BAB IV Baru
BAB IV Baru
BAB IV
“Ketika Cinta Bertasbih” yang kemudian diangkat ke layar lebar dimana Pengambilan
gambar dilakukan di Mesir tepatnya di Kota Kairo, Sungai Nil, Pyramid, Sphinx, Kota
Novel Ketika Cinta Bertasbih ini seolah menjadi sedikit cahaya diantara berbagai
macam cara dan upaya untuk mengantisipasi serta jawaban atas rasa pesimisme anak
muda negeri ini untuk teguh memegang prinsip-prinsip Islami dalam kehidupan mereka.
Dengan bahasa yang lembut dan memikat, penulis mengajak kita semua untuk banyak
merenung, dan kembali melihat betapa indahnya hidup di bawah naungan Al-Qur'an.
Buku ini bukan sekadar novel biasa, tetapi perpaduan antara ilmu agama dengan cerita
fiksi. Karakter tokoh utama sangat kuat yaitu Khairul Azzam. Azzam adalah seorang
pemuda sederhana yang memilih untuk menuntut ilmunya di Kampus Al Azhar, Cairo.
Azzam dikenal sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang teguh
dalamnya, maka novel islami yang dikenal sebagai novel yang banyak menyampaikan
pesan-pesan atau materi dakwah ini cukup diminati oleh banyak pembaca. Hal ini
dikarenakan novel ini sendiri terlahir dari seorang penulis yang tidak hanya dikenal
sebagai seorang penyair kondang tapi juga da’i. pesan-pesan dakwah disampaikan
dengan sedemikian apik, melalui bahasa yang runtun, manarik serta islami.
Kisah berlanjut mengenai perjalanan Khairul Azzam (M. Kholidi Asadi Alam),
seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar Mesir (dilihat dari
segi nama dalam novelnya dan pemeran/sosok pemeran) dalam filmnya. Dia tidak lulus
selama 9 tahun karena lebih mengutamakan mencari uang daripada kuliah. Ayahnya
meninggal dunia, sehingga dia harus mengidupi dirinya dan keluarganya di Solo. Azzam
berdagang bakso dan tempe yang kenikmatannya terkenal sampai KBRI Mesir. Dimana
Pramesti (Alice Norin) putri Pak Alam (Slamet Rahardjo) Dubes RI di Mesir.
Karena gaya kehidupan Eliana tidak cocok dengan Azzam, maka disarankan oleh Pak
Ali (Didi Petet), untuk melamar Anna Althafunnisa (Oki Setiana), S2 dari Kuliyyatul
Shirazy) untuk melamarnya. Tapi sayangnya ternyata Anna sudah dilamar oleh Furqon.
51
Furqon sendiri adalah teman seangkatan Azzam yang lebih dulu akan menyelesaikan
pendidikannya. Sedangkan Furqon pada saat itu akan menyelesaikan ujian akhirnya,
untuk belajar dia memilih menginap dihotel, namun dia dijebak gerombolan pemeras
dan ditulari AIDS. Hal ini membuat furqon akhirnya merasa khawatir ketika ia
dengan Anna.
cerita cinta yang menggelitik dan membuat haru. Paling sedih adalah saat Fadhil
Berlanjut dengan kisah keluarga Azzam di Solo, terutama adiknya yang bernama
Ayatul Husna (Meyda Sefira). Dimana secara kebetulan bertemu dengan Anna yang
Anna akhirnya menerima lamaran Furqon dengan syarat Anna tidak mau dipoligami.
Maka Seyakin mungkin Furqon tetap menikahi Anna walaupun ia menyadari kondisinya
yang tertular virus HIV AIDS. Dan diakhir kisah Azzam-pun pulang ke Indonesia
kewajibannya secara sempurna sebagai suami Anna dan hal itu akhirnya tersampaikan
pada Anna. Anna sangat kecewa ketika mengetahui bahwa Furqon tertular HIV AIDS
dan saat itu juga mereka bercerai. Sungguh Kuasa Allah telah diperlihatkan dan takdir
yang mengatakan bahwa Jodoh hanya Allah yang tahu benar-benar Anna alami, karena
yang ia kenal dengan nama Abdullah (nama perannya dalam film, saat pertemuan
sebagai Pemilik Pondok Pesantren yang tidak jauh dari rumahnya dengan tujuan agar
dipilihkan jodoh untuknya. Serta merta ayah Anna menawarkan seorang Jannah yang
belum disentuh oleh suaminya dan dia adalah Anna. Luar biasa bahagia hati Azzam,
sungguh luar biasa kasih Sayang dan kebesaran Allah ia rasakan, ia akan menerima
kesyukurannya.
Cinta pun Bertasbih, kedua insan itu bertasbih menyempurnakan ibadah mereka
sebagai hamba-hamba Allah yang mengikuti sunnah para nabi dan rasul yang mulia.
Habiburrahman El-Shirazy
Berikut hasil wawancara penulis skripsi ini melalui email dengan Habiburrahman
El-shirazy:
53
1
Wawancara kepada Habiburrahman El-Shiraz, pada tangga l 4 November 2010 melalui Email
Wawancara kepada Habiburrahman El-Shiraz, pada tangga l 2 Januari 2011 melalui Telefon
2
Dari hasil wawancara di atas dapat di ambil suatu pemahaman bahwa pesan
pada umumnya dan pada novel Ketika Cinta Bertasbih khususnya, yaitu pesan dakwah
bernilai akhlak yang baik (akhlakul karimah) baik terhadap diri sendiri, orang lain, alam,
menyampaikan bahwa masih ada pesan-pesan dakwah lainnya yang ia hadirkan dalam
karyanya ini walaupun beliau tidak menjelaskan secara detil. Namun secara tersirat
beliau telah menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui novel yang dinilainya sangat
dekat dengan anak muda, hal ini pun sangat di dukung dengan diangkatnya “cinta”
sebagai temanya. Tema ini menciptakan ketertarikan tersendiri pada mad’u karena cinta
adalah kehidupan itu sendiri. Menurut Ibnu Qayyim, cinta adalah kebutuhan dasar umat
55
manusia, sesungguhnya manusia tidak bisa hidup selayaknya manusia tanpa cinta, dan
islam adalah cinta. Islam diturunkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, rahmatan
lil `alamin, itu kata lain dari cinta, cinta juga memuliakan manusia bukan yang
sebaliknya.3 Apalagi pada saat ini belum banyak da’i yang menyampaikan pesan
dakwahnya melalui media novel. Oleh karena itu, Melalui skripsi inilah penulis akan
dakwah adalah segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek
dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam kitabullah maupun dalam
sunnah Rasul-Nya. Pada dasarnya isi pesan dakwah adalah materi dakwah yang berisi
ajaran Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut dibagi menjadi tiga yaitu: masalah keimanan,
Kata “Aqidah” berasal dari bahasa arab, yang berarti “ma’uquidaalaihi al-qalb wa
al-dlamir” yakni sesuatu yang ditetapkan atau diyakini oleh hati dan perasaan (hati
nurani). Dan berarti “matadayyana bihi al ihsan wa I’taqadahu’ yakni sesuatu yang
dipegangi dan diyakini (kebenarannya) oleh manusia. Secara etimologis, aqidah berarti
kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia.
Secara terminologis, Ibnu Taimiyah menjelaskan makna “aqidah” sebagai suatu perkara
3
Wawancara kepada Habiburrahman El-Shiraz, pada tangga l 4 November 2010 melalui Email
56
yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenang sehingga jiwa itu
masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Begitu pentingnya iman sehingga
bila di ibaratkan dengan sebuah bangunan rumah, maka iman merupakan pondasinya. Di
bidang aqidah ini pembahasannya bukan saja tertuju pada masalah-masalah yang wajib
diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah-masalah yang dilarang
sebagai lawannya misalnya syirik atau menyekutukan Tuhan, ingkar dengan adanya
Tuhan dan sebagainya. Dalam masalah aqidah ini antara lain penulis akan membahas
mengenai persoalan sosial keagamaan yang merupakan setting sosiologis dari novel
“Ketika Cinta Bertasbih” antara lain tentang; shalat, percaya kepada Qadha dan Qadar,
kesederhanaannya dan percaya akan takdir Allah, serta berserah iri atas jodoh yang akan
ia temui.
aplikasi dari keyakinan. Karena itu shalat telah menjadi kebutuhan bukannya beban atau
kewajiban. Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri cemas dan mengharap. Ia
selalu membutuhkan sandaran kepada Allah terutama pada saat cemas ketika berharap
bukan bersandar pada makhluk karena bersandar kepada makhluk tidak akan
4
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Pustaka pelajar, Surabaya, 2003, Hal.
305.
57
membuahkan hasil yang maksimal. Tidak pernah terbersit untuk berpaling, mendapatkan
Seperti halnya juga yang menjadi keyakinan dalam diri Azzam, pujian akan
SWT. Akan kasih sayang Maha Kuasa Allah, Maha Sempurna akan ciptaannya dan
seluruh yang ada di muka bumi dan langit serta seluruh isinya. Melalui penggalan novel
ini;
“…laut itu terlihat begitu luas dan kapal itu begitu kecil. Padahal di
dalam kapal itu mungkin ada ratusan manusia. Ia jadi berpikir, alangkah kecilnya
manusia. Dan alangkah Maha Penyayangnya Tuhan yang menjinakkan lautan
sedemikian luas supaya tenang dilalui kapal-kapal berisi manusia. Padahal,
mungkin sekali diantara manusia itu terdapat manusia-manusia yang durhaka
kepada Tuhan. Toh begitu Tuhan masih saja menunjukkan kasih sayangNya. Ia
jinakkan lautan, yang jika Ia kehendaki, Ia bisa menitahkan ombak untuk
menenggelamkan kapal-kapal itu bahkan meluluhlantakkan seluruh isi kota
Alexandria…”5
Artinya : Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Sesungguhnya kapal itu berlayar
di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari
tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.(QS.
Luqman: 31)6
5
Habiburrahman El-Shirazy, Ketika Cinta Bertasbih (Buku 1 Dwilogi Pembangun Jiwa),
(Jakarta; republika, 2008), hal. 39
6
Ibid., Depatemen Agama, hal. 43
58
Masalah keyakinan ini juga terlihat jelas dari novel karya novelis yang kerab
disapa Kang Abik ini. Akan Kemaha-Esaan Tuhan, Allah itu satu dan tidak ada selain
darinya.
Jika Tuhan itu lebih dari satu, bisa saja terjadi pembagian tugas. Ada yang
bertugas menciptakan matahari, ada yang bertugas menciptakan bumi, ada yang bertugas
mencipta langit dan seterusnya. Jika demikian, mereka bukan Tuhan yang Maha Kuasa.
Kuasa-an. Tuhan Yang menciptakan alam semesta ini dengan kekuasaan-Nya yang
sempurna. Tuhan Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dan yang memiliki sifat
Maha Sempurna seperti itu hanya satu, yaitu Allah SWT. Dialah Tuhan yang
sesungguhnya. Sebab tidak ada yang memproklamirkan diri sebagai pencipta alam
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Anbiya: 22) 7
a. Zikir
7
Op., Cit., Departemen Agama, hal. 324
59
Zikir adalah mengingat, yaitu mengingat Allah. Menjadikan Allah sebagai raja di
hatinya.8 Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun manusia mengingat Tuhannya bukan
hanya ketika shalat saja akan tetapi dimanapun ia berada ia selalu mengingat Tuhannya
karena orang yang selalu berzikir di kala melakukan aktivitas, akan menimbulkan
ketenangan dan keterikatan batin yang selalu bersandarkan pada kuasa Tuhannya.
Keterlibatan Allah dijadikan sebagai penolong dan pelindung. Tuhan adalah satu dan
manusia yang diciptakan terpadu dan menyatu baik dalam pikir maupun dalam zikir
serta perilaku sehari-hari. Zikirpun selalu dilakukan Azzam, tidak hanya dalam do’a dan
shalatnya, akan tetapi juga berzikir dan bertasbih atas setiap karunia dan ciptaan Allah.
Dalam suatu bait terpapar dengan apik akan kesyukuran Azzam tergambar dalam novel
ini. Begitupun dengan Anna Athofunnisah saat awal pernikahan bahkan disepanjang
hidupnya.
Siang, malam, senja dan pagi bertasbih. Matahari, laut, ombak dan pasir
bertasbih. Semua benda yang ada di dalam semesta ini bertasbih menyucikan
asma Allah. Semua telah mengetahui bagaimana cara melakukan shalat dan
tasbihnya. Dengan sinarnya, matahari bertasbih diperedarannya. Dengan
hembusannya, udara bertasbih dialirannya. Dengan gelombang, ombak
bertasbih di jalannya. Semua telah tahu bagaimana cara menunjukkan tidak ada
Tuhan selain Allah Yang Maha Kuasa.9
b. Tobat
Orang yang taubat kepada Allah adalah orang yang kembali kepada jalan Allah.
