Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Inovasi Bimbingan dan Konseling tepat pada waktu. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada Dosen Pengampu Ibu Siti Fatimah, S.Psi,. M,Pd yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas kami. Tak hanya itu,
kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Inovasi Bimbingan dan Konseling ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada para pembaca yang telah membaca makalah hingga akhir.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Masalah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Teknologi di era kini memiliki perkembangan yang sangat pesat. Seiring bertambah
majunya ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi, kini merambah ke berbagai bidang,
salah satunya yaitu bidang pendidikan (Effendy dan Wahidy, 2019). Teknologi mempunyai
peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah pendidik bukan satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan
b. Munculnya metode-metode pembelajaran baru yang memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses pembelajaran
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi, proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru BK/Konselor, tetapi juga
bisa menggunakan internet dan media sosial lainnya.
Perkembangan teknologi telah memberi pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya era globalisasi, komputer
dan internet dengan sifatnya yang dinamis merupakan fasilitas yang telah mendominasi
berbagai aktivitas kehidupan, sehingga aktivitas pendidikan dan bidang yang lainnya secara
mutlak memerlukan ketersediaan fasilitas tersebut.
2.2 Perkembangan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
1. Teori Media Sosial
Media sosial menurut Rulli Nasrullah (dalam Khadafi, 2017) sebuah media yang
memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja
sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial
secara virtual. Dalam media sosial, tiga bentuk yang merujuk pada makna bersosial
adalah pengenalan (cognition), komunikasi (communicate) dan kerjasama
(cooperation). Menurut Rustam (dalam Herlinda, 2021) adapun beberapa
pemanfaatan media sosial pada layanan Bimbingan dan Konseling seperti Facebook,
Twitter, WhatsApp, dan Therapi Email.

2. Teori Interaksi Manusia Komputer (IMK)


Human Computer interaction (HCI) atau Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)
pertama kali muncul sekitar tahun 1980, berbarengan dengan hadirnya PC (Personal
Computer). Dengan hadirnya PC tersebut, masyarakat mulai menggunakan aplikasi-
aplikasi canggih seperti pengolah kata, pengolah angka, game dan lainnya. Maka pada
saat itu, muncul kebutuhan baru, yaitu menciptakan interaksi antara manusia dan
komputer dapat dilakukan dengan mudah dan efisien. Pada akhirnya, HCI atau IMK
ini berkembang dan menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti ilmu komputer,
ilmu kognitif dan rekayasa faktor manusia, ilmu psikologi, dan lainnya. IMK dilihat
oleh akademis sebagai sebuah instrumen penting untuk mempopulerkan gagasan
bahwa interaksi antara manusia dengan komputer harus mampu menyerupai dialog
atau komunikasi antar manusia dan bersifat terbuka (Suprapto dan Prabowo, 2021).
Human Computer Interaction (HCI) merupakan disiplin tentang desain, evaluasi,
dan sistem implementasi sistem komputasi yang interaktif untuk manusia sebagai
pengguna dan studi tentang hal-hal terkait. Tujuan HCI adalah menciptakan media
komputer interaktif yang memberikan pengalaman memuaskan, efektif, efisien, dan
berguna bagi manusia.
3. Teori Cyberpsychology
Cyberpsychology merupakan cabang dari ilmu psikologi yang menguji bagaimana
kita berinteraksi dengan orang lain menggunakan teknolohi, bagaimana perilaku kita
dipengaruhi oleh teknologi, bagaimana teknologi dapat dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan bagaimana keadaan psikologis kita dipengaruhi
oleh teknologi (Attril dan Fullwood, 2016). Cyberpsychology merupakan sub-bidang
psikologi yang berkaitan dengan efek psikologis serta implikasi komputer dan
teknologi daring seperti internet dan realitas virtual. Ruang lingkupnya mencakup
juga tingkah laku di media sosial, kecanduan internet, cyberbullying, dan aspek-
aspek lain tentang bagaimana orang berperilaku daring. Di dalamnya tercakup juga
penelitian terhadap interaksi manusia-komputer, atau penyajian psikoterapi daring
(Takwin, 2020).

4. Teori Konseling Online


Menurut Elvitasari (2018) Konseling Online adalah kegiatan pelayanan konseling
yang dilakukan dengan pemanfaatan media internet baik secara langsung maupun
tidak langsung, dimana layanan konselingnya bisa dilakukan melalui website atau
situs resmi konseling online, email, chat, maupun video conferencing.

