Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEGIATAN INOVASI IBU HAMIL TRIMESTER III MELALUI


PROGRAM PUTAR TALI (SOSIALISASI PUSKESMAS TAROGONG
MENGENAI AUDIO MUROTAL TERHADAP NYERI PERSALINAN) DI
WILAYAH PUSKESMAS TAROGONG
KABUPATEN GARUT TAHUN 2023
Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian Praktek Kebidanan Komunitas
dalam Konteks Continuity of Care yang Berpusat pada Perempuan (Stase X)

Disusun Oleh:

Tati Juliah
P20624822038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


KEGIATAN INOVASI IBU HAMIL TRIMESTER III MELALUI
PROGRAM PUTAR TALI (SOSIALISASI PUSKESMAS TAROGONG
MENGENAI AUDIO MUROTAL TERHADAP NYERI PERSALINAN) DI
WILAYAH PUSKESMAS TAROGONG
KABUPATEN GARUT TAHUN 2023

Disusun Oleh :

Tati Juliah
NIM : P20624822038

Laporan ini disetujui oleh :

Garut, Mei 2023

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lahan

Dr. Meti Widiya Lestari, SST., M.Keb Ratih, Amd. Keb


NIP : NIP :

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang


telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat membuat
dan menyelesaikan Laporan Pendahuluan Praktek Kebidanan Komunitas
dalam Konteks Continuity of Care yang Berpusat pada Perempuan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Kebidanan Fisiologis dalam Program Profesi Bidan. Laporan Pendahuluan
ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Hj Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi
Profesi Bidan.
4. Tim Penanganggung Jawab Praktek Kebidanan Komunitas dalam
Konteks Continuity of Care yang Berpusat pada Perempuan.
5. Ratih, Amd. Keb selaku Bidan Koordinator Puskesmas Lembang
Kabupaten Garut
6. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan
satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Terimakasih.

Garut, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN……………………............................................…1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................5

D. Manfaat ………...........................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................7

A. Konsep Dasar Kehamilan ………………......………………..….………...7


B. Konsep Dasar Persalinan …………….....…..……………..……...……..14
C. Konsep Dasar Nyeri Persalinan ……………………………..…………..21
D. Konsep Dasar Manajemen Nyeri Persalinan ………………..…………..27
E. Konsep Dasar Terapi Audio Murotal ………………………..…………..29

BAB III PEMBAHASAN PEMBERDAYAAN ………..…………….......34

A. Pengkajian Data ………………………….......……………..….………...34


B. Analisis Data …………….....…..…………………………..……...……..34
C. Perencanaan Kegiatan ………………………………………..…………..34
D. Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………..…………..35

BAB IV PENUTUP ………..…………………………………………........38

A. Kesimpulan ……………………………….......……………..….………...38
B. Saran ………………….….....…..…………………………..……...……..38

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin. Proses persalinan tidak harus melalui
persalinan normal (pervaginan) tetapi dapat juga melalui persalinan
anjuran yaitu persalinan dengan pemberian pitocain dan prostaglandin
sebagai rangsangan, sedangkan persalinan buatan yaitu persalinan yang
berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps atau dilakukan dengan operasi section caesarea (Marni 2014)
dalam Sari (2017).
Proses persalinan merupakan serangkaian kejadian yang diawali
dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan disertai
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari jalan lahir, dalam
proses persalinan tentu banyak hal yang terjadi pada tubuh ibu maupun
terhadap tubuh janin, salah satu yang terjadi pada masa persalinan yaitu
adanya rasa sakit yang di rasakan oleh ibu , hal ini merupakan kejadian yg
normaal atau alamiah tetapi banyak ibu-ibu yang tidak memahami bahwa
rasa sakit itu baik dalam proses persalinan, hal ini disebabkan adanya
perubahan dalam tubuh tertutama pada uterus, karena pengaruh dari kerja
hormonal yang terjadi masa persalinan. Bayak hal yang dapat dilakukan
oleh ibu untuk menanggulangi perasaan sakit pada masa persalinan,
diantaranya dengan mengatur pola pernapasan yang sering di ajarkan pada
waktu ANC. tetapi belakangan ini ada metode relaksasi yang bisa
dilakukan oleh ibu untuk menanggulangi rasa sakit yaitu dengan audio
murotal.
Hampir semua semua ibu hamil yang akan melahirkan mengalami
kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama hamil, saat

1
mengahadapi persalinan, maupun selama persalinan. Kecemasan yang
mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga
kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, khawatir
keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila nanti dijahit, bahkan
lebih ekstrim lagi mereka takut terjadi komplikasi pada saat persalinan
sehingga dapat menimbulkan kematian (Muji Rahayu, dkk. 2022).
Upaya mengatasi nyeri persalinan dapat dilakukan dengan
farmakologis maupun nonfarmakologis. Dibandingkan dengan
penanganan secara farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan
analgesik dan anti inflamasi, banyak yang lebih memilih secara non-
farmakologis yaitu dengan metode distraksi, relaksasi, pemijatan/massase,
berendam dengan air hangat, hypnoterapi, imajinasi terbimbing, psiko-
profilaksis, akupresur, kompres hangat dan kompres dingin.
Kondisi nyeri yang timbul pada proses persalinan memungkinkan
para ibu cenderung memilih cara yang paling gampang dan cepat untuk
menghilangkan rasa nyeri, maka berbagai upaya dilakukan untuk
menurunkan nyeri pada persalinan baik secara farmakologi maupun non
farmakologi. Nyeri persalinan yang tidak tertahankan mendorong ibu
bersalin menggunakan obat penawar nyeri seperti analgetik dan sedativa,
sedangkan obat-obat tersebut memberikan efek samping yang merugikan
yang meliputi fetal hipoksia, resiko depresi pernapasan neonatus,
penurunan Heart Rate / Central nervus system (CNS) dan peningkatan
suhu tubuh ibu yang dapat menyebabkan perubahan pada janin (Mander,
2013) sitasi (Titi Astuti, 2019).
Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk
menangani kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik
yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien. Terapi musik ini
terbukti berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan
rasa nyeri dan dapat membuat perasaan klien rileks (Kate and Mucci,
2012).
Selain itu terapi religi juga dapat mempercepat penyembuhan, hal ini
telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al

