Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adinda Sella Noerbaiti (402210006)

Matkul : Sejarah Tematik/Sejarah Lokal (semester 4)


Prodi : Sejarah Peradaban Islam

Legenda Asal Usul Telaga Sarangan


Oleh : Adinda Sella Noerbaiti

Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata yang cukup terkenal dan


terletak di kaki gunung Lawu di kelurahan Sarangan, kecamatan Plaosan,
kabupaten Magetan, Jawa Timur. Legenda menceritakan asal mula terciptanya
telaga ini tak lepas dari kisah sepasang suami istri yang tinggal di kawasan ini
pada zaman dahulu. Cerita ini pun sudah beredar di kalangan masyarakat dan
sudah menjadi cerita rakyat yang melegenda.
Di ceritakan bahwa dahulu kala hidup sepasang suami istri bernama Ki
Jalilung dan Nyi Jalilung atau lebih banyak di kenal dengan nama Kyai Pasir dan
Nyai Pasir yang berubah menjadi naga setelah memakan sebuah telur. Di
ceritakan sepasang suami istri ini tinggal di sebuah rumah/gubuk kecil di
tengah hutan (sekitar telaga sarangan) sehari-hari Kyai Pasir bekerja menanam
tumbuh-tumbuhan yang bisa menghasilkan bahan pangan, lalu pada suatu hari
saat sedang mencangkul Kyai Pasir menemukan sebuah telur yang berukuran
cukup besar berkali lipat lebih besar daru telur ayam atau telur pada
umumnya, karena sangat senang telah mendapatkan makan siang berupa telur
yang sangat besar Kyai Pasir pun dengan gembira membawa pulang telur itu
dan meminta istrinya untuk merebusnya.
Setelah telur itu matang mereka membelah telur itu menjadi dua bagian
untuk masing-masing memakan setengahnya. Kyai pasir pun membawa
setengah telur itu kembali ke kebun dan akan memakannya di kebun sembari
melanjutkan lagi pekerjaannya di kebun, beberapa saat setelah Kyai Pasir
memakan telur tersebut tubuhnya terasa sangat panas seperti terbakar lalu Ia
pun berguling-guling di tanah dan tak lama tubuhnya berubah menjadi seekor
naga yang besar dan terus berguling-guling di tanah.
Di tempat lain Nyai Pasir pun memakan setengah lagi dari telur tersebut
dan merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Kyai Pasir, tubuhnya
terasa panas dan terbakar lalu Ia berlari ke kebun untuk memberi tahukan apa
yang sedang Ia rasakan pada suaminya, ketika sampai di kebun Nyai Pasir tidak
menemukan keberadaan suaminya Ia malah melihat seekor naga besar yang
sedang berguling-guling di tanah. Tak lama Nyai pasir pun berubah menjadi
seekor naga betina dan ikut berguling-guling di tanah bersama seekor naga
jantan yang dia pun berpikir itu adalah suaminya yang berubah menjadi seekor
naga raksasa. Kedua naga tersebut terus berguling-guling di tanah itu, karna
putaran yang terus-menerus semakin kuat sehingga tanah itu semakin
membentuk sebuah telaga dan memancarkan air sehingga benar-benar
berubah menjadi telaga yang saat ini di kenal dengan Telaga Sarangan.

Cerita mengenai asal-usul Telaga Sarangan ini ternyata mempengaruhi


kepercayaan masyarakat setempat. Banyak masyarakat setempat yang
mempercayai bahwa Kyai Pasir dan Nyai Pasir yang menjadi naga besar masih
mendiami Telaga Sarangan, meskipun tidak ada bukti yang kuat, tetapi mitos
yang sudah turun-temurun ini akhirnya menjadi kepercayaan tersendiri bagi
masyarakat setempat dan menjadi semakin kuat ketika pemerintah setempat
membangun dua patung naga di tepi Telaga Sarangan.
Pengelola tempat wisata ini menyatakan bahwa pembangunan dua
patung naga tersebut hanya untuk memperkuat ikon objek wisata tersebut
yang cukup kental dengan mitos sepasang naga besar, bukan bermaksud untuk
membenarkan bahwa mitos tersebut memang benar adanya.

Anda mungkin juga menyukai