Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Umum II


Dosen Pengampu : Galih Mediana S.Psi, M.Si

Disusun oleh :
Aulia Sapphire Rasheesa (10522260 )
Desnda Hafziardhi (10522379 )
Fitri Sari Natasya Aruan ( 10522573 )
Inaya Sabila Rivai (10522683 )
Kelly Aby Sugihartanto ( 10522753 )
Muhammad Aulia Ramadhani Kobandaha (10522897)
Nadhia Nur Amalia Fitriasari ( 10522972 )

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2023
Judul : DERAJAT HIPERTENSI (MENURUT WHO) MEMENGARUHI
KUALITAS TIDUR DAN STRESS PSIKOSOSIAL
Jurnal : STIKES
Volume : Vol. 6 No. 2
Tahun : 2013
Penulis : Mirza Nursyamsu Harfiantoko
Tanggal : 14 April 2023

Abstrak
Pasien hipertensi stres berat menyebabkan kualitas tidur buruk yang berdampak pada
meningkatnya tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kualitas
tidur dan stres psikososial pada pasien hipertensi.

Konsep
Hipertensi adalah penyakit yang bisa dijumpai pada praktik klinik. Menurut The Joint
National Community on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure 7 (JNC VII) hipertensi adalah penyakit yang terjadi pada suatu individu saat
tekanan sistoliknya melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg
berdasarkan rerata dua atau tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau
dua kali kunjungan. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan tekanan
diastolik adalah tekanan darah saat jantung beristirahat di antara detakan. Hipertensi bisa
menyebabkan penderita mengalami stres psikososial yang merupakan reaksi dari stresor
psikososial. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-IV-TR)
mendefinisikan stresor psikososial sebagai “setiap peristiwa hidup atau perubahan hidup yang
mungkin terkait secara temporal (dan mungkin kausal) dengan onset, peristiwa, atau
eksaserbasi gangguan mental”. Psikososial sendiri adalah sebuah konsep yang mengacu
bahwa kesehatan dan perilaku seseorang bergantung pada lingkungan sekitarnya.

Metode Penelitian
Data penelitian diambil dengan metode cross-sectional, yaitu pengambilan data dalam
satu waktu. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang
mendapatkan 96 responden dengan range usia dari 40-65 tahun. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality
Index) merupakan suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur
responden, dan penilaian tingkat stres psikososial menggunakan item stres dari kuesioner
DASS 42, serta klasifikasi tingkat hipertensi responden menurut World Health Organization
yang didapat dari list pasien (Nursalam, 2008).

Hasil Penelitian
1. Penderita hipertensi didominasi oleh wanita. Hal ini dikarenakan perempuan dalam
masa menopause lebih berisiko memiliki tekanan darah sistolik lebih besar daripada
pria dengan BMI dan umur yang sama.
2. Paling banyak responden berumur 56-65 tahun yaitu sebanyak 48 responden (50%).
Kejadian hipertensi berbanding lurus seiring bertambahnya umur, kebanyakan orang
mengalami peningkatan tekanan darah ketika umur 50 tahun keatas.
3. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang
dalam menerapkan gaya hidup sehat terutama mencegah penyakit hipertensi.
4. Paling banyak responden berprofesi sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 38 responden
(39,6%). Hal ini menunjukan bahwa pekerjaan yang dapat menyebabkan kelelahan
fisik bisa menyebabkan stres yang akan berpengaruh terhadap tekanan darah sewaktu
dilakukan pengukuran yang cenderung meningkat.
5. Mayoritas responden tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, minum
minuman beralkohol, dan konsumsi garam berlebih.
6. Bahwa individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi lebih berisiko
tinggi untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak memiliki riwayat
hipertensi dalam keluarganya. Hal ini menunjukan bahwa riwayat hipertensi dalam
keluarga merupakan salah satu faktor predisposisi hipertensi.
7. Hipertensi adalah suatu keadaan patologis yang bersifat menetap, maka obat
antihipertensi wajib dikonsumsi setiap hari dan seumur hidup, bukan hanya bila
sedang timbul gejala saja.
8. Menyatakan bahwa orang yang memiliki tingkat hipertensi rendah memiliki kualitas
lebih baik daripada orang yang memiliki tingkat hipertensi sedang dan tinggi.
9. Dasar pengambilan kesimpulan dari test Mann Whitney adalah jika Asymp. Sig <
0,05 maka hipotesis diterima, sedangkan jika Asymp. Sig > 0,05 hipotesis tidak
diterima. Pada tabel 9 menyatakan hasil Asymp. Sig 0.000 yang berarti HIPOTESIS
DITERIMA. Dengan hipotesis ada perbedaan tingkat hipertensi dari responden yang
memiliki kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk sesuai klasifikasi hipertensi
WHO di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri.
10. Responden yang mengalami stress psikososial rendah bahkan tidak ada masuk ke
klasifikasi hipertensi rendah sedangkan responden yang mengalami stress psikososial
berat cenderung masuk ke klasifikasi hipertensi berat.
11. Dasar kesimpulan uji Kruskal Wallis adalah jika Asymp. Sig < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 diterima (H0 = tidak ada perbedaan ; H1 = ada perbedaan). Pada tabel 11
menyatakan Asymp. Sig 0.000 yang berarti ADA PERBEDAAN. Dengan hipotesis
adanya perbedaan stres psikososial pasien hipertensi sesuai klasifikasi hipertensi
menurut WHO di instalasi Rawat Jalan RS. Baptis Kediri.

Kesimpulan
Pada jurnal ini menjelaskan bahwa pasien hipertensi ringan memiliki kualitas tidur
baik, sebanyak 56,9% pasien hipertensi sedang memiliki kualitas tidur yang buruk, sebanyak
100% dari pasien hipertensi berat memiliki kualitas tidur yang buruk, sebanyak 88,9%
pasien hipertensi ringan mengalami stres ringan, sebanyak 53,8% pasien hipertensi sedang
mengalami stres sedang, sebanyak 77,3% dari pasien hipertensi berat mengalami stres berat,
sebanyak 55,6%. Pasien dengan klasifikasi hipertensi berat memiliki kualitas tidur lebih
buruk dan tingkat stres lebih berat dibandingkan pasien dengan klasifikasi hipertensi ringan.

Daftar Pustaka
Harfiantoko, Mira Nursyamsu & Kurnia, Erlin (2013) DERAJAT HIPERTENSI
(MENURUT WHO) MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR DAN STRESS
PSIKOSOSIAL. STIKES, 6(2), 12.

Krisnanda, Made Yogi (2017). HIPERTENSI. (Ahli Madya, Universitas Udayana, 2017)

Anda mungkin juga menyukai