Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 4, No. 9, September 2020, hlm. 3209-3217 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Akademik Pada Pondok Pesantren


Minhajurrosyidin Gresik
Ferina Kusuma Anjani1, Bayu Rahayudi2, Widhy Hayuhardhika Nugraha Putra3

Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1ferinaanjani6@student.ub.ac.id, 2ubay1@ub.ac.id,3widhy@ub.ac.id

Abstrak
Teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih tentu membawa banyak kemudahan bagi
manusia. Sehingga teknologi banyak diterapkan dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam bidang
pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non formal diperlukannya sistem yang terkomputerisasi
untuk menunjang aktifitas akademis agar lebih efektif dan efisien. Tujuan pembuatan sistem ini yaitu
untuk mengatasi permasalahan yang ada pada sistem yang telah berjalan sebelumnya yang dianggap
kurang efisien sehingga dibuat sistem informasi akademik yang berbasis website pada pondok
pesantren Minhajurrosyidin Gresik. Dengan adanya sistem informasi akademik ini mampu
memberikan kemudahan bagi para pengajar/pengurus dalam melakukan pengolahan dan penyimpanan
data pondok pesantren sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem informasi akademik ini
meliputi tentang data santri, data guru/pengajar, dan penilaian santri serta SMS Gateway. Pembuatan
sistem informasi menggunakan bantuan framework Laravel, menggunakan bahasa pemrograman PHP
JavaScript, dan CSS dalam pembuatan interface sistem dan untuk penyimpanan data digunakan
perangkat lunak MariaDB
Kata kunci: Sistem Informasi, Pondok Pesantren, Laravel
Abstract
Information technology which is increasingly sophisticated certainly brings a lot of convenience to
humans. So that technology is widely applied in various fields. One of them is in the field of education.
Both formal and non-formal education requires a computerized system to support academic activities
to be more effective and efficient. The purpose of making this system is to overcome the problems that
exist in the previous system which was considered inefficient so that a website-based academic
information system was created at the Minhajurrosyidin Gresik Islamic boarding school. With the
existence of this academic information system it is able to provide facilities for teachers /
administrators in processing and storing data in Islamic boarding schools so that they become more
effective and efficient. This academic information system covers student data, teacher / teacher data,
and student assessment and SMS Gateway. Making information systems using the help of the Laravel
framework, using the PHP JavaScript programming language, and CSS in making system interfaces
and for storing data used MariaDB software.
Keywords: Information Systems, Islamic Boarding Schools, Laravel

teknologi dalam berbagai bidang. Salah satunya


1. PENDAHULUAN dalam bidang pemanfaatan teknologi sebagai
Teknologi informasi yang semakin hari media penyampaian informasi. Sebelum
semakin maju membawa banyak kemudahan teknologi berkembang pesat, manusia dapat
bagi manusia. Masyarakat juga perlahan mulai mengetahui informasi yang berkembang hanya
bisa menyesuaikan perkembangan teknologi melalui koran yang beredar. Sekarang dengan
sesuai dengan pola masyarakat yang relatif adanya teknologi, manusia bisa mengetahui
maju. Dengan kemudahan dan manfaat yang perkembangan informasi cukup dengan melihat
banyak didapat dari teknologi serta internet, gadget atau televisi. Bahkan tidak hanya untuk
sehingga manusia berlomba-lomba menerapkan mengetahui atau menyampaikan informasi,

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3209
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3210

teknologi juga memberikan kemudahan 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN


manusia dalam mengelola informasi dan
2.1. Sistem Informasi
menjaga keamanan informasi tersebut.
Informasi dikelola dalam sebuah sistem yang Menurut (Pinontoan, 2008), kata sistem
disebut dengan sistem informasi. Yang mana memiliki arti sebagai beberapa komponen yang
saat ini sudah banyak digunakan dan berinteraksi untuk dalam menggapai satu tujuan
dimanfaatkan oleh perusahaan, pemerintahan yang sama. Sedangkan pengertian informasi
bahkan organisasi/kelembagaan. yaitu kumpulan data yang bersatu dimana data-
Pondok Pesantren Minhajurrosyidin adalah data tersebut diperlukan karena memiliki
sebuah pondok yang berlokasi di Gresik Jawa manfaat dan kegunaan untuk suatu organisasi
Timur yang mana pondok pesantren ini belum yang diperlukan (Krismiaji, 2010).
memanfaatkan teknologi komputerisasi dalam
pengelolaan data pada kegiatan yang dilakukan
2.2. Sistem Informasi Akademik
di pondok pesantrennya. Tidak hanya
pendidikan sekolah saja yang memerlukan Sistem Informasi Akademik adalah sebuah
sistem terkomputerisasi, namun pondok sistem yang memiliki beberapa jaringan
pesantren yang termasuk kedalam lembaga informasi yang terhubung serta komponen data
sosial keagamaan yang memiliki fungsi dalam yang melayani informasi dalam bidang
menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan akademik baik formal maupun non formal
dalam masyarakat juga memerlukan sistem (Imelda & Erik, 2014).
yang terkomputerisasi sehingga aktifitas yang
ada pada pondok termasuk pembelajaran 2.3. Pondok Pesantren
menjadi lebih mudah. Selain itu perlu adanya Minhajurrosyidin Gresik
pengelolaan akademik yang dibangun dalam
meningkatkan pengelolaan data berupa Ponpes Minhajurrosyidin Gresik adalah
informasi yang baik, tepat dan efektif. Sistem pondok pesantren yang bergerak dibidang
informasi akademik yang dimanfaatkan sebagai keagamaan dalam membina generasi muda,
media dalam pencatatan dan pengelolaan setiap terutama di bidang tauhid, ibadah, akhlak, ilmu
data yang berhubungan dengan santri dan pengetahuan umum dan keterampilan /
pondok pesantren. Selanjutnya dalam kemandirian, sehingga diharapkan generasi
perkembangan dan target yang telah dicapai muda menjadi generasi muda yang tangguh,
oleh santri selama berada di pondok pesantren berilmu, berakhlakul karimah dan mandiri.
juga dilakukan secara manual yakni pengajar Ponpes Minhajurrosyidin Gresik terletak di
menuliskannya di buku prestasi dan buku hasil Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Singorejo,
laporan santri. Dimana terkadang buku tersebut Dahanrejo, Rt.02 Rw.04, Kebomas Gresik,
hilang dan tidak ada catatan cadangan sehingga didirikan pada tanggal 31 Januari 2003.
santri harus melakukan penilaian ulang lagi.
Berdasarkan permasalahan diatas, sehingga 2.4. Agile Development Software
penulis menemukan solusi dengan
mengembangkan sebuah sistem informasi Kata Agile menggambarkan konsep
akademik bagi pondok pesantren menggunakan pemodelan suatu proses yang berbeda dari
metode Agile Modelling karena metode trsebut konsep pada model sebelumnya. Konsep model
memungkinkan developer dalam melakukan pada metode Agile digambarkan sebgai ‘bebas
interaksi antara pengguna yang terlibat bergerak’ karena konsep tidak sama atau belum
sehingga dalam melakukan pemodelan sistem ada dari beberapa konsep model proses
developer paham betul keinginan dari pengguna sebelumnya (Beck, 2000).
yang terlibat. Sehingga dalam skripsi penulis Agile Modelling (AM) adalah salah satu
memilih judul “Pengembangan Sistem model dalam metode Agile Software
Informasi Akademik Pada Pondok Development yang berisfat praktis dalam
Pesantren Minhajurrosyidin Gresik” sebagai mendokumentasi dan memodelkan sebuah
upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi baik sistem software. Agile Modelling terdiri dari
dalam proses pembelajaran santri serta proses beberapa nilai, prinsip dan praktek-praktek
pencatatan penilaian hasil belajar santri. dalam melakukan pemodelan terhadap suatu
sistem dalam mengembangkannya menjadi
lebih efektif.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3211

2.5. MVC (Model, View, Controller) yang diperlukan. Equivalence partitioning


melakukan evaluasi dari kelas equivalence
MVC (Model, View, Controller) adalah dengan kondisi masukkan sehingga
konsep yang memisahkan lapisan logika suatu terbentuknya gambaran pada keadaan-keadaan
sistem dan tampilan sistem yang berorientasi yang benar atau tidak.
OOP (Object Oriented Programming) (Basuki,
2010). Salah satu tujuan dibuat arsitektur MVC 2.8. Usability Testing
yaitu untuk mengurangi kompleksitas pada
suatu kode program dalam sistem atau Menurut (Zurriyadi, 2008:02) pengujian
perangkat lunak yang dilakukan secara usability adalah metode pengujian sistem yang
signifikan sehingga dapat meningkatkan dapat mengukur keefisiensian suatu sistem yang
fleksibitas dan modularitas (Hapsari R., 2018). dikases pengguna. Pengujian terdiri atas
beberapa tahap yang harus dilakukan
2.6. UML (Unified Modelling Language) diantaranya menentukan evaluator, membuat
kuesioner, menentukan pemilihan fungsi,
UML (Unified Modelling Language) suatu menentukan tugas usability testing, lalu disusun
set yang terdiri atas kontruksi dan beberapa ke dalam skrip usability test, dan melakukan
notasi yang dibentuk untuk mengembangkan perhitungan / rekapitulasi pada hasil kuesioner
suatu sistem yang berorientasi pada objek. yang selanjutnya dilakukan analisa pada hasil
(Satzinger, 2012). rekapitulasi tersebut. Responden pada kuesioner
UML digunakan dalam membuat ini yaitu pengurus dan pengajar pondok
pemodelan pada sistem agar sistem lebih pesantren tersebut.
mudah dipahami oleh mesin dan manusia. Pengujian usability pada suatu website
terdiri dari kombinasi 5 aspek yaitu,
Leanrabiliyty, Usability, Errors, Memorability,
dan Satisfaction.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada Pondok
Pesantren Minhajurrosyidin Gresik yang
berlokasi di jalan Jl.Dr. Wahidin S.H,
Dahanrejo, Singorejo, Kec. Kebomas,
Gambar 1. Agile Modelling Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61161.
Sumber : (Ambler S. W., 2001-2008) Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan
Februari 2020 sampai dengan bulan Juni 2020.
2.7. Black-Box Testing
3.2. Langkah-Langkah Penelitian
Black-Box adalah metode pengujian dalam
melakukan uji sejumlah kebutuhan fungsional Penelitian yang dilakukan termasuk dalam
pada sebuah perangkat lunak dalam melihat penelitian implementasi-pengembangan
suatu kondisi masukkan. (Pressman, 2010). (Development), dimana peneliti melakukan
Kebutuhan yang diperlukan pengguna pada penelitian mengenai sistem informasi akademik
sistem apakah seusia dengan harapan atau tidak pada Pondok Pesantren Minhajurrosyidin
dapat diketahui melalui pengujian ini dimana Gresik. Penelitian yang dilakukan
BlackBox testing memastikan kesesuaian menggunakan meetode pendekatan SDLC dan
masukkan, keluaran dan fungsi-fungsi. mengembangkan perancancnagan sistem
Pengujian ini dilakukan dengan menyusun test menggunakan model Agile Modelling.
case sesuai dengan kebutuhan masukkan yang Beberapa tahapan yang nantinya kaan
ditentukan. dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan
Equivalence partitioning merupakan salah seperti pada gambar 2 yaitu, menganalisis
satu teknik dari pengujian BlackBox yaitu kebutuhan sistem dengan wawancara dan
melakukan pembagian domain masukkan ke mengumpulkan data, studi literatur, merancang
beberapa kelas sehingga ditemukan kasus uji pemodelan sistem, melakukan implementasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3212

sistem, menguji sistem dan kesimpulan serta dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.
saran. Karena menggunakan metode Agile
dalam perancangan sistem, maka apabila 4.1.3. Identifikasi Pengguna
perancangan sistem belum sesuai atau ada
perubahan yang diperlukan maka perlu Identifikasi pengguna merupakan tahapan
dilakukan perancangan ulang kembali yang dilakukan dalam penelitian dengan tujuan
Perhatikan contoh penggunaan Gambar 1. untuk menganalisis aktor yang terlibat dalam
Keterangan gambar dituliskan pada bagian sistem sehingga diketahui siapa saja yang
bawah gambar. memiliki kepentingan dalam sistem. Identifikasi
pengguna dan hak akses masing-masing
pengguna dijelaskan pada tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Aktor

