Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
Da’wah harus bersifat Mua’shirah Ghaira Taqlidiyah (Modern dan tidak kuno)
dan berdasarkan sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadis, serta cara, sarana juga strategi
yang digunakan harus seiring dengan perkembangan zaman. Artinya da’wah harus
sesuai dengan situasi, kondisi, sarana, peristiwa, sikap dan kebutuhan yang kemudian
dikaitkan dengan sasaran. Media dakwah sendiri adalah alat objektif yang menjadi
saluran, yang menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan
Kalau dilihat secara eksplisit tidak ada penjelasan al-qur’an tentang media atau
alat apa saja yang dapat digunakan untuk menyampaikan dakwah. Tetapi secara implisit
banyak isyarat al-qur’an tentang masalah media ini. Antara lain Hamzah Ya’cub,
1. Lisan, adalah media pokok dalam menyampaikan dakwah islam kepada orang
lain.
2. Tulisan, adalah yang dilakukan dengan perantara tulisan, umpamanya buku-
buku, majalah, surat-surat kabar, buletin, risalah, kuliah-kuliah tertulis, pemplet,
pengumuman tertulis, spanduk, dan sebagainya.
3. Lukisan, Yakni gambar-gambar hasil seni, foto, film cerita dan sebagainya.
4. Audio-Visual, Yakni suatu cara penyampaian yang sekaligus merangsang
penglihatan dan pendengaran.
5. Akhlak, ialah perilaku yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari 2
1
Hamzah Ya’cub, Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung : Diponegoro,
1986) hal. 47
2
Op. Cit,., Hamzah, hal. 49
2
media tulisan sebagai media dakwah. Tetapi secara tersirat dapat dipahami dari adanya
surat yang ditujukan kepada kepala-kepala Negara Islam seperti surat beliau kepada
Antara lain berbunyi; Saya mengajak tuan memperkenankan penggilan Allah, peluklah
(Islam) supaya tuan selamat.4 Ini menunjukkan pula bahwa, dakwah Rasulullah SAW
Selain dari itu, dalam sastra Indonesia kita juga mengenal berbagai macam jenis
karya sastra baik yang bersifat fiksi maupun non fiksi. Seperti puisi, sajak, langgam,
novel, dan lain sebagainya yang mengemas materi atau pesan-pesan dakwah sesuai
dengan kondisi mad’u sehingga pesan dakwah tersebut lebih mudah tersampaikan dan
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Al-Jumanatul ‘Ali, Seuntai Mutiara
Yang Maha Luhur, (Bandung; Penerbit J-ART, 2005) hal. 421
4
Salmadanis, filsafat Dakwah, (Jakarta: Penerbit Surau, 200) hal. 187
3
diterima, serta mampu mempengaruhi mad’u untuk menjadi lebih baik lagi sesuai
dengan hakekat dakwah. Untuk mendorong umat melaksanakan yang ma’ruf dan
menjauhi yang munkar, pada akhirnya dakwah mampu menjadi solusi bagi
permasalahan umat.
penuh dengan nasehat keagamaan dan sosial serta teladan yang mengajak masyarakat
menghindari diri dari hal-hal yang negatif kepada hal-hal yang positif dalam ridha Allah.
Maka da’wah dilakukan secara profesional, sehingga dapat merangkul semua lapisan
dalam berda’wah semakin dituntut karena masyarakat selain semakin kritis juga
dibidang pendidikan, ekonomi dan pengaruh informasi global yang pesat yang dapat
Esensi da’wah rujukannya sesuai dengan landasan Al-Qur’an dan Hadis, maka
gaya, bahasa, kemasan dan sebagainya merupakan aksidensi. Aksidensi ini ditentukan
oleh pengetahuan, pengalaman, metode, seni, sosial, budaya dan juga filsafat. Aksidensi
mengandung azas yang sama. Berbeda da’i berbeda metode, berbeda karakter, berbeda
Salah satu sasaran utama da’wah ialah menegakkan moral masyarakat. Moral
ialah sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat, karena itu dituntut kepada
masyarakat untuk melaksanakannya. Ada dua sumber moral yaitu etika yang dibentuk
oleh akal dan akhlak yang dibentuk oleh naqal yang masuk kelapangan Agama.
Oleh karena itu, Allah mengutus Muhammad sebagai Rasul yang segala tingkah
laku perbuatannya bisa dijadikan teladan. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
5
Muhammad Toyib, Kepercayaan Dan Pemikiran Dalam Dimensi Moralitas Islam, bandung,
Mutiara Hikmah, 1987. hal. 76
6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Al-Jumanatul “Ali, Seuntai Mutiara
Yang Maha Luhur, Bandung, CV. Penerbit J-ART, 2002. hal. 421
5
sehingga tidak ada seseorang yang berlaku curang (jahat) pada yang lain, dan tidak
ada seseorang yang merasa tinggi dari yang lain”. Dikeluarkan oleh muslim.7
Firman Allah Swt dalam Surat Al-Ahzab di atas, memberikan gambaran akan
suri tauladan yang baik pada diri Rasulullah dan dapat dijadikan sebagai contoh bagi
umat Islam, terutama bagi para Da’i dalam menyebarkan dakwah Islamiyah. Ditegaskan
pula oleh Rasulullah dalam Haditsnya di atas bahwa sesungguhnya Rasulullah benar-
benar adalah utusan Allah yang membawa wahyu Allah SWT untuk kemudian
disampaikan pada para umatnya, agar umat Muslim dapat berlaku baik terhadap sesama.
Selain dari itu, risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, adalah norma-
norma yang tidak hanya mengajarkan kepada umatnya yang berbuat baik, tapi juga
anjuran untuk menjauhi perbuatan buruk bagi setiap bangsa, setiap zaman dimana pun
berada. Membangun etika pergaulan dalam Islam tidak bisa dilepaskan dari pandangan
Al-Qur’an dan Hadits. Dasar yang menjadi pegangan bagi setiap muslim, pandangan
tersebut akan memberikan landasan normatif bagi praktisi sosial, dengan demikian
menurut praktis Islam, bila konsep tauhid dilaksanakan akan memberikan bimbingan
asasi dalam menetapkan batas-batas legitimasi politik, sosial dan moralitas oleh suatu
sistem komunikasi.
7
Muhammad Mahfudz, Hadits-Hadits Dakwah, CV. Rineka Putra, Bandung, 1997. hal. 23
6
Diantara beberapa banyak media, novel juga salah satu media yang bisa
dijadikan alat da’wah oleh para da’i dan da’iyyah yang menggeluti dunia sastra sebagai
jurnalis. Selain itu, novel juga merupakan salah satu bentuk media da’wah yang
dianggap komunikatif yang kehadirannya sangat akrab dengan masyarakat luas semua
Novel Ketika Cinta Bertasbih adalah satu dari sekian banyak cara da’wah dengan
karya sastra ini banyak diminati khalayak banyak, bagi seorang penggemar novel
disadari atau tidak kondisi psikisnya mudah sekali dipengaruhi oleh dahsyatnya buaian
bahasa tulisan yang ditulis oleh novelis, sebagai sastra Islami dan sehubungan dengan
disebutnya sebagai novel pembangun jiwa, yang menarik adalah kemampuan seorang
novelis dalam menyisipkan pesan-pesan moral yang secara halus dalam isi ceritanya.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Prof. Laode M. Kamaluddin, Ph.D. dalam
prolognya pada novel Ketika Cinta Bertasbih, novel ini adalah novel sastra yang berhasil
memadukan da’wah, tema cinta, etika (adab) dan latar belakang budaya yang sangat
berbeda telah terukir didalamnya, serta memiliki visi pembangunan karakter bangsa8.
Prof. Laode M. Kamaluddin, Ph.D penikmat sastra dan doktor jebolan Jawa State
University, Amerika serikat ini pun juga mengomentari bahwa novel ketika cinta
bertasbih tidak hanya indah dan menarik, tapi juga penuh dengan nuansa Islam yang
sangat kental mengukuhkan novel ini sebagai media da’wah. 9 Banyak hikmah yang
8
Laode M. Kamaluddin, Prolog: Ketika Cinta Bertasbih (Buku 1 Dwilogi Pembangunan Jiwa),
Jakarta, Republika, 2008. hal. 10
9
Opcit, Kamaluddin
7
dapat dipetik, terutama ajaran islam yang menekankan kepada umat islam agar tidak
berlaku sombong dan tinggi hati, Contohnya saja Beliau sendiripun telah tersindir dalam
arti sesungguhnya, dengan tulisan Kang Abik di novel ini. Dalam cerita yang ada pada
bertasbih juga memiliki fungsi sebagai buku bacaan ketika sedang santai, bosan dengan
waktunya (Borring Time). Pemilihan bidang yang diteliti dalam tulisan ini juga memiliki
alasan lain, setelah menilai dan melihat masyarakat secara umum terhadap objek
penelitian ini, yaitu Novel Ketika Cinta Bertasbih yang merupakan salahsatu karya
dakwah yang disampaikan dengan media dan metode ini lebih terasa praktis dan tidak
menimbulkan pengaruh tersendiri kepadanya. Selain dari itu, pemilihan Novel Ketika
Cinta Bertasbih, karena ia merupakan karya langsung dari seorang novelis sekaligus
10
Habiburrahman El-Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih (Buku 1 Dwilogi Pembangun Jiwa, Jakarta,
Republika, 2008. hal. 183
8
da’i, ia sampaikan langsung nilai-nilai keislaman yang dipadukan dengan unsur seninya.
Dan bukan melalui tangan (perantara) ke-dua, ke-tiga, atau seterusnya yang disuguhkan
Sastra Islami ini mempunyai nilai tambah yang sangat positif dibanding dengan
novel-novel yang lain (sastra sekuler). Hal ini dikarenakan ia tidak hanya memuat pesan
dakwah dalam nilai-nilai islami saja, tetapi juga mengandung nilai pendidikan, nilai-
nilai islam yang terjaga, nilai-nilai yang sederhana namun menginspirasi sekali, nilai-
nilai kesucian, nilai-nilai keikhlasan, dan sebagainya, dari uraian sebelumnya. Maka
peneliti bertujuan untuk mengungkapkan secara jelas tentang pesan-pesan dakwah yang
terdapat dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih, sehingga diterjemahkanlah ke dalam judul
B. Batasan Masalah
kesalahan dalam masalah, maka penulis dalam hal ini membatasi dalam hal Analisis
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Adapun tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Kritis
2. Tujuan Khusus.
Shirazy ?
Habiburrahman El-Shirazy ?
3. Manfaat Penelitian.
1) Secara teoritis;
lainnya.
dan lainnya.
1. Defenisi Operasional
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan kepada orang lain berupa informasi,
anjuran, peringatan, dan lain sebagainya agar dapat dilaksanakan atau di realisasikan
oleh orang yang kita beri pesan tersebut. pesan juga dapat diartikan dengan
informasi”.11
(perintah, nasehat, permintaan, amanat) yang harus dilakukan atau disampaikan kepada
11
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2002. Hal. 24.
11
orang lain.12 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi bahwa massage yaitu pesan
Menurut AW. Wijaya bahwa pesan adalah keseluruhan dari apa yang
pengarah di dalam usaha mencapai perubahan sikap dan tingkah laku komunikan. 14
Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan
bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Statement ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Toto Tasmara bahwa pesan dakwah adalah semua pernyataan yang
bersumberkan al-Qur’an dan as-Sunnah baik tertulis atau lisan dengan pesan-pesan
(risalah).15
12
WJS. Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Balai Pustaka 1976, hlm.
745.
13
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1992, Hlm.18.
14
AW. Wijaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: PT Bina Aksara, 1986, hlm.14.
15
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), hlm. 43.
12
islam. 16
dakwah dari akar kata ini terangkai menjadi asal kata da’a-yad’u-da’wa, (fi’il
bashirah untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah di jalan-Nya, serta berjuang bersama
dari al-Qur’an dan as-Sunnah atau sumber lain yang merupakan interpretasi dari kedua
dan as-Sunnah yang bertema keimanan, hukum Islam dan akhlak yang bertujuan amar
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 1990, Hal. 181
17
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir
Al-Qur’an, 1973. Hal.127.
18
Wahyu Ilahi, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta, Rahmat Semesta, 2007. Hal. 1-2.
19
Opcit, Toto Tasmara, hlm. 43.
13
Novel adalah karya sastra yang berupa alur cerita dari sebuah penomena
kehidupan. Novel juga dapat diartikan dengan bentuk karya sastra yang di dalamnya
dan esensi yang sesungguhnya, yang dilandaskan dengan kecintaan kepada Allah.
yaitu penelitian terhadap novel "Ketika Cinta Bertasbih" karya Habiburrahman El-
Shirazy yang di dalamnya tertuang pesan-pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an
dan as-Sunnah yang dibatasi pada tema keimanan dan akhlak yang bertujuan amar
1. Metode penelitian
Creswell;
20
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, ,Jakarta, Logos, 1997. Hal.21.
21
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta, 2007. Hal. 58.
14
2. Sumber Data
Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer
merupakan data yang di dapat dari sumber pertama yaitu isi novel Ketika Cinta
Bertasbih. Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan telah disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
a. Metode Wawancara.
(data atau fakta). Pelaksanaannya bisa dilakukan secara langsung bertatap muka (face to
face) dengan orang yang diwawancarai (interviewer), atau secara tidak langsung seperti
melalui telepon, internet, atau surat (wawancara tertulis termasuk lewat e-mail dan
sms)23 yang dalam hal ini peneliti menggunakan media-media tersebut untuk melakukan
wawancara dengan pengarang novel Ketika Cinta Bertasbih, yaitu Habiburrahman El-
Shirazy.
kemudahan bagi kita. Kita dapat memfungsikan media untuk mempermudah kita dalam
melaksanakan rutinitas sehari-hari, termasuk juga dalam hal ini wawancara. Dimana
22
Husein Umar, Metode Penelitian ; Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. rajagrapindo
Persada, 2005, Hal. 42.
23
Asep Syamsul, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1988, hal.
35
15
wawancara tidak hanya dapat dilakukan dengan berhadapan langsung dengan yang
diwawancarai, tapi juga dapat dilaksanakan dengan komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
yang telah ada seperti halnya e-mail yang dalam hal ini peneliti gunakan untuk
memperoleh data tentang bagaimana pesan-pesan dakwah dalam Novel Ketika Cinta
b. Metode Dokumentasi.
yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa buku,
c. Analisis Data
Metode Induksi
Metode Induksi adalah metode yang digunakan penulis untuk memahami dan
2. Tinjauan pustaka
(Studi Tentang Pesan-Pesan Dakwah Dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih) belum
24
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 2003, hal. 180
16
pernah diteliti oleh siapapun dan belum ditemukan baik itu di dalam literatur buku-buku
3. Sistematika Penulisan
BAB II: Landasan teori, yang memuat tentang : Pengertian Dakwah, Tujuan Dakwah,
Unsur-Unsur Dakwah, Pengertian Novel, Nilai-Nilai Novel, dan Dakwah Melalui Novel
BAB IV : Laporan penelitian, memuat tentang ; Gambaran Isi Novel Ketika Cinta
Bertasbih dan Pesan-Pesan Dakwah Dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karangan
Habiburrahman El-Shirazy.
DAFTAR PUSTAKA