Anda di halaman 1dari 12

Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019

P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

MANAJEMEN INTEGRASI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI


LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA DALAM MENUJU
PERPUSTAKAAN DIGITAL
Fikri Akbarsyah Anza1, Mayer Fathmawati2
1,2
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat
Corresponding Author: fikriakbarsyah@ui.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai manajemen integrasi sistem informasi perpustakaan yang ada di
lingkungan Universitas Indonesia (UI) dengan Perpustakaan UI dalam menuju perpustakaan digital.
Integrasi yang dilakukan adalah pemindahan koleksi fisik ke satu tempat, pemindahan SDM, serta
pemindahan data. Meski integrasi secara fisik telah dilakukan, permasalahan tetap terjadi, baik itu
masalah secara pengelolaan, peraturan/kebijakan, maupun masalah terkait TIK. Fokus penelitian ini yaitu
menganalisis bagaimana manajemen integrasi sistem informasi perpustakaan yang ada di UI. Integrasi
sistem informasi perpustakaan didukung dengan dibangunnya software yang disebut sistem LONTAR
(Library Automation and Digital Archive). Dalam penerapannya tidak semua perpustakaan fakultas setuju
dengan integrasi tersebut. Hal ini dikarenakan adanya beberapa pertimbangan seperti sulit untuk diakses
karena tidak semua fakultas di UI berlokasi di Depok sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencari
koleksi menjadi lebih lama. Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori interoperabilitas
terutama yang berkaitan dengan interoperabilitas organisasi milik Gottschalk & Saether. Hasil dari
penelitian ini adalah penerapan integrasi sistem tersebut tidak didukung dengan kebijakan yang ada dari
UI sehingga saat ini tidak ada SOP yang jelas mengenai penerapan integrasi sistem informasi
perpustakaan di lingkungan UI dengan Perpustakaan UI.
Kata kunci: Integrasi Sistem Informasi, Interoperabilitas, Perpustakaan Digital, Arsip

ABSTRACT
This research discusses the integration of library information systems at the Universitas Indonesia (UI)
with the UI Library to become a digital library. Currently, the integration that carried out is the transfer
of physical collections into one place, transfer of human resources, and transfer of data. Even though
integration already been done, problems related to that still appear, such as: related to governance,
policy, and ITC. The focus of this research is to analyze the integration of library information systems in
UI. The integration of library information systems is supported by the construction of software called the
LONTAR (Library Automation and Digital Archive) system. In its implementation, not all faculty libraries
agree with the integration. This is because there are several considerations such as difficult to access
because not all faculties at UI are located in Depok so it takes longer to search the collection. In this
research, the theory used is the theory of interoperability, especially related to the interoperability of
organizations owned by Gottschalk & Saether. The results of this study is that the implementation of
system integration is not supported by existing policies from UI so there is currently no clear SOP
regarding the application of library information system integration in UI environment with the UI
Library.
Keywords: Integration of Information System, Interoperability, Digital Library, Archive.

1
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

PENDAHULUAN terlalu panjang sehingga proses tersebut dapat


Kehadiran teknologi informasi dan dikurangi agar kegiatan kerja menjadi lebih
komunikasi (TIK) saat ini menjadi sesuatu yang efisien dan efektif (Heck & Vervest, 2007).
penting dalam sebuah instansi. Kemajuan TIK Sudah tidak asing lagi apabila hampir seluruh
dalam proses pertukaran informasi bidang kerja memanfaatkan teknologi informasi
membuatkualitas pelayanandari suatu instansi untuk membawa perubahan.
meningkat. Oleh karena itu, agar pertukaran Baik instansi pemerintahan maupun
informasi dapat dilakukan dengan maksimal pendidikan membutuhkan sistem informasi
harus didukung dengan penggunaan teknologi dalam menjalankan kegiatan kerjanya, termasuk
dan komunikasi yang memadai. Pada era UI sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
sebelumnya informasi diperoleh lebih banyak Hukum (PTNBH). Sistem informasi dibuat untuk
melalui media cetak, tetapi sekarang sudah dapat menggantikan pekerjaan yang semula dilakukan
diakses melalui media digital. Informasi yang secara manual dapat dilakukan dengan
diperoleh menggunakan media digital dapat komputerisasi. UI sebagai salah satu PTN di
berbentuk analog, elektromagnetik, optikal atau Indonesia sudah menggunakan sistem informasi
sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dalam menjalankan berbagai kegiatan kerjanya,
dan/atau didengar melalui komputer. termasuk dalam bidang perpustakaan yang
Pemanfaatan teknologi informasi dan mengembangkan sistem informasi perpustakaan
komunikasi dalam suatu instansi dapat yang dikenal dengan sistem LONTAR.
mengurangi inefisiensi proses kerja yang semula