Kembali dari sifat tercela menuju sifat-sifat terpuji, kembali dari larangan Allah menuju
perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat, kembali dari segala yang dibenci Allah
menuju perbuatan yang diredhai-Nya, kembali dari yang bertentangan menuju yang
8
Jalaluddin Rahmad, Mukhtar Ganda Atmaja, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993, hlm. 141.
9
Ibid., Habiburrahman, hal. 41
60
Do'a merupakan hal yang selalu dipanjatkan makhluk terhadap Tuhannya karena
do'a adalah sarana untuk meraih suatu kebutuhan.10 Akan tetapi dalam meraih suatu yang
diinginkan bukan hanya sebatas do'a, tanpa ketabahan dalam usaha, belum menjadi
jaminan terpenuhinya harapan oleh karena itu do'a dan usaha merupakan dua jalan yang
bergandengan atau seiring untuk dijalankan. Oleh karena itu do’a dan usaha merupakan
dua jalan yang bergandengan atau seiring untuk dijalankan. Seperti halnya tokoh utama
novel ini yang di buat shaleh oleh Kang Abik. Setiap muslim, sakit, kesengsaraan,
kelapangan, dan segalanya ia hadapi dengan segala usaha, berikhtiar dan hanya
menyerahkan pada Sang Pencipta. Saat kesulitan ekonomi melandanya, menjadi tulang
segala ketabahan dan ikhtiar yang tiada henti-hentinya. Menjual tempe dan menjajakan
hidupnya.
d. Tawadhu'
Tawadhu' adalah sifat rendah hati lawan dari sombong dan takabur. Orang yang
rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, ia sadar bahwa apapun yang
10
M. Quraish Shihab, Lentera Hati, Bandung: Mizan, 1994, hlm. 149.
61
ia miliki di dunia ini adalah milik Allah, sementara orang yang sombong menghargai
dirinya secara berlebihan ia tidak sadar apa yang ia miliki merupakan titipan dari Allah
dan suatu saat akan diminta pertanggung jawaban dari apa yang ia miliki. Azzam dengan
segala kemahirannya, tetap merasa rendah hati di hadapan kelangan kecil dan para ustad,
hingga Allah lah yang pada akhirnya memperlihatkan kepandaian itu, mampu membina
e. Busana Muslimah
Busana muslimah yaitu pakaian taqwa yang berfungsi untuk menutupi aurat
wanita. Takut akan siksa Allah SWT di akhirat nanti, karena percaya akan balasan yang
11
Ibid., Departemen Agama, hal. 354
62
Allah SWT untuk umat manusia, agar hidupnya menjadi teratur dan tertata dengan baik,
seimbang serta sesuai dengan syari’at Allah Swt. Baik secara terperinci maupun pokok-
pokoknya saja. Hukum-hukum ini dalam Islam meliputi ibadah, Hukum keluarga atau
dan hukum ketatanegaraan. Dalam novel " Ketika Cinta Bertasbih " masalah hukum
Islam meliputi:
a. Hukum Melamar dan berpoligami dalam percakapan keluarga Furqon dan Anna.
b. Percakapan Azzam dan Eliana tentang kesucian seputar penataan hubunga fisik
antara laki-laki dan wanita dan yang menjadi titik awalnya adalah French Kiss.
hubungan kakak-adik seperti saat adik Fadil menjenguk Fadil di rumah sakit atau
antara Anna dan Furqon yang sudah berstatus menikah. Bahkan kezaliman bagi
3. Masalah Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun ( ) yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara etimologis adalah
keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan perbuatan-perbuatan baik
63
ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting
dibandingkan dengan keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai
penyempurnaan keimanan dan keislaman. Sebab Rasulullah saw sendiri pernah bersabda
yang artinya: “aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak”. (Hadits sohih) aplikasi akhlak dalam novel " Ketika Cinta
Keluarga merupakan amanah dan rahmat dari Allah yang diberikan kepada
makhluknya. Akan tetapi menjaga keharmonisan dalam bahtera rumah tangga bukanlah
suatu hal yang mudah untuk dijalani. Jika melihat perjalanan rumah tangga Rasulullah
SAW dalam membina rumah tangga ada tiga hal yang dilakukan Rasulullah yaitu
kesetiaan, kesabaran dan keadilan Rasulullah SAW. Tiga hal itulah yang paling dominan
dilakukan Rasulullah sebagai acuan keberhasilannya dalam mengarungi rumah tangga.
Dalam hal ini, pondasi yang kokoh telah berhasil ditanamkan orang tua Anna dalam
dirinya. Kesholehan dan kepatuhannya terhadap orang tuanya pun menjadi bukti akan
keberhasilan itu. Tidak terlepas dari itu, dengan semua itu pula Anna mendapatkan
12
Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung, Pustaka Setia, 1997, Hal. 11
13
Ibid., Hal. 12
64
kebahagiaannya. Ia selalu ingat akan pesan orang tuanya, untuk selalu berpegang pada
tali Allah. Bisa menginjakkan kaki di Cairo, menyelesaikan S1 dan pasca sarjananya pun
juga kesuksesan keluarganya. Tidak hanya harmonis, tapi juga meraih prestasi yang
mulia.
Bahkan dikatakan dalam hadits, bahwa seorang suami dalam menghadapi dan
membina rumah tangga harus bersabar atas tabiat buruk istri dan anak-anaknya. Begitu
pula istri harus sabar terhadap keburukan suaminya.
Hal ini juga disampaikan Kang Abik dalam novelnya dengan Tema Bab, SMS
UNTUK ANNA.
“Begitupun anakku, jika suatu ketika kau dimurkai ibumu misalnya. Carilah
sebab kenapa kau murkai ibumu, Hayati perasaanmu saat itu, saat kau dimurkai. Ibumu
murka kemungkinan besar karena kau melakukan kesalahan, yang karena kesalahan itu
ibumu murka. Dan saat kau dimurkai pastilah kau merasakan kesedihan, bercampur
ketakutan dan juga penyesalan atau kesalahan. Itulah yang kau temui dan kau rasakan,
saa itu. Lalu hayati hal itu sungguh-sungguh, dan hubungkan dengan akhirat. Bagaimana
rasanya jika yang murka kepadamu adalah Allah.14
Shalawat dan salam disamping bukti penghormatan umat kepada Nabi juga untuk
kebaikan umat itu sendiri. Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman
untuk mengucapkan shalawat dan salam kepada nabi, hal ini dianjurkan bukan karena
14
Ibid., Habiburrahman, hal. 45
65
Nabi membutuhkannya. Sebab tanpa do'a dari siapapun beliau pasti akan selamat dan
c. Prasangka
Prasangka baik berupa ajaran moral Islam yaitu meniadakan prasangka buruk
4. Menuntut ilmu
memikirkan keperluan jasmani, sebaiknya juga harus berpikir tentang makanan rohani
dan spritualnya. Islam mewajibkan kepada umat baik pria atau wanita untuk menuntut
ilmu pengetahuan. Nabi bersabda “menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim”. Hal itu
juga yang disampaikan kang Abik melalui karyanya, menuntut ilmu dengan semangat
dan ikhtiar yang terus dan tanpa mengenal putus asa. Demi mendapatkan keridhoan-
Nya. Tidak hanya ilmu bagi diri sendri, tapi dengan segala kesederhanaannya Azzam
Azzam pun berkenan membagi ilmunya kepada santri dan orang-orang adalah ilmu yang
membutuhkannya. Karena dikatakan bahwa, ilmu yang berguna adalah ilmu yang
bermanfaat bagi orang lain. Maka, selama ilmu itu bermanfaat bagi orang itu, maka amal
5. Qonaah
Qonaah yaitu merasa cukup dengan apa yang telah Allah SWT anugrahi, karena
semuanya adalah cobaan baik saat dalam kesenangan maupun ketika berada dalam
Tidak pernah mengeluhkan kekurangannya, bahkan merasa kaya dengan karunia yang
ada. Saat senang dan lapang pu bakso, ia tetap mengutamakan kemaslahatan umat,
mengajar mengaji para santri disela-sela kesibukannya sebagai pengusaha bakso sukses,
ya ng berawal dari cemoohan dan celaan dari orang-orang disekitarnya. Bakso cinta,
Pesan-pesan dakwah berupa akhlak ini juga bisa dilihat langsung dalam isi novel
Ketika Cinta Bertasbih. Beberapa diantara bagian novel yang menggambarkan hal ini
diawali dengan pendapat yang disampaikan Prof. Laode M. Kamaludin, Ph.D dalam
Perilaku “suci” keseharian yang telah menjadi kebiasaan (biar tampak canggih
dan mentereng boleh dibaca, sebagai habitus) tokoh-tokoh rekaan Kang Abik tersebut,
seperti Azzam dan Fhadil. Tentulah mengingatkan bagaimana perilaku para Nabi dan
orang-orang suci zaman dulu. Perilaku dimana tidak boleh membalas kezaliman dengan
kezaliman, terus bersabar dan bersabar sambil tiada henti selalu meminta pertolongan
kepada Tuhan atas kezaliman yang terus mendera.15
dan akhlak, tokoh Fahri dalam karyanya masih dipandang kurang sempurna.
15
Laode M, Kamaludin, Prolog: Ketika Cinta Bertasbih (Buku 1 Dwilogi Pembangun Jiwa,
jakarta, Republika, 2008). Hal. 13
67
“…bagiku, tokoh Fahri itu justru masih kurang sempurna. Harus aku
sempurnakan lagi. Dia harus lebih berjiwa malaikat ketimbang yang sudah ada.
Kupikir, orang-orang kita bangsa Indonesia ini menilai Fahri terlalu sempurna, karena
selama ini mereka tidak pernah disuguhi tontonan dan bacaan dengan kualitas perilaku
seperti Fahri. Disinilah yang aku sayangkan.
Orang-orang kita selalu dicekoki tokoh-tokoh jahat saja dan tidak diberi
perimbangan. Secara tidak langsung, mereka termakan dengan cekokan itu. Sehingga
seolah-olah di benak mereka tidak ada lagi orang yang baik di dunia ini. Kalau ada
yang baik, sedikit saja, dianggap aneh. Tidak hanya aneh, tapi malah diangga sok suci,
dan munafik. Ada orang yang tidak pacaran dinilai sok suci. Inilah kualitas moral
bangsa saat ini. Aku sangat prihatin kalau memiirkannya.”16
Akhlakul karimah terhadap dirinya sendiri dan orang lain juga diperlihatkan
Kang Abik melalui alur Novel ini, dimana Azzam memiliki ruh dan jiwa enterpreneur
sejati. Kreatif menciptakan dan mengemas ide baru untuk kemakmuran diri dan orang-
memiliki daya tahan hidup yang terbaik, dan memiliki visi yang jauh kedepan. Tidak
takut pada masalah, kesulitan, dan penderitaan. Seperti petuah M. Scott Peck dalam The
Ketika takut pada masalah, kesulitan, dan penderitaan, maka mental kita
akan rapuh dan jiwa kita akan lemah dan sakit. Dan pada saat itu kita akan
menjadi pecundang dalam mengarungi kehidupan. “The tendency to avoid
problems and emotional suffering in them is primary basis of all human mental
ilness.”17
4. Masalah Ibadah
Dan ibadah sendiri merupakan aplikasi keimanan seorang hamba kepada Allah dan
16
Habiburrahman El-Shirazy, Pendapat Kang Abik Tentang Sastra: Ketika Cinta Bertasbih
(Buku 1 Dwilogi Pemangun Jiwa, (Jakarta, republika, 2008). Hal. 16
17
Ibid., Laode, hal. 28
68
Rasulnya, yang bermuara pada tingkat keislamannya. Ibadah juga dapat menjadi
barometer untuk mengetahui seberapa tinggi ketakwaan, yang tercermin melalui ibadah-
ibadah yang di sunnahkan oleh Rasulullah SAW. Selain dari itu kita juga dapat
ucapkan dengan lisan serta diaplikasikan ke dalam perbuatan nyata. Dalam hal ini,
ibadah merupakan makna iman dari segi perbuatan. Tanpa iman dibuktikan dengan
suatu perbuatan, maka seseorang dikatakan munafik atau bahkan fasik, karenanya ini
Ibadah wajib maupun sunnah, senantiasa erlihat dari Buku 1 Dwilogi pembangun
Jiwa ini. Aplikasi keimanan itu terlihat jelas dalam diri tokoh-tokohnya, tak ayal lagi
Azzam sebagai tokoh utama mampu memberikan hikmah pada orang lain. Aplikasi
keimanan yang tidak hanya dari shalatnya, tapi juga zikir, tasbih, shodakoh, serta
bahwa setiap sesuatu itu akan bernilai ibadah selama hanya mengharapkan kerhidoan-
Nya jua.
Ibadah juga merupakan aplikasi keimanan seorang hamba kepada Allah dan
Rasulnya, yang bermuara pada tingkat keislamannya. Ibadah juga dapat menjadi
barometer untuk mengetahui seberapa tinggi ketakwaan, yang tercermin melalui ibadah-
ibadah yang dilaksanakannya, mulai dari ibadah-ibadah yang diwajibkan sampai pada
ibadah yang di sunnahkan oleh Rasulullah SAW. selain dari itu kita juga dapat
ucapkan dengan lisan serta diaplikasikan ke dalam perbuatan nyata. Dalam hal ini,
69
ibadah merupakan makna iman dari segi perbuatan. Tanpa iman dibuktikan dengan
suatu perbuatan, maka seseorang dikatakan munafik atau bahkan fasik, karenanya ini
Dari uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa banyak hikmah & pelajaran
terkandung di dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El-Shirazy ini,
semakin diyakinilah bahwa takdir Allah benar-benar kuasa Allah semata dan kita
manusia ini hanya diminta ikhtiar alias usaha keras saja untuk mencapai takdirnya yang
sudah tertulis jelas di catatannya Sang Maha Pencipta yang mana manusia tidak pernah
tahu garis nasibya. Ya, sesuatu yang ghaib yang dimasukkan ke dalam salah satu rukun
kepada Qadha & Qadar. Novel ini mengajari dengan alur ceritanya yang sulit ditebak,
hidupnya masing-masing.
Penggambaran sebuah usaha yang tak mengenal lelah, mencapai sebuah takdir
dengan penuh ikhlas, sedih dan bahagianya anak manusia. Dalam novel ini juga
tergambar jelas, masalah klasik para pencinta, dimana kita tahu bahwa jodoh sudah ada
yag mengaturnya, jodoh bagai rejeki yang sudah ada takarannya. Kalau tidak berjodoh
mau dikejar sampai ujung dunia pun tidak akan didapat, sebaliknya kalau memang jodoh
lika-liku untuk menemukan takdir kehidupannya, Khairul Azzam tokoh utama novel ini
sangat mencirikan pejuang yang ulet dalam penggambaran ciri pribadi yang jauh
berbeda dengan tokoh Fahri dalam “Aya-Ayat Cinta” , novel yang dikarang oleh
sesungguhnya bisa dinilai bukan hanya dari sisi akademik semata. Perjuangan hidup,
sebuah tanggung jawab yang besar, cinta pada orang tua & keluarga, sangat jelas bisa
menggolongkan Khairul Azzam sebagai orang yang punya prestasi jauh lebih hebat dari
prestasi akademik yang selalu menjadi ukuran sebuah prestasi. Azzam telah mempunyai
ijazah berharga yaitu ijazah tak resmi dalam mengarungi kehidupan yang diembannya
Selain dari itu, ke-orisinil-an cerita serta nilai-nilai Islam yang terjaga, dan
sebagainya. Disitulah letak dakwahnya. Soal nilai kesucian, soal penataan hubungan
(fisik) antara lelaki dan perempuan, seperti yg dimunculkan lewat masalah "French
Kiss" di KCB, atau menjaga agar tidak ada point yang menceritakan adanya kontak fisik
antara pelakunya itu adalah nilai dakwah yang coba dimunculkan. Mungkin masalah
yang lebih penting seperti pendidikan, dan lain-lain lebih banyak. Tapi hal-hal yang
tidak penting seperti itu bisa menjadi penting menentukan "masa depan" kita di akhirat
kelak.
71
Contohnya bagaimana keluarga Azzam saling mendukung satu sama lainnya dan hidup
lingkungan hidup, kemiskinan dan lain sebagainya, tapi memulai dari hal kecil yang bisa
menjadi masalah besar di akhirat nanti juga penting. Nilai-nilai kesucian, bagaimanapun
sudah menjadi permasalahan serius karena begitu maraknya aborsi, seks bebas, dan lain-
lain berawal dari ketika meremehkan hal-hal kecil seperti pegangan tangan, french kiss,
dan seterusnya. Karena bicara dakwah, tentu tidak akan lepas dengan tujuan hidup di
akhirat nanti.