1112201019
S1 AKUNTANSI-B
TUGAS PERTEMUAN 10
Perlu kamu ketahui bahwa dalam setiap trend tersebut terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu
sebagai berikut.
● Major trend
● Secondary trend
● Minor trend
Major trend ini merupakan trend utama dan juga yang paling besar. Selanjutnya trend yang
lebih kecil adalah secondary trend.
Kemudian minor trend adalah trend yang paling kecil yang ada di dalam secondary trend.
Fase dalam Trend
Dalam Dow Theory menjelaskan bahwa dalam setiap trend terdiri dari 3 fase, yaitu sebagai
berikut.
● Fase akumulasi
● Fase partisipasi publik
● Fase distribusi
Fase akumulasi adalah suatu fase yang dimana pembelian pada umumnya dilakukan oleh
para investor profesional yang mempunyai analisis tajam dan matang.
Pada fase akumulasi ini biasanya pasar dalam kondisi yang bisa dibilang jelek.
Hal tersebut dikarenakan setiap harinya pasar dipenuhi dengan sikap pesimis dan berbagai
berita negatif. Pada kondisi tersebut lah rata – rata investor terutama yang masih pemula
hampir tidak ada yang berani untuk memasuki pasar atau melakukan pembelian.
Pada fase ini para pelaku pasar sedang dalam keadaan panic selling yang diikuti dengan rasa
takut. Jika tekanan jual sudah mulai mereda biasanya harga akan mulai pulih atau mulai naik
dan mulai muncul berbagai berita positif. Dalam kondisi tersebutlah biasanya para trend
follower dan juga publik mulai berpartisipasi. Dengan demikian, fase tersebut dinamakan
dengan fase partisipasi publik. Fase partisipasi publik ini akan berlanjut hingga pada fase
terakhir, dimana hampir setiap para pelaku pasar dipenuhi dengan rasa rakus atau tamak.
Dalam hal tersebut banyak para pelaku pasar yang merasa menyelas karena membeli dalam
jumlah yang sedikit. Pada fase ini setiap hari nya pasar dipenuhi dengan berbagai berita
positif dan berbegai komentar dari para analisis yang penuh dengan rasa percaya diri.
Hal tersebut tentu saja akan mengangkat harga menjadi semakin tinggi. Keadaan tersebut
sering juga disebut dengan pembelian over (overbought).
A Beginner’s Guide to Technical Analysis. The Basics – Charts, Trends, Support &
Resistance
Cara yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi tren adalah menggunakan Garis
Trend (garis merah pada gambar di atas) untuk menghubungkan sejumlah harga tinggi atau
harga rendah. Setelah terhubung, akan mudah untuk menentukan ke arah manakah harga tren
aset saat ini. Garis trend membantu menyamarkan keberadaan lilin-lilin tunggal sehingga
akan muncul suatu penggambaran yang jelas tentang gerakan harga aset.
Semakin banyak lilin yang menyentuh dan bergerak di sepanjang garis trend, semakin kuat
trend tersebut.
● Tren naik
Garis menghubungkan sejumlah harga rendah dan atau harga pembukaan tertinggi –
mengindikasikan harga terus berusaha naik walaupun mengalami sejumlah
penurunan.
● Tren turun
Garis menghubungkan harga tinggi dan/atau harga pembukaan rendah –
mengindikasikan harga terus berusaha turun walaupun mengalami sejumlah kenaikan.
● Stabil (Plateau)
Garis menghubungkan beberapa harga tinggi dan harga rendah di sekitar level yang
sama – mengindikasikan harga sudah bertahan hampir di kisaran yang sama dengan
sedikit pergeseran.
Para trader berpengalaman meyakini, “tren adalah kawan Anda.” Sebuah tren naik yang
berlangsung lama cenderung akan terus naik ketimbang berbalik arah dan turun. Oleh karena
itu, membuka posisi sesuai tren memaksimalkan peluang keberhasilan.