2
Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and
Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII
Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS, Ahmad Al- Qadhi
melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh Al-
Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil
penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat
suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan
ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara
kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer (Remolda,
2016).
Terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi
rasa nyeri salah satunya adalah menggunakan teknik distraksi dengan ayat
suci Al-Qur’an yang dapat menstimulasi gelombang delta yang dapat
menyebabkan pendengaran dalam keadaan tenang, tentram nyaman.
Relaksasi religius yang dikembangkan Benson menggabungkan relaksasi
dengan factor keyakinan dapat menciptakan kekuatan dari dalam yang
membantu seseorang dalam keadaan rileks. Dengan menganalogikan
bahwa bacaan Al-Qur’an juga mempunyai tempo lambat, teratur dan
lembut serta factor keyakinan diharapkan dengan mendengar bacaan Al-
Qur’an dapat menimbulkan relaksasi.(Wahida, 2019).
Murottal merupakan rekaman suara Al- Qur’an yang dilagukan oleh
seorang Qori’ (pembaca Al- Qur’an) (Purna, 2006). Lantunan Al-Qur’an
secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia merupakan
instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah
dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan
hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia
tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju
pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
metabolisme yang lebih baik (Heru, 2018).

3
Murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh
seorang qori’. Suara Al-Qur’an ibarat gelombang suara yang memiliki
ketukan dan gelombang tertentu, menyebar dalam tubuh kemudian
menjadi getaran yang bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan
membuat keseimbangan didalamnya . Sesuatu yang terpengaruh dengan
tilawah Al-Qur’an, getaran neuronnya akan stabil kembali. AlQur’an
mempunyai beberapa manfaat karena terkandung beberapa aspek yang
dapat berpengaruh terhadap kesehatan antara lain: Mengandung unsur
meditasi, autosugesti dan relaksasi Ada banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang bangaimana cara serta pengaruh yang
ditimbulkan saat seseorang mendengarkan bacaan Al-Qur’an baik pada
seseorang yang mengerti makna dari bacaan tersebut ataupun tidak
mengerti sama sekali (As syuyuti, 2006).
Hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Tarogong
didapatkan jumlah persalinan normal sebanyak 310 ibu bersalin dan
hampir semuanya merasakan ketidaknyamanan yang belum bisa teratasi
sehingga dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan. Kurang
maksimalnya pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kehamilan yaitu 10
T merupakan suatu faktor penyebab meningkatnya suatu komplikasi
dikarenakan kurang tersampaikannya konseling dari setiap keluhan yang
dirasakana oleh ibu hamil. Berdasarkan latar belakang tersebut. Maka
penulis membuat Laporan Pemberdayaan Masyarakat yang Berpusat Pada
Perempuan di Puskesmas Tarogong Tahun 2023.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis membuat rumusan
masalah “Bagaimana Kegiatan Program Inovasi Kegiatan Posbindu Ibu
Hamil Trimester Iii Melalui Program Soputardiotalin (Sosialisasi
Puskesmas Tarogong Mengenai Audio Murotal Terhadap Nyeri
Persalinan) Di Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut Tahun
2023?”

4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam laporan ini adalah untuk menciptakan
program unggulan Puskesmas Tarogong dan untuk mengetahui
Kegiatan Posbindu Ibu Hamil Trimester III Melalui Program
Soputardiotalin (Sosialisasi Puskesmas Tarogong Mengenai Audio
Murotal Terhadap Nyeri Persalinan) Di Wilayah Puskesmas Tarogong
Kabupaten Garut Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan ini adalah:
a. Melakukan revitalisasi Posbindu Ibu Hamil Trimester III di
Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut.
b. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan dasar meliputi timbang,
ukur, dan tensi pada remaja di Desa Wilayah Puskesmas
Tarogong Kabupaten Garut.
c. Melakukan penyuluhan terhadap Ibu Hamil Trimester III di
Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut melalui kegiatan
Posbindu Ibu Hamil Trimester III.
d. Menyediakan media penyuluhan bersifat visual dan audiovisual
yaitu berupa slide show power point.
e. Memberikan asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan
dengan memberdayakan Ibu Hamil Trimester III sehingga bisa
menjaga kesehatan secara mandiri.
f. Meningkatkan pengetahuan mengenai nyeri persalinan pada Ibu
Hamil Trimester III di wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten
Garut.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sekaligus
penanganan dalam Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Kegiatan
Posbindu Ibu Hamil Trimester III Melalui Program Soputardiotalin
(Sosialisasi Puskesmas Tarogong Mengenai Audio Murotal Terhadap

5
Nyeri Persalinan) Di Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut
Tahun 2023.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Hamil
Dapat menggunakan dan memanfaatkan Audio Murotal Terhadap
Nyeri Persalinan Di Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten
Garut Tahun 2023.
b. Bagi Bidan Posbindu
Untuk keberhasilan dalam mengatasi ketidaknyamanan pada
kehamilan hendaknya mampu mengarahkan dan menjelaskan
pemanfaatan Audio Murotal Terhadap Nyeri Persalinan Di
Wilayah Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut Tahun 2023
c. Bagi Lahan Praktik
Laporan ini diharapkan sebagai indikator untuk mengetahui
pengembangan pengetahuan pemberdayaan masyarakat di
Puskesmas berdasarkan Evidance Based.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan ini dapat sebagai masukan dalam rangka pengembangan
ilmu dan sebagai referensi bagi institusi pendidikan khususnya
dalam meningkatkan pengetahuan Asuhan Kebidanan Kehamilan
berdasarkan Evidance Based.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin
yang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan berkisar 40 minggu atau 9
bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai
melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik, karena
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehmilan
ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal,
secara tiba-tiba dapat menjadi resiko tinggi (Walyani, 2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan, atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Walyani,
2017).
2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Endokrin
1) hCG (human Chroinoic Gonadotropin) Fungsi hormon ini yaitu
mencegah involusi normal dari korpus luteum pada akhir siklus
seksual wanita yang menyebabkan sekresi hormon estrogen
dan progesteron yang lebih banyak selama masa kehamilan.
Hormon ini akan mempengaruhi pertumbuhan korpus luteum
sehingga ukurannya menjadi dua kali dari ukuran awal (Irianti
et al., 2014).

