Anda di halaman 1dari 8

REVIEW WEBINAR PROGRAM 3IN1 NARASUMBER INTERNASIONAL DENGAN

TEMA HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH FEDERAL DENGAN PEMERINTAH


NEGARA BAGIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Hukum dan Konstitusi

Dosen Pengampu:
Dr. Riana Susmayanti, S.H., M.H

Disusun Oleh:
Muhammad Nizar Zulmi
(NIM: 226010100111017)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

MALANG

2023
A. Pembahasan
Deskripsi poin-poin penting
1. Malaysia adalah negara persekutuan. Dalam konteks persekutuan ada 13 negara
federal. Seperti johor, Bahar, Trengganu, Sabah, Serawak dan lainnya. Serta ada
wilayah persekutuan seperti Putrajaya. Dari segi sejarahnya, Malaysia hanya
memiliki wilayah yang ada di semenanjung Malaysia. Akan tetapi, Serawak dan
Sabah pada perkembangannya gabung dengan Malaysia. Sedangkan Singapura
memisahkan diri dari Malaysia.
2. Ada 3 pembagian kekuasaan dalam negara Malaysia yaitu federal government, state
government, dan local government.
3. Federal government, dalam sistem federal terdapat pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal dengan regional/negara bagian. Kerajaan persekutuan tidak
dapat mengintervensi atau ikut campur dengan kerajaan negeri. Ada kuasa yang
tidak dapat dicampuri oleh kerajaan federal terhadap kerajaan negeri karena bukan
kewenangannya.
4. Karakteristik sistem federal adalah:
a. Terdiri dari beberapa negeri-negeri atau negara bagian. Negara bagian
mempunyai urusan lokal sendiri dalam hal pemerintahan. Negeri-negeri yang
membentuk persekutuan maka akan terbentuk negara.
b. Terdapat dua pemerintahan, yaitu pemerintahan federal/pusat dan
pemerintahan negeri/negara bagian.
c. Konsep semi-autonomus unit, dalam pembagian kuasa ada kuasa kerajaan
negeri/otonomi dan tidak akan menyerahkan dengan pemerintahan
pusat/kerajaan persekutuan. Akan tetapi, dua pemerintahan tersebut dapat
berkongsi/bekerja sama dalam hal tertentu.
d. Di Malaysia pelembagaan persekutuan adalah konstitusi tertinggi.
e. Ada mekanisme judicial review. Misal ada pertikaian antara kerajaan negeri
dengan persekutuan maka ada superior court yang akan mengadili.
f. Negara federal terdapat pembagian wilayah yang disebut dalam konstitusi.
g. Keseteraan, yang mana terdapat 13 negeri yang sama derajatnya. Tidak ada
diskriminasi. Tidak ada perbedaan satu sama lain, dan satu level. Dalam

2
pelembagaan juga disebut jumlah wakil-wakil yang boleh dilantik dari setiap
negeri.
5. Pembagian kekuasaan kerajaan persekutuan dengan kerajaan negeri. Kekuasaan
persekutuan seperti pertahanan, pajak, kesehatan, pendidikan dan lainnya.
Sedangkan kekuasaan kerajaan negeri seperti penerapan hukum Islam, pertanian,
kehutanan dan lain-lain. Lalu untuk kewenangan kongsi/bersama seperti beasiswa,
kesehatan publik, taman nasional dan lain-lain.
6. Dalam pelembagaan persekutuan masih boleh untuk melaksanakan kuasa yang ada
dengan kerajaan negeri. Dalam beberapa keadaan perlu ada keseragaman untuk
menjalankan pemerintahan yang lebih baik. Apabila ada yang tidak sama, maka
akan menemui kesulitan untuk menjalankan pemerintahan.
7. Hubungan antara pemerintahan federal
a. Pasal 73 “bahwa artikel ini parlemen di Malaysia boleh membuat undang-
undang untuk seluruh Malaysia atau sebagian wilayah Malaysia saja”
b. Pasal 74 “dalam jadwal ke 9 dsebut pembagian kewenangan antara kerajaan
persekutuan dengan kerajaan negeri”. Sekiranya tidak disebut dalam
konstitusi, maka menjadi kewenangan kerajaan negeri.
c. Pasal 75 “apabila terdepat undang-undang kerajaan negeri yang tidak sesuai
dengan undang-undang federal, maka undang-undang federal yang
digunakan”
d. Pasal 76 ayat (1) kalau Malaysia meratifikasi konvensi PBB maka akan
digunakan untuk seluruh Malaysia, namun bisa juga menjadi undang-undang
ratifikasi negara bagian.
8. Berkenaan dengan financial provisions, keuangan adalah urusan penting bagi
pemerintahan federal. Kerajaan negeri ada peruntukan untuk pembangunan dari
pajak kerajaan negeri. Selain itu, kerajaan persekutuan dapat membantu kerajaan
negeri sesuai dengan jumlah populasi di wilayah negeri.
9. Dalam konstitusi Malaysia, Sabah dan Serawak adalah daerah istimewa. Ada
perjanjian antara Sabah dan Serawak dengan pemerintah federal.
10. Di Malaysia hanya ada satu judicial, yaitu federal court.
Analisis Materi