Siklus saham diawali oleh stage 1 yang disebut akumulasi. Akumulasi adalah fase di
mana pasar saham berada di rentang terendah dengan arah tren menunjukkan
sideways. Pada tahap ini, valuasi saham sudah dianggap terdiskon, sehingga terlihat
menarik di mata big fund seperti institusi, fund manager, dan asing.
Sebagai trader mungkin kamu bertanya-tanya, kapan saham beralih dari akumulasi
menuju fase selanjutnya (uptrend)? Di sinilah prinsip dasar analisis teknikal berperan.
Seorang trader harus bisa menentukan batas atas atau resisten dan batas bawah atau
support dari sideways yang berlangsung.
Saham akan mulai memasuki tren naik menuju stage 2 ketika terjadi breakout dengan
volume transaksi yang tinggi. Itu artinya beberapa sentimen positif, isu regional, dan
isu global telah mendorong harga saham hingga menembus area resisten.
Ciri-ciri lain yang menandakan tren sideways menuju uptrend adalah terbentuknya
higher high dan higher low. High high adalah puncak yang lebih tinggi dari puncak
sebelumnya. Sedangkan higher low adalah jurang yang lebih tinggi dari jurang
sebelumnya.
Kalau kita perhatikan grafik di atas, saham AGII mengalami sideways cukup lama
sebelum akhirnya keluar dari siklus bullish reversal (stage 1) yang ditandai dengan
munculnya breakout. Breakout menuju area bullish continuation diikuti dengan
volume transaksi yang lebih besar dari sebelumnya.
Selain itu setiap pergerakan harganya pun juga membentuk higher high dan higher
low baru.
2. Partisipasi
Setelah melewati fase akumulasi, saham yang sudah menunjukkan adanya breakout
selanjutnya masuk ke stage 2 atau fase partisipasi. Partisipasi adalah kondisi pasar
saham yang bergerak naik dan mengonfirmasi terjadinya uptrend. Partisipasi juga
biasa disebut sebagai fase mark up.
Dalam partisipasi, biasanya retail mulai ikut-ikutan membeli saham melihat trennya
sudah mulai naik dan terkadang menjadi terlalu optimis. Hal ini lantas menyebabkan
volume transaksi melambung. Sehingga secara valuasi, saham mulai dianggap mahal.
Jika dilihat dari grafik, fase partisipasi membentuk beberapa higher low dan higher
high sampai nanti akhirnya berbalik arah menuju sideways atau downtrend.
3. Distribusi
Distribusi adalah fase dari siklus saham yang ketiga (stage 3) di mana aksi jual atau
profit taking dari pelaku pasar terutama institusi mendominasi. Akibatnya, harga
saham yang semula ada di kondisi bullish mulai bergerak sideways atau naik turun
dengan rentang terbatas selama beberapa periode.
Umumnya, tanda distribusi diikuti oleh harga saham yang tiba-tiba jatuh secara tajam
dengan volume transaksi besar. Setelahnya, harga saham kembali bergerak naik
dengan volume transaksi kecil.
Kondisi itu terjadi sampai target jual saham dari para investor besar sudah tercapai.
Harga saham kemudian melaju ke stage 4 karena tidak ada daya beli yang besar dari
big fund.
Beberapa pola seperti double tops, triple tops, dan head and shoulders adalah pola
yang paling sering ditemukan pada fase ini. Ketiganya termasuk pola bearish reversal
yang mana menandakan adanya pembalikan arah ke tren penurunan.
Namun penting untuk diketahui bahwa saham yang sedang berada di stage 3, belum
tentu nantinya akan berbalik arah mengalami penurunan. Ketika harga saham naik dan
terkonsolidasi di posisi atas, tren sideways yang terjadi bisa saja kembali jadi stage 1,
tergantung ke arah mana saham akan bergerak nantinya.