7
2) Progesteron Progesteron dikenal sebagai hormon kehamilan,
berperan dalam stimulasi sistem pernafasan, relaksasi otot
polos, peningkatan suhu tubuh, peningkatan pengeluaran
sodium dan klorida, serta imunosupresan plasenta (Irianti et al.,
2014).
3) Estrogen Peran penting keberadaan estrogen dalam kehamilan
adalah meningkatkan perkembangan endometrium dan
payudara, meningkatkan aktivitas miometrium, meningkatkan
vasodilatasi miometrium, menstimulasi retensi cairan dan
meningkatkan sensitifitas uterus terhadap progesteron pada
akhir masa kehamilan (Irianti et al., 2014).
4) Human Chorionic Somatomammotropin (Human Placental
Lactogen) Sekresi hormon ini dimulai kira-kira pada minggu
ke-5 kehamilan oleh plasenta dan akan meningkat secara cepat
sepanjang sisa masa kehamilan. Fungsi penting dari hormon ini
antara lain menyebabkan laktasi yang dianggap mempunyai
fungsi yang sama dengan prolaktin, sehingga hormone ini juga
dikenal dengan human placental lactogen (Irianti et al., 2014).
b. Sistem Reproduksi
1) Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada
akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000
gram. Perubahan uterus adalah, pada minggu ke-16 dari luar,
fundus uteri kira-kira terletak diantara setengah jarak pusat ke
simfisis, pada minggu ke-20 fundus uteri terletak kira-kira
dipinggir bawah pusat, pada minggu ke-24 fundus uteri berada
tepat dipinggir atas pusat, pada minggu ke-28 fundus uteri
terletak kira- kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara
pusat ke prosessus xifodeus, pada minggu ke-39 fundus uteri
terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus xifodeus,
pada minggu ke-36 fundus uteri terletak kira-kira 3 jari

8
dibawah prosessus xifodeus, pada minggu ke-40 fundus uteri
turun kembali. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada
primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul
vagina, terjadi pembuluh darah vagina bertambah, hingga
warna selaput lendirnya membiru (tanda chadwik), kekenyalan
(elastis).Vagina bertambah artinya daya direnggang bertambah,
sebagai persiapan persalinan (Fatimah dan Nuryaningsih,
2017).
c. Sistem Kardiovaskuler
1) Jantung
Seiring dengan semakin terangkatnya diafragma, jantung
juga tergeser ke kiri dan ke atas agak memutar mengelilingi
sumbu panjangnya. Akibatnya, apeks sedikit bergeser ke lateral
dari posisi yang lazim. Meningkatnya volume plasma selama
kehamilan, menyebabkan beberapa adaptasi morfologis dan
fungsional yang reversible. Tidak diragukan lagi bahwa jantung
mampu mengalami remodeling sebagai respons terhadap
rangsangan misalnya hipertensi (Irianti et al., 2014).
2) Pembuluh Darah
Pada awal kehamilan terjadi penurunan tahanan tekanan
vaskuler perifer, sehingga pada usia kehamilan 24 minggu
tekanan darah sistolik menurun rata-rata 5-10 mmHg, namun
akan kembali naik pada kehamilan cukup bulan. Tekanan
sistolik yang juga mengalami sedikit perubahan akan
mengalami penyesuaian pada pertengahan masa kehamilan
seperti pada tekanan diastolik saat wanita tidak hamil.tekanan
pada vena inferior oleh uterus yang semakin membesar dapat
menyebabkan turunnya curah jantung. Oleh karena itu, penting
bagi ibu hamil untuk memperhatikan posisi pada saat berbaring
agar tidak terjadi tekanan berlebihan pada vena kafa inferior
(Irianti et al., 2014).

9
d. Sistem Pernafasan
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi oksigen
meningkat sebesar 30% sampai 40% selama kehamilan, kenaikan
progresif 12 terutama disebabkan kebutuhan metabolisme janin,
uterus,dan plasenta dan yang kedua untuk meningkatkan kerja
jantung dan pernapasan. Produksi karbondioksida menunjukan
perubahan yang sama dibandingkan konsumsi oksigen (Irianti et
al., 2014).
e. Sistem Kemih
Perubahan terjadi secara signifikan pada sistem perkemihan
selama kehamilan, selain mengelola zat-zat sisa dan kelebihan
yang dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah
jantung organ perkemihan juga mengelola produk sisat
metabolisme dan menjadi organ utama yang mengekskresi produk
sisa dari janin. Pada trimester ketiga aliran darah menuju ginjal
meningkat sebesar 70-80% (Irianti et al., 2014).
f. Payudara
Kehamilan akan memberikan efek membesarnya payudara
yang disebabkan oleh peningkatan suplai darah, stimulasi oleh
sekresi estrogen dan progesteron dari kedua korpus luetum dan
plasenta serta terbentuknya duktus asini yang baru selama
kehamilan. Pada awal kehamilan, ibu akan merasakan perasaan
panas dan nyeri pada payudara, kemudian seiring bertambahnya
usia kehamilan, payudara akan membesar dan akan tampak vena-
vena halus di bawah kulit. Sirkulasi vaskuler meningkat, puting
membesar dan terjadi hiperpigmentasi aerola (Irianti et al., 2014).
g. Sistem Pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Wanita hamil
sering mengalami rasa panas di dada dan sendawa yang

10
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan karena relaksasi spinter dikerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
kerongkongan. Ulkus dastrikum jarang ditemukan pada wanita
hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya
akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit
(Jannah, 2012).
h. Metabolisme
Pada trimester ke-3, laju metabolik basal ibu meningkat 10-
20% dibandingkan dengan keadaan tidak hamil. Hal ini meningkat
sebanyak 10% pada wanita dengan kehamilan kembar. Tambahan
kebutuhan total energi selama kehamilan diperkirakan mencapai
80.000 kkal atau sekitar 300kkal/hari (Irianti et al., 2014).
i. Sistem Muskuloskeletal
Dalam keadaan hamil sistem muskuloskeletal banyak
mengalami perubahan, dalam hal ini terjadi lordosis yang
disebabkan pembesaran uterus sebagai kompensasi posisi anterior
menyesuaikan gravitasi ke ekstremitas bawah. Lordosis berlebihan
dari punggung bawah, fleksi ke depan dari leher, dan gerakan ke
bawah dari bahu biasanya terjadi untuk mengkompensasi rahim
yang membesar dan perubahan pusat gravitasi. Selain itu ketidak
nyamanan ini karena adanya ketegangan yang meningkat pada
otot-otot dan ligamen yang mendukung tulang punggung (Irianti et
al., 2014).
3. Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam pada Ibu Hamil
Trimester III
Periode ini sering disebut periode menunggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu
tanda-tanda persalinan. Perhatian ibu terfokus pada bayinya, gerakan
janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Persiapan
aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju,
menata kamar, membayangkan mengasuh atau merawat bayinya,