5. Teori Teknologi Pembelajaran


The Commission on Instructional Technology (dalam Erwinsyah, 2015)
mendefinisikan teknologi pembelajaran dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media yang
lahir dari hasil revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran misalnya
buku teks dan papan tulis. 2) sebagai cara perancangan yang sistematik dalam
menyampaikan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar secara total dalam pola tujuan
pembelajaran khusus, berdasarkan pada penelitian belajar dan komunikasi manusia, dan
juga kombinasi antara sumber belajar manusia dan bukan manusia yang akan membawa
pada pembelajaran lebih efektif. Istilah teknologi pembelajaran mencakup banyaknya
lingkungan pemanfaatan yang mengambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara
lebih tepat; dapat merujuk baik pada belajar maupun pembelajaran, dan pemecahan
masalah belajar/fasilitas pembelajaran, teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang
inovasi dalam bidang pendidikan (Erwinsyah, 2015).

2.3 Manfaat Teknologi Dalam BK


1. Teori Media Sosial
Teori media sosial adalah kumpulan teori yang menjelaskan mengenai efek teknologi
komunikasi yang berbentuk media memberikan pengaruhnya terhadap perilaku dan
cara berpikir manusia di kehidupan sosialnya dari berbagai perspektif. Manfaat dari
teori media sosial bagi bimbingan konseling ini adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa atau konseli untuk
memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah
yang dihadapi.
Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam
berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan,
visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing,
Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011).

2. Teori Interaksi Manusia Komputer (IMK)


Pemanfaatan Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor sebagai jantung pemroses data. Perbedaan antara media yang
dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dua
teknologi lainnya adalah pada penyimpanan informasi atau materi yang diformat
dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Aplikasi teknologi
berbasis komputer dalam praktek bimbingan konseling dapat berupa penyajian
materi bimbingan dan konseling secara bertahap atau tutorial, drills and practice
(latihan untuk membantu klien menguasai materi terapi yang dilakukan),
permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang baru dipelajari), konsultasi dan interaksi (melalui milis dan jeraring sosial
via internet) dan basis data (sumber yang dapat membantu konseli menambah
informasi dan pengetahuannya) serta pengarsipan data bimbingan konseling.
3. Teori Cyberpsychology
cyberpsychology adalah konseling online yang juga disebut sebagai e-therapy,
e-counseling, atau cybertherapy (Richards & Viganó, 2013: 994). Cyberpsikologi ini
adalah cabang dari ilmu psikologi yang menguji bagaimana kita berinteraksi dengan
orang lain menggunakan teknologi, bagaimana perilaku kita ditentukan oleh
teknologi, bagaimana teknologi dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan bagaimana keadaan psikologis kita dipengaruhi oleh teknologi (Attrill
&Fullwood, 2016). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Rozental & Carlbring (2013: 5) yang menyimpulkan bahwa Cognitive-Behavior
Therapy yang memanfaatkan internet (Cognitive-Behavior Cyber Counseling) dapat
diterapkan untuk mengurangi prokrastinasi siswa.
Manfaat dari teori cyberpsychology adalah mengajarkan manusia untuk
menjadi ras yang kuat dalam mengantisipasi dobrakan teknologi sejak munculnya
internet. Dengan adanya cyber psikologi ini tidak perlu perlu takut, Bahkan teknologi
bisa menjadi musuh maupun rekan dalam peperangan, tinggal bagaimana kita
menguasai medan tempur, lalu mencari strategi paling efektif untuk menghadapi
perkembangan teknologi dari waktu ke waktu.
Teori Konseling Online
Bimbingan dan Konseling online merupakan aspek yang penting
diselenggarakan oleh pendidikan sekolah memakai pelaksanaannya terkadang
terdapat hambatan-hambatan yang dialami oleh konselor ataupun konseli. Mengingat
tugas guru BK/ Konselor sangat kompleks dalam sekolah hal ini menuntut untuk
menggunakan media teknologi untuk mempermudah guru BK/ Konselor dalam
bertugas. Didukung oleh setiawan (2016) bahwa kemajuan teknologi dan informasi
mempermudahkan dalam segala hal, contohnya mampu memudahkan pelaksanaanya
komunikasi, dan menghemat porto bila jaraknya jauh. Karakteristik dari teknologi dan
informasinya mencakup pelaksanaan dan hardware yang berguna untuk memperoleh,
menyebarkan (share), memproses ataupun menyimpan (save) segala liputan yang
berguna dan dibutuhkan.
4. Teori Teknologi Pembelajaran
Teknologi pendidikan menjadi acuan pembelajaran yang praktis saat ini. Di
sekolah-sekolah yang ada di dunia mereka sudah menggunakan teknologi sebagai
media dalam proses pembelajaran mereka, termasuk di Indonesia sendiri. Dalam
perkembangan teknologi pendidikan ini seorang pendidik harus memiliki banyak
metode pengajaran atau bahan ajar dalam bentuk teknologi yang dikenalkan kepada
peserta didik guna untuk membuat peserta didik semakin menggebu-gebu dan ingin
tau terkait pembelajaran dengan menggunakan metode yang baru dalam sistem
teknologi pembelajaran maupun pendidikan. Hal ini juga secara tidak langsung dapat
menarik perhatian dan juga minat dalam belajar oleh peserta didik, sehingga peserta
didik jadi lebih bersemangan dalam penyampaian materi yang diberikan oleh guru.
Terkait metode pembelajaran yang digunakan sebenarnya sama saja seperti
mekanisme pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakan hanyalah teknis
secara keseluruhan. Seperti contohnya, dalam pembelajaran di kelas guru bisa
memakai teknologi kedalam pembelajaran seperti menampilkan gambar atau video
menggunakan proyektor. Dengan adanya proyektor proses pembelajaran berlangsung
akan lebih menarik dan membuat siswa akan lebih tinggi rasa ingin tahu terhadap
materi atau video yang akan ditampilkan. (Anggraeny, Nurlaili, and Mufidah 2020)
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Attrill, A., & Fullwood, C. (2016). Applied cyberpsychology: Practical applications of


