Anda di halaman 1dari 19

PAPER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KEBIJAKAN KESEHATAN OBESITAS DI INDONESIA

Oleh:

1. Vania Izdihar Khairu Nisa’ 222110102061


2. Yosmina Kafiar 222110102066
3. Nuraini Puspa Dewi 222110102082
4. Cintya Lamusu 222110102086

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

JURUSAN ILMU GIZI

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, obesitas telah menjadi masalah epidemik diseluruh dunia. Pada
awalnya, prevalensi obesitas tinggi pada negara barat yaitu di negara negara
berkembang. Pada tahun 2013, prevalensi overweight dan obesitas sebesar
23,8% pada anak laki laki dan 22,6% pada anak perempuan di negara
berkembang. Cepatnya pertumbuhan ekonomi di negara Asia berkontribusi
dalam meningkatkan prevalensi obesitas pada anak. Mekanisme yang
diperkirakan menyebabkan kenaikan angka obesitas di negara sedang
berkembang, antara lain: risiko terjadinya overweight lebih tinggi pada anak
pendek, kurangnya nutrisi pada masa anak di awal, dan cepatnya pertambahan
berat badan.1
Di negara berkembang, prevalensi overweight dan obesitas meningkat
dari 8,1% menjadi 12,9% pada laki laki dan dari 8,4% menjadi 13,4% pada
perempuan tahun 2013. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2013, obesitas di Indonesia terjadi pada 8,8% anak usia 5-12 tahun, 2,5% anak
usia 13-15 tahun, 1,6% anak usia 16-18 tahun. Studi di salah satu sekolah dasar
di Surabaya menyebutkan bahwa prevalensi obesitas pada anak SD tersebut
sebesar 2% dan sebanyak 18% anak mengalami kegemukan yang berpotensi
menjadi obesitas.1
Sudah 20 tahun ini prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat, dan
menyerang berbagai populasi penduduk, di pedesaan hingga masyarakat
ekonomi lemah. Karena prevalensi yang semakin meningkat dan dampak negatif
pada kesehatan yang terjadi, saat ini obesitas merupakan masalah global
diseluruh dunia. Obesitas jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak

1
Prihaningtyas, Rendi Aji dkk. (2018). Anak Obesitas: Dampak Pada Kesehatan
Dan Perkembangan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
sangat merugikan bagi kesehatan penderitanya pada masa yang akan datang.
Obesitas dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan meningkatkan
penngeluaran dana bagi kesehatnnya. Hal ini disebabkan obesitas dapat
menyebabkan penyakit degenerative yang sangat mematikan, seperti : penyakit
kardiovaskular, jantung, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, cancer,sleep apnea,
dan masih banyak lagi.
Mengacu pada permasalah obesitas pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan kesehatan yang berguna untuk mengatasi atau menghambat
pertumbuhan obesitas di Indonesia melalui Gerakan Masyarakat Sehat
(GERMAS). Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam
meningkatkan pola hidup sehat dan memerangi penyakit tidak menular dalam
rangka mewujudkan Indonesia sehat 2020. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) (Kemenkes,2017).
Berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
sehat maka beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan program
tersebut melalui: peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat,
penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan
pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan,
peningkatan edukasi hidup sehat.2

.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu obesitas dan kebijakan kesehatan?
2. Kapan seseorang dikatakan obesitas ?
3. Apakah obesitas berbahaya?
4. Apa saja faktor penyebab obesitas ?
5. Bagaimana cara mengatasi obesitas ?
6. Apa kebijakan pemerintah untuk membantu mengatasi obesitas?
7. Bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah untuk membantu mengatasi
obesitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obesitas dan kebijakan kesehatan
2. Untuk mengetahui kapan seseorang dikatakan obesitas
3. Untuk mengetahui bahaya obesitas
4. Untuk mengetahui faktor penyebab obesitas
5. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi obesitas
6. Untuk mengetahui apa kebijakan pemerintah untuk membantu mengatasi
obesitas
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah untuk
membantu mengatasi obesitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Obesitas dan Kebijakan kesehatan


Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh.
Obesitas terjadi akibat kelebihan asupan kalori. Orang dengan obesitas belum
tentu memiliki kecukupan asupan gizi yang baik. Kecukupan gizi adalah
banyaknya gizi yang terpenuhi dari makanan bergantung pada usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan dan kondisi tertentu. Obesitas
adalah kadar lemak tubuh yang berlebihan dan dapat menyebabkan terjadinya
penyakit.1
Saat ini, obesitas telah mencapai proporsi epedemi secara global, dengan
setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat kelebihan berat badan
atau obesitas. Pernah dikaitkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi,
obesitas sekarang lazim di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
(WHO,2017)1
Kebijakan kesehatan dapat didefisinikan dengan "sejumlah keputusan,
rencana, dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan kesehatan tertentu
dalam masyarakat". Menurut WHO, kebijakan kesehatan menunjukan suatu
keputusan , rencanan dan tindakan yang diambil untuk mencapai beberapa
tujuan kesehatan secara spesifik. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
kesehatan yang berguna untuk mengatasi atau menghambat pertumbuhan
obesitas di Indonesia melalui Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS).2
Kementerian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat
untuk menjaga kesehatan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
untuk mewujudkan Indonesia sehat. (Cokroadhisuryani, 2018). Gerakan
masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
2
Utama dkk. (2020). Evaluasi Penerapan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) Di Kota Bengkulu: Jurnal JNPH, 8(2), 91-99
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Germas dapat dilakukan dengan cara melakukan
aktifitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol, memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan
lingkungan dan menggunakan jamban. Pada tahun 2016-2017 Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memfokuskan pada 3 kegiatan
program Germas yaitu melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur
dan memeriksakan kesehatan secara rutin (Kemenkes, 2017)

2.2 Kapan Dinyatakan Terkena Obesitas?


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas,
salah satunya adalah dengan metode pengukuran IMT (Index Massa Tubuh),
serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul (Arisman, 2013). Pengukuran
IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berumur di atas 18 tahun (Supriasa
et al., 2014)3
IMT adalah ukuran yang menyatakan komposisi tubuh, rasio antara berat
badan dengan tinggi badan. Metode ini dilakukan dengan cara menghitung berat
badan(BB) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (TB2) di mana BB adalah berat
badan dalam kg dan TB adalah tinggi badan dalam meter (Sizer & Whitney,
2017). Adapun pengelompokan (BB) tersebut berdasarkan pengukuran IMT
tampak di tabel berikut

Menurut WHO (2011), indeks massa tubuh (IMT) orang normal adalah 18,5
– 24,9, indeks massa tubuh kurang dari 18,5 dikatakan kurus dan jika 25 ke
atas disebut obesitas. Obesitas dapat dibedakan berdasarkan bentuk fisik/tubuh
yang tersusun akibat timbunan lemak di tubuh. Obesitas dibedakan menurut
distribusi lemak, yaitu bila lebih banyak timbunan lemak dibagian atas tubuh
(dada dan pinggang) maka disebut apple shape body (android), dan bila lebih
banyak timbunan lemak di bagian bawah tubuh (pinggul dan paha) disebut pear
shape body (gynoid) (Patidar, 2013). 3

2.3 Apakah Obesitas Berbahaya


Obesitas sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik dan cepat.
Obesitas yang tidak ditangani dengan baik akan berdampak sangat merugikan
bagi kesehatan penderitanya pada masa yang akan datang. Obesitas dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang dan meningkatkan penngeluaran dana bagi
kesehatnnya. Hal ini disebabkan obesitas dapat menyebabkan penyakit
degenerative yang sangat mematikan, seperti : penyakit kardiovaskular, jantung,
stroke, hipertensi, diabetes mellitus, cancer,sleep apnea, dan masih banyak lagi.
Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan kematian.1

2.4 Faktor Penyebab Obesitas


Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak obesitas, di
antaranya:
 Konsumsi makanan tidak sehat. Kebiasaan sering mengonsumsi hidangan
berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, makanan tinggi lemak jenuh dan
gula, serta minuman ringan, merupakan salah satu penyebab utama obesitas
pada anak.
 Jarang bergerak. Selain pola makan tidak sehat, kurang olahraga atau jarang
bergerak juga dapat membuat anak rentan terkena obesitas. Kurangnya
aktivitas fisik bisa membuat jumlah kalori yang masuk melebihi jumlah
kalori yang terbakar. Akibatnya, kalori tersebut akan menumpuk menjadi
jaringan lemak di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas.

3
Hermawan, Dessy dkk. (2020). Mengenal Obesitas. Yogyakarta: Andi.
 Keluarga dengan riwayat obesitas. Seorang anak yang berasal dari keluarga
yang obesitas berpotensi lebih tinggi untuk memiliki berat badan yang
berlebih pula. Selain karena faktor genetik, hal ini kemungkinan besar juga
dipengaruhi oleh pola makan dan kurangnya aktivitas fisik bersama anggota
keluarga.
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti prednison, lithium, dan amitriptyline,
juga dapat menjadi salah satu faktor yang bisa membuat anak lebih rentan
mengalami obesitas.
 Psikologis anak. Untuk mengatasi masalah dan emosi, seperti rasa bosan atau
stres, beberapa anak sering kali melampiaskannya pada makanan. Biasanya,
mereka akan mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan permen
atau cokelat secara berlebihan.

2.5 Cara Mengatasi Obesitas


Menurut Rahmatika (2008) bahwa, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menangani obesitas, antara lain:
1) Olahraga, olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat aerobik,
yaitu olahraga yang menggunakan oksigen dalam sistem pembentukan
energinya.
2) Diet, karena diet berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi dalam
keluarga sehari-hari maka partisipasi seluruh anggota keluarga untuk ikut
mengubah pola makanan akan sangat bermanfaat. Kurangi konsumsi
makanan cepat saji dan banyak mengandung lemak terutama asam lemak tak
jenuh dan mengurangi makanan yang manis-manis.
3) Terapi Psikologis, hal ini terutama ditujukan jika penyebab obesitas adalah
masalah psikologis seperti perceraian orang tua, ketidak harmonisan
keluarga,kegemukan juga menyebabkan anak menjadi minder dan cenderung
mengasingkan diri dari teman-teman sebayanya.
4) Operasi, penanganan obesitas dengan cara operasi dilakukan apabila keadaan
penderita sudah tidak mungkin lagi untuk diberikan cara-cara lain seperti
olahraga dan diet.. Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat jaringan
lemak bawah kulit yang berlebihan pada penderita.
Ada beberapa opsi untuk mengatasi obesitas, berikut penjelasanya :
a. Kurangi makanan yang mengandung minyak dan lemak minyak.
b. Perbanyak Olahraga, semakin banyak beraktivitas maka semakin banyak
lemak yang akan dibakar menjadi energi.
c. Kurangi Porsi Makan Banyak, sesuaikan dengan anjuran “isi piringku”
d. Kurangi Mengemil Makanan Mengemil

2.6 Kebijakan Pemerintah


Saat ini pemerintah sedang menggalakkan “Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat” atau yang lebih dikenal dengan istilah GERMAS yang bertujuan
mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat/ gaya hidup sehat yang
dimulai dari diri sendiri, keluarga, orang sekitar kita, dan di lingkungan kita.
Dengan GERMAS maka diharapkan angka obesitas  yang melonjak pada
penduduk Indonesia dapat ditekan. Bentuk kegiatan Germas meliputi aktivitas
fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan
menggunakan jamban.4

GENTAS adalah bentuk kebijakan pemerintah yang berfokus untuk


menekan tingkat obesitas. Logo GENTAS mengandung pesan sebagai berikut:
4
Hastuti dkk. (2019). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS): Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(2), 141-148.
Bulatan ditengah menggambarkan model piring T, warna hijau menggantarkan
sayur dan buah, kuning karbohidrat dan biru menggambarkan protein.5

Atur pola makan ( isi piringku)


Atur pola makan dengan menggunakan piring makan model T sebagai
berikut:
1. Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
(Sayur = 2 kali jumlah Karbohidrat)
Asupan sayur dianjurkan sebesar 5-6 porsi sedangkan buah minimal 3
porsi per hari. Sayur dan buah berfungsi memelihara mikroflora usus,
mencegah obesitas, diabetes melitus, hipertensi, kanker kolon. Serat yang ada
pada sayur dan buah merupakan komponen penyusun diet manusia yang
sangat penting. Dengan adanya serat, maka penyerapan karbohidrat, lemak
dan protein menjadi berkurang. Jika hal ini dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan, maka kegemukan dapat dihindari. Serat mampu
memberikan perasaan kenyang dalam waktu yang cukup lama. Sumber serat
yang baik adalah sayuran, buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan.
2. Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan
makanan sumber karbohidrat (P = KH)
Konsumsi makanan sumber protein sejumlah bahan makanan
bersumber karbohidrat. Tubuh mencerna protein lebih lambat dari lemak atau
karbohidrat, sehingga akan terasa kenyang lebih lama. Protein juga dapat
meningkatkan metabolisme tubuh. Dalam memilih sumber protein dianjurkan
untuk memilih bahan makanan yang mengandung lemak rendah dan lemak
sedang.
3. Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak
Jumlah yang dianjurkan adalah 3-4 porsi atau setara dengan 3-4
sendok teh. Minyak ini digunakan untuk mengolah bahan makanan sumber
protein dan kelompok sayur-sayuran. Dianjurkan untuk memilih jenis lemak
tak jenuh ganda maupun tunggal seperti minyak zaitun, kacang-kacangan,
minyak canola, minyak jagung, minyak biji matahari dan lain lain.4
5
Sulistyowati, Lili S dkk. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan
Angka Obesitas (GENTAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Aktif bergerak
Menjadi aktif sangat penting dalam mencegah dan mengatasi obesitas,
selain itu juga penting untuk mencegah penyakit jantung pembuluh darah,
stroke, diabetes dan penyakit tidak menular lain. Prinsip utama aktivitas fisik
pada obesitas adalah untuk meningkatkan pengeluaran energi dan membakar
lemak.
Secara umum aktivitas fisik dibagi menjadi 3 (tiga) kategori berdasarkan
intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu aktivitas fisik ringan,
aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik berat.
1) Aktivitas fisik ringan
Energi yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas ini (<3,5 Kcal/menit).
Contoh aktivitas fisik yang masuk dalam kategori ringan adalah: a) Berjalan
santai di rumah, kantor, atau pusat perbelanjaan b) Duduk bekerja di depan
komputer, membaca, menulis, menyetir, mengoperasikan mesin dengan
posisi duduk atau berdiri.
2) Aktivitas fisik sedang
Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas ini antara 3,5-7
Kcal/menit. Contoh aktivitas yang masuk dalam kategori sedang adalah: a)
Berjalan cepat (kecepatan 5 km/jam) pada permukaan rata di dalam atau
diluar rumah, di kelas, ke tempat kerja atau ke toko; dan jalan santai, jalan
dengan anjing, atau jalan waktu istirahat kerja. b) Pekerjaan tukang kayu,
membawa dan menyusun balok kayu, membersihkan rumput dengan mesin
pemotong rumput.Pekerjaan rumah seperti mengepel lantai, membersihkan
rumah, memindahkan perabot ringan, berkebun, menanam pohon, mencuci
mobil. 4
3) Aktivitas fisik berat
Energi yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas pada kategori ini > 7
Kcal/menit. Contoh aktivitas yang masuk dalam kategori berat adalah:
a) Berjalan sangat cepat (kecepatan lebih dari 5 km/jam), berjalan mendaki
bukit, berjalan dengan membawa beban di punggung, naik gunung,
jogging (kecepatan 8 km/jam) dan berlari. b) Pekerjaan seperti
mengangkut beban berat, menyekop pasir, memindahkan batu bata,
menggali selokan, mencangkul5.
2.7 Pengaruh atau hasil kebijakan pemerintah

Berikut 2 lampiran hasil dari jurnal yang kami ambil :

“ EVALUASI PENERAPAN PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)


DI KOTA BENGKULU ”

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat


Bengkulu dapat menerapkan program germas dipengaruhi oleh motivasi dari luar
dan dalam diri sendiri, kesadaran berperilaku dan pendapatan dalam keluarga. 2

“ GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN MASYARAKAT


HIDUP SEHAT (GERMAS) DI KENDAL ,JAWA TENGAH ”
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
masyarakat di Kendal, Jawa tengah masih banyak yang belum menerapkan
program germas. Mereka masih jarang melakukan pemeriksaan kesehatan.
Kebiasaan penerapan program GERMAS harus dimulai dari kesadaran
masyarakat.6
BAB III

KESIMPULAN DAN SOLUSI


6
Hastuti dkk. (2019). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS): Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(2), 141-148.
Obesitas adalah kondisi dimana indeks massa tubuh seseorang 30 atau lebih
besar. Gejala utamanya adalah lemak tubuh yang berlebihan, yang meningkatkan risiko
timbulnya masalah kesehatan yang serius. Obesitas sangat berbahaya jika tidak
ditangani dengan baik. Sehingga pemerintah ikut serta dalam penanggulangan nya
dengan cara melakukan “GERMAS”. Salah satu bentuk GERMAS adalah GENTAS.
GENTAS adalah kebijakan pemerintah yang berfokus pada masalah obesitas. GENTAS
memiliki dua poin penting yaitu atur pola makan (isi piringku) dan aktivitas fisik.
Aturan pola makan yang benar menurut kemenkes : 1. Konsumsi sayur dua kali lipat
dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat (Sayur = 2 kali jumlah Karbohidrat). 2.
Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber
karbohidrat (P = KH). 3. Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak.

Pengaruh GERMAS pada obesitas masih belum terlihat nyata, karena


masih rendah nya kesadaran masyarakat untuk menerapkan kegiatan GERMAS dalam
kehidupan. Untuk itu, pemerintah harus lebih menekan masyarakat agar mau melakukan
pola hidup sehat seperti anjuran GERMAS dari kemenkes. Selain itu, Kebiasaan
penerapan program GERMAS harus dimulai dari kesadaran masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Utama dkk. (2020). Evaluasi Penerapan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) Di Kota Bengkulu: Jurnal JNPH, 8(2), 91-99.
Hastuti dkk. (2019). Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS): Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(2), 141-148.
Patonah dkk. (2019). Edukasi Pola Hidup Sehat Kepada Masyarakat Di Kelurahan
Manjahlega Kota Bandung Dalam Menanggulangi Obesitas Sebagai Faktor
Risiko Penyakit Kardiovaskular: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2),
354-361.
Yessi dkk. Pencegahan Dini Terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) Terutama
Penyakit Risiko Tinggi Stroke Melalui GERMAS Di Desa Pauh Kota Pariama:
Jurnal Abdimas Saintika, 4(1), 46-50.
Darni, J. (2020). Pengaruh Pemberian Edukasi Komik Isi Piringku Terhadap
Pengetahuan Dan Asupan Lemak Pada Anak Gizi Lebih: Darussalam Nutrition
Journal, 4(1), 7-15.
Aji dkk. (2022). Determinan Obesitas Dan Implikasi Kebijakan Dalam Pencegahan
Dan Penanggulangan Obesitas Di Indonesia: Journal Of Midwifery and Health
Administration Research, 2(1), 35-42.
Baroroh dkk. (2022). Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Remaja Tetang Gizi
Isi Piringku Sebagai Upaya Menurunkan Triple Burden Malnutrition: JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(5), 3561-3571.
Darni, J. & Agustina, E. (2020). Pengaruh Komik Isi Piringku Terhadap Asupan
Karbohidrat Dan Protein Pada Anak Gizi Lebih: Jurnal Gizi Prima (Frime
Nutrition Journal), 5(1), 16-19.
Gifari dkk. (2020). Edukasi Gizi Seimbang Dan Aktivitas Fisik Dalam Upaya
Pencegahan Obesitas Remaja: JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 4(1), 55-62.
Fitriani, A. (2021). Edukasi Isi Piringku Kepada Guru Dan Orangtua Untuk
Meningkatkan Keragaman Makanan Dari Aspek Sayur Dan Buah Pada Siswa
SD Di Jakarta: JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(5), 2755-2769.
Hermawan, Dessy dkk. (2020). Mengenal Obesitas. Yogyakarta: Andi.
Prihaningtyas, Rendi Aji dkk. (2018). Anak Obesitas: Dampak Pada Kesehatan Dan
Perkembangan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rachmawati, Muchnuria. (2012). Mencegah Obesitas (Problema Obesitas pada
Remaja). Malang: Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Sudargo, Toto dkk. (2014). Pola Makan Dan Obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Arundhana, Andi Imam dan Asriadi Masnar. (2021). Obesitas Anak dan Remaja
(Faktor Risiko, Pencegahan, dan Isu Terkini). Depok: CV. Edugizi Pratama
Indonesia.
Sulistyowati, Lili S dkk. (2017). Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan
Angka Obesitas (GENTAS). Jakarta: Kementrian K

ABSTRACT
Obesity is the excessive accumulation of fat in the body. Obesity occurs
due to excess calorie intake. People with obesity do not necessarily have
adequate nutritional intake. Adequate nutrition is the amount of nutrition that is
met from food depending on age, gender, activity, weight, height and certain
conditions. Obesity is an excessive level of body fat and can cause disease.

Currently the government is holding a program "Healthy Living

Community Movement" or better known as GERMAS which aims to encourage

people to behave in a healthy life/healthy lifestyle starting from ourselves,

family, people around us, and in our environment. The forms of Germas

activities include physical activity, consuming vegetables and fruit, not smoking,

not consuming alcohol, checking health regularly, cleaning the environment and

using latrines. In addition, the government also held the GENTAS program.

GENTAS is a form of government policy that focuses on reducing obesity rates.

The GENTAS logo contains the following message: The circle in the middle

represents the T plate model, the green color represents vegetables and fruit,

yellow represents carbohydrates and blue represents protein. GENTAS includes

two important points, namely diet and activity patterns.

ABSTRAK

Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh.


Obesitas terjadi akibat kelebihan asupan kalori. Orang dengan obesitas belum
tentu memiliki kecukupan asupan gizi yang baik. Kecukupan gizi adalah
banyaknya gizi yang terpenuhi dari makanan bergantung pada usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan dan kondisi tertentu. Obesitas
adalah kadar lemak tubuh yang berlebihan dan dapat menyebabkan terjadinya
penyakit.
Saat ini pemerintah sedang mengadakan program “Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat” atau yang lebih dikenal dengan istilah GERMAS yang bertujuan
mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat/ gaya hidup sehat yang
dimulai dari diri sendiri, keluarga, orang sekitar kita, dan di lingkungan kita.
Bentuk kegiatan Germas meliputi aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,
membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban. Selain itu, pemerintah
juga mengadakan program GENTAS. GENTAS adalah bentuk kebijakan
pemerintah yang berfokus untuk menekan tingkat obesitas. Logo GENTAS
mengandung pesan sebagai berikut: Bulatan ditengah menggambarkan model
piring T, warna hijau menggantarkan sayur dan buah, kuning karbohidrat dan
biru menggambarkan protein. GENTAS meliputi dua poin penting yaitu pola
makan dan pola aktivitas.4

Anda mungkin juga menyukai