11
menduga-duga akan jenis kelamin dan rupa bayinya. Pada trimester III
biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya
kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan
pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada ibu
trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi
lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung, serta merasa
menyulitkan. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat
seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang,
karena abdomennya yang semakin membesar menjadi halangan.
Disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan,
dan keluarga (Walyani, 2017).
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
a. Kebutuhan Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan
akibatnya membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat
20%. Ibu hamil sebaiknya tidak berada di tempat-tempat yang
terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi masukan
oksigen (Nugroho dkk., 2014).
b. Kebutuhan Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal. Gizi pada saat hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
per hari,ibu hamil harusnya mengonsumsi yang mengandung
protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu seimbang). Di
trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai.
Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai
cadangan energi untuk persalinan kelak. Berikut sederet zat gizi
yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III
ini (Walyani, 2017). :

12
1) Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-
80.000 kilo kalori, dengan pertambahan berat badan sekitar
12,5kg. Untuk itu tambahan kalori yang diperlukan setiap
hari adalah sekitar 285-300 kkal.
2) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100
reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar
2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang
kaya akan vitamin ini.
3) Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin
yang berperan mengontrol setiap metabolisme sel baru
yang terbentuk.
4) Tiamin (Vitamin B1), Riboflavin (B2), dan Niasin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk
mengantur metabolisme sistem pernapasan dan energi. Ibu
hamil dianjurkan utnuk mengkonsumsi Tiamin sekitar 1,2
miligram perhari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari
dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa
di konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan
telur.
5) Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III bukan hanya dari
makanan tapi juga dari cairan. Air sangat penting untuk
pertumbuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan dan mengatur proses metabolisme zatzat gizi,
serta mempertahankan volume darah yang meningkat
selama masa kehamilan.

13
c. Kebutuhan Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang
dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman.
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil, mandi dianjurkan dua
kali sehari karen ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak
keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan
dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu
mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,
terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama
hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat
menimbulkan karies gigi (Walyani, 2017)
B. Konsep Dasar Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan
serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Ari Kurniarum, S.SiT.,
2016) sitasi (APR Kriscanti, 2021).
Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut:
a. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore,2001)
b. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang
teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai
dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses
persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
(Mayles, 1996).

14
c. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2002).
2. Macam-macam Persalinan
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau
bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
b. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
c. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
d. Partus maturus atau a’term
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau
bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
e. Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

15
4. Sebab – Sebab Mulainya Persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya
banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga
terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah:
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot,
pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang
menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut:
a. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone
tertentu.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
b. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone
dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan
aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi
sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016).
c. Keregangan Otot-Otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi

16
sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan
Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah
keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan
sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan
maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan. (Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)
e. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan
secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin
dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini
juga didukung dengan adanya kadar 10 prostaglandin yang
tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu
hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.(Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)

17
5. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
intervensi minimal dengan asuhan kebidanan persalinan yang adekuat
sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. (Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)
6. Tanda dan Gejala Persalinan
Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan,
akan dibahas materi sebagai berikut:
a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
1) Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang
sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit
lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada
anggota bawah.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
2) Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke
dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan
kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk
sering kencing yang disebut Pollakisuria.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016)
3) False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon
ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya
merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah

18
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan
majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering
berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan
cervix. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
4) Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix
menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang
dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan
beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan
penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing- masing ibu,
misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm
namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan
tertutup.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira
24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya
kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan
dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini
tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti
membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan
tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan
menjadi panjang dan sulit. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).
6) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan.(Ari Kurniarum,
S.SiT., 2016).

19
b. Tanda-tanda persalinan
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan
yang mempunyai sifat sebagai berikut:
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar.
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau
pembukaan serviks.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan
kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
2) Penipisan dan pembukaan serviks
Penipisan dan pembukaan serviks ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan
yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada
bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
4) Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak secara mendadak dari jalan
lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan
tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah

20
pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin
robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan
diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban.
C. Konsep Dasar Nyeri Persalinan
1. Pengertian Nyeri Persalinan
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun
potensial. Sedangkan nyeri persalinan merupakan pengalaman
subyektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan.
Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan
otot. (I. Utami & Fitriahadi, 2019).
Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat
persalinan yang berlangsung dimulai dari kala I sampai kala 3
persalinan. Nyeri persalinan juga merupakan pengalaman subjektif
tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut
nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim,
kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang
disebut kontraksi braxton hicks akibat perubahan-perubahan dari
hormon estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak teratur, tidak
nyeri dan kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan
kontraksi braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam
persalinan dan sifatnya teratur. Kadang kala tampak keluarnya cairan
ketuban yang biasanya pecah menjelang pembukaan lengkap, tetapi
dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan pecahnya
ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam.
(I. Utami & Fitriahadi, 2019).

21
Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat
orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin
menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah, dan kuat.
Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, seperti kepala, leher,
punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan
respon ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat.(I. Utami &
Fitriahadi, 2019).
2. Fisiologi Nyeri Persalinan
Beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri, yaitu:
a. Menurut Murray (1998) & Stabels (1999), nyeri berdasarkan
tingkat kedalaman dan letaknya. Rasa nyeri yang dialami selama
persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, yaitu nyeri
visceral dan nyeri somatik. Nyeri visceral adalah nyeri yang
dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus persalinan
kala I. Nyeri somatic adalah nyeri yang dialami ibu pada akhir kala
I dank ala II persalinan. Nyeri disebabkan oleh :
1) Peregangan perineum, vulva
2) Tekanan uteri servikal saat kontraksi
3) Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus
lumboskral, kandung kemih, usu dan struktur sensitive panggul
yang lain.
b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)
Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa
nyeri ke spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat
spinal cord sebelum di transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada
dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga
impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan
impuls naik ke otak.
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses
persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat
syaraf besar kea rah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal
kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak.