Gambar 1. Tampilan Website http://lib.ui.ac.id/


Sumber: http://lib.ui.ac.id/, 2018

Sistem LONTAR yang digunakan untuk dengan Perpustakaan UI disebabkan belum


mengolah data perpustakaan pada kenyataannya adanya kebijakan integrasi dari pimpinan UI.
masih menemukan hambatan terutama terkait Selain itu, pimpinan fakultas juga memiliki
perbedaan data. Hal ini membuat koleksi yang peraturan tersendiri dalam menanggapi
ada pada sistem tidak sesuai dengan koleksi penerapan integrasi ini seperti tidak ingin
dalam bentuk fisik. Akhirnya pengguna tidak terintegrasi dengan Perpustakaan UI sehingga
dapat memperoleh informasi yang ingin dicari. koleksi buku yang ada tetap disimpan di fakultas
Hambatan lain yang dihadapi dalam integrasi saja serta SDM yang ada tidak ikut dipindahkan
informasi antara perpustakaan di lingkungan UI ke Perpustakaan UI.

2
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Gambar 2. Beberapa Perpustakaan Fakultas yang Koleksinya Dapat Dicari dengan LONTAR
Perpustakaan UI
Sumber: http://lib.ui.ac.id/, 2018

Lokasi perpustakaan fakultas yang mengembangkan, mengelola, dan menggunakan


tersebar di Depok dan Salemba juga membuat alat-alat teknologi informasi untuk membantu
integrasi koleksi fisik yang diinginkan UI tidak melakukan pekerjaan yang berkaitan dan
tercapai dengan baik. Hal ini dikarenakan apabila pengolahan dan pengelolaan informasi. SIM
koleksi dipusatkan di wilayah Depok, maka dapat beroperasi dalam suatu lingkungan karena
pengguna yang berada di Salemba kesulitan terdiri atas unsur-unsur, ditandai dengan saling
untuk memperoleh informasi dikarenakan berhubungan, dan mempunyai satu fungsi atau
berbagai macam kendala terutama terkait waktu. tujuan utama. SIM berbasis komputer terdiri dari
Untuk dapat mengatasi hambatan tersebut beberapa unsur, yaitu (Turban & Jay, 2001):
tersebut, dibutuhkan Sistem Informasi a) Manusia adalah orang yang dapat
Manajemen (SIM) berbasis komputer yang menjalankan sistem informasi.
disebut dengan istilah SIM. SIM adalah sistem b) Software adalah perangkat lunak yang
berbasis komputer yang menyediakan informasi membantu hardware dalam mengolah data.
bagi beberapa pemakai kebutuhan yang serupa. c) Hardware adalah perangkat keras seperti
Informasi dapat tersedia dalam bentuk laporan monitor, printer, keyboard yang berfungsi
periodik maupun laporan khusus agar mudah untuk menerima, memproses dan
dibaca. Suatu sistem memiliki karakteristik yaitu menampilkan data.
memiliki elemen-elemen (elements), mempunyai d) Database merupakan kumpulan dari
penghubung (interface), mempunyai masukan beberapa file yang disimpan.
(input), mempunyai keluaran (output), e) Network merupakan jaringan penghubung
mempunyai pengolahan (process), mempunyai sehingga dimungkinkan adanya pembagian
objek dan tujuan yang jelas (objectives and sumber daya antar komputer.
goals) (McLeod & Schell, 2008). Sedangkan Prosedur yaitu peraturan baku yang mengatur
menurut (Haag, Cummings, & McCubbrey, bagaimana penggunaan sistem informasi.
2003) SIM adalah rencana untuk

3
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Gambar 3. Komponen SIM berbasis Komputer