3
Proses pembentukan negara federal bermula dari beberapa negara-negara
merdeka yang berdaulat, bersepakat menggabungkan diri menjadi suatu negara baru,
yang sering disebut Negara Federal atau Negara Serikat. Dalam kesepakatan itu,
negara-negara tersebut secara bersama-sama menyerahkan sebagian kewenangan
(kedaulatan) yang mereka miliki kepada negara baru, yaitu negara federal yang baru
dibentuk, yang secara tradisional kewenangan yang diserahkan itu terdiri dari
kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, serta kewenangan
dalam bidang yang berkaitan dengan mata uang (moneter). Juniarto menjelaskan
terkait proses terbentuknya negara federal, bahwa dalam negara federal ada beberapa
negara yang semula berdiri sendiri-sendiri, tetapi oleh karena membutuhkan kerja sama
dalam hal-hal tertentu, maka dibentuklah organisasi gabungan, yaitu negara federal,
untuk menyelenggarakan kerja sama itu. Contoh konkret salah satu negara penganut
sistem ini adalah Malaysia.1
Negara Malaysia terdiri atas 13 negara bagian, tiga bagian di antaranya adalah
wilayah federal. Sembilan negara bagian dikatakan Melayu asli yaitu Johor, Kedah,
Kelantan, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor, dan Terengganu dan
Sarawak. Sementara sisanya adalah wilayah federal terdiri dari tiga bagian, yang disebut
wilayah persekutuan, yaitu pulau Labuan, ibukota Kuala Lumpur, dan kota baru
Putrajaya. Sistem Federasi Malaysia terdiri dari pemerintahan pusat dan negara bagian.
Di mana kekuasaan legislatif dan eksekutif federasinya dibagi antara pemerintah pusat
dan negara bagian sesuai dengan Pasal 74 dan 80, Undang-Undang Dasar Malaysia
(federal, negara bagian, Tambahan bersamaan untuk Sabah dan Sarawak). Dalam
federasi dipimpin oleh kepala negaranya sendiri yang disebut Yang di-Dipertuan Negeri
Negeri.2
Undang-Undang Dasar Malaysia memiliki sistem federal yang membagi kekuasaan
pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian. Pembagian kekuasaan ini
tercantum dalam Undang-Undang Dasar Federal. Walaupun undang-undang dasar
menggunakan sistem federal, namun sistem ini berjalan dengan kekuasaan yang besar
dari pemerintah pusat. Beberapa kewenangan dari pemerintah federal adalah: 3

1
Darwin Ginting, Konsepsi Otonomi Daerah Sebagai Alternatif Pilihan Dari Tuntutan Bentuk Negara
Federal Di Indonesia, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 25 No. 02 September 2011, hlm. 350.
2
Nasaruddin Umar, Studi Hukum Perbandingan Sistem Ketatanegaraan Malaysia Dan Indonesia, Jurnal
Tahkim, Vol. 9 No. 2, Desember 2013, hlm. 114.
3
Ibid, hlm. 115-116.