22
Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage)
mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan
berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini
menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri
sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.
Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I
seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi
berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri
disebabkan karena:
1) Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari
korpus fundus uterus.
2) Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi
sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus
atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas
berlebihan dari saraf simpatis
3) Adanya proses peradangan pada otot uterus.
4) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim
menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih
dari system saraf simpatis.
5) Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim.
Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan
kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan
segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi,
peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama
kontraksi
3. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
a. Budaya
Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin. Menurut
Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya mempengaruhi
ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting bagi perawat
maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai, praktik

23
budaya mempengaruhi seorang ibu dalam mempresepsikan dan
mengekspresikan nyeri persalinan.
b. Emosi
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat
menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan
sakit dirasakan. Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut
mengalami stress maka secara otomatif tubuh akan melakukan
reaksi defensif sehingga secara otomatis dari stress tersebut
merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon
Katekolamin dan hormon Adrenalin, Katekolamin ini akan
dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan, jika calon ibu
tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan,
berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “bertempur
atau lari’ (“fight or flight”). Dan akibat respon tubuh tersebut
uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen
ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan
menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan. Maka
dari itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan
rileks yang nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja
sama secara harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu
persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman.
c. Pengalaman Persalinan
Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya
juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang
mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada
persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman
lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.
d. Support system
Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping
persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin,juga
membantu mengatasi rasa nyeri.

24
e. Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan
berlangsung tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan
untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan
sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan
agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya. (Judha, Mohamad :
Sudarti ; Fauziah, 2012).
4. Penyebab Nyeri Persalinan
Rasa nyeri persalinan muncul karena:
a. Kontraksi otot Rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks
serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena
rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut
nyeri visceral.
b. Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak
seperti nyeri visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum
dan perineum, sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic
dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah
akibat penirunan bagian terbawah janin.
c. Episiotomy
Episiotomi ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy,
laserasi maupun rupture pada jalan lahir.
d. Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa
cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone
prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat
mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. Sebab-
sebab rasa nyeri dalam persalinan menurut William & Oxorn
(2010), yaitu:
1) Anoksia myometrium: kontraksi otot selama periode anoksia
relative menyebabkan rasa nyeri. Kalau relaksasi uterus antara

25
saat-saat terjadinya kontraksi tidak cukup untuk
memungkinkan oksigenasi yang adekuat, maka beratnya rasa
nyeri semakin bertambah.
2) Peregangan serviks: peregangan serviks menyebabkan rasa
nyeri yang terutama terasa pada bagian punggung.
3) Penekanan pada ganglia saraf yang berdekatan dengan serviks
dan vagina.
4) Tarikan pada tuba, ovarium dan peritoneum
5) Tarikan dan peregangan pada ligamentum penyangga.
6) Penekanan pada uretra, kandung kemih dan rectum.
7) Distensia otot-otot dasar panggul dan perineum.
Kala I, rasa nyeri terutama disebabkan oleh kontraksi
uterus, penipisan segmen bawah uterus, dan dilatasi serviks. Kala
II, nyeritimbul dari dua arah. Sumber pertama adalah peregangan
vagina, vulva dan perineum; dan sumber kedua myometrium yang
berkontraksi. Kala III, nyeri disebabkan lewatnya plasenta melalui
serviks ditambah dengan nyeri yang dihasilkan oleh kontraksi
uterus. (Judha, Mohamad : Sudarti ; Fauziah, 2012).
5. Akibat Tidak Mengatasi Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi
ventilasi, sirkulasi metabolisme dan aktivitas uterus. Nyeri persalinan
yang tidak diatasi akan menimbulkan masalah. Dampak yang
ditimbulkan dari nyeri persalinan yang tidak teratasi yaitu depresi post
partum yang dapat mempengaruhi fisik serta psikis ibu dan janin,
perdarahan, partus lama, peningkatan tekanan darah dan nadi yang
dapat menyebabkan konsetrasi ibu selama persalinan menjadi
terganggu, pada janin menyebabkan asidosi akibat hipoksia pada janin,
serta pada psikologis ibu dapat meningkatkan kecemasan dan
ketakutan yang akan menambah rasa nyeri yang dialami.

26
D. Konsep Dasar Manajemen Nyeri Persalinan
1. Pengertian Manajemen Nyeri Persalinan
Manajemen nyeri persalinan adalah sebuah tindakan atau metode
untuk menanggulangi nyeri persalinan.
2. Macam – Macam Manajemen Nyeri Persalinan
a. Manajemen Nyeri Persalinan Farmakologi
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen
nyeri. Biasanya untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik,
yang terbagi menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik
dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri.
Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan
kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan.
Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi
analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan
anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial
maupun total. Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis
antara lain:
1) Analgesia narkotik (Mereperidine, Nalbuphine,
Butorphanol, Morfin Sulfate Fentanyln)
2) Analgesia regional (Epidural, spinal dan kombinasinya)
3) ILA (Intra Thecal Labor Analgesia).
Tujuan utama tindakan ILA (Intra Thecal Labor
Analgesia) ialah untuk menghilangkan nyeri persalinan
tanpa menyebabkan blok motoric, sakitnya hilang tapi
mengedannya bisa, yang dapat dicapai dengan
menggunakan obat-obat anesthesia. Keuntungan yang di
perdapat dengan program ILA :
a) Cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat, memberikan
analgesia penuh, blok bilateral, serta ketinggian blok
dapat diatur.
b) Keamanan. Dosis yang digunakan sangat kecil,
sehingga resiko toksisitas karena anestetik lokal,

27
seperti total spinal, tidak berarti atau tidak ada sama
sekali.
c) Fleksibel. Pasien dalam fase laten persalinan dapat
diberikan fentanil atau sulfentanil intrathecal (single
shot) dan dibiarkan bejalan-jalan. Pada multipara
dengan pembukaan serviks diatas 8 cm dapat
diberikan dosis tunggal petidin atau gabungan
narkotik dan anestetik lokal intrathecal untuk
menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama
fase aktif persalinan dan kelahiran. (Andarmoyo
Sulistyo, S.Kep., Ners., M.Kes ; Suharri, S.ST., 2013)
b. Manajemen Nyeri Persalinan Non-Farmakologi
Dalam mengurangi nyeri persalinan dapat dilakukan metode
manajemen nyeri persalinan nonfarmakologi seperti: relaksasi,
distraksi, pemijatan atau massage, kompres hangat serta dingin,
dan hidroterapi. Di bawah ini adalah jenis manajemen nyeri
persalinan non farmakologi yaitu:
1) Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. (S.
Utami, 2016)
2) Distraksi
Salah satu distraksi yang efektif adalah music, yang
dapat menurunkan nyeri fisiologis, stress dan kecemasan
dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.
Music terbukti menunjukkan frekuensi denyut jantung,