Gambar 2. Metodologi Penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis Kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan yang


dilakukan selama penelitian didapatkan data-
data berupa kebutuhan yang bersifat penting 4.1.4. Kebutuhan Fungsional
dalam mengembangkan sistem agar sistem
dapat dibangun dan dikembangkan sesuai Terdapat 3 aktor yaitu admin,
dengan yang diharapkan. guru/pengajar, dan pengurus. Kebutuhan
pengguna dijelaskan dengan kode menurut
4.1.1. Deskripsi Umum Sistem masing-masing fiturnya seperti yang dijelaskan
pada masing-masing tabel tiap pengguna.
Sistem informasi akademik Pondok
Pesantren Minhajurrosyidin merupakan sebuah 1. Admin
website yang dikembangkan dalam memberikan Pada aktor Admin dapat mengakses sistem
solusi dari permasalahan yang ada di pondok SISKA PP dengan fokusan melakukan
pesantren yaitu berkaitan dengan pengelolaan pengelolaan data guru, pengurus dan santri.
data dan penilaian pembelajaran santri pada Deskripsi hak akses pengguna Admin
pondok. ditunjukkan pada Tabel 2.

4.1.2. Elisitasi Kebutuhan Tabel 2. Kebutuhan Fungsional Admin

Elisitasi kebutuhan merupakan tahapan yang


perlu dilakukan dalam suatu penelitian untuk
menentukan keperluan pada perangkat lunak
atau sistem yang diterapkan.
Sumber pustaka/rujukan sedapat mungkin
merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun
terakhir. Pustaka yang diutamakan adalah
sumber-sumber primer berupa laporan
penelitian (termasuk Skripsi/Tugas Akhir,
Tesis, Disertasi) atau naskah-naskah penelitian

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3213

2. Guru/Pengajar 4.1.6. Pemodelan Kebutuhan Sistem


Guru merupakan pengguna yang dapat
mengakses sistem SISKA PP dengan fokusan Pada pemodelan kebutuhan sistem
pada pengelolaan penilaian dan hasil belajar dilakukan untuk menggambarkan rancangan
santri. Deskripsi hak akses pengguna Guru sistem dalam membangun sistem agar lebih
ditunjukkan pada Tabel 3. mudah dipahami oleh manusia yang
digambarkan ke dalam beberapa diagram.
Tabel 3. Kebutuhan Fungsional Guru/Pengajar
1. Use Case Diagram
Dalam memodelkan kebutuhan sistem Use
Case diagram dibuat ke dalam suatu bentuk
representasi kebutuhan berdasarkan aktor yang
terlibat dalam sistem seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3.

3. Pengurus
Guru merupakan pengguna yang dapat
mengakses sistem SISKA PP dengan fokusan
pada pengelolaan penilaian dan hasil belajar
santri. Deskripsi hak akses pengguna Guru
Gambar 3. Use Case Diagram SISKA PP
ditunjukkan pada Tabel 3. Pengurus merupakan
pengguna yang dapat mengakses sistem SISKA
2. Activity Diagram
PP dengan fokusan pengawasan pada
Dalam memodelkan kebutuhan sistem pada
pemgelolaan data guru dan santri. Deskripsi hak
Activity diagram dibuat untuk menjelaskan
akses pengguna Pengurus. ditunjukkan pada
beberapa proses dan urutan aktifitas yang
Tabel 4.
terjadi antara aktor dan sistem seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4 dan 5.
Tabel 4. Kebutuhan Fungsional Pengurus

4.1.5. Kebutuhan Non-Fungsional Gambar 4. Activity diagram login admin


Kebutuhan non fungsional menjelaskan
tentang kebutuhan selain kebutuhan fungsional
pada sistem yang dijelaskan seperti pada Tabel
5.

Tabel 5. Kebutuhan Non-Fungsional

Gambar 5. Activity diagram Menambahkan data


guru/pengajar

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3214

5. Sequence Diagram Laravel versi 5.8 serta bahasa pemrograman


Dalam memodelkan kebutuhan sistem yang php versi 7.1.11.
digambarkan ke dalam bentuk diagram 3. Registrasi pengguna hanya dilakukan oleh
Sequence dibuat untuk menjelaskan hubungan admin dimana setiap pengguna memiliki
antar pesan dan objek pada sistem yang akan hak akses masing-masing.
dikembangkan atau dibangun seperti yang 4. Sistem hanya digunakan oleh tenaga kerja
ditunjukkan pada gambar 6 dan 7. yang mengurus pondok pesantren
Minhajurrosyidin Gresik.

Gambar 6. Sequence Diagram Login Admin

Gambar 8. Physical Data Model SISKAPP

Gambar 7. Sequence Diagram Menambahkan Data


Guru/Pengurus Baru

Model data fisik (PDM) adalah pemodelan


dalam menggambarkan struktur database pada
suatu sistem. PDM menjelaskan antara tabel-
tabel dan relasi yang saling berkaitan dalam
suatu sistem, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 8.
Sedangkan pada perancangan antarmuka
sistem informasi akademik pada Pondok
Pesantren Minhajurrosyidin Gresik ditunjukkan Gambar 9. Perancangan Halaman Login
pada gambar 9 dan 10.

4.2 Implementasi Sistem

4.2.1 Batasan Implementasi

1. Dalam melakukan penyimpanan dan


pengelolaan data sistem dipilih Database
Management System (DBMS) MySQL versi
10.1.28-MariaDB.
2. Dalam melakukan implementasi sistem
yang akan dikembangkan dipilih framework Gambar 10. Perancangan Halaman Menampilkan
Penilaian Raport Santri

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3215

Setelah perancangan halaman Tabel 6. Rancangan Test Case Login


antarmuka selesai dilakukan, selanjutnya
rancangan tersebut diimplementasikan ke
dalam tampilan sistem yang sebenarnya
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11
dan 12.

Tabel 7. Hasil Pengujian Test Case Login

Gambar 11. Halaman login

4.3.2 Usability Testing

Usability Testing dilakukan dalam menguji


sistem yang dikembangkan dengan beberapa
tahapan diantaranya :
1. Menentukan Evaluator
Gambar 12. Halaman Menambahkan Data Evaluator pengujian usability testing pada
Guru/Pengajar website SISKA PP yaitu guru atau pengajar dan
pengurus yang bekerja pada Ponpes
4.3. Pengujian Minhajurrosyidin Gresik.
2. Melakukan Pemilihan Fungsi
4.3.1. Black-Box Testing Pada tahap melakukan pemilihan fungsi disusun
berdasarkan konsep usability testing yaitu,
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui learnability, efficiency, errors, memorability
apakah masukkan (kebutuhan fungsional) sudah dan satisfaction.
sesuai dengan output yang telah ditentukan 3. Membuat Usability Test Script
sebelumnya (sesuia dengan harapan). Pada tahap membuat tugas usability test yaitu
1. Menentukan Rancangan Test Case berdasarkan tugas yang telah ditentukan
Pengujian sebelumnya meliputi 5 aspek pada usability
Dalam menentukan Test Case dibuat menurut testing yang disusun ke dalam bentuk
kebutuhan fungsional sehingga dapat diketahui kuesioner.
keluaran yang diharapkan, seperti yang 4. Menganalisa Data Hasil Usability Test dan
ditunjukkan pada Tabel 6. Survei
2. Hasil Pengujian Rancangan Test Case Setelah hasil kuesioner dari responden
Sistem dikumpulkan selanjutnya dilakukan tahap
Hasil pengujian pada rancangan Test Case menghitung presentase pada Task “Formulir
dibuat sesuai dengan masukkan yang telah diuji Uji Ketergunaan”. Perhitungan ini dilakukan
pada test. case sebelumnya seperti yang dengan menghitung setiap jawaban yang dipilih
ditunjukkan pada Tabel 7 oleh responden dimana jawaban yang nanti
dihitung berupa angka. Setiap responden yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3216

memilih jawaban “Sangat Baik” maka jawaban 6. Hasil Akhir Pengujian


tersebut memiliki nilai 4, apabila jawaban yang Tahapan terakhir yang dilakukan yaitu
dipilih “Baik” maka jawaban tersebut memiliki menghitung seluruh hasil nilai rata-rata pada
nilai 3, apabila jawaban yang dipilih “Cukup semua variabel yang dijadikan satu sehingga
Baik” maka jawaban tersebut memiliki nilai 2, menghasilkan nilai presentase sebesar 78,04%
dan apabila jawaban yang dipilih “Sangat yang memiliki keterangan baik. Sehingga dapat
Kurang Baik” maka jawaban tersebut memiliki ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar dari
nilai 1. pengguna menyatakan bahwa situs SISKA PP
Dari setiap Task dihitung jumlahnya, pada baik bagi penggunanya. Adapun hasilnya
setiap point task pada subbagian dihitung ditunjukkan pada tabel 10.
subtotalnya dan dihitung ke dalam bentuk
presentasi/persen. Selanjutnya, melakukan Tabel 10 Hasil Jawaban Responden
menghitung dan mengubah keseluruhan
jawaban responden dalam bentuk persentase.
Hasil jawaban responden ditunjukkan pada
Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Jawaban Responden


5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah kegiatan penelitian selesai


dilaksanakan, selanjutnya menentukan beberapa
kesimpulan yang ditentukan berdasarkan
pengembangan sistem informasi yang telah
dilakukan pada Pondok Pesantren
Minhajurrosyidin Gresik sebagai berikut :
1. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti
dengan 2 (dua) metode yaitu dengan
melaksanakan wawancara dan
pengumpulan data-data yang berkaitan
dengan santri, guru serta format penilaian
santri.
2. Dalam merancang sistem, penulis
5. Hasil Rekapitulasi Jawaban Responden menggunakan diagram UML untuk
Selanjutnya melakukan rekapitulasi menggambarkan atau memodelkan sistem
hasil perhitungan seluruh jawaban responden serta penggunaan metode (OOAD) .
dengan nilai berupa angka yang sudah 3. Dalam melakukan implementasi sistem
ditentukan menurut jawaban yang dipilih peneliti menggunakan bantuan framework
responden sehingga didapatkan nilai total dan Laravel, sedangkan pada database sitem
rata-rata pada setiap variabel. Hasil rekapitulasi menggunakan Maria DB serta model
jawaban responden berdasarkan masing-masing (MVC) sebagai pemodelan arsitektur
variabel ditunjukkan pada Tabel 9. sistem.
4. Pengujian dilakukan menggunakan 2 (dua)
Tabel 9 Nilai Variabel pada Setiap Responden
metode yaitu black-box testing dan
usability testing dengan hasil sebagai
berikut :

a. Hasil pengujian dengan metode Black-Box


pada SISKA PP yang melakukan pengujian
kepada 15 fitur yang telah ditentukan
sebelumnya menunjukkan bahwa semua
fitur tersebut 100% valid dan dapat berjalan
sesuai dengan harapan.
b. Hasil pengujian dengan metode usability
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3217

testing pada SISKA PP telah didapatkan Krismiaji. (2010). Sistem Informasi


nilai presentase sebesar 78,04% dari 10 Akuntansi edisi ketiga.
responden yang telah mengikuti kuesioner Yogyakarta: Penerbit dan
kasus uji yang mana hasil presentase Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
disimpulkan dapat diterima dengan baik
YKPN.
oleh pengguna.
Pressman, R. (2010). a practitioner’s
5.2. Saran approach.
Software Engineering, 68.
1. Saran yang diperlukan dalam melakukan Satzinger, J. W. (2012). System Analysis and
penelitian selanjutnya dengan fokus Design in A Changing World. USA:
masalah serupa adalah: Cengage Learning.
2. Pada tahap pengembangan berikutnya
diharapkan terdapat fitur tambahan pada Zurriyadi. (2008:02).
sistem yakni fitur penjadwalan mengajar
bagi Guru/Pengajar.
3. Pada sistem dibuat dengan versi mobile
agar lebih praktis dalam penggunaan.
4. Perlu adanya keterlibatan untuk orang tua
santri dalam mengetahui perkembangan
anaknya dalam kegiatan pembelajaran di
pondok pesantren dengan memberikan hak
akses yang berbeda.

6. DAFTAR PUSTAKA
Ambler, S. W. (2001-2008). An
Introducation to Agile Modeling.
Dipetik April 2020, dari Agile
Modeling Home :
http://www.agilemodeling.com/es
says/%20introductionToAM.html.
%2007/09/08
Basuki, S. (2010). Metode Penelitian.
Jakarta: Penaku. Beck, K. &.
(2000). Planning Extreme
Programming.
Beck, K. &. (2000). Planning Extreme
Programming.
Hapsari R., K. A. (2018). Rancang Bangun
Sistem Produksi dan Persediaan
UMKM. Jurnal Nasional Teknologi
Terapan, 2(1).
Imelda & Erik, M. (. (2014). Perancangan
Sistem Informasi Akademik Pada
Sekolah Dasar Negeri Sukajadi 9
Bandung. Jurnal sistem Informasi
Akademik, 47-48.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai