5 Draf Peraturan Akademik Ugm
5 Draf Peraturan Akademik Ugm
PERATURAN AKADEMIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
DRAFT
PERATURAN AKADEMIK
2019
Draft Peraturan Akademik ini merupakan seperangkat peraturan untuk menjalankan kegiatan akademik pada
seluruh jenjang dan jenis pendidikan di UGM yang bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh
seluruh civitas akademika UGM
Dasar untuk menyelenggarakan kegiatan akademik UGM adalah Rencana Induk Kampus
(RIK) yang berfungsi sebagai instrumen perencanaan yang merupakan bagian dari kebijakan
umum UGM dan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, prosedur, dan
penyelenggaraan tugas-tugas Tridharma Perguruan Tinggi yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis. RIK merupakan landasan ideal yang diamanatkan oleh Majelis Wali
Amanah kepada Pimpinan Universitas (PU) dan Senat Akademik (SA).
Untuk menjabarkan RIK, maka PU dan SA bersama sama menyusun Kebijakan
Akademik dan Standar Akademik sebagai landasan konseptual penyelanggaraan kegiatan
akademik. Selanjutnya, PU menyusun Rencana Strategis dan Peraturan Akademik sebagai
landasan operasional penyelenggaraan kegiatan akademik.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 153 Tahun 2013, Pasal 15 Ayat 1b, salah satu
tugas Senat Akademik UGM (SA-UGM) sebagai badan normatif tertinggi dalam bidang
Akademik, adalah menyusun Kebijakan Akademik dan Keilmuan sebagai arah kebijakan dan
pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan akademik di Universitas Gadjah Mada. Kebijakan
Akademik dilaksanakan melalui penetapan Standar Akademik dan kemudian diikuti dengan
Peraturan Akademik.
Peraturan Akademik ini disusun melalui serangkaian kegiatan dimulai dari pembentukan
Tim Penyusun Peraturan Akademik, Focus Group Discussion (FGD), rapat, dan masukan dari
stakeholders internal dan eksternal UGM. Selain itu, Peraturan Akademik ini disusun sebagai
bentuk penjabaran dari Kebijakan Akademik dan Peraturan Akademik.
Kebijakan Akademik, Standar Akademik, Peraturan Akademik dan perangkat Sistem
Penjaminan Mutu Akademik UGM (Manual Mutu, Manual Prosedur, Instruksi Kerja, dan
dokumen-dokumen penunjang) harus dikembangkan secara berkesinambungan untuk panduan
langkah-langkah akademik UGM selanjutnya. Pimpinan UGM sangat terbuka untuk menerima
masukan dari seluruh sivitas akademika dan pimpinan unit kerja.
PERATURAN AKADEMIK
2018 - 2022
Pasal 1
Ketentuan Umum
BAB II
DASAR ACUAN, TUJUAN, DAN LINGKUP
Pasal 2
Dasar Acuan
Peraturan Akademik ini disusun dengan mengacu pada beberapa dokumen sumber yaitu :
a. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5336);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5454);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2015 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5699);
f. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 24);
g. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
h. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 4/SK/MWA/2014
tentang Organisasi dan Tata Kelola (Governance) Universitas Gadjah Mada;
i. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 4/SK/MWA/2015
tentang Kebijakan Umum Universitas Gadjah Mada 2012-2037;
j. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 12/SK/MWA/2014
tentang Penetapan Rektor Universitas Gadjah Mada Penganti Antarwaktu Periode 2012-
2017;
k. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Nomor 02/SK/MWA/2015
tentang Struktur Organisasi Universitas Gadjah Mada;
l. Kebijakan Akademik UGM 2018
m. Standar Akademik UGM 2018
Pasal 3
Peraturan Akademik ini disusun sebagai dasar acuan yang mengikat bagi seluruh sivitas
akademika UGM dalam menyelenggarakan proses pendidikan, pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat pada jalur akademik, vokasi, dan profesi.
Pasal 4
Lingkup
(1) Peraturan Akademik ini harus digunakan oleh sivitas akademika UGM untuk menjamin
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang membawa dampak pada mutu akademik lulusan
dan penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.
(2) Peraturan Akademik ini dimaksudkan untuk menjamin adanya keseragaman
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi di UGM, tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya modifikasi dan improvisasi di setiap Fakultas, Departemen, dan
Program Studi sebagai akibat beragamnya kemampuan, bidang ilmu, budaya dan struktur
organisasi akademik yang berbeda sepanjang tidak bertentangan dan menimbulkan
kerancuan dengan Peraturan Akademik UGM.
BAB III
TATA PAMONG
Pasal 5
Visi Penyelenggaraan Pendidikan
(1) Universitas, Fakultas, dan Departemen harus memiliki visi penyelenggaraan pendidikan
yang dirumuskan secara kolektif dengan mempertimbangkan masukkan dari berbagai
unsur terkait (dosen, karyawan, mahasiswa, masyarakat, alumni, dan industri) dan
berdasarkan hasil evaluasi diri.
(2) Visi harus ditinjau kembali dan diperbaiki secara periodik minimal setiap lima tahun
sekali.
Pasal 6
Misi Penyelenggaraan Pendidikan
(1) Universitas, Fakultas, dan Departemen harus memiliki misi penyelenggaraan pendidikan
yang memuat kebijakan untuk penyelenggaraan visi, dan dirumuskan secara kolektif
dengan mempertimbangkan masukkan dari berbagai unsur terkait (dosen, karyawan,
mahasiswa, masyarakat, alumni, industri) dan berdasarkan hasil evaluasi diri.
(2) Misi harus ditinjau kembali dan diperbaiki secara periodik minimal setiap lima tahun
sekali.
Pasal 7
Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
Pasal 8
Proses Bisnis Utama
(1) Proses Bisnis Utama UGM adalah menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang
terdiri atas Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
(2) Proses Bisnis Utama UGM harus didukung oleh Sistem Manajemen Mutu dan
Infrastruktur Pendukung
(3) Proses Bisnis Utama di tingkat UGM diturunkan sampai tingkat Fakultas dan Departemen
(4) Proses Bisnis Utama UGM digambarkan pada Gambar 1.
Pasal 9
Sivitas Akademika
Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.
(1) Organisasi penyelenggaraan Universitas terdiri atas Majelis Wali Amanah, Senat
Akademik Universitas, dan Pimpinan Universitas
a. Pimpinan Universitas terdiri atas Rektor dan Wakil Rektor yang diangkat
berdasarkan Peraturan Universitas.
b. Rektor membawahi unsur pelaksana akademik, unsur pelaksana administrasi, unsur
penunjang UGM, dan unsur lain yang ditetapkan dalam Peraturan MWA.
c. Unsur pelaksana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas
Fakultas, Sekolah, Departemen, Pusat Studi, dan bentuk lain yang ditetapkan dalam
Peraturan MWA.
d. Unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas
kelembagaan yang ditetapkan dalam Peraturan MWA.
e. Unsur penunjang UGM sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas lembaga,
perpustakaan, laboratorium, bengkel, kebun percobaan, pusat sistem dan teknologi
informasi, pusat kebudayaan, dan unit lain yang ditetapkan dalam Peraturan MWA.
(2) Fakultas sebagai unsur pelaksana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikelompokkan menjadi 5 (Lima) Kelompok Bidang Ilmu (Klaster) sebagai berikut:
a. Kelompok Bidang Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, terdiri atas Fakultas Farmasi,
Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Gigi.
b. Kelompok Bidang Ilmu Matematika dan Sains, terdiri atas Fakultas Biologi, Fakultas
Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
c. Kelompok Bidang Ilmu Teknik.
d. Kelompok Bidang Ilmu Pertanian dan Perikanan, terdiri atas Fakultas Kedokteran
Hewan, Fakultas Kehutanan, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas
Teknologi Pertanian.
e. Kelompok Bidang Ilmu Sosial Humaniora, terdiri atas Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Fakultas Filsafat, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Psikologi.
(3) Sekolah sebagai unsur pelaksana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikelompokkan menjadi:
a. Sekolah Vokasi, terdiri atas beberapa Departemen yang melaksanakan beberapa
Program Studi jalur Vokasi.
b. Sekolah Pascasarjana, terdiri atas beberapa Departemen yang melaksanakan beberapa
Program Studi jalur Akademik bersifat Multidisplin
c. Sekolah Profesi, terdiri atas beberapa Departemen yang melaksanakan beberapa
Program Studi jalur Profesi.
(4) Pusat Studi sebagai unsur pelaksana akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dibentuk oleh Rektor untuk membantu pengembangan keilmuan, menerapkan keilmuan
dalam kebijakan, dan dapat dibubarkan oleh Rektor sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
(5) Unsur Pelaksana Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas :
a. Sekretaris Rektor
b. Direktorat Pendidikan dan Pengajaran
Pasal 11
Struktur Organisasi Fakultas / Sekolah
(1) Organisasi Fakultas/Sekolah terdiri atas Senat Fakultas, Pimpinan Fakultas, Unsur
Pelaksana Akademik, dan Unsur Pelaksana Administrasi.
(2) Senat Fakultas/Sekolah terdiri atas Ketua, Sekretaris dan anggota yang diangkat
berdasarkan ketentuan Universitas
(3) Senat Sekolah Pascasarjana diberi nama Dewan Pertimbangan Sekolah Pascasarjana yang
terdiri atas Ketua (ex officio Wakil Rektor Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan),
Sekretaris dan Anggota yang merupakan perwakilan dari Fakultas dan Program Studi
dalam Sekolah Pascasarjana.
(4) Pimpinan Fakultas/Sekolah terdiri atas Dekan dan Wakil Dekan yang diangkat
berdasarkan Peraturan Universitas.
(5) Fakultas/Sekolah merupakan basis utama untuk mengelola secara kelembagaan terhadap
satu atau beberapa Departemen.
(6) Unsur Pelaksana Akademik terdiri atas Fakultas, Sekolah, Departemen/ Jurusan, pusat
studi, dan bentuk lain yang ditetapkan dalam Peraturan MWA.
(7) Unsur Pelaksana Administrasi terdiri atas Kantor Administrasi Fakultas/Sekolah yang
membawahi Seksi Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, dan Seksi Administrasi
Keuangan dan Umum.
(1) Departemen adalah unsur pelaksana akademik yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan
Bendahara yang diangkat melalui peraturan universitas.
(2) Ketua Departemen bertugas mengkoordinasi semua kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi
di tingkat Departemen.
(3) Departemen merupakan basis utama pengelolaan, pembinaan dan penyelenggaraan
kegiatan kelimuan monodisplin dan atau multidisiplin.
(4) Departemen mengembangkan keilmuan melalui penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran di Program Studi dan Laboratorium.
Pasal 13
Tugas dan Fungsi Personil
(1) Setiap personil yang diberi mandat untuk menduduki jabatan dalam organisasi
Universitas, Fakultas/Sekolah, Departemen, Program Studi, Laboratorium, dan Pusat
Studi wajib menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
(2) Setiap personil yang diberi mandat untuk menduduki jabatan dalam organisasi
Universitas, Fakultas/Sekolah, Departemen, Program Studi, Laboratorium, dan Pusat
Studi wajib menjalankan penjaminan mutu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, audit
mutu, dan tindaklanjut perbaikan.
Pasal 14
Mekanisme dan Tata Pamong
Seluruh sivitas akademika Universitas dalam menjalankan tugasnya harus patuh dan taat
azas terhadap mekanisme dan tata pamong yang sudah ditentukan agar tujuan Universitas
tercapai dengan baik.
Pasal 15
Kepemimpinan
Setiap unsur pimpinan Universitas, Fakultas, Departemen, Pusat Studi, Program Studi,
dan Laboratorium harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, taat azas dan visioner dalam
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
BAB IV
JALUR, JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN
Pasal 16
Jalur Pendidikan
Pasal 18
Jenis Pendidikan
(1) UGM menyelenggarakan tiga jenis pendidikan yaitu Pendidikan Akademik, Pendidikan
Vokasi, dan Pendidikan Profesi.
(2) Jenis Pendidikan Akademik menyelenggarakan pendidikan tingkat Sarjana (S1), Magister
(S2), dan Doktor (S3).
(3) Jenis Pendidikan Vokasi menyelenggarakan pendidikan tingkat Diploma 3, Diploma 4
(S1 Terapan), Magister (S2) Terapan dan Doktor (S3) Terapan.
(4) Jenis Pendidikan Profesi menyelenggarakan pendidikan profesi sesuai bidang keilmuan
seperti profesi insinyur, profesi akuntansi, profesi apoteker, profesi dokter hewan, dan
sebagainya.
Pasal 19
Kualifikasi Jenjang Pendidikan Akademik
(1) Program Pendidikan Sarjana harus dirancang dan diarahkan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kualifikasi:
a. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu
beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi;
b. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep
teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta
mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural;
c. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan
mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri
dan kelompok;
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi.
e. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang
keahliannya maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat;
f. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau kesenian
yang merupakan keahliannya.
(2) Program Pendidikan Magister harus dirancang dan diarahkan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kualifikasi:
Pasal 20
Kualifikasi Jenjang Pendidikan Vokasi
(1) Pendidikan Vokasi diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
(2) Program Pendidikan Vokasi diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin maupun yang belum
akrab sifat-sifat maupun kontekstualnya secara mandiri dalam pelaksanaan maupun
tanggungjawab pekerjaannya serta mampu melaksanakan pengawasan dan bimbingan atas dasar
keterampilan manajerial yang dimilikinya.
(3) Capaian Pembelajaran Pendidikan Vokasi program Diploma 4 atau disebut juga Sarjana
Terapan dirancang agar memiliki kualifikasi:
a. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu
beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi;
Pasal 21
Kualifikasi Jenjang Pendidikan Profesi
(1) Program Pendidikan Profesi diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai
keahlian dalam profesi tertentu setelah menyelesaikan pendidikan akademik pada Program
Pendidikan Sarjana.
(2) Program Pendidikan Profesi dirancang bersama Fakultas, Departemen, Asosiasi Profesi, dan
masyarakat pengguna.
(3) Program Pendidikan Profesi dirancang untuk selama 2 (dua) tahun dengan beban studi sebanyak
40 sks.
(4) Program Pendidikan Profesi untuk sementara dilaksanakan di Fakultas.
(5) Capaian Pembelajaran Pendidikan Profesi dirancang agar memiliki kualifikasi level 7
atau level 8.
(6) Kualifikasi Pendidikan Profesi level 7 adalah sebagai berikut :
a. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan
mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis
organisasi;
b. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner;
c. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan
tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab
bidang keahliannya.
(7) Kualifikasi Pendidikan Profesi level 8 adalah sebagai berikut:
a. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang
keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya
inovatif dan teruji;
b. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner;
c. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan
keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.
(8) Lulusan Program Pendidikan Profesi akan memperoleh gelar sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 23
Penyelenggaraan Program Studi
(1) Penyelenggaraan setiap Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di
bawah dan bertanggungjawab secara akademik dan administratif kepada Ketua
Departemen;
(2) Ketua Program Studi diangkat oleh Rektor atas usul Departemen dan disahkan oleh
Dekan;
(3) Ketua Program Studi dapat dibantu oleh seorang Sekretaris Program Studi;
(4) Setiap Departemen dapat menyelenggarakan lebih dari satu Program Studi;
(5) Program Studi diadakan untuk setiap jenjang pendidikan;
(6) Program Studi diselenggarakan di Departemen yang relevan dengan bidang keilmuan
pada masing masing Fakultas sesuai dengan jalur dan jenjang pendidikan;
(7) Apabila tidak ada Departemen atau Fakultas yang relevan sebagaimana tersebut pada
ayat 6, Program Studi diselenggarakan di Sekolah yang dapat menyediakan sumberdaya yang
paling relevan secara lintas disiplin keilmuan.