Sumber: Turban & Jay, Decission Support Systems and Intelligent Systems, 2001

Dengan adanya unsur utama tersebut, dibutuhkan dalam organisasi yang saling
pengelola dapat terbantu untuk melihat apakah membutuhkan data dari unit kerja yang berbeda
implementasi SIM berjalan dengan baik atau (Sugiarto & Fajarhati, 2008). Tujuan dari
tidak. Hal ini menjadi salah satu dasar indikator integrasi yaitu untuk membuat proses pertukaran
pembuatan pertanyaan yang dilakukan dalam data menjadi lebih efisien sehingga dapat
menilai implementasi yang ada pada mendukung pekerjaan manajemen. Dalam
perpustakaan UI. integrasi terjadi penetapan standar seperti
Untuk menilai sejauh mana kualitas dari komputer apa yang harus digunakan, bagaimana
suatu sistem dapat dilihat dari perangkat keras desain database nya, bahasa pemrograman apa
dan perangkat lunak yang digunakan dalam yang dipakai, sistem operasinya seperti apa,
sistem informasi. Fokusnya yaitu seberapa baik rencana pegembangan dan tahap uji coba
suatu perangkat lunak, perangkat keras, programnya. Standar tersebut dibutuhkan agar
kebijakan, dan prosedur dapat menyediakan dapat dilakukan transfer data dari komputer satu
informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna ke komputer yang lainnya (Hussain, 1992).
(DeLone & McLean, 2003). Dengan adanya Integrasi merupakan keharusan untuk mencapai
dukungan SIM tersebut dapat membantu keberhasilan pada sektor bisnis, namun pada
terwujudnya integrasi. Secara etimologi integrasi sektor pemerintahan juga dibutuhkan
berasal dari kata latin yang memiliki makna kesinergisan informasi dalam bentuk integrasi
tempat bagi suatu unsur demi suatu kesatuan dan (Lam, 2007).
kemudian dubentuk menjadi kata benda Untuk mewujudkan integrasi tersebut
integritas (Sadilah, 1997). Integrasi adalah dibutuhkan intoroperabilitas yang dapat
keserasian satuan-satuan yang terdapat pada membantu proses berbagi informasi.
suatu sistem dan tidak merugikan yang lainnya Interoperabilitas adalah kemampuan sistem
(Widjaja, 1986). Integrasi merupakan informasi untuk saling melakukan pertukaran
penggabungan dua atau lebih suatu proses informasi secara efektif dalam jaringan yang
menjadi satu proses untuk mengganti proses heterogen. Oleh karena itu diperlukan
yang asli sehingga kegiatan bisnis menjadi lebih komunikasi di berbagai tingkat agar tujuan yang
ringkas (Morissan, 2009). Integrasi data hendak dicapai dapat terpenuhi (Ghosh, 2010).

4
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Gambar 4. Pilar Dimensi Interoperabilitas


Sumber: Direktorat Sistem Informasi Perangkat Lunak & Konten, Kerangka Acuan & Pedoman
Interoperabilitas Sistem Informasi Instansi Pemerintahan, 2008

Dari gambar di atas penulis meneliti mengubah menjadi suatu tindakan agar
mengenai interoperabilitas organisasi yang tujuan dapat dicapai. Seorang CIO harus
berfokus pada bentuk dari proses bisnis yang dapat membangun sistem yang sesuai
memiliki tujuan meberikan pelayanan yang dengan kebutuhan dan tujuan instansi
maksimal kepada masyarakat dengan dengan memanfaatkan sumber daya yang
menyelaraskan bentuk dari informasi kedalam ada.
tujuan organisasi seperti hubungan kerja sama. d) Peran utama CIO
Dalam interoperabilitas terdapat variabel yang CIO harus siap dengan adanya pengaruh
dapat diterapkan pada instansi untuk melakukan lingkungan baik yang berasal dari dalam
integrasi (Gottschalk & Saether, 2009), sebagai maupun dari luar instansi itu sendiri. Oleh
berikut: karena itu, CIO berperan dalam proses
a) Tujuan integrasi kerjasama dalam upaya menyesuaikan dan
Dalam tujuan integrasi yang menjadi fokus mengembangkan dengan lingkungan yang
utama adalah berkaitan dengan masalah- ada agar instansi dapat terus berjalan.
masalah adminstratif yang berkaitan dengan e) Tantangan utama dari pimpinan pusat
efisiensi dan efektivitas ketika melakukan Dalam membuat dan mengembangkan suatu
tugas. Dengan menjalankan pekerjaan sistem harus didukung dengan adanya
sesuai dengan prosedur yang ada maka keputusan dari pimpinan pusat. Keputusan
kesalahan dalam menyelesaikan tugas dapat tersebut berhubungan dengan nilai dan
diminimalisir. Tidak hanya berdasarkan standarisasi.
prosedur yang ada saja, namun juga setiap f) Fokus desain
pegawai harus menerapkan nilai-nilai yang Perancangan sistem informasi harus
ada dalam menyeleskan tugasnya agar berfokus pada tujuan agar sesuai dengan visi
efisien dan efektif. dan misi yang hendak dicapai.
b) Peran sistem informasi g) Peran manajemen atas
Selain adanya perosedur atau alur kerja, Manajemen atas selaku pemilik otoritas
keberadaan sistem informasi dapat tertinggi dalam suatu instansi bekerja hanya
membantu dalam menyelesaikan tugas- pada tahapan konseptual. Manajemen atas
tugas suatu instansi maupun dengan instansi memiliki keputusan dari solusi yangada dan
lainnya. Penggunaan sistem informasi juga menyusun strategi yang jelas demi
memungkinkan adanya pertukran keberlangsungan instansi.
pengetahuan karena ada proses
pembelajaran antara satu sama lainnya. METODOLOGI PENELITIAN
c) Tugas utama Chief Information Officers Pada penelitian ini pendekatan penelitian
(CIO) yang digunakan yaitu post-positivist, dengan
CIO memegang peran penting dalam alur menggunakan konstruksi teori yang ada dalam
kerja agar berjalan dengan efisien dan melakukan pengukuran, untuk mengetahui
efektif. CIO harus dapat melihat visi dan bagaimana penerapan integrasi sistem informasi
misi yang ada pada suatu instansi dan perpustakaan di lingkungan Univesitas Indonesia

