KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Akhirnya Kegiatan Serta Laporan Akhir
Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2021 Telah Selesai
Dilaksanakan. Diharapkan Dengan Adanya Gugus Tugas Reforma Agraria Di Provinsi
Sulawesi Utara, Tujuan Reforma Agraria Dapat Dicapai Secara Optimal.
Laporan Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2021 Ini
Masih Jauh Dari Sempurna, Oleh Karena Itu Saran Yang Bersifat Membangun Sangat Kami
Harapkan Guna Kesempurnaan Penyusunan Kegiatan Selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Inventarisasi Potensi TORA Tahun 2021 ...................................................................... 12
Tabel 2.3 Data Penguasaan Tanah TORA Kawasan Hutan Liandok ........................................... 14
Tabel 2.5 Data Penggunaan Tanah TORA Kawasan Hutan Liandok .......................................... 15
Tabel 2.6 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Liandok ........................................ 15
Tabel 2.9 Analisis Pola Ruang TORA Kawasan Hutan Liandok .................................................. 18
Tabel 2.12 Arahan Penataan Aset TORA Kawasan Hutan Liandok ............................................ 19
Tabel 2.14 Data Penguasaan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain ............................................... 20
Tabel 2.15 Data Pemilikan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain .................................................. 21
Tabel 2.16 Data Penggunan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain ................................................ 22
Tabel 2.17 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain ............................................. 22
Tabel 2.20 Analisis Pola Ruang TORA Kawasan Hutan Nain ...................................................... 24
Tabel 2.22 Arahan Penataan Aset TORA Kawasan Hutan Nain .................................................. 25
Tabel 2.23 Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ......................... 26
Tabel 2.24 Data Penguasaan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi................ 26
Tabel 2.25 Data Pemilikan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ................... 27
Tabel 2.26 Data Penggunaan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ............... 27
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2020 iii
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA
Tabel 2.27 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ............. 28
Tabel 2.28 Analisis Kelerengan TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ....................... 29
Tabel 2.29 Analisis Komoditas TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ........................ 30
Tabel 2.30 Analisis Pola Ruang TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ....................... 30
Tabel 2.32 Arahan Penataan Aset TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi ................... 31
Tabel 2.34 Data Penguasaan Tanah TORA Tanah Transmigrasi Serei ....................................... 32
Tabel 2.35 Data Penggunaan Tanah TORA Tanah Transmigrasi Serei ...................................... 33
Tabel 2.36 Data Pemanfaatan Tanah TORA Tanah Transmigrasi Serei ..................................... 33
Tabel 2.38 Analisis Pola Ruang TORA Tanah Transmigrasi Serei .............................................. 34
Tabel 2.40 Arahan Penataan Aset TORA Tanah Transmigrasi Serei .......................................... 35
Tabel 2.41 Hasil Inventarisasi TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 36
Tabel 2.42 Data Penguasaan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 36
Tabel 2.43 Data Pemilikan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 37
Tabel 2.44 Data Penggunaan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 37
Tabel 2.45 Data Pemanfaatan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/
BATOE KAPAL ............................................................................................................................... 38
Tabel 2.46 Analisis Kelerengan TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 39
Tabel 2.47 Analisis Pola Ruang TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 39
Tabel 2.48 Analisis Prioritas TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 40
Tabel 2.49 Arahan Penataan Aset TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL .............................................................................................................................................. 40
Tabel 3.1 Rencana Lokasi Tanah Obyek Reforma Agraria Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2022
............................................................................................................................................................ 50
Tabel 3.2 Rencana Penataan Akses Reform di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2022 ................. 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pelaksanaan Kegiatan Penataan Akses Desa Bukaka ..................................... 42
Lampiran Tabel II :
Tabel Hasil Penataan Aset bersumber dari TORA Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan Liandok Melalui Penyesuaian Tata Ruang di Desa Nain dan Nain Satu,
Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Lampiran Tabel IV :
Tabel Hasil Penataan Aset Bersumber Dari TORA Tanah Transmigrasi di Desa
Serei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Lampiran Tabel V :
Tabel Hasil Penataan Aset Bersumber Dari TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht
Perp. Nomor 148/ BATOE KAPAL di Desa Sapa Barat, Kecamatan Tenga,
Kabupaten Minahasa Selatan
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2020 vii
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA
Lampiran PETA II :
Peta TORA Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Melalui Penyesuaian Tata
Ruang Desa Nain dan Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
1. Peta Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Nain
2. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain
3. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain
4. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain
5. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain
6. Peta Kelerengan Data TORA Kawasan Hutan Nain
7. Peta Komoditas Data TORA Kawasan Hutan Nain
8. Peta Pola Ruang Data TORA Kawasan Hutan Nain
9. Peta Prioritas Data TORA Kawasan Hutan Nain
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2020 viii
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA
Lampiran PETA IV :
Peta TORA Tanah Transmigrasi UPT Serei Sangkilang Desa Serei, Kecamatan
Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
1. Peta Hasil Inventarisasi TORA Tanah Transmigrasi Serei
2. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
3. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
4. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
5. Peta Kelerengan Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
6. Peta Pola Ruang Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
7. Peta Prioritas Data TORA Tanah Transmigrasi Serei
Lampiran PETA V :
Peta TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Perp. No:148/ BATOE KAPAL Desa
Sapa Barat, Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
1. Peta Hasil Inventarisasi TORA Tanah Bekas Ertpacht
2. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
3. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
4. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
5. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
6. Peta Kelerengan Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
7. Peta Pola Ruang Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
8. Peta Prioritas Data TORA Tanah Bekas Ertpacht
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penguasaan dan penggunaan tanah jika tidak dikelola dengan baik dan bijaksana akan
mengakibatkan tanah yang seharusnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada
sebanyak-banyaknya manusia hanya dapat dinikmati oleh sebagian orang saja yaitu golongan
yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih baik, yang pada akhirnya akan
menimbulkan ketimpangan penguasaan tanah. Adanya ketimpangan penguasaan tanah inilah
maka muncul pemikiran untuk melakukan penataan kembali penguasaan dan penggunaan
tanah yang ada guna sebesar-besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, kementerian agraria
dan tata ruang/ badan pertanahan nasional yang diberi kewenangan dalam bidang pertanahan
mencanangkan program reforma agraria.
Pelaksanaan reforma agraria perlu ditangani dengan seoptimal mungkin oleh segenap
jajaran kementerian agraria dan tata ruang/badan pertanahan nasional di pusat dan daerah.
Karena itu diperlukan keterlibatan seluruh sumberdaya secara optimal dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan reforma agraria, yaitu terselenggaranya aset reform disertai
akses reform.
Ada 5 Kegiatan Agenda Utama Dalam Pelaksanaan Program Reforma Agraria Yaitu:
1. Penguatan Kerangka Regulasi Dan Penyelesaian Konflik Agraria;
2. Penataan Penguasaan Dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria;
3. Kepastian Hukum Dan Legalisasi Aset Atas Tanah Obyek Reforma Agraria;
4. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penggunaan, Pemanfaatan Dan Produksi
Obyek Reforma Agraria;
5. Kelembagan Pelaksanaan Reforma Agraria Pusat Dan Daerah.
Salah Satu Implementasi Kegiatan Pada Butir Ke-5 Tentang Kelembagaan Pelaksanaan
Reforma Agraria Pusat Dan Daerah Yaitu Dengan Pembentukan Gugus Tugas Reforma
Agraria Di Daerah.
Gugus Tugas Reforma Agraria terdiri dari unsur-unsur teknis yang melaksanakan penyiapan
data dan lokasi serta fasilitasi pemberian akses reform, yang terdiri dari unsur-unsur Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota Dan
Unit Kerja Daerah Kementerian/Lembaga Pusat terkait.
diantara luasan tersebut terdapat 1537,85 Ha masuk dalam Kawasan Peta Indikatif
Penghetian Pemberian Izin Baru (PIPPIB), sehingga yang menjadi target Tanah Objek
Reforma Agraria tahun 2021 hanya sebesar 359,79 Ha.
Sebagian besar lahan di Desa Liandok dikuasai oleh Masyarakat yang bekerja
sebagai petani. Desa Liandok memiliki potensi di bidang pertanian khususnya di sawah
dan tanaman nilam. Sawah di desa Liandok memiliki luas sebesar 36,51 Ha dengan
produktivitas tanam mencapai 3 kali setahun. Selain sawah, desa ini memiliki potensi
di Tanaman Nilam, yang dapat diolah menjadi minyak nilam. Minyak nilam sendiri
memiliki banyak manfaat diantaranya Sebagai aroma therapy, anti mikroba, sebagai
anti oksidan, menyembuhkan dan menghilangkan bekas luka, mencegah kulit kering,
bahan baku obat, anti serangga, merangsang hormone, menyembuhkan dan
menghambat luka dari sengatan racun ular berbisa.
Akses ke Desa Liandok dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan jarak ±
9 km dari pusat kecamatan Tompaso Baru. Akses jalan ke Desa Liandok sangat buruk,
dimana terdapat lubang-lubang besar yang dapat menghambat perjalanan, bahkan
membahayakan pengemudi. Hal ini juga yang mempengaruhi rendahnya aksesibilitas
masyarakat desa Liandok ke pusat kecamatan Tompaso Baru, begitu sebaliknya.
Selain buruknya infrastruktur jalan, Desa Liandok juga belum memiliki sarana
komunikasi yang baik seperti jaringan telepon dan internet. Hal ini tentunya akan
menghambat pemasaran produk olahan hasil bumi dari masyarakat desa.
Belum ada berita acara tata batas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Tabel 2.2 Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Liandok
No Kecamatan Desa Luas (Ha) Jumlah Bidang
2. Pemilikan Tanah
Tanah yang terdapat di Kawasan Hutan Liandok sebagian besar dimiliki
oleh perorangan namun masih dalam status belum terdaftar. Sebanyak 455
bidang tanah atau sebesar 77,65% masih berstatus belum terdaftar – perorangan
dengan luas total sebesar 350,38 ha dengan penggunaan lahan pertanian dan
perkebunan. Pada tahun 2014, Badan Pertanahan Minahasa Selatan telah
melaksanakan penerbitan Sertifikat untuk masyarakat sebanyak 117 sertifikat
yang berada di pemukiman masyarakat. Pemilikan Tanah di Kawasan Hutan
Liandok dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4 Data PemilikanTanah TORA Kawasan Hutan Liandok
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemilikan
Jumlah % Luas %
Belum terdaftar -
3 455 77,65 350,38 97,38
Perorangan
Terdaftar - Instansi
4 3 0,51 0,57 0,16
Pemerintah
3. Penggunaan Tanah
Masyarakat desa Liandok sebagian besar memiliki mata pencaharian
sebagai Petani, sehingga penggunaan tanah terbesar terdapat di perkebunan
sebanyak 268 bidang tanah dengan luasan 291,43 ha.
Tabel 2.5 Data Penggunaan Tanah TORA Kawasan Hutan Liandok
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Penggunaan
Jumlah % Luas %
4. Pemanfaatan Tanah
Masyarakat desa Liandok memanfaatkan bidang tanah yang ada di
Kawasan Hutan Liandok untuk akitifas pertanian dan perkebunan. Sebanyak
265 bidang tanah atau sebesar 45,22 % dimanfaatkan sebagai perkebunan –
kebun campuran dan 101 bidang tanah atau sebesar 17,24 % dimanfaatkan
sebagai pertanian – sawah. Selain itu untuk aktifitas perekonomian di desa
Liandok, terdapat masyarakat yang memanfaatkan tanah untuk perdagangan
dan jasa dalam hal ini warung dan rumah makan.
Tabel 2.6 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Liandok
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemanfaatan
Jumlah % Luas %
Kegiatan Ekonomi -
5 1 0,17 0,11 0,03
Gilingan Padi
Perkebunan - Kebun
12 265 45,22 288,57 80,20
Campuran
Tempat Tinggal -
16 Perdagangan dan Jasa - 1 0,17 0,03 0,01
Rumah Makan
Tempat Tinggal -
17 Perdagangan dan Jasa - 6 1,02 0,38 0,11
Warung
2. Analisis Komoditas
Analisis Komoditas ditentukan dari jenis tanam pada bidang tanah yang terdapat
desa Liandok. Analisis Komoditas dilakukan untuk mengetahui arahan
pengembangan akses untuk desa Liandok. Untuk tabel analisis komoditas dapat
dilihat pada tabel berikut,
Tabel 2.8 Analisis Komoditas TORA Kawasan Hutan Liandok
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Komoditas
Jumlah % Luas %
Komoditas Pertanian -
1 100 17,06 36,40 10,12
Beras
Komoditas Perkebunan
2 2 0,34 0,46 0,13
Pisang
Komoditas Perkebunan
3 8 1,37 2,27 0,63
Durian
Komoditas Perkebunan
4 122 20,82 103,06 28,64
Cengkih
Komoditas Perkebunan -
5 124 21,16 178,60 49,64
Kopra
Total 359,79
4. Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan dilihat berdasarkan subjek calon penerima hak atas tanah
objek reforma agraria sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2018.
Dalam PP No. 86 Tahun 2018 pasal 9 disebutkan “bahwa Objek redistribusi tanah
untuk pertanian diredistribusi kepada Subjek Reforma Agraria dengan luasan
paling besar 5 (lima) hektare sesuai dengan ketersediaan TORA.”
Berdasarkan ketentuan tersebut, hasil analisis kelayakan terdapat 5 bidang tanah
memiliki luasan lebih dari 5 ha dan 6 bidang tanah dimiliki oleh masyarakat yang
tinggal di luar kecamatan.
Tabel 2.10 Analisis Kelayakan TORA Kawasan Hutan Liandok
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Kelayakan
Jumlah % Luas %
yang memiliki potensi di bidang perikanan, Desa Nain Induk dan Nain Satu
memiliki permasalahan dalam hal kurangnya fasilitas cold storage yang berfungsi
sebagai penyimpan hasil laut nelayan.
Desa Nain Induk dan Nain Satu juga memiliki permasalahan dalam hal sampah,
dimana sebagian besar masyarakat memiliki perilaku membuang sampah di laut.
Hal ini tentunya akan berdampak pada ekosistem laut sekitar Pulau Nain, salah satu
contoh yang terdampak adalah ekosistem rumput laut.
Untuk infrastruktur listrik, di desa ini hanya tersedia di antara jam 6 malam
sampai dengan jam 12 malam. Listrik yang tersedia di malam hari, mempengaruhi
pasokan air dari masyarakat yang mengandalkan tenaga listrik untuk menjalankan
pompa air.
Belum ada berita acara tata batas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Dari hasil inventarisasi data TORA di Desa Nain Induk dan Nain Satu, jumlah
keseluruhan bidang yang didapat adalah 811 bidang. Dengan pembagiaannya
sebagai berikut untuk Desa Nain Induk berjumlah 608 bidang dan Desa Nain Satu
berjumlah 203 bidang.
Tabel 2.13 Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Nain
No. Kecamatan Desa Luas (Ha) Jumlah Bidang
Total 14 812
Penguasaan - oleh
3 787 98,13 11,54 82,44
Perorangan
2. Pemilikan Tanah
Tanah yang terdapat di Kawasan Hutan Nain sebagian besar dimiliki
oleh perorangan namun masih dalam status belum terdaftar. Sebanyak 491
bidang tanah atau sebesar 61,22 % masih berstatus belum terdaftar –
perorangan dengan luas total 8,72 ha dengan penggunaan didominasi oleh
pekarangan. Pada tahun 2019, Badan Pertanahan Minahasa Utara telah
melaksanakan kegiatan pengukuran untuk kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap (PTSL). Dalam kegiatan tersebut telah terdata dan terbit
sertifikat sebanyak 300 bidang di Desa Nain Induk dan Nain Satu.
Tabel 2.15 Data Pemilikan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemilikan
Jumlah % Luas %
Belum Terdaftar -
3 491 61,22 8,72 62,29
Perorangan
3. Penggunaan Tanah
Masyarakat desa Nain Induk dan Nain Satu sebagian besar memiliki
mata pencaharian sebagai Nelayan. Penggunaan tanah terbesar terdapat di
Pemukiman sebanyak 783 bidang tanah dengan luasan 8,73 ha.
Tabel 2.16 Data Penggunan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Penggunaan
Jumlah % Luas %
4. Pemanfaatan Tanah
Pemanfaatan bidang tanah di Kawasan Hutan Nain sebagian besar
dimanfaatkan untuk permukiman masyarakat dalam hal ini untuk tempat
tinggal sebanyak 690 bidang tanah atau 86,03 % dengan total luas 6,28 ha.
Selain itu untuk menunjang aktifitas perekonomian, masyarakat
memanfaatkan bidang tanah untuk kegiatan perdagangan dan jasa diantaranya
warung dan pengeringan rumput laut.
Tabel 2.17 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Nain
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemanfaatan
Jumlah % Luas %
Tempat Tinggal/Perdagangan
3 50 6,23 0,43 3,07
dan Jasa/Warung
Tempat Tinggal/Perdagangan
4 dan Jasa/Pengeringan Rumput 1 0,12 0,01 0,06
Laut
2. Analisis Komoditas
Analisis Komoditas ditentukan dari jenis tanam pada bidang tanah yang
terdapat desa Nain Induk dan Nain Satu. Analisis Komoditas dilakukan untuk
mengetahui arahan pengembangan akses untuk desa Nain Induk dan Nain
Satu. Untuk tabel analisis komoditas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.19 Analisis Komoditas TORA Kawasan Hutan Nain
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Komoditas
Jumlah % Luas %
Komoditas Pengolahan
1 787 98,13 10,26 73,27
Hasil Perikanan
Komoditas Perkebunan -
2 15 1,87 3,74 26,70
Kelapa
Total ± 14
memiliki permasalahan dalam hal kurangnya fasilitas cold storage yang berfungsi
sebagai penyimpan hasil laut nelayan.