(8) Pengaturan mengenai Program Studi pada jenis pendidikan akademik dan vokasi paling
sedikit mencakup:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Tata Cara Pembukaan dan Penutupan; dan
c. Penjaminan Mutu.
(9) Pengaturan mengenai Program Studi pada jenis pendidikan profesi dan spesialis paling
sedikit mencakup:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Tata Cara Pembukaan dan Penutupan;
c. Tata Cara Kerja Sama Penyelenggaraan; dan
d. Penjaminan Mutu
Pasal 24
Tahapan Pembukaan Program Studi Baru
Pasal 25
Persyaratan Pembukaan Program Studi Baru
(1) Pembukaan Program Studi baru harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program
Studi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi;
(2) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Rencana pembukaan Program Studi baru telah dicantumkan dalam Rencana Strategis
Fakultas/Sekolah dan Universitas.
b. Kurikulum Program Studi baru disusun berdasarkan rumusan standar kompetensi
lulusan sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI);
c. Memiliki Dosen homebase paling sedikit 6 (enam) orang untuk 1 (satu) Program
Studi, dengan kualifikasi dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan Program Studi yang akan dibuka, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan. Kualifikasi yang dimaksud adalah :
Pasal 26
Pembukaan Program Studi Baru Bersifat Khusus
(1) Selain atas usul perguruan tinggi, Menteri dapat menugaskan perguruan tinggi untuk
membuka suatu Program Studi baru untuk memenuhi kebutuhan khusus sesuai
kepentingan bangsa dan negara;
(2) Pembukaan Program Studi baru dengan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi oleh BAN PT dan sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan prosedur pembukaan Program Studi
dengan penugasan ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 27
Kurikulum Program Studi
(1) Kurikulum Program Studi disusun oleh Tim Kurikulum yang dibentuk oleh
Departemen dan disahkan oleh Fakultas;
(2) Kurikulum Program Studi disusun dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan
akademik yang berlaku dan terkait dengan visi dan misi Universitas.
Pasal 28
Audit Mutu Internal dan Akreditasi Program Studi
(1) Setiap Program Studi wajib diaudit oleh Tim Audit Mutu Internal (AMI) yang
dikoordinasikan oleh Kantor Jaminan Mutu;
(2) Setiap Program Studi wajib diakreditasi secara periodik paling lama 5 (lima) tahun
sekali oleh BAN PT atau Lembaga Akreditas Masyarakat (LAM) yang diakui oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
(3) Evaluasi terhadap Program Studi Baru dilakukan setelah dua tahun, dan hasil penilaian
terhadap Program Studi Baru tersebut dapat berupa dilanjutkan atau ditutup.
Pasal 29
Periode Kepengurusan Ketua Program Studi
Pasal 30
Penghentian Sementara dan / atau Penutupan Program Studi
(1) Penghentian Sementara dan/atau Penutupan Program Studi dilakukan atas dasar berbagai
pertimbangan efisiensi, efektifitas, produktivitas, dan kebijakan dari Departemen,
Fakultas dan Universitas.
(2) Mekanisme Penghentian Sementara dan/atau Penutupan Program Studi sebagai berikut :
a. Rektor meminta Dekan untuk melakukan Evaluasi Kinerja setiap Program Studi yang
ada di Fakultas/Sekolah
b. Dekan membentuk Tim Adhoc untuk melakukan Evaluasi Kinerja Program Studi
c. Tim Adhoc memberikan Laporan Evaluasi Kinerja Program Studi kepada Dekan
d. Dekan mengirimkan Laporan Evaluasi Kinerja Program Studi kepada Senat Fakultas
untuk mendapatkan pertimbangan
e. Senat Fakultas mengadakan Rapat Pleno dalam rangka mengambil pertimbangan yang
akan diberikan kepada Dekan
f. Senat Fakultas memberikan pertimbangan kepada Dekan
g. Dekan membahas hasil pertimbangan Senat Fakultas dalam Rapat Pleno Fakultas
h. Dekan memberikan hasil Rapat Pleno Fakultas kepada Rektor
i. Rektor mengadakan rapat khusus untuk memutuskan Laporan Evaluasi Kinerja
Program Studi dengan melibatkan Wakil Rektor, DPP, Ditmawa, dan PIKA.
j. Rektor menyampaikan hasil rapat khusus Laporan Evaluasi Kinerja Program Studi
kepada Senat Akademik Universitas.
k. Rektor menyampaikan hasil rapat khusus Laporan Evaluasi Kinerja Program Studi
kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
(3) Penghentian Sementara kegiatan akademik Program Studi dilakukan oleh Rektor
(4) Penutupan Program Studi dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 31
Kewajiban dan Hak Ketua Program Studi
(1) Ketua Program Studi wajib membuat Laporan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi
Diri (EPSBED) setiap Semester kepada Ketua Departemen dan Dekan Fakultas
(2) Laporan EPSBED berisi antara lain jumlah mahasiswa, prestasi akademik, jumlah dan
judul penelitian, publikasi dosen dan mahasiswa, lama studi, dan informasi lain dalam
bidang akademik.
(3) Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi dan tenaga administrasi pendukung
mendapatkan honorarium sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 32
Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Akademik
(1) Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Akademik di Fakultas dikoordinasi oleh
Departemen
(2) Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Akademik di Sekolah Pascasarjana Lintas
Disiplin dikoordinasi oleh Dekan Sekolah Pascasarjana
Pasal 33
Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Profesi
(1) Pelaksana Program Studi Jalur Pendidikan Profesi di Fakultas dikoordinasi oleh Fakultas
(2) Pelaksana Program Studi Jalur Pendidikan Profesi di Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin
dikoordinasi oleh Dekan Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin.
(3) Program Studi Jalur Pendidikan Profesi harus dikembangkan dengan melibatkan Asosiasi
Profesi serta memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain
SNPT, KKNI, BAN PT, LAM-PTKes, Kemenristekdikti dan Kementerian
Ketenagakerjaan.
Pasal 34
Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Vokasi
(1) Pelaksanaan Program Studi Jalur Pendidikan Vokasi dilaksanakan oleh Sekolah Vokasi
(2) Program Studi Jalur Pendidikan Vokasi harus dikembangkan dengan melibatkan Asosiasi
Profesi serta memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain
SNPT, KKNI, BAN PT, LAM-PTKes, Kemenristekdikti dan Kementerian
Ketenagakerjaan.
Pasal 35
Kerjasama Program Studi
(1) Program Studi sangat dianjurkan untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan
mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan penelitian dengan Program Studi lain
baik di dalam maupun di luar lingkungan Universitas;
(2) Mekanisme untuk mencari mitra kerjasama pendidikan dan penelitian antar Program
Studi diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Program Studi dengan persetujuan Ketua
Departemen dan Dekan;
(3) Bentuk-bentuk kerjasama yang dapat dilakukan antara lain transfer kredit, pertukaran
mahasiswa maupun dosen, pengambilan matakuliah, dan penggunaan peralatan penelitian.
(4) Khusus untuk kerjasama pemberian gelar akademik dari perguruan tinggi lain atau
sebaliknya, harus sepengetahuan Dekan dan Rektor.
BAB VI
KURIKULUM
Pasal 36
Maksud dan Tujuan
Pasal 37
Filosofi, Tujuan dan Sifat Kurikulum
(1) Secara filosofis pendidikan di UGM dirancang agar dapat menghasilkan lulusan yang
mampu mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka ikut mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
(2) Tujuan Pendidikan di UGM diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki (1)
kepribadian luhur yang mencerminkan jatidiri dan nilai nilai-nilai luhur UGM; (2)
kompetensi keilmuan (ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni); (3) kebudayaan yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan ke-UGM-an.
(3) Kurikulum bersifat terbuka dan berorientasi ke masa depan yang mampu memberi bekal
kompetensi dan karakter pada lulusan.
Pasal 38
Acuan Penyusunan Kurikulum
(1) Acuan penyusunan kurikulum untuk Jalur Pendidikan Akademik sebagai berikut :
a. Kurikulum jenjang Sarjana sengaja dirancang bagi lulusan pendidikan menengah
atau sederajat sehingga mampu (1) mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
melalui penalaran ilmiah; (2) menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang
berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional.
b. Kurikulum jenjang Magister sengaja dirancang bagi lulusan program sarjana atau
sederajat sehingga mampu (1) mengamalkan dan mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah; (2)
menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau
menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi profesional.
c. Kurikulum jenjang Doktor sengaja dirancang bagi lulusan program magister atau
sederajat sehingga mampu (1) menemukan, menciptakan, dan/atau memberikan
kontribusi kepada pengembangan, serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah; (2) mengembangkan dan
Pasal 39
Azas dan Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum
Pasal 40
Struktur, Isi dan Kedalaman Kurikulum
(1) Struktur, Isi, dan Kedalaman Kurikulum di seluruh program studi pada program diploma,
sarjana, profesi, magister, dan doktor harus mempertimbangkan :
a. kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI) dan dapat diukur dengan metode
dan cara evaluasi yang terstruktur;
b. sinergi lintas disiplin yang memungkinkan mahasiswa untuk mempelajari bidang
ilmu lintas disiplin;
Pasal 41
Metode Penyelenggaraan Kurikulum
Pasal 42
Prinsip dan Metode Evaluasi Pembelajaran
(1) Evaluasi Pembelajaran dilakukan dengan prinsip adil dan transparan serta memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi;
Pasal 43
Penjaminan Mutu Kurikulum
(1) Kurikulum pada setiap Program Studi ditetapkan untuk mewujudkan kepemimpinan
UGM di kancah ilmu pengetahuan dunia, profesionalisme, dan kemanusiaan;
(2) Kurikulum pada setiap Program Studi ditetapkan dengan menerapkan kaidah penjaminan
mutu, yang memuat prinsip perbaikan terus-menerus (ginong pratidina/continous
improvement);
(3) Kurikulum pada setiap Program Studi harus dievaluasi secara periodik paling sedikit
sekali dalam 5 (lima) tahun dengan melibatkan unsur masyarakat/pengguna, unsur
lulusan/alumni, mahasiswa, dan unsur pelaksana akademik terkait;
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Tim Kurikulum yang
ditetapkan oleh Dekan;
(5) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempergunakan Kerangka Dasar
Kurikulum UGM sebagai pedoman yang menjadi rujukan untuk memandu seluruh
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan Kurikulum
Program Studi yang menjamin ketercapaian tujuan pendidikan di UGM.
(6) Panduan Perencanaan, Penyusunan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pengembangan
Kurikulum Program Studi ditetapkan dengan Peraturan Rektor.
Pasal 44
Pentahapan Penyusunan Kurikulum
(1) Kurikulum harus disusun secara bertahap ditingkat Departemen, Fakultas dan Universitas
(2) Kurikulum harus mendapat pengesahan Senat Fakultas dan Senat Universitas
(3) Tahap penyusunan Kurikulum setiap Program Studi ditingkat Departemen / Fakultas
sebagai berikut :
Pasal 45
Sistim Kredit Semester
(1) Sistim Kredit Semester (sks) adalah suatu sistim penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (SKS) untuk menyatakan beban studi mahasiswa,
beban kerja dosen, pengalaman belajar dan beban penyelenggaraan program;
(2) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar
yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu sebanyak satu
jam perkuliahan atau dua jam praktikum, atau empat jam lapangan yang masing-masing
Pasal 46
Kurikulum Inti dan Institusional
(1) Kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional. Kurikulum inti
merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu
program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
(2) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan
bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas mata kuliah tambahan yang disusun
dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan
tinggi yang bersangkutan maupun keahlian lain yng ingin dimiliki oleh peserta didik.
(3) Komponen Kurikulum Jenjang Magister tersusun atas matakuliah wajib jenjang magister,
matakuliah pilihan, penelitian dan tesis.
(4) Komponen Kurikulum Jenjang Doktor tersusun atas matakuliah wajib jenjang Doktor,
matakuliah pilihan, penelitian dan Disertasi.
Pasal 47
Pembobotan Kurikulum
(1) Kurikulum Inti Program Sarjana (S1) berkisar antara 70% dari jumlah sks Kurikulum
Program Sarjana;
(2) Kurikulum Program Magister Sains (S2) terdiri atas Mata Kuliah Dasar berkisar antara
15% -20%, Matakuliah Kemagisteran berkisar antara 65% - 75%, dan Matakuliah Pilihan
masing-masing Program Studi berkisar antara 10% – 15%;
(3) Kurikulum Program Doktor (S3) terdiri atas Mata Kuliah Dasar dan Mata Kuliah yang
mendukung tema penelitian yang akan dijalankan oleh kandidat doktor.
(4) Kurikulum Inti Program Diploma sekurang-kurangnya 70% dari jumlah sks Kurikulum
Program Diploma.
Pasal 48
Mata Kuliah dan Praktikum
(1) Isi dan luas bahasan suatu matakuliah/praktikum harus mendukung tercapainya tujuan
program pendidikan dan diukur dengan satuan kredit semester;
(2) Mata kuliah/praktikum harus dirancang secara matang dalam hal kedalaman isi dan luas
cakupan oleh Dosen/Tim Dosen pengasuh mata kuliah/praktikum untuk mendukung
tercapainya tujuan pendidikan;
(3) Mata kuliah dan praktikum harus saling menguatkan satu sama lain agar menghasilkan
pemahaman yang komprehensif dan dalam;
Pasal 49
Pendekatan Implementasi Kurikulum
(1) Kurikulum harus diimplementasikan oleh dosen dalam bentuk perkuliahan/ praktikum
dengan pendekatan proses pembelajaran berpusat pada mahasiswa (PBM) atau dikenal
dengan Student Centered Learning(SCL).
(2) Isi dan keluasan suatu pokok bahasan dalam matakuliah atau praktikum harus mendukung
tercapainya tujuan program pembelajaran dan diukur dengan satuan kerdit semester (sks).
(3) Materi perkuliahan dan praktikum disusun dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran
Semester (RPKPS) oleh Dosen atau Tim Dosen yang kompeten dalam bidangnya.
(4) RPKPS disahkan oleh Tim Kurikulum Jurusan serta diketahui oleh Ketua Jurusan
(5) Matakuliah dalam kurikulum suatu Program Studi harus bisa diakses oleh mahasiswa dari
program studi lain sebagai bentuk resource sharing dengan aturan yang disepakati oleh
kedua program studi melalui Credit Transfer System (CTS).
Pasal 50
Beban SKS dan Lama Studi
(1) Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS
dan sebanyak-banyaknya 148 (seratus empatpuluh delapan) SKS yang dijadwalkan untuk
lama studi 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan)
semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester.
(2) Beban studi program magister sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS dan
sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) SKS yang dijadwalkan untuk lama studi 4 (empat)
b. Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan sarjana (S1) tidak
sebidang sekurang-kurangnya 88 (delapan puluh delapan) SKS yang dijadwalkan
untuk 9 (sembilan) semester dan dapat ditempuh kurang dan 9 (sembilan) semester
dengan lama studi selama-lamanya 13 (tiga belas) semester;
c. Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) sebidang
sekurang-kurangnva 40 (empat puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 6 (enam)
semester dan dapat ditempuh kurang dari 6 (enam) semester dengan lama studi
selama-lamanya 10 (sepuluh) semester;
d. Beban studi program doktor bagi peserta yang berpendidikan magister (S2) tidak
sebidang sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS yang dijadwalkan untuk 7
(tujuh) semester dan dapat ditempuh kurang dari 7 (tujuh) semester dengan lama studi
selama-lamanya 11 (sebelas) semester.
a. Beban studi program diploma III sekurang-kurangnya 110 (seratus sepuluh) SKS dan
sebanyak-banyaknya 120 (seratus dua puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 6 (enam)
semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya 6 (enam) semester
dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester.
Pasal 51
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)
(1) Setiap mata kuliah harus memiliki panduan perkuliahan yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) yang disusun oleh
Dosen/Tim Dosen pengasuh matakuliah.
(2) RPKPS harus dikaji ulang oleh peer review dan disetujui oleh Tim Kurikulum serta
disahkan oleh Ketua Jurusan melalui rapat Pleno Jurusan
(3) Dosen/Tim Dosen harus membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) yaitu rumusan
tujuan dan pokok-pokok isi mata matakuliah untuk satu kali tatap muka.
Pasal 52
Peninjauan Kembali dan Evaluasi Kurikulum
(1) Peninjauan kembali Kurikulum dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni serta dengan memperhatikan durasi masa studi
terprogram dan kebutuhan masyarakat;
(2) Kurikulum harus dimonitor setiap tahun sekali dan dievaluasi secara periodik minimal
sekali dalam lima tahun
(3) Kurikulum setiap program studi seyogyanya mendapatkan approval dari asosiasi profesi
tingkat nasional maupun internasional.
(4) Penyusunan, implementasi dan assessment kurikulum harus dianggarkan oleh Fakultas
melalui RKAT
Pasal 53
Yudisium
(1) Yudisium adalah sebuah proses dalam bentuk rapat yang sengaja diadakan untuk
menentukan kelulusan seorang peserta didik.
(2) Yudisium dihadiri oleh dekan, wakil dekan, ketua departemen, ketua program studi, dan
para dosen.
(3) Yudisium dapat diselenggarakan setiap bulan
(4) Yudisium diselenggarakan paling lambat sebulan sebelum wisuda dilaksanakan.
Pasal 54
Pengunduran Diri
(1) Pengunduran diri adalah sebuah pengakuan dari seorang mahasiswa untuk mengundurkan
diri dari status mahasiswa UGM.
(2) Pengunduruan diri dilakukan dengan cara mahasiswa menandatangani surat pengunduran
diri yang diketahui oleh Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi.
(3) Surat Pengunduran Diri dikirimkan oleh Ketua Program Studi kepada Ketua Departemen
atau Fakultas untuk diteruskan kepada Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan
Kemahasiswaan.
(4) Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan mengeluarkan Surat
Pengunduran Diri kepada Mahasiswa yang mengundurkan diri dengan tembusan kepada
Dekan, Ketua Departemen, Ketua Program Studi, Direktorat Keuangan, dan Direktorat
Pendidikan dan Pengajaran.
Pasal 55
(1) Drop Out adalah sebuah keputusan dari Universitas terhadap mahasiswa yang dinyatakan
tidak mampu menyelesaikan proses pendidikan sesuai peraturan yang berlaku.
(2) Proses pengusulan drop out dimulai dari evaluasi studi oleh program studi terhadap
kinerja akademik mahasiswa.
(3) Hasil evaluasi studi selanjutnya dirapatkan ditingkat Departemen dengan melibatkan
Ketua Departemen, Ketua Program Studi dan dosen di Departemen.
(4) Ketua Departemen mengusulkan drop out kepada Dekan ditingkat Fakultas.
(5) Dekan mengirimkan usulan Drop Out kepada WR P2K
(6) WR P2K mengeluarkan surat keputusan Drop Out kepada mahasiswa yang bersangkutan
dengan tembusan kepada Dekan, Ketua Departemen, Ketua Program Studi, DPP, dan
Direktorat Keuangan.
BAB VII
DOSEN
Pasal 56
Pengertian, Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Dosen
(1) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
(2) Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
(4) Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional.
(5) Dosen diangkat oleh Rektor dengan tugas utama menjalankan Tri Dharma Perguruan
Tinggi diseluruh Universitas Gadjah Mada;
(6) Usulan pengadaan tenaga Dosen untuk setiap program studi dilakukan oleh
Departemen atau Fakultas kepadaRektor berdasarkan perencanaan dan kebutuhan
dengan memperhatikan rasio mahasiswa dan dosen.
Pasal 57
Persyaratan Dosen Untuk Memberi Perkuliahan
(1) Untuk dapat memberikan perkuliahan, Dosen harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
(2) Syarat akademik dosen pengajar S1 adalah minimal Lektor berderajad S2, atau yang
berderajat Doktor
(3) Syarat akademik dosen pengajar S2 adalah berderajat Doktor
(4) Syarat akademik Pembimbing Utama Tesis adalah dosen Program Studi berderajat Doktor
Pasal 58
Pengusulan Asisten
(1) Asisten adalah seseorang yang diangkat oleh Dekan untuk membantu kelancaran proses
perkuliahan atau penelitian yang dilakukan oleh Dosen.
(2) Pengusulan Asisten dilakukan oleh Staf Dosen dari Departemen yang bersangkutan dan
disampaikan kepada Dekan;
(3) Asisten dapat diangkat dari mahasiswa tingkat akhir dengan prestasi akademik tinggi
yang diusulkan oleh dosen dengan Surat Keputusan Dekan.
Pasal 59
Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Asisten
(1) Melaksanakan (M) kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan
sarjana / diploma. Kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pascasarjana serta
bimbingan tugas akhir penelitian mahasiswa untuk pembuatan skripsi, tesis, dan
disertasi diatur sebagai berikut:
a. Asisten Ahli yang berijazah Sarjana / Diploma IV membantu (B) kegiatan
bimbingan pembuatan skripsi;
b. Asisten Ahli yang berijazah Magister/Spesialis I melaksanakan (M) bimbingan
pembuatan skripsi dan membantu (B) kegiatan bimbingan pembuatan tesis, serta
membantu (B) kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister;
c. Asisten Ahli yang berijazah Doktor / Spesialis II melaksanakan (M) bimbingan
pembuatan skripsi dan tesis membantu (B) kegiatan bimbingan pembuatan
disertasi, melaksanakan (M) kegitan pendidikan dan pengajaran pada program
Magister, serta membantu (B) kegiatan pendidikan pengajaran pada program
Doktor;
(2) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana/Diploma bagi yang
berlatar belakang pendidikan Sarjana/ Diploma IV;
(3) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana / Diploma, Magister
bagi yang berlatar belakang pendidikan Magister;
(4) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana / Diploma, Magister
dan Doktor bagi yang berlatar belakang pendidikan Doktor.
Pasal 60
Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Lektor
(1) Melaksanakan (M) kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat pada program pendidikan sarjana/diploma/profesi.
Pasal 61
Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Lektor Kepala
(1) Melaksanakan (M) kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan
Sarjana/Diploma, Magister dan atau Doktor dan bagi Lektor Kepala yang berijazah
Magister/Spesialis I, membantu (B) kegiatan disertasi;
(2) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana/Diploma;
(3) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Magister bagi yang berijazah
Magister/Spesialis I atau Doktor/Spesialis II;
(4) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Doktor bagi mereka
yang berijazah Doktor / Spesialis II;
(5) Melaksanakan (M) kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka Tri Dharma
Perguruan Tinggi pada program pendidikan Sarjana/Diploma, Magister, Doktor atau
dalam kegiatan lain yang menunjang tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
Pasal 62
Rincian Tugas Pokok, Wewenang dan Tanggung Jawab Guru Besar
(1) Melaksanakan (M) kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan
Sarjana/Diploma, Magister dan atau Doktor;
(2) Melaksanakan (M) kegiatan penelitian pada program pendidikan Sarjana/Diploma,
Magister dan atau Doktor;
(3) Melaksanakan (M) kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka Tri Darma
Perguruan Tinggi pada program pendidikan Sarjana/Diploma, Magister, Doktor atau
dalam kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan.
Pasal 63
(1) Dosen yang menduduki jabatan asisten ahli yang berijazah doktor dapat diangkat
langsung ketingkat jenjang jabatan setinggi-tingginya Lektor Kepala dan pangkatnya
dinaikkan setingkat lebih tinggi apabila telah memenuhi angka kredit dan syarat-syarat
lain yang ditentukan;
(2) Dosen yang menduduki jabatan Lektor yang berijazah doktor dapat diangkat
langsung ketingkat jenjang jabatan setinggi-tingginya guru besar dan pangkatnya
dinaikkan setingkat lebih tinggi apabila telah memenuhi angka kredit dan syarat-
syarat lain yang ditentukan;
(3) Kenaikan jabatan fungsional Dosen yang di maksud dalam ayat (1) dan (2) ketentuan ini
untuk kenaikan jabatan fungsional Dosen setingkat lebih tinggi dalam kurun waktu kurang
dari tiga tahun diharuskan pula memenuhi syarat adanya publikasi ilmiah dalam
jumal ilmiah yang terakreditasi sebagai penulis utama yang jumlahnya mencukupi untuk 25
% dari persyaratan angka kredit minimum untuk kegiatan penelitian;
(4) Kenaikan jabatan fungsional Dosen yang di maksud dalam ayat (1) dan (2) ketentuan ini
untuk kenaikan pangkat berikutnya setingkat lebih tinggi, diwajibkan mengumpulkan
angka kredit 30 % yang berasal dari unsur utama dari jumlah angka kredit yang
diperlukan untuk kenaikan pangkat selanjutnya;
(5) Dosen berhak untuk mendapat kenaikan jabatan apabila yang bersangkutan telah
menduduki jabatan terakhir minimum satu tahun dan telah memenuhi angka kredit dan
persyaratan lainnya yang ditentukan;
(6) Seorang Dosen dapat dinaikkan jabatannya apabila memenuhi jumlah angka kredit
kumulatif minimal yang ditentukan dan setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaannya
minimal bernilai baik dalam satu tahun terakhir;
(7) Kenaikan jabatan fungsional Dosen menjadi Lektor Kepala selain memenuhi syarat
yang disebut pada ayat (6) Pasal ini, harus mendapat pertimbangan dari Senat
Akademik Universitas;
(8) Kenaikan jabatan fungsional Dosen menjadi Guru Besar selain memenuhi syarat yang disebut
pada ayat (6) Pasal ini, harus mendapat pertimbangan dad Senat Akademik
Universitas dan mempunyai kemampuan membimbing calon Doktor yang
dibuktikan dengan memenuhi salah satu syarat: (i) bergelar Doktor dalam bidang yang sesuai
penugasan; (ii) menjadi penulis utama karya ilmiah di bidang ilmunya yang diterbitkan di
dalam jurnal, minimal satu pada tingkat internasional ditambah dua pada tingkat
nasional; (iii) mempunyai minimal dua karya monumental yang mendapat
pengakuan tingkat nasional atau internasional;
(9) Guru Besar yang telah memasuki masa pensiun dapat diangkat kembali menjadi Guru Besar
Emeritus dengan persyaratan ada pengusulan dari Departemen dan mendapat
persetujuan Senat Fakultas;
(10) Pengangkatan Guru Besar Emeritus dilakukan oleh Rektor berdasarkan usulan dari
Dekan.
Pasal 65
Penilaian Kinerja Dosen
Pasal 66
Perbantuan Tugas Tenaga Dosen
(1) Dosen yang mendapat tugas studi lanjut pada dasarnya dibebaskan dari tugas-tugas
pokoknya;
(2) Dosen UGM yang mengajar dan atau menduduki jabatan struktural di luar UGM harus
dengan ijin Rektor setelah mendapat pertimbangan Dekan;
(3) Dosen yang diminta untuk menduduki jabatan struktural di pemerintahan harus dengan ijin
Rektor;
(4) Instansi yang memerlukan tenaga Dosen UGM harus mengajukan permohonan
kepada Rektor;
(5) Dosen UGM yang mengajar di PTS harus sesuai dengan bidang ilmunya;
(6) Rektor dapat mempertimbangkan untuk mengijinkan Dosen UGM yang diminta oleh
suatu Instansi setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas yang terkait;
(7) Ijin tidak mengajar diberikan selama satu tahun dan apabila masih dibutuhkan dapat
mengajukan permohonan perpanjangan;
Pasal 67
Pembebasan dari Tugas Jabatan dan dari Jabatan
Pembebasan dari Tugas Jabatan dan dari Jabatan diatur sebagai berikut:
(1) Dosen yang melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 bulan dan/atau yang ditugaskan
secara penuh di luar jabatan fungsionalnya, dibebaskan sementara dari tugas-tugas
jabatannya;
Pasal 68
Pemberhentian Dosen
BAB VIII
SUASANA AKADEMIK
Pasal 69
Tugas Universitas dan Fakultas
(1) Universitas dan Fakultas harus memberikan suasana akademik dalam bentuk infrastruktur
fisik dan non-fisik yang memadai agar proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dapat berjalan dengan baik sesuai standard yang ditentukan.
(2) Universitas dan Fakultas harus menganggarkan biaya rutin setiap tahun dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) untuk pengadaan dan perawatan infrastruktur
fisik dan non-fisik agar tercipta suasana akademik yang baik.
Pasal 70
Ruang Kelas
(1) Dosen/Tim Dosen harus mengarahkan proses perkuliahan dengan sistem pembelajaran
Student-centered Learning (SCL) dalam kelas agar tercipta suasana akademik yang baik
Pasal 71
Laboratorium
(1) Dosen/Tim Dosen bersama Ketua Program Studi dan Ketua Laboratorium harus
mengarahkan proses penelitian agar tercipta suasana akademik yang baik di laboratorium
sehingga mahasiswa aktif melaksanakan penelitian, mendiskusikan topik yang sedang
ditelitinya bersama teman sejawat maupun dosen pembimbing, mengadakan seminar rutin
secara bergiliran bagi mahasiswa di laboratorium dengan dihadiri dosen pembimbingnya.
(2) Ketua Program Studi harus bekerja sama dengan Kepala Laboratorium untuk menugaskan
teknisi dalam menyiapkan infrastruktur minimal yang harus ada dalam laboratorium
sesuai bidang ilmunya.
Pasal 72
Perpustakaan
(1) Dosen/Tim Dosen harus mampu mengarahkan dan mendorong mahasiswa untuk aktif
menggunakan fasilitas perpustakaan agar tercipta suasana akademik yang baik.
(2) Ketua Program Studi harus aktif membuat usulan buku acuan yang dipergunakan dan
perbaikan layanan perpustakaan pada Fakultas.
(3) Secara bertahap sesuai kemampuan yang ada, Universitas dan Fakultas harus
menyediakan infrastruktur sistem pelayanan perpustakaan berbasis Digital Library
berstandar internasional.
Pasal 73
Kampus
(1) Universitas bersama Fakultas harus mampu menciptakan suasana kampus yang kondusif
bagi terselenggaranya kegiatan akademik selama 24 jam seperti misalnya kampus yang
aman, nyaman, bersih dan terang.
(2) Universitas bersama Fakultas harus banyak menyediakan co-working space yang banyak
dan nyaman untuk tempat berinteraksi mendiskusikan berbagai hal secara akademis.
Pasal 74
Interaksi Sivitas Akademik
(1) Seluruh sivitas akademika Fakultas harus melakukan interaksi yang mengarah pada
terwujudnya suasana akademik yang berkualitas dan baik agar dapat melahirkan inovasi,
kreativitas, dan imajinasi dalam pengembangan keilmuan.
(2) Bentuk-bentuk interaksi akademik oleh sivitas akademika dapat berupa pembimbingan
akademik, diskusi, seminar laboratorium, kunjungan lapangan yang bersifat formal
maupun non-formal.
Pasal 76
Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik, dan Otonomi Keilmuan
(1) Dalam penyelenggaraan Pendidikan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berlaku kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan.
(2) Kebebasan akademik merupakan kebebasan Sivitas Akademika dalam Pendidikan Tinggi
untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara
bertanggung jawab melalui pelaksanaan Tridharma.
(3) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang profesor dan/atau Dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung
jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.
(4) Otonomi keilmuan merupakan otonomi Sivitas Akademika pada suatu cabang Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapkan,
dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan
budaya akademik.
BAB IX
PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1)
BAGIAN KESATU :
PENERIMAAN MAHASISWA
Pasal 77
Kalender Akademik
(1) Kalender Akademik adalah keseluruhan penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran
yang disusun dalam satu tahun akademik;
(2) Fungsi Kalender Akademik adalah sebagai pedoman agar proses penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien;
(3) Kalender Akademik memuat waktu untuk melakukan kegiatan : (a) registrasi
(pendafaran) dan herregistrasi (pendaftaran ulang) mahasiswa; (b) pelatihan pembelajar
sukses mahasiswa baru (PPSMB); (c) pengisian KRS dan Perubahan KRS; (d) masa
perkuliahan, praktikum, dan ujian; (e) KKN; (f) kegiatan penunjang akademik
lainnya;
(4) Kegiatan akademik meliputi kegiatan kuliah, praktikum/Studio, praktek/kuliah
lapangan;
(5) Kegiatan kuliah dibagi menjadi kegiatan tatap muka dan kegiatan di luar kelas;
Pasal 78
Pola Penerimaan Mahasiswa Baru
(1) Semua calon mahasiswa wajib mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa yang
dilaksanakan oleh universitas maupun pemerintah pusat.
(2) Penerimaan mahasiswa berdasarkan hasil seleksi yang dilaksanakan oleh universitas.
(3) Pendaftaran calon mahasiswa harus memenuhi persyaratan administrasi dan akademik.
(4) Seleksi penerimaan mahasiswa berdasarkan atas kualitas akademik dan kriteria yang
ditentukan oleh universitas.
(5) Seleksi penerimaan mahasiswa dengan mempertimbangkan jati diri universitas atas dasar
kebangsaan dan kerakyatan, dengan memberi kesempatan kepada calon mahasiswa
berprestasi olimpiade ilmiah, olah raga dan seni, mempertimbangkan kepentingan
pengembangan sumberdaya manusia daerah, sebaran wilayah dan kerja sama industri.
(6) Mekanisme penerimaan mahasiswa diatur dalam surat keputusan Rektor dengan
memperhatikan daya tampung, ketersediaan infrastruktur dan sumberdaya manusia
(7) Penerimaan mahasiswa program Sarjana di Universitas Gadjah Mada berdasarkan
hasil seleksi:
a. Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNM-PTN)
b. Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBM-PTN)
c. Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UM-UGM)
Pasal 79
Mahasiswa Pindahan dari Luar Negeri
(1) Penerimaan mahasiswa pindahan dari luar negeri bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada putera/puteri yang orang tuanya ditugaskan oleh negara di luar negeri
untuk melanjutkan studi di semua tahap pendidikan di Universitas Gadjah Mada
melalui tes penempatan (placement test);
Pasal 80
Mahasiswa Titipan
(1) Penerimaan Mahasiswa Titipan dilakukan dalam kerangka pola pendidikan tinggi
secara nasional yang bertujuan agar pemanfaatan beberapa fasilitas pendidikan yang
tersedia di Universitas Gadjah Mada dapat ditingkatkan melalui kerjasama antar perguruan
tinggi;
(2) Pelaksanaan kerjasama yang tersebut pada ayat (1) ketentuan ini diwujudkan
melalui penerimaan Mahasiswa Titipan dari Universitas/Institut negeri yang
mempunyai program kerja sama dengan dan dalam batas-batas kemampuan yang
ada, Universitas Gadjah Mada berusaha membantu mendidik para Mahasiswa Titipan
dari Universitas/Institut tersebut sepanjang syarat-syarat administrasi penerimaannya
dipenuhi;
(3) Syarat penerimaan dan prosedur pencalonan ditetapkan sebagai berikut:
a. Syarat Penerimaan
1. Universitas/lnstitut pengirim belum mempunyai fasilitas memadai untuk
menyelesaikan tugas akhir (skripsi, thesis atau disertasi);
2. Mahasiswa yang akan dititipkan diutamakan calon dosen dari
Universitas/institut yang mengirimkannya;
3. Ada permohonan tertulis dari pimpinan Universitas/Institut yang
mengirimkannya.
b. Prosedur pencalonan
1. Rektor Universitas/Institut pengirim mengajukan permohonan kepada Rektor
Universitas Gadjah Mada dengan tembusan kepada Dekan dan Ketua
Departemen dari Program Studi yang diinginkan;
2. Surat Permohonan tersebut hendaknya sudah diterima oleh Rektor Universitas
Gadjah Mada sebelum bulan Juli tahun yang bersangkutan, dengan
melampirkan:
a. Daftar mahasiswa yang akan dititipkan beserta Nomor Induk
Mahasiswanya;
b. Fotokopi transkrip nilai yang sudah dilegalisir
(4) Rektor UGM dapat menyetujui atau menolak usulan yang bersangkutan dengan
mempertimbangkan surat keterangan tidak keberatan dari Dekan dan Ketua Jurusan/
Program Studi yang dituju;
(5) Rektor bersama Dekan Fakultas yang dituju menetapkan biaya pelaksanaan program
pendidikannya;
(6) Mahasiswa Titipan tidak memiliki status sebagai Mahasiswa Reguler dan terhadap mereka
diberlakukan ketentuan-ketentuan yang antara lain:
a. Mereka diberi Nomor Induk Mahasiswa khusus oleh Direktorat Pendidikan dan
Pengajaran;
b. Jumlah serta jenis matakuliah yang bisa diambil sebagai bekal tambahan mahasiswa
yang bersangkutan, ditentukan oleh Ketua Departemen bersama Ketua Program
Studi di tempat yang akan dituju maupun Ketua Departemen bersama Ketua
Program Studi pengirim;
c. Selama mengikuti program pendidikan di Universitas Gadjah Mada, kemajuan
akademiknya dievaluasi oleh Ketua Departemen masing-masing, dan dari hasil
evaluasi tersebut dapat dinyatakan mampu atau tidak mampu untuk
Pasal 81
Mahasiswa Pindahan dari Luar UGM
Pasal 82
Mahasiswa Pindahan Antar Fakultas/Departemen dalam UGM
Pasal 83
Mahasiswa Warga Negara Asing
(1) Bagi warga negara asing yang ingin mengikuti pendidikan di UGM, harus mendapat ijin dari
Kemenristekdikti Republik Indonesia;
(2) Semua ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi Mahasiswa Warga Negera Indonesia
berlaku juga untuk Mahasiswa Warga Negara Asing yang diterima melalui pola
seleksi dan ujian masuk yang berlaku di UGM kecuali mengenai pembiayaannya.
Pasal 84
Pindah Program Studi
(1) Pindah program studi dapat dipertimbangkan bila program studi tujuan masih dalam satu
kelompok bidang ilmu sejenis dan memenuhi semua persyaratan yang ditentukan;
(2) Untuk melakukan pindah program studi yang dimaksud pada ayat (1) ketentuan ini,
mahasiswa program Sarjana dan atau program Diploma yang berniat pindah harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Telah mengikuti kegiatan pendidikan dan pembelajaran di program studi asal
sekurang-kurangnya 2 semester;
b. Program studi tujuan masih dalam satu kelompok bidang ilmu sejenis,
c. Indeks Prestasi dari program studi asal tidak boleh kurang dari 2,75 dengan
jumlah SKS minimal 30 SKS;
d. Disetujui oleh Dekan/Departemen dari Fakultas asal maupun Fakultas tujuan;
e. Mengajukan permohonan tertulis kepada Wakil Rektor Bidang Pendidikan,
Pengajaran, dan Kemahasiswaan dan tembusannya disampaikan kepada Dekan
Fakultas yang dituju, dengan melampirkan data kemajuan akademik selama
menempuh pendidikan di program studi asal.
(3) Pindah program studi hanya berlaku untuk satu kali dan tidak diperkenankan untuk kembali ke
program studi semula atau ke program studi lainnya termasuk pindah dari Program Sarjana ke
Program Diploma;
(4) Lama studi di Prodi asal tetap diperhitungkan sebagai masa studi keseluruhan untuk
menyelesaikan studi di Program Studi yang baru.
Pasal 85
Pelantikan Mahasiswa Baru
Semua calon mahasiswa yang diterima di UGM sebagai mahasiswa baru, diwajibkan
mendaftarkan diri ke Direktorat Pendidikan dan Pengajaran dan mengikuti program
PPSMB (Program Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru).
Pasal 86
Hak dan Kewajiban Mahasiswa
Pasal 87
Hak-hak Mahasiswa
Pasal 88
Kewajiban Mahasiswa
Kewajiban mahasiswa UGM:
(1) Ikut menanggung pembiayaan pendidikan dan biaya-biaya lain yang diatur oleh
universitas;
(2) Menjaga ketertiban, ketenangan dan kedisiplinan guna mendukung terwujudnya
suasana kegiatan proses pendidikan dan pembelajaran yang kondusif;
(3) Menunjukkan perilaku yang sopan, penuh tanggung jawab serta mempunyai etika
yang tinggi dalam menjaga nama baik almamater universitas;
(4) Ikut menumbuhkan budaya akademik dalam pergaulan di kampus maupun di luar
kampus sehingga mampu mewujudkan UGM sebagai salah satu sumber pendidikan dan
kebudayaan;
(5) Senantiasa membantu fihak Universitas dan seluruh jajarannya dalam melaksanakan
kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi;
BAGIAN KEDUA
PROSES PENDIDIKAN
Pasal 89
Pendaftaran Ulang Sebagai Mahasiswa
Pasal 90
Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB)
(1) Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) adalah program universitas yang
sengaja dirancang untuk membekali mahasiswa baru UGM dengan muatan kepribadian,
keilmuan, ke-UGM-an, dan kebangsaan;
(2) PPSMB dilaksanakan oleh panitya khusus yang melibatkan tingkat universitas dan
fakultas yang terdiri atas dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa senior terpilih.
(3) PPSMB wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru jalur akademik tingkat sarjana dan
jalur vokasi;
(4) PPSMB setara dengan 1 sks perkuliahan.
Pasal 91
Dosen Pembimbing Akademik
(1) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) adalah Dosen yang diangkat oleh Fakultas atas usul
Departemen/Program Studi sebagai wali sejumlah mahasiswa dalam rangka
menyelesaikan studinya.
(2) Setiap mahasiswa mendapatkan seorang Dosen Pembimbing Akademik.
(3) Dosen Pembimbing Akademik mempunyai tugas :
a. Menumbuhkan kebiasaan dan cara belajar yang efektif pada mahasiswa
mahasiswa bimbingannya sehingga dapat menjadi pembelajar yang berkualitas, tepat waktu
dan sukses;
b. Memberikan pengarahan dan bimbingan yang berkualitas kepada mahasiswa dalam
menyusun rencana studinya.
c. Memberikan pertimbangan kepada mahasiswa mengenai kegiatan pendidikan dan
banyaknya SKS yang harus diambil untuk semester yang sedang berlangsung
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
d. Mengikuti perkembangan prestasi dan memberi dorongan kepada mahasiswa untuk
lebih meningkatkan prestasi akademiknya dan selalu mengikuti perkembangan
IPTEKS.
e. Mengesahkan daftar isian KRS maupun daftar isian kartu perubahan rencana studi
yang dibuat mahasiswa yang dibimbing.
f. Berperan sebagai “Dosen Wali” sehingga mempunyai kewajiban membantu
mencarikan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dialami mahasiswa yang
dapat menghambat proses belajarnya yang berakibat menurunkan prestasi
akademiknya.
(4) Apabila Dosen Pembimbing Akademik tidak dapat melakukan tugasnya, maka tugas dan
wewenangnya dialihkan kepada Ketua Departemen/Ketua Program Studi atau dosen lain
yang ditunjuk oleh Departemen/Program Studi.
Pasal 92
Sistem Pembelajaran
Pasal 93
Pengambilan Satuan Kredit Semester
(1) Beban studi pada tahun pertama (Semester I dan II) bagi peserta program Sarjana
dan Vokasi berlaku sistim paket;
(2) Beban studi bagi peserta program Pendidikan Vokasi maupun Sarjana pada tahun ke
II yang dapat di ambil pada semester berikutnya ditentukan berdasarkan indeks
prestasi yang diperoleh pada semester sebellumnya;
(3) Penyimpangan dari ketentuan besaran beban sks tersebut ayat (1) dan (2) Pasal ini, dapat
dikenakan sanksi oleh Departemen/Program Studi.
Pasal 94
Kartu Rencana Studi (KRS)
(1) Kartu Rencana Studi (KRS) adalah lembaran formal yang berisikan keseluruhan
informasi rencana matakuliah/praktikum/tugas akhir yang diambil mahasiswa
(2) Dalam KRS termuat Nomor urut, Kode matakuliah, Nama matakuliah, Bobot SKS, Ruang
dan waktu penyelenggaraan;
(3) KRS tersusun dari 3 (tiga) lembar copy masing-masing diperuntukkan bagi (1)
Dosen Pembimbing Akademik; (2) Seksi Akademik dan Kemahasiswaan; dan (3)
Mahasiswa yang bersangkutan.
(4) Rencana studi Mahasiswa menganut sistem Satuan Kredit Semester (sks), dan ditentukan
berdasarkan hasil/nilai ujian/praktikum yang diperolehnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
(5) KRS berfungsi sebagai salah satu instrument pengawasan dan pengendalian proses
pembelajaran di Departemen/Program Studi;
(6) Setiap semester Fakultas menyelenggarakan kegiatan pendidikan berupa kuliah,
praktikum, pembimbingan skripsi, praktek kerja lapangan (PKL), Kuliah Kerja Nyata
(KKN), ujian, yudisium, semester pendek, dan kegiatan pendidikan lainnya.
(7) Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan kuliah, praktikum, pembimbingan skripsi,
PKL, dan KKN diwajibkan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) dan menyerahkannya ke
Seksi Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas.
(8) Dalam hal pengisian KRS, mahasiswa wajib melakukan konsultasi dan meminta
persetujuan pengisiannya pada Dosen Pembimbing Akademik yang ditunjuk
(9) Mahasiswa yang tidak mengisi dan tidak menyerahkan kembali KRS ke Seksi Akademik
dan Kemahasiswaan Fakultas, maka kegiatan pendidikan yang diikuti dan evaluasi
Pasal 95
Perubahan Rencana Studi
(1) Mahasiswa berhak untuk mengadakan perubahan dan atau pembatalan suatu kegiatan
pendidikan yang sedang diikuti keberlangsungannya apabila:
a. Ada perubahan jadwal kegiatan pendidikan yang mengakibatkan dua atau lebih
kegiatan pendidikan yang sudah diambil waktunya menjadi bersamaan sehingga tidak
memungkinkan pengambilan semua kegiatan pendidikan tersebut.
b. Ada pembatalan kegiatan pendidikan yang ditawarkan oleh fakultas atau program
studi.
c. Ada pertimbangan pribadi mahasiswa.
(2) Mahasiswa yang akan mengubah rencana studi diberi kesempatan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu setelah kuliah pertama berlangsung. Di luar jadwal yang
ditentukan, perubahan dan pembatalan tidak berlaku dan tidak akan diproses.
(3) Batas waktu perubahan Rencana Studi bagi mahasiswa yang sedang menjalankan Praktek
Kerja Lapangan ditentukan secara khusus oleh Wakil Dekan Bidang Akademik.
(4) Pengubahan dan pembatalan kegiatan pendidikan dilakukan dengan mengisi Blanko
Pengubahan Rencana Studi dan harus seijin Dosen Pembimbing Akademik
(5) Pengubahan KRS dilakukan secara on line dengan prosedur sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengambil blanko Draft Perubahan Rencana Studi (PRS) di Seksi
Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas;
b. Mahasiswa wajib berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademik ketika mengisi
blanko Draft PRS;
c. Apabila blanko Draft PRS sudah diisi, mahasiswa mengisi PRS melalui komputer
dengan cara memasukkan password, memilih matakuliah/praktikum yang diubah,
mencetak PRS, meminta tandatangan Dosen Pembimbing Akademik, meminta cap
Pasal 96
Pengembangan Kelas Paralel
(1) Kelas paralel untuk satu matakuliah dimungkinkan untuk diselenggarakan atas
permintaan Dosen Pengampu matakuliah dan Ketua Departemen apabila jumlah
mahasiswa tiap kelas melebihi 80 orang;
(2) Penyelenggaraan kelas paralel harus dibicarakan antara Dosen Pengampu
matakuliah, Ketua Program Studi/Departemen, Wakil Dengan Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, dan Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumberdaya Manusia.
Pasal 97
Pembentukan Tim Dosen
(1) Untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran yang efektif, satuan mata kuliah umum dan
atau satuan mata kuliah keahlian dapat diasuh oleh sejumlah tenaga dosen yang bekerja
dalam satu tim;
(2) Tim dosen dikordinasikan oleh seorang dosen senior dalam jabatan dan pendidikan;
(3) Ketua tim mengadakan rapat untuk memusyawarahkan pembagian tugas dan distribusi materi
ajar secara proporsional;
(4) Keberhasilan pembelajaran dari suatu mata kuliah yang diasuh secara tim menjadi
tanggung jawab bersama semua dosen dalam tim;
(5) Anggota tim wajib mengkontribusi soal ujian dari mata kuliah terkait sesuai proforsi
materi ajarnya;
(6) Nilai hasil ujian dari mata kuliah yang diasuh secara tim dari masing -masing anggota
tim digabung dan dibagi rata menjadi nilai rerata.
Pasal 98
Pelaksanaan Perkuliahan dan Praktikum
(1) Pada tiap akhir tahun akademik, Departemen/Program Studi wajib membuat daftar
matakuliah/praktikum yang akan ditawarkan pada tahun akademik berikutnya.
(2) Fakultas wajib mengatur jadwal perkuliahan yang diselaraskan dengan Kalender
Akademik yang berlaku;
(3) Departemen/Program Studi wajib mengatur kegiatan praktikum agar berjalan lancar.
(4) Kuliah-kuliah dapat dilaksanakan dengan cara ceramah, diskusi, responsi, seminar,
kelas presentasi dan lain-lain sesuai dengan metode pendekatan terapan yang ditetapkan
oleh masing-masing Departemen/Program Studi yang bersangkutan;
(5) Ruang-ruang perkuliahan wajib dilengkapi sarana pembelajaran berbasis teknologi informasi
baik on line maupun off line;
(6) Mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan akademik yang optimal.
(3) Ketentuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Magang Industri (MI)
a. PKL/MI adalah kegiatan pendidikan yang bersifat wajib yang harus dilaksanakan di
lapangan oleh semua mahasiswa program studi jenjang Sarjana (S1) UGM;
b. Mahasiswa dapat menjalankan PKL/MI apabila saat menjalani PKL/MI telah
mengambil 80 sks dan telah mengambil matakuliah atau mendapatkan pembekalan
terhadap materi yang akan dikaji di lapangan;
c. PKL/MI bertujuan :
Pasal 100
Evaluasi Perkuliahan
(1) Setiap perkuliahan harus dievaluasi oleh Departemen/Program Studi pada akhir semester;
(2) Evaluasi perkuliahan dilakukan dalam bentuk penyebaran kuesioner kepada mahasiswa yang
berisiikan tentang kepuasan mahasiswa terhadap kualitas penyelenggaraan perkuliahan dan
kinerja dosen pengasuh matakuliah;
(3) Kuesioner evaluasi penyelenggaraan perkuliahan yang sudah diisi mahasiswa harus diolah oleh
Departemen/Program Studi, kemudian diberikan kepada dosen pengasuh matakuliah sebagai
bahan masukkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang
Pasal 101
Sistem Ujian
Pasal 102
Kewajiban Fakultas Pada Pelaksanaan Ujian
(1) Wakil Dekan Bidang Akademik membentuk Tim Panitya Ujian dan Tim Pengawas
Ujian yang disahkan melalui SK Dekan
Pasal 103
Kewajiban, Tanggungjawab dan Hak Dosen Penguji
Pasal 104
Wewenang Pengawas Ujian
(1) Pengawas dapat mengambil langkah dan tindakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, terhadap hal-hal:
a. Mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian;
b. Menetapkan benda-benda/barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian ke tempat
duduknya;
c. Menolak kehadiran seseorang yang tidak bertugas sebagai pengawas dan atau yang
tidak berkepentingan sebagai peserta ujian;
d. Melaporkan tindak kecurangan peserta dalam Berita Acara Pelaksanaan ujian.
(2) Penolakan kesertaan seseorang yang bukan Petugas ataupun bukan Peserta ujian
dilakukan dengan mempersilahkan untuk meninggalkan ruang ujian, dan
mencatatnya sebagai Laporan dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian;
(3) Pengawas harus menghitung dan mengumpulkan semua lembar jawaban ujian
kemudian menyerahkan kepada Panitia Ujian di Seksi Akademik dan Kemahasiswaan.
Pasal 105
Berita Acara Pelaksanaan Ujian
(1) Berita Acara Pelaksanaan ujian adalah bukti telah dilaksanakannya ujian;
(2) Tiap pelaksanaan ujian harus disediakan Berita Acara Pelaksanaan Ujian sesuai format
yang dibakukan yang memuat hal-hal:
a. Nomor dan nama matakuliah atau praktikum yang diujikan, serta lama waktu
yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan ujian;
Pasal 106
Kerahasiaan Ujian
(1) Soal ujian harus dijamin kerahasiaanya sebelum dibagikan kepada peserta ujian;
(2) Pembocoran soal ujian adalah batal demi hukum ;
(3) Ujian yang batal demi hukum dapat diselenggarakan pada waktu lain setelah diijinkan oleh
Wakil Dekan Bidang Akademik;
(4) Pihak yang membocorkan soal ujian dikenakan sanksi administratif sesuai peraturan
kepegawaian yang berlaku.
Pasal 107
Tata Tertib Pengawas Ujian
(1) Pengawas ujian adalah Dosen pengampu matakuliah ujian dibantu oleh Panitia Ujian
yang memenuhi persyaratan;
(2) Tugas Pengawas Ujian, adalah menjamin terlaksananya ujian secara aman, tertib, dan
lancar;
(3) Rincian tugas dan tanggungjawab pengawas diatur sebagai berikut :
a. Pengawas ujian menjalankan tugas pengawasan ujian dengan serius, intensif, benar-
benar jaga sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Apabila berhalangan hadir
harap memberitahu panitya ujian, hal ini perlu untuk menghindari kekosongan/
kekurangan pengawas.
b. Selambat-lambatnya 20 menit sebelum ujian dimulai, pengawas ujian harus sudah siap
di sekretariat ujian. Membawa naskah ujian dan perlengkapan ke ruang ujian.
c. Penanggung jawab ruang bertanggung jawab untuk :
Kelancaran pelaksanaan ujian dalam ruang
Mengambil serta mengembalikan soal dan lembar jawaban ke petugas piket.
d. Lima belas menit setelah ujian dimulai, Pengawas :
Mengedarkan daftar hadir peserta ujian yang telah disediakan rangkap dua.
Memeriksa KARTU MAHASISWA yang masih berlaku dan KARTU
RENCANA STUDI (bagi yang belum terdaftar dalam daftar hadir ujian)
e. Pengawasan hendaknya dilakukan dengan cermat dan teliti tanpa mengganggu para
peserta ujian serta tidak dibenarkan pengawas berada di luar ruangan.
f. Tidak dibenarkan dengan cara apapun juga membantu peserta dalam menjawab soal.
g. Semua kesulitan, hal-hal yang menyimpang, keragu-raguan, dan sebagainya harus
Pasal 108
Tata Tertib Peserta Ujian
(1) Peserta ujian yang sah adalah yang memenuhi syarat syarat yang telah ditentukan oleh Panitia
Ujian yaitu:
a. Membawa Kartu Tanda Mahasiswa yang masih berlaku.
b. Matakuliah Ujian tercantum dalam Kartu Rencana Studi (KRS) peserta ujian yang
bersangkutan untuk semester yang sedang berjalan;
c. Tercantum dalam Daftar Peserta Kelas yang diterbitkan oleh Seksi Akademik
dan Kemahasiswaan;
d. Tidak sedang dijatuhi sanksi akademik pada saat ujian berlangsung;
e. Menandatangani daftar hadir ujian menyerahkan fembar jawaban ujian yang ditanda
tanganinya.
(2) Peserta ujian wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama ujian berlangsung;
(3) Peserta ujian dilarang melakukan hal-hal berikut selama ujian berlangsung:
a. Bekerjasama atau berusaha untuk bekerjasama dengan peserta lain dalam
menyelesaikan tugas ujian;
b. Mengutip atau berusaha mengutip jawaban ujian dari peserta lain, atau memberi
kesempatan kepada peserta lain untuk mengutip jawaban ujiannya;
c. Berbuat tidak menyerahkan lembar jawaban ujiannya kepada pengawas;
d. Meninggalkan ruang kelas sebelum ujian selesai kecuali atas perkenan
Pengawas;
e. Menggantikan kedudukan orang lain atau melakukan kegiatan untuk kepentingan orang
lain dalam kegiatan akademik, atau atas permintaan orang lain atau atas permintaan
sendiri kepada orang lain untuk membantunya dalam ujian;
f. Tindakan-tindakan yang disebut dalam ketentuan pasal ini digolongkan sebagai
perbuatan curang dalam bidang akademik yang dikualifikasi sebagai :" Pelaku, Turut
serta melakukan, dan atau barang siapa yang membantu melakukan atau turut serta
membantu melakukan perbuatan terlarang yang dirumuskan dalam Peraturan ini”
dikenakan sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku;
g. Peserta ujian yang tidak mematuhi tata tertib ujian dikenakan sanksi sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan Akademik ini.
Pasal 109
Jadwal dan Tempat Ujian
(1) Setiap jenis ujian diselenggarakan sesuai dengan jadwal dan tempat yang telah
ditetapkan oleh penyelenggara;
(2) Jadwal dan tempat ujian sudah harus diumumkan seminggu sebelum ujian dimulai;
(3) Perubahan jadwal dan tempat penyelenggaraan ujian harus diumumkan secara tertulis oleh
penyelenggara, selambat lambatnya 48 jam sebelum ujian tersebut dimulai;
(4) Kesalahan membaca jadwal dan/atau tempat penyelenggaraan ujian tidak dapat
digunakan sebagai alasan sah untuk meminta ujian khusus.
Pasal 110
Pengiriman Berkas Ujian dan Pemeriksaan Hasil Ujian
(1) Panitia ujian segera setelah ujian selesai mengirimkan berkas ujian dengan
melampirkan ketentuan batas waktu koreksi kepada dosen penguji selambat-
lambatnya 1 hari setelah ujian;
Pasal 111
Penilaian Keberhasilan Belajar
(1) Hasil ujian (tulis atau lisan) merupakan nilai ujian yang mencerminkan tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan/dipelajari selama mengikuti proses
pembelajaran
(2) Penyerahan nilai hasil ujian ke Seksi Akademik dan Kemahasiswaan wajib dilaksanakan oleh
Dosen Pengampu dalam waktu 12 (dua belas) hari terhitung sejak berkas lembar
jawaban diserahkan oleh Panitia Ujian;
(3) Nilai Akhir mahasiswa dinyatakan dengan huruf :
a. A : bila hasil penilaian ≥ 80
b. A- : bila hasil penilaian 76 - 79
c. A/B : bila hasil penilaian 72 - 75
d. B+ : bila hasil penilaian 68 - 71
e. B : bila hasil penilaian 64 - 67
f. B- : bila hasil penilaian 64 - 66
g. B/C : bila hasil penilaian 56 - 59
h. C+ : bila hasil penilaian 52 - 55
i. C : bila hasil penilaian 48 - 51
j. C- : bila hasil penilaian 55 – 57
k. D+ : bila hasil penilaian 52 – 54
l. D : bila hasil penilaian 49 – 51
m. D- : bila hasil penilaian 46 – 48
Pasal 112
Evaluasi Hasil studi
Contoh:
Seorang mahasiswa mendapatkan nilai-nilai ujian sebagai berikut.
Jumlah Nilai SKS x
No. Mata Kuliah
SKS Huruf Bobot Bobot
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(3)x(5)
1. Matematik 2 A 4 8
2. Fisika Dasar 2 B 3 6
3. Prak. Fisika Dasar I 1 A 4 4
4. Kimia Dasar I 3 B 3 9
5. Prak Kimia Dasar I 1 A 4 4
6. Agama Kristen I 2 A 4 8
7. Bahasa Indonesia 2 A 4 8
8. Pengantar Tekn. Pertanian 2 A 4 8
9. Penerapan Komputer 1 A 4 4
10. Biologi Umum 3 B 3 9
11. Prak. Penerapan Komputer 2 A 4 8
Jumlah 21 76
IP = (76) / (21) = 3,62
a. Evaluasi akhir masa studi dilakukan pada setiap mahasiswa melalui rapat khusus
yang disebut Yudisium yang diadakan Fakultas;
b. Evaluasi akhir masa studi diadakan pada waktu menjelang akhir semester ganjil dan
semester genap, atau pada waktu yang lain jika diperlukan.
c. Evaluasi studi dilaksanakan pada akhir tahun ke-2, ke-3 dan ke-7.
d. Mahasiswa yang lolos evaluasi 2 tahun pertama dapat melanjutkan studinya
hingga dalam batas waktu studi maksimal 7 (tujuh) tahun (untuk program sarjana) dan 5
(lima) tahun (untuk program Diploma III) terhitung sejak terdaftar pertama sebagai
mahasiswa;
e. Mahasiswa yang habis masa studinya dinyatakan lulus evaluasi jika :
1) Telah menempuh beban studi minimal sejumlah 144 sks (sarjana) atau 110 sks
(Diploma III);
2) Telah menempuh seluruh mata kuliah wajib yang dipersyaratkan termasuk tugas
akhir;
3) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,00;
4) Jumlah SKS dengan nilai D maksimal 25% dari jumlah SKS total yang diambil
selama studi;
5) Tidak ada nilai E;
6) Tidak melebihi batas waktu studi yang ditentukan dalam kurikulum.
f. Kepada mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dalam ayat 4 butir e dapat
disertakan untuk mengikuti yudisium.
g. Kepada mahasiswa yang habis masa studinya dan tidak memenuhi persyaratan ayat 4
butir e, diambil kebijakan sebagai berikut :
1) Diminta untuk mengundurkan diri atau dikeluarkan dari fakultas dan
dicoret/dihapus status kemahasiswaannya;
2) Masa studinya dapat diperpanjang maksimum 2 (dua) kali 1 (satu) semester,
dengan pertimbangan tertentu yang dibahas dalam rapat dewan dosen (Pleno) di
Departemen dan Rapat Fakultas. Jika dengan perpanjangan tersebut mahasiswa
tidak dapat lulus maka yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan
diri/dikeluarkan dari fakultas dan dicoret/dihapus status kemahasiswaannya,
kecuali setelah masa perpanjangan yang ke-2 berakhir ternyata tinggal ujian
Skripsi dan ada jaminan untuk selesai dari Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua
Pasal 113
Kartu Hasil Studi
(1) Kartu Hasil Studi (KHS) merupakan dokumen yang berisi hasil studi yang telah dicapai
mahasiswa pada satu semester yang telah berjalan;
(2) KHS diberikan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum masa pengisian
KRS semester berikutnya;
(3) KHS terdiri atas 4 copy, dimana KHS lembar pertama diberikan kepada Mahasiswa
untuk digunakan sebagai dasar menyusun rencana studinya;
(4) KHS tindasan kedua diberikan Kepada Dosen Pembimbing Akademik (DPA) untu k
dipakai sebagai sarana evaluasi, pembinaan dan acuan untuk memberikan persetujuan
dalam penyusunan KRS berikutnya;
(5) KHS tindasan yang ketiga dikirimkan kepada masing-masing orangtua/wali Mahasiswa
sebagai wujud akuntabilitas institusi terhadap pihak berkepentingan;
(6) KHS tindasan keempat diarsip pada Seksi Akademik dan Kemahasiswaan.
Pasal 114
Masa Studi Non-aktif dan Cuti Akademik
(1) Batasan
a. Masa studi non-aktif adalah masa di mana mahasiswa tidak dapat mengikuti atau
melakukan kegiatan akademik selama satu semester atau lebih dengan alasan tertentu;
b. Studi non-aktif dikatagorikan dalam dua macam, yaitu studi non-aktif dengan ijin
(cuti akademik), dan studi non-aktif tanpa ijin cuti akademik yang selanjutnya
disebut non-aktif tanpa ijin.
Pasal 115
Perpanjangan Masa Studi
(1) Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studi sesuai waktu yang telah
ditetapkan, dikarenakan berbagai halangan yang tak mampu dihindarinya, dapat
mengajukan permohonan tertulis kepada Dekan, dengan menyertakan bukti-bukti
halangan yang dimaksud untuk memperoleh perpanjangan masa studi;
(2) Permohonan perpanjangan masa studi yang diajukan oleh mahasiswa harus
mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Departemen
/Program Studi terkait dan diajukan 1 (satu) bulan sebelum semester terkait dimulai;
(3) Seksi Akademik dan Kemahasiswaan harus melakukan evaluasi menyeluruh terkait
masa studi (termasuk informasi cuti akademik yang pernah diambil mahasiswa)
terhadap seluruh mahasiswa secara periodik pada tiap menjelang akhir semester untuk
dipergunakan oleh Departemen dan Fakultas dalam Rapat Evaluasi Masa Studi
mahasiswa;
(4) Rapat evaluasi perpanjangan masa studi dilakukan secara berjenjang di tingkat
Departemen/Program Studi kemudian di tingkat Fakultas paling lambat 2 (dua) minggu
sebelum semester terkait dimulai;
(5) Rapat evaluasi perpanjangan masa studi di tingkat Departemen/Program Studi dipimpin
oleh Pimpinan Departemen/Program Studi bersama para dosen untuk menetapkan
apakah permohonan mahasiswa yang bersangkutan dapat dikabulkan atau ditolak;
(6) Hasil rapat evaluasi masa studi di tingkat Departemen/Program Studi dilaporkan ke
Seksi Akademik dan Kemahasiswaan untuk dirapatkan di tingkat Fakultas/Sekolah;
(7) Rapat evaluasi perpanjangan masa studi mahasiswa tingkat Fakultas dipimpin oleh
Wakil Dekan Bidang Akademik bersama para Ketua Departemen/Program Studi dan
Seksi akademik dan Kemahasiswaan untuk menetapkan apakah permohonan mahasiswa
yang bersangkutan dikabulkan atau ditolak;
(8) Mahasiswa yang memperoleh perpanjangan studi diwajibkan membayar uang kuliah sebesar
yang ditetapkan oleh Universitas;
(9) Perpanjangan masa studi diajukan tiap semester, maksimal 2 (dua) kali. Jika dengan
perpanjangan tersebut mahasiswa tidak dapat lulus maka yang bersangkutan diminta
untuk mengundurkan diri/dikeluarkan dari fakultas dan dicoret/dihapus status
kemahasiswaannya, kecuali setelah perpanjangan yang ke-2 berakhir ternyata mahasiswa
tinggal ujian Skripsi dan ada jaminan dari Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua
Jurusan/Program Studi, maka dapat diberikan waktu perpanjangan maksimal 3 (tiga)
bulan.
Pasal 116
Drop Out
Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studi sesuai ketentuan Pasal 115, maka dinyatakan tidak
mampu dan harus mengundurkan diri dari Universitas Gadjah Mada.
Pengusulan yudisium kelulusan serta penetapannya mengikuti tata cara tersebut di bawah ini :
(1) Mahasiswa mendaftarkan diri dan mengisi formulir persyaratan untuk Yudisium di
Seksi Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas;
(2) Departemen atau Fakultas/Sekolah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
prestasi akademik yang telah dicapai mahasiswa. Apabila telah memenuhi syarat,
mahasiswa yang bersangkutan diusulkan untuk dirapatkan oleh Departemen dalam
rapat Pra-Yudisium yang harus dihadiri oleh dosen dan pengurus Departemen;
(3) Hasil rapat Pra-Yudisium di tingkat Departemen harus disahkan oleh Ketua
Departemen dan disampaikan kepada Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas/Sekolah;
(4) Wakil Dekan Bidang Akademik mengadakan rapat dengan Seksi Akademik dan
Kemahasiswaan untuk membahas hasil Pra-Yudisium Jurusan. Hasil Rapat
ditandatangani oleh Wakil Dekan Bidang Akademik untuk disahkan dalam rapat
pleno Fakultas/Sekolah;
(5) Dekan mengundang semua dosen Fakultas untuk rapat pleno Yudisium. Apabila
forum rapat pleno Fakultas menyetujui maka mahasiswa dinyatakan lulus Yudisium
dan berhak untuk diwisuda;
(6) Yudisium wajib diikuti oleh setiap mahasiswa yang dinyatakan memenuhi persyaratan
dan ketentuan yudisium dan tidak boleh diwakilkan.
(7) Mahasiswa yang dinyatakan memenuhi persyaratan dan ketentuan yudisium tetapi pada
waktu yudisium tidak hadir, yudisiumnya dibatalkan dan ditunda untuk mengikuti
Yudisium berikutnya.
(8) Dekan menetapkan dan meneruskan hasil rapat pleno Fakultas/Sekolah tentang
yudisium tersebut ke DPP untuk dilanjutkan dalam proses wisuda.
(9) Mahasiswa yang telah mengikuti yudisium wajib mengikuti wisuda yang diselenggarakan
oleh universitas pada periode yang sama dengan periode yudisium.
Pasal 118
Syarat Kelulusan Yudisium
(1) Mahasiswa dinyatakan lulus yudisium jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah menyelesaikan sejumlah minimal 110 sks (untuk Diploma III), atau 144 sks
(untuk Sarjana);
b. Telah menempuh mata kuliah wajib yang dipersyaratkan termasuk tugas akhir
c. IPK minimal 2,00;
d. Tidak ada nilai E;
e. Jumlah sks dengan nilai D maksimal 25% dari jumlah sks total yang telah
ditempuh;
f. Lulus ujian pendadaran.
g. Tidak melebihi batas waktu studi yang telah ditentukan dalam kurikulum.
(2) Kepada mahasiswa program Diploma III maupun Sarjana yang lulus evaluasi akhir masa
studi diberikan predikat kelulusan sesuai dengan bobot kelulusannya :
a. Cumlaude atau Dengan Pujian, jika :
Pasal 119
Wisuda Sarjana dan Diploma
(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus yudisium berhak untuk diwisuda dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku;
(2) Wisuda wajib diselenggarakan oleh Universitas.
(3) Untuk jenjang pendidikan Sarjana dan Diploma, wisuda dilaksanakan sebanyak-
banyaknya empat kali dalam satu tahun akademik pada bulan Januari, April, Juli dan
Oktober.
Pasal 120
Ijazah, Transkrip Nilai dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI)
(1) Mahasiswa berhak untuk mendapatkan Ijazah, Transkrip Nilai dan Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI) sebagai hasil proses pembelajarannya di UGM dengan format
resmi dari UGM;
(2) Ijazah asli hanya boleh dikeluarkan oleh Universitas dan disahkan oleh Dekan dan
Rektor;
(3) Transkrip Nilai asli hanya boleh dikeluarkan oleh Fakultas dan disahkan oleh Dekan;
(4) SKPI asli hanya boleh dikeluarkan oleh Fakultas dan disahkan oleh Dekan
Pasal 121
Legalisir Ijazah, Transkrip Nilai dan SKPI
(1) Copy Ijazah, Transkrip Nilai dan SKPI yang akan dilegalisir harus dilampiri dokumen
Asli dan dicek oleh Seksi Akademik dan Kemahasiswaan;
(2) Copy Ijazah ditandatangani oleh Dekan serta dibubuhi stempel Fakultas/Sekolah;
(3) Copy Transkrip Nilai dan atau SKPI ditandatangani oleh Wakil Dekan Bidang Akademik
serta dibubuhi stempel Fakultas/Sekolah;
BAB X
PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S-2)
Pasal 122
Tujuan Pendidikan
Pasal 123
Penyelenggara Program Studi
(1) Program studi jenjang magister dapat diselenggarakan di Fakultas maupun Sekolah
Pascasarjana Lintas Disiplin;
(2) Program Studi jenjang magister yang bersifat monodisplin diselenggarakan di Fakultas;
(3) Program Studi jenjang magister yang bersifat lintasdisplin, strategis dan merupakan
mandat universitas, diselenggarakan di Sekolah Pascasajana.
Pasal 124
Organisasi Penyelenggara
Pasal 125
Penerimaan dan Persyaratan Mahasiswa
Pasal 127
Proses Registrasi
(1) Semua mahasiswa baru yang dinyatakan diterima, wajib melakukan registrasi di Direktorat
Pendidikan dan Pengajaran sesuai jadwal yang telah ditetapkan;
(2) Keterlambatan registrasi dari waktu yang telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum perkuliahan dimulai.
Pasal 128
Keberadaan Mahasiswa di Kampus (Residensi)
(1) Keberadaan mahasiswa jenjang Magister secara fisik di kampus adalah wajib selama 2
(dua) semester sejak terdaftar sebagaiu mahasiswa untuk menyelesaikan perkuliahan
atau praktilum;
(2) Keberadaan mahasiswa secara fisik selama 2 (dua) semester pertama ditujukan untuk
memberikan kesempatan mahasiswa melakukan adaptasi terhadap lingkungan kampus
maupun luar kampus.
Pasal 129
Mahasiswa Asing
Pasal 130
Mahasiswa Pindahan
(1) Program penerimaan mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri
dapat dipertimbangkan jika syarat pindah dipenuhi;
(2) Persyaratan mahasiswa pindah:
a. berasal dari Program Studi berakreditasi A oleh BAN-PT (untuk Perguruan Tinggi
Nasional) atau perguruan tinggi asing yang diakui oleh Dikti;
b. Program Studi di perguruan tinggi asal harus sesuai dengan Program Studi yang
dituju di Universitas Gadjah Mada;
c. mahasiswa yang akan pindah harus sudah mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya
2 (dua) semester dan memiliki prestasi akademik yang baik (IPK ≥ 3,75), yang
dibuktikan dengan kartu hasil studi (KHS) atau transkrip nilai yang sah;
d. masa studi di perguruan tinggi asal tetap diperhitungkan dalam masa studi di
Universitas Gadjah Mada;
e. tidak pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan perguruan tinggi asal,
dibuktikan dengan surat keterangan dari yang berwenang;
f. alasan pindah bukan karena putus studi (drop out), yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari perguruan tinggi asal;
g. ketersediaan daya tampung Program Studi;
h. memenuhi syarat-syarat khusus yang berkaitan dengan kualifikasi akademik dan
ditetapkan oleh Departemen/Program Studi yang dituju dengan persetujuan
dekan/direktur pascasarjana; dan
i. disetujui oleh Senat Fakultas;
j. prioritas mahasiswa pindahan diberikan pada yang mengikuti orang
tua/wali/suami/isteri yang pindah ke Yogyakarta yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang.
Pasal 131
Orientasi Akademik
Semua mahasiswa baru yang telah melakukan registrasi, wajib mengikuti orientasi akademik
yang diselenggarakan Universitas dalam bentuk Kuliah Umum;
(1) Kurikulum jenjang Magister disusun berdasarkan pada kebijakan umum universitas, yang
mencakup etika, filsafat keilmuan, Pancasila, dan nilai-nilai ke-UGM-an sebagai dasar
pendidikan dan pengajaran;
(2) Kurikulum Program Studi harus memuat pokok keilmuan tertentu yang dikembangkan
sesuai mandat universitas kepada fakultas/sekolah, dan mempunyai perbedaan muatan
pokok keilmuan paling sedikit 70% (tujuh puluh per seratus) dari kurikulum Program
Studi lain;
(3) Kurikulum Program Studi terdiri atas sejumlah mata kuliah yang diarahkan untuk
mengembangkan kompetensi umum, kompetensi utama, dan kompetensi pendukung
dalam mencapai kualifikasi lulusan sesuai kerangka kualifikasi nasional Indonesia.
(4) Kurikulum didasarkan pada kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian
pembelajaran.
(5) Kurikulum dikembangkan berdasarkan peraturan rektor mengenai kerangka dasar
kurikulum.
(6) Kompetensi umum Program Studi jenjang pendidikan pascasarjana, dikembangkan
dengan mengacu pada peraturan rektor mengenai kerangka dasar kurikulum.
(7) Kompetisi utama dikembangkan melaui sejumlah matakuliah dan kegiatan ilmiah lain
yang merupakan materi substansial bidang limu dan/atau keahlian pada Program Studi.
(8) Kompetisi pendukung dikembangkan melalui sejumlah mata kuliah dan kegiatan ilmiah
lain untuk memperkuat pengembangan kompetensi utama lulusan Program Studi.
(9) Kompetensi utama yang dikembangkan melaui Program Magister mengacu pada
deskripsi jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI):
a. mampu menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah keilmuan
disertai penerapannya sesuai dengan disiplin ilmu Program Studi;
b. mampu memecahkan permasalahan dalam disiplin ilmu Program Studi melalui
penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah; dan
c. mampu mengembangkan kinerja dalam karir tertentuyang ditunjukkan dengan
ketajaman analisis permasalahan secara komprehensif.
Pasal 133
Beban Studi
(1) Beban studi mahasiswa Pendidikan Pascasarjana dinyatakan dalam besaran sks.
(2) Mahasiswa Program Magister harus melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
kurikulum Program Studi.
(3) Kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebanyak 40 (empat puluh)
sks sampai 50 (lima puluh) sks yang terdiri atas:
a. kegiatan perkuliahan sebanyak 28 (dua puluh delapan) sks sampai dengan 38 (tiga
puluh delapan) sks;
b. kegiatan penelitian dan penulisan tesis sebanyak 8 (delapan) sks sampai dengan 12
(dua belas) sks, termasuk penulisan usulan penelitian tesis, seminar, ujian tesis, dan
publikasi ilmiah;
c. publikasi ilmiah sebagaimana dimaksud pada huruf b paling sedikit 1 (satu) artikel
dari hasil penelitian tesis yang telah dikirimkan (submitted) untuk dipublikasikan
Pasal 134
Lama Studi
(1) Lama studi Program Magister paling cepat 3 (tiga) semester dan paling lama 6 (enam)
semester.
(2) Lama studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak terdaftar sebagai
mahasiswa sampai yudisium.
Pasal 135
Mata Kuliah
(1) Mata kuliah dalam kurikulum Program Studi difokuskan untuk melaksanakan
pembelajaran berbasis riset;
(2) Kurikulum memuat sejumlah mata kuliah untuk mengembangkan kompetensi umum,
kompetensi utama, dan kompetensi pendukung;
(3) Substansi mata kuliah dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai kualifikasi tertentu
sesuai dengan jenis dan jenjang Program Studi;
(4) Mata kuliah dikelompokkan kedalam elemen kompetensi, yang mencakup: (a) landasan
kepribadian; (b) penguasaan ilmu dan keterampilan; (c) kemampuan berkarya; (d) sikap
dan perilaku dalam berkarya; (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat;
(5) Satu mata kuliah dapat membangun satu atau lebih dari kompetensi dan elemen
kompetensi, demikian sebaliknya satu kompetensi dan elemen kompetensi dapat
dibangun oleh satu atau lebih dari satu mata kuliah, dinyatakan dalam peta kurikulum;
(6) Isi dan luas bahasan suatu mata kuliah harus mendukung tercapainya tujuan program
pendidikan dan diukur dengan satuan kredit semester;
(7) Suatu mata kuliah dapat diampu oleh seorang dosen atau tim dosen (team teaching) yang
ditetapkan oleh Dekan berdasarkan usulan dari ketua Departemen/ketua Bagian atau
direktur Sekolah Pascasarjana atas usul ketua Program Studi.
Pasal 136
Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)
(1) Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) memuat nama, nomor kode
mata kuliah, deskripsi singkat mata kuliah, tujuan pembelajaran, rencana kegiatan
pembelajaran mingguan, evaluasi yang direncanakan, dan sumber informasi/referensi.
(2) Rencana pembelajaran mingguan berisi learning outcomes, pokok bahasan, metode
pembelajaran, aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa, aktivitas yang dilakukan dosen,
media ajar, kriteria penilaian, dan metode penilaian.
Pasal 137
Evaluasi Kurikulum
Pasal 138
Kalender Akademik
(1) Mahasiswa lama wajib melakukan pendaftaran ulang secara administratif dan akademik
sesuai dengan jadwal kalender akademik.
a. Daftar ulang mahasiswa wajib memenuhi persyaratan peraturan Universitas.
b. Daftar ulang mahasiswa yang cuti, harus mendapatkan izin aktif kembali dari
Dekan/Direkturatas usul Kaprodi.
c. Mahasiswa yang terlambat mendaftar ulang harus mendapat ijin dari Direktorat
Pendidikan dan Pengajaran atas usul Kaprodi yang diketahui oleh Dekan
Fakultas/Direktur Sekolah;
(2) Direktorat Pendidikan dan Pengajaran berkewajiban memberitahukan kepada Direktorat
Keuangan daftar mahasiswa yang tidak berhak melakukan heregistrasi, dan Direktorat
Keuangan berkewajiban menindaklanjuti pemberitahuan Direktorat Pendidikan dan
Pengajaran untuk tidak menerima pembayaran mahasiswa yang tidak berhak heregistrasi;
(3) Direktorat Keuangan berkewajiban menutup status pembayaran sesuai dengan kalender
akademik;
(4) Mahasiswa yang tidak mendaftar ulang pada waktu yang ditentukan, kehilangan hak-
haknya sebagai mahasiswa, kecuali bila mahasiswa mengajukan permohonan aktif
kembali dengan mengikuti prosedur yang diatur dalam ayat (1) Butir c di atas.
(5) Bagi Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang dan tidak memiliki izin cuti,
apabila akan aktif kembali diberlakukan aturan sebagai berikut.
a. Masa studi tetap diperhitungkan.
b. Wajib membayar biaya pendidikan selama yang bersangkutan tidak melakukan
pendaftaran ulang ditambah denda sebesar 10% (sepuluh persen) dari total tagihan
Uang Kuliah.
Pasal 140
Kartu Rencana Studi
(1) Kartu Rencana Studi (KRS) berfungsi sebagai salah satu instrumen pengawasan dan
pengendalian proses pembelajaran di UGM;
(2) Rencana studi mahasiswa menganut satuan kredit semester (sks), dan ditentukan
berdasarkan hasil/nilai ujian kuliah/praktikum yang diperolehnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
(3) Mahasiswa wajib berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing Tesis dalam mengisi KRS;
(4) Mahasiswa wajib mengisi kartu rencana studi secara online yang disediakan di tiap
Fakultas/Sekolah Pascasarjana setiap awal semester.
Pasal 141
Perubahan dan Pembatalan Rencana Studi
(1) Perubahan dan/atau pembatalan rencana studi hanya diperbolehkan paling lambat 2 (dua)
minggu sejak kegiatan pembelajaran dimulai;
(2) Perubahan dan pembatalan kegiatan pendidikan yang dimaksud pada ayat (1) harus
diketahui dan diizinkan oleh Dosen Pembimbing Tesis;
Pasal 142
Tata-tertib Pelaksanaan Proses Pembelajaran
(1) Semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh Fakultas/Sekolah secara tertib dan
teratur sesuai jadwal kuliah, praktikum dan kegiatan akademik lainnya.
(2) Kegiatan kuliah tatap muka dilaksanakan antara 14 – 16 pertemuan per semester
termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
(3) Setiap kegiatan pembelajaran disediakan daftar hadir yang harus ditandatangani oleh
mahasiswa peserta.
(4) Setiap perkuliahan, disediakan daftar hadir dosen/tim dosen pemegang mimbaryang
wajib diisi dengan materi yang telah dikuliahkan dan ditandatangani oleh dosen atau tim
dosen yang bersangkutan.
(5) Setiap mahasiswa diwajibkan ikut kuliah minimum 75% (tujuh puluh lima per seratus)
dari seluruh jumlah tatap muka tiap mata kuliah yang dikuti.
(6) Apabila kehadiran kurang dari 75% (tujuh puluh lima per seratus), mahasiswa yang
bersangkutan tidak berhak mengikuti ujian akhir semester.
(7) Daftar mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan jumlah hadir kuliah/praktikum,
diumumkan sebelum waktu ujian dilaksanakan;
(8) Perkuliahan dilaksanakan dengan cara ceramah, diskusi, seminar, presentasi dan lain-lain
menurut metode pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing Departemen/Bagian
/Program Studi;
(9) Program perkuliahan tiap materi mata kuliah dibagi menjadi termin mid semester dan
termin pasca mid semester yang didistribusikan menurut jumlah tatap muka secara
seimbang sebagaimana diatur pada ayat 2 di atas.
(10) Tiap mahasiswa diwajibkan taat norma dan menghormati dosen serta bertanggung jawab
atas ketertiban, ketenangan kelas pada saat kuliah, praktikum, atau kegiatan akademik
lain yang sedang dilangsungkan;
(11) Mahasiswa yang memenuhi syarat-syarat tertib kuliah/praktikum berhak ikut ujian-ujian
yang akan diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana/Fakultas/Departemen/Bagian
/Program Studi yang terkait.
Pasal 143
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pasal 144
Penyelenggaraan Kelas Paralel
Pasal 145
Penyelenggaraan Kelas Internasional
Pasal 146
Mahasiswa Pendengar (sit in)
(1) Mahasiswa pendengar adalah mahasiswa UGM yang terdaftar dari prodi/fakultas lain;
(2) Mahasiswa pendengar dapat mengikuti perkuliahan setelah mendapat izin dari Program
Studi penerima dan pengirim, dengan sepengetahuan dosen pengampu mata kuliah;
(3) Mahasiswa pendengar tidak berhak untuk mengikuti ujian dan menggunakan mata kuliah
yang diikutinya sebagai bagian dari transkrip nilainya;
(4) Jumlah mahasiswa pendengar per kelas setiap program studi mempertimbangkan
kapasitas kelas.
Pasal 147
Mahasiswa Titipan
(1) Penerimaan mahasiswa titipan dilakukan dalam kerangka pola pendidikan tinggi secara
nasional melalui kerja sama antar perguruan tinggi;
(2) Pelaksanaan kerja sama ini dilakukan dengan universitas yang mempunyai program kerja
sama dan dalam batas-batas kemampuan yang ada. Universitas Gadjah Mada membantu
mendidik mahasiswa titipan yang memenuhi syarat-syarat administrasi penerimaan yang
diatur dan ditentukan oleh Universitas Gadjah Mada.
(1) Mahasiswa berhak mengajukan cuti total selama maksimal dua semester yang diambil
secara berurutan maupun terpisah selama masa studi, dengan izin ketua Program Studi
dan Dekan atau Direktur;
(2) Permohonan cuti diberikan setiap semester;
(3) Izin cuti baru dapat diberikan pada semester ketiga bagi mahasiswa magister;
(4) Izin cuti lebih dari dua semester sampai dengan maksimum empat semester harus
mendapat izin khusus Rektor atas usul Dekan dan Ketua Program Studi;
(5) Permohonan cuti diajukan paling lambat satu bulan sebelum masa pendaftaran semester
terkait berakhir.
Pasal 149
Perpanjangan Masa Studi
(1) Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu sesuai dengan
persyaratan dan batas waktu maksimal yang ditetapkan karena halangan yang tidak dapat
dihindari, boleh mengajukan permohonan tertulis kepada Dekan atau Direktur Sekolah
Pascasarjana c.q. Wakil Dekan atau Wakil Direktur yang membidangi akademik disertai
bukti-bukti dari halangan itu untuk memperoleh perpanjangan masa studi;
(2) Perpanjangan masa studi yang dimohon oleh mahasiswa harus diajukan dalam waktu 2
(dua) bulan sebelum semester terkait dimulai dan telah disetujui oleh Dosen Pembimbing
Tesis dan diketahui ketua Program Studi;
(3) Evaluasi perpanjangan masa studi mahasiswa dilakukan pada tingkat Fakultas atau
Sekolah Pascasarjana dipimpin oleh Wakil Dekan atau Wakil Direktur yang membidangi
akademik bersama Ketua Program Studi terkait untuk menetapkan keputusan atas
permohonan mahasiswa bersangkutan;
(4) Jika izin perpanjangan studi dikabulkan, maka pemohon menerima surat izin aktif kuliah
kembali dari Direktur Direktorat Pendidikan dan Pengajaran sebagai dasar daftar ulang
sebelum kuliah pada semester berikutnya dimulai;
(5) Mahasiswa yang masa studinya telah diperpanjang diwajibkan membayar uang kuliah
sebesar yang dibayar oleh mahasiswa baru pada tahun itu;
(6) Perpanjangan masa studi diberikan untuk 1 semester, maksimal 2 (dua) kali.
Pasal 150
Penyelenggaraan Ujian
(1) Setiap perkuliahan harus diujikan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester,
ujian blok, atau bentuk-bentuk ujian lain yang akuntabel dan transparan;
(2) Soal ujian tertulis tengah semester, akhir semester dan ujian blok wajib diverifikasi oleh
Ketua Program Studi atau Ketua Departemen;
(3) Ujian tersebut hanya dapat diadakan di kampus atau di tempat lain yang ditentukan oleh
Program Studi / Departemen;
(4) Pelaksanaan ujian diatur oleh Fakultas/Sekolah Pascasarjana.
(1) Pada semester I, setiap mahasiswa baru secara otomatis akan dibimbing oleh Ketua
Program Studi;
(2) Mulai semester II, mahasiswa dibimbing oleh seorang Dosen Pembimbing Akademik,
yang ditentukan oleh Pengelola Program Studi berdasarkan kesesuaian antara topik
penelitian yang diminati mahasiswa dengan keahlian Dosen Pembimbing Akademik.
Dengan demikian Dosen Pembimbing Akademik sekaligus bertindak sebagai Dosen
Pembimbing Utama Penelitian/Tesis;
(3) Tugas Dosen Pembimbing Akademik/Tesis adalah membimbing kegiatan akademik
mahasiswa seperti penentuan matakuliah, jumlah sks yang harus diambil tiap semester,
dan membantu mengarahkan penelitian sampai penyusunan tesis;
(4) Pembimbing Tesis sudah harus ditentukan pada akhir semester pertama dan paling lambat
pada awal semester kedua;
(5) Dosen Pembimbing Utama Penelitian/Tesis dalam melakukan pembimbingan dapat
didampingi oleh seorang Dosen Pembimbing Pendamping;
(6) Penelitian dan penyusunan tesis harus dibimbing oleh Dosen Pembimbing Tesis dalam
bentuk perorangan atau Tim Pembimbing Tesis (maksimal 2 orang dosen) yang disetujui
oleh Ketua Departemen/Program Studi, dan ditetapkan dengan keputusan Dekan/
Direktur;
(7) Dosen/Tim Pembimbing Tesis harus memiliki latar belakang keilmuan yang sebidang
atau dekat dengan substansi yang sedang diteliti mahasiswa bimbingannya;
(8) Dosen/Tim Pembimbing Tesis tidak boleh memiliki hubungan kekerabtan dengan
mahasiswa bimbingannya misalnya hubungan pernikahan, orang tua, saudara kandung,
anak, menantu, mertua, besan;
(9) Jumlah maksimal mahasiswa yang dibimbing oleh pembimbing utama yaitu 6 orang .
(10) Dosen/Tim Pembimbing Tesis wajib memberikan bimbingan kepada mahasiswa secara
intensif, inspiratif dan memotivasi sehingga dapat menumbuhkan inovasi, kreativitas, dan
temuan baru yang dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan;
(11) Dosen/Tim Pembimbing Tesis harus dapat membantu mahasiswa agar terhindar dari
kegiatan plagiat.
(12) Seluruh proses teknis pembimbingan diatur lebih lanjut oleh masing-masing
Fakultas/Sekolah Pascasarjana sesuai kebutuhan bidang ilmu bersangkutan;
(13) Hal-hal yang belum diatur dalam ayat-ayat di atas akan diatur dalam ketentuan khusus
oleh masing-masing Fakultas/Sekolah Pascasarjana.
Pasal 152
Presentasi Proposal Penelitian
(1) Pada akhir semester dua, setiap mahasiswa baru wajib mempresentasikan proposal
penelitiannya
(2) Dosen pembimbing utama wajib untuk hadir dalam presentasi proposal penelitian
mahasiswa, kecuali apabila berhalangan wajib mewakilkan kepada Pembimbing
Pendamping dan memberitahukan kepada Pengelola Program Studi
(3) Jadwal presentasi proposal penelitian wajib diumumkan oleh Pengelola Program Studi
kepada mahasiswa dan dosen minimal dua minggu sebelum hari pelaksanaan
(1) Pada akhir semester 3 (tiga) mahasiswa wajib mempresentasikan kemajuan penelitian
(2) Apabila pada akhir semester 3 (tiga) mahasiswa belum dapat mempresentasikan kemajuan
penelitiannya, maka harus dilaksanakan pada pertengahan semester 4 (empat).
(3) Mahasiswa yang belum mempresentasikan kemajuan hasil penelitiannya tidak
diperkenankan untuk mengajukan ujian Tesis
(4) Jadwal seminar kemajuan penelitian dibuat dan diumumkan oleh Pengelola Program
Studi paling lambat 2 (dua) minggu sebelum hari pelaksanaan
Pasal 154
Tesis
(1) Tesis adalah karya tulis ilmiah akhir hasil penelitian yang disusun oleh seorang
mahasiswa Pascasarjana untuk memperoleh gelar Magister
(2) Tesis wajib disusun oleh mahasiswa jenjang magister berdasarkan penelitian mandiri
dalam bidang ilmu yang sesuai dengan Program Studinya
(3) Tesis diberi bobot antara 8 sampai 10 sks
(4) Ujian tesis dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan:
a. Lulus matakuliah (28 sks – 32 sks) minimal 30 sks – 32 sks
b. IPK minimal 2,75
c. Telah mempresentasikan kemajuan penelitian
d. Telah membuat draft naskah publikasi
e. Telah lulus TOEFL dengan nilai minimal 400
(5) Ujian tesis dilaksanakan oleh Tim Penguji yang terdiri atas Tim Pembimbing Tesis dan
dosen lain yang berjumlah 2 sampai dengan 3 orang
(6) Tim Penguji tesis ditetapkan oleh Dekan Fakultas atas usul Pengelola Program Studi /
Penanggungjawab
(7) Mahasiswa wajib menyerahkan naskah tesis dan naskah publikasi kepada Pengelola
paling lambat 1 minggu sebelum ujian dilaksanakan
(8) Naskah publikasi berisi sebagian atau seluruh tesis dalam format publikasi BPPS (Berkala
Penelitian Pascasarjana)
(9) Penilaian terhadap tesis didasarkan pada:
a. kualitas tesis yang meliputi materi, metodologi, sistematika penulisan dan bahasa
b. kualitas presentasi waktu ujian yang mencakup penguasaan materi dan penguasaan
metodologi
(10) Nilai akhir ujian tesis dinyatakan dengan nilai huruf A, B, C, D
(11) Nilai D atau C dapat diperbaiki satu kali dan nilai ujian ulangan tidak bisa lebih dari B
(12) Hasil ujian tesis diberitahukan oleh Ketua Tim Penguji langsung pada mahasiswa setelah
selesai mengikuti ujian
(13) Naskah tesis dianggap sah setelah ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota Tim
Penguji dan telah disahkan oleh Pengelola Program Studi
(14) Mahasiswa diwajibkan menyerahkan naskah tesis yang telah disahkan sebanyak dua
eksemplar dan softcopy dalam CD kepada Sub-bagian Akademik Pascasarjana di Fakultas
sebagai syarat yudisium dan wisuda
Pasal 155
Ujian Tesis
(1) Tesis diuji oleh Tim Penguji Tesis yang terdiri atas Dosen/Tim Pembimbimg Tesis dan
Dosen Penguji Tesis;
(2) Jumlah Tim Penguji Tesis maksimal 4 orang terdiri atas :
a. Satu Pembimbing Tesis dan 3 orang penguji; atau
b. Dua Pembimbing Tesis dan 2 orang Penguji.
(3) Ujian Tesis tidak bisa dianggap sebagai proses Yudisium untuk menentukan masa studi
mahasiswa.
Pasal 156
Evaluasi Kemajuan Belajar
(1) Pemantauan dan evaluasi belajar mahasiswa Pendidikan Pascasarjana didasarkan pada
pencapaian prestasi mahasiswa.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam 2
(dua) tahap:
a. evaluasi belajar tahap awal;
b. evaluasi belajar tahap akhir.
(3) Evaluasi belajar tahap awal mahasiswa Program Magister dilaksanakan dengan
ketentuan:
a. mahasiswa yang sampai akhir semester 2(dua) tidak mencapai jumlah 15 (lima
belas) sks dan dengan indeks prestasi minimal 3,00 (tiga koma nol nol) tidak
diperkenankan menempuh tesis hingga batas waktu yang ditetapkan
Departemen/Sekolah Bidang Ilmu/Fakultas/Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin;
b. dalam hal batas waktu 1 (satu) semester tambahan mahasiswa tidak dapat mencapai
kemajuan studi sebagaimana dimaksud pada huruf a, mahasiswa yang bersangkutan
tidak diperkenankan melanjutkan studi dan dinyatakan mengundurkan diri atau drop-
out.
(4) Evaluasi belajar tahap akhir mahasiswa Program Magister dilaksanakan dengan
ketentuan:
a. mahasiswa yang sampai akhir semester 3 (tiga) belum menyelesaikan seluruh
kegiatan belajar dengan indeks prestasi paling rendah 3,00 (tiga koma nol nol),
diberikan Surat Peringatan Pertama;
b. mahasiswa yang sampai akhir semester 4 (tiga) belum menyelesaikan seluruh
kegiatan belajar dengan indeks prestasi paling rendah 3,00 (tiga koma nol nol),
diberikan Surat Peringatan Kedua;
c. mahasiswa yang sampai akhir semester 5 (lima) belum menyelesaikan seluruh
kegiatan belajar dengan indeks prestasi paling rendah 3,00 (tiga koma nol nol),
diberikan Surat Peringatan Ketiga dan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
studi paling lama 1 (satu) semester;
d. dalam hal batas waktu 1 (satu) semester tambahan mahasiswa tidak dapat mencapai
kemajuan studi sebagaimana dimaksud pada huruf c, Mahasiswa yang bersangkutan
Pasal 157
Pengukuran Hasil Studi
(1) Nilai akhir suatu mata kuliah ditentukan berdasarkan hasil ujian dan tugas-tugas lain
yang diberikan dosen;
(2) Dalam hal lebih dari satu jenis evaluasi yang digunakan maka kontribusi tiap jenis data
evaluasi diwujudkan dalam bentuk pembobotan sehingga secara keseluruhan
mencerminkan ciri mata kuliah yang bersangkutan.
(3) Pengukuran hasil studi dinyatakan dalam nilai mutlak yang dikonversi menjadi nilai
relatif yang dinyatakan dalam huruf:
a. A setara dengan 4,00;
b. A- setara dengan 3,75;
c. A/B setara dengan 3,50;
d. B+ setara dengan 3,25;
e. B setara dengan 3,00;
f. B- setara dengan 2,75;
g. B/C setara dengan 2,50;
h. C+ setara dengan 2,25;
i. C setara dengan 2,00;
j. C- setara dengan 1,75;
k. C/D setara dengan 1,50;
l. D+ setara dengan 1,25;
m. D setara dengan 1,00;
n. E setara dengan 0.
(4) Apabila mahasiswa mengundurkan diri dari suatu mata kuliah secara tidak sah, maka
nilai untuk mata kuliah tersebut adalah E;
(5) Nilai yang telah dikonversi dalam nilai huruf dicatat dalam format lembaran kartu hasil
studi;
(6) Seluruh nilai yang telah dicapai oleh seorang mahasiswa digunakan sebagai bahan
evaluasi studi;
(7) Setiap akhir semester mahasiswa diberi laporan hasil studi yang dituangkan dalam kartu
hasil studi.
Pasal 158
Penghitungan Indeks Prestasi
(1) Indeks prestasi mahasiswa ditentukan dari nilai semua mata kuliah yang telah ditempuh
dengan kisaran nilai antara 0 sampai 4. Indeks prestasi dapat dihitung berbasis semester
(disebut indeks prestasi semester) ataupun berbasis kumulatif (disebut indeks prestasi
kumulatif);
(2) Indeks prestasi seorang mahasiswa pada suatu semester menentukan pengambilan beban
studi maksimum semester berikutnya;
(3) Nilai suatu mata kuliah yang dipakai untuk menentukan kelulusan dapat diambil dari
nilai tertinggi atau nilai terakhir tergantung pada kebijakan Fakultas/Sekolah
Pascasarjana;
(4) Indeks prestasi dihitung dengan cara mengkonversi nilai mutlak (nilai angka) ke nilai
IP =
Pasal 159
Kartu Hasil Studi
(1) Kartu Hasil Studi (KHS) berisi catatan nilai mata kuliah yang diambil oleh seorang
mahasiswa pada suatu semester beserta indeks prestasi dan beban maksimum SKS yang
boleh diambil pada semester berikutnya;
(2) Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa dapat diakses melalui sistem informasi akademik;
(3) Transkrip nilai resmi dapat diperoleh di Bagian akademik Fakultas/Sekolah Pascasarjana.
Pasal 160
Ujian Susulan
(1) Ujian susulan hanya dapat diselenggarakan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat
khusus dan disetujui oleh Ketua Departemen/ Ketua Program Studi
(2) Hal-hal yang bersifat khusus adalah:
a. calon peserta adalah duta universitas yang mengikuti event ilmu pengetahuan,
olahraga, dan kesenian baik nasional-regional-internasional;
b. orangtua kandung/saudara kandung/suami/isteri/anak meninggal dunia, yang
dibuktikan dengan surat kematian dari kantor lurah dan atau rumah sakit;
c. bencana alam;
d. sakit yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang sah;
e. atau alasan lain yang bisa diterima oleh Program Studi/Fakultas/Sekolah.
(3) Waktu dan teknis pelaksanaan ujian susulan ditentukan oleh pengelola Program Studi.
Pasal 161
Syarat Kelulusan
Pasal 162
Yudisium
(1) Yudisium adalah rapat yang sengaja diadakan oleh Dekan Fakultas/Sekolah Pascasarjana
untuk menetapkan kelulusan dan predikat kelulusan seorang peserta didik berdasarkan
indeks prestasi kumulatif gabungan keseluruhan proses pendidikan;
(2) Rapat Yudisium mahasiswa Program Magister untuk menetapkan kelulusan
diselenggarakan dengan tata cara sebagai berikut.
a. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus ujian tesis Program Magister mengajukan
usulan yudisium kepada Program Studi terkait, dilampiri dengan kelengkapan berkas
berupa:
1. transkrip nilai selama mengikuti Program Magister yang telah mendapat
pengesahan dari ketua Program Studi;
2. naskah tesis yang telah mendapatkan pengesahan dari tim pembimbing, tim
penguji, dan ketua Program Studi;
3. bukti telah mempunyai publikasi ilmiah/naskah yang layak dimuat dalam jurnal
ilmiah dan persyaratan lain yang diperlukan.
b. Ketua Program Studi terkait melakukan evaluasi dan menyampaikan kelengkapan
berkas sebagai bukti bahwa mahasiswa telah menempuh seluruh beban belajar dan
memiliki capaian pembelajaran lulusan sesuai dengan kurikulum dalam rapat
yudisium Fakultas/Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin yang khusus
diselenggarakan untuk memutuskan kelulusan mahasiswa.
c. Fakultas/Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin melaporkan kelulusan mahasiswa
kepada Universitas guna penerbitan ijazah bagi yang bersangkutan.
(3) Fakultas menentukan predikat kelulusan kepada setiap lulusan Program Magister,
berdasarkan hasil penilaian akhir secara komprehensif yang mencerminkan kinerja
akademik lulusan bersangkutan selama mengikuti proses pendidikan pascasarjana di
universitas;
(4) Predikat kelulusan meliputi:
a. cumlaude (predikat kelulusan dengan pujian);
b. sangat memuaskan (predikat kelulusan tinggi);
c. memuaskan (predikat kelulusan sedang).
(5) Predikat lulusan untuk Program Magister adalah sebagai berikut.
a. Lulusan memperoleh predikat cumlaude (predikat kelulusan dengan pujian), apabila
yang bersangkutan memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih dari 3,75 (tiga
Pasal 163
Wisuda Program Magister
(1) Wisuda adalah acara yang bersifat seremonial yang hendak ditunjukan kepada publik
bahwa seseorang telah menyelesaikan studi ditingkat universitas;
(2) Wisuda bersifat tidak wajib untuk diikuti oleh mahasiswa yang telah dinyatakan lulus,
namun demikian Wisuda tidak dapat dilaksanakan bagi lulusan yang sengaja menunda
Wisuda sesuai kehendaknya.
Pasal 164
Surat Keterangan Pengganti Ijazah
(1) Alumni yang kehilangan ijazah atau rusak wajib melapor kepada Polisi.
(2) Alumni tersebut mengajukan permohonan yang dilampiri fotokopi tanda bukti laporan
kehilangan ijazah dari polisi kepada Dekan Fakultas/Sekolah untuk memperoleh surat
keterangan pengganti ijazah yang hilang;
(3) Dekan Fakultas/Sekolah mengecek kebenaran status pemohon dan meneruskan kepada
Rektor untuk menerbitkan surat keterangan pengganti ijazah yang hilang;
(4) Rektor atau pejabat yang ditunjuk menugaskan Direktur Pendidikan dan Pengajaran
untuk menyiapkan surat keterangan pengganti ijazah yang hilang dan ditandatangani oleh
Rektor.
BAGIAN VI : DOSEN
Pasal 165
Dosen
Pasal 166
Alih Kredit
(1) Alih kredit adalah mengalihkan sks suatu matakuliah yang secara materi dan kualitas
setara yang telah diambil oleh mahasiswa di Program Studi/Fakultas/Universitas lain
untuk memenuhi sebagian dari beban studi di Program Studi dimana mahasiswa sedang
menempuh program pendidikan;
(2) Matakuliah-matakuliah yang dapat di-alih kredit-kan sepenuhnya adalah kewenangan
Pengelola Program Studi;
(3) Jumlah sks yang dapat dialihkan maksimum 12 sks.
Pasal 167
Matakuliah Defisiensi
(1) Matakuliah defisiensi adalah matakuliah tambahan yang harus diambil oleh mahasiswa
yang dipandang masih defisien dalam beberapa matakuliah dengan tujuan untuk
memberikan bekal dasar dalam mengikuti proses pembelajaran di Program Studi
(2) Jumlah dan jenis matakuliah defisiensi yang harus diambil oleh mahasiswa ditentukan
oleh Pengelola Program Studi
(3) Jumlah sks matakuliah defisiensi akan diatur oleh masing-masing Pengelola Program
Studi sesuai kebidangan S1 mahasiswa
(4) Jumlah sks matakuliah defisiensi tidak diperhitungkan sebagai bagian dari sks yang
merupakan beban studi minimal
Pasal 168
BAB XI
PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S-3)
Pasal 169
Tujuan Pendidikan
(1) Program Doktor bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai
berikut :
a. Pendidikan Pascasarjana jenjang Doktor diselenggarakan dengan tujuan untuk
menghasilkan lulusan yang menguasai filosofi keilmuan dan dapat
mengembangkannya dalam rangka mengabdi kepada kepentingan bangsa dan
kemanusiaan berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan kebudayaan Indonesia
b. berbudi luhur
c. bersikap terbuka, tanggap terhadap perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian,
serta permasalahan yang dihadapi masyarakat
d. memiliki wawasan dan kemampuan dasar keilmuan dan ketrampilan teknis yang
diperlukan untuk mengadaptasi dan / atau menciptakan metodologi baru yang akan
dipergunakannya dalam melakukan telaah taat kaidah
e. menguasai pendekatan teori, konsep dan paradigma yang paling sesuai dengan bidang
keahliannya
f. akrab dengan permasalahan dan karya serta pemikiran mutakhir para ahli dalam
kawasan keahliannya
g. mampu menggunakan pengetahuan dan ketrampilan dalam kawasan keahliannya
untuk menemukan jawaban dan/atau memecahkan permasalahan yang kompleks
termasuk yang memerlukan pendekatan lintas disiplin
Pasal 170
Penyelenggara Program Studi
Pasal 171
Organisasi Penyelenggara
Pasal 173
Prosedur Pendaftaran
(1) Lamaran diajukan secara online ke laman http://um.ugm.ac.id/ dengan mengisi formulir
yang telah disediakan dan mengunggah dokumen sesuai dengan persyaratan dan jadwal
pendaftaran yang sudah ditetapkan.
(2) Pelamar di Fakultas/Sekolah Pascasarjana yang ada syarat tambahan perlu mencermati
laman um.ugm.ac.id yang terhubung dengan laman Fakultas/Sekolah Pascasarjana
terkait.
Pasal 174
Proses Registrasi
(1) Pelamar dapat mengajukan lamarannya sesuai dengan Kalender Akademik yang
ditetapkan oleh DPP UGM dan dapat dilihat pada laman http://um.ugm.ac.id/
(2) Bagi yang ingin memperoleh Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri dari
Pemerintah, waktu untuk mengajukan lamaran disesuaikan dengan periode anggaran,
dan memenuhi persyaratan dan prosedur khusus yang diatur oleh Direktorat Pendidikan
dan Pengajaran UGM.
Pasal 175
Seleksi Penerimaan
Pasal 176
Registrasi
(1) Pelamar yang diterima harus mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Pendidikan Doktor di
Subbagian Akademik Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM sesuai dengan jadwal
dan persyaratan pendaftaran ulang yang telah ditetapkan dan dapat dilihat pada laman
http://um.ugm.ac.id/, dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.
(2) Pelamar yang diterima harus membayar biaya pendidikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(3) Pada saat pendaftaran ulang, pelamar harus membawa dan menunjukkan ijazah Sarjana
dan Magister beserta transkrip asli dan kelengkapan lainnya kepada Direktorat
Pendidikan dan Pengajaran UGM untuk diverifikasi.
(4) Setiap calon mahasiswa program Doktor yang dinyatakan lulus seleksi/diterima sebagai
mahasiswa baru oleh Universitas Gadjah Mada harus melakukan pembayaran dan
pendaftaran ulang/heregistrasi hingga tanggal yang ditentukan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan Universitas. Apabila tidak melakukan pendaftaran
ulang/heregistrasi, dianggap mengundurkan diri.
(5) Mahasiswa program Doktor yang tidak melakukan heregistrasi/pembayaran kewajiban
biaya studi pada setiap semesternya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
Universitas dianggap mangkir.
BAGIAN IV
KURIKULUM
Pasal 179
Kurikulum
BAGIAN V
PROSES PEMBELAJARAN