4
a. Urusan luar negeri
b. Pertahanan dan Keamanan nasional
c. Kinerja dan kekuasaan federal, dan keamanan sosial.
d. Polisi, Hukum perdata dan hukum pidana
e. Prosedur administrasi keadilan
f. Kewarganegaraan
g. Keuangan
h. industri, perdagangan dan perniagaan
i. pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan
j. perkapalan, navigasi dan perikanan
k. komunikasi dan transportasi.
Sedangkan beberapa kewenangan negara bagian di Malaysia antara lain adalah:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan praktik agama Islam dalam negara,
b. Hak kepemilikan tanah,
c. Izin pertambangan,
d. Pertanian dan eksploitasi hutan,
e. Pemerintahan kota, dan
f. Kerja publik demi kepentingan negara.
Selain adanya kewenangan dari pemerintah federal dan kewenangan dari negara
bagian. Ada pula kewenangan kongsi yang dikerjakan secara bersama-sama antara
pemerintah federal pemerintah negara bagian seperti beasiswa, kesehatan publik,
pengelolaan taman nasional dan lain-lain.
Dalam negara federasi, otonomi bukanlah masalah antara pemerintah pusat
(pemerintah federal) dengan pemerintah negara bagian. Sebab kekuasaan yang dimiliki
Pemerintah Federal justru bersumber dari Negara-Negara Bagian, dan Negara Bagian
memiliki kekukasaan asli (original) yang bukan bersumber dari suatu pelimpahan
wewenang sebagaimana terdapat dalam hak otonomi”. Menurut Krannenburg,
kelebihan-kelebihan bentuk negara federal adalah sebagai berikut: 4
1) Dalam Negara Serikat, bagian-bagian mempunyai kekuasaan sendiri membuat
konstitusi mereka, dapat mengatur sendiri bentuk organisari mereka dalam
batas-batas konstitusi seanteronya.

4
Ibid, hlm. 347.

5
2) Dalam Negara Serikat kekuasaan pembuat undang-undang pusat untuk
memberikan peraturan mengenai pelbagai perkara telah disebut satu persatu.
Pandangan Kranenburg ini menunjukkan, bahwa di dalam negara federal
kewenangan negara bagian jauh lebih besar (kekuasaan membuat konstitusi dan
undang-undang negara bagian) dari pada daerah otonom dalam bingkai dalam bentuk
negara kesatuan.
Hubungan Antara Pemerintah Federal Dengan Pemerintah Negara Bagian
Dalam bentuk negara yang menganut federasi, setiap negara bagian memiliki
kedaulatan atau kemandirian dalam mengelola dan mengatur kepentingan negara
bagiannya masing-masing. Misalnya, memiliki konstitusi tertulis sendiri, lembaga
legislatif/lembaga perwakilan sendiri, dan kementerian sendiri. Sedangkan dalam aspek
hubungan diplomatik dengan negara lain, urusan keuangan dalam hal yang khusus
(seperti kebijakan fiskal, pajak pemerintah pusat dll.) serta urusan keamanan dan
pertahanan negara dikelola oleh pemerintah federal. Hal tersebut dikarenakan berkaitan
dengan kepentingan bersama yang menyangkut seluruh negara bagian. 5 Pada
kesimpulannya, bahwa negara bagian sebenarnya mirip dengan negara yang berdaulat.
Akan tetapi terdapat perbedaan bahwa kedaulatan negara bagian hanya berlaku ke
dalam negara bagiannya saja, sebab kedaulatan ke luar negara bagian menjadi
kedaulatan negara federal itu sendiri. Hal ini berbanding terbalik dengan negara
kesatuan yang berdaulat baik ke dalam maupun ke luar negaranya. Contoh negara
penganut sistem pemerintahan negara bagian adalah Amerika Serikat, Australia,
Kanada, Malaysia, dan lainnya.6
Sebagai perbandingan, Indonesia pernah menganut bentuk negara federasi yang
bernama Republik Indonesia Serikat. Bentuk negara ini sebagai keputusan dari
Konferensi Meja Bundar pada akhir tahun 1949 yang dengan terpaksa menerima hasil
keputusan tersebut. Bentuk negara federal ini hanya berlaku sejak tanggal 27 Desember
1949 hingga tanggal 17 Agustus 1950 saja. Pembentukan negara federal yang terdiri
dari beberapa negara bagian menjadi strategi Belanda untuk melemahkan persatuan
Indonesia. Belanda menjadikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan federal dan

5
Cecep Cahya Supena dan Diwan Pramulya, Tinjauan Yuridis Tentang Persamaan Dan Perbedaan Sistem
Pemerintahan Daerah Otonom Dengan Sistem Pemerintahan Negara Bagian, Jurnal MODERAT, Volume 8,
Nomor 4, hlm. 787.
6
Ibid. hlm. 796.

6
mengubah daerah-daerah menjadi beberapa negara bagian agar bisa memecah
persatuan di antara daerah tersebut.7

Kesimpulan dan Saran


Negara Malaysia terdiri atas 13 negara bagian, tiga bagian di antaranya adalah
wilayah federal. Sebagai sebuah Negara federasi, yurisdiksi dan kewenangan harus
dibagi antara pemerintah federal dan Negara Bagian. Di mana kekuasaan legislatif dan
eksekutif federasinya dibagi antara pemerintah pusat dan negara bagian sesuai dengan
Pasal 74 dan 80. Beberapa kekuasaan persekutuan atau federal seperti dalam hal
pertahanan, pajak, kesehatan, pendidikan dan lainnya. Sedangkan kekuasaan kerajaan
negeri atau negara bagian hal-hal yang berkaitan dengan praktik agama Islam dalam
negara, hak kepemilikan tanah, izin pertambangan, pertanian dan eksploitasi hutan,
pemerintahan kota, dan kerja publik demi kepentingan negara. Lalu, untuk kewenangan
kongsi atau kewenangan bersama seperti beasiswa, kesehatan publik, pengelolaan
taman nasional dan lain-lain.
Implikasi terhadap penelitian selanjutnya bahwa dalam penulisan review materi ini
penulis berharap dapat memberikan manfaat dan bahan bacaan pada penelitian
selanjutnya untuk meneliti pada sisi lain yang lebih konkret dan mendalam. Lalu, untuk
posisi penulis terhadap materi program 3in1 yang telah dianalisis, penulis merasa
teredukasi dengan baik terhadap materi yang diutarakan oleh narasumber yaitu Prof.
Haslinda dan sesuai dengan referensi jurnal yang penulis jadikan sebagai bahan analisis.
Pertanyaan (saya mengajukan langsung secara lisan kepada narasumber)
Bagaimana mekanisme peradilan di negara bagian dengan peradilan di pusat atau
federal?

7
Muhammad Fajar Sidiq Widodo, Ratio Legis Pembentukan Daerah Khusus Dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Brawijaya Law Student Journal, 2014, hlm, 9-10.

7
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Darwin Ginting, Konsepsi Otonomi Daerah Sebagai Alternatif Pilihan Dari Tuntutan
Bentuk Negara Federal Di Indonesia, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 25 No. 02
September 2011.
Nasaruddin Umar, Studi Hukum Perbandingan Sistem Ketatanegaraan Malaysia Dan
Indonesia, Jurnal Tahkim, Vol. 9 No. 2, Desember 2013.
Muhammad Fajar Sidiq Widodo, Ratio Legis Pembentukan Daerah Khusus Dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, Brawijaya Law Student Journal ,
2014.
Cecep Cahya Supena dan Diwan Pramulya, Tinjauan Yuridis Tentang Persamaan Dan
Perbedaan Sistem Pemerintahan Daerah Otonom Dengan Sistem
Pemerintahan Negara Bagian, Jurnal MODERAT, Volume 8, Nomor 4.

Bukti mengikuti program 3in1

Anda mungkin juga menyukai