Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

POSOTION FOR LABOUR AND BIRTH

Dosen Pembimbing:

OLEH:
Herawati
PO71241220213

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI PROGRAM STUDI


SARJANA TERAPA KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
AHLI JENJANG KELAS MUARO JAMBI
2022-2023

1
KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Posotion for labour and birth”
Makalah ini penulis susun dalam rangka pencapaian kompetensi, dan
merupakan salah satu tugas kelompok yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswi
Prodi DIV Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas kelompok.

Jambi, 2022
                                                                          

                           Penulis

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persalinan merupakan proses membuka dan menutupnya kembali jalan
lahir disertai dengan turunnya janin dan plasenta sampai keluar secara
lengkap, sedangkan kelahiran adalah proses turunnya janin dari dalam jalan
lahir hingga sampai keluar dari rahim (Wagiyo & Putrono, 2016).
Persalinan adalah proses yang dialami perempuan yang merupakan
pengeluaran sebuah janin yang mampu hidup di luar kandungan dengan
melalui tahap proses seperti penipisan dan pembukaan serviks serta adanya
reaksi kontraksi yang berlangsung dalam waktu yang sudah ditentukan. Pada
masa persalinan yang dilakukan dengan cara Sectio Caesarea (SC) merupakan
resiko yang paling tinggi daripada persalinan pervaginam (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2011).
Penyebab kematian ibu sangat komplek, setiap hari 800 ribu ibu
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebagian besar
kematian di negara berkembang seperti Indonesia. Meskipun capaian kematian
angka menurun, menurut Millenium Development Goals (MDGs) 2015
menargetkan angka sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (Kesehatan &
Indonesia, 2016)
Angka kematian ibu maternal pada tahun 2016 yaitu 94,82/100.000
kelahiran hidup, angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2015 yaitu
159/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten
Sukoharjo pada tahun 2016 menunjukkan Kecamatan Kartasura memiliki
jumlah kematian ibu yang tinggi yaitu dengan 3 kematian (Dinkes, 2016).
Perbandingan angka kematian ibu di negara berkembang seperti Indonesia
dan negara maju jauh sangat berbeda pada tahun 2015 yaitu 239/100.000
kelahiran hidup dibandingkan 12/100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka
kematian ibu di negara berkembang seperti di Indonesia karena kehamilan
banyak sehingga angka kematian juga banyak dibandingkan dengan di negara
maju dengan kehamilan sedikit sehingga angka kematian juga sedikit.

3
Diberbagai wilayah memiliki perbedaan angka kematian ibu dengan
menunjukkan ketidakmerataan seperti dalam segi status ekonomi, letak
geografis dan tempat tinggal (WHO, 2018).
Umur ibu pada saat hamil sangat mempengaruhi kondisi kehamilan,
karena selain berhubungan dengan fungsi organ reproduksi juga berhubungan
dengan kondisi psikologis terutama kesiapan dalam menerima kehamilan.
Umur ibu pada saat hamil merupakan salah satu risiko tinggi didalam
kehamilannya yaitu saat usia kurang dari 20 tahun (G. N. Putri, Winarni, &
Dharmawan, 2017).
Dalam menjelang persalinan banyak hal yang menjadi kecemasan para
calon ibu. Hal tersebut tidak lain karena kurangnya pengetahuan akan hal – hal
yang berkenaan dengan proses persalinan. Salah satu hal yang tidak kalah
penting dan dapat menimbulkan kecemasan bagi calon ibu yang baru pertama
kali melahirkan adalah cara mengejan/ meneran. Pengetahuan ibu dapat
mempengaruhi sikap atau perilaku ibu dalam menghadapi proses persalinan.
Persalinan merupakan peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus
berlangsung. Posisi persalinan mempengaruhi adaptasi anatomidan fisiologi
persalinan. Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan
rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi meneran.
Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih posisi meneran
dan menjelaskan alternative – alternative posisi meneran bila posisi yang
dipilih ibu tidak efektif ( Sumarah, dkk,2009 : 102 ). Hal ini terjadi karena
ilmu kedokteran dan kebidanan berkembang sangat pesat. .

B. Rumusan Masalah
1. Perkembangan ilmu terbaru tentang posisi meneran saat persalinan
2. Mempermudah atau memperlancar proses persalinan
3. Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan
4. Mempercepat dalam proses persalinan.