cyberpsychological theory and research. New York: Palgrave Macmillan.
Effendi, D., & Wahidy, A. (2019, July). Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran menuju
pembelajaran abad 21. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang.
ELVITASARI, Y. (2018). KONSELING ONLINE SEBAGAI TAWARAN ALTERNATIF UNTUK
MENARIK MINAT MASYARAKAT MENGIKUTI KONSELING.

Erwinsyah, A. (2015). Pemahaman Mengenai Teknologi Pendidikan dan Teknologi


Pembelajaran.
Herlinda, D. (2021). Penggunaan Media Sosial pada Layanan Bimbingan dan Konseling di Masa New
Normal. BIKONS, 1(1), 48-56.
Isro'i, Nurul Faqih, Sauyah Sauyah, and Yeti Rahmawati. "Optimalisasi Penggunaan Media dan
Teknologi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Online." IJoCE: Indonesian Journal of
Counseling and Education 3.1 (2022): 11-17.
KHADAFI, M. (2017). UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
TAMBANG (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
Miasari, Rahmalia Syifa, et al. "Teknologi Pendidikan Sebagai Jembatan Reformasi Pembelajaran Di
Indonesia Lebih Maju." Jurnal Manajemen Pendidikan Al Hadi 2.1 (2022): 53-61.
Suprapto, A., Prabowo, M., & Kom, M. (2021). Dasar-dasar Interaksi Manusia dan Komputer. Lemb.
Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy. Inst. Agama Islam Negeri Salatiga.
Saputra, Wahyu Nanda Eka. "Evaluasi program konseling individu di SMP Laboratorium Universitas
Negeri Malang dengan model discrepancy." Jurnal Fokus Konseling 2.1 (2016).

Takwin, B. (2020). Pesan dari Editor-in-Chief: Tantangan Psikologi Siber. Jurnal Psikologi


Sosial, 18(1), 3-4.
Triyono, Triyono, and Rahmi Dwi Febriani. "Pentingnya Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh Guru
Bimbingan dan Konseling." Jurnal Wahana Konseling 1.2 (2018): 74-83.
Widyasari, Tantri, and Lilik Mukayati. "Pemanfaatan Media Bimbingan dan Konseling Berbasis
Teknologi di Sekolah." Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam 3.2 (2021): 119-130.

Herlinda, D. (2021). Penggunaan Media Sosial pada Layanan Bimbingan dan Konseling di Masa New
Normal. BIKONS, 1(1), 48-56.

Anda mungkin juga menyukai