Anda di halaman 1dari 90

BUKU MANUAL PRODUK

PC SPUNPILE

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
©2020
Oleh PT. Hakaaston
Semua rancangan dan karya seni yang tertera
pada buku ini dilindungi oleh Undang-Undang
Hak Cipta serta hanya dapat dipakai untuk
keperluan yang telah ditentukan dan tidak boleh
diperbanyak tanpa seizin dari PT. Hakaaston.
PT. HAKAASTON

BUKU MANUAL PRODUK


PC SPUNPILE
Terima kasih atas kepercayaan Anda untuk menggunakan produk PT. Hakaaston. Sebelum menggunakan Spunpile ini,
silahkan baca petunjuk penggunaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.
........................ , ......................................................

Disetujui, Diperiksa Dibuat

(.....................................) (.....................................) (.....................................)


DAFTAR ISI
1 Spesifikasi Produk & Spesifikasi Material 50 Kerusakan pada Tiang Pancang saat
Pemancangan
2 Identifikasi Produk
51 Perbaikan Tiang Pancang
3 Pengangkatan Produk
57 Uji Tiang Pancang di Lapangan
5 Pengangkutan Tiang Pancang ke Trailer
65 Uji Kuat Lentur Tiang Pancang
13 Penurunan Tiang Pancang dari Trailer
17 Pengangkutan Tiang Pancang (Tongkang)
Lampiran
20 Penumpukan Tiang Pancang di Lapangan
67 Lampiran Penyambungan Tiang Pancang
22 Pemilihan Alat Pancang
68 Lampiran Tipe Hammer Tiang Pancang
23 Instalasi Alat Pancang (Impact Hammer)
76 Lampiran Uji Beban pada Tiang Pancang
31 Instalasi Tiang Pancang di Air
32 Instalasi Tiang Pancang Metode Jacking
37 Instalasi Tiang Pancang Metode Inner Bore
39 Pencegah Karat pada Jointplate
42 Penyambungan Tiang Pancang dengan Arch
Welding
1

Spesifikasi Produk Spesifikasi Material


Nominal
Outside Wall Spunpile Effective Moment Moment Allowable
Axial MATERIAL REFERENCE DESCRIPTION SPECIFICATION
Diameter Thickness Class Weight Prestress Crack Ultimate Axial Load
Strength
(mm) (mm) (t/m) (kg/cm2) (ton.m) (ton.m) (ton) (ton)
A2 0.138 55.32 2.50 3.75 193.64 75.16
Cement SNI 2049 - 2015 Portland Cement Cemen Type 1
A3 0.138 73.08 3.00 4.50 189.80 73.43
300 60
B 0.139 107.63 3.50 6.30 183.07 70.41
C 0.140 141.51 4.00 8.00 177.56 67.92 Standar Specification for
Aggregate ASTM C33 - 1999
A2 0.230 54.49 5.50 8.25 327.93 127.30 Concrete Aggregate
A3 0.230 65.03 6.50 9.75 323.98 125.52
400 75
B 0.232 106.06 7.50 13.50 310.07 119.26 Standard Spesification
C 0.233 134.28 9.00 18.00 301.99 115.62 Admixture ASTM C494 - 1999 for Chemical Admixture Type F : Super Plastizer
A1 0.344 50.50 10.50 15.75 498.55 193.66 for Concrete
A2 0.345 64.45 12.50 18.75 490.50 190.04 Concrete 600 kg/cm²
500 90 A3 0.346 85.02 14.00 21.00 479.37 185.02 Indonesia Concrete
compressive SNI 03-2847-2002
B 0.347 101.56 15.00 27.00 471.07 181.29 Code (Cylinder at 28 days)
Strength
C 0.349 133.14 17.00 34.00 457.03 174.97
Small Size Deformend
A1 0.463 47.98 17.00 25.50 677.29 263.19
Pc Bar JIS G 3137-2000 Steel Bars for SBPDL 125/1420
A2 0.464 53.16 19.00 28.50 673.11 261.31
600 100 A3 0.466 75.97 22.00 33.00 655.59 253.43
Prestressed Concrete
B 0.467 92.07 25.00 45.00 644.11 248.26
C 0.470 131.15 29.00 58.00 619.58 237.23 Spiral Wire0 JIS 3505-2000 Low Carbon Steel Wire SWMA/SWMP

Rolled Steel for General


Join Plate JIS G 3101-2004 SS-400
Structere

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
2

IDENTIFIKASI PRODUK
Posisi angkat tambahan
untuk pengangkatan dengan
Jointplate 2 titik angkat Bottom Marking titik angkat
penegakan tiang

Tips Shoe
1m 1/3 L
L

Posisi Angkat Penegakan Tiang Pancang


Jointplate

1/5 L 3/5 L 1/5 L


L

Posisi Angkat di Pabrik dan Stockyard

Marking titik angkat di


pabrik dan stockyard

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
3

PENGANGKATAN PRODUK
Persyaratan
1) Saat pengangkatan senantiasa diupayakan:
60o ≤ sudut sling ≤ 90o terhadap garis horizontal
2) Titik-titik angkat terdekat dari ujung pile berjarak ≤ 0.2 L
3) Titik-titik tumpu terdekat dari ujung pile berjarak ≤ 0.2 L
4) Tinggi tumpukan maksimum di atas truk dan di atas kapal
senantiasa jauh lebih rendah daripada tinggi tumpukan di atas
stockyard sesuai penyampaian di atas
5) Dalam segala hal tidak diperkenankan meletakkan beban
apapun pada tumpukan pile
6) Penggunaan forklift untuk pengangkatan dan penurunan pile
sedapat mungkin dihindari (harus mendapat izin, inspeksi,
perhitungan struktur dan pengarahan terlebih dulu serta
pengawasan yang memadai)
7) Sama sekali tidak diperkenankan melakukan penumpukan
tanpa balok kayu sebagai bantalan
8) Sama sekali tidak diperkenankan melakukan penumpukan
pada stockyard dengan daya dukung yang tidak sesuai dengan
perhitungan rencana
9) Penggunaan titik tumpu (bantalan) lebih dari dua hanya
diperkenankan apabila elevasi semua bidang kontak balok
kayu dengan pile tidak ada perbedaan untuk menghindari
tegangan tarik pada serat terluar pile yang dapat
menyebabkan keretakan sesuai penyampaian di atas
Note :
10)Setiap titik pada pile yang rentan mengalami cacat akibat Hook C dikaitkan pada ujung tiang dengan posisi produk
proses-proses pengangkatan, pengiriman dan penumpukan
perlu mendapatkan perlindungan (proteksi) rata. Panjang tiang dibatasi pada tabel batas pengangkatan
tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
4
TABEL BATAS PENGANGKATAN TIANG PANCANG

Dia. Tebal Berat M.crack M.ult Panjang Tiang (m)


Kelas
(mm) (mm) (kg/m) (t.m) (t.m) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
300 60 140 A2 2.50 3.75
A3 3.00 4.50
B 3.50 6.30
C 4.00 8.00
400 75 233 A2 5.50 8.25
`
A3 6.50 9.75
` `
B 7.50 13.50
C 9.00 18.00
500 90 349 A1 10.50 15.75
A2 12.50 18.75
A3 14.00 21.00
B 15.00 27.00
C 17.00 34.00
600 100 470 A1 17.00 25.50
A2 19.00 28.50
A3 22.00 33.00
B 25.00 45.00
C 29.00 58.00

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
5

PENGANGKUTAN TIANG PANCANG (TRAILER)


Persyaratan Angkutan Trailer
1. Jalur pengiriman sudah di-survey untuk memastikan kondisi rute perjalanan ke lokasi dapat dilalui oleh
trailer. Yang harus diperhatikan adalah kelandaian jalan, radius tikungan minimum, kelas jalan dan jembatan,
clearance dibawah jembatan, rintangan lain seperti kabel dan pohon, dan kepadatan lalu lintas.
2. Trailer dalam kondisi baik diminta ban trailer tidak gundul dan tekanan udara ban sama serta kondisi bak
trailer rata dan kokoh.
3. Berat tiang pancang yang diangkut tidak melebihi kapasitas trailer.
4. Tiang pancang ditumpuk seimbang/simetris dengan posisi tiang antar lapisan tumpukan satu garis
(kosentris) pada sumbu tiang.
5. Tumpuan tumpukan tiang pancang menggunakan kayu ukuran 6/12 dengan jarak tumpuan maksimal 3m.
6. Posisi kayu tumpuan antar lapisan pada posisi satu garis (kosentris) pada arah vertikal.
7. Pada setiap lapis tumpukan dipasang ganjal kayu/spi pada sisi luar tiang untuk mencegah tiang
menggelinding.
8. Rangkaian tumpukan tiang pancang diikat kencang dengan sling/rantai ke bak trailer pada posisi sama
dengan kayu tumpuan.
9. Kait/cantolan sling/rantai pada bak trailer kuat menahan sling/rantai.
10.Kedua sisi bak trailer dipasang tiang penahan tepi yang kokoh sebagai pengaman agar tidak jatuh apabila
rantai putus.
11.Untuk tiang yang keluar dari area bak maksimum 2m dan jarak ujung tiang terhadap tumpuan pertama
maksimum 1/5 dari panjang tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
6 1. Stacking spunpile at the stockyard before handling by mobile crane /
crane

2. Remove a wedge. Lift up spunpile (#32). Starting from pile stacked on


the top edge of stacking. Remove a wedge to the edge of adjacent lifted
up spunpile (#30) to prevent other piles slipped down.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
3. Put down spunpile (#32) on the trailer. Start it on the mid. Put wedges 7
on the edges of pile to prevent pile slipped down.

5. Removed a wedge. Lift up spunpile (#31) starting from pile stacked on the edge of
stacking (opposite side). Remove a wedge to the edge of adjacentt lift up spunpile (#29) to
prevent other piles slipped down.

4. Position of spunpile (#32) after removed from stockyard on to trailer.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
8

6. Position of spunpile (#31) after removed from stockyard on to trailer. Put wedge on 8. Stacking of spunpile on trailer.
the edge of pile to prevent pile slipped down.

7. The sequence of ransfering spunpiles from stockyard on to trailer is started from the 9. Transfering spunpile from stockyard on to trailer is completed.
biggest number to the smallest one as stated on drawing.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
Persyaratan Pengangkutan : 9

1. Tiang ditumpuk seimbang dan


simetris antar lapisan.
2. Tumpuan dengan kayu 6/12
dengan jarak maks.3m dan
posisi tumpuan kosentris antar
lapis.
3. Tiang diikat kencang oleh
sling/rantai ke bak trailer pada
posisi kayu tumpuan.
4. Kayu ganjal/spi dipasang pada
kedua sisi luar tumpukan tiang
antar lapisan.
5. Tiang tepi dipasang pada kedua
sisi bak trailer.

Pengangkutan untuk Panjang


Tiang yang Lebih Panjang daripada
Bak Trailer:
1. Panjang tiang keluar dari bak
maksimum 2m.
2. Jarak ujung tiang terhadap
tumpuan pertama maksimum
1/5 dari panjang tiang.
3. Rambu harus dipasang pada
bagian ujung tiag yang keluar
bak trailer.
4. Tiang terpendek atau diameter
terkecil harus ditumpuk diatas
tiang terpanjang atau diameter
terbesar.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
10

POLA TUMPUKAN TIANG PANCANG PADA TRAILER

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
11

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
12

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
13
PENURUNAN TIANG PANCANG DARI TRAILER
1. Trailer is used for delivery of spunpile.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
14

2. Once the lashing chain loosened, lift up spunpile (#1) and put wedge on 3. Lift up spunpile (#2) and put wedge on spunpile.
spunpile (#3) to prevent other piles slipped down.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
15

4. Lift up spunpile (#3) and put wedge on spunpile (#5). 5. Lift up spunpile (#4) and put wedge on spunpile (#5).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
16

6. Lift up spunpile (#5) and take out all dunage for transfering next piles. 7. The sequence of unloading is according to the number shown on the drawing.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
17

PENGANGKUTAN TIANG PANCANG DENGAN TONGKANG/BARGE


Persyaratan Tongkang/Barge
1. Draft akibat muatan barge/tongkang berada pada level yang telah ditentukan.
2. Deck/lantai barge dalam kondisi rata dan side barge/tongkang kokoh.
3. Kekuatan mesin kapal penarik (tug boat) ideal untuk menarik berat total tongkang.
4. Tinggi side broad cukup menahan apabila tumpukan tiang tergelincir.
5. Tiang pancang ditumpuk berlapis dalam pola seimbang/simetris pada tongkang dengan arah sejajar memanjang tongkang.
6. Tiap lapisan tiang pancang dipasang kayu ukuran 6/12 sebagai tumpuan tumpukan tiang pancang dengan jarak tumpuan maksimum 3m.
7. Bagian sisi luar tiang pancang untuk setiap lapis dipasang ganjal kayu/spi untuk mencegah tiang pancang tidak bergeser.
8. Rangkaian tiang pancang diikat/di-lasing ke tongkang dengan jarak per 3m.
9. Tiang pancang dengan diameter lebih kecil dan panjang lebih pendek diletakkan pada lapisan tumpukan bagian atas.
10. Pelat sambung dilapisi cat meni (cat dasar besi yang melindungi besi teroksidasi dengan oksigen pad udara atau air).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
18

POLA TUMPUKAN TIANG PANCANG PADA TONGKANG/BARGE

Max. Tinggi
Dia.
Tumpukan Tumpukan
(mm)
(lapis) (m)
300 7 2,52

400 6 2,76
Catatan :
500 6 3,36 - Tumpuan kayu 6/12 max per 3m
- Lantai deck kokoh terhadap beban tumpukan tiang
600 6 3,96 - Tinggi side board kuat menahan apabila tumpukan tiang tergelincir.

Kayu Ganjal/Spi Lasing dia. 20mm

Kayu Tumpuan
Kayu Tumpuan
Lasing Lasing dia. 20mm
Slide Board Lasing Kayu Ganjal/Spi
Slide Board

Kayu Tumpuan

Kayu Ganjal/Spi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
19

DIMENSI FLAT TOP CARGO/BARGE

Panjang (LoA) Breadth (B) Depth (D) Kapasitas (ton) Tinggi


Sideboard
m ft m ft m ft GRT/NRT (m)
42,7 140 12,2 40 2,4 8 302/91 2,4
45,7 150 15,2 50 3,0 10 531/159 2,4
54,9 180 18,3 60 3,7 12 898/270 2,4
61 200 18,3 60 3,7 12 1004/302 2,4
70,1 230 19,5 64 4,3 14 1475/442 2,4
76,2 250 24,4 80 4,9 16 2305/691 3,0
79,2 282 27,4 90 5,5 18 3374/1021 3,0
91,7 300 24,4 80 5,5 18 3160/995 3,6

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
20

PENUMPUKAN TIANG PANCANG DI LAPANGAN

Penentuan Cbr Stockyard (Empiris)


Contoh:

Berat 1 pile D600 panjang 12 m = 408.40 kg/m * 12 m = 4900.8 kg

Jumlah pile pada 1 tumpukan = 24 pile (lihat slide berikut)

Gaya reaksi pada 1 tumpuan =


24 * 4900.8 kg = 117619.2 kg = 117.6192 ton = 1153.844 kN

Luas 1 landasan tumpuan = 5 m * 1.5 m = 7.5 m2


Bila tebal landasan 0.5 m, maka berat sendiri 1 landasan =
7.5 m2 * 0.5 m * 2400 kg/m3 * 9.81 / 1000 = 88.29 kN

Tekanan tanah akibat tumpukan pile =


(1153.844 kN + 88.29 kN) / 7.5 m2 = 165.618 kN/m2

Nilai CBR (%) lapangan = 165.618 kN/m2 * SF2 / 70 = 4.732%

Sumber :

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
Persyaratan Stacking di Lapangan 21

1. Kontur lahan stockyard reatif rata dan area


cukup untuk stock tiang pancang.
2. Kondisi tanah dasar padat/tidak amblas akibat
tumpukan tiang pancang.
3. Tiang pancang diletakkan diatas permukaan
tanah menggunakan tumpuan kayu pada posisi
marking rantai pada tiang.
4. Posisi kayu tumpuan satu garis vertikal antar
lapis tumpukan.
5. Kedua sisi luar/tepi tiap lapisan tumpukan tiang
dipasang kayu ganjal/spi.
6. Jumlah tumpukan maksimal sesuai pada tabel
persyaratan stacking tiang.
7. Jumlah tumpukan tiang dapat ditambah apabila
daya dukung tanah dasar dapat menahan beban
tumpuan dan tumpuan menggunakan landasan
beton.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
22 PEMILIHAN PEMANCANG BERDASAR JENIS TANAH
PEMILIHAN PEMANCANG BERDASAR JENIS PONDASI

MULAI MULAI

Penentuan Jenis Tanah Penentuan Jenis Pondasi Tiang

Gunakan Palu gravitasi,


Tidak Palu double acting Tidak
Pondasi
Tanah air/steam, Palu single Gunakan Palu gravitasi.
Tiang
Kohesif acting diesel, Palu double
Dalam
acting diesel, atau Palu
OK hidrolik.

OK
Gunakan Palu single acting
air/steam, Palu hidrolik
atau Palu Getar
Gunakan Palu gravitasi,
Palu single acting
air/steam, Palu double
acting air/steam, Palu
single acting diesel, palu
Penentuan berat piston, double acting diesel, Palu
Berat pondasi tiang, hidrolik, atau Palu getar.
ketinggian jatuh

Penentuan berat piston, Tidak


Hitung Daya Dukung Pondasi Berat pondasi tiang,
Tiang dan daya dukung ketinggian jatuh
rencana

Alat
Hitung Daya Dukung Pondasi Periksa Daya OK Pemancang
Dukung Pondasi (Palu Tiang)
Tidak OK
Tiang dan daya dukung
> Daya Dukung dapat
SELESAI
Periksa Daya rencana
Alat Pemancang (Palu Rencana digunakan.
Dukung Pondasi >
Daya Dukung Tiang) dapat digunakan. SELESAI
Rencana
Sumber : Surat Edaran Menteri PUPR 31/SE/M/2015

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
23

INSTALASI TIANG PANCANG (IMPACT HAMMER)


Persyaratan Alat :
1. Alat pancang/pilling rig dan service crane memiliki Surat Ijin Alat (SIA).
2. Operator alat memiliki Surat Ijin Operator (SIO) sesuai jenis kualifikasinya yang masih
berlaku.
3. Pilling rig dan service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Nilai faktor keamanan
sling angkat > 3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan
beresiko tinggi saat terjadi harus steril dari orang yang tidak berkepentingan
terhadap operasi alat.
6. Landasan pilling rig dan crane service stabil dan kuat menopang beban alat.
7. Tipe hammer dan cushion tiang ditentukan dari hasil analisa pemancangan (driving
analysis) dengan persamaan rambat gelombang (wave analysis) sesuai data lapisan
tanah lokasi pemancangan.
8. Berat hammer minimal 1%-2% dari daya dukung ultimit pondasi rencana (Ru).
9. Pemancangan menggunakan hammer yang disetujui pengawas dan mampu
menghasilkan energi yang cukup untuk memancang tiang sampai dengan rata-rata
penetrasi min. 2mm per pukulan (1/8” per-blow).
10. Untuk mereduksi tegangan yang terjadi pada tiang, gunakan hammer berat dengan
tinggi jatuh yang rendah (short stroke) daripada menggunakan hammer yang ringan
dengan kecepatan jatuh hammer yang tinggi (long stroke).
11. Drive cap berbentuk bulat dipasang sesuai ukuran kepala tiang dengan kondisi tidak
terlalu longgar untuk memastikan kelurusan sumbu hammer terhadap sumbu tiang.
12. Drive cap juga tidak boleh sempit agar memungkinkan tiang dapat berotasi bebas
saat merespon terhadap penetrasi tiang ke lapisan tanah dan pergerakan leader alat
pancang.
Double Acting Power Driven Hammer Single Acting Power Driven Hammer

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
24

Persyaratan Pelaksanaan:
1. Umur beton tiang minimal sudah 14 hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat tekan rencana.
2. Gunakan pile cushion dari plywood/multiplek kering pada kepala tiang untuk mencegah kerusakan pada kepala
tiang.
3. Ganti pile cushion apabila sudah tidak elastis (highly compression), sudah hangus atau terbakar saat
pemancangan tiang.
4. Penegakan tiang pancang dengan mengikat sling angkat pada posisi marking untuk penegakan pada tiang
pancang.
5. Titik pemancangan sesuai layout titik pondasi dan panjang segmen tiang cukup untuk mencapai kedalaman
rencana.
6. Posisi tiang pancang dan leader pancang sejajar pada posisi tegak lurus atau sesuai sudut rencana kemiringan
tiang (batter pile).
7. Sumbu tiang pancang cosentris (satu garis) terhadap sumbu impact hammer.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah pelat sambung.
9. Pemancangan tiang sambungan dilanjut setelah suhu las sambungan sudah rendah.
10.Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang akan disambung.
11.Setelah penyambungan, untuk lokasi non-korosif pelat sambung di-coating cat zinc chromate, sedangkan untuk
lokasi korosif di-coating cat epoxy.
12.Sambungan tiang pada daerah pasang surut (Splash Zone) dipasang pile tape.
13.Nilai pile set minimal 25mm/10 pukulan untuk menghindari kerusakan tiang pada bagian kepala/bawah tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
25

MULAI

OK
1. Survey & stake out titik pancang. Cek Tidak
PEMANCANGAN TIANG :
2. Persiapan mobilisasi alat pancang kedalaman Cek las pada
1. Monitoring tinggi jatuh hammer.
3. Pengaturan posisi pilling rig dan service crane sesuai atau PENYAMBUNGAN TIANG jointplate
2. Pencatatan jumlah pukulan &
terhadap radius jangkauan lifting boom. indikasi pile terisi penuh
penetrasi tiang
4. Persiapan peralatan las penyambung tiang. set
OK Tidak

KALENDERING
PEMANCANGAN

Tidak Cek lokasi titik.


Cek sling dan pemasangan
cushion. Tidak
Cek
Cek marking kedalaman pile
pemancangan. set
OK
OK

PEMBUATAN DRIVING
Instalasi Tiang RECORD

ke Alat

SELESAI
Tidak OK
Cek
ketegakan/sudut
tiang sesuai
rencana pondasi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
26

PERSIAPAN PEMANCANGAN
Penentuan hammer dan cushion sesuai dengan Pemasangan drive cap tidak terlalu longgar agar Tiang pancang dengan leader harus sejajar.
hasil analisa pemancangan (driving analysis) dengan dapat memastikan kelurusan sumbu hammer Setting ketegakan atau sudut tiang (batter pile)
persamaan rambat gelombang (wave analysis) terhadap sumbu tiang. dilakukan dengan mengatur posisi “backstay” dan
terhadap data lapisan tanah di lokasi pemancangan. Pemasangan drive cap tidak boleh sempit karena pengecekan ketegakan dengan waterpass
memungkinkan tiang dapat berotasi bebas saat
merespon terhadap penetrasi tiang ke lapisan
Gunakan hammer berat dengan tinggi jatuh rendah tanah dan pergerakan leader alat pancang.
(short stroke) untuk mereduksi tegangan pada tiang
daripada menggunakan hammer yang ringan Marking identifikasi produk harus berada diatas
dengan kecepatan jatuh hammer yang tinggi (long agar kode produksi tiang mudah dilihat jika suatu
stroke). saat menemukan kendala di lapangan.
Marking posisi kedalaman tiang yang terpancang
pada badan tiang harus sesuai urutan
Gunakan cushion dari plywood/multipek dalam pemancangan untuk tiap titik pancang.
kondisi kering pada kepala tiang untuk mencegah
kerusakan pada kepala tiang saat pemancangan.
Periksa umur beton tiang mulai tanggal produksi
Pakai ukuran diameter cushion harus sama dengan
yang tertera pada marking identifikasi produk.
ukuran diameter tiang. Berikut syarat tebal cushion:
Periksa kondisi sling layak pakai, tidak berkarat
serta memiliki faktor keamanan SF>3.
Sling dikalungkan pada posisi marking penegakan
Kedalaman Tebal Cushion Material
tiang.
≤15m Min. 100mm Plywood/ Sebelum ditegakan, pasang drive cap dan pile Sumbu tiang pancang dengan sumbu alat impact
Multipek cushion pada kepala tiang. hammer harus kosentris. Bila sumbu tersebut
≥15m 150mm-200mm eksentris akan beresiko kepala tiang pecah.
Usahakan posisi piling rig menjangkau stok tiang
dan titik pemancangan tanpa berjalan.

Cek berkala kondisi cushion apabila sudah tidak


elastis, hangus terbakar saat pemancangan atau Tiang ditegakan dan dipasang pada hammer
jumlah pukulan sudah mencapai 1000-1500 dengan sling angkat piling rig.
pukulan. Ambil hasil kalendering min. 100 pukulan Area di sekitar manuver pengangkatan harus steril
karena beresiko tinggi saat kegagalan
pengangkatan tiang.
(Jarak antar as tiang ke as tiang yang lain tidak
boleh kurang dari 2,5 diameter tiang pancang).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
27

PEMANCANGAN
Impact hammer mampu menghasilkan energi yang Untuk tiang segmen pertama, bagian bawah tiang
Monitoring tinggi jatuh hammer dan catat jumlah
cukup untuk memancang tiang dengan rata-rata diklem terhadap leader dengan pile gate agar tiang
pukulan untuk setiap 50cm penetrasi tiang.
penetrasi min.2mm per pukulan (1/8” per blow) pada tidak bergeser saat pemancangan.
saat penentuan final set.

PENYAMBUNGAN
Cara pengelasan penuh alur/grove pada jointplate Bersihkan slag las dengan palu sebelum mengelas
Perbaiki cacat las dengan cara mengupas/grinding lapisan berikutnya (gunakan kacamatar terang saat
antar tiang pancang. Gunakan welder bersertifikat.
bagian yang cacat dan diisi kembali dengan las. pembersihan slag).
Biarkan sambungan las dingin secara alami sampai
dengan suhu 200-250°C sebelum pemancangan
Gunakan APD (Alat Pelindung Diri) untuk mencegah dimulai kembali.
luka bakar percikan api listrik. Coating jointplate dengan cat yang disyaratkan oleh
proyek.

PEMOTONGAN
Saat penetrasi tiang rendah, ambil data kalendering Saat memindahkan ppotongan tiang, sling yang
pemancangan. Hentikan pemancangan saat nilai digunakan dalam kondisi layak, tidak berkarat, dan
kalendering rencana tercapai atau kedalaman tiang memiliki angka faktor keamanan SF>3.
sesuai rencana. Nilai pile set harus lebih besar dari
25mm/10 pukulan agar tidak menyebabkan kerusakan Saat pembobokan kepala tiang, potong melingkar
pada bagian bawah. beton bagian luar tulangan tiang dengan pile cutter
atau alat grinding. Kemudian bobok bagian atas
dengan palu (5kg) sampai semua beton bersih dan
Pasang dan kencangkan sling ikat pada bagian atas
tidak sampai merusak badan tiang rencana.
tiang kemudian potong tiang pancang pada level cut-
off yang ditentukan dengan alat potong tiang (electric
pile cutter).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
28

PERMASALAHAN PADA PEMANCANGAN


 TIANG PANCANG RETAK LONGITUDINAL/MEMANJANG
PENYEBAB
Tekanan besar pada sekeliling dinding tiang dari bagian dalam rongga (internal radial
presure) yang dapat ditimbulkan akibat:
1. Pemancangan tiang menggunakan tipe ujung bawah terbuka (open ended) pada lokasi
tanah sangat lunak/rawa dan muka air tanah tinggi/pemancangan di air. Akibat efek
hidrolik pukulan hammer saat proses pemancangan, air atau lumpur akan terpompa naik
pada rongga dalam tiang.
2. Lumpur/tanah masuk kedalam rongga dan naik keatas mengisi rongga tiang akibat
kerusakan pada sepatu tiang pancang.
PENCEGAHAN
Lubang ventilasi
1. Menyiapkan lubang ventilasi pada bagian atas kepala tiang pancang untuk mengurangi agar tekanan dari
dalam rongga
tekanan dari dalam rongga tiang pancang saat proses pemancangan. tiang berkurang

2. Penggunaan sepatu masif pada tiang pancang bagian bawah untuk mencegah
tanah/lumpur masuk kedalam rongga.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
29

• TIANG PANCANG PATAH DIDALAM TANAH


PENYEBAB
Tiang pancang menggunakan tipe sepatu pensil pada kondisi lapisan tanah yang
memiliki lensa/lapisan tanah keras miring. Akibat lensa/lapisan miring dan sudut
sepatu pensil, tiang bagian bawah terdorong menyesuaikan kemiringan lensa/lapisan
keras yang mengakibatkan patah.

PENCEGAH
1. Profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari hasil uji geoteknik untuk
mendeteksi kemungkinan ada kontur lensa/lapisan tanah keras yang menentukan
metode pemancangan, kedalaman dan spesifikasi tiang pancang.
2. Gunakan sepatu tiang pancang khusus seperti tipe flat mamira/cross fin/point shoe
agar tiang pancang bertumpu pada lensa/lapisan tanah keras yang miring.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
30

• PEMANCANGAN DI TANAH BERBATU/BERANGKAL


PENYEBAB Buat lubang lebih besar
Tiang pancang dipancang pada lokasi titik pemancangan 2in atau 50mm dari
diameter spunpile.
terdapat lapisan berangkal atau timbunan batu.

PENCEGAH
1. Profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari
hasil uji geoteknik untuk mendeteksi kemungkinan ada
kontur lensa/lapisan tanah keras yang menentukan metode
pemancangan, kedalaman dan spesifikasi tiang pancang.
2. Metode pemancangan dengan membuat lubang dengan
preboring sampai menembus lapisan berangkal/batu.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
31

INSTALASI TIANG PANCANG DI AIR (DENGAN PONTOON)


• Persyaratan:
1. Profil tanah titik pancang sudah di-identifikasi dari uji geoteknik untuk menentukan metode pemancangan dan kedalaman
tiang pancang.
2. Pontoon Platform alat pancang stabil dan dapat dijangkar kencang menyilang.
3. Pemancangan dilakukan saat kondisi cuaca baik, hentikan pemancangan saat arus air kuat, gelombang tinggi dan angin
kencang/badai.
4. Panjang segmen tiang pancang pertama disesuaikan dengan posisi tanah dasar agar penyambungan dapat dilakukan diatas
permukaan air.
5. Apabila dilakukan penyambungan tiang pancang di darat, pastikan rangkaian tiang pancang aman diangkat terhadap berat
sendiri saat proses pengangkatan/penegakan tiang pancang.
6. Persyaratan pemancangan mengacu pada persyaratan pemancangan dengan alat impact hammer (halaman 33).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
32
INSTALASI TIANG PANCANG METODE JACKING (HYDRAULIC
STATIC PILE DRIVER-HSPD)
Persyaratan Alat:
1. Alat HSPD dan service crane memiliki Dokumen Surat Ijin Alat (SIA).
2. Operator memiliki Surat Ijin Operator (SIO) sesuai jenis kualifikasinya dan masih berlaku.
3. Alat HSPD, service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Nilai faktor keamanan sling
angkat >3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan beresiko
tinggi saat terjadi harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi
alat.
6. Landasan alat HSPD dan crane service stabil dan kuat menopang beban crane saat
proses pengangkatan dan penekanan tiang pancang.
7. Peralatan HSPD seperti clamping box, clamping hydraulic cylinder, pressing hydraulic
cylinder, dial gauge, alat nivo sudah dikalibrasi dan dapat berfungsi baik.
8. Sistem hidrolik untuk mekanisme pergerakan alat HSPD dapat berfungsi dengan baik.
9. Pile clamping memiliki min. 8 (delapan) penjepit wedge untuk memegang tiang bulat,
posisi wedge cosentris dengan sumbu tiang dan kondisi grip pada clamping tidak aus.
10.Besar tekanan clamping harus menghasilkan tegangan melingkar yang seragam agar
tidak mengakibatkan kerusakan pada tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
33

Persyaratan Pelaksanaan:
1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa pondasi lama dan memiliki daya dukung
mencukupi terhadap beban operasi alat HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berumur 14hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat tekan
rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal bobot 2,5kali dari beban penekanan tiang
rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan alat nivo (level indicator) pada ruang operator
dan pemeriksaan menggunakan waterpass yang diletakkan pada posisi chasis panjang (long-boat) alat HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat pada posisi marking untuk
penegakan pada tiang pancang.
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengecekan vertikalitas per-50cm penekanan tiang dengan waterpass
sampai kedalaman 2m.
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana pondasi secara kontinu sampai kriteria penekanan tiang terpenuhi.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
9. Kondisi tiang sambungan kosentris terhadap tiang yang akan disambung.
10. Penekanan dihentikan saat nilai pile set (penurunan tiang) akibat penekanan tiang sebesar 200% dari beban rencana
selama 30-60 detik sebanyak 2(dua) kali penekanan harus ≤20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah
ditetapkan.
11.Untuk tiang pancang yang didesain sebagi pondasi tiang friksi, maka pemancangan harus mencapai kedalaman
rencana.
12.Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah agar alat tidak membentur
kepala tiang saat proses perpindahan alat HSPD.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
34

MULAI

OK
1. Survey & stake out titik pancang. PEMANCANGAN TIANG : Cek Tidak
2. Persiapan mobilisasi alat pancang 1. Monitoring tekanan silinder kedalaman Cek las pada
3. Pengaturan posisi pilling rig dan service penekan tiang. sesuai atau PENYAMBUNGAN TIANG jointplate
crane terhadap radius jangkauan lifting 2. Pencatatan gaya tekanan indikasi pile terisi penuh
boom. terhadap kedalaman tiang set
4. Persiapan peralatan las penyambung tiang. Tidak

OK
Tidak

Tidak Cek lokasi titik.


Cek sling dan
pemasangan cushion. POTONG KELEBIHAN
Cek marking kedalaman PANJANG TIANG
pemancangan.

OK

Instalasi Tiang SELESAI


ke Alat

Cek alat
Tidak posisi rata OK
horisontal
& tiang
posisi
vertikal

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
35

PERMASALAHAN PADA PEMANCANGAN


• TIANG PANCANG RETAK MELINGKAR Spunpile
DAN REMUK PADA BADAN
Penyebab Pressing
Cylinder
1. Tekanan jepit (clamping) tiang terlalu besar sehingga dinding
tiang hancur.
Clamping
2. Jumlah wedge penjepit <8pcs, sehingga terjadi konsentrasi jepit Box
yang besar.
3. Penampang tiang tidak bulat/agak lonjong.

Retak Retak
Pencegahan Melingkar Melingkar

1. Tiang pancang yang akan ditekan berbentuk bulat/tidak lonjong.


2. Pastikan tekanan pada wedge penjepit bekerja merata saat
penjepitan.
3. Gunakan spesifikasi wedge penjepit minimal 8pcs yang alur grip
tidak aus.
4. Gunakan alat HSPD dengan min.8grip agar tekanan jepit tiang
lebih merata.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
36

• TIANG PANCANG RETAK PADA BADAN


TIANG
Penyebab ALAT HSPD TERANGKAT
1. Alat HSPD terangkat saat penekanan tiang mengakibatkan badan
tiang mengalami gaya lentur dari rotasi pada alat HSPD yang
terangkat. Beban
2. Tiang pancang mengalami lentur akibat terdorong pada arah lateral Counter
Tidak Cukup
saat pergerakan alat.

Pencegahan
1. Berat alat HSPD dan beban counter harus lebih besar dari rencana
gaya penekanan tiang pancang.
2. Kelebihan tiang yang sudah ditekan harus dipotong rata permukaan
tanah. Retak permukaan
bagian tiang yang
tertanam

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
37

INSTALASI TIANG PANCANG METODE INNER BOR


Metode instalasi tiang pancang spunpile dengan cara melakukan pengeboran tanah menggunakan auger/bor yang
dimasukan ke lubang bagian dalam tiang spunpile dan secara bersamaan tiang masuk kedalam tanah yang di bor
akibat berat sendiri dan dorongan hopper bucket penampung tanah hasil pengeboran.
Persyaratan Alat :
1. Alat tripod crane dan service crane memiliki Dokumen Surat Ijin Alat (SIA).
2. Operator alat memiliki Surat Ijin Operator (SIO) sesuai jenis kualifikasinya yang masih berlaku.
3. Alat tripod crane dan service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Nilai faktor keamanan sling angkat >3 terhadap
beban.
5. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan beresiko tinggi saat terjadi harus
steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Landasan alat tripod crane dan crane service stabil dan kuat menopang beban crane saat proses pengangkatan
dan penekanan tiang pancang.
7. Kapasitas genset yang digunakan sesuai dengan arus fase spesifikasi motor auger.
8. Motor auger dam pompa grouting berfungsi dengan baik.
9. Alat Auger, screw, dan socket screw harus lurus dan jumlah cukup mencapai kedalaman rencana penetrasi tiang.
10. Kondisi socket tidak aus, tersambung dengan baik dan seal socket tidak bocor.
11. Drill bit (mata bor) terpasang dengan benar, serta kondisi fisik drill bit tidak bengkok, patah dan tidak aus.
12. Bagian expansion wing berfungsi baik (membuka/menutup sempurna) dan tidak ada kebocoran oli hidrolik
penggerak.
13. Lubang penyemprot grouting pada bagian bawah drill bit tidak mampat/tersumbat dan one way valve (katup satu
arah) berfungsi.
14. Aksesoris hose grouting tidak bocor/getas dan memiliki panjang minimal 100m dengan ukuran diameter 2in.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
38

Persyaratan Pelaksanaan :
1. Aspek geoteknik, profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari hasil uji geoteknik untuk menentukan kedalaman tiang
pancang.
2. Aspek material tiang pancang:
a. Tiang pancang sesuai dimensi, panjang, dan spesifikasi tiang.
b. Toleransi tebal badan tiang maksimal ±20mm.
c. Umur beton tiang pancang sudah mencapai minimal 14hari.
d. Aksesoris friction cutter terpasang dengan tebal standar 12mm untuk mengatasi kondisi tanah N-SPT>30.
3. Pastikan tiang pancang dalam posisi tegak lurus (vertikal) setelah auger dan screw dimasukan kedalam badan tiang pancang.
4. Saat pengeboran lakukan monitoring dan pencatatan nilai ampere meter motor auger sebagai indikator tahanan tanah. Data ini
sebagai acuan yang harus dikorelasi dengan data N-SPT taah terdekat.
5. Bersihkan lumpur yang menempel pada screw dengan cara disemprot air yang bertekanan.
6. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
7. Kondisi tiang sambungan kosentris terhadap tiang yang akan disambung.
8. Pekerjaan pengeboran dihentikan setelah proses grouting cement milk pada bagian ujung bawah tiang sempurna pada
kedalaman elevasi yang direncanakan.
9. Persyaratan grouting cement milk memiliki kekuatan minimal 15MPa dengan rasio air terhadap semen W/C ±0,6.
10. Aksesoris auger dilepas setelah tiang pancang ditahan dengan clamp penggantung.
11. Clamp penggantung dilepas setelah umur grouting mencapai minimal 2 jam (set-up).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
39

PENCEGAHAN KARAT PADA PELAT SAMBUNG

Di lingkungan yang berhubungan dengan udara terbuka aksesoris


plat sambung rentan terjadi karat akibat proses reaksi kimia antar KONDISI LINGKUNGAN
material besi pada baja plat sambung dengan oksigen yang DESKRIPSI NON KOROSIF (NC) KOROSIF (CR)
terdapat pada udara atau air pada permukaan plat sambung.
Proses karat ini akan berlangsung lebih cepat di lingkungan yang
asam (pH lebih rendah dari 7). Kondisi Udara Kering (KR) Basah/lembab (BS) Pasang
Surut (Splash Zone)
Akibat adanya karat pada plat sambung, dapat menyebabkan
masalah degradasi kekuatan bahkan kegagalan struktur yang fatal. Derajat Keasaman pH ≥ 7 (Basa) pH < 7 (Asam)
Hal ini diakibatkan saat proses oksidasi/karat ketebalan
permukaan baja berkurang seiring bertambahnya waktu. Kontak terhadap larutan Tidak Kontak (TE) Kontak Langsung (KE) (Asam
elektrolit sulfat, Natrium Klorida, Kalium
Untuk mencegah terjadinya karat pada sambung tiang pancang Hidroksida, Asam Asetat,
maka plat sambung harus segera dilapisi dengan lapisan Asam Klorida)
pelindung karat setelah proses produksi, begitu juga setelah
proses pengelasan penyambungan tiang pancang, lapisan Contoh lingkungan yang berpotensi memiliki kondisi yang korosif:
pelindung/coating kembali diaplikasikan untuk memperbaiki
lapisan pelindung yang rusak akibat proses pengelasan sehingga 1. Di daerah pantai (offshore dan onshore).
plat sambung memiliki perlindungan korosi untuk jangka panjang. 2. Di daerah yang terkontaminasi limbah.
3. Di daerah sungai, danau, atau yang memiliki kelembaban tinggi.
4. Di daerah sumber belerang (kawah gunung).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
40

Kondisi Lingkungan Pencegahan


Penumpukan Stockyard pabrik dan proses distribusi. 1. Penumpukan produk tiang pancang di daerah yang
kering. Untuk lokasi stockyard yang tergenang air,
hindari sentuhan langsung antara plat sambung
dengan air.
2. Jointplate dicat sesuai warna Class produk. Cat
yang digunakan cat dasr besi yang melindungi besi
teroksidasi dengan oksigen pada udara atau air.

Penumpukan di lokasi : Untuk penumpukan dengan jangka waktu lama (>1


a. Pada lingkungan non-korosif bulan), melapisi jointplate dengan cat dasar besi (cat
meni).

b. Pada lingkungan korosif Melapisi jointplate dengan coating zinc chromate.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
41

Kondisi Lingkungan Pencegahan


Kondisi service :
a. Tertanam dalam tanah lingkungan non-korosif Pelapisan kembali jointplate setelah proses
penyambungan tiang dengan coating zinc chromate.

b. Tertanam dalam tanah lingkungan korosif Pelapisan kembali jointplate setelah proses
penyambungan tiang dengan coating epoxy
(polyamide curing coal tar epoxy).

c. Daerah pasang surut/terendam air. Pemasangan piling tape untuk proteksi jointplate pada
daerah pasang surut (splash zone).
1. Menggunakan sacrificial anode / active corrosion
(Isozin Laminated Zinc Tape dari BAC Corrosion
Control LTD atau yang setara).
2. Menggunakan jacket bolted system. (Denso sea
shield series dari Denso atau yang setara).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
42

PENYAMBUNGAN TIANG DENGAN ARCH WELDING (LAS BUSUR NYALA)


Persyaratan :
1. Mesin las berfungsi baik untuk menyuplai arus listrik yang stabil ke batang las.
2. Kabel cap tyre menggunakan insulasi dan mempunyai luas penampang yang mencukupi agar tidak panas.
3. Batang las dalam kondisi kering untuk menghindari cacat pada pengelasan.
4. Batang las yang lembab harus dikeringkan oleh alat pengering batang las.
5. Bersihkan karat dibagian alur, embun/kondensasi, lumpur, minyak, cat atau pasta semen agar hasil pengelasan tidak cacat.
6. Pasang pelat pengarah untuk mengatur posisi antar tiang bagian atas dan tiag bagian bawah pada sumbu yang sama (kosentris).
7. Pengelasan sambungan dilakukan saat tidak hujan, agar saat penyambungan kondisi pelat sambung kering.
8. Gunakan pemegang kawat las (holder electrode) dari bahan embonit yang memiliki insulasi dan penahan panah yang baik.
9. Untuk mencegah luka bakar dari percikan api listrik gunakan sepatu, pakaian pelindung, sarung tangan kulit/silikon dan sarung tangan katun untuk
menyerap keringat tangan.
10. Gunakan helm/topeng las untuk melindungi muka, mata dan kulit dari percikan api las.
Pengecekan Batang Las Lembab:
1. Cek bunyi, jika terdengar lemah berarti lembab.
2. Bila lembab, flux terkelupas saat dibengkokan.
3. Bila lembab, maka setelah mengeluarkan busur listrik taruh diatas
pelat besi kemudian pelat besi akan menyisakan air.
4. Bila lembab, maka terjadi percikan besar dan banyak saat pengelasan.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
43

MULAI
Tidak

1. Pemilihan mesin las. Cek arus listrik


2. Pemilihan batang las. pengelasan, tegangan
3. Penyimpanan batang las busur listrik, kecepatan
4. Pengecekan teknisi. pengelasan, pergerakan
PENGELASAN SAMBUNGAN
elektroda, las tidak cacat,
dan periksa suhu
sambungan las max.
Pembersihan jointplate yang di las. 200°C..

OK
Tidak Cek kebersihan
jointplate (tidak
basah / kotor). COATING
JOINTPLATE

OK

Setting Segmen PEMANCANGAN


Tiang Atas TIANG

Cek SELESAI
Tidak OK
ketegakan/sudut
tiang sesuai
rencana pondasi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
44

PENYAMBUNGAN TIANG DENGAN LAS


Persyaratan :
1. Batang/kawat las minimal setara dengan AWS A.5.1 E6013 (co. RB-26 ex nikko steel atau setara)
2. Gunakan helm/topeng las untuk melindungi muka, mata dan kulit dari percikan api las.
3. Karena sudut alur/groove ± 30°, agar las mengisi penuh maka layer pertama pengelasan menggunakan batang las dengan diameter kurang dari 4mm.
4. Pada pengelasan berlapis, setelah selesai mengelas lapisan pertama bersihkan terak/slag dengan palu las sampai bersih (gunakan kacamata terang saat pembersihan terak), setelah itu
lakukan pengelasan pada lapisan berikut.
5. Gunakan 2 lapis pengisian las untuk kedalaman alur/groove ≤12mm. Sedangkan untuk kedalam alur/groove >12mm gunakan 3 lapis pengisian las.

6. Apabila ditemukan cacat pada las, perbaiki dengan cara mengupas/grinding bagian yang cacat dan diisi kembali dengan las.
7. Lapisi pelat sambung tiang pancang dengan coating cat zinc chromate untuk lokasi non-korosif, coating cat epoxy untuk lokasi yang korosif atau pile tape untuk pelat sambung
pada daerah pasang surut air.
8. Pemancangan dilakukan setelah pelat sambung yang sudah di-las dibiarkan mendingin secara alami hingga mencapai suhu 200°C s/d 250°C.

URUTAN PENGISIAN LAS

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
45

JENIS CACAT HASIL PENGELASAN DAN PENANGANANNYA


CACAT PENYEBAB PENANGANAN

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
46

CACAT PENYEBAB PENANGANAN

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
47

PERLENGKAPAN PENYAMBUNGAN LAS


Alat Spesifikasi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
48

Alat Spesifikasi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
49

Alat Spesifikasi

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
50
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN
Penyebab
No Kategori Definisi
Material Produksi Transportasi Angkat Pancang
1 S1 Kepala tiang pancang # Mutu beton tidak Keropos dibagian Tiang Pancang # Pada saat # Jumlah pukulan/blow
pecah dibagian kepala memenuhi bawah end plate jatuh angkat terbentur terlampau banyak
persyaratan benda keras # Cushion pile kurang tebal,
# Mutu spiral tdk # Pemindahan persyaratan 10 cm
masuk spesifikasi tiang diseret dan # Cushion pile dari bhn
# Diameter End Plate terbentur benda kayu yg keras
tidak standar keras # Umur beton belum
# Ada bekas tambalan cukup utk dipancang
di steel band # Tipe hammer pan-
cang terlalu besar
# Posisi moncong miring
2 S2 Tiang pancang pecah # Mutu beton tidak # Pemasangan moncong Tiang pancang # Pada saat # Pada saat pancang
di bagian moncong memenuhi tidak sempurna jatuh angkat terbentur terkena benda keras
persyaratan # Pemasangan stek besi benda keras # Umur beton belum
# Mutu spiral tdk moncong tdk sempurna # Pemindahan cukup dipancang
masuk spesifikasi tiang diseret dan
terbentur benda keras
3 S3 Retak melintang pada # Mutu beton tidak # Gaya stressing tidak # Perlakuan kasar # Tiang diangkat # Tiang dipancang tidak
kepala, badan, moncong memenuhi memenuhi persyaratan pada saat bukan pada titik vertikal / lurus
persyaratan # Keropos di bagian transportasi angkatnya # Panjang tekuk terlalu
Patah pada Badan tengah tiang # Ada gaya kejut besar
# Ada Regangan pada # Kondisi Tanah yang berlebihan pada # Tiang terdorong oleh
mould jelek saat unloading saat angkat crane pancang
# Tergelincir dari # Tiang jatuh pada
truk saat diangkat
# Penyusunan tidak
sesuai spesifikasi
4 S4 Retak melingkar dan # Mutu beton tidak memenuhi # Keropos pada # Drive head terlalu
memanjang ( retak torsi ) persyaratan sambungan mould sempit
# Mutu spiral tdk Berotasinya leader
masuk spesifikasi pancang saat dipukul
5 S5 Retak memanjang/longi- # Mutu beton tidak memenuhi # Tidak di repair di plant # Tiang terjatuh pada # Tinggi jatuh hammer
tudinal persyaratan saat diangkat tidak vertikal
# Mutu spiral tdk
masuk spesifikasi
6 S6 Lainnya # Material pengganjal # Dimensi tiang terlalu # Tiang pancang # Stock yard # Test beban vertikal
dari kayu yang keropos besar, melebihi batas jatuh dari bak truk tidak rata gagal
# Baji pengganjal toleransi. ( >3 cm) # Truk pengangkut # Stock yard turun # Test beban horisontal
kurang kuat # Tidak ada tanda Qc pass terbalik # Penumpukan tiang gagal
# Seam tiang terlalu besar melebihi ketentuan
sehingga terlihat keropos yang disyaratkan
# Pemadatan tidak rata # Penurunan tdk hati2

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
51
PERBAIKAN TIANG PANCANG
• Untuk Tiang Pancang Retak

RETAK MELINTANG

RETAK MEMANJANG

Cekungan “v” diolesi dengan Setelah bonding agent kering,


Keretakan digerinda berbentuk “v”.
bonding agent kemudian diisi dengan sikadur 31.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
52

Jenis Kerusakan Gambar Langkah Perbaikan


1. Tiang pancang keropos bagian pertemuan 1. Dikerik pada bagian yang keropos dan
sepatu dengan badan tiang pancang. dipoles bahan perekat.
2. Rongga disumbat dengan zak semen
sebagai penahan.
3. Bagian yang keropos dicor penuh
sesuai mutu beton tiang pancang.

2. Tiang pancang keropos sirip. 1. Dikerik pada bagian yang keropos dan
dioles bahan perekat.
2. Bagian yang keropos dicor penuh
sesuai mutu beton tiang pancang.

3. Tiang pancang gompal. 1. Dikerik pada bagian yang gompal dan


dioles bahan perekat.
2. Permukaan gompal dicor penuh
sesuai mutu beton tiang pancang.

4. Tiang pancang buruk/lengket kulit pada 1. Dibersihkan dari kotoran yang


permukaan beton. menempel pada bagian yang rusak.
2. Dipoles bahan perekat.
3. Dipoles acian semen yang sudah
dicampur bahan perekat sampai
halus.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
53

Jenis Kerusakan Gambar Langkah Perbaikan


5. Tiang pancang oval. Plat sambung 1. Bersihkan permukaan beton sampai lapisan
limbah bersih.
2. Siapkan adukan grouting secukupnya.
3. Lakukan penambahan total di bagian yang
oval (minus) sampai rata pelat sambung.
4. Lakukan pemolesan sampai permukaan
grouting menyerupai warna beton
disekitarnya.
Oval 5. Diamkan hingga beton grouting mengering.
6. Tiang pancang penyok pada selubung 1. Kenteng bagian jointplate yang penyok
jointplate. hingga rata permukaan tiang.
2. Bersihkan dari kotoran yang menempel
pada permukaan beton.
3. Siapkan adukan grouting secukupnya.
4. Lakukan penambahan total pada bagian
yang kurang sampai rata dengan permukaan
tiang.
5. Lakukan pemolesan sampai permukaan
grouting menyerupai warna beton
sekitarnya.
6. Diamkan hingga beton grouting mengering.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
54

PERBAIKAN TIANG PANCANG (PECAH KEPALA KARENA SUMBU HAMMER EKSENTRIS)


PERALATAN :
MATERIAL :
1. Pile Cutter / Alat grinding
1. Pelat sambung + besi angkur
2. Palu 5kg
2. Kayu multipek
3. Waterpass
3. Pelat seng
4. Alat Mixer Grouting
4. Material grouting
5. Ember

1. 2. 3.

40db

Potong sisi luar beton sedalam selimut beton Bobok bagian yang diperbaiki dengan palu. Stoper multiplek berukuran diameter
dibawah posisi retak dengan jarak 40db(db = Dia Bersihkan pc bar dan spiral yang tersisa dari lubang spunpile (J), kemudian pasang
meter pc bar). debu/kotoran. Buang Jointplate yang penyok. stoper sedalam (L).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
JOINTPLATE 55
4. Setting jointplate pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada
tiang pancang dengan memasukkan PC Bar dari tiang ke lubang PC
Bar pada jointplate sebagai pengarah.
Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai
SPIRAL
diameter tiang.
I I Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat
RANGKA 𝜙13
waterpass.

JOINTPLATE

SELUBUNG
JOINTPLATE

RANGKA 𝜙13
Tulangan Geser
D d C E F G H Tulangan Utama
(Spiral Wire 𝜙4)
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Panjang Berat Panjang Berat
SPIRAL
300 100 270 70 50 100 85 400 0,416 - -
400 130 320 80 60 100 90 605 0,620 6000 0,277
500 180 420 90 60 135 110 732 0,761 7150 0,397
600 240 520 90 80 160 130 860 0,894 8200 0,510
POT. I-I

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
56
Adukan Grouting Terdapat dua macam adukan, pada kedalaman L1 menggunakan adukan
5. (Sikagrout + Split 1:3) beton 2:1:1 (Split+Pasir+Semen), dan kedalaman L2 menggunakan adukan
grouting 1:3 (Sikagrout+Split).
Aduk beton sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata
dan seragam.
Tulangan Spiral Tuangkan material beton sedalam L1, kemudian tuang material grouting

150
L2 pada rongga tiang sampai terisi penuh.
Bendrat Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari.
Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung.
Rangka 𝜙13 mm
L

Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting lebih besar dibanding


kuat tekan beton tiang pancang.
L1

Chipping permukaan dalam

Adukan beton 2:1:1 (Split + Pasir + Semen)

PC Bar
D b J L1 L2
L = L1+L2
Multiplek (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)

300 60 180 300 200 500


400 75 250 350 200 550
500 90 320 400 250 650
600 100 400 450 300 750

J b

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
57

UJI TIANG DI LAPANGAN


 Uji Pembebanan Statis
Persyaratan :
1. Tiang pancang yang diuji harus dibuat pile cap (Pile Head Treatment).
2. Hidrolik Jack, pompa hidrolik, dial gauge dan load cell yang digunakan sudah dikalibrasi dan berfungsi dengan baik.
3. Untuk uji beban tekan, tumpuan beban ketledge dalam posisi stabil dan beban ketledge atau reaction pile lebih besar dari rencana
beban tekan/lateral maksimum.
4. Untuk uji beban tarik, sistem sambungan tarik kuat menahan gaya tarik beban uji rencana.
5. Profil test beam dan transfer beam kuat dan cukup kaku terhadap beban pengujian.
6. Reference beam untuk pengukuran pergerakan tiang dipasang melintang, tertanam pada tanah.
7. Pelaksanaan uji beban dilakukan 30hari setelah pemancangan.
8. Uji beban dilakukan sebesar 200% dari beban rencana dengan metode pembebanan siklik secara bertahap (cylic maintained load).

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
58 Aksial Tes Rangka Aksial Tes Kubus

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
59
Tes Beban Lateral Tes Beban Tarik

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
60 Loading Test

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
61

 Uji Pembebanan Dinamis

HIGH STRAIN DYNAMIC LOAD TESTING DENGAN ALAT PDA / UJI PDA
Menurut ASTM D4945

1. Pasang strain transducers dan accelerometer pada jarak dari kepala tiang
minimal 1-1,5 diameter tiang.
2. Koneksikan kabel transducer dan accelerometer ke perangkat alat PDA (Pile
Dynamic Analyzer) untuk merekam dan menampilakn saat uji dinamik.
3. Gunakan pile cushion dan helm pancang pada kepala tiang saat pengujian,
setting posisi sumbu hammer dan sumbu tiang pancang pada satu sumbu
yang sama.
4. Hammer yang digunakan saat pengujian seberat 1%-2% dari beban ultimit
yang diharapkan.
5. Untuk pengambilan data dinamis, kepala tiang dipukul dengan hammer
pancang minimal 10 kali untuk memperoleh nilai regangan dan akselerasi
akibat pukulan.
6. Catat tinggi jatuh hammer dan nilai penetrasi tiang akibat pukulan hammer.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
62
Skema Pengujian PDA

Hammer Cushion

Striking Plate

Hammer Cushion

Drive Cap Adapter/Helmet


Pile Cushion
Minimal Pile
1,5D sd Pile
2D Connection
Strain
Box Apparatus for reducing data
Transducer
s Tujuan pengujian tiang dengan Pile
Accelerometer
Driving Analyzer ( PDA ) adalah untuk
Accelerometers
mendapatkan data tentang :
Strain
Transducers
1. Daya dukung aksial tiang.
Recordin 2. Keutuhan / integritas tiang.
g
Aparatus Display Aparatus
3. Efisiensi enerji yang ditransfer.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
63

UJI KEUTUHAN TIANG PONDASI (LOW STRAIN PILE INTEGRITY TEST)


Menurut ASTM D5882

1. Kepala tiang dalam kondisi baik, tidak mengalami kerusakan akibat proses pemancangan.

2. Permukaan kepala tiang berada dapat dijangkau, berada diatas air, bersih dari tanah atau kotoran akibat proses pemancangan.

3. Haluskan permukaan tempat pemasangan accelerometer dengan mengamplas permukaan beton.

4. Koneksikan kabel sensor accelerometer pada perangkat alat, kemudian letakan accelerometer pada permukaan beton yang sudah dihaluskan
dengan dilapisi material perekat seperti vaselin atau gel.

5. Pukul kepala tiang dengan palu ringan yang permukaannya dilapisi oleh plastik keras (low strain impact) pada posisi maksimal 300mm dari
sensor accelerometer untuk menghasilkan gelombang yang merambat dengan kecepatan yang konstan pada badan tiang. Data rambatan
tersebut akan dibaca oleh sensor accelerometer dan diinterpretasikan oleh perangkat alat.