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Perkembangan ilmu terbaru tentang posisi meneran saat
persalinan
2. Untuk mengetahui mempermudah atau memperlancar proses persalinan
3. Untuk mengetahui kenyamanan dalam proses persalinan
4. Untuk mengetahui mempercepat dalam proses persalinan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persalinan
Pengertian persalinan (melahirkan) Persalinan adalah proses alamiah
dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu.
Secara normal persalinan dimulai ketika janin sudah cukup mature untuk dapat
mempertahankan dirinya dari kehidupan intrauterine kepada kehidupan
ekstrauterine (viable). Sejak itu maka kehidupan seorang wanita hamil yang
usia kehamilannya aterm (3742 minggu) harus mampu melahirkan janin secara
spontan dari rahim melalui jalan lahir tanpa membahayakan ibu maupun janin.
Namun demikian pada masa persalinan dan kelahiran ini merupakan saat yang
berisiko baik terhadap ibu maupun janinnya (Bobak, 2019).
B. Pengertian Posisi Persalinan
Posisi dalam persalinan adalah posisi yang digunakan untuk persalinan
yang dapat mengurangi rasa sakit pada saat bersalin dan dapat mempercepat
proses persalinan. Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang
normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu
ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh
memaksakan pilihan posisi yang diinginkan oleh bidan dalam persalinannya.
Sebaliknya, peranan bidan adalah mendukung ibu dalam pemilihan posisi
apapun yang dipilihnya, menyarankan alternative – alternative hanya apabila
tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendirinya atau bagi
bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai
pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang
mendukung ibu tersebut.
Saat ibu memberikan dukungan fisik ,aupun emosional dalam persalinan,
atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalnan, bidan
tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat saying ibu
meliputi :

6
1. Aman sesuai dengan evidence Base pada keselamatan ibu
2. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa
didukung dan didengarkan
3. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami
(Syafrudin, 2012 )

C. Manfaat Pilihan Posisi berdasarkan Keinginan Ibu


Keuntungan dan manfaat pilihan posisi meneran/ mengejan berdasarkan
keinginan ibu:
1. Mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan
2. Lama kala II lebih pendek
3. Laserasi Perinium lebih sedikit
4. Nilai APGAR lebih baik

D. Posisi – Posisi Persalinan


Adapun posisi – posisi pada proses persalinan antara lain :
1. Setengah duduk atau duduk

Posisi setengah duduk juga posisi melahirkan yang umum diterapkan di


RS atau klinik diseluruh Indonesia. Posisi ini mengharuskan ibu duduk
dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka kearah
samping, tangan pasangan membantu memegang perut ibu ( Rohani, dkk,
2015)
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi
bumi untuk menurunkan janin ke dalam panggul dan terus turun kedasar
panggul.

7
Menurut Sumarah (2016) dengan posisi duduk penolong persalinan lebih
leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk
dapat memperhatikan perineum.
a. Keuntungan :
1) Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunnya
bayi
2) Memberi kesempatan untuk beristirahat diantara dua kontraksi
3) Memudahkan melahirkan bayi
4) Suplay oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal
5) Posisi ini bagus untuk posisi bayi besar
b. Kekekurangan :
1) Posisi ini menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan
apalagi kalau proses persalinan berlangsung lama.

2. Lateral

Posisi ini mengharuskan ibu berbaring ke kiri atau kekanan. Salah satu
kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasanya
dilakukan bila kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun – ubun bayi
berada di depan jalan lahir, menjadi tidak norml bila posisi ubun – ubun
bayi berada dibelakang atau disamping. Miring ke kiri atau kekanan
tergantung posisi ubun – ubun bayi. Jika dikanan, ibu diminta miring ke
kanan dengan harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa
digunakan bila persalinan berlangsung lama an ibu sudah kelelahan dngan
posisi lain.

8
a. Keuntungan :
1) Peredarah darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam
darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu karena tidak
terlalu menekan
2) Proses pembukaan berlangsung perlahan – lahan sehingga persalinan
relative lebih nyaman dan dapat mencegah terjadinya laserasi.
b. Kekurangan :
1) Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu
proses persalinan
2) Kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan
3) Bila harus melakukan episiotimi prosesnya lebih sulit
3. Berdiri atau jongkok

Posisi ini adalah mungkin yang paling kurang dimanfaatkan dari semua
posisi lahir, terutama mengingat bahwa para praktisi penolong persalinan
tidak bisa fleksibel ketika menolong. Variasi berdiri tegak adalah dengan
berdansa bersama pasangan, berdiri saling berhadapan dengan
menggoyangkan maju mundur dan melingkar untuk memudahkan bagian
janin segera turun ke jalan lahir. Posisi ini sangat baik untuk posisi pada saat