Jika muncul tanda breakout, maka saham sedang berada di fase akumulasi dan bisa
lanjut naik ke stage 2. Sebaliknya, kalau muncul konfirmasi breakdown, berarti saham
ada di fase distribusi dan berpotensi mengalami penurunan.
4. Kapitulasi
Kapitulasi adalah fase terakhir dalam siklus pasar saham yang ditunjukkan oleh
pergerakan harga menurun atau downtrend. Hal ini dikarenakan saham-saham yang
sudah dilepas oleh big money pada fase distribusi kini beredar bebas di pasar dan
dikendalikan oleh retail di mana mereka memiliki strategi jual beli yang
berbeda-beda.
Bagi trader yang telat menjual di stage 3 sudah pasti akan mengalami floating loss
sampai nanti sahamnya berbalik arah menuju bullish. Mereka yang telat jual ini biasa
disebut nyangkuters.
Namun ketika harga turun lebih dalam lagi, beberapa pelaku pasar profesional justru
melihat kondisi ini sebagai sinyal bahwa harga saham sudah mencapai level terendah
(bottom), yang pada gilirannya menjadi timing yang tepat untuk membeli saham.
Sebab secara teoritis, nantinya harga akan memantul dari posisi terendah dan kembali
lagi ke fase akumulasi.
❖ OBLIGASI
1. Jelaskan pengertian obligasi secara umum dan bagaimana cara obligasi dapat memberikan
keuntungan kepada investor?
Jawaban:
Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang penerbit untuk membayar imbalan
berupa bunga (kupon) selama periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu
yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi. Obligasi merupakan salah satu
investasi Efek berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan
nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang relatif lebih stabil juga, dibandingkan
dengan saham.
Obligasi perusahaan Adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dalam negeri baik
BUMN maupun swasta. Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity)
merupakan pokok pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai
par (par value atau face value). Pembayaran bunga secara periodeik disebut kupon (coupon).
Adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan dalam negeri baik BUMN maupun
swasta. Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity) merupakan pokok
pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai par (par value atau
face value). Pembayaran bunga secara periodeik disebut kupon (coupon)
Keuntungan obligasi bagi investor:
1. Keuntungan obligasi sebagai instrumen investasi yang aman
Obligasi seringkali dibandingkan dengan saham. Banyak yang menganggap investasi
saham lebih menarik dibanding obligasi karena memberikan keuntungan lebih besar.
Namun, obligasi sebenarnya memiliki keunggulan dibanding saham.
Obligasi adalah utang, sedangkan saham adalah surat kepemilikan atas aset
perusahaan. Berdasarkan perbedaan tersebut, ada satu keuntungan yang dimiliki
obligasi, yaitu keamanan. Ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, pemberi utang
atau pemegang obligasi akan lebih diprioritaskan dibanding pemegang aset
perusahaan.
Pemegang obligasi akan berada dalam urutan pertama dalam hal pengembalian dana.
Pada beberapa kasus terburuk, setidaknya pemegang obligasi akan mendapatkan
uangnya kembali, meskipun tidak sepenuhnya. Sementara, pemegang saham bisa saja
kehilangan seluruh uang yang diinvestasikannya.
Jika kamu membeli obligasi pemerintah, tentu keamanan investasimu akan lebih
terjamin. Pasalnya, pemerintah langsung yang berutang padamu. Jadi, bisa dipastikan
uang yang kamu pinjamkan akan dibayar sesuai kesepakatan awal beserta imbal
hasilnya.
2. Keuntungan obligasi memberikan pendapatan tetap
Ketika berinvestasi, ada kalanya investor mencari instrumen investasi dengan return
atau hasil imbal yang dapat diprediksi. Contoh instrumen investasi yang dapat
memberikan keuntungan tersebut adalah obligasi.
Di awal pembelian obligasi, kamu sebagai investor dapat melihat jumlah kupon yang
diberikan. Dalam dunia obligasi, kupon adalah sebutan untuk suku bunga. Kupon ini
biasanya dibayarkan dalam periode tertentu, bisa setiap tiga bulan atau enam bulan.
Karena jumlah dan waktu pembayaran imbal hasilnya sudah ditentukan sejak awal,
obligasi bisa dijadikan sumber pendapatan tetap.
3. Keuntungan obligasi cocok dijadikan diversifikasi portofolio
Seperti yang disebutkan di atas, saat berinvestasi sebaiknya kamu melakukan
diversifikasi. Kamu bisa menginvestasikan uangmu di beberapa instrumen investasi
untuk menambah keuntungan. Dengan begitu, tujuan investasimu akan tercapai.
Selain itu, adanya diversifikasi pun dapat mengurangi risiko investasi yang mungkin
terjadi. Misalnya saja saat kamu berinvestasi di saham. Saham memang memberikan
keuntungan yang tinggi, tetapi begitu juga risiko yang menyertainya. Hal ini karena
harga saham cenderung naik turun dan sulit diprediksi.
Bukanlah hal yang aneh jika sewaktu-waktu harga saham turun dan membuat jumlah
asetmu berkurang. Di sinilah obligasi berperan. Dikarenakan memiliki imbal hasil
yang stabil dan dapat diprediksi, melakukan diversifikasi dengan obligasi dapat
mengurangi risiko finansial yang mungkin terjadi.
4. Bunga obligasi lebih tinggi dibanding bunga tabungan di bank
Menabung adalah hal baik yang harus dibiasakan sejak dini. Dengan menabung, kamu
bisa mempersiapkan diri ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kamu juga bisa
mewujudkan impianmu.
Hanya saja, menabung di bank tidak akan memberikan imbal hasil. Bunganya pun
sangat rendah. Selain itu, nilai uang pun umumnya akan turun karena dampak inflasi
setiap tahunnya.
Sebenarnya, kamu bisa berinvestasi dengan menyimpan deposito di bank. Apalagi,
deposito merupakan investasi yang minim risiko. Namun, jumlah bunga deposito
yang diberikan bank pun umumnya lebih rendah dibanding obligasi.
Jika kamu menginginkan investasi yang minim risiko tetapi memberikan imbal hasil
yang cukup menguntungkan, obligasi dinilai lebih baik dibanding deposito.
5. Keuntungan obligasi dapat memberikan capital gain
Ketika membeli obligasi, sejumlah investor akan mempertahankannya hingga
maturity date atau batas akhir obligasi. Mereka akan mengumpulkan bunga yang
didapat hingga masa obligasi berakhir. Menyimpan obligasi sampai batas akhir tentu
bukan hal yang salah.
Namun, saat membangun portofolio, ada baiknya kamu mempertimbangkan
kemudahan memperjualbelikan instrumen investasi tersebut. Selain itu, perhatikan
juga seberapa efektif biaya yang diperlukan untuk proses tersebut.
Nah, keuntungan obligasi lainnya adalah memiliki sifat yang likuid alias dapat
diperjualbelikan. Terlebih lagi, kamu dapat menjualnya dengan nilai nominal lebih
tinggi dibanding saat kamu membelinya.
2. Jelaskan perbedaan antara obligasi dan saham.
Jawaban:
Saham biasa disebut menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sementara
obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu persahaan.
Saham Obligasi
Waktu pembayaran dan besar nilai dividen Waktu pembayaran dan besar nilai kupon
tidak ditentukan serta jatuh tempo nominal sudah ditentukan
3. Apa keuntungan dan risiko dari investasi dalam obligasi dibandingkan dengan investasi
dalam saham atau instrumen keuangan lainnya?
Jawaban:
Keuntungan dan risiko investasi obligasi jangka panjang
Sebelum terjun ke dunia investasi surat utang, ada baiknya bagi kamu untuk memperhatikan
tabel kelebihan dan kekurangan instrumen investasi berikut sebagai bahan pertimbangan.
Instrumen Investasi
Berikut ini beberapa keuntungan yang bakal kamu dapat dari investasi obligasi. Walau
potensi untung tidak sebesar saham, obligasi lebih aman. Berikut beberapa keuntungannya.
● Mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli.
Tingkat kupon atau nisbah lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate). Jadi,
jelas sekali keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbang deposito.
● Memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih
tinggi)
● Tingkat imbal hasil sudah diperhitungkan pada awal investasi
● Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang bisa dipilih investor di pasar sekunder
(efek yang dijual lagi oleh investor di BEI).
● Jika yang kamu miliki surat utang negara, sudah pasti terjamin sehingga kamu tak
perlu khawatir soal keamanannya. Semua tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002
tentang Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara. Untuk itu pasti dibayar kembali ditambah dengan return (kupon)
● Kupon obligasi memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keuntungan bunga deposito.
Hal ini bisa bikin kamu memilih berinvestasi lewat surat utang karena keuntungannya
maksimal.
● Surat utang bisa kamu jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, kamu bisa gunakan
untuk mengambil pinjaman ke bank atau beli saham di bursa efek.
Berikut ini beberapa kekurangan obligasi sebagai investasi yang perlu kamu pertimbangkan
sebelum membeli investasi dari surat utang.
● Risiko likuiditas terhadap obligasi swasta maupun pemerintah. Meski surat utang
pemerintah lebih aman, bukan gak mungkin lho obligasinya kurang likuid atau susah
untuk dijual kembali di pasar sekunder karena jarang ada investor yang mau.
● Risiko maturitas yang lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masa jatuh
tempo obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut.
Cara menyiasatinya, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang
jatuh temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.
● Risiko default yang hanya terjadi pada obligasi korporasi. Berbeda dari SUN, obligasi
korporasi gak dijamin pemerintah. Nah, investor harus menyadari risiko default atau
gagal bayar seandainya perusahaan bangkrut.
Risiko yang muncul apabila penerbit obligasi, baik pemerintah maupun perusahaan
tidak dapat membayar pokok investasi beserta kupon yang sudah disepakati sejak
awal investasi. Saat kondisi ini terjadi, maka Anda akan kehilangan sebagian atau
seluruh uang dalam obligasi. Untungnya, tidak semua obligasi seperti ini. Obligasi
yang pemerintah terbitkan, misalnya, karena telah dilindungi sesuai undang-undang
yang berlaku. Bisa dikatakan kalau pemerintah akan membayarkan surat utang
tersebut saat jatuh tempo tiba.
2. Risiko pasar
Risiko yang disebabkan karena fluktuasi harga di pasar. Jika fluktuasi ini tidak dapat
dikendalikan, maka berpotensi menyebabkan inflasi. Saat inflasi meningkat, maka
harga obligasi sendiri akan menurun. Berkurangnya nilai jual obligasi tentu
menyebabkan kerugian (capital loss). Sebaiknya waspadalah terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi perekonomian, seperti naik turunnya suku bunga Bank
Indonesia, perubahan politik maupun sosial.
Seorang investor yang butuh dana cepat, tapi tidak kunjung menemukan calon
pembeli obligasi biasanya akan mengalami risiko likuiditas. Ada kemungkinan
investor menjual obligasi dengan harga tidak wajar atau lebih rendah dari harga
belinya yang menyebabkan kerugian. Maka dari itu, disarankan untuk menggunakan
“uang dingin” saat berinvestasi, tidak terkecuali obligasi. Dengan demikian, risiko ini
dapat dihindari karena investor masih memiliki sumber dana lainnya untuk
membiayai hal-hal mendesak
Jika peraturan tentang obligasi di suatu negara berubah, hal ini akan berisiko terhadap
nilai obligasi. Contohnya yaitu perubahan tarif pajak penghasilan yang sewaktu-waktu
dapat berubah. Saat ini, pajak penghasilan (PPh) obligasi sebesar 10%