Anda di halaman 1dari 12

TB

1. Program Penjaringan Suspek Tuberkulosis pada Keluarga di Tn. P di Rawang Pasir talang
Selatan yang merupakan tetangga Ny. Z yang sedang menjalani pengobatan TB

Tanggal : 28 November 2022

Identitas : Keluarga Ny. P sebanyak 5 orang

Latar belakang

Tuberkulosis dapat diartikan sebagai, setiap penyakit menular yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan terbentuknya tuberkel dan
nekrosis berkiju pada jaringan setiap organ; pada manusia, paru-paru adalah tempat utama infeksi
dan biasanya merupakan pintu gerbang masuknya infeksi ke organ lainnya (Dorland, 2011).
Tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis) adalah penyakit peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan selebihnya 20% merupakan tuberkulosis
ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009). Menurut Somantri (2007), Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkaan oleh Mycobacteium
tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe.

Kegiatan penjaringan suspect pasien Tb dilakukan secara pasif (passive case finding) dan aktif.
Penjaringan suspect TB secara pasif (passive case finding) dilakukan di fasilitas kesehatan, didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat. Pada upaya
penemuan secara pasif (passive case finding) ini harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif,
sehingga semua terduga TB dapat di temukan secara diri sehingga mencegah penularan penyakit TB
paru. Sedangkan penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi terhadap terjadinya penularan TB, seperti: Lapas/rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja, asrama dan panti jompo, anak dibawah umur lima tahun
yang kontak dengan pasien TB, kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten obat
(Kemenkes, 2014). Angka Penjaringan Suspek merupakan salah satu faktor utama dari Case
detection rate, sedangkan Case detection rate merupakan variabel penting evaluasi program
penanggulangan TB

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 28 November 2022

 Tempat Pelaksanaan : Rumah Tn.P di Rawang Pasir talang Selatan

 Sasaran penjaringan TB : Suspek TB (Tn. P) dan istrinya Tn.P(Ny. H), namun untuk anak
Tn.P tidak dilakukan penjaringan dikarenakan tidak ada resiko terpapar bakteri TB hal ini
karena anak Tn.P tidak tinggal bersama Tn.P
 Sebelum dilakukan penjaringan, dokter dan bidan memberikan penyuluhan mengenai hal-
hal sebagai berikut:

 Apa itu Tuberkulosis (TB)

 Cara penularan TB dan cara pencegahannya

 Gejala yang mengarah ke TB

 Pengobatan untuk pasien TB dan pentingnya pengobatan teratur selama 6-9 bulan

 Manfaat skrining untuk suspek atau terduga TB dan keluarga

 Cara batuk yang benar

 Ajarkan pasien cara menampung dahak di pot sputum

Cara mengumpulkan spesimen dahak yang benar

1.Pengumpulan dahak dilakukan di area yang sepi/ tempat yang nyaman bagi pasien.

2.Kumur atau bersihkan mulut dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran atau sisa
makanan

3.Tarik napas dalam sebanyak 2-3x dan hembuskan dengan kuat untuk mengeluarkan dahak
dari paru.

4.Tampung dahak dengan mendekatkan pot atau wadah yang steril ke mulut dan batukkan
dengan keras.

5.Tutup pot atau wadah yang berisi dahak dengan rapat.

6.Bersihkan mulut dengan tisu dan cuci tangan.

7.Segera serahkan dahak kepada petugas kesehatan atau petugas laboratorium.

8.Jika ada kesulitan untuk mengeluarkan dahak, maka bisa dilakukan aktivitas seperti
minum air hangat atau minum teh manis hangat; berlari-lari kecil; atau minum obat
pengencer dahak sesuai anjuran dokter.

 Setelah pasien paham dengan penjelasan tersebut, maka petugas akan memberikan pot
sputum kepada pasien. Keesokan harinya pasien diminta mengantarkan pot sputum ke
puskesmas agar sputum tersebut dapat diperiksa di RSUD Solok Selatan
 Hasil pemeriksaan TCM sputum tersebut akan dikabari ke nomor pasien. Jika hasil positif
maka pasien akan memulai pengobatan TB. Namun jika tidak, maka pasien akan diobati
sebagai penyakit lain sampai sembuh

 Evaluasi:

 Program penjaringan suspek TB ini sudah berjalan dengan baik dan petugas
melaksanakan tugas dengan baik, kegiatan ini juga mendapat bantuan dari bagian poli
dalam melakukan penjaringan pasien.

 Akan lebih baik bila antar tetangga saling mendukung dan memotivasi untuk melakukan
penjaringan tb dalam menekan angka penyebaran tb

2.TB

2. Program Penjaringan Suspek Tuberkulosis pada Keluarga di Tn. H


di Pasar Muara Labuh yang merupakan tetangga Tn. Mk yang sedang
menjalani pengobatan TB
Tanggal : 28 November 2022

Identitas : Keluarga Tn.H sebanyak 4 orang

Latar belakang
Tuberkulosis dapat diartikan sebagai, setiap penyakit menular yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan terbentuknya tuberkel dan
nekrosis berkiju pada jaringan setiap organ; pada manusia, paru-paru adalah tempat utama infeksi
dan biasanya merupakan pintu gerbang masuknya infeksi ke organ lainnya (Dorland, 2011).
Tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis) adalah penyakit peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan selebihnya 20% merupakan tuberkulosis
ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009). Menurut Somantri (2007), Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkaan oleh Mycobacteium
tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe.
Kegiatan penjaringan suspect pasien Tb dilakukan secara pasif (passive case finding) dan aktif.
Penjaringan suspect TB secara pasif (passive case finding) dilakukan di fasilitas kesehatan, didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat. Pada upaya
penemuan secara pasif (passive case finding) ini harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif,
sehingga semua terduga TB dapat di temukan secara diri sehingga mencegah penularan penyakit TB
paru. Sedangkan penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi terhadap terjadinya penularan TB, seperti: Lapas/rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja, asrama dan panti jompo, anak dibawah umur lima tahun
yang kontak dengan pasien TB, kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten obat
(Kemenkes, 2014). Angka Penjaringan Suspek merupakan salah satu faktor utama dari Case
detection rate, sedangkan Case detection rate merupakan variabel penting evaluasi program
penanggulangan TB

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 28 November 2022

 Tempat Pelaksanaan : Rumah Tn.H di Pasar Muara Labuh

 Sasaran penjaringan TB : Suspek TB (Tn. H) dan keluarga Tn.H(Ny. J, An. P, An.I)

 Sebelum dilakukan penjaringan, dokter dan bidan memberikan penyuluhan mengenai hal-
hal sebagai berikut:

 Apa itu Tuberkulosis (TB)

 Cara penularan TB dan cara pencegahannya

 Gejala yang mengarah ke TB

 Pengobatan untuk pasien TB dan pentingnya pengobatan teratur selama 6-9 bulan

 Manfaat skrining untuk suspek atau terduga TB dan keluarga

 Cara batuk yang benar

 Ajarkan pasien cara menampung dahak di pot sputum

Cara mengumpulkan spesimen dahak yang benar

1.Pengumpulan dahak dilakukan di area yang sepi/ tempat yang nyaman bagi pasien.

2.Kumur atau bersihkan mulut dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran atau sisa
makanan

3.Tarik napas dalam sebanyak 2-3x dan hembuskan dengan kuat untuk mengeluarkan dahak
dari paru.
4.Tampung dahak dengan mendekatkan pot atau wadah yang steril ke mulut dan batukkan
dengan keras.

5.Tutup pot atau wadah yang berisi dahak dengan rapat.

6.Bersihkan mulut dengan tisu dan cuci tangan.

7.Segera serahkan dahak kepada petugas kesehatan atau petugas laboratorium.

8.Jika ada kesulitan untuk mengeluarkan dahak, maka bisa dilakukan aktivitas seperti
minum air hangat atau minum teh manis hangat; berlari-lari kecil; atau minum obat
pengencer dahak sesuai anjuran dokter.

 Setelah pasien paham dengan penjelasan tersebut, maka petugas akan memberikan pot
sputum kepada pasien. Keesokan harinya pasien diminta mengantarkan pot sputum ke
puskesmas agar sputum tersebut dapat diperiksa di RSUD Solok Selatan

 Hasil pemeriksaan TCM sputum tersebut akan dikabari ke nomor pasien. Jika hasil positif
maka pasien akan memulai pengobatan TB. Namun jika tidak, maka pasien akan diobati
sebagai penyakit lain sampai sembuh

 Evaluasi:

 Program penjaringan suspek TB ini sudah berjalan dengan baik dan petugas
melaksanakan tugas dengan baik, kegiatan ini juga mendapat bantuan dari bagian poli
dalam melakukan penjaringan pasien.

 Akan lebih baik bila antar tetangga saling mendukung dan memotivasi untuk melakukan
penjaringan tb dalam menekan angka penyebaran tb

3..TB

Program Penjaringan Suspek Tuberkulosis pada Keluarga di Tn. R di Lubuk Jaya, Koto
Baru, Sungai Pagu yang merupakan tetangga Tn. A yang sedang menjalani pengobatan TB

Tanggal : 29 Desember 2022

Identitas : Keluarga Tn.R sebanyak 4 orang

Latar belakang
Tuberkulosis dapat diartikan sebagai, setiap penyakit menular yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan terbentuknya tuberkel dan
nekrosis berkiju pada jaringan setiap organ; pada manusia, paru-paru adalah tempat utama infeksi
dan biasanya merupakan pintu gerbang masuknya infeksi ke organ lainnya (Dorland, 2011).
Tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis) adalah penyakit peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan selebihnya 20% merupakan tuberkulosis
ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009). Menurut Somantri (2007), Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkaan oleh Mycobacteium
tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe.

Kegiatan penjaringan suspect pasien Tb dilakukan secara pasif (passive case finding) dan aktif.
Penjaringan suspect TB secara pasif (passive case finding) dilakukan di fasilitas kesehatan, didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat. Pada upaya
penemuan secara pasif (passive case finding) ini harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif,
sehingga semua terduga TB dapat di temukan secara diri sehingga mencegah penularan penyakit TB
paru. Sedangkan penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi terhadap terjadinya penularan TB, seperti: Lapas/rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja, asrama dan panti jompo, anak dibawah umur lima tahun
yang kontak dengan pasien TB, kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten obat
(Kemenkes, 2014). Angka Penjaringan Suspek merupakan salah satu faktor utama dari Case
detection rate, sedangkan Case detection rate merupakan variabel penting evaluasi program
penanggulangan TB

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 29 desember 2022

Tempat Pelaksanaan : Rumah Tn.H di Lubuk Jaya, Koto Baru, Sungai Paga

 Sasaran penjaringan TB : Suspek TB (Tn. R dan keluarga Tn.R(Ny. I, An. C, An.S)

 Sebelum dilakukan penjaringan, dokter dan bidan memberikan penyuluhan mengenai hal-
hal sebagai berikut:

 Apa itu Tuberkulosis (TB)

 Cara penularan TB dan cara pencegahannya

 Gejala yang mengarah ke TB

 Pengobatan untuk pasien TB dan pentingnya pengobatan teratur selama 6-9 bulan

 Manfaat skrining untuk suspek atau terduga TB dan keluarga


 Cara batuk yang benar

 Ajarkan pasien cara menampung dahak di pot sputum

Cara mengumpulkan spesimen dahak yang benar

1.Pengumpulan dahak dilakukan di area yang sepi/ tempat yang nyaman bagi pasien.

2.Kumur atau bersihkan mulut dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran atau sisa
makanan

3.Tarik napas dalam sebanyak 2-3x dan hembuskan dengan kuat untuk mengeluarkan dahak
dari paru.

4.Tampung dahak dengan mendekatkan pot atau wadah yang steril ke mulut dan batukkan
dengan keras.

5.Tutup pot atau wadah yang berisi dahak dengan rapat.

6.Bersihkan mulut dengan tisu dan cuci tangan.

7.Segera serahkan dahak kepada petugas kesehatan atau petugas laboratorium.

8.Jika ada kesulitan untuk mengeluarkan dahak, maka bisa dilakukan aktivitas seperti
minum air hangat atau minum teh manis hangat; berlari-lari kecil; atau minum obat
pengencer dahak sesuai anjuran dokter.

 Setelah pasien paham dengan penjelasan tersebut, maka petugas akan memberikan pot
sputum kepada pasien. Keesokan harinya pasien diminta mengantarkan pot sputum ke
puskesmas agar sputum tersebut dapat diperiksa di RSUD Solok Selatan

 Hasil pemeriksaan TCM sputum tersebut akan dikabari ke nomor pasien. Jika hasil positif
maka pasien akan memulai pengobatan TB. Namun jika tidak, maka pasien akan diobati
sebagai penyakit lain sampai sembuh

 Evaluasi:

 Program penjaringan suspek TB ini sudah berjalan dengan baik dan petugas
melaksanakan tugas dengan baik, kegiatan ini juga mendapat bantuan dari bagian poli
dalam melakukan penjaringan pasien.

 Akan lebih baik tetangga pasien dalam pengobatan tb, diberikan buku saku terkait tb

4..TB
Program Penjaringan Suspek Tuberkulosis pada Keluarga di Tn. F di Bolai, sungai durian,
bomas, kec. Sungai pagu yang merupakan tetangga Tn. A yang sedang menjalani pengobatan TB

Tanggal : 29 Desember 2022

Identitas : Keluarga Tn.R sebanyak 3 orang

Latar belakang
Tuberkulosis dapat diartikan sebagai, setiap penyakit menular yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan terbentuknya tuberkel dan
nekrosis berkiju pada jaringan setiap organ; pada manusia, paru-paru adalah tempat utama infeksi
dan biasanya merupakan pintu gerbang masuknya infeksi ke organ lainnya (Dorland, 2011).
Tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis) adalah penyakit peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan selebihnya 20% merupakan tuberkulosis
ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009). Menurut Somantri (2007), Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkaan oleh Mycobacteium
tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe.

Kegiatan penjaringan suspect pasien Tb dilakukan secara pasif (passive case finding) dan aktif.
Penjaringan suspect TB secara pasif (passive case finding) dilakukan di fasilitas kesehatan, didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat. Pada upaya
penemuan secara pasif (passive case finding) ini harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif,
sehingga semua terduga TB dapat di temukan secara diri sehingga mencegah penularan penyakit TB
paru. Sedangkan penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi terhadap terjadinya penularan TB, seperti: Lapas/rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja, asrama dan panti jompo, anak dibawah umur lima tahun
yang kontak dengan pasien TB, kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten obat
(Kemenkes, 2014). Angka Penjaringan Suspek merupakan salah satu faktor utama dari Case
detection rate, sedangkan Case detection rate merupakan variabel penting evaluasi program
penanggulangan TB

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 29 desember 2022

Tempat Pelaksanaan : Rumah Tn.F di Bolai, sungai durian, bomas, kec. Sungai pagu

 Sasaran penjaringan TB : Suspek TB (Tn. F dan keluarga Tn.F(Ny. I, An. S)


 Sebelum dilakukan penjaringan, dokter dan bidan memberikan penyuluhan mengenai hal-
hal sebagai berikut:

 Apa itu Tuberkulosis (TB)

 Cara penularan TB dan cara pencegahannya

 Gejala yang mengarah ke TB

 Pengobatan untuk pasien TB dan pentingnya pengobatan teratur selama 6-9 bulan

 Manfaat skrining untuk suspek atau terduga TB dan keluarga

 Cara batuk yang benar

 Ajarkan pasien cara menampung dahak di pot sputum

Cara mengumpulkan spesimen dahak yang benar

1.Pengumpulan dahak dilakukan di area yang sepi/ tempat yang nyaman bagi pasien.

2.Kumur atau bersihkan mulut dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran atau sisa
makanan

3.Tarik napas dalam sebanyak 2-3x dan hembuskan dengan kuat untuk mengeluarkan dahak
dari paru.

4.Tampung dahak dengan mendekatkan pot atau wadah yang steril ke mulut dan batukkan
dengan keras.

5.Tutup pot atau wadah yang berisi dahak dengan rapat.

6.Bersihkan mulut dengan tisu dan cuci tangan.

7.Segera serahkan dahak kepada petugas kesehatan atau petugas laboratorium.

8.Jika ada kesulitan untuk mengeluarkan dahak, maka bisa dilakukan aktivitas seperti
minum air hangat atau minum teh manis hangat; berlari-lari kecil; atau minum obat
pengencer dahak sesuai anjuran dokter.

 Setelah pasien paham dengan penjelasan tersebut, maka petugas akan memberikan pot
sputum kepada pasien. Keesokan harinya pasien diminta mengantarkan pot sputum ke
puskesmas agar sputum tersebut dapat diperiksa di RSUD Solok Selatan
 Hasil pemeriksaan TCM sputum tersebut akan dikabari ke nomor pasien. Jika hasil positif
maka pasien akan memulai pengobatan TB. Namun jika tidak, maka pasien akan diobati
sebagai penyakit lain sampai sembuh

 Evaluasi:

 Program penjaringan suspek TB ini sudah berjalan dengan baik dan petugas
melaksanakan tugas dengan baik, kegiatan ini juga mendapat bantuan dari bagian poli
dalam melakukan penjaringan pasien.

 Akan lebih baik bila antar tetangga saling mendukung dan memotivasi untuk melakukan
penjaringan tb dalam menekan angka penyebaran tb

5..TB

Program Penjaringan Suspek Tuberkulosis pada Keluarga di Tn. Z di Batang Labuah yang
merupakan tetangga Tn. H yang sedang menjalani pengobatan TB

Tanggal : 28 Desember 2022

Identitas : Keluarga Tn.Z sebanyak 3 orang

Latar belakang
Tuberkulosis dapat diartikan sebagai, setiap penyakit menular yang terjadi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan terbentuknya tuberkel dan
nekrosis berkiju pada jaringan setiap organ; pada manusia, paru-paru adalah tempat utama infeksi
dan biasanya merupakan pintu gerbang masuknya infeksi ke organ lainnya (Dorland, 2011).
Tuberkulosis paru (pulmonary tuberculosis) adalah penyakit peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian penyakit tuberkulosis, sedangkan selebihnya 20% merupakan tuberkulosis
ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009). Menurut Somantri (2007), Tuberkulosis paru merupakan
penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkaan oleh Mycobacteium
tuberculosis. Penyakit tuberculosis dapat juga menyebar ke bagian tubuh yang lain seperti meningen,
ginjal, tulang, dan nodus limfe.

Kegiatan penjaringan suspect pasien Tb dilakukan secara pasif (passive case finding) dan aktif.
Penjaringan suspect TB secara pasif (passive case finding) dilakukan di fasilitas kesehatan, didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat. Pada upaya
penemuan secara pasif (passive case finding) ini harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif,
sehingga semua terduga TB dapat di temukan secara diri sehingga mencegah penularan penyakit TB
paru. Sedangkan penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap kelompok khusus yang rentan atau
beresiko tinggi terhadap terjadinya penularan TB, seperti: Lapas/rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, tempat kerja, asrama dan panti jompo, anak dibawah umur lima tahun
yang kontak dengan pasien TB, kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB resisten obat
(Kemenkes, 2014). Angka Penjaringan Suspek merupakan salah satu faktor utama dari Case
detection rate, sedangkan Case detection rate merupakan variabel penting evaluasi program
penanggulangan TB

Gambaran Pelaksanaan

 Tanggal Pelaksanaan : 29 desember 2022

Tempat Pelaksanaan : Rumah Tn.Zdi Batang Labuah

 Sasaran penjaringan TB : Suspek TB (Tn. Z dan keluarga Tn.Z yaitu Ny. S), sedangkan An.
E tidak ada resiko terpapar karena tinggal di tempat kuliah dipdang)

 Sebelum dilakukan penjaringan, dokter dan bidan memberikan penyuluhan mengenai hal-
hal sebagai berikut:

 Apa itu Tuberkulosis (TB)

 Cara penularan TB dan cara pencegahannya

 Gejala yang mengarah ke TB

 Pengobatan untuk pasien TB dan pentingnya pengobatan teratur selama 6-9 bulan

 Manfaat skrining untuk suspek atau terduga TB dan keluarga

 Cara batuk yang benar

 Ajarkan pasien cara menampung dahak di pot sputum

Cara mengumpulkan spesimen dahak yang benar

1.Pengumpulan dahak dilakukan di area yang sepi/ tempat yang nyaman bagi pasien.

2.Kumur atau bersihkan mulut dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran atau sisa
makanan

3.Tarik napas dalam sebanyak 2-3x dan hembuskan dengan kuat untuk mengeluarkan dahak
dari paru.

4.Tampung dahak dengan mendekatkan pot atau wadah yang steril ke mulut dan batukkan
dengan keras.

5.Tutup pot atau wadah yang berisi dahak dengan rapat.


6.Bersihkan mulut dengan tisu dan cuci tangan.

7.Segera serahkan dahak kepada petugas kesehatan atau petugas laboratorium.

8.Jika ada kesulitan untuk mengeluarkan dahak, maka bisa dilakukan aktivitas seperti
minum air hangat atau minum teh manis hangat; berlari-lari kecil; atau minum obat
pengencer dahak sesuai anjuran dokter.

 Setelah pasien paham dengan penjelasan tersebut, maka petugas akan memberikan pot
sputum kepada pasien. Keesokan harinya pasien diminta mengantarkan pot sputum ke
puskesmas agar sputum tersebut dapat diperiksa di RSUD Solok Selatan

 Hasil pemeriksaan TCM sputum tersebut akan dikabari ke nomor pasien. Jika hasil positif
maka pasien akan memulai pengobatan TB. Namun jika tidak, maka pasien akan diobati
sebagai penyakit lain sampai sembuh

 Evaluasi:

 Program penjaringan suspek TB ini sudah berjalan dengan baik dan petugas
melaksanakan tugas dengan baik, kegiatan ini juga mendapat bantuan dari bagian poli
dalam melakukan penjaringan pasien.

 Akan lebih baik bila antar tetangga saling mendukung dan memotivasi untuk melakukan
penjaringan tb dalam menekan angka penyebaran tb

Anda mungkin juga menyukai