28
mengurangi kecemasan, dan depresi, menghilangkan
nyeri dan menurunkan tekanan darah.
3) Pemijatan atau Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan
pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen,
tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi
sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan- gerakan dasar
meliputi: gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan
kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk,
meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. (I. Utami &
Fitriahadi, 2019).
4) Hipnotis Diri
Hipnotis dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif. Suatu pendekatan
kesehatan hisolistik. Hipnotis-diri menggunakan sugesti
diri dan kesan tentang perasaan yang rileks dengan
menggunakan berbagai ide pikiran dan kondisi-kondisi
yang menghasilkan respon tertentu bagi mereka (Edelman
dan Mandel,1994) dalam (Patricia,2006)
E. Konsep Dasar Terapi Audio Murotal
1. Pengertian Terapi Audio Murotal
Terapi murottal terdiri dari dua kata yaitu terapi dan murottal.
Kata terapi berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk
membantu dan menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan
dalam konteks masalah fisik dan mental. Murottal merupakan rekaman
suara Alquran yang digunakan oleh seorang qori’ (pembaca alquran)
dengan tempo lambat serta harmonis (Purna,2016).
Bacaan al-qur’an secara umum mempunyai irama yang konstan,
teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak. Terapi murottal
adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

29
memperdengarkan lantunan ayat-ayat suci alqur’an. Widayati (2016,
dalam ) mengemukakan murottal merupakan salah satu musik yang
memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya.
Allah berfirman “Dan telah kami turunkan dari Alqur’an sesuatu
yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman,
sementara bagi orang-orang yang zalim, ia hanyalah menambah
kerugian”.(QS Al-Isra:82) “Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakitpenyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman” (QS Yunus : 57). Merujuk pada
kedua ayat diatas jelaslah sudah bahwa Alquran itu diturunkan oleh
Allah sebagai obat terhadap segala penyakit. Hal ini diperkuat oleh
sabda Rasul yang berbunyi “Berobatlah kalian dengan dua hal, madu
dan Al-quran” “sebaik-baiknya obat adalah Al-qur’an” seperti yang
diriwayatkan oleh ibnu Majjah.
Terapi menggunakan lantunan alquran sudah berkembang dalam
kalangan pemeluk agama islam. Tujuan mereka bukan untuk terapi
suara tetapi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah SWT). Pada
tahun 1985 Ahmed Elkadi, melakukan penelitian tentang pengaruh
alquran pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang
terbagi dalam dua tahapan.
Tahap pertama bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya
pengaruh alquran pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur
intensitas pengaruhnya. Hasil eksperimen tersebut membuktikan
bahwa 97% responden baik muslim maupun non muslim, baik yang
mengerti bahasa arab maupun tidak, mengalami beberapa perubahan
fisiologi yang menunjukkan tingkat ketegangan urat saraf reflektif.
Fakta ini secara tepat terekam dalam system detector electronic yang
didukung computer.
Untuk eksperimen kedua pada efek relaksasi yang ditimbulkan
oleh alquran mengungkapkan bahwa ketegangan urat syaraf berpotensi

30
mengurangi daya tahan tubuh, alquran mampu membantu proses
penyembuhan tersebut.
2. Efek Murotal Terhadap Respon Tubuh
Murotal bekerja pada otak dimana ketika dberikan rangsangan
terapi murottal maka akan memproduksi zat kimia yang disebut zat
neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkut kedalam reseptor-
reseptor dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan
kenyamanan (Abdurochman, 2012 dalam Ngaisah, Siti Nur 2017).
Murottal mampu memacu system saraf parasimpatis yang mempunyai
efek berlawanan dengan system saraf simpatis. Sehingga terjadi
keseimbangan pada kedua system saraf autonom tersebut. Hal inilah
yang menjadi prinsip dari timbulnya respon relaksasi.
Stimulant al-qur’an rata-rata didominasi oleh gelombang delta.
Adanya gelombang delta ini mengindikasikan bahwa kondisi naracoba
sebenarnya berada dalam keadaan sangat rileks. Gelombang ini sering
muncul didaerah frontal dan central baik sebelah kanan dan kiri otak,
sehingga menciptakan ketenangan, ketentraman dan kenyamanan
(Abdurochman,2008 dalam Ngaisah, 2016).
Dalam tempo yang lambat serta harmonis lantunan alqur’an dapat
menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorphin
alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari
rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki system kimia tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan,
detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.laju
pernapasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam
dan metabolism yang lebih baik. (Heru, 2008 dalam Ngaisah,2016).
Bacaan al-qur’an, yang dilantunkan dengan tempo lambat, lembut
penuh penghayatan dapat menimbulkan suatu respon relaksasi. Factor
lain adalah keyakinan bahwa al-qur’an kitab suci yang mengandung
firman Allah dan merupakan pedoman bagi manusia (Wahida, 2019).

31
3. Al-Qur’an Sebagai Obat
Allah berfirman : “dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-
Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian” (Al-Isra’ : 82).
Pendapat Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah
yaitu, beliau berkata : Al-qur’an mengandung obat dan rahmat. Namun
hal ini tidak berlaku bagi setiap orang, hanya khusus bagi orang-orang
yang beriman saja, yaitu orang-orang yang membenarkan ayatayat-
Nya dan mengamalkannya. Adapun orang-orang zalim yang tidak mau
percaya dan mengamalkan Al-qur’an, maka ayat-ayat tersebut akan
semakin membuat mereka rusi, karena telah tegak hujjah kepada
mereka. Obat yang terdapat didalam Al-qur’an bersifat umum,
mencakup obat bagi hati dari keraguan, kejahilan, pendapat akal yang
rusak, serta keinginan hati yang jelek.
Al-qur’an mengandung ilmu dan keyakinan, yang bias
menghilangkan seluruh keraguan dan kejahilan, serta mengandung
nasehat peringatan, yang menghilangkan syahwat yang menyelisihi
perintah Allah. Selain itu Al-qur’an merupakan obat bagi penyakit
jasmani dan berbagai penyakit dan penderitaan. Adapun yang
dimaksud Al-qur’an sebagai rahmat, karena didalam Al-qur’an
merupakan sebab dan perantara untuk mendapatkan rahmat Allah.
Kapanpun hamba melakukan akan mendapatkan keberuntungan
dengan rahmat dan kebahagian yang abadi, serta mendapatkan pahala.
(Taisiirul Karimir Rahman)
Pendapat Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithi
rahimahullah, beliau berkata : Obat yang terkandung di dalam Al-
qur’an meliputi obat bagi penyakit hati, seperti keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya, serta obat bagi jasmani jika
dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Al-qur’an jika bias sebagai
obat bagi jasmani jika diruqyah-kan keoada orang yang sakit.
Sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh kisah seseorang yang meruqyah

32
dengan membaca Al-Fatihah. Ini adalah pendapat yang masyhur.
(Adhwaul Bayan).
4. Keutamaan Surah Al-Fatihah dan Surah Ar-Rahman
Telah jelas berdasarkan keterangan para Ulama bahwa AlFatihah
memiliki banyak nama, salah satunya adalah Asy Syifa. Nama Asy
Syifa bermakna penawar. Nama ini diambil dari sebuah hadis yang
diriwayatkan di dalam sunan Ad Darimi dari sahabat Abu Sa’id Al
Khudri secara marfu’, dikatakan: “Al Fatihah sebagai syifa (penawar)
dari segala racun” (HR. At Tirmidzi no.2878 dan Al Hakim dalam Al
Mustadrok 2/259).
Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 didalam al-qur’an. Surah
ini terdiri dari 78 ayat, terdapat 31 ayat yang diulang didalam surah ini.
Didalam surah ini dijelaskan tentang kenikmatan yang akan diberikan
Allah kepada manusia jika mereka beriman kepada Allah
Subhanawataala.

33
BAB III
PEMBAHASAN PEMBERDAYAAN

A. Pengkajian Data
Pengkajian merupakan suatu cara awal dari proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk dievaluasi dan
mengidentifikasi status/ kondisi masyarakat. Pengkajian yang lengkap,
akurat, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu analisa data dan memberikan solusi sesuai dengan
respon masyarakat. Pengkajian data yang dilakukan dengan dua cara yakni
pengkajian data primer dan pengkajian data sekunder. Pengkajian primer
dengan melihat data kesehatan yang ada di Puskesmas Tarogong yaitu data
cakupan ketidaknyamanan ibu bersalin. Sedangkan pengkajian data
sekunder dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi langsung
kepada ausrem mengenai masalah ibu hamil trimester III atau ibu bersalin
kala I fase aktif dan pos pembinaan terpadu (posbindu).
B. Analisis Data
Analisis data adalah langkah mengumpulkan, menyeleksi data
dengan maksud untuk mengubah data menjadi sebuah informasi yang
dapat memberikan petunjuk untuk mengambil keputusan terhadap
permasalahan dan pertanyaan yang diangkat.
Hasil analisis data yang dilakukan dari pengkajian data primer dan
sekunder yaitu dibutuhkannya kegiatan edukasi atau kegiatan sosialisasi
kepada ibu hamil trimester III melalui media yang bersifat audiovisual
yang merupakan suatu inovasi agar mudah diterima dan dilaksakan
melalui program pemberdayaan masyarakat PUTAR TALI (Sosialisasi
Puskesmas Tarogong Mengenai Audio Murotal Terhadap Nyeri
Persalinan).
C. Perencanaan Kegiatan
1. Nama Kegiatan PUTAR TALI (Sosialisasi Puskesmas
Tarogong Mengenai Audio Murotal Terhadap
Nyeri Persalinan).

34
2. Persiapan Kegiatan - Mencari permasalahan di puskesmas
Tarogong tahun 2023.
- Melakukan konsultasi dengan Bidan
koordinator untuk meminta perizinan kepala
puskesmas mengenai pelaksanaan program.
- Melakukan koordinasi dengan ausrem untuk
perizinan pelaksanaan program.
- Melakukan koordinasi dengan bidan desa
untuk menetapkan tanggal pelaksanaan
sosialisasi posbindu ibu hamil trimester III.
3. Waktu Kegiatan 6 Mei 2023
4. Tempat Kegiatan Balai Desa Wilayah Puskesmas Tarogong
5. Sasaran Kegiatan Ibu Hamil Trimester III

D. Pelaksanaan Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pelatihan Bidan Desa Ceramah Leaflet 6 Mei 2023
a. Menyampaikan maksud
dan tujuan merevitalisasi
pos pembinaan terpadu
(posbindu) ibu hamil
trimester III di desa
wilayah Puskesmas
Tarogong.
b.Menjelaskan fungsi
Audio Murotal
c. Melakukan pelatihan
Pendahuluan Jam 10.00
a. Menyampaikan salam WIB (30
b. Menjelaskan tujuan menit).
c. Kontrak waktu
d. Sambutan oleh ausrem
2. Kegiatan inti Ceramah, Leaflet Jam 10.30
a. Materi persiapan diskusi, WIB (60
persalinan tanya menit).
b. Tanya Jawab jawab
c. Materi audio murotal
d. Tanya Jawab
3. Penutup Ceramah Jam 11.30
a. Menyimpulkan hasil WIB (15

35
penyuluhan menit).
b. Memberikan salam
penutup
c. Foto bersama

E. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


Monitoring adalah proses melihat dan memikirkan kembali secara
menyeluruh yang dilakukan terus menerus atau berkala oleh berbagai
pihak untuk mengetahui perkembangan dari sebuah pekerjaan atau
program. Sedangkan Evaluasi adalah penilaian/analisa tingkat
keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dari
perencanaan yang telah diprogramkan.
Pemberdayaan Masyarakat adalah segala bentuk kegiatan yang
bertujuan untuk terus meningkatkan keberdayaan masyarakat, untuk
memperbaiki kesejahteraan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam
segala kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
secara berkelanjutan untuk mengetahui tingkat pemahaman bidan desa
mengenai kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu) ibu hamil trimester
III dilakukan simulasi dengan memberikan contoh pelaksanaan dan
kemudian bidan desa mempraktikkan kembali.
Pada saat pelaksanaan diberikan contoh instrument audio murotal
Al-Qur’an yaitu surat ar-rahman untuk mencoba kepada ibu hamil
trimester III sebagai teknik relaksasi agar dapat menurunkan rasa nyeri
atau ketidaknyamanan saat persalinan nanti. Hanya saja masih belum
tertata dalam pelaksanaannya dikarenakan keterbatasan lahan dan
merupakan kegiatan pertama bagi para bidan desa. Kegiatan pos
pembinaan terpadu (posbindu) ibu hamil trimester III selanjutnya sepakat
dilakukan setiap bulan pada minggu ke- namun kegiatan posbindu ibu
hamil trimester III ini bisa juga dilakukan secara daring melalui grup
aplikasi what’s app dengan memberikan materi dan membuka diskusi. Hal
ini untuk mengantisipasi ketidaksesuaian antara waktu bidan desa dan ibu
hamil trimester III apabila dilakukan secara luring sehingga diharapkan
kegiatan ini tetap terlaksana.

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi Program PUTAR TALI (Sosialisasi Puskesmas Tarogong
Mengenai Audio Murotal Terhadap Nyeri Persalinan) terlaksana di Desa
Wilayah Puskesmas Tarogong. Bidan desa dan ibu hamil trimester III
mengetahui dan memahami mengenai ketidaknyamanan pada saat
persalinan dan bagaimana manajemen nyeri persalinan. ibu hamil sangat
antusias dengan kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu) ibu hamil
trimester III sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar.
B. Saran
1. Ibu Hamil
Diharapkan dapat terus berpartisipasi dan semangat dalam pelaksanaan
kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu).
2. Masyarkat
Dapat membantu dan memudahkan bagi bidan desa, ibu hamil, dan
petugas kesehatan dalam pelaksanaan pos pembinaan terpadu
(posbindu) ibu hamil trimester III.
3. Lahan Praktik
Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
mempermudah pemberian informasi persiapan persalinan dan
manajemen nyeri persalinan melalui kegiatan pos pembinaan terpadu
(posbindu) ibu hamil.

37
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, D., Mulyono, B., & Pujiati, N. (2012). Perbedaan Tingkat Nyeri
Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Normal Primigravida Dan Multigravida
Di Rb Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan Tahun
2011. Jurnal.Unimus.Ac.Id, 1(1), 1–10.
File:///C:/Users/User/Appdata/Local/Temp/553-1243-1-Sm.Pdf.
Andarmoyo Sulistyo, S.Kep., Ners., M.Kes ; Suharri, S.St., M. K. (2013).
Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan Konsep & Aplikasi Manajemen Nyeri
Persalinan (K. R. Ratri (Ed.); Pertama). Ar-Ruzz Media.
Ari Kurniarum, S.Sit., M. K. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir.
Benny Karuniawati (2020). Efektivitas Massage Endorphin dan Counter Massage
Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I.
Damayanti, A. (2017). Analisis Faktor Predisposisi Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Di Rw
004 Kelurahan Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun
Tahun 2017. Skripsi S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun,
11150331000034, 1–147.
Dedeh Rodiyah (2021). Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Intensitas Nyeripada
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di PMB Sri Budhi Rahayu S,ST depok.
Dyah Triwidiyantari, P. R. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang
Relaksasi Nafas Dalam Pengurangan Nyeri Persalinan Di Puskesmas
Padasuka. Sehat Masada, Xii, 46–55.
Http://Ejurnal.Stikesdhb.Ac.Id/Index.Php/Jsm/Article/View/55.
Engly Pratiwi Nichlasa, dkk (2022). Efektifitas Hypnobirthing Terhadap
Penurunan Nyeri Persalinan: Systematic Literatur Review.
Fauziah Siti, S.Pd., App., M. K. (2015). Keperawatan Maternitas Volume 2 :
Persalinan (Fahmi Irvan (Ed.); Pertama). Prenadamedia Group.
Https://Books.Google.Co.Id/Books/About/Keperawatan_Maternitas_Vol_2.
Html?

38
Id=Jfkldwaaqbaj&Printsec=Frontcover&Source=Kp_Read_Button&Redi
r_Esc=Y#V=Onepage&Q&F=False
Fauziah, A. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan (Pertama).
Medical Book. Kamil, R. (2019). Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Ascariasis (Cacingan) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Siwuluh Kabupaten Brebes Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti
Husada: Health Sciences Journal, 10(2), 115–121.
Https://Doi.Org/10.34305/Jikbh.V10i2.101
Fitriani, R. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon
Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Laten Di Rskdia Siti
Fatimah Makassar Tahun 2013. Jurnal Kesehatan, Vii(2), 443–452. Judha,
Mohamad : Sudarti ;
Hestri Norhapifah (2020). Pengaruh Teknik Hypnobirthing Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin
Muji Rahayu, dkk (2020). Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Penanggulangan
Nyeri Pada Masa Persalinan Di UPT Puskesmas Sukamaju Kab. Luwu
Utara Tahun 2020.
Mun Aminah (2020). Pengaruh Hypnobirthing Pada Persalinan Kala I Untuk
Mengurangi Rasa Nyeri
Ngaisah, Siti Nur (2016). Pengaruh Terapi Murottal Al-Quran Terhadap
Frekuensi Apnea Pada Bayi Prematur Di Ruang NICU RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Skripsi, Stikes Muhammadiyah Samarinda, Indonesia.
Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi Oleh:
Nurkholis Doktor Ilmu Pendidikan, Alumnus Universitas Negeri Jakarta 54
Dosen Luar Biasa Jurusan Tarbiyah Stain Purwokerto. Jurnal Kependidikan,
1(1), 24–44. File:///C:/Users/Diana/Downloads/530-Article Text-1025-1-10-
20160318.Pdf.
Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian (4th Ed.). Salimba Medika.
Http://Eprints.Ners.Unair.Ac.Id/982/1/Metodologi Penelitian09162019.Pdf
Masturoh, I. ; T. A. N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Y. R.
Priyati (Ed.)). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

39
Http://Bppsdmk.Kemkes.Go.Id/Pusdiksdmk/WpContent/Uploads/2018/09/
Metodologi-Penelitian-Kesehatan_Sc.Pdf
Nurun Ayati khasanah, dkk (2020). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin.
Rahmawati, Dkk (2019). Pengaruh Hypnobirthing Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Ibu Bersalin Normal Di Rsud Labuang Baji Makassar.
S, Wahida. (2019). Terapi Murottal Surah Ar-Rahman Meningkatkan Kadar β-
Endorphine dan Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang
Siti Nurkhasanah, dkk (2021). Pengaruh Endorphin Massage Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Persalinan Di PMB E
Pekanbaru 2019.
Wiwi Wardani Tanjung, dkk (2019). Efektifitas Endorphin Massage Terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin.

40

Anda mungkin juga menyukai