Anda di halaman 1dari 2

TUGAS ANALISIS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL – eugene

Soal (1):

Anggaplah kasus fiktif berikut terjadi pada masa berlakunya tiga asas pokok dalam
perkembangan HPI di Masa Romawi, yaitu asas lex rei sitae, le domicilii, dan lex loci
contractus. Keluarga Magnus memiliki tiga orang anak, Alpha, Beta, Gama. Magnus tinggal
di provinsi A di Romawi bersama seorang anaknya, Alpha. Sedangkan kedua anak lainnya,
yaitu Beta dan Gama tinggal masing-masing di provinsi B dan C. Magnus meninggal dunia
dengan meninggalkan warisan berupa sebidang tanah yang terletak di provinsi A. Untuk
menghindari perselisihan, ketiga anak Magnus (yaitu Alpha, Beta, dan Gama) sepakat untuk
memanfaatkan warisan berupa tanah tersebut dengan menyewakannya kepada seseorang
yang bernama Lucius yang berasal dari provinsi D. Lucius setuju untuk menyewa tanah itu
namun dengan syarat bahwa apabila di kemudian hari terjadi sengketa maka pengadilan yang
akan mengadili adalah pengadilan dari provnsi D. Berikan analisis saudara!

ANALISIS:

1) Asas Lex Rei Sitae


Berarti perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak (immovables)
tunduk pada hukum dari dimana benda itu berada/terletak. Berdasarkan pengertian
nya tersebut disangkutpautkan dengan kasus diatas dimana tanah warisan yang
ditinggalkan pak magnus kepada 3 orang anaknya tersebut berada di Provinsi A.
Sehingga, jika terjadi sengketa dikemudian hari maka pengadilan yang akan
digunakan adalah pengadilan di Provinsi A. Hal ini sesuai dengan pengertian dari asas
lex rei sitae dimana tanah warisan tersebut berasal dari Provinsi A maka harus pula
tunduk pada hukum yang berlaku di Provinsi A.
2) Le Domicilii
Menetapkan bahwa hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari
tempat seseorang berkediaman tetap. Yang menjadi persoalan, dalam hukum Romawi
kedudukan seseorang dapat dikaitkan dengan dua titik taut, yaitu kewarganegaraan
(origo) yang dapat ditentukan karena tempat orang tua (ayah / ibu), adopsi,
penerimaan atau pemilihan; atau Domicili adalah komunitas yang telah dipilih
seseorang sebagai tempat kediaman tetap. Dari pengertian Le Domicilii tersebut dapat
kita lihat bahwasannya, dalam permasalahan kasus diatas mengenai sengketa
pengadilan yang digunakan yaitu harus dilihat dari kewarganegaaan yang dimiliki dan
domisili tempat tinggalnya.
3) Lex Loci Contractus
Menetapkan bahwa terhadap perjanjian-perjanjian (yang melibatkan pihak-pihak
warga dari propinsi yang berbeda) berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian.
Berdasarkan pengertian tersebut, jika dilihat pada kasus diatas bahwasannya antara
ketiga anak pak magnus dengan pak Lucius sebagai penyewa tanah dalam membuat
kesepakatan penyewaaan tanah sebelumnya sudah setuju untuk menggunakan hukum
yang berlaku di tempat dimana pembuatan perjanjian tersebut dilakukan.

Pertanyaan yang muncul:

1. Apakah ketiga anak pak magnus (Alpha, Beta dan Gama) tersebut setuju dengan
syarat yang diberikan oleh Pak Lucius yaitu menggunakan pengadilan Provinsi D jika
terjadi sengketa?
2. Dimanakah tempat pembuatan kesepakatan penyewaan tersebut dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai