Anda di halaman 1dari 2

DEWAN INI SETUJU PENERAPAN RELIGIOUS CULTURE DISEKOLAH

1.Selama ini dalam sistem pendidikan nasional Indonesia, pendidikan agama hanya dilakukan
melaluikegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu selama 2 jam pada kurikulum 2006 dan 3 jam
padakurikulum 2013. Inilah yang kemudian dianggap tidak efektif jika hanya dengan cara tersebut,
perluupaya lain yang dilakukan secara rutin agar siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
serta berakhlak mulia, salah satunya dengan diterapkannya kultur keberagamaan atau budaya religius
disekolah

.2.Budaya religius sekolah adalah cara berfikir dan cara bertindak warga sekolah yang didasarkan
atasnilai-nilai religius (keberagamaan). Religius menurut Islam adalah menjalankan ajaran agama
secaramenyeluruh (kaffah).

3.Dalam tataran nilai, budaya religius berupa: semangat berkorban (jihad), semangat
persaudaraan(ukhuwah), semangat saling menolong (ta’awun) dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan
dalam tataran perilaku, budaya religius berupa: berupa tradisi solat berjamaah, gemar bersodaqoh, rajin
belajar dan perilaku yang mulia lainnya.

4.Religious culture dalam konteks ini berarti pembudayaan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan
disekolah dan di masyarakat, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam yang
diperolehsiswa dari hasil pembelajaran di sekolah, agar menjadi bagian yang menyatu dalam perilaku
siswasehari-hari dalam lingkungan sekolah atau masyarakat. Bentuk kegiatan pengamalan budaya
agamaIslam di sekolah, di antaranya adalah; membiasakan salam, membiasakan berdoa, membaca al-
Qur’an sebelum pelajaran dimulai, membiasakan kultum, membiasakan shalat dhuha, shalat dhuhur
berjamaah, dzikir setelah shalat.

5. Dengan menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar maupun tidak
ketikawarga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut sebenarnya warga sekolah
sudahmelakukan ajaran agama.

6.Oleh karena itu, untuk membudayakan nilai-nilai keberagamaan (religius) dapat dilakukan
denganbeberapa cara, antara lain melalui: kebijakan pimpinan sekolah, pelaksanaan kegiatan
belajarmengajar di kelas, kegiatan ektrakurikuler di luar kelas serta tradisi dan perilaku warga sekolah
secara kontinyu dan konsisten, sehingga tercipta religious culture tersebut dalam lingkungan sekolah.

7.Lalu bagaimana jika suatu sekolah terdapat siswa nonmuslim?

Jika pendidikan agama Islam selama ini masih konvensional dengan lebih menekankan pada proses how
to know, how to do dan how to be , maka pendidikan agama Islam berwawasan multikultural
menambahkan proses how tolive and work together with other.

8.Lalu apa tujuan dengan adanya kultur keberagamaan? Tujuannya yaitu


menumbuhkembangkanakidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga
menjadimanusia muslim yang terus berkembang keimanannya dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
9.Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia
yangberpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi
(tasamuh),menjaga keharmonisan, secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama
dalamkomunitas sekolah.

10.Dengan kata lain, yang diutamakan oleh pendidikan agama (Islam) bukan knowing
(mengetahuitentang ajaran dan nilai-nilai agama) ataupun doing (bisa mempraktekkan apa yang
diketahui)

Anda mungkin juga menyukai