9
kala aktif , selain itu bisa juga dengan tegak berdiri dan satu kaki diangkat
untuk membantu melebarkan panggul

a. Keuntungan :
1) Posisi ini menguntungkan karena pengaruh gaya gravitasi tubuh
sehingga ibu tidak perlu bersusah payah untuk mengejan bayi akan
keluar lewat jalan lahir dengan sendirinya ( membantu mempercepat
kemajuan kala 2 ), sehingga Oksitosin kurang diperlukan untuk
memercepat persalinan, sehingga dengan posisi ini akan mengurangi
kejadian induksi dalam persalinan.
2) Membantu dalam pengosongan kandung kemih dan mengurangi rasa
nyeri
3) Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat menyebabkan
terjadinya peregangan bagian bawah simfisis pubis akibat berat badan
sehingga mengakibatkan 28 % terjadinya perluasan pintu panggul
b. Kekurangan :
1) Bila tidak disiapkan dengan baik posisi ini sangat berpeluang
membuat kepala bayi cedera sebab bayi bisa meluncur dengan cepat,
supaya hal ini tidak terjadi biasanya sudah disiapkan bantalan yang
empuk dan steril untuk menahan kepala bayi dan tubuh bayi.
2) Dokter atau bidan sedikit kesulitan bila harus membntu persalinan
melalui episiotomy atau memantau perkembangan pembukaan.

4. Merangkak

10
Pada Posisi ini lengan vertical dengan bahu anda tidak jauh kebelakang
atau kedepan dan tidak lebih lebar dari bahu anda sehingga tidak membuang
energy anda, namun memungkinkan tubuh anda untuk beristirahat di lengan
anda. Untuk kala II tahap akhir anda perlu memperluas panggul anda
dengan membuka lutut. Yang penting cari posisi yang nyaman menurut
anda. Ada beberapa versi dengan menggunakan variasi dengan bersandar ke
meja atau pinggiran tempat tidur
a. Keuntungan :
1) Membantu meringankan rasa sakit
2) Lebih sedikit resiko robekn perineum
3) Posisi ini sangat bagus untuk posisi bayi besar
4) Dapat membantu jika terjadi prolapse tali pusat untuk mencegah tali
pusat semakin menumbung
5) Mengurangi keluhan hemeroid

5. Posisi Terlentang/Litotomy

a. Kelebihan
1) Dokter/ bidan lebih leluasa membantu persalinan

11
2) Karena jalan lahir menghadap kedepan maka dokter lebih mudah
memprediksi perkmbangan pembukaan dan waktu persalinan jadi
lebih akurat
3) Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan.
b. Kelemahan :
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar
kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.Dan juga menyebabkan beberapa
hal seperti :
1) Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan
aorta, vena cava inferior serta pembuluhpembuluh darah lain sehingga
menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya
ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin.
2) Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
3) Buang air kecil terganggu.
4) Mobilisasi ibu kurang bebas.
5) Ibu kurang semangat.
6) Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
7) Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
8) Rasa nyeri yang bertambah.
9) Proses persalinan perlangsung lama
10) Terjadi robekan pada perenium
11) Peredaran darah balik ibu ke janin melalui plasenta menjadi
berkurang sehingga bayi menjadi hypoxia.

BAB III
12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya posisi melahirkan yang baik untuk persalinan adalah posisi yang
dirasakan paling nyaman oleh. Pada saat melahirkan yang telah menjadi
sepengetahuan masyarakat pada umumnya adalah posisi berbaring. Namun pada
saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan
meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Dengan macam-
macam posisi yang mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut adalah
posisi melahirkan yang terangkum pada makalah ini :
1. Terlentang
2. Duduk atau setengah duduk
3. Jongkok atau berdiri
4. Miring
5. Dan merangkak

B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan terutama sebagai perawat profesional yang
dalam hal ini akan berkolaborasi dengan dokter dalam menangani proses
persalinan di rumah sakit. Maka dari itu kita perlu memperhatikan poin-poin
penting bagaimana kita membantu seorang klien dalam proses persalinan
dengan menjaga ketenangan, kenyamanan, kesalamatan dalam proses
persalinannya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Widyantun Diah. 2012. “MACAM POSISI MENRAN MENGEJAN SAAT BERSALIN”. Diakses pada: 14 April
2019. Pada : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/macam-posisimeneranmengejan-
saat.htm
Kade Erni. 2015. “MAKALAH FISDA PERSALINAN“. Diakses pada : 14 April 2019. Pada :
https://www.academia.edu/19688101/Makalah_fisdas_persalinan erni kade 2015
Tigo Maximus. 2015. “PENGGUNAAN KONSEP FISIKA UNTUK MENENTUKAN POSISI PERSALINAN YANG
TEPAT”. Fakultas Ilmu Biologi. Universitas Tanjungpura. Pontianak, Kalimantan Barat.

14

Anda mungkin juga menyukai