Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323185470

Review Artikel Sintesis ZSM-5 dan Metode Sintesis ZSM-5 Mesopori

Article · February 2018

CITATIONS READS

0 1,400

1 author:

Dwi Jayanti Putri Maywontiana


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dwi Jayanti Putri Maywontiana on 21 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Review Artikel RESEARCH ARTICLE

Sintesis ZSM-5 dan Metode Sintesis ZSM-5 Mesopori


Dwi Jayanti Putri Maywontiana. a*

a
Department of Chemistry, Faculty of Science, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
* Corresponding author: djputrim@gmail.com

Keywords: Abstract
ZSM-5
Ratio Si/Al Zeolit merupakan unit tetrahedral AlO2 dan SiO2 yang saling berhubungan melalui atom oksigen
Hidrotermal yang berbentuk rongga, rumus empiris yang dimiliki oleh zeolit sebagai berikut
Kristalinitas Man+[SixAlyOz].mH2O dimana Man+ merupakan sumber kation, [SixAlyOz] merupakan kerangka
Mikropori dan Mesopori
zeolit dan mH2O merupakan molekul yang menyerap air. ZSM-5 memilki struktur unik, stabilitas
termal, keasaman, sifat selektif, ZSM-5 banyak digunakan sebagai adsorben dan katalis. Beberapa
metode dilakukan dalam sintesis ZSM-5, yaitu pemberian template karbon hitam (Han, et al.,
2016) dengan variasi penambahan massa karbon hidrofilik (C0,C4,C5,C6,C8,C10)sebagai template
mesopori yang seragam menghasilkan kondisi optimum distribusi ukuran pori mesopori yang
seragam pada C6 dengan rasio Si/Al 90,luas permukaan 428 m2g-1 yang dapat mengkatalisis toluen
dengan konversi 29,3% dengan selektivitas pembentukan produk xylene 95,8 %. Sekam padi
(Dey, et al., 2013) dengan variasi waktu didapatkan ukuran pori sebesar 3,81 nm (150oC/72 jam)
dan 4,01 nm (150oC/96 jam). ZSM-5 dari kaolinit (Pan, et al., 2014) didapatkan kristalinitas tanpa
template (TF-ZSM-5) 94,2% sedangkan kistalinitas dengan template (TPA-ZSM-5) 98%. ZSM-5
dar palygorskite atau antalpugit (PAL) (Jiang, et al., 2014) variasi waktu dan temperatur, semakin
tinggi waktu maupun temperatur yang diberikan mempengaruhi kristalinitas ZSM-5. Surfaktan C18-
3-18 sebagai template (Wang, et al., 2014), suhu 130oC merupakan suhu yang baik untuk
mendapatkan permukaan, volume mesopori yang tinggi, dan kristalinitas yang baik.

PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN

Zeolit merupakan unit tetrahedral AlO2 dan SiO2 yang saling Sintesis ZSM-5 Menggunakan Surfaktan sebagai
berhubungan melalui atom oksigen yang berbentuk rongga, rumus Mesoporogen
empiris yang dimiliki oleh zeolit sebagai berikut Sinteis mesopori ZSM-5 (MZSM-5) dilakukan oleh Wang (2014)
Man+[SixAlyOz].mH2O dimana Man+ merupakan sumber kation, melalui metode hidrotermal dan menggunakan C18-3-18 (95%) sebagai
[SixAlyOz] merupakan kerangka zeolit dan mH2O merupakan molekul template. Komposisi molar yang digunakan adalah
yang menyerap air (Roberie, et al., 2001). Beberapa mineral dan 40SiO2:Al2O3:20NaOH:10TPABr:xC18-318:7000H2O dengan variasi
bahan kimia dapat digunakan untuk mensintesis zeolit yang temperatur dan waktu kristallisasi. Sintesis prosedurnya, 0,26 g
diinginkan, yaitu ZSM-5. ZSM-5, pertama disintesis oleh Argauer dan NaAlO2, 0,8g NAOH, 2,8 g C18-3-18 (x=4). Setelah pencampuran,
Landolt pada tahun 1972 (C. Falamaki, et al., 1997), yaitu zeolit dilakukan proses hidrotermal 150oC selama 36 jam (MZSM-5-A),
dengan ukuran pori medium (∼6Å). ZSM-5 memilki struktur unik, 130oC selama 120 jam (MZSM-5-B), dan sampel awal sinteis 120oC
stabilitas termal, keasaman, sifat selektif, ZSM-5 banyak digunakan selama 48 jam, kemudian 175oC selama 6 jam (MZSM-5-C) . Setelah
sebagai adsorben dan katalis, dan diaplikasikan pada pengolahan kristalinasi, dilakukan sentrifugasi untuk memisahkan filtrat dan
petrokimia, pemisahan cairan dan gas (N. Kumar, et al., 2002). ZSM- padatan, dicuci, dikeringkan pada suhu 120oC selama 12 jam dan
5 umumnya disintesis melalui metode hidrotermal dari larutan induk dikasinasi pada suhu 600oC selama 6 jam. Untuk perbandingan ZSM-
alkalin silika-aluminat yang disintesis dengan senyawa organik 5 konvensional disintesis tanpa penambahan template, kondisi
sebagai template. Banyak hal yang telah dipelajari perihal mengontrol kristalinisasi 175oC selama 48 jam (Wang, et al., 2014).
ukuran, bentuk dan porositas pada ZSM-5 tanpa hirarki, serta
menentukan metode mesopori ZSM-5, yaitu pemberian template Sintesis ZSM-5 Mesopori dengan Template Karbon
karbon hitam (Han, et al., 2016), sekam padi (Dey, et al., 2013) Hidrofilik
kaolinit (Pan, et al., 2014), palygorskite atau antalpugit (PAL) (Jiang, Karbon (Cabot Corporation, BP2000, particles with 12 nm)
et al., 2014), surfaktan sebagai template (Wang, et al., 2014). Rasio dimodifikasi menjadi hidrofilik dengan cara dioksidasi menggunakan
situs asam Bronsted dan Lewis dapat diatur dengan memvariasi nilai NaClO (Alassin, 25%), yaitu karbon ditambahkan dalam larutan
rasio Si/Al, ditambah dengan luas permukaan yang besa membuat NaClO dan diaduk pada suhu ruang selama 24 jam dilakukan oleh
zeolit dapat digunakan sebagai katalis dalam industri petrokimia. Han (2016). Natrium Aluminat dilarutkan dalam TPAOH, kemudian
ditambahkan koloid silika dan dilakukan pengadukkan selama 2 jam.
Setelah itu ditambahkan karbon. Campuran didiamkan selama 24 jam.
Kompoisi gel yaitu 80SiO2:Al2O3:7TPA2O:1775H2O. Proses sintesis
dilakukan menggunkan metode hidrotelmal pada suhu 170oC selama destilat dan dikeringkan pada suhu 100oC semalaman. Produk
48 jam. Produk dicuci dengan air deionisasi hingga pH 7-8, dikalsinasi pada suhu 550oC selama 3 jam dalam muffle furnace
dikeringkan selama 24 jam pada suhu 100oC dan dikalsinasi pada (Jiang, et al., 2014).
suhu 550oC selama 8 jam untuk mendapatan padatan putih. Massa
karbon yang ditambahkan adalah dengan rasio C/SiO2 (C0,C4,C5,
C6,C8 dan C10). HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu pada Sintesis ZSM-5