6. Lakukan pukulan dan perekaman rambatan gelombang minimal 10 kali untuk mendapatkan rata-rata yang akurat sebagai dasar evaluasi nilai
keutuhan (integritas) tiang pondasi. Kalau diperlukan dapat mengamplifikasikan gelombang dengan menggunakan palu yang lebih berat.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
64

Tujuan pengujian tiang dengan Pile Integrity


Test ( PIT ) adalah sebagai berikut :

1. Evaluasi kerusakan/cacat pada tiang.


2. Menentukan kedalam aktual tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
65

UJI KUAT LENTUR TIANG (BENDING STRENGTH TEST)


Uji Kuat Lentur Badan Tiang :
1. Saat beban uji mencapai nilai spesifikasi momen retak (Mcr), kondisi
badan tiang pancang harus bebas dari retak visual selebar 0,05mm.
2. Saat uji kuat lentur hancur tiang (breaking moment), nilai moment
badan saat tiang hancur tidak boleh lebih kecil dari :
1m
- 1,5 nilai spesifikasi Mcr untuk kelas A
- 1,8 nilai spesifikasi Mcr untuk kelas B
- 2,0 nilai spesifikasi Mcr untuk kelas C
Uji Kuat Lentur Sambungan Tiang :
1. Kuat lentur sambungan tiang harus lebih besar dari nilai kuat lentur Beban vertikal P bekerja pada tengah bentang pada tiang yang diletakan diatas
badan tiang pancang. 2(dua) tumpuan dengan posisi tumpuan dari ujung tiang adalah 1/5 dari
2. Nilai defleksi dan kurva defleksi saat beban uji mencapai beban panjang tiang.
momen retak (Mcr) mendekati nilai defleksi untuk pengujian badan
tiang. Pelaksanaan Uji Kuat Lentur Tiang Pancang menurut JIS 5335-1987:
1. Untuk verifikasi nilai momen retak (Mcr), tiang ditekan beban
vertikal P retak (Pcr) yang menyebabkan badan tiang mengalami
lentur sebesar nilai Mcr. Beban ditahan saat mencapai nilai Pcr
Tujuan pengujian kuat lentur tiang sebagai inspeksi kemudian dilakukan pengamatan permukaan badan tiang.
kekuatan badan tiang dari beban momen retak untuk Permukaan tiang harus bebas dari retak visual selebar 0,3mm.
2 benda uji. 2. Untuk pengujian kuat momen hancur (Mu), tiang ditekan beban
vertikal P hancur (Pu) hingga menyebabkan tiang hancur. Nilai
kuat Mu tiang dihitung dari momen yang terjadi akibat beban
vertikal makmimum.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
PT. HAKAASTON

LAMPIRAN
LAMPIRAN – PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG
LAMPIRAN – TIPE HAMMER TIANG PANCANG
LAMPIRAN – UJI BEBAN PADA TIANG PANCANG
67

LAMPIRAN – PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG


LAS BUSUR NYALA LISTRIK (ARC WELDING)
Pengelasan yang dilakukan dengan cara mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan
permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala listrik melalui elektroda.
Pengelasan dengan pelelehan nyala busur listrik ini diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja
pada jarak beberapa milimeter (jarak antara elektroda dengan benda kerja disebut panjang busur nyala), sehingga
terjadi aliran arus listrik dari elektroda ke benda kerja yang disebabkan karena adanya perbedaan tegangan antara
elektroda dan benda kerja yang menimbulkan suhu busur nyala ini bisa mencapai 5000°C sehingga mampu
melelehkan elektroda dan benda kerja untuk membentuk paduan.
Setelah nyala busur listrik terjadi, elektroda akan berkurang sehingga jarak ujung elektroda (panjang busur nyala)
dengan benda kerja akan semakin renggang, sehingga harus diturunkan dengan jarak tertentu untuk menjaga agar
busur listrik tetap menyala. Baik buruknya hasil pengerjaan las sangat ditentukan oleh pergerakan elektroda pada
waktu pengelasan dan tegangan listrik yang digunakan.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
68

LAMPIRAN – TIPE HAMMER PANCANG


Pemilihan Hammer : Hal yang diperhatikan oleh Engineer :
1. Pemancangan harus menggunakan Drop Hammer :
Impact Hammer yang disetujui
pengawas/konsultan. - Pastikan berat hammer yang digunakan sesuai dengan rencana, apabila ragu hammer harus ditimbang untuk
2. Impact hammer mampu menghasilkan mendapat berat sebenarnya.
energi yang cukup untuk memancang
tiang sampai dengan rata-rata penetrasi - Pastikan pengarah jatuh hammer pada posisi lurus dan sambungan rangka pengarah dalam kondisi kencang.
min.2mm per pukulan (1/8” per blow)
pada saat penentuan final set. - Pastikan saat digunakan, tali pengangkat dapat bergerak bebas saat hammer dilepas.
3. Berat hammer dan kecepatan tumbukan Air/Stream Hammer :
hammer saat pemancangan tidak
menimbulkan tegangan berlebih - Cek keseuaian dokumen pabrik pembuat hammer terhadap tipe dan model hammer yang digunakan.
(overstress) pada tiang.
- Pastikan semua komponen hammer yang dipakai dalam kondisi baik.

- Khusus untuk double & differential acting, minta grafik yang menyatakan energi (rate energy) pemancangan
terhadap kecepatan operasi hammer pancang.

Diesel hammer :

- Cek kesesuaian dokumen pabrik pembuat hammer terhadap tipe dan model hammer yang digunakan.

- Pastikan semua komponen hammer yang dipakai dalam kondisi baik.

- Minta grafik yang menyatakan energi (rate energy) pemancangan terhadap kecepatan operasi hammer pancang.

- Untuk single acting hammer : perhatikan tinggi jatuh hammer, tinggi jatuh akan bervariabel tergantung kondisi
tahanan tanah.

- Untuk double acting hammer : Pastikan pembacaan tekanan pada bounce chamber telah dikalibrasi.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
69

KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN HAMMER

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
70

DROP HAMMER
Drop hammer adalah hammer impact yang diangkat dan dilepaskan
agar jatuh bebas menumbuk kepala tiang pancang. Drop hammer harus
memiliki pengarah agar sumbu hammer saat menumbuk berada pada
sumbu tiang pancang (kosentris).
Keterampila operator untuk menentukan waktu menjatuhkan hammer
adalah faktor utama yang menentukan kecepatan jatuh hammer
dimana menentukan energi yang diberikan pada tiang pancang.
Agar efisien dan mencegah kerusakan pada tiang, berat dari hammer
yang digunakan antara 1 sampai dengan 2 kali berat tiang yang dipukul
dengan tinggi jatuh dijaga rendah dengan tinggi maksimum 1m.
Kalau energi yang dihasilkan tidak mencukupi ganti dengan hammer
yang lebih berat. Menambah tinggi jatuh akan menyebabkan kerusakan
pada tiang saat menembus lapisan tanah keras/batu.

Hal yang harus diperhatikan oleh Engineer:


- Pastikan berat hammer yang digunakan sesuai dengan rencana,
apabila ragu hammer harus ditimbang dahulu untuk mendapat
berat sebenarnya.
- Pastikan pengarah jatuh hammer pada posisi lurus dan sambungan
rangka pengarah dalam kondisi kencang.
- Pastikan saat digunakan, tali pengangkat dapat bergerak bebas saat
hammer dilepas.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
71

AIR/STEAM HAMMER
Hammer yang operasi SCHEMATIC SINGLE ACTING AIR/STEAM HAMMER
pemancangannya menggunakan
sumber energi dari alat-alat eksternal Ram hammer didorong keatas dengan tekanan dari bawah
seperti panas uap dari boiler atau piston, kemudian setelah terdorong sampai ketinggian tertentu
tekanan udara dari kompresor untuk akan memicu pengatur katup tekanan untuk menghentikan
mendorong hammer.
tekanan, tekanan dibawah piston keluar lewat lubang exhaust.
Hammer bergerak kebawah dengan kecepatan tertentu akibat
gravitasi dan menumbuk tiang pancang. Hammer kembali
didorong keatas dengan mekanisme yang sama secara berulang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
72

DOUBLE ACTING AIR/STEAM HAMMER DIFFERENTIAL ACTING AIR/STEAM HAMMER


Ram hammer didorong keatas dengan tekanan dari bawah Ram hammer didorong keatas dengan tekanan dari
piston, kemudian setelah terdorong sampai ketinggian bawah piston, kemudian setelah terdorong sampai
tertentu akan memicu pengatur katup untuk menghentikan ketinggian tertentu akan memicu pengatur katup
tekanan, tekanan dibawah piston keluar lewat lubang untuk menghentikan tekanan. Secara bersamaan
exhaust. Secara bersamaan lubang diatas piston yang
terbuka saat piston naik akan tertutup dan sumber tekanan lubang diatas piston yang terbuka saat piston naik
dipindahkan ke ruang piston bagian atas dan menekan e akan tertutup dan tekanan dari piston bawah yang
wah. Hammer bergerak kebawah dengan kecepatan memiliki luas yang lebih kecil disalurkan ke ruang
tertentu akibat gravitasi dan tekanan dari atas kemudian piston bagian atas yang lebih luas sehingga
menumbuk tiang pancang. Hammer kembali didorong menekan piston kebawah. Hammer bergerak
keatas dan kebawah dengan mekanisme sama secara kebawah dengan kecepatan tertentu akibat
berulang.
gravitasi dan tekanan dari atas kemudian
menumbuk tiang pancang. Hammer kembali
didorong keatas dan kebawah dengan mekanisme
sama secara berulang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
73

DIESEL HAMMER
Perbedaan yang mendasar antara diesel hammer dengan air/steam hammer adalah sumber energi sistem
air.steam hammer berasal dari luar silinder air/steam hammer sedangkan sumber energi diesel hammer berasal
dari pembakaran bahan bakar pada hammer pancang (internal combustion) dibawah dekat ujung jatuh ram
hammer.
Meskipun diesel hammer memiliki bobot yang ringan dan tinggi jatuh ram hammer yang tinggi tetapi kecepatan
saat tumbukan akan lebih rendah akibat efek pemampatan udara pada ruang pembakaran.

Sumber : ACI 543R guide to


design, manufacture &
installation of concrete piles

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
74

SINGLE ACTING DIESEL HAMMER DOUBLE ACTING DIESEL HAMMER


Pada awal pemancangan ram hammer diangkat keatas Sistem double acting bekerja seperti sistem single acting.
(tripping), kemudian dilepas sehingga meluncur kebawah dan Perubahan utamanya adalah terdapat silinder penutup
pada saat bersamaan bahan bakar diinjeksi kedalam silinder pada bagian atas yang menyebabkan ketika ram hammer
bergerak keatas akan menekan udara pada ruang atas
dibawah lubang keluar udara (fuel injection). Saat ram (bounce chamber) yang mendorong kembali hammer
menumbuk (compression impact) silinder bagian bawah terjadi kebawah dan mengakibatkan tinggi jatuh lebih rendah dan
ledakan akibat pembakaran bahan bakar (explotion) sehingga jumlah rata-rata pukulan yang lebih banyak.
medorong ram hammer kembali keatas. Saat hammer bergerak
keatas melewati lubang keluar, gas hasil pembakaran akan keluar
(exhaust) karena hammer masih terdorong keatas menyebabkan
udara luar dapat masuk tersedot kedalam silinder untuk
pembakaran selanjutnya (scavenging)

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
75

HYDRAULIC HAMMER
Ada bebarapa tipe hammer hidrolik. Tetapi semua
hammer hidrolik menggunakan sumber energi dari
luar untuk mengangkat ram hammer. Tumbukan
hammer diperoleh dengan cara menjatuhkan ram
hammer akibat murni gaya gravitasi atau dengan
bantuan tekan dari alat hidrolik.
Sama seperti air/steam hammer, skematik kerja
hammer hidrolik ada yang single acting dan double
acting.
Ram hammer diangkat dengan alat hidrolik, kemudian
setelah pada ketinggian tertentu dijatuhkan
menumbuk striker plate/anvil dan hammer cushion
pada helm tiang pancang. Ram hammer kemudian
diangkat kembali oleh alat hidrolik untuk pemancangan
selanjutnya.
Tinggi jatuh ram hammer dapat dikontrol sesuai
dengan kondisi pemancangan. Untuk kondisi
pemancangan tanah lunak (easy driving) tinggi jatuh
ram hammer diatur rendah agar tegangan tarik pada
tiang rendah sedangkan untuk kondisi pemancangan
tanah keras (hard driving) ram hammer diatur jatuh
lebih tinggi.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
76

LAMPIRAN – UJI BEBAN PADA TIANG PANCANG


• UJI STATIK BEBAN AKSIAL TEKAN
Persyaratan :
1. Tiang pancang yang diuji harus dibuat pile cap (Pile Head Treatment).
2. Hidrolik Jack, pompa hidrolik, dial gauge dan load cell yang digunakan sudah dikalibrasi dan berfungsi dengan baik.
3. Tumpuan beban kentledge dalam posisi stabil dan beban kentledge atau reaction pile lebih besar dari rencana beban
tekan maksimum.
4. Profil balok utama dan balok sekunder cukup kaku terhadap beban pengujian.
5. Balok referensi pengukuran pergerakan tiang dipasang melintang, tertanam pada tanah.
6. Pelaksanaan uji beban dilakukan 4 minggu setelah pemancangan agar tekanan air dan daya dukung tanah kembali normal.
7. Sesuai ASTM D1143, uji beban dilakukan sebesar 200% dari beban rencana dengan metode pembebanan siklik secara
bertahap (cyclic maintained load).
8. Jumlah uji beban aksial tekan statis diambil 1% dari total jumlah tiang dengan maksimum 20 uji beban.
9. Jika jumlah uji beban tekan statis >3, sebagian uji beban tekan statis dapat dilakukan dengan uji beban dinamis PDA (Pile
Driving Analysis) sesuai tabel berikut :
- 4 uji beban statik = 3 uji beban statik + 1 uji PDA
- 5 uji beban statik = 3 uji beban statik + 2 uji PDA
- 6 uji beban statik = 4 uji beban statik +2 uji PDA
- 7 uji beban statik = 4 uji beban statik + 3 uji PDA
- 8 uji beban statik = 5 uji beban statik + 3 uji PDA
- 9 uji beban statik = 5 uji beban statik + 4 uji PDA
- dst.
10. Saat pengujian dihasilkan grafik penurunan terhadap beban uji pada pondasi, kemudian dievaluasi minimal dengan 3 cara,
yaitu metode Chin, Mazurkiweuch dan Davisson.

TIANG REAKSI SISTEM

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
77

• UJI BEBAN AKSIAL TEKAN (ASTM D1143)


TAHAPAN PEMBEBANAN UJI BEBAN TEKAN
Tahap 1 (maksimum 100% dari beban rencana) :
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 25%, 50%, 75%, dan 100% dari beban rencana. Setiap beban mencapai
tingkat tertentu, beban berikutnya ditambahkan ketingkat selanjutnya saat penurunan (settlement) tiang lebih
kecil dari 0,25mm/jam atau setelah 2jam.
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan penurunan tiang yang terjadi dicatat saat waktu
1,2,4,8,15,30,60,90,120,240 menit dan setiap 2jam dengan akurasi pengukuran minimal 0,01mm.
3. Beban maksimum dijaga tetap konstan 100% dari beban rencana selama 24jam dan dikurangi dari 75%, 50%,
25% dan 0% dari beban rencana. Setiap pengurangan beban mencapai tingkat tertentu, beban berikutnya
dikurangkan ketingkat selanjutnya setelah 1jam.
4. Saat beban 0%, pergerakan rebound akan dicatat/record saat 1,2,4,8,15,30,60 menit dan tiap jam hingga
diperoleh nilai konstan penurunan tiang.
Tahap 2 (Quick Test, maksimum 200% dari beban rencana) :
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 200% dengan interval 5% dari beban recana. Setiap beban mencapai
tingkat tertentu, beban berikutnya ditambahkan ketingkat selanjutnya setelah 5menit (persyaratan min.
4menit, max. 15 menit).
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan penurunan tiang yang terjadi dicatat saat waktu 1 dan 5 menit dengan
akurasi pengukuran minimal 0,01mm. SISTEM KENTLEDGE
3. Beban dikurangi secara bertingkat dari 200%, 175%, 150%, 125%, 100%, 75%, 50%, 25% dan 0% dari beban
rencana setiap 5menit.
4. Saat beban 0%, pergerakan rebound akan dicatat/record saat 1,2,4,8,15,30,60 menit dan tiap jam hingga tidak
terjadi rebound tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
78

 UJI BEBAN AKSIAL TARIK (ASTM D3689)


TAHAPAN PEMBEBANAN UJI BEBAN TEKAN
Tahap 1 (maksimum 100% dari beban rencana) :
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 25%, 50%, 75%, dan 100% dari beban rencana. Setiap beban
mencapai tingkat tertentu, beban berikutnya ditambahkan ketingkat selanjutnya saat pergerakan tiang lebih
kecil dari 0,25mm/jam atau setelah 2jam.
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan pergerakan tiang yang terjadi dicatat saat waktu
1,2,4,8,15,30,60,90,120,240 menit dan setiap 2jam dengan akurasi pengukuran minimal 0,01mm.
3. Beban maksimum dijaga tetap konstan 100% dari beban rencana selama 24jam dan dikurangi dari 75%, 50%,
25% dan 0% dari beban rencana. Setiap pengurangan beban mencapai tingkat tertentu, beban berikutnya
dikurangkan ketingkat selanjutnya setelah 1jam.
4. Saat beban 0%, pergerakan rebound akan dicatat/record saat 1,2,4,8,15,30,60 menit dan tiap jam hingga
diperoleh nilai konstan pergerakan tiang.
Tahap 2 (Quick Test, maksimum 200% dari beban rencana) :
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 200% dengan interval 5% dari beban recana. Setiap beban mencapai
tingkat tertentu, beban berikutnya ditambahkan ketingkat selanjutnya setelah 5menit (persyaratan min. SISTEM KENTLEDGE
4menit, max. 15 menit).
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan penurunan tiang yang terjadi dicatat saat waktu 1 dan 5 menit dengan
akurasi pengukuran minimal 0,01mm.
3. Beban dikurangi secara bertingkat dari 200%, 175%, 150%, 125%, 100%, 75%, 50%, 25% dan 0% dari beban
rencana setiap 5menit.
4. Saat beban 0%, pergerakan rebound akan dicatat/record saat 1,2,4,8,15,30,60 menit dan tiap jam hingga
tidak terjadi rebound tiang.

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
79

 UJI BEBAN LATERAL (ASTM D-3966)


TAHAPAN PEMBEBANAN UJI BEBAN TEKAN
Tahap 1 (maksimum 100% dari beban rencana) :
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 25%, 50%, 75%, dan 100% dari beban rencana.
2. Setiap peningkatan beban lateral tercapai, beban didiamkan dengan durasi sesuai tahapan
sebagai berikut:
Beban Lateral Waktu Tunda Beban Lateral Waktu tunda

25% 10 menit 180% 20 menit

50% 10 menit 190% 20 menit SISTEM “DEAD MAN”


75% 15 menit 200% 60 menit

100% 20 menit 150% 10 menit

125% 20 menit 100% 10 menit

150% 20 menit 50% 10 menit

170% 20 menit 0% Beban Lateral

3. Setiap peningkatan beban lateral, beban kerja dan pergerakan tiang yang terjadi dicatat saat
waktu 1,5 dan 10 menit dengan akurasi pengukuran minimal 0,01mm.
4. Uji beban dinyatakan gagal ketika tiang yang diberi beban konstan bergerak turun secara tiba-
tiba atau terlihat keruntuhan pada tiang.
SISTEM TIANG REAKSI

www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
www.hakaaston.co.id | info@hakaaston.co.id
PT. HAKAASTON
KANTOR PUSAT
Gedung Hutama Karya
Jl. MT. Haryono Kav. 8
Jakarta Timur 13340
Telp. : 021 – 8193708
Fax. : 021 – 8196107
www.hakaaston.co.id.
info@hakaaston.co.id

Anda mungkin juga menyukai