Anda di halaman 1dari 2

5 teori tentang masuknya Islam di Indonesia

Teori Gujarat
Teori Gujarat, menyatakan Islam masuk ke Indonesia dari Gujarat, India. Teori ini pertama
kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan berkebangsaan Belanda Pijnapel dan Snouck
Hurgronje. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi
bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para
pedagang Gujarat yang datang.

Teori ini didukung bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh
tahun 1297 yang bercorak khas Islam Gujarat, Catatan Marcopolo, serta adanya warna
tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia.

Teori Arab atau Teori Makkah


Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia
berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa para musafir Arab yang memiliki semangat
untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah
Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Teori ini dibuktikan dengan adanya perkampungan Barus dimana ditemukannya makam
Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah. Makam tersebut
terdapat di kompleks Makam Mahligai di Barus.

Ada seminar beberapa kali tentang hal ini, bahkan tempat itu diklaim sebagai “Titik Nol”
masuknya Islam di Indonesia. Walaupun banyak yang membantahnya dan dianggap kurang
didukung fakta dan menyalahi data-data sejarah lainnya.

Teori Persia
Teori Persia dicetuskan dan didukung oleh Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat. 
Dikatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 9 Masehi adalah Islam yang
dibawa kaum Syiah (Persia).
Teori ini didukung bukti pembenaran di antaranya ; Kesamaan budaya Islam Persia dan Islam
Nusantara (kecintaan pada Keluarga Nabi, Peringatan Asyura, Peringatan Tabut, dll),
Kesamaan ajaran Sufi, Penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni
kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti lainnya dalam kerajaan Perlak I (Aceh Timur).
Sultan Pertama Perlak, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah beraliran Islam
Syiah.
Teori China
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim
China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya
masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan
China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta
catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali
diduduki oleh para pedagang China.
Beberapa bukti yang mendukung teori ini antara lain:

Adanya migrasi orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, yaitu di
Palembang pada 879 Masehi.

Adanya masjid tua dengan arsitektur Cina di Jawa.

Raden Patah yang merupakan raja pertama Kerajaan Demak merupakan keturunan Cina.

Gelar raja-raja Kerajaan Demak ditulis dengan menggunakan istilah Cina.

Adanya catatan yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan yang ada di Nusantara


pertama kali diduduki oleh para pedagang yang berasal dari Cina.

Teori Maritim
Teori Maritim pertama kali dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini
menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
umat Islam dalam menjelajah samudera. Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang
berkembang di Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di Indonesia terjadi
di sekitar abad ke 7 Masehi.

Anda mungkin juga menyukai