Untuk infrastruktur listrik, di desa ini hanya tersedia di antara jam 6 malam
sampai dengan jam 12 malam. Listrik yang tersedia di malam hari, mempengaruhi
pasokan air dari masyarakat yang mengandalkan tenaga listrik untuk menjalankan
pompa air dan juga dapat mempengaruhi penyimpanan hasil laut.
Selain permasalahan diatas, Desa Mantehage II Tangkasi juga masih memiliki
permasalahan dalam hal pengelolaan sampah, dimana sebagian besar masyarakat
memiliki perilaku membuang sampah di laut. Hal ini tentunya akan berdampak
pada ekosistem laut sekitar Pulau Mantehage, salah satu contoh yang terdampak
adalah ekosistem rumput laut.
Belum ada berita acara tata batas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Dari hasil inventarisasi data TORA di Desa Mantehage II Tangkasi, jumlah
bidang yang didapat adalah 134 bidang.
Tabel 2.23 Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
No. Kecamatan Desa Luas (Ha) Jumlah Bidang
Penguasaan-oleh Badan
2. 1 0,75 0,09 0,31
Hukum
Penguasaan-oleh
3. 123 91,79 30,03 94,75
Perorangan
2. Pemilikan Tanah
Tanah yang terdapat di Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi sebagian
besar dimiliki oleh perorangan namun masih dalam status belum terdaftar.
Sebanyak 106 bidang tanah atau sebesar 79,10 % masih berstatus belum
terdaftar – tanah negara dengan luas total 30,03 Ha dengan penggunaan
didominasi oleh pekarangan.
Tabel 2.25 Data Pemilikan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemilikan
Jumlah Persentase (%) Luas Persentase (%)
Terdaftar - Hak Milik -
1. 28 20,90 1,66 5,26
Perorangan
Belum Terdaftar -
2. 106 79,10 30,03 94,74
Tanah Negara
3. Penggunaan Tanah
Masyarakat Desa Mantehage II Tangkasi sebagian besar memiliki mata
pencaharian sebagai Nelayan. Penggunaan tanah terbesar terdapat di
Pemukiman sebanyak 81 bidang tanah dengan luasan 3,82 Ha dan Luasan
penggunaan tanah terbesar terdapat di Perkebunan dengan luas 16,25 Ha
dengan jumlah 18 bidang.
Tabel 2.26 Data Penggunaan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Penggunaan Persentase
Jumlah Luas Persentase (%)
(%)
4. Pemanfaatan Tanah
Pemanfaatan bidang tanah di Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
sebagian besar dimanfaatkan untuk permukiman masyarakat dalam hal ini
untuk tempat tinggal sebanyak 72 bidang tanah atau 53,73 % dengan total luas
3,38 Ha. Selain itu untuk menunjang aktifitas perekonomian, masyarakat
memanfaatkan bidang tanah untuk kegiatan perdagangan dan jasa diantaranya
warung dan depot air.
Tabel 2.27 Data Pemanfaatan Tanah TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemanfaatan Persentase Persentase
Jumlah Luas
(%) (%)
2. Analisis Komoditas
Analisis Komoditas ditentukan dari jenis tanam pada bidang tanah yang
terdapat Desa Mantehage II Tangkasi. Analisis Komoditas dilakukan untuk
mengetahui arahan pengembangan akses untuk Desa Mantehage II Tangkasi.
Untuk tabel analisis komoditas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.29 Analisis Komoditas TORA Kawasan Hutan Mantehage II Tangkasi
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Komoditas
Jumlah Persentase (%) Luas Persentase (%)
Total ± 31,69
Masyarakat yang tinggal di lokasi tersebut sebagian besar berprofesi sebagai petani
dan nelayan. Hal ini dapat menjadi potensi untuk penataan akses berupa pengolahan
hasil pertanian dan perkebunan, serta hasil laut (ikan).
Berdasarkan SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.
275/MEN/IX/2009 tentang Penyerahan Pembinaan Permukiman Transmigrasi kepada
Pemerintah Daerah. Hasil inventarisasi didapatkan total 258 bidang dengan subjek
transmigrasi sebanyak 251 bidang.
Tabel 2.33 Hasil Inventarisasi TORA Tanah Transmigrasi Serei
No. Kecamatan Desa Keterangan Luas (m2) Jumlah Bidang
2. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah terbesar berupa tanah terbuka yang disiapkan sebagai
lahan permukiman dengan jumlah 144 bidang seluas 30.272 m 2, serta
penggunaan tanah permukiman dengan jumlah 107 bidang seluas 23.949 m 2.
3. Pemanfaatan Tanah
Sebanyak 144 bidang tanah atau seluas 30.272 m 2 yang tidak ada
pemanfaatannya, hal ini dikarenakan lahan tersebut disiapkan untuk tanah
permukiman transmigrasi namun belum di bangun rumah di atas lahan
tersebut.
Tabel 2.36 Data Pemanfaatan Tanah TORA Tanah Transmigrasi Serei
Satuan Bidang Satuan Luas (m2)
No. Pemanfaatan Persentase Persentase
Jumlah Luas
(%) (%)
Prioritas TORA. Analisis spasial Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dilakukan
dengan teknik analisis spasial overlay atau tumpang susun berbasis Sistem
Informasi Geografis (SIG).
1. Analisis Kelerengan
Klasifikasi Lereng Potensi TORA dari Tanah Transmigrasi yang terletak
di Desa Serei, sesuai dengn Panduan Pelaksanaan GTRA 2021 dibagi menjadi
2 (dua) kelas yaitu datar (<10%) dan curam (>10)%). Hasil Analisis
Kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.37 Analisis Kelerengan TORA Tanah Transmigrasi Serei
Satuan Bidang Satuan Luas (m2)
No. Prioritas TORA
Jumlah Persentase (%) Luas Persentase (%)
Total 58154
1 Prioritas 1 PTSL
2.1.1.3 Satgas Potensi TORA dari Tanah HGU Habis/Tanah Terlantar dan Tanah
Negara Lainnya
Usaha ini mulai berlaku sejak didaftarkannya pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Minahasa dan berakhir pada tanggal 30 Mei 2017.
Luas Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) dari Tanah Bekas Ertpacht
Perp. No 148/ Batoe Kapal yang menjadi target tahun 2021 sebesar 2.80451 Ha.
Sebagian besar lahan di Desa Sapa Barat dikuasai oleh Masyarakat yang
bekerja sebagai petani dan Nelayan. Di Desa Sapa Barat memiliki potensi
dibidang pertanian (Kelapa) dan Laut (Ikan). Kelapa dapat diproduksi menjadi
kopra dan minyak kelapa dan hasil laut dapat dibudidayakan berupa ikan dan
rumput laut.
Akses ke Desa Sapa Barat dapat ditempu melalui transportasi darat dengan
jarak ± 25 km dari pusat ibukota Kabupetan Minahasa Selatan. Akses jalan
kelokasi Desa Sapa Barat sudah cukup baik. Dimana dari jalan utama masuk ke
Desa Sapa Barat jalannya sudah dipaving.
Dari hasil inventarisasi data TORA di Desa Sapa Barat, jumlah bidang yang
didapat adalah 109 bidang.
Tabel 2.41 Hasil Inventarisasi TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL
Jumlah
No. Kecamatan Desa Luas (Ha)
Bidang
2. Pemilikan Tanah
Tanah yang terdapat pada tanah negara bekas ertpacht sebagian besar
dimiliki oleh perorangan namun masih dalam status belum terdaftar. Sebanyak
106 bidang tanah atau sebesar 97,248% masih berstatus belum terdaftar –
perorangan dengan luas total sebesar 2,208 ha dengan penggunaan lahan
permukiman. Pemilikan Tanah di Tanah Negara Bekas Ertpacht dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.43 Data Pemilikan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemilikan
Jumlah % Luas %
Belum terdaftar –
3 1 0,917 0,007 0,241
Pemerintah Desa
Belum terdaftar -
4 106 97,248 2,208 78,713
Perorangan
Total 109 100 2,80451 100
3. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di Tanah Negara Bekas Ertpacht Desa Sapa Barat
sebagian besar adalah permukinan dengan jumlah bidanganya adalah 107
bidang tanah dengan luas 2,746 Ha.
Tabel 2.44 Data Penggunaan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/
BATOE KAPAL
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Penggunaan
Jumlah % Luas %
4. Pemanfaatan Tanah
Masyarakat desa Sapa Barat memanfaatkan bidang tanah yang ada di
Tanah Negara Bekas Ertpacht untuk tempat tinggal. Sebanyak 100 bidang
tanah atau sebesar 97,743 % dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan 6 bidang
tanah atau sebesar 5,505 % dimanfaatkan sebagai tempat
tinggal/perdaganagan dan jasa/warung.
Tabel 2.45 Data Pemanfaatan Tanah TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/
BATOE KAPAL
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Pemanfaatan
Jumlah % Luas %
Pemanfaatan Untuk
4 100 97,743 1,762 62,828
Tempat Tinggal
Tempat Tinggal/
5 Perdagangan dan 6 5,505 0,150 5,358
Jasa/Warung
menjadi 2 (lima) kelas yaitu datar (<10)% dan curam (>10)%. Hasil analisis
kelerengan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.46 Analisis Kelerengan TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Nomor 148/ BATOE
KAPAL
Satuan Bidang Satuan Luas (Ha)
No. Lereng
Jumlah % Luas %
Total 2.80451
Masyarakat dan sudah ada beberapa kelompok yang terbentuk serta sudah ada
beberapa upaya masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan ditahun ini diantaranya:
▪ Pengelolaan lahan secara kolektif;
▪ Pemberdayaan Perempuan berupa kerajinan tangan dalam
pembuatan keripik;
▪ Pengembangan Kelompok Usaha Nelayan;
▪ Pengembangan Kelompok UMKM;
▪ Pengembangan Kelompok MEKAR dari Permodalan Nasional
Madani.
Dalam kegiatan Pengembangan Akses Reform ini juga dihadiri oleh Dinas
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan
Permodalan Nasional Madani (PNM) juga dihadiri oleh Dinas Terkait dari
Kabupaten Minahasa Tenggara diantaranya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Minahasa Tenggara, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Minahasa Tenggara, Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Tenggara, Dinas
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Minahasa Tenggara serta Dinas
Kelautan Kabupaten Minahasa Tenggara, yang tergabung dalam Tim Pelaksana
Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Sulawesi Utara dan (GTRA)
Kabupaten Minahasa Tenggara dalam upaya pemberdayaan masyarakat di desa
mangkit.
Pada tahun 2021 Provinsi Sulawesi Utara telah berhasil melaksanakan Reforma
Agraria. Berikut adalah success story dari kegiatan Reforma Agraria Provinsi Sulawesi
Utara.
Sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor
056.01.2.431581/2021, Tanggal 23 November 2020, Bidang Penataan dan
Pemberdayaan Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Utara Tahun
Anggaran 2021 telah melaksanakan kegiatan Redistribusi Tanah di Desa Ongkaw Tiga
Kecamatan Sinonsayang yang merupakan kegiatan Inventarisasi Gugus Tugas Reforma
Agraria (GTRA) Tahun 2020 yang bersumber dari Hak Guna Usaha yang telah habis
masa berlakunya. HGU Ongkaw juga masuk dalam Lokasi Prioritas Reforma Agraria
(LPRA) berdasarkan usulan Civil Society Organizations dalam hal ini Konsorsium
Pembaharuan Agraria (KPA).
1. Penetapan Lokasi
Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah di Kabupaten Minahasa Selatan sesuai
Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 458 Tahun 2021, Tanggal 14 April 2021.
2. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan kegiatan dalam rangka memberikan informasi kepada
masyarakat di Desa Ongkaw Tiga tentang kegiatan Redistribusi Tanah secara umum.
Kegiatan Penyuluhan Redistribusi Tanah tersebut dilaksanakan di Balai Desa
Ongkaw Tiga oleh Tim Penyuluhan dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sulawesi Utara dan Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa
Selatan
3. Inventarisasi dan Identifikasi Obyek dan Subyek
Inventarisasi dan identifikasi obyek dan subyek merupakan kegiatan untuk
mendapatkan data calon obyek redistribusi tanah dan data subyek calon penerima
tanah. Kegiatan inventarisasi dan identifikasi obyek dan subyek dilaksanakan oleh
Satgas Inventarisasi dan Identifikasi berasal dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sulawesi Utara dan Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa
Selatan.
4. Seleksi Calon Penerima Redistribusi Tanah
Seleksi Calon penerima Redistribusi Tanah merupakan kegiatan penelitian
lapang atas hasil inventarisasi dan identifikasi subyek dalam rangka memilih calon
penerima tanah yang memenuhi persyaratan. Satgas Seleksi Calon Penerima
Redistribusi Tanah berasal dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Sulawesi Utara, Kantor Pertanahan Kabupaten Minahasa Selatan, dan Organisasi
Perangkat Daerah/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjadi anggota Panitia
Pertimbangan Landreform.
5. Pengukuran dan Pemetaan Keliling
Pengukuran dan Pemetaan Keliling merupakan kegiatan pengukuran dan
pemetaan tanah yang dilakukan sesuai ketentuan teknis pengukuran dan pemetaan
yang berlaku di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
dengan tujuan untuk mendapatkan batas-batas obyek tanah yang jelas secara
keseluruhan. Satgas Pengukuran berasal dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Minahasa Selatan.
6. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah merupakan kegiatan pengukuran dan
pemetaan tanah, yang dilakukan sesuai ketentuan teknis pengukuran dan pemetaan
yang berlaku untuk mendapatkan batas-batas perbidang obyek tanah.
Setelah Melaksanakan kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria Tahun 2021 maka
ada rencana Pelaksanaan kegiatan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) di Tahun
2022, yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Rencana Lokasi Tanah Obyek Reforma Agraria Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2022
No. Kab/Kota Desa/Kelurahan Bidang Sumber Tanah
Simbel dan Wailang 400 Tanah bekas Erpacht
Makalelon 200
1 Minahasa
Kalasey 600 Eks HP
Total 1200
Pandu 2000 Eks HGU
Perubahan Tata Batas
2 Manado Siladen 200
Kawasan Hutan
Total 2200
Lowatag 250 Transmigrasi
Pisa 250 Transmigrasi
Minahasa Kalait, Kalait 1, Kalait 2, dan Perubahan Tata Batas
3 150
Tenggara Kalait 3 Kawasan Hutan
Moreah, Moreah 1, Soyoan
Total 650
Komus II, Inomuga Utara, Solo,
Boroko Utara, Boroko, Kuala,
Bolaang Kuala Utara, Tore, Wakat, Saleo, 500 SK Biru
4 Mongondow Saleo 1, Nunuka, Mome, Huntuk,
Utara Sangtombolang, Sampiro
Total 500
Perubahan Tata Batas
Tuyat 250
Bolaang Kawasan Hutan
5 Kolingangaan
Mongondow
Total 250
Liandok 240 Tanah Transmigrasi
Perubahan Tata Batas
Minahasa 600
6 Kawasan Hutan
Selatan
Sapa 110 Tanah Bekas Erpacht
Total 950
Eks HGU Nyiur
Wori (ilo-ilo) 300
Wicaksana
Minahasa Perubahan Tata Batas
7 Mantehage Tangkasik 150
Utara Kawasan Hutan
Total 450
TN bekas swapraja dengan
8 2800
peantaan
JUMLAH 9000
Tabel 3.2 Rencana Penataan Akses Reform di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2022
LOKASI INVENTARISASI TORA 2021
ORGANISASI
PERANGKAT TANAH NEGARA BEKAS
DAERAH KH LIANDOK KH NAIN KH MANTEHAGE TRANSMIGRASI SEREI ERTPACHT PERP. NO : 148 /
BATOE KAPAL
Pembentukan Koperasi dan Pembentukan Koperasi dan Pembentukan Koperasi dan Pembentukan Koperasi dan
Pembentukan Koperasi dan UMKM
UMKM (Dikelompokan UMKM (Dikelompokan menjadi UMKM (Dikelompokan menjadi UMKM (Dikelompokan menjadi
(Dikelompokan menjadi kluster)
menjadi kluster) kluster) kluster) kluster)
Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang
bersertifikat bersertifikat bersertifikat bersertifikat bersertifikat
Bantuan Pinjaman Usaha
Bantuan Pinjaman Usaha setelah Bantuan Pinjaman Usaha setelah Bantuan Pinjaman Usaha setelah Bantuan Pinjaman Usaha setelah
DINAS KOPERASI setelah mendapatkan sertifikat
mendapatkan sertifikat wirausaha mendapatkan sertifikat wirausaha mendapatkan sertifikat wirausaha mendapatkan sertifikat wirausaha
DAN UMKM wirausaha
Pelatihan dari pengolahan Pelatihan dari pengolahan produk Pelatihan dari pengolahan produk Pelatihan dari pengolahan produk Pelatihan dari pengolahan produk
produk sampai pemasaran sampai pemasaran produk sampai pemasaran produk sampai pemasaran produk sampai pemasaran produk
produk
Bantuan Tenaga Pendampingan Bantuan Tenaga Pendampingan Bantuan Tenaga Pendampingan Bantuan Tenaga Pendampingan Bantuan Tenaga Pendampingan
UMKM dan Koperasi UMKM dan Koperasi UMKM dan Koperasi UMKM dan Koperasi UMKM dan Koperasi
DINAS TENAGA Pelatihan Keterampilan Kerja Pelatihan Keterampilan Kerja Pelatihan Keterampilan Kerja Pelatihan Keterampilan Kerja Pelatihan Keterampilan Kerja
KERJA DAN
TRANSMIGRASI
Pelatihan kegiatan usaha Pelatihan Tenaga Kesehatan Bantuan Langsung Tunai Bantuan infrastruktur (drainase, Bantuan infrastruktur (drainase, jalan
ekonomi kreatif untuk tanaman jalan desa, dan jalan kebun) desa, dan jalan kebun)
nilam
DINAS Bantuan infrastruktur (drainase, Bantuan Langsung Tunai Pelatihan BUMDES
--- ---
PEMBERDAYAAN jalan desa, dan jalan kebun)
MASYARAKAT Pelatihan BUMDES Bantuan infrastruktur (listrik,
DESA --- jalan desa, dan sumber air bersih) --- ---
Bantuan Sarana Penangkapan Ikan Bantuan Sarana Penangkapan Bantuan Sarana Penangkapan Bantuan Sarana Penangkapan Ikan
(Alat, Rumpon, Perahu Pelang, Ikan (Alat, Rumpon, Perahu Ikan (Alat, Rumpon, Perahu (Alat, Rumpon, Perahu Pelang,
Katinting, hatchery, biofloc Pelang, Katinting, hatchery, Pelang, Katinting, hatchery, Katinting, hatchery, biofloc coolbox,
DINAS KELAUTAN ---
coolbox, freezer, dan chest biofloc coolbox, freezer, dan biofloc coolbox, freezer, dan freezer, dan chest freezer) dalam
DAN PERIKANAN freezer) dalam bentuk koperasi chest freezer) dalam bentuk chest freezer) dalam bentuk bentuk koperasi
koperasi koperasi
Bantuan Bibit Rumput Laut Bantuan Bibit Rumput Laut Pembuatan Izin untuk nelayan Pembuatan Izin untuk nelayan kecil
---
kecil
Pembuatan Izin untuk nelayan Pembuatan Izin untuk nelayan
--- --- ---
kecil kecil
Bimbingan Tekins Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis
Pendampingan dan Pelatihan Pendampingan dan Pelatihan Pendampingan dan Pelatihan Pendampingan dan Pelatihan Pendampingan dan Pelatihan
DINAS
PERINDUSTRIAN Bantuan Peralatan untuk Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang Pelatihan Kewirausahaan yang
DAN pengolahan hasil pertanian bersertifikat bersertifikat bersertifikat bersertifikat
PERDAGANGAN Bantuan Peralatan untuk
Pelatihan Kewirausahaan yang --- --- pengolahan hasil pertanian ---
bersertifikat
Bantuan infrastruktur sesuai Bantuan infrastruktur sesuai Bantuan infrastruktur sesuai Bantuan infrastruktur sesuai Bantuan infrastruktur sesuai proporal
DINAS PUPR proporal yang masuk proporal yang masuk proporal yang masuk proporal yang masuk yang masuk
BAB IV PENUTUP
Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Sulawesi Utara tahun
2021 telah dilaksanakan dan setiap tahapan kegiatan telah disusun dan rencana kerja telah
terlaksana dengan maksimal. Pelaksanaan Kegiatan Reforma Agraria dimulai dengan
mengadakan persiapan penunjukan Tenaga Pendukung dan Pembentukan Tim, dan
selanjutnya mengadakan Rapat Koordinasi. Setelah itu melaksanakan Rapat Tim
Pelaksana Harian dimana dilakukan pengumpulan data di berbagai instansi dan lembaga
terkait yang mana data tersebut akan diolah sebagai bahan untuk melakukan verifikasi
dilapangan secara langsung dan melibatkan setiap pihak untuk melakukan verifikasi di
Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA).
Setelah tahapan ini selasai, selanjutnya dilakukan tahapan Integrasi untuk
melakukan pengecekan data yang telah diverifikasi yang kemudian akan dilaporkan
sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan Reforma Agraria tahun berikutnya.
Pada tahapan akhir juga telah dilaksanakan Rapat Akhir Tahun Gugus Tugas
Reforma Agraria dimana terdapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada lokasi Tanah Negara dari Pelepasan Kawasan Hutan Liandok yang terletak di
Desa Liandok, Kecamatan Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan, seluas
359,79 Ha lokasinya sudah clean & clear.
2. Pada lokasi Tanah Negara dari Pelepasan Kawasan Hutan Nain yang terletak di
Desa Nain Induk dan Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara,
seluas 5,33 Ha lokasinya sudah clean & clear.
3. Pada lokasi Tanah Negara dari Pelepasan Kawasan Hutan Mantehage yang terletak
di Desa Mantehage II Tangkasi, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara,
seluas 30,69 Ha lokasinya sudah clean & clear.
4. Lokasi Tanah Transmigrasi yang terletak di Desa Serei, Kecamatan Likupang
Barat, Kabupaten Minahasa Utara, seluas 58.154 m² perlu ditindaklanjuti oleh
Dinas Transmigrasi agar dikomunikasikan ke Bupati Kabupaten Minahasa Utara
untuk segera melakukan penetapan subjek.
5. Pada Lokasi Tanah Negara Bekas Ertpacht Perp. Nomor 148/Batoe Kapal yang
terletak di Desa Sapa Barat, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan,
seluas 2,8 Ha sudah clear & clean untuk keperluan pendidikan dalam hal ini
sekolah yang sudah terbangun dan untuk keperluan masyarakat dalam hal ini
permukiman.
6. Terhadap lokasi – lokasi yang tidak sesuai dengan tata ruang seperti Kawasan
Hutan Liandok di Desa Liandok, Kawasan Hutan Nain di Desa Nain Induk dan
Nain Satu, Kawasan Hutan Mantehage di Desa Mantehage II Tangkasi, Tanah
Negara Bekas Ertpacht Perp. Nomor 148/Batoe Kapal di Desa Sapa Barat akan
dimohon rekomendasi KKPR kepada Menteri ATR/BPN cq. Dirjen Tata Ruang.
Demikian laporan akhir kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2021 ini dibuat, oleh karena itu saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk penyusunan laporan akhir Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di
tahun berikutnya.
(TTD)
Tabel Hasil Penataan Asset Reform Bersumber TORA Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan
Liandok
Melalui Penyesuaian Tata Ruang di Desa Liandok, Kecamatan Tompaso Baru,
Kabupaten Minahasa Selatan
Tabel Hasil Penataan Asset Reform Bersumber TORA Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Nain
Melalui Penyesuaian Tata Ruang di Desa Nain Induk dan Nain Satu, Kecamatan Wori,
Kabupaten Minahasa Utara
Tabel Hasil Penataan Asset Reform Bersumber TORA Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan
Melalui Penyesuaian Tata Ruang di Desa Mantehage II Tangkasi, Kecamatan Wori,
Kabupaten Minahasa Utara
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Belum Kawasan
Sulawesi Minahasa Likupang UPT Serei UPT Serei Perkampungan/
5 Serei Pemerintah Terdaftar Tanah WC Umum Permukiman 0-10% Prioritas 1 99
Utara Utara Barat Sangkilang Sangkilang Permukiman
Negara Pedesaan
Belum Kawasan
Sulawesi Minahasa Likupang UPT Serei UPT Serei Kegiatan
6 Serei Pemerintah Terdaftar Tanah Jasa Pendidikan Permukiman 0-10% Prioritas 1 2.316
Utara Utara Barat Sangkilang Sangkilang Sosial/Sekolah
Negara Pedesaan
Belum Kawasan
Sulawesi Minahasa Likupang UPT Serei UPT Serei Kegiatan
7 Serei Pemerintah Terdaftar Tanah Jasa Kesehatan Permukiman 0-10% Prioritas 1 204
Utara Utara Barat Sangkilang Sangkilang Sosial/Posyandu
Negara Pedesaan
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Bukan Pemilik, Belum
Sulawesi Minahasa Likupang Tidak Ada Kawasan
230 Serei NN NN Legal Terdaftar Tanah Tanah Terbuka 0-10% Prioritas 1 235
Utara Utara Barat Pemanfaatan Perkebunan
Perorangan Negara
Bukan Pemilik, Belum
Sulawesi Minahasa Likupang Tidak Ada Kawasan
231 Serei NN NN Legal Terdaftar Tanah Tanah Terbuka 0-10% Prioritas 1 223
Utara Utara Barat Pemanfaatan Perkebunan
Perorangan Negara
Bukan Pemilik, Belum
Sulawesi Minahasa Likupang Tidak Ada Kawasan
232 Serei NN NN Legal Terdaftar Tanah Tanah Terbuka 0-10% Prioritas 1 194
Utara Utara Barat Pemanfaatan Perkebunan
Perorangan Negara
Bukan Pemilik, Belum
Sulawesi Minahasa Likupang Tidak Ada Kawasan
233 Serei NN NN Legal Terdaftar Tanah Tanah Terbuka 0-10% Prioritas 1 194
Utara Utara Barat Pemanfaatan Perkebunan
Perorangan Negara
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Bukan Pemilik, Belum
Sulawesi Minahasa Likupang Tidak Ada Kawasan
241 Serei NN NN Legal Terdaftar Tanah Tanah Terbuka 0-10% Prioritas 1 224
Utara Utara Barat Pemanfaatan Perkebunan
Perorangan Negara
Luas
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Subjek Lama Subjek Baru Penguasaan Pemilikan Penggunaan Pemanfaatan Pola Ruang Lereng Kriteria
(m²)
Tabel Hasil Penataan Asset Reform Bersumber TORA Tanah Negara Bekas Ertpacht Perp. 148 :
/Batoe Kapal di Desa Sapa Barat, Kecamatan Tenga,
Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 2. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Liandok, Kecamatan
Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 3. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Liandok, Kecamatan
Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 6. Peta Kelerengan Data TORA Kawasan Hutan Liandok, Kecamatan Tompaso Baru,
Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 7. Peta Komoditas Data TORA Kawasan Hutan Liandok, Kecamatan Tompaso Baru,
Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 9. Peta Prioritas Data TORA Kawasan Hutan Liandok, Kecamatan Tompaso
Baru, Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 10. Peta Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan Nain
Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
LAPORAN AKHIR GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
Lampiran PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2021
( LANJUTAN )
Gambar 11. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan
Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 12. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan
Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 13. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain
dan Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 14. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain
dan Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 15. Peta Kelerengan Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan Nain Satu,
Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 16. Peta Komoditas Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan Nain Satu,
Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 17. Peta Pola Ruang Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain
dan Nain Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 18. Peta Prioritas Data TORA Kawasan Hutan Nain, Desa Nain dan Nain
Satu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 19. Peta Hasil Inventarisasi TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
LAPORAN AKHIR GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
Lampiran PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2021
( LANJUTAN )
Gambar 20. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 21. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 22. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 23. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 24. Peta Kelerengan Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa Mantehage II
Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 25. Peta Komoditas Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa Mantehage II Tangkasi
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 26. Peta Pola Ruang Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa
Mantehage II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 27. Peta Prioritas Data TORA Kawasan Hutan Mantehage Desa Mantehage
II Tangkasi Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 28. Peta Hasil Inventarisasi TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa Serei,
Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 29. Peta Penguasaan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa Serei,
Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 30. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa
Serei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 31. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa
Serei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 32. Peta Kelerengan Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa Serei, Kecamatan
Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 33. Peta Pola Ruang Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa
Serei, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
LAPORAN AKHIR GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
Lampiran PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2021
( LANJUTAN )
Gambar 34. Peta Prioritas Data TORA Tanah Transmigrasi Serei Desa Serei,
Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara
Gambar 35. Peta Hasil Inventarisasi TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa Barat
Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 36. Peta Penguasaan Tanah Data TO TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa
Barat Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 37. Peta Pemilikan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa
Barat Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 38. Peta Penggunaan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa
Barat Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 39. Peta Pemanfaatan Tanah Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa
Barat Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 40. Peta Kelerengan Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa Barat Kecamatan
Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 41. Peta Pola Ruang Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa
Barat Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
Gambar 42. Peta Prioritas Data TORA Tanah Bekas Ertpacht Desa Sapa Barat
Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan