Anda di halaman 1dari 12
BUPATI REJANG LEBONG PROVINS! BENGKULU PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR !5 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REJANG LEBONG, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 80 dan Pasal 84 Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2015, tentang Pemerintah Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa. 1. Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1091); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2016, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2015 Nomor 2036); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pemerintah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6); 12. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong tahun 2015 Nomor 107); 13. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong tahun 2015 Nomor 108); 14, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rejang Lebong (Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 Nomor 118). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan 1, 2. Daerah adalah Kabupaten Rejang Lebong. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Bupati adalah Bupati Rejang Lebong. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Rejang Lebong. Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh Camat. 10. 1. 32; 13. 14, 15, 16. 17. 18. 19. Q) (2) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa yang dipimpin oleh Kepala Dusun Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. Tokoh masyarakat adalah pemuka dari kalangan masyarakat yang meliputi pemuka agama, organisasi sosial politik, golongan profesi, pemuda, perempuan dan unsur pemuka lain yang berada di Desa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Musyawarah Desa adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh BPD khusus untuk pemilihan Kepala Desa antarwaktu. Pengangkatan Perangkat Desa adalah serangkaian proses dalam rangka mengisi kekosongan jabatan Perangkat Desa melalui ujian tertulis oleh Panitia Pengangkatan Perangkat Desa. Panitia Pengangkatan Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Panitia adalah kepanitiaan yang dibentuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan kegiatan proses penjaringan dan penyaringan bagi jabatan Perangkat Desa. BAB IL PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Persyaratan Pengangkatan Pasal 2 Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa dari warga Desa yang telah memenuhi persyaratan ‘amum dan khusus. Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. berpendidikan paling rendah_ = Sekolah + Menengah_ = Umum atau yang sederajat; b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun; c. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling kurang | (satu) tahun pada saat pendaftaran; dan d. memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi. (3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah persyaratan yang bersifat khusus dengan memperhatikan hak asal usul dan nilai sosial budaya masyarakat setempat dan syarat lainnya. Pasal 3 Kelengkapan _persyaratan administrasi_— sebagaimana —_dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d, antara lain terdiri atas a. (1) (2) Kartu Tanda Penduduk atau Surat‘ Keterangan _bertempat tinggal paling kurang 1 (satu) Tahun sebelum pendaftaran dari Kepala Dusun; Surat Pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Surat Pernyataan = memegang teguh = dan_—_—smengamalkan Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika; ljazah_ pendidikan dari tingkat dasar ~ sampai_ dengan _ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat _ berwenan; Akte Kelahiran atau Surat Keterangan Kenal Lahir; Surat Keterangan berbadan sehat dari Puskesmas atau aparat kesehatan yang berwenang; dan Surat Permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup. Bagian Kedua Mekanisme Pengangkatan Pasal 4 Pengangkatan Perangkat Desa dilaksanakan melalui mekanisme sebagai berikut: a. Kepala Desa membentuk panitia yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan minimal seorang anggota; b. Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon Perangkat Desa yang dilakukan oleh panitia; ¢. pelaksanaan penjaringan dan penyaringan bakal calon dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan setelah jabatan Perangkat Desa kosong atau diberhentikan; d. hasil penjaringan dan penyaringan bakal calon Perangkat Desa sekurang- kurangnya 2 (dua) orang calon dikonsultasikan oleh Kepala Desa kepada Camat; ©. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon Perangkat Desa paling lama 7 (tujuh) hari kerja; f. rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau penolakan berdasarkan persyaratan yang ditentukan; g. dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan Perangkat Desa; dan h. dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala desa melakukan penjaringan dan penyaringan kembali calon Perangkat Desa. Pengaturan lebih lanjut tugas dan fungsi Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dalam Peraturan Kepala Desa. Bagian Ketiga ‘Tahapan Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 5 Pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), hited Seminiteallacees aieidiihes’ éubtcandiaes.» on () (2) (3) a) (2) QQ) (1) (2) persiapan; pengumuman dan pendaftaran; dan seleksi. Pasal 6 ‘Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, meliputi : a. pembentukan panitia; dan b. pembuatan tata tertib pendaftaran Perangkat Desa. Tahap pengumuman dan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, meliputi : a. pengumuman lowongan jabatan Perangkat Desa oleh panitia; b. pendaftaran bakal calon; c. penelitian administrasi berkas lamaran; dan d._penetapan dan pengumuman calon yang berhak mengikuti seleksi. Tahap seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, meliputi : a. ujian; b. penetapan hasil ujian; dan ¢. pengumuman hasil ujian. Bagian Keempat Pembentukan Panitia dan Pembuatan Tata Tertib Pendaftaran Perangkat Desa Pasal 7 Kepala Desa membentuk panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a yang berasal dari unsur lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh masyarakat. Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Pasal 8 Tata tertib pendaftaran Perangkat Desa ditetapkan dengan keputusan panitia antara Jain memuat : @. syarat-syarat calon Perangkat Desa; b. ketentuan pendaftaran; c. larangan dan sanksi bagi calon Perangkat Desa. Tata tertib pendaftaran Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disosialisasikan kepada masyarakat desa oleh panitia. Bagian Kelima Pengumuman Lowongan Jabatan Perangkat Desa Pasal 9 Panitia mengumumkan lowongan jabatan Perangkat Desa. Pengumuman lowongan jabatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempelkan pada Kantor/Balai Desa dan tempat-tempat yang strategis. Pasal 10 Lamaran Bakal Calon Perangkat Desa ditujukan kepada Kepala Desa melalui Panitia dengan dilampiri syarat-syarat sebagai berikut : a b, surat permohonan menjadi Perangkat Desa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup; berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat dibuktikan dengan foto kopi ijazah yang dilegalisir oleh pejabat yang ‘berwenang; eo om a (2) (3) (1) (2) Q) (2) (3) (4) @Q) berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun dibuktikan dengan foto copi akta kelahiran; terdaftar sebagai penduduk desa dan bertempat tinggal di desa paling sedikit 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran yang dibuktikan dengan foto kopi kartu tanda penduduk yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; surat pernyataan sctia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah; surat keterangan catatan kepolisian (SKCK); surat keterangan kesehatan dari dokter pemerintah dan surat keterangan bebas narkoba dari rumah sakit umum daerah; surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Perangkat Desa; dan surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman maksimal 5 (lima) tahun. Pasal 11 Perangkat Desa yang akan mengikuti seleksi pengisian formasi jabatan Perangkat Desa yang kosong, harus mendapat izin tertulis dari Kepala Desa. Pengisian formasi jabatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat sesuai ketentuan Pasal 10 ayat (1). Dalam hal Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat, maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari jabatan semula. Pasal 12 Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat menjadi Perangkat Desa harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian, Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi Perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil. Bagian Keenam Penelitian, Penetapan dan Pengumuman Calon Pasal 13 Panitia melakukan penelitian terhadap persyaratan bakal calon Perangkat Desa meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi pencalonan. Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan kelengkapan persyaratan administrasi / dokumen yang disampaikan oleh bakal calon Apabila dari hasil penclitian terdapat bakal calon yang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, maka pencalonan dinyatakan gugur sebagai calon Perangkat Desa. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Pasal 14 Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 lebih dari 1 (satu) orang pelamar dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka Panitia menetapkan calon perangkat desa yang berhak mengikuti seleksi dengan keputusan panitia (2) (3) a) 2) (3) (4) (5) (6) (Q) (2) (3) (1) (2) (3) (4) (4) Panitia mengumumkan daftar calon Perangkat Desa yang berhak mengikuti seleksi yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Kantor Desa/Balai Desa. Daftar calon Perangkat Desa yang telah ditetapkan untuk mengikuti seleksi dikirimkan kepada Camat melalui Kepala Desa. Bagian Ketujuh Seleksi Calon Pasal 15 Seleksi terhadap calon Perangkat Desa dilakukan melalui ujian pengetahuan dan kemampuan. Ujian dilaksanakan dalam rangka menilai kemampuan teknis dan akademis calon Perangkat Desa. Bahan ujian penyaringan tertulis disusun oleh panitia, Ujian penyaringan tertulis dilaksanakan oleh panitia. Hasil seleksi dirangking berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh_masing- masing calon Perangkat Desa yang dituangkan dalam berita acara dan selanjutnye disampaikan kepada Kepala Desa. Paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah menerima berita acara hasil seleksi dari panitia, Kepala Desa wajib menetapkan paling sedikit 2 (dua) calon Perangkat Desa yang memperoleh nilai tertinggi untuk dikonsultasikan kepada Camat. Pasal 16 Materi ujian Perangkat Desa meliputi : a. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Bahasa Indonesia; c. Pengetahuan umum dan kepribadian; dan 4d. Pengetahuan tentang pemerintahan desa. Dalam hal diperiukan penyusunan materi ujian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Kisi-kisi materi ujian Perangkat Desa yang difasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Bagian Kedelapan Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 17 Kepala Desa melakukan konsultasi sekurang-kurangnya 2 (dua) orang calon Perangkat Desa yang memperoleh nilai tertinggi kepada Camat disertai hasil seleksi tertulis dari Panitia. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon Perangkat Desa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. Rekomendasi yang diberikan Camat berupa persetujuan atau penolakan berdasarkan persyaratan yang ditentukan Dalam hal Camat memberikan persetujuan, Kepala Desa menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang pengangkatan Perangkat Desa. Dalam hal rekomendasi Camat berisi penolakan, Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan kembali calon Perangkat Desa. Bagian Kesembilan Biaya Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 18 Biaya pengangkatan Perangkat Desa dibebankan kepada APBDes. Bagian Kesepuluh Masa Jabatan Pasal 19 Masa jabatan Perangkat Desa berakhir apabila telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun. Bagian Kesebelas Kewajiban dan Larangan Pasal 20 Dalam melaksanakan tugasnya Perangkat Desa berkewajiban : a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika; b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa; c, memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa; d. mentaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan; e, melaksanakan kehidupan demokrasi; f, melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme; g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di desa; hh. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik; i, mengelola keuangan dan aset desa; j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa; kk, menyelesaikaan perselisihan masyarakat di desa; I mengembangkan perekonomian masyarakat desa; m, membina dan melestarikan nilai sosial budaya; n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa; ©. mengembangkaan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup; dan p. memberikan informasi kepada masyarakat desa. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugasnya Perangkat Desa dilarang: a, merugikan kepentingan umum; b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu; ¢. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya; d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat tertentu; ¢. melakukan tindakan meresahkan sckelompok masyarakat desa; f. melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang, barang dan /atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya; menjadi pengurus partai politik; menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang; on (1) (2) (3) @) (5) (6) q) (2) merangkap jabatan sebagai ketua dan /atau anggota BPD, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten, dan jabatan lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan; ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan Kepala Daerah; dan meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. BAB IIL PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Pemberhentian Pasal 22 Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa setelah berkonsultasi dengan Camat. Perangkat Desa berhenti karena : a. meninggal dunia; b, permintaan sendiri; atau c. diberhentikan. Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢ arena : 8. usia telah genap 60 (enam pulwh) tahun; b. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; c. berhalangan tetap; . tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat Desa; dan ¢. melanggar larangan sebagai Perangkat Desa. Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dan », ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Camat paling lambat 14 (empat belas) hari setelah ditetapkan Pemberhentian Perangkat Desa dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut a. Kepala Desa melakukan konsultasi dengan Camat mengenai pemberhentian Perangkat Desa; b. Camat memberikan rekomendasi tertulis yang memuat mengenai pemberhentian Perangkat Desa yang telah dikonsultasikan oleh Kepala Desa; c, rekomendasi tertulis camat dijadikan dasar oleh Kepala Desa dalam pemberhentian Perangkat Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Rekomendasi tertulis Camat sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf c didasarkan pada persyaratan pemberhentian Perangkat Desa. Bagian Kedua Pemberhentian Sementara Pasal 23, Perangkat Desa diberhentikan sementara oleh Kepala Desa setelah berkonsultasi dengan Camat. Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena : a. ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan; b, ditetapian sebagai terdakwa; c. tertangkap tangan dan ditahan; atau d. melanggar larangan sebagai Perangkat Desa yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (3) Perangkat Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c diputus bebas atau tidak terbukti bersalah oleh pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap, maka dikembalikan kepada jabatan semula BAB IV KEKOSONGAN JABATAN PERANGKAT DESA Pasal 24 (1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa maka tugas Perangkat desa yang kosong dilaksanakan oleh pelaksana tugas yang memiliki posisi jabatan dari unsur yang sama. (2) Pelaksana tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Desa dengan Surat Perintah Tugas yang tembusannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal surat penugasan. (3) Pengisian jabatan Perangkat Desa yang kosong paling lama 2 (dua) bulan sejak Perangkat Desa yang bersangkutan berhenti. BAB V UNSUR STAF PERANGKAT DESA Pasal 25 (1) Kepala Desa dapat mengangkat unsur staf Perangkat Desa. (2) Unsur staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk membantu Kepala Urusan, Kepala Seksi, dan Kepala Dusun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan desa. (3) Kemampuan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersumber dari APBDes. BAB VI PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PERANGKAT DESA Pasal 26 Pakaian dinas dan atribut Perangkat Desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati tersendiri yang berpedoman dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIL PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA Pasal 27 (1) Perangkat Desa dan staf Perangkat Desa yang telah diangkat dengan Keputusan Kepala Desa wajib mengikuti pelatihan awal masa tugas dan program-program pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. (2) Biaya pelatihan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, APBD, dan APBDes dan sumber lain yang sah. BAB VIII KESEJAHTERAAN PERANGKAT DESA Pasal 28 (1) Selain penghasilan tetap yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, Perangkat Desa menerima jaminan kesehatan dan tunjangan tambahan penghasilan dengan memperhatikan masa kerja dan jabatan Perangkat Desa. (2) Jaminan kesehatan dan tunjangan tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari APBDesa dan sumber lain yang sah. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 29 Bupati melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Camat, wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perangkat Desa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 30 Format, blanko dan/atau dokumen administrasi yang diperlukan dalam proses pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, akan disusun dan diatur lebih lanjut oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 31 (1) Perangkat Desa yang diangkat sebelum ditetapkannya Peraturan Bupati ini, tetap melaksanakan tugas sampai habis masa tugas berdasarkan surat keputusan pengangkatannya dan selanjutnya menyesuaikan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bupati ini. (2) Dalam hal surat keputusan pengangkatan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengatur mengenai jangka waktu berakhirnya masa jabatan, maka pemberhentian Perangkat Desa dilaksanakan dengan berpedoman pada Pasal 22 Peraturan Bupati ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 33 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Rejang Lebong. Ditetapkan di Curup Pada ta @ tharet Diundangkan di Curup Pada tanggal “7 Mare+ 2017 BERITA DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2017 NOMOR 422

Anda mungkin juga menyukai