Sap Pendidikan Seks
Sap Pendidikan Seks
Disusun oleh :
Nama : vira yunia
Nim : po.71.20.3.18.072
A. IDENTITAS
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
Waktu : 30 Menit
Tempat :kampung M
Sasaran : remaja
Penyuluh : vira yunia
Hari dan tanggal :rabu / 07 oktober 2020
B. MATERI
Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra nikah pada remaja selama 30
menit, diharapkan remaja di kampung dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya seks pra
nikah.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan audiens dapat memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
D. METODE DAN MEDIA
1. Metode
Ceramah, tanya jawab
2. Media
ppt
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap/ Media &
Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Alat Metode
Menjawab salam
1. Memberi salam pembuka &
dan memperkenalkan diri memperhatikan
2. Menginformasikan materi Memperhatikan Ceramah
yang akan disampaikan
3. Menjelaskan tujuan yang Memperhatikan Ceramah
hendak di capai pada akhir
penyuluhan Ceramah
4. Apersepsi dengan cara Memperhatikan
Pendahuluan menggali pengetahuan yang & menjawab
(5 menit) dimiliki peserta pertanyaan laptop, Ceramah
Penyajian 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan Ceramah
1Materi remaja dan hubungnan seksual dan
(15 menit) dini memperhatikan
2. Menjelaskan ciri-ciri remaja Ceramah
3. Menjelaskan faktor-faktor Ceramah
yang mendorong hubungan
seksual dini
4. Menjelaskan cara Ceramah
mengendalikan dorongan
hubungan seksual dini
Ceramah
5. Menjelaskan akibat Ceramah
hubungan seksual dini
6. Menjelaskan macam Ceramah
penyalahgunaan seks
7. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya Tanya
seputar materi yang Bertanya jawab
disampaikan
8. Memberi kesempatan
kepada peserta lain untuk
menjawab pertanyaan Mendengarkan
9. Menjelaskan dan menjawab dan
pertanyaan memperhatikan Ceramah
Memberikan pertanyaan
Evaluasi kepada peserta seputar materi Menjawab Tanya
(5 menit) yang telah diberikan pertanyaan Lisan Jawab
Mendengarkan
1. Menyimpulkan Materi Mendengarkan
Penutup 2. Menutup pertemuan & dan menjawab Ceramah
(5 menit) mengucapkan salam penutup salam Lisan Ceramah
E. EVALUASI
Soal :
1. Jelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
2. Jelaskan ciri-ciri remaja
3. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
4. Jelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
5. Jelaskan akibat hubungan seksual dini
6. Jelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
Jawaban :
1. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan
dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN
(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21
tahun.
2. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk, 2009).
3. Factor yang mendorng hubungan seksual dini adalah Factor hubungan, gaya hidup, factor
fisik dan factor harga diri
4. Cara mengendalikan dorongan seksual dini antara lain :
a) Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c) Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian,
dan berorganisasi.
d) Pengawasan dari orang tua
5. Berhubungan sex di usia < 18 th lebih rentan terkena berbagai macam penyakit fisik
maupun psikologis.
Secara fisik sel-sel di antara vagina dan cervix belum matang mudah terjadi “perlukaan” bila
terkena trauma yang biasa terjadi pada saat coitus ( berhubungan badan )
à memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus penyebab cancer cervix dan virus
HIV penyebab AIDS.
semakin muda usia saat berhubungan seksual à resiko terkena Ca cervix dan AIDS juga akan
lebih tinggi.
F. URAIAN MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut
WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan
dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN
(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah usia 10-21
tahun.
Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescere, yang
artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam
rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa pematangan
organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah masa periode
peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia dini untuk menyalurkan
dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan pendidikan seks. Pendidikan
seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif
tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah
sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga dapat
diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat
menghindarinya.
2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal
perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan nya, masa
(rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari keinginan seks.
Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka
dihadapkan pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka.
Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan
seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan
ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku seksual apa-apa yang
diterima atau menyenangkan.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya,
yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat
memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif
remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali dan Asrori,
2009).
6. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan dan ketakutan
dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar akan
pengalaman seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui
hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota
keluarga yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks terlepas
dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang menimbulkan
kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan dan mencerminkan
tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat mengekspresikan kemarahannya dalam
tingkah laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar. Mereka dapat menolak
pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn respon, ataupun mencela
gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang tidak sehat. Beberapa
orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam cara yang manipulatif seperti pada wanita
yang cacat, wanita lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku pasangan ynag
menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah pemahaman biologi
tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA
Greenwood, Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta: Arcan