Matkul : Sejarah Tematik/Sejarah Lokal (semester 4)
Prodi : Sejarah Peradaban Islam
Legenda Asal Usul Telaga Sarangan
Oleh : Adinda Sella Noerbaiti
Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata yang cukup terkenal dan
terletak di kaki gunung Lawu di kelurahan Sarangan, kecamatan Plaosan, kabupaten Magetan, Jawa Timur. Legenda menceritakan asal mula terciptanya telaga ini tak lepas dari kisah sepasang suami istri yang tinggal di kawasan ini pada zaman dahulu. Cerita ini pun sudah beredar di kalangan masyarakat dan sudah menjadi cerita rakyat yang melegenda. Di ceritakan bahwa dahulu kala hidup sepasang suami istri bernama Ki Jalilung dan Nyi Jalilung atau lebih banyak di kenal dengan nama Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga setelah memakan sebuah telur. Di ceritakan sepasang suami istri ini tinggal di sebuah rumah/gubuk kecil di tengah hutan (sekitar telaga sarangan) sehari-hari Kyai Pasir bekerja menanam tumbuh-tumbuhan yang bisa menghasilkan bahan pangan, lalu pada suatu hari saat sedang mencangkul Kyai Pasir menemukan sebuah telur yang berukuran cukup besar berkali lipat lebih besar daru telur ayam atau telur pada umumnya, karena sangat senang telah mendapatkan makan siang berupa telur yang sangat besar Kyai Pasir pun dengan gembira membawa pulang telur itu dan meminta istrinya untuk merebusnya. Setelah telur itu matang mereka membelah telur itu menjadi dua bagian untuk masing-masing memakan setengahnya. Kyai pasir pun membawa setengah telur itu kembali ke kebun dan akan memakannya di kebun sembari melanjutkan lagi pekerjaannya di kebun, beberapa saat setelah Kyai Pasir memakan telur tersebut tubuhnya terasa sangat panas seperti terbakar lalu Ia pun berguling-guling di tanah dan tak lama tubuhnya berubah menjadi seekor naga yang besar dan terus berguling-guling di tanah. Di tempat lain Nyai Pasir pun memakan setengah lagi dari telur tersebut dan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Kyai Pasir, tubuhnya terasa panas dan terbakar lalu Ia berlari ke kebun untuk memberi tahukan apa yang sedang Ia rasakan pada suaminya, ketika sampai di kebun Nyai Pasir tidak menemukan keberadaan suaminya Ia malah melihat seekor naga besar yang sedang berguling-guling di tanah. Tak lama Nyai pasir pun berubah menjadi seekor naga betina dan ikut berguling-guling di tanah bersama seekor naga jantan yang dia pun berpikir itu adalah suaminya yang berubah menjadi seekor naga raksasa. Kedua naga tersebut terus berguling-guling di tanah itu, karna putaran yang terus-menerus semakin kuat sehingga tanah itu semakin membentuk sebuah telaga dan memancarkan air sehingga benar-benar berubah menjadi telaga yang saat ini di kenal dengan Telaga Sarangan.
Cerita mengenai asal-usul Telaga Sarangan ini ternyata mempengaruhi
kepercayaan masyarakat setempat. Banyak masyarakat setempat yang mempercayai bahwa Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang menjadi naga besar masih mendiami Telaga Sarangan, meskipun tidak ada bukti yang kuat, tetapi mitos yang sudah turun-temurun ini akhirnya menjadi kepercayaan tersendiri bagi masyarakat setempat dan menjadi semakin kuat ketika pemerintah setempat membangun dua patung naga di tepi Telaga Sarangan. Pengelola tempat wisata ini menyatakan bahwa pembangunan dua patung naga tersebut hanya untuk memperkuat ikon objek wisata tersebut yang cukup kental dengan mitos sepasang naga besar, bukan bermaksud untuk membenarkan bahwa mitos tersebut memang benar adanya.