5
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

dengan Perpustakaan UI dalam menuju digunakan karena dalam penelitian ini posisi
perpustakaan digital yang sudah berjalan 10-11 tersebut tidak ada. Kemudian peneliti melakukan
tahun. Peneliti melakukan observasi terkait observasi untuk melihat langsung fenomena apa
integrasi sistem informasi perpustakaan, yang terjadi di lapangan terkait dengan
kemudian melakukan pengumpulan informasi penerapan integrasi sistem infomasi
dengan obsevasi serta melalui data-data yang ada perpustakaan di lingkungan UI dengan
dan juga wawancara mendalam. Informasi Pepustakaan UI dalam menuju pepustakaan
tersebut kemudian diolah agar diperoleh digital. Saat melakukan obervasi peneliti juga
informasi yang akurat sehingga dapat diketahui melakukan wawancara mendalam dengan
pemasalahan yang ada dalam penerapan integrasi beberapa narasumber yang terkait dalam
sistem infomasi perpustakaan di lingkungan UI. mengumpulkan data yaitu Koordinator Layanan
Teknik pengumpulan data yang digunakan Perpustakaan UI, Administrator Perpustakaan
melalui studi kepustakaan, studi lapangan, dan UI, Operator Perpustakaan UI, serta pustakawan-
wawancara. Peneliti mencari teori-teori yang pustakawan yang berasal dari fakultas.
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu Merujuk pada berbagai teori dan hasil
teori interoperabilitas organisasi Gottschalk & penelitian sebelumnya, operasionalisasi konsep
Saether, namun terdapat dua dimensi yaitu tugas penelitian ini dibentuk.
utama CIO dan peran utama CIO tidak

Tabel 1. Operasionalisasi Konsep


Konsep Variabel Dimensi Indikator
Integrasi Sistem Interoperabilitas Tujuan Integrasi  Efisiensi-Efektivitas Administrasi
Informasi Organisasi  Kesesuaian Nilai Organisasi
 Kesesuaian Visi-Misi

Peran Sistem  Alur kerja terintegrasi


Organisasi  Hubungan timbal balik antar organisasi

Tugas Utama CIO  Transformasi proses bisnis


 Knowledge sharing
 Pembuatan strategi sesuai visi-misi

Peran Utama CIO  Monitoring


 Understanding of Needs

Tantangan Utama  Standarisasi Proses Kerja & Sistem


dari Pimpinan Informasi
Pusat

Fokus Desain  Information Sharing

Peran Manajemen  Decision Making


Atas  Directing

Sumber: Telah diolah kembali

HASIL DAN PEMBAHASAN yang digunakan di perpustakaan UI untuk


Hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjang pekerjaan di bidang perpustakaan.
dari dimensi pertama yaitu tujuan integrasi Namun sistem CDS/ISIS yang dibuat oleh
indikator yang diukur adalah efisiensi UNESCO tersebut memiliki kekurangan karena
administrasi dalam melaksanakan tugas dengan tidak dapat digunakan secara online dan belum
benar. Pada tahun 2008, sistem LONTAR berbasis web, selain sebelumnya tiap
merupakan pengganti dari sistem CDS/ISIS perpustakaan di Universitas Indonesia juga

6
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

memiliki sistem perpustakaan masing-masing. yang sudah cukup lama ternyata masih
Akhirnya dibangun sistem LONTAR yang menghadapi kendala terutama terkait banyak
dibuat oleh mahasiswa beserta tim Dosen data yang harus diisi di sistem dan tidak ada
Fasilkom UI yang dapat membantu otomasi contoh penngisian yang menyebabkan apabila
perpustakaan yang berbasis web dan dapat terjadi kesalahan input data tidak dapat
digunakan secara online. Penggunaan LONTAR diperbaiki langsung.

