12 - Naskah Lombok
12 - Naskah Lombok
Pendahuluan
Di Indonesia, naskah-naskah kuno berperan secara
signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
berbagai tradisi di antara suku-suku di berbagai daerah. Di
Aceh, keberadaan naskah-naskah beraksara Arab-Melayu
memperkuat akulturasi kearifan lokal dengan kebudayaan
Islam pada masyarakat Aceh berabad-abad sejak abad ke-9
M. Di Jawa, naskah-naskah beraksara Jawa Kuno mewarnai
ragam transisi kearifan lokal masyarakat Hindu yang menjadi
Muslim pada abad ke 12 M. Dan di Lombok, kedua bentuk
naskah tersebut merangkai kearifan lokal baru yang terbentuk
di antara orang-orang Sasak di Lombok setelah pudarnya
pengaruh berbagai kerajaan besar di Sumatera dan di Jawa
berabad-abad lalu. Kearifan lokal ini tidak lain adalah tradisi
membaca naskah Jawi dan Kawi pada orang-orang Sasak di
Lombok.
~ 17 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 18 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 19 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 20 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 21 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 22 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 23 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 24 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 25 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
Tabel 1
Jenis Naskah di Museum Nusa Tenggara
~ 26 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 27 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
1. Naskah Usada 1
Naskah ini ditulis dengan cara digores di atas Daun Lontar
menggunakan Pisau Pangot. Sistem penulisannya adalah
“Rekto Verso” atau bolak balik. Naskah ini berisi tentang
pengobatan tradisional atas macam-macam penyakit,
berbagai jenis bahan obat-obatan, cara pembuatan serta
doa-doanya. Jumlah halaman naskah ini adalah 5 lempir
(10 halaman) dengan huruf Jejawan dan bahasa campuran
Sasak dan Bali.
2. Naskah Usada 2
Naskah ini ditulis dengan cara digores di atas Daun Lontar
menggunakan Pisau Pangot. Sistem penulisannya adalah
“Rekto Verso” atau bolak balik. Lempir-lempir dalam
naskah ini dijepit dengan Kayu sebesar ukuran naskah.
Naskah ini berisi ramuan obat-obatan tradisional dan
kegunaannya, perhitungan baik buruk hari dan situasi
berdasarkan perhitungan Bulan (Wariga), cerita tentang
berbagai jenas Ayam yang baik dan tidak (Primbon
Pengayam-Ayam). Jumlah halaman naskah ini adalah 50
lempir (100 halaman) dengan huruf Jejawan dan Bahasa
Bali.
3. Naskah Usada 3
Naskah ini ditulis dengan cara digores di atas Daun Lontar
menggunakan Pisau Pangot. Sistem penulisannya adalah
“Rekto Verso” atau bolak balik. Seperti pada naskah Usada
2, lempir-lempir dalam naskah ini dijepit dengan Kayu
sebesar ukuran naskah. Naskah ini tertulis dalam bentuk
Gancaran dan berisi baik buruk 42 hari berdasarkan
tanggal dan kelahiran Nabi. Naskah ini memiliki 18 lempir
(36 halaman) dengan huruf Jejawan dan bahasa campuran
Sasak dan Bali.
yang ditemukan oleh pihak Museum Negeri NTB, terdapat 2 naskah
yang dimiliki oleh Kelompok Kebudayaan di Lombok. Salah satu dari
Kelompok Kebudayaan tersebut terdapat di Mataram.
~ 28 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
4. Naskah Usada 4
Naskah ini ditulis dengan cara digores di atas Daun Lontar
menggunakan Pisau Pangot. Sistem penulisannya adalah
“Rekto Verso” atau bolak balik. Naskah-naskah ini berisi
obat-obatan tradisional dengan pembagian jenis penyakit
yang diobati dua jenis, yaitu Penyakit Wajar dan Penyakit
yang disebabkan makhluk halus. Selain itu, naskah ini
berisi doa-doa dalam pengobatan. Jumlah halaman
naskah ini 54 lempir (108 halaman) dengan huruf Jejawan
dan Bahasa Sasak.15
5. Naskah Usada 5
Naskah ini ditulis dengan cara digores di atas Daun Lontar
menggunakan Pisau Pangot. Sistem penulisannya adalah
“Rekto Verso” atau bolak balik. Naskah ini berisi bahan
obat-obatan dan cara pengobatannya, syarat-syarat
pengobatan, berbagai pantangan dan doa-doa dalam
pengobatan. Naskah ini memiliki 56 lempir (112 halaman)
dengan huruf Jejawan dan Bahasa Sasak.
Di antara orang-orang Sasak di Lombok, kelima jenis
naskah Usada ini menjadi acuan bagi pelaksanaan tiga
tradisi, yaitu Tradisi Mengobati dan Tradisi Menjaga Hutan.
Baik itu Tradisi Mengobati dan Tradisi Menjaga Hutan yang
sudah sejak era agama Buddha di Lombok membentuk pola
pembentukan struktur dan suprastruktur sosial orang-orang
Sasak dan sekaligus memberi dasar corak Islam di Lombok,
yaitu Islam yang dekat dengan alam dan lingkungan. Dalam
tingkat struktur sosial, Bangsawan atau Menak dan Pengatur
Air atau Pengayah memegang peranan terpenting dalam
15
Yang dimaksud dengan bahasa campuran Sasak dan Bali dalam naskah
ini menunjuk kepada penggunaan Bahasa Halus Sasak di dalam naskah.
Meski terdapat sedikit kemiripan dengan Bahasa Bali, namun sebagian
besar bahasa yang digunakan memiliki kemiripan dengan bahasa yang
lain, seperti kata Tulak yang serupa dengan bahasa Buddha Tua di Jambi.
Mengenai hasil penelitian tentang Bahasa Buddha Tua di Jambi, lihat
Disbudpar Prov. Jambi, Proceeding The First International Conference
Conference on Jambi Studies (Jambi: ICJS, 2013), 365.
~ 29 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 30 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 31 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 32 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
Kulit ketimus
Sakit diambl
Kulit Ketimus, Digiling dan
5 Koreng dengan
Lada, Bangle Dilulur
Raja menyisakan
kulit muda
Batang
pohon
Sakit Batang Pohon dikupas
Direbus dan
6 Kencing Patah Tulang secukupnya
diminum
Batu (Tungkul) dan diambil
bagian
dalamnya
~ 33 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
Penutup
Secara kultural, hutan merupakan aset bersama antara
masyarakat dengan Pemerintah di Indonesia. Signifikansi
hutan bagi masyarakat sudah ada sejak era perkembangan
agama-agama awal di Nusantara, baik itu agama Buddha,
Hindu. Pentingnya posisi dan peran hutan ini tercatat dalam
Naskah Usada Rara dalam bentuk runutan Tanaman-Tanaman
Obat dengan berbagai tehnik mengobati yang unik. Setelah
datangnya Islam, catatan ini dijaga dan diperkaya dalam
bentuk tradisi dan ritual menjaga dan mengelola hutan yang
berdasarkan kepada aturan-aturan dalam Islam. Meski luas
hutan semakin menurun dan jumlah lahan kriris meningkat
tajam di Indonesia. Namun, dengan mengembalikan tradisi-
tradisi lokal yang kaya dan ajaran-ajaran lingkungan dalam
Naskah-Naskah Pengobatan, maka fungsi hutan secara
perlahan kembali ke bentuk sejatinya yaitu untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat. Dan tentunya menjadi bagian
penting dari pertumbuhan Islam yang ramah lingkungan di
banyak wilayah di Indonesia.
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufiq. Agama dan Perubahan Sosial. Jakarta: CV
Rajawali, 1983.
Adonis, Tito, ed. Suku Terasing Sasak di Bayan Daerah Propinsi
Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Depdikbud, 1989.
~ 34 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~
~ 35 ~
~ NASKAH-NASKAH PENGOBATAN DI LOMBOK: ASPEK HISTORIS DAN SOSIOLOGIS ~
~ 36 ~