Pola XRD hasil sintesis ZSM-5, pada penelitian Wang (2014)
menggunakan surfaktan sebagai template (C18-3-18) pembentukkan
mesopori pada ZSM-5 (Gambar 2), dengan variasi waktu dan
temperatur kristalisasi (hidrotermal) menunjukkan beberapa
Gambar 1. Template Karbon Hidrofilik pada Sintesis ZSM-5 kristalinitas relatif berbeda, yang mana dapat dihubungkan dengan
Mesopori (Han, et al., 2016) suhu pada proses kristalisasi (hidrotermal), yaitu 150oC selama 36 jam
(MZSM-5-A), 130oC selama 120 jam (MZSM-5-B), dan 175oC
Sintesis ZSM-5 dari coal-series kaolinite selama 6 jam (MZSM-5-C). Kristalinitas paling tinggi terdapat pada
Sintesis ZSM-5 dilakukan oleh Pan (2014), yaitu metakaolin MZSM-5-B dan paling mendekati konvensional ZSM-5, maka kondisi
(SiO2/Al2O3 molar rasio 3,14 analisa XRF) dicampur dengan NaOH optimum berada pada sintesis MZSM-5-B (130oC 120 jam) (Wang, et
dan air dengan molar rasio SiO2:NaOH:H2O=1:0,215,35,8. Berbeda al., 2014). Faktor waktu selama sintesis mempengaruhi hasil
dengan sintesis menggunakan TPABr dengan molar rasio kristalinitas, yaitu pada penelitian ZSM-5 yang diakukan Dey (2013)
SiO2:NaOH:TPABr:H2O=1:0,215:0,024:35,8. Setelah diaduk selama menggunakan sekam padi sebagai sumber silika, pola XRD (Gambar
4 jam (400 rpm/min) pada suhu ruang, suspensi yang dihasilkan di 3) yang didapat menjelaskan kristalinitas mengalami peningkatan
masukkan dalam autoclave dengan 50 ml H2O selama 72 jam pada seiiring dengan penambahan waktu hidrotermal. Kristalisasi dilakukan
suhu 180oC. Kemudian hasil proses hidrotermal disaring dan dicuci pada suhu 150oC dengan variasi waktu (a) 48 jam (b) 72 jam (c) 96
dengan air deionisasi, dan dikeringkan pada suhu 105oC semalaman. jam, dan didapatkan intensitas yang paling tinggi pada waktu (c) 96
Sampel dengan TPABr dikalsinasi pada suhu 550oC selama 6 jam jam.
untuk menghilangkan surfaktan yang tersisa. Sampel yang didapat
merupakan ZSM-5 tanpa template (TF-ZSM-5) dan sampel dengan
tamplate TPABr (TPA-ZSM-5) (Pan, et al., 2014).

Gambar 3. Pola XRD ZSM-5 dengan surfaktan (Wang, et al., 2014)


Gambar 2. Mekanisme kristalisasi ZSM-5 dari antalpugit (PAL)
(Pan, et al., 2014)

Sintesis ZSM-5 dari Sekam Padi


Penelitian yang dilakukan Dey (2013) menggunakan sekam padi
sebagai sumber silika, yaitu pertama sekam padi dikalsinasi pada suhu
700 oC selama 6 jam (4 oC/menit). Natrium Aluminat didapat dari
melarutkan logam alumunium foil dalam larutan NaOH (4,8 g NaOH
dalam 20 mL air), dicampur sekam padi 18,9g dan 142 mL air
(komposisi molar 100SiO2:0.5Al2O3:20Na2O:3000H2O), disertai
dengan proses pengadukkan selama 20 jam hingga terdispersi
keseluruhan. Selanjutnya dilakukan proses hidrotermal mengguanakan
autoklaf dengan suhu 150oC selama 48-49 jam. Setelah proses
hidrotermal dilakukan sentrifugasi untuk pemisahan filtrat dan Gambar 4. Pola XRD ZSM-5 sekam padi (Dey, et al., 2013)
padatan, padatan yang didapatkan dicuci hingga pH=7. Kemudian
adatan dikeringkan pada suhu 80oC selama 4 jam, dan dilanjutkan
dengan kalsinasi pada suhu 550oC selama 5 jam dengan laju
pemanasan 1 oC/menit dan laju pendinginan 2 oC/menit (Dey, et al.,
2013).

Sintesis ZSM-5 dari Antalpugit


Dealuminasi antalpugit (PAL) perlu diberi perlakuan terlebih dahulu,
sesuai dengan proses yang dilakukan Jiang (2012). PAL 5 gr
direndam dalam larutan HCl 3 M pada suhu 80oC selama 48 jam.
Kemudian disaring dan residu dicuci dengan air destilat hingga pH 7.
Sintesis ZSM-5 yang dilakukan oleh Jiang (2014), yaitu diambil 1,6 gr
PAL yang telah diberi perlakuan sebelumnya, kemudian didispersi
dalam larutan NaOH 0,5 M. Larutan TPABr (o,4 gr dalam 20 mL air)
ditambahkan perlahan pada larutan PAL dan diaduk pada suhu 25 oC Gambar 5. Adsorpsi/Desorpsi N2 ZSM-5 sekam padi 150oC/96 jam
selama 24 jam. Campuran yang didapat dengan komposisi molar (I) metode HK (II) metode BJH (Dey, et al., 2013).
3TPABr:43SiO2:0,68Al2O3:10Na2O:4444H2O dimasukkan dalam
autoklaf untuk proses hidrotermal pada suhu 180oC selama 48 jam. Waktu yang diberikan saat proses kristalisasi (hidrotermal), juga
Setelah proses hidrotermal, produk disaring, padatan dicuci dengan air mempengaruhi distribusi ukuran pori dari ZSM-5, umunya ukuran
pori dibagi menjadi tiga, yaitu (<2 nm) mikropori, (2-50 nm) ukuran diameter pori (dp) 3,81 nm, maing masingnya pada suhu yang
mesopori, dan (>50 nm) makropori. Melalui karakterisasi Fisisorpsi sama 150oC. Pada Gambar 4 Isotermal Fisisorpsi N2 ZSM-5 pada
N2, pada penelitian Dey (2013) menunjukkan rata-rata ukuran pori 150oC/96 jam untuk analisa distribusi ukuran pori meso ditentukan
mengalami penurunan dengan kenaikan waktu yang diberikan, yaitu oleh metode BJH.
waktu 72 jam ukuran diameter pori (dp) 4,01 nm ke 96 jam dengan

Gambar 6. Fisisorpsi N2 (a) distribusi ukuran pori (b) ZSM-5 konvensional dan MZSM-5 pada variasi suhu kristalisasi
(Wang, et al., 2014)

Gambar 7. (kiri) Pola XRD ZSM-5 variasi massa karbon hidrofilik (Han,et al, 2016) (kanan) Pola XRD ZSM-5 (b) tanpa template (c) TPABr
(Pan, et al., 2014)

Pengaruh Suhu pada Sintesis ZSM-5 Pengaruh Template pada Sintesis ZSM-5
Faktor suhu dapat mempengaruhi kristalinitas pada ZSM-5, pada Sintesis ZSM-5 menggunakan template atau tanpa template tidak
penelitian Jiang (2014) mensintesis ZSM-5 dari antalpugit pada terlalu mempengaruhi kristalinitas pada zeolit ZSM-5. Sintesis ZSM-5
variasi suhu 120-180oC selama 48 jam. Pola XRD (Gambar 4) yang menggunakan karbon hidrofilik sebagai template oleh Han (2016) dan
didapatkan mengalami peningkatan intensitas pada range puncak 2θ sintesis ZSM-5 tanpa template oleh Pan (2014) pola XRD yang
sekitar 7,8-23,9o (Jiang, et al., 2014). Pengaruh suhu juga ditunjukkan tidak mengalami perbedaan intensitas atau puncak secara
mempengaruhi tekstur ZSM-5 dimana volume mikropori paling tinggi signifikan (Gambar 6). Sintesis ZSM-5 tanpa surfaktan oleh Wang
didapat pada suhu 180oC (0,057 cm3/g). (Jiang, et al., 2014) (2012) Gambar 5(a). menunjukkan isotermal fisisorpsi N2 ZSM-5
tipe I pada ZSM-5 konvensiaonal (175oC/48 jam), karena tidak
terdapat histerisis pada grafik isotermal fisisorpsi N2 dan pada Gambar
5(b) plot BJH, ZSM-5 konvensional tidak menunjukkan puncak,
sehingga ukuran pori yang dimiliki ZSM-5 adalah (<2 nm) mikropori.
Sedangan pada MZSM-5, yaitu menggunakan surfaktan untuk
pengarah mesopori, dengan peningkatan massa C18-3-18 x=2 ke 6
(surfaktan) menyebabkan kenaikan luas area dari 325 m2/g menjadi
515 m2/g. Volume total pori x=4 (0,82 cm3/g) lebih tinggi
dibandingkan dengan x=2 (0,52 cm3/g) dan x=6 (0,66 cm3/g). Pada
Gambar 8. sintesis ZSM-5 yang dilakukan Han (2016) menggunkan
template karbon hidrofilik memiliki distribusi ukuran pori antara 5-18
nm (mesopori) terdapat ukuran pori kurang dari 5 nm dikarenakan
Gambar 8. Pola XRD ZSM-5 dari Antalpugit (a) PAL yang diberi
karbon hidrofilik tidak tertemplate secara tepat pada zeolit. Tanpa
perlakuan (b) 120oC (c) 150oC (d) 180oC selama 48 jam(Jiang, et al.,
karbon hidrofilik sebagai template, ZSM-5 tidak menghasilkan loop
2014)
histerisis pada fisisorpsi N2 (Tipe I) kondisi optimum berada pada C8
seiiring dengan meningkatnya mesoporositas pada material, maka
mikropori menurun. Adanya penambahan template pada material ZSM-5, dapat mempengaruhi porositas dari zeolit tersebut.

Gambar 9. Distribusi pori ZSM-5 dan ZSM-5 mesopori (Han, et al, 2016)

dengan ZSM-5 mesopori yang disintesis mempengaruhi hasil


Pengaruh Rasio Si/Al pada ZSM-5 katalisis, dimana ZSM-5 sebagai katalisator (Han, et al, 2016).
Perbandingan rasio Si/Al yang bertambah menunjukkan bahwa Al .
terlarut dalam NaOH (basa). Rendahnya konsentrasi Si yang KESIMPULAN
digunakan untuk sintesis dan semakin besarnya Al yang terlarut, Sintesis ZSM-5 yang telah dilakukan dengan berbagai metode berhasil
dikarenakan semakin bertambahnya rasio molar Si/Al yang dilakukan, yaitu pemberian template karbon hitam (Han, et al., 2016)
digunakan. Semakin rendah rasio Si/Al yang dihasilkan pada filtrat, menghasilkan kondisi optimum distribusi ukuran pori mesopori yang
maka semakin banyak Si/Al yang bereaksi membentuk zeolit, seragam pada C6 dengan rasio Si/Al 90,luas permukaan 428 m2g-1
sehingga kristalinitasnya tinggi. yang dapat mengkatalisis toluen dengan konversi 29,3% dengan
selektivitas pembentukan produk xylene 95,8 %. Sekam padi (Dey, et
al., 2013) dengan variasi waktu didapatkan ukuran pori sebesar 3,81
nm dan luas permukaan 73,99 m2g-1 pada 150oC/96 jam.ZSM-5 dari
kaolinit (Pan, et al., 2014) didapatkan kristalinitas tanpa template
(TF-ZSM-5) 94,2% dengan luas permukaan 364,1 m2g-1, sedangkan
kistalinitas dengan template (TPA-ZSM-5) 98% dan luas permukaan
367 m2g-1 . ZSM-5 dar palygorskite atau antalpugit (PAL) (Jiang, et
al., 2014) variasi waktu dan temperatur, semakin tinggi waktu
maupun temperatur yang diberikan mempengaruhi kristalinitas ZSM-
5. Surfaktan C18-3-18 sebagai template (Wang, et al., 2014), suhu
130oC merupakan suhu yang baik untuk mendapatkan permukaan,
Gambar 10. Pengaruh molar SiO2/Al2O3 pada kristalinitas ZSM-5 volume mesopori yang tinggi, dan kristalinitas yang baik.
(Feng, et al., 2008)
Gambar 10 menjelaskan bahwa molar SiO2/Al2O3 terkecil pada awal
pembentukan gel untuk proses kristalisasi adalah 40, hal tersebut DAFTAR PUSTAKA
mengindikasikan bahwa molar rasio SiO2/Al2O3 sulit untuk
membentuk zeoli ZSM-5 high siliceous, kemudian kristalinitas C, Falamaki; M. Edrissi; M. , Sohrabi, 1997. Studies on the
cenderung meningkat seiring dengan peningkatan molar SiO2/Al2O3
crystallizationkinetics of zeolite ZSM-5 with 1, 6-hexanediol as a
dan mengalami penurunan karena ketika molar SiO2/Al2O3 terlalu
tinggi, desitas muatan AlO4- dalam template negatif, sehingga ikatan structure-directing agent. Volume 19.
yang dihasilkan kecil dan orientasi pembentukan kristalisasi tidak Dey, Kartick Prasad; Ghosh, Sourav; Naskar, Milan Kanti, 2013.
terjadi pada ZSM-5. Oleh karena itu molar SiO2/Al2O3 berada pada
Organic template-free synthesis of ZSM-5 zeolite particles using rice
range 40-200 (Feng, et al., 2008). Rasio SiO2/Al2O3 memperngaruhi
proses reaksi katalisis zeolit, pada penelitian Han (2016) sintensis husk ash as silica source. Ceramics International, Volume 39, p.
ZSM-5 menggunakan template karbon hidrofilik 2153–2157.
Feng, Hui; Chen, Yan-hong; Li, Chun-yi; Shan, Hong-hong, 2008. In-
Table 1. Disproporsisi Toluena terhadap ZSM-5 dan ZSM-5
situ synthesis of ZSM-5 on silica gel and studies on its catalytic
Mesopori (Han, et al, 2016)
activity. JOURNAL OF FUEL CHEMISTRY AND TECHNOLOGY,
Sampel n Konversi Selektivitas (%)
(SiO2/Al2O3) (%) 36(2), pp. 144-150.
Toluena Xylena p-Xylena Han, Shunyu; Wang, Zheng; M., Longyue; J., Nanzhe, 2016.
Zc 80 28,8 90,1 24 Synthesis of uniform mesoporous ZSM-5 using hydrophilic carbon as
C0 90 23,7 93,1 22,4
a. Materials Chemistry and Physics, pp. 1-6.
C4 90 22,6 93,9 21,6
C5 90 25,6 95,3 21,9 J.L. Jiang, L.D. Feng, X. Gu, Y.H. Qian, Y.X. Gu, C.S. Duanmu,
C6 90 29,3 95,8 23,8 2012. Synthesis of zeolite A from palygorskite via acid activation.
C8 90 27 93,8 22,5 Appl. Clay Sci, Volume 55, pp. 108-113.
C10 90 16,6 92,8 22,3
c Z merupakan ZSM-5 komersial lokal Jiang, Jinlong; Duanmo, Chuansong; Yang, Yong; Gu, Xu; Chen,
Pada tabel 1. menunjukkan bahwa disproporsional toluena lebih tinggi Jing, 2014. Synthesis and characterization of high siliceous ZSM-5
dibandingkan pada ZSM-5 komersial sebagai pembanding, hal ini zeolite from acid-treated palygorskite. Powder Technology, Volume
mengindikasi bahwa rasio SiO2/Al2O3 komersial ZSM-5 yang berbeda
251, pp. 9-14.
Jiang, Jinlong; Duanmu, Chuansong; Yang, Yong; Gu, Xu; Jing,
Chen, 2014. Synthesis and characterization of high siliceous ZSM-5
zeolite from acid-treated palygorskite. Powder Technology, Volume
251, pp. 9-14.
Khoshbin, Reza; Karimzadeh, Ramin, 2017. Synthesis of mesoporous
ZSM-5 from rice husk ash with ultrasound assisted alkali-treatment
method used in catalytic cracking of light naphtha. Advanced Powder
Technology.
N., Kumar; V., Nieminen; K., Demirkan; T. Salmi; D., Yu; Murzin; E.
, Laine, 2002. Effect of synthesis time and mode of stirring on
physico-chemical and catalytic properties of ZSM-5 zeolite catalysts.
Appl. Catalyst, Volume 235, pp. 113-123.
Pan, Feng; Lu, Xuchen; Wang, Yun; Chen, Shiwei; Wang, Tizhuang;
Yan, Yan, 2014. Organic template-free synthesis o fZSM-5 zeolite
from coal-series kaolinite. Materials Letters, Volume 115, pp. 5-8.
Roberie, T. G.; Hildebrandt, D; Creighton, J.; Gilson, J. P., 2001.
Preparation of Zeolite Catalysts. In: Zeolites for Cleaner Technologie.
Issue 3.
Wang, Quanyi; Wei, Yingxu; Xu, Shutao; Zhang, Mozhi; Meng,
Shuanghe; Fan, Dong; Qi, Yue; Li, Jinzhe; Yu, Zhengxi; Yuan,
Cuiyu; He, Yanli; Xu, Shuliang; Chen, Jingrun; Wang, Jinbang; Su,
Baolin; Liu, Zhongmin, 2014. Synthesis of mesoporous ZSM‐5 using
a new gemini surfactant as a mesoporous directing agent: A
crystallization transformation process. Sciendirect, Volume 35, p.
1727–1739.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai