Kajian Ke4
Kajian Ke4
ruthutasoit@gmail.com
Abstrak
Latar belakang : Peningkatan mutu dalam segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan salah
satunya melalui akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan Internasional. Keselamatan Pasien
(Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan.
Tujuan : mengetahui pentingnya penerapan kebiajakan keselamatan pasien dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan. Metode : yang digunakan dalam kajian ini merupakan kajian pustaka. Dalam
penelitian ini menggunakan analisis dengan data sekunder terhadap beberapa referensi yang mendukung.
Beberapa referensi dikutip dan dikaji kemudian di buat analisisnya. Analisisis dibuat dengan berkaitan
dengan pentingnya penerapan kebiajakan keselamatan pasien dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.
Hasil : keselamatan pasien harus selalu ditingkatkan guna mencapai keselamatan pasien yang optimal.
Latar belakang
Peningkatan mutu dalam segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan salah satunya
melalui akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan Internasional. Keselamatan Pasien
(Patient Safety) merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi
pelayanan. Perilaku perawat dengan kemampuan perawat sangat berperan penting dalam
pelaksanaan keselamatan pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa, kurangnya perhatian/motivasi,
kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan yang tidak memperdulikan dan menjaga keselamatan
pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan dan akan mengakibatkan cedera pada pasien, berupa
Near Miss (Kejadian Nyaris Cedera/KNC) atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD) selanjutnya pengurangan kesalahan dapat dicapai dengan memodifikasi
perilaku. Perawat harus melibatkan kognitif, afektif dan tindakan yang mengutamakan
keselamatan pasien Mutu pelayanan sebagai hasil dari sebuah sistem dalam organisasi pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh komponen struktur dan proses. Organisasi (struktur dan budaya),
manajemen, sumber daya manusia, teknologi, peralatan, finansial adalah komponen dari struktur.
Proses pelayanan, prosedur tindakan, sistem informasi, sistem administrasi, sistem pengendalian,
pedoman merupakan komponen proses. Keselamatan pasien merupakan hasil interaksi antara
komponen struktur dan proses. Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari segi aspek-aspek
sebagai berikut: aspek klinis (pelayanan dokter, perawat dan terkait teknis medis), aspek efisiensi
dan efektifitas pelayanan, keselamatan pasien dan kepuasan pasien (Cahyono, 2008).
Tujuan utama dari keselamatan pasien adalah mencegah terjadinya cidera yang
diakibatkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan
tindakan yang seharusnya diambil. Tujuan tersebut dapat ditempuh dengan upaya peningkatan
mutu pelayanan medis di rumah sakit yang dilakukan secara gotong royong oleh tenaga medis,
staff kesehatan fungsional dengan melakukan pelayanan medis yang bermutu. Pelaksanaan audit
medis di rumah sakit merupakan salah satu upaya yang efektif dan efisien untuk melakukan
monitoring peningkatan kualitas pelayanan.
Tujuan
Metode yang digunakan dalam kajian ini merupakan kajian pustaka. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis dengan data sekunder terhadap beberapa referensi yang mendukung.
Beberapa referensi dikutip dan dikaji kemudian di buat analisisnya. Analisisis dibuat dengan
berkaitan dengan pentingnya penerapan kebiajakan keselamatan pasien dalam meningkatkan
mutu asuhan keperawatan.
Hasil
Hasil kajian ini dapat menjawab tujuan dalam kajian Dari kajian ini, diperoleh hasil bahwa
keselamatan pasien harus selalu ditingkatkan guna mencapai keselamatan pasien yang optimal.
Dalam hal ini perawat sangatlah diperlukan melaukan pelayanan yang sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan. Tingginya insiden keselamatan pasien menjadi dasar pentingnya upaya
keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Selain dari faktor penyebab, dampak yang
ditimbulkan dari insiden keselamatan pasien juga beragam salah satunya adalah menurunnya
kepuasan pasien sehingga berpengaruh terhadap mutu dari pelayanan kesehatan tersebut.
Pelayanan yang aman dan tepat akan memberikan pengaruh baik bagi sebuah fasilitas pelayan
kesehatan.
Pembahasan
Mutu pelayanan sebagai hasil dari sebuah sistem dalam organisasi pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh komponen struktur dan proses. Organisasi (struktur dan budaya),
manajemen, sumber daya manusia, teknologi, peralatan, finansial adalah komponen dari struktur.
Proses pelayanan, prosedur tindakan, sistem informasi, sistem administrasi, sistem pengendalian,
pedoman merupakan komponen proses. Keselamatan pasien merupakan hasil interaksi antara
komponen struktur dan proses. Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari segi aspek-aspek
sebagai berikut: aspek klinis (pelayanan dokter, perawat dan terkait teknis medis), aspek efisiensi
dan efektifitas pelayanan, keselamatan pasien dan kepuasan pasien
Keselamatan Pasien (KP) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pada
prinsipnya keselamatan pasien bukan berarti harus tidak ada risiko sama sekali agar semua
tindakan medis dapat dilakukan keselamatan merupakan faktor dominan dalam upaya
keberhasilan keselamatan dan kunci bagi terwujudnya pelayanan yang bermutu dan aman.
Kedisiplinan, ketaatan terhadap standar, prosedur dan protokol, bekerja dalam tim, kejujuran,
keterbukaan, saling menghargai adalah nilai dasar yang harus dijunjung tinggi. Manajemen
diperlukan dalam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seluruh tingkatan manajer
dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan dan menjalankan fungsi manajerial.
Pemimpin bertugas membangun visi, misi, mengkomunikasikan ide perubahan, menyusun
strategi sehingga setiap komponen dalam organisasi akan bekerja dengan memperhatikan
keselamatan.
Penutup
Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa Upaya peningkatan mutu keselamatan pasien
oleh perawat memerlukan kesadaran serta usaha yang cukup tinggi agar mendapat hasil yang
maksimal. Pelaksanaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : pengorganisasian,
lingkungan kerja, dan faktor budaya. Upaya keselamatan pasien haruslah dipahami dan
didefiniskan dengan baik oleh seluruh pihak terkait. Penerapan keselamatan pasien ini, tidak
hanya terkait dengan petugas atau sumber daya manusia yang terlibat.
Referensi
Depkes RI. (2006). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta
: Depkes RI
Firawati & Pabuty. A.,S.,P. (2012). Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Di RSUD
Solok. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6, No. 2
Kirana, R., G. (2018). Pentingnya Standarisasi Prosedur Keselamatan Pasien Di
Puskesmas X Kabupaten Kediri. Fakultas Ilmu Kesehatan Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wijaya Kediri.
Marina (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pencegahan Jatuh Pada Pasie
n Resiko Jatuh Oleh Perawat Di Ruang Nusa Indah RSUD Tugurejo
Semarang. Jounal Undip
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta : EGC
R. H. Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksaan Identifikasi Pasien. Uwais inspirasi Indonesia
R. H. Simamora. (2019). The Influence Of Training Handover Based SBAR Communication For
Improving Patients Safety. Indian Journal of Public Health Research & Development