Gambar 5. Halaman Depan LONTAR


Sumber: http://lib.ui.ac.id/, 2018

Indikator kedua yaitu efektivitas resources masih tetap menyimpan koleksi


administrasi ketika melaksanakan tugas dengan dalam bentuk fisik. Hal ini juga terlihat dari
benar. Perpustakaan UI sebagai perpustakaan banyaknya pengunjung yang datang langsung ke
yang mengusung konsep perpustakaan digital Perpustakaan UI untuk mencari rujukan koleksi.
selain menyediakan koleksi dalam bentuk e-
Tabel 2. Data Kunjungan Perpustakaan UI Tiga Tahun Terakhir
Tahun Jenis Kunjungan Total
Fisik Virtual
2015 641.400 632.676 1.274.076
2016 646.479 766.703 1.413.182
2017 650.486 1.040.706 1.691.192
Sumber: Bagian Statistik Perpustakaan UI, 2018

Berdasarkan pernyataan tersebut, untuk judul maka memungkinkan sistem dapat


pengguna merasa rujukan koleksi yang ada di bekerja dengan cepat. Belum ada kebijakan
perpustakaan UI sudah baik dan berkualitas, yang mengatur bagaimana penerapan integrasi,
namun dalam melakukan pencarian baik dari segi koleksi apa yang dapat
koleksiterkadang pengguna tidak dapat diintegrasikan, bagaimana alur, syarat dan
menemukan koleksi yang dimaksud. Dari faktor ketentuan agar dapat terintegrasi dengan
accesibility dengan adanya sistem LONTAR Perpustakaan UI. Indikator ketiga adalah
membuat pengguna dapat mencari koleksi efektivitas ketika memasukan nilai-nilai
sendiri dengan mudah. Namun apabila kata kedalam pekerjaan atau tugas. Berdasarkan nilai
kunci yang dimasukan saat melakukan yang dianut oleh instansi kriteria nilai-nilai
pencarian terlalu umum maka sistem akan pegawai hanya ada di SKP dan tidak ada nilai
bekerja lebih lama karena harus mencari banyak khusus yang ditanamkan kepada pegawai.
data. Tidak adanya aturan dalam melakukan Kurangnya pelaksanaan pelatihan yang
pencarian ketika menggunakan LONTAR juga berkaitan dengan pelayanan prima membuat
membuat pencarian menjadi lama. Apabila ada nilai budaya yang ada tidak diterapkan dengan
standar tertentu dalam melakukan pencarian baik oleh seluruh pegawai.
misalnya dengan memasukan minimal tiga kata

7
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Dimensi kedua yaitu peran sistem dalam bentuk fisik antar perpustakaan di UI
informasi dan indikator pertama adalah adanya karena tidak ada proses bisnis yang jelas. Oleh
alur kerja antar organisasi untuk mobilisasi karena itu penulis mencoba untuk
sumber infromasi. Pada tahap ini belum menggambarkan alur unduh koleksi yang
dimungkinkan untuk memperoleh koleksi dalam terintegrasi sebagai berikut.
bentuk softcopy maupun peminjaman koleksi

Gambar 6. Proses Unduh Koleksi Terintegrasi


Sumber: telah diolah kembali

Dari gambar di atas dengan integrasi Perpustakaan UI terkait kerja sama dalam
dimungkinkan bagi pengguna untuk mengunduh melanggan jurnal sehingga biaya yang harus
koleksi yang ada di lingkungan perpustakaan dikeluarkan UI untuk membayar jurnal tersebut
UI, apalagi saat ini KTM (Kartu Tanda cukup besar.
Mahasiswa) sudah memiliki barcode sehingga Dimensi ketiga adalah tantangan utama dari
database yang ada pada KTM dapat pimpinan UI yang ditandai dengan belum ada
dimaksimalkan. Namun hal ini belum dapat SOP yang mengatur syarat dan ketentuan untuk
diterapkan dan juga belum dimungkinkan untuk melakukan integrasi sistem informasi. Baik
melakukan peminjaman koleksi yang ada di seperti standar software, hardware, dan SDM
Perpustakaan UI dari perpustakaan fakultas. yang harus digunakan apabila ingin melakukan
Indikator kedua yaitu sosialisasi penggunaan integrasi. belum adanya persamaan standar
sistem LONTAR. Sosialisasi inii penting karena dalam memaknai setiap konten yang ada di
sebagai Pertukaran informasi karena LONTAR sistem sehinggaintegrasi data koleksi tidak
merupakan sistem informasi yang digunakan maksimal. Hal tersebut dikarenakan belum
untuk menunjang pekerjaan. Dalam sosialisasi adanya standarisasi terkait proses kerja dari
ini pengetahuan yang diberikan oleh narasumber pimpinan pusat UI sehingga setiap instansi
yaitu dari Tim Dosen Fasilkom UI selaku memiliki standar masing-masing. Selain itu
pembuat sistem LONTAR terkait cara belum adanya kesiapan dari UI dalam
mengaplikasikan sistem tersebut. Pustakawan menghadapitantangan dari dalam instansi
ikut berbagii pengetahuan mengenai bagaimana sendiri dapat dilihat dari ada atau tidaknya SLA
cara mengolah koleksi sesuai dengan ketentuan (Service Level Agreement). SLA adalah
yang ada. Pertukaran pengetahuan ini juga kesepakatan formal antara penyedia layanan
tidak hanya dilakukan antara pihak dengan pengguna. Adanya SLA dapat
Perpustakaan UI dengan pembuat sistem menggambarkan bagaimana ketentuan dan
LONTAR, namun juga kepada mahasiswa baru tanggung jawab yang dapat diukur dengan
(maba) UI nelalui kegiatan Orientasi Belajar jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan
Mahasiswa (OBM). Indikator kedua adalah bersama.
keuntungan timbal balik antar organisasi.
Belum ada kerja sama dengan organisasi di luar

8
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Gambar 7. Alur Integrasi Sistem Informasi Perpustakaan


Sumber: telah diolah kembali

Dari gambar di atas penulis mencoba mau fakultas harus meingikuti aturan yang ada
untuk membuat alur integrasi sistem informasi. karena apabila tidak mematuhi kebijakan akan
Langkah pertama yang paling penting adalah dikenakan sanksi. Tahap ketiga, pihak pimpinan
harus ada kebijakan dari Pimpinan UI tentang perpustakaan memberikan persetujuan atau
integrasi. Dalam kebijakan tersebut harus tidak untuk melakukan integrasi sistem
menjelaskan secara rinci bagaimana peran informasi perpustakaan. Jika ditolak maka
perpustakaan-perpustakaan fakultas setelah proses hanya sampai tahap ttersebut, dan jika
dilakukan integrasi, sifat integrasi yang wajib diterima dapat masuk ke tahap selanjutnya yaitu
dan tidak ada perpustakaan fakultas yang tidak melakukan kerja sama dengan fakultas terkait.
terintegrasi, apa sanksi apabila masih tetap tidak Keempat pembuatan perjanjian kerja sama yang
ingin terintegrasi padahal sudah ada kebijakan, mengikat kedua pihak dan berisi hak dan
keterkaitan dengan rencana strategis, standar kewajiban masing-masing. Kelima adalah
penggunaan software, hardware, database, membentuk tim yang terdiri dari pihak
kualifikasi SDM yang ada, apakah semua perpustakaan dan pihak fakultas pemohon.
koleksi bisa diintegrasikan atau tidak, Dalam hal ini banyak hal yang harus disepakati
bagaimana alur integrasi baik yang sama-sama sehingga perlu dibuat kebijakan yang mengatur
menggunakan LONTAR maupun tidak sama. kedua belah pihak. Kebijakan tersebut misalnya
Kedua setelah ada kebijakan integrasi terkait penentuan data-data apa yang akan
perpustakaan dari Pimpinan UI maka mau tidak diintegrasikan,baik data yang dapat diakses oleh

9
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

umum atau tidak, penetapan standar lebih besar dan dapat diakses secara online,
penggunaan software, hardware, SDM, tetapi ternyata data koleksi masih tidak sesuai
membuat Service Level Agreement (SLA). SLA karena terdapat beberapa data yang ada di
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan, sistem namun data fisik tidak ada ataupun
harapan, tanggung jawab dari masing-masing sebaliknya. Hal ini dikarenakan koleksi buku
pihak yang terlibat yang dapat diukur dengan belum semuanya diolah dan masih terus
jangka waktu tertentu. Adanya SLA dapat diproses sampai saat ini.
menjadi alat ukur dalam menentukan efektifitas Dimensi kelima yaitu peran manajemem
layanan yang disediakan seperti batas waktu atas. Dalam melakukan integrasi, peran dari
standar yang dibutuhkan untuk melakukan pimpinan tertinggi perpustakaan yaitu Kepala
pencarian koleksi dengan sistem, mesin harus Perpustakaan memiliki peran penting dalam
dapat beroperasi dalam waktu berapa lama, dan mensinergiskan infromasi yang ada. Oleh
berapa lama batas waktu yang dibolehkan karena itu, Kepala Perpustakaan memerlukan
apabila terjadi server down. Tahap keenam dan dukungan dari pihak lain agar integrasi yang
ketujuh merupakan tahap pengujian integrasi dilakukan dapat maksimal. Adapaun indikator
dan sistem. Dalam hal ini perlu dilakukan pertama dalam dimensi ini adalah keputusan
pengawasan dari Pimpinan UI untuk mengawal mengenai solusi. Dalam menjalankan kegiatan
apakah pengujian tersebut sudah berjalan baik yang ada di perpustakaan, terdapat banyak
dan menguntungkan kedua pihak yang terlibat. fungsi yang ada di dalamnya seperti untuk
Dari hasil evaluasi tersebut dapat diambil edukasi, informasi, riset, publikasi, dan
kesimpulan bahwa integrasi sudah siap untuk interpretasi.Untuk mendukung pelayanan
dilakukan. Jadi, belum adanya kesesuaian antara perpustakaan, dibuatlah keputusan mengenai
tujuan integrasi dengan visi dan misi yang kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Sistem
ditandai belum adanya kebijakan yang mengatur Perpustakaan Universitas Indonesia Terpadu itu
integrasi menyatakan indikator ini belum dikukuhkan dengan Keputusan Rektor No.
tercapai. 230/SK/R/UI/1999, tanggal 16 Agustus 1999.
Dimensi keempat yaitu fokus desain dari dikukuhkan dengan Keputusan Rektor No.
integrasi sistem informasi. Di tahun 2003 sistem 230/SK/R/UI/1999, tanggal 16 Agustus 1999.
LONTAR versi 1 dibuat oleh mahasiswa Namun hanya dengan keputusan terkait sistem
Fasilkom UI yang sedang menyelesaikan tugas Perpustakaan UI yang terpadu tersebut belum
karya akhir skripsi. Setelah skripsi tersebut dapat memecahkan masalah integrasi sistem
selesai dibuat, dilakukanlah pembuatan sistem informasi perpustakaandi lingkungan UI. Hal ini
LONTAR versi 1 dengan dibantu tim dosen dikarenakan dengan seiring berjalannya waktu
Fasilkom UI. Pada saat itu sistem LONTAR maka kebutuhan dan tantangan yang dihadapi
dibuat untuk memperbaiki sistem informasi suatu instansi akan berbeda dari yang
perpustakaan yang sebelumnya. Dengan sebelumnya. Kondisi lingkungan yang ada pada
dibuatnya sistem LONTAR maka informasi tahun 1999 tentu berbeda dengan kondisi saat
dapat diperoleh secara online dan didukung ini, terutama dengan pesatnya perkembangan
dengan digitalisasi. Kemudian sistem LONTAR teknologi informasi sehingga teknologi yang
yang dibuat dikembangkan lagi dengan dahulu sudah tidak relevan untuk digunakan.
diluncurkannya versi 2 dan yang paling terbaru Indikator kedua adalah arahan dan strategi yang
yaitu versi 3. Dengan diperbaharuinya sistem jelas. Dalam indikator ini kesesuaian dapat
LONTAR maka kegiatan kerja menjadi lebih dilihat dari bagaimana strategi yang dibangun
efisien dan dapat menunjang integrasi sistem antar bagian yang ada. Seperti tujuan serta visi
informasi antar perpustakaan berbasis online di dan misi dari UI dan Perpustakaan UI yang
lingkungan UI. Penggunaan sistem LONTAR di sejalan, sehingga tidak ada penggabungan
tahun 2003 membuat pekerjaan yang dilakukan tujuan serta visi dan misi. Bentuk dukungan
memakan waktu lama dan tenaga karena proses yang dilakukan oleh pihak pimpinan atas yaitu
kerja sistem yang lama, sedangkan saat pertama setelah Rektor mengkaji bahwa sistem
dilakukan otomasi perpustakaan banyak data- LONTAR dapat memberi dampak yang baik
data yang harus diolah dengan bantuan sistem bagi instansi, Rektor menyetuji dioperasikannya
tersebut. Adanya sistem LONTAR yang sistem LONTAR di lingkungan UI, termasuk
sekarang maka kapasitas data yang disimpan mendanai infrastruktur yang dibutuhkan untuk

10
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

mengembangan perpustakaan, namun sampai b) Perlu menanamkan nilai-nilai kerja kepada


kapan sistem LONTAR ini digunakan dan pegawai misalnya melalui pelatihan terkait
bagaimana keberlangsungan dari sistem ini pelayanan prima yang diberikan secara
masih belum jelas. Pihak pimpinan berkala agar dapat dijadikan kebiasaan
Perpustakaan UI juga masih melakukan yang baik dalam bekerja, sehingga kinerja
pengkajian serta membahas bagaimana yang dihasilkan ikut meningkat.
keberlangsungan dari sistem LONTAR yang c) Membuat peraturan yang jelas mengenai
digunakan dan belum ada keputusan yang proses kerja agar fungsi perpustakaan
dibuat. Sehingga pada indikator kesesuaian dari dapat dimaksimalkan, seperti membuat
arahan dan strategi yang jelas dapat dikatakan prosedur untuk memperoleh koleksi dalam
belum terpenuhi karena pimpinan Perpustakaan bentuk softcopy atau peminjaman koleksi
dan UI masih belum mengambil keputusan antar perpustakaan di lingkungan UI.
bagaimana strategi integrasi sistem informasi d) Sebaiknya, harus ada alur kerja sama
perpustakaan menggunakan LONTAR dengan organisasi di luar Perpustakaan UI
kedepannya. sehingga kerja sama tidak hanya
dimungkinkan dengan pihak internal saja,
SIMPULAN DAN SARAN tetapi juga dengan pihak eksternal.
Dari hasil analisis mengenai integrasi Pembentukan asosiasi perpustakaan
perpustakaan di lingkungan UI dengan nasional juga dapt membantu.
menggunakan variabel integrasi sistem e) Dibutuhkan kebijakan yang dibuat oleh
informasi dapat disimpulkan bahwa penerapan pimpinan UI yang mengatur bagaimana
integrasi sistem informasi perpustakaan di integrasi sistem informasi perpustakaan
lingkungan UI belum memenuhi dimensi termasuk syarat dan ketentuan apa yang
interoperabilitas organisasi dari teori Gottschalk harus dipenuhi jika ingin terintegrasi.
& Saether. Penerapan integrasi yang dibantu f) Membuat standarisasi dengan menetapkan
dengan penggunaan sistem LONTAR belum penamaan setiap konten yang ada pada
dapat membantu pegawai dalam menyelesaikan untuk koleksi yang di input sehingga dapat
pekerjaannya. Kurangnya pemberian pelatihan dijadikan pedoman oleh seluruh karyawan
terkait pelayanan kepada pegawai membuat ketika bekerja sehingga informasi yang
tujuan integrasi tidak berjalan sesuai dengan ingin diintegrasikan dapat diproses dan
yang diinginkan. Adanya tantangan utama dari data yang dihasilkan akurat.
pimpinan UI yang belum memiliki kebijakan g) Membuat kebijakan yang mengatur
terkait integrasi membuat data koleksi yang standarisasi perpustakaan dan sistem
dimiliki menjadi tidak sesuai antara fisik dan informasi yang digunakan, seperti standar
yang ada di sistem. Tidak adanya standarisasi software, hardware, dan SDM yang harus
proses kerja membuat pimpinan sulit untuk digunakan apabila ingin melakukan
menentukan bagaimana rencana integrasi integrasi.
kedepannya, sedangkan dari sosialisasi h) Menentukan rencana mengenai bagaimana
penggunaan sistem LONTAR pada keberlangsungan integrasi yang dijalankan
perpustakaan di lingkungan UI sudah berjalan di lingkungan UI kedepannya.
dengan baik karena terdapat pertukaran
pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA
Dari simpulan di atas masih terdapat DeLone, W., & McLean, E. (2003). Information
beberapa hal yang belum tercapai dalam Systems Success: The Quest for the
integrasi sistem informasi perpustakaan, Dependent Variable. Information
sehingga dapat diberikan saran sebagai berikut: Systems Research, 60-95.
a) Meskipun sudah ada buku pedoman untuk https://pubsonline.informs.org/doi/10.12
melakukan pekerjaan, namun akan lebih 87/isre.3.1.60
memudahkan apabila pada sistem terdapat Ghosh, S. (2010). Net Centricity and
contoh pengisian data yang dibutuhkan dan Technological Interoperability in
pengisian data dapat disederhanakan Organization: Perspective and Strategies.
sehingga menjadi lebih mudah digunakan. Kansas: Arcadia Concepts Inc.
Gottschalk, P., & Saether, H. S. (2009). E-
Government Interoperability and

11
Volume 7 Nomor 1, Januari – Juni 2019
P-ISSN : 2355-5807
E- ISSN 2477-3433

Information Resource Integration: Morissan. (2009). Manajemen Media Penyiaran:


Frameworks for Aligned Development. Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
New York: Information Science Jakarta: Prenada Media Group.
Reference. Sadilah, E. (1997). Integrasi Nasional Suatu
Haag, S., Cummings, M., & McCubbrey, D. J. Pendekatan Budaya di Daerah Istimewa
(2003). Management Information System di Daerah Yogyakarta. Yogyakarta:
for The Information Age 4th Edition. Departemen Pendidikan dan
New York: McGraw Hill Irwin. Kebudayaan.
Heck, V. E., & Vervest. (2007). Smart Business Sugiarto, M., & Fajarhati, P. (2008).
Networks: The Challange for The CIO. Implementasi Data antar Sistem
New York: McGraw Hill. Informasi untuk Mendukung Decission
Hussain, D. S. (1992). Information Management Support System. Konferensi dan Temu
Organization Management and Control Nasional Teknologi Informasi dan
of Computer Processing. London: Komunikasi untuk Indonesia.
Prentice Hall International. Turban, E., & Jay, E. (2001). Decission Support
Lam, W. (2007). Information System Systems and Intelligent Systems. New
Integration in e-Government. London: Jersey: Prentice Hall.
Prentice Hall. Widjaja, A. (1986). Komunikasi dan Hubungan
McLeod, R., & Schell, P. (2008). Management Masyarakat. Jakarta: Bina Aksara.
Information System. New Jersey:
Pearson Education.

12

Anda mungkin juga menyukai