penelitian Jiang (2014) mensintesis ZSM-5 dari antalpugit pada terlalu mempengaruhi kristalinitas pada zeolit ZSM-5. Sintesis ZSM-5
variasi suhu 120-180oC selama 48 jam. Pola XRD (Gambar 4) yang menggunakan karbon hidrofilik sebagai template oleh Han (2016) dan
didapatkan mengalami peningkatan intensitas pada range puncak 2θ sintesis ZSM-5 tanpa template oleh Pan (2014) pola XRD yang
sekitar 7,8-23,9o (Jiang, et al., 2014). Pengaruh suhu juga ditunjukkan tidak mengalami perbedaan intensitas atau puncak secara
mempengaruhi tekstur ZSM-5 dimana volume mikropori paling tinggi signifikan (Gambar 6). Sintesis ZSM-5 tanpa surfaktan oleh Wang
didapat pada suhu 180oC (0,057 cm3/g). (Jiang, et al., 2014) (2012) Gambar 5(a). menunjukkan isotermal fisisorpsi N2 ZSM-5
tipe I pada ZSM-5 konvensiaonal (175oC/48 jam), karena tidak
terdapat histerisis pada grafik isotermal fisisorpsi N2 dan pada Gambar
5(b) plot BJH, ZSM-5 konvensional tidak menunjukkan puncak,
sehingga ukuran pori yang dimiliki ZSM-5 adalah (<2 nm) mikropori.
Sedangan pada MZSM-5, yaitu menggunakan surfaktan untuk
pengarah mesopori, dengan peningkatan massa C18-3-18 x=2 ke 6
(surfaktan) menyebabkan kenaikan luas area dari 325 m2/g menjadi
515 m2/g. Volume total pori x=4 (0,82 cm3/g) lebih tinggi
dibandingkan dengan x=2 (0,52 cm3/g) dan x=6 (0,66 cm3/g). Pada
Gambar 8. sintesis ZSM-5 yang dilakukan Han (2016) menggunkan
template karbon hidrofilik memiliki distribusi ukuran pori antara 5-18
nm (mesopori) terdapat ukuran pori kurang dari 5 nm dikarenakan
Gambar 8. Pola XRD ZSM-5 dari Antalpugit (a) PAL yang diberi
karbon hidrofilik tidak tertemplate secara tepat pada zeolit. Tanpa
perlakuan (b) 120oC (c) 150oC (d) 180oC selama 48 jam(Jiang, et al.,
karbon hidrofilik sebagai template, ZSM-5 tidak menghasilkan loop
2014)
histerisis pada fisisorpsi N2 (Tipe I) kondisi optimum berada pada C8
seiiring dengan meningkatnya mesoporositas pada material, maka
mikropori menurun. Adanya penambahan template pada material ZSM-5, dapat mempengaruhi porositas dari zeolit tersebut.
Gambar 9. Distribusi pori ZSM-5 dan ZSM-5 mesopori (Han